Makalah - Tahap Pembuatan Iklan
-
Upload
rizka-isti-qomarya -
Category
Documents
-
view
1.224 -
download
115
Transcript of Makalah - Tahap Pembuatan Iklan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Periklanan sesungguhnya sudah ada sejak dikenal peradaban manusia dan
sudah digunakan sebagai wahana untuk mengkomunikasikan kebutuhan
membeli dan menjual berbagai produk barang atau jasa. Periklanan yang
dikenal pada saat itu masih dalam bentuk pesan berantai yaitu lewat
pengumuman – pengumuman yang disampaikan secara lisan. Tetapi setelah
mengenal tulisan manusia pun mulai menggunakan sarana tulisan sebagai alat
penyampaian pesan.
Bentuk iklan pun mengalami perkembangan yang semula dan relief –
relief yang di ukir pada dinding – dinding sampai memakai tanda dan simbol
atau papan nama. Bentuk awal periklanan itu sendiri terbatas pada papan –
papan nama sederhana yang menunjukan nama sebuah toko, penginapan,
restoran. Setelah sistem percetakan ditemukan oleh Gutenberg pada tahun 1450
dan muncul sejumlah surat kabar mingguan iklan semakin sering digunakan
untuk kepentingan komersial. (Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan, hal. 3
dalam Nugroho, 2010).
Menurut Kotler (2005:278) dalam (Nugroho, 2010) upaya periklanan
mempunyai beberapa tujuan antara lain: menginformasikan adanya merk
produk di pasaran, membujuk konsumen untuk membeli produk, dan
mengingatkan konsumen terhadap produk. Sedangkan menurut Tjiptono
(2001:139), iklan mempunyai empat fungsi utama yaitu, (1) menginformasikan
kepada khalayak menngenai seluk beluk produk (informative), (2)
mempengaruhi khalayak untuk membeli (persuading), (3) menyegarkan
informasi yang telah diterima khalayak (reminding), dan (4) menciptakan
suasana yang menyegarkan sewaktu khalayak menerima atau mencerna
informasi (entertainment).
Agar tujuan dan fungsi iklan tersebut tercapai maka manajer pemasaran
harus memulai dengan mengidentifikasikan pasar sasaran dan motif pembelian.
Kotler (2005:277) dalam (Nugroho, 2010) mengemukakan adanya lima
1
keputusan utama dalam membuat program periklanan, yang disebutnya dengan
lima M, yaitu: mission, money, message, media, dan measurement.
Pengidentifikasian pasar sasaran dan motif pembelian merupakan salah
satu rangkaian tahapan dari pembuatan iklan. Keberhasilan suatu iklan
bergantung dari keseluruhan langkah – langkah pembuatan iklan tersebut.
Mata kuliah Teknologi Promosi Kesehatan Masyarakat merupakan salah
satu mata kuliah wajib di semester VII. Dimana pada mata kuliah ini
mahasiswa diharapkan dapat membuat suatu media promotif yang menarik
masyarakat dalam penyampaian pesan – pesan kesehatan.
Iklan merupakan salah satu media promosi yang efektif dalam
penyampaian suatu pesan. Oleh sebab itu, untuk mengetahui bagaimana
tahapan – tahapan pembuatan iklan dilakukan, maka pada makalah ini penulis
membahas bagaimana tahapan – tahapan pembuatan iklan dibuat.
1.2. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana proses pembuatan iklan ?
2. Mengetahui alur – alur pembuatan iklan ?
3. Mengetahui bagaimana penyusunan Creative Brief ?
4. Mengetahui bagaiamana strategi penyampaian pesan iklan ?
5. Mengetahui bagaimana menilai kefektivitasan / keberhasilan iklan ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Gambaran Umum Tahapan Pembuatan Iklan
Pembuatan iklan pada umumnya merupakan serangkaian proses, yang
diawali dari keinginan pengiklan (Produsen) untuk meningkatkan pemasaran
produknya dengan bantuan iklan, kemudian kepala bagian pemasaran, promosi
atau manajer iklan perusahaan tersebut akan menghubungi perusahaan
periklanan (biro iklan) untuk membantunya mempersiapkan program
periklanan dan membuat materi iklan guna mendukung promosi penjualan.
