makalah tanaman jamu2 (2).docx

download makalah tanaman jamu2 (2).docx

of 9

Transcript of makalah tanaman jamu2 (2).docx

BAB IPENDAHULUAN

Sejak ribuan tahun yang lalu, obat dan pengobatan tradisional sudah ada di Indonesia. Pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat merupakan pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami (Hembing, 2001).Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.Bahan baku untuk ramuan tradisional diantaranya jenis tanaman rempah-rempah, tanaman hias, dan tanaman liar yang ada di lingkungan sekitar kita. Jenis tanaman rempah adalah berbagai jenis tanaman yang memberikan aroma dan rasa khusus pada makanan dan minuman. Selain sebagai penyedap makanan, rempah juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat dan jamu seperti jahe, kunyit, temulawak, dan serai. Rempah-rempah umumnya hidup di daerah tropis, termasuk di Indonesia (Septiatin, 2008).

BAB IIPEMBAHASAN1. Obat TradisionalMenurut Badan POM Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh. Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari tumbuhan yang bisa dimanfaatkan sebagai obat adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk sediaan obat tradisional yang banyak dijual dipasaran dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.a. Persyaratan Obat Tradisional Standar BPOMObat herbal yang diproduksi dan dijual ke masyarakat umum harus memenuhi aturan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), antara lain mengenai persyaratan obat tradisional, aturan kemasan, serta pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB).Beberapa Persyaratan Obat Tradisional, antara lain :1. Untuk serbuk (berupa butiran homogen dengan derajat halus yang cocok; bahan bakunya berupa simplisia/bahan kering):a. Kadar air tidak lebih dari 10%.Angka kapang (semacam jamur yang biasanya tumbuh pada permukaan makanan yang sudah basi atau terlalu lama tidak di olah), dan khamir (ragi) tidak lebih dari 10.b. Mikroba patogennya negatif/nol.Aflatoksin tidak lebih dari 30 bpj (bagian per juta).2. Serbuk dengan bahan baku simplisia dilarang ditambahkan bahan pengawet.3. Wadah tertutup baik, disimpan pada suhu kamar, ditempat kering dan terlindung dari sinar matahari.4. Untuk kapsul (obat tradisional yang terbungkus cangkang keras atau lunak):Waktu lunak tidak lebih dari 15 menit.Isi kapsul harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:- Kadar air isi kapsul tidak lebih dari 10%- Angka kapang dan khamir tidak lebih dari 10- Aflatoksis tidak lebih dari 30 bpj.- Dalam wadah tertutup baik, disimpan pada suhu kamar, ditempat kering dan terlindung dari sinar matahari.5. Aturan KemasanKemasan obat tradisional memiliki aturan-aturan yang jelas dari BPOM. Desain kemasan obat yang tidak memenuhi ketentuan-ketentuan ini akan ditolak oleh BPOM, menjadikan produk tersebut tidak memiliki nomor registrasi dan menjadi ilegal bila diedarkan.Beberapa aturan Desain Kemasan Obat Tradisional BPOM:1) Merek2) Ilustrasi3) Khasiat4) Nomor regristrasi5) Logo Obat Tradisional dibagian kiri atas. Penggunaan warna logo juga tidak bisa diubah, standar warna yang digunakan adalah warna hijau tua6) Nama produsen7) Komposisi produk8) Peringatan/Perhatian (optional dari BPOM)9) Netto/Isi10) Khasiat produk pada kemasan obat tradisional harus sama dengan sertifikat yang diberikan oleh BPOM. Khasiat tidak boleh dilebih-lebihkan11) Cantumkan cara penyimpanan agar kandungan produk tidak mudah kadaluarsa12) Dosis13) Nomor produksi dan tanggal kadaluarsa, sehingga mudah mengecek tanggal produksi, ataupun hal lain seperti pengajuan komplain dari konsumen atas ketidakpuasan isi produk14) Logo halal