Biro iklan tersebut kemudian akan membantu produsen dalam menyiapkan
kegiatan periklanan (memberikan proposal program periklanan, membuat
materi iklan dan memasang iklan di media). Setelah program dan materi iklan
disetujui, maka biro iklan akan menghubungi pihak media (media massa) untuk
pemuatan / penayangan iklan.
Hal lain yang juga kadang terjadi adalah terbaginya fungsi biro iklan,
dimana biro iklan lebih banyak berfungsi sebagai perancang kreatif (creative
boutique). Disini yang dimaksud adalah biro iklan hanya menjalankan fungsi
perencanaan program serta perancangan dan desain iklan, baik desain visual
maupun rancangan naskah /teks iklan.
Pada tahap pembuatan materi iklan, khususnya untuk iklan yang
membutuhkan banyak sarana dan fasilitas seperti misalnya iklan luar ruang
atau iklan televisi, maka biro iklan tersebut akan menyerahkannya kepada
pihak lain yang disebut rumah produksi (production house).
Rumah produksi adalah perusahaan yang mengkhususkan diri pada
pekerjaan pembuatan materi iklan, biasanya yang dikerjakan adalah pembuatan
materi iklan televisi, radio dan luar ruang (billboard). Pada beberapa rumah
produksi, juga memiliki layanan kreatif dalam bentuk pembuatan desain visual
iklan atau penciptaan lagu iklan (jingle).
Disamping rumah produksi, masih ada beberapa lembaga yang juga
berfungsi mendukung pekerjaan pembuatan iklan, misalnya penyedia model
iklan. Beberapa biro iklan sering memanfaatkan perusahaan-perusahaan
3
tersebut untuk mempersingkat pekerjaan pencarian model iklan (talent
scouting), seleksi dan pelatihan model iklan hingga pengurusan kontrak kerja
dengan model yang bersangkutan.
Secara sederhana, urutan proses tersebut dapat dilihat pada bagan berikut
ini :
Gambar 2.1. Proses Pembuatan Iklan
Pada tahap berikutnya, proses berlangsung didalam biro iklan, dimana
petugas dari bagian Bina Usaha (account executive) akan menemui pengiklan
untuk membicarakan rencana promosi dan pembuatan iklan. Setelah mendapat
informasi yang diperlukan dari pengiklan. Account Executive akan
mengadakan pertemuan dengan bagian kreatif dan perencana media di biro
iklan.
Pertemuan ini membicarakan berbagai informasi mulai dari rencana
pemasaran (produk, harga, distribusi dan promosi) dan informasi tentang
produk yang diperolehnya dari pengiklan. Dalam pertemuan yang disebut
Brainstorming ini, dibicarakan usulan-usulan sementara dari pihak kreatif dan
media.
Proses selanjutnya yang masih berlangsung di biro iklan adalah pembuatan
rencana program periklanan dan upaya mempersiapkan materi iklan. Program
periklanan dibuat sesuai rencana promosi dari pengiklan dengan penjabaran
dalam bentuk strategi kreatif dan strategi media, lengkap dengan perkiraan
kebutuhan biayanya.
Setelah program selesai disusun, strategi kreatif dijabarkan Jalam bentuk
visualisasi iklan dan penulisan naskah, sedangkan strategi media dituangkan
kedalam bentuk rencana media (pemilihan media dan penjadwalannya. Pada
tahap ini, uga dibuat bentuk tampilan kasar (draft) dari materi iklan yang akan
dibuat.
Hasil penyusunan rencana program periklanan ini kemudian dibicarakan
dalam pertemuan intern antara account executive bagian kreatif dan bagian
4
Pengiklan Biro Iklan Media Periklanan
media. Apabila masih terdapat kekurangan, rencana program periklanan
tersebut diperbaiki.
Tahap selanjutnya adalah pertemuan antara biro iklan yang diwakili oleh
account executive dengan pengiklan. Pertemuan ini membicarakan usulan
program periklanan serta contoh rancangan materi iklan. apablila pengiklan
setuju dengan apa yang diusulkan, maka biro iklan dapat melangkah kedalam
proses pembuatan materi iklan.
Namun demikian, apabila ada bagian yang tidak disetujui atau ingin
diubah, maka biro iklan akan mengerjakan revisi program atau rancangan
materi iklan. Kemudian, revisi program dan rancangan materi iklan tersebut
kembali dibicarakan dengan pihak pengiklan untuk mendapatkan persetujuan.
Setelah semuanya disetujui, biro iklan akan melaksanakan program yang
telah disusunnya dan mengerjakan materi iklan final. Pihak perencana media
akan menghubungi media massa untuk pemuatan / penayangan iklan dan
menyiapkan tampilan iklan di media periklanan lainnya.
Setelah materi iklan telah selesai dibuat secara keseluruhan dan telah
mendapat persetujuan oleh klien (pihak produsen), materi iklan tersebut akan
diserahkan ke media massa untuk dimuat / ditayangkan dan setelah itu, biro
iklan akan mengajukan penagihan atas seluruh biaya periklanan kepada
pengiklan.
5
Gambar 2.2. Alur Pembuatan Iklan
6
Pengiklan Marketing Brief Account Executive
Brainstorming
Penyusunan Rencana Kreatif (Visual & Naskah)
Penyusunan Rencana Media (Media Mix, Schedule, Budget)
Proposal Program Periklanan
Internal Meeting (di Biro Iklan)
External Meeting (dengan Pengiklan)
Revisi Program Periklanan
Persetujuan Klien (Pengiklan)
Eksekusi Program(Pembuatan Materi Iklan)
Media Perikalanan
Penagihan Biaya Periklanan(kepada Pengiklan)
2.2. Tahapan – Tahapan Pembuatan Iklan
Tahapan – tahapan pembuatan iklan terdiri beberapa langkah yang akan
dijelaskan sebagai berikut :
1) Penentuan Strategi Periklanan
Strategi memegang peranan vital dalam penentuan keberhasilan iklan.
Strategi merupakan dasar membangun merek, strategi menjaga agar periklanan
dan elemen pemasaran berada dalam jalur yang tepat serta membangun
kepribadian merek dengan jelas dan konsisten. Strategi mewakili jiwa sebuah
merek dan menjadi elemen penting untuk keberhasilan (Roman, Maas &
Nisenholtz, 2005). Strategi iklan harus mampu menjawab pertanyaan dasar
yang dirumuskan dalam 5W + 1H (Suhandang, 2005) yaitu :
What : apa tujuan iklan ?
Who : siapa khalayak yang akan dijangkau ?
When : kapan iklan dipasang ?
Where : dimana iklan dipasang ?
Why : mengapa harus demikian ?
How : bagaimana bentuk iklannya ?
Tujuan dari strategi adalah usaha untuk menciptakan iklan yang efektif,
oleh karena itu selain rumusan pertanyaan 5W + 1H maka pengetahuan yang
cukup tentang produk, persaingan pasar atau kompetitor dan analisis mendalam
tentang konsumen merupakan kunci pokok yang harus diketahui oleh pemasar
sebelum merumuskan sebuah strategi.
2) Marketing Brief
Marketing brief merupakan suatu kegiatan untuk mendapatkan
pengetahuan mengenai produk yang akan diiklankan. Informasi mengenai
produk atau jasa yang akan diiklankan, termuat dalam marketing brief yang
dibuat oleh klien. Informasi tersebut biasanya meliputi :
Brand, merupakan penjelasan apakah merek tersebut adalah merek
baru atau merek yang telah lama ada di pasar
7
Product knowledge, penjelasan singkat tentang fitur yang
terkandung dalam produk
Diferensiasi, keunggulan yang membedakannya dengan kompetitor
Target Audience, yaitu segmentasi yang dimaksud oleh suatu
produk yang akan diiklankan. Kelompok mana yang akan menjadi
target market suatu produk tersebut.
Analisis SWOT (Strategy, Weakness, Opportunity, & Threat),
tujuan mengetahui SWOT adalah untuk menganalisis suatu produk
yang dibandingkan dengan produk pesaing, serta kondisi dan
kecendrungan pasar.
Kompetitor, produk apa yang menjadi kompetitor dari produk yang
akan diiklankan.