b. Aturan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik1. BangunanMemenuhi persyaratan higienis dan sanitasi, tahan terhadap pengaruh cuaca, serta dapat mencegah masuknya rembesan dan masuk dan bersarangnya serangga, binatang pengerat, burung dan binatang lainnya, serta Memudahkan dalam pelaksanaan kerja, pembersihan dan pemeliharaan.Yang perlu diperhatikan antara lain: Ruangan pengolahan tidak boleh digunakan untuk lalu lintas umum dan tempat penyimpanan bahan yang tidak termasuk dalam proses pengolahan. Ruang pengolahan produk tidak digunakan untuk kegiatan lain. Mempunyai sarana pembuangan dan atau pengolahan limbah yang memadai dan berfungsi dengan baik. Ventilasi udara serta pipa-pipa saluran dipasang sedemikian rupa untuk mencegah timbulnya pencemaran terhadap produk. Bebas dari retakan dan sambungan terbuka serta mudah dibersihkan dan disanitasi. Ruangan atau tempat penyimpanan hendaklah cukup luas, terang dan memungkinkan penyimpanan bahan dan produk jadi dalam keadaan kering, bersih dan teratur, dan lain-lain.2. Peralatan Peralatan yang digunakan tidak menimbulkan serpihan atau akibat yang merugikan produk. Peralatan yang digunakan untuk menimbang, mengukur, menguji, dan mencatat hendaklah diperiksa ketelitiannya secara teratur serta ditera menurut suatu program dan prosedur yang tepat. Penyaring yang menggunakan asbes tidak boleh digunakan. Bahan-bahan yang diperlukan untuk tujuan khusus, seperti bahan pelumas, bahan penyerap kelembaban, air kondensor dan sejenisnya tidak boleh bersentuhan langsung dengan bahan yang diolah.3. Karyawan Menjalani pemeriksaan kesehatan Jika ada yang mengidap penyakit dan luka terbuka, hekndaknya tidak menangani bahan baku karena akan menurunkan kualitas produk. Mencuci tangan sebelum memasuki ruang pembuatan Melaporkan kepada atasan jika ada yang dapat menurunkan kualitas dari produk. menggunakan seragam kerja, penutup rambur, masker, sarung tangan, dan lain sebagainya yang bersih sesuai dengan tugas yang dilaksanakan. Dilarang merokok, makan dan minum serta perbuatan lain yang dapat mencemari mutu produk didalam ruangan pembuatan dan ruang penyimpanan.

Indonesia merupakan negara yang mempunyai keaneragaman hayati yang paling banyak di dunia. Dari nenek moyang terdahaulu keanekaragaman hayati ini sudah dimanfaatkan, salah satunya dalam pengobatan atau lebih dikenal dengan obat tradisional. Kategori obat tradisional di Indonesia ada 3 macam yaitu :1) JamuJamu adalah sediaan bahan alam yang khasiatnya belum dibuktikan secara ilmiah, namun khasiat tersebut dipercaya oleh orang berdasarkan pengalaman empiric. Dalam sediaan jamu, bahan baku yang digunakan pun belum mengalami standarisasi karena masih menggunakan seluruh bagian tanaman.Kriteria jamu antara lain adalah sebagai berikut:- Aman- Klaim khasiat dibuktikan secara empiris- Memenuhi persyaratan mutu2) OHT (Obat Herbal Terstandar)Obat Herbal Terstandar (OHT) merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi.OHT memiliki grade setingkat di bawah fitofarmaka.OHT belum mengalami uji klinis, namun bahan bakunya telah distandarisasi untuk menjaga konsistensi kualitas produknya.Uji praklinik dengan hewan uji, meliputi uji khasiat dan uji manfaat, dan bahan bakunya telah distandarisasi.Ada lima macam uji praklinis yaitu uji eksperimental in vitro, uji eksperimental in vivo, uji toksisitas akut, uji toksisitas subkronik, dan uji toksisitas khusus. Uji toksisitas akut bertujuan mencari besarnya dosis tunggal yang membunuh 50% dari kelompok hewan coba (LD50).Pada tahap ini sekaligus diamati gejala toksik dan perubahan patologik organ pada hewan yang bersangkutan. Sedangkan uji toksisitas jangka panjang (subkronik dan kronik), bertujuan meneliti efek toksik pada hewan coba setelah pemberian obat ini secara teratur dalam jangka panjang dan dengan cara pemberian seperti pada pasien nantinya. Lama pemberian bergantung pada lama pemakaian nantinya pada penderita. Penelitian toksisitas jangka panjang meliputi penelitian terhadap system reproduksi termasuk teratogenisitas dan mutagenisitas, serta uji ketergantungan.Walaupun uji farmakologi-toksikologik pada hewan ini memberikan data yang berharga, ramalan tepat mengenai efeknya pada manusia belum dapat dibuat karena spesies yang berbeda tentu berbeda pula jalur dan kecepatan metabolisme, kecepatan ekskresi, sensitivitas reseptor, anatomi, atau fisiologinya.Kriteria Obat Herbal Terstandar antara lain:-Aman-Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau pra-linik-Bahan baku yang digunakan telah mengalami standarisasi-Memenuhi persyaratan mutu.