Informasi yang telah didapatkan dari klien tadi harus disesuaikan
dengan informasi yang dicari oleh biro iklan. Informasi – informasi
tambahan tersebut dapat diperoleh dari berbagai pihak. Dapat dilakukan
riset pribadi dalam skala kecil: ke pasar, toko, supermarket untuk melihat
bagaimana produk tersebut di pasaran. Wawancaralah konsumen pemakai,
bagaimana komentar mereka. Jika mereka puas, tanyalah apa yang
menyebabkan puas. Jika mereka tidak puas, tanyalah mengapa tidak puas.
3) Penyusunan Creative Brief
Setelah marketing brief yang dibuat oleh iklan dan berdasarkan research
oleh biro iklan maka disusunlah creative brief. Creative brief merupakan
rangkuman yang terdiri dari penjabaran strategi untuk menstimulasi tujuan
yang besar. Creative brief merupakan jembatan strategi dengan kreativitas
perikalanan, yang mewakili situasi sekarang, kompetisi, kondisi pasar dan
pertimbangan media. Creative brief menjadi strategi hidup dan memberikan
pandangan penting bagi tim kreatif untuk menetapkan strategi dan menentukan
ide penjualan utama, yang akan menjadi tema pusat kampanye periklanan.
Hal – hal yang biasanya terdapat di dalam creative brief ini diantaranya
sebagai berikut :
8
a. Gambaran Proyek
Klien : data diri yang otentik tentang klien, meliputi nama,
alamat, nomor telepon, dan sebagainya.
b. Ruang Lingkup
Usaha : data umum tentang usaha yang dijalankan klien
Produk : apa yang dihasilkan dari klien
Batas waktu : Setelah batas waktu diketahui, dapat dengan
mudah disusun jadwal terhadap proyek
c. Tim Kerja
Account Executive : wakil dari Departemen Layanan Klien
Creative Director : Pengarah Kreatif, pemimpin departemen Kreatif
Copywriter : Penulis naskah iklan
Art Director : perencana tampilan visual yang dikolaborasikan
dengan teks
d. Keterangan Produk
Bentuk promo : penjelaskan tentang benda promo yang dikehendaki
seperti iklan media cetak, iklan radio, iklan televisi, kalender, dsb.
Non fisik : penjelasan mengenai kekuatan non fisik yang
hendak ditonjolkan demi keberhasilan sebuah iklan. Misalnya,
gengsi, kebanggaan kelompok, kesan intelektualitas, selera rasa
yang tinggi, dsb.
Fisik : penjelasan mengenai kekuatan fisik yang terdapat
pada produk dandisepakati akan dikampayekan. Misalnya :
kekuatan, masa usia pakai yang lama, anti karat, anti bocor, tanpa
bahan pengawet, dsb.
Positioning : posisi produk di tengah banyaknya komunikasi
iklan
Diferensiasi : ciri khas produk yang membedakan dengan produk
lain
Arah pasar : arah pasar yang hendak disasar, regional, nasional,
internasional
9
Selling point : kelebihan produk yang membedakannya dengan
konpetitor
e. Konsumen
Rasional : alasan logis konsumen menggunakan produk: nilai
guna, waktu penggunaan yang tepat
Emosional : alasan emosi konsumen menggunakaan produk:
kebanggaan, ekslusifitas, keingginan untuk dihargai, kepercayaan
diri, dan sebagainya
Target audience : kelompok sasar yang hendak dituju oleh promosi
yang dijalankan
Strategi pendekatan : penentuan strategi didasarkan pada reaserch:
apakah akan dari aspek emosional atau rasional.
Cara komunikasi : konsep komunikasi tampilan iklan, baik dari
sudut desain, visual, layout, tipografi, gaya bahasa seperti apa yang
yang akan dipakai.
Tema : tema kreatif yang akan dikembangkan dalam
penciptaan sebuah iklan
4) Penentuan Pesan
Pesan dari suatu iklan merupakan hal yang sangat penting, hal ini
disebabkan karena pesan dapat menentukan keberhasilan dari suatu iklan.
Pesan yang disampaikan tentunya harus sesuai dengan sasaran dan tujuan yang
ingin dicapai, oleh karena itu pesan dari suatu iklan haruslah efektif sehingga
konsumen memahami dari pesan yang ingin disampaikan olehiklan tersebut.
Ada banyak strategi pendekatan dalam menganalisis sebuah produk untuk
menemukan pesan apa (what to say) yang ingin disampaikan kepada
konsumen. Pemilihan strategi yang terbaik adalah tergantung dari produk,
kompetitor dan target market. Beberapa strategi tersebut diantaranya :
a. Brand
Brand merupakan bentuk – bentuk asosiasi yang menghubungkan suatu
produk dengan gagasan tertentu yang melekat pada benak orang. Dewi (2005:
14) dalam Nugroho (2012) menyebutkan bahwa brand adalah ide, kata, desain,
10
desain grafis atau suara/bunyi yang menyimbolkan produk, jasa, dan
perusahaan yang memproduksi produk dan jasa tersebut. Semua aspek ini
menerbitkan asosiasi khusus dalam benak konsumen, misalnya tentang kualitas
produk, makna simbolis yang terkandung dalam pengalaman emosional dan
psikologis yang dialami konsumen dalam bersentuhan dengan brand tersebut.
Pengiklan dan biro iklan harus memahami bahwa konsumen dalam
mengkonsumsi suatu produk, sebenarnya untuk memenuhi suatu kebutuhan
fungsional, emosional, atau keduanya. Masalah mengapa dan bagaimana
konsumen mengkonsumsi suatu produk harus diketahui oleh pengiklan dan
biro iklan. Misalnya orang membeli kosmetik tidak sekedar untuk kecantikan
diri, tetapi sebagai sarana sumber kepercayaan diri. Orang membeli rokok
tidak untuk kebutuhan fisik seperti halnya makan, tetapi untuk gaya hidup dan
nilai tambah kejantanan seorang pria.
Biro iklan dengan pengiklan akan menentukan aspek mana dari motivasi
pembeli dan makna simbolis dari produk yang dijadikan dasar utama
kampanye iklan tersebut. Iklan inilah yang kemudian mengkomunikasikan hal
tersebut dan membangun hubungan yang konsisten antara brand dan berbagai
emotional appeal dan simbolic values-nya.
Suatu brand image dibangun dengan menciptakan citra dari suatu produk.
Konsumen bersedia membayar lebih tinggi dan menganggapnya berbeda
karena brand ini memancarkan asosiasi citra tertentu. Para perancang image
dari brand berusaha memenuhi hasrat konsumen untuk menjadi bagian dari
kelompok sosial tertentu yang lebih besar dan dipandang terhormat oleh orang
lain, atau untuk mendefinisikan diri menurut citra yang diinginkannya.
Brand image menjadi pilihan pada saat persaingan sudah menjadi taraf
dimana produk-produk yang ditawarkan sudah tidak lagi memiliki perbedaan
yang berarti. Perlu diingat bahwa strategi ini dapat ditempuh jika kualitas
produk sudah mengalami paritas. Iklan adalah satu hal yang penting untuk
kampanye brand. Jadi bagi iklan brand adalah panglima. Kampanye iklan yang
efektif bisa membentuk citra produk misalnya dengan mengasosiasikan suatu
brand dengan golongan konsumen tertentu (orang pintar minum Tolak Angin),
atau dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat, misalnya Susu
11
Bendera, memanfaatkan kekhasan perbedaan budaya untuk persatuan, iklan
Filma dengan sejernih akal sehat. Bahkan iklan suatu brand tertentu bisa
menjadi pembeda utama yang membuat suatu produk berbeda dari produk lain
yang sejenis.
b. Postitioning
Positioning merupakan suatu proses atau upaya untuk menempatkan suatu
produk, brand, perusahaan, atau individu dalam alam pikiran konsumen. Usaha
ini merupakan langkah penting untuk merebut perhatian pasar karena situasi
masyarakat di pasar sudah over communicated.
Untuk berhasil dalam masyarakat yang sudah jenuh dengan berbagai merk
produk serta sudah demikian banyaknya aneka ragam periklanan, kita harus
menciptakan posisi dalam pikiran atau benak konsumen. Posisi di sini tidak
hanya mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan perusahaan sendiri,
melainkan juga para pesaingnya. Kita harus menjadi yang pertama masuk
dalam benak pikiran konsumen.
Posisioning berkaitan dengan persaingan. Jadi, persoalannya adalah
bagaimana pengiklan dan biro iklan memposisikan produk di antara para
pesaing. Dalam hal ini positioning dapat diciptakan dengan menggunakan
asosiasi tertentu, misalnya: gaya hidup, kelas sosial, kedudukan profesional,
sifat tertentu, dll yang mampu membedakannya dengan pesaing.
Dalam strategi positioning benak konsumenlah yang menjadi medan
perang. Positioning merupakan pernyataan yang bisa menghasilkan keunggulan
di benak orang yang ingin dituju. Maka dalam menciptakan positioning ada
empat acuan yang harus diperhatikan (Kartajaya, 2004 : 14) yaitu :
Positioning harus dipersepsi secara positif oleh konsumen dan
menjadi reason to buy.
Positioning mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif
produk atau perusahaan
Positioning harus bersifat unik sehingga dapat dengan mudah
mendeferensiasikan diri dengan pesaing
Berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan.
12
Jadi, sebenarnya posisioning diciptakan untuk mendukung pembentukan
citra produk sehingga sangat berkaitan dengan brand dari produk tersebut.
Terdapat beberapa strategi untuk menciptakan positioning suatu produk,
diantaranya :
Penonjolan Karakteristik Produk
Pengiklan memilih satu di antara sekian unsur produk yang dapat
ditonjolkan. Misalnya teh botol tidak diposisikan sebagai minuman
teh yang panas, namun diposisikan sebagai minuman ringan yang
sama dengan cola. Sehingga teh botol bukanlah teh yang harus
diminum pada saat minum teh di sore hari, tetapi minuman tepat
untuk perjalanan, untuk minuman penutup setelah makan.
Penonjolan Harga
Pengiklan memilih harga murah sebagai hal yang akan ditonjolkan.
Misalnya iklan nyamuk Hit sedari awal hingga kini selalu
mengusung posisi sebagai obat nyamuk yang murah. Tentu saja
pengiklan maupun biro iklan harus berhati-hati dengan strategi
penonjolan harga ini karena untuk konsumen, harga sering
diasosiasikan dengan mutu.
Penonjolan Kegunaan
Suatu produk dikaitkan dengan kegunaan khusus. Misalnya
bererapa obat batuk, flu, deman, dan sakit kepala sebenarnya
mengandung komposisi yang relatif sama. Namun, obat Paramex
memposisikan diri sebagai obat sakit kepala, Konidin dan Woods
sebagai obat batuk, Decolden sebagai obat flu.
Positioning Menurut Pemakainya
Suatu produk dikaitkan dengan pemakai dari produk tersebut.
Misalnya iklan sabun Lux dengan memposisikan diri bahwa produk
ini dipakai oleh bintang film kondang dunia Sophia Laurens, brand
yang terbentuk untuk sabun Lux adalah sabunnya bintang film.
Positioning dengan Menggunakan Simbol – Simbol Budaya
Simbol yang dijadikan identifikasi ini memiliki arti penting bagi
konsumen. Simbol ini tidak digunakan oleh posisioning pesaing.
13
Misalnya produk Mustika Ratu diposisikan sebagai produk yang
mewarisi budaya Kraton di Jawa.
5) Pemilihan Cara Penyampaian Iklan
Tahapan selanjutnya yaitu menentukan cara untuk menyampaikan iklan
kepada audiens. Tahap ini biasanya dilakukan melalui proses brainstorming
oleh para tim kreatif dengan menggunakan strategi tertentu. Berikut beberapa
pendekatan / strategi dalam penyampaian iklan :
Plesetan, orang tertawa ketika mendengar plesetan karena
relevansinya. Relevansi dalam konteks ini mengacu pada kata
aslinya yang kemudian diplesetkan.
Visual produk, penggantian sebuah visual dengan visual lainnya.
Mengganti secara keseluruhan, ukurannya atau salah satu elemen.
Headline atau tipografi, visual berbentuk susunan kata dari headline
atau tipografi yang memuat makna tertentu.
Logo, menjadikan elemen logo sebagai sumber ide dalam
menyampaikan pesan periklanan.
Makna ganda, sebuah simbol yang dihadirkan untuk mewakili