3) FitofarmakaFitofarmaka merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah distandarisasi. Salah satu syarat agar suatu calon obat dapat dipakai dalam praktek kedokteran dan pelayanan kesehatan formal (fitofarmaka) adalah jika bahan baku tersebut terbukti aman dan memberikan manfaat klinik. Syarat fitofarmaka yang lain adalah:-Klaim khasiat dibuktikan secara klinik-Menggunakan bahan baku terstandar-Memenuhi persyaratan mutu.Untuk membuktikan keamanan dan manfaat ini, maka telah dikembangkan perangkat pengujian secara ilmiah yang mencakup uji farmakologi (pembuktian efek atau pengaruh obat), uji toksikologi (pembuktian syarat keamanan obat secara formal), dan uji klinik (manfaat pencegahan dan penyembuhan penyakit atau gejala penyakit).Uji klinik merupakan uji yang dilakukan pada manusia, setelah pengujian pada hewan (pra-klinik).Uji klinik pada manusia baru dapat dilakukan jika syarat keamanan diperoleh dari pengujian toksisitas pada hewan serta syarat mutu sediaan memungkinkan untuk pemakaian pada manusia. Pengujian klinik calon obat pada manusia terbagi dalam beberapa fase yaitu : Fase I :Dilakukan pada sukarela sehat untuk melihat apakah efek farmakologi, sifat farmakokinetik yang diamati pada hewan juga terlihat pada manusia.Pada fase ini ditentukan hubungan dosis dengan efek yang ditimbulkan dan profil farmakokinetik obat pada manusia. Fase II :Dilakukan pada kelompok pasien secara terbatas (100-200 pasien) untuk melihat kemungkinan penyembuhan dan pencegahan penyakit.Pada fase ini rancangan penelitian masih dilakukan tanpa kelompok pembanding (kontrol), sehingga belum ada kepastian bukti manfaat terapetik. Fase III :Dilakukan pada pasien dengan rancangan uji klinik yang memadai, memakai kontrol sehingga didapat kepastian ada tidaknya manfaat terapetik. Fase IV :Pemantauan pasca pemasaran (surveilan post marketing) untuk melihat kemungkinan terjadinya efek samping yang tidak terkendali pada waktu pengujian pra klinik atauklinik fase 1 , 2 , 3.

2. Analisis obat tradisionalAntangin JRG dikenal masyarakat Indonesia sebagai jamu yang efektif untuk pengobatan masuk angin. Selain berkhasiat mengatasi gejala-gejala masuk angin, Antangin JRG trbukti membantu meningkatkan sistem imun atau kekebalan tubuh dan menjaga stamina. Hal ini berdasarkan sumber hasil penelitian Bagian Farmakologi, UGM.

Antangin mempunyai aroma jahe yang mantap, memberi rasa hangat yang tahan lama. Keadaan itu dikarenakan Antangin mengandung jahe alami yang telah terbukti berkhasiat menghangatkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Bahan baku Antangin dikembangkan oleh PT Deltomed di lahan subur seluas 20 hektar di kaki Gunung Lawu, yang berada 700 meter di atas permukaan laut. Cuaca dingin serta udara bersih membuat lahan perkebunan sangat bagus, sehingga hasil panen terus meningkat dan terjaga kualitasnya. Bibit tanaman dan bahan mentahnya pun telah melalui seleksi yang sangat ketat. Teknologi dan peralatan modern diterapkan dalam keseluruhan proses produksi, mulai dari panen, pencucian bahan dasar dari kotoran dan zat-zat kontaminer, pengeringan, penggilingan, hingga proses ekstraksi.Seluruh proses manufaktur Antangin telah mengikuti standar peraturan yang ketat, serta diproduksi dan dikembangkan sesuai dengan standar GMP Indonesia (CPOTB) yang setara dengan CPOB, acuan untuk memproduksi obat-obat berstandar dan berkualitas terbaik.Antangin JRG, ada 2 macam sediaan yaitu: Antangin JRG tablet Antangin JRG sirupYang akan kami bahas adalah Antangin JRG sirup, obat ini merupakan obat yang termasuk kedalam golongan Jamu. Komposisi yang terkandung dalam tiap 15ml ekstrak terdiri dari bahan-bahan berkhasiat : Zingiberis rhizoma 7,336 Royal jelly 0,525 Panax gingseng ekstract 1,05 Blumeae folia 2,445 Menthae folia 4,89 Mel depuratum (madu) 9,75Antangin JRG mempunyai khasiat sebagai berikut : Mengobati masuk angin seperti, meriang, mual, perut kembung, keluar keringat dingin, capek-capek dan pusing. Melegakan tenggorokan Mabuk perjalanan Menjaga daya tahan tubuh ketika pergantian cuaca, kurang tidur,bekerja keras dan perjalanan jauh.Dosis pemakaian untuk Antangin JRG :a) Untuk dewasa : Untuk mengobati masuk angin, minum sehari 3 x 1 sachet sesudah makan sampai sembuh. Untuk mabuk perjalanan, minum 1 sachet sebelum perjalanan jauh. Untuk menjaga kondisi tubuh, minum sehari 3 x 1 sachet sesudah makan secara teratur.b) Untuk anak-anak (6-12 tahun) : dari dosis dewasa.Diproduksi oleh PT.Deltomed Lab

BAB IIIPENUTUP

1. SIMPULANObat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.Penggunaan obat tradisional sekarang meningkat dikarenakan efek yang ditimbulkan tidak terlalu besar atau tidak ada sama sekali karena masih bisa di cerna oleh tubuh.Kategori obat tradisional yang ada di Indonesia :1) Jamu2) Obat Herbal Terstandar (OHT)3) Fitifarmaka

2. SARANDemikian yang dapat kami paparkan mengenai Analisis Obat Trdisional yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

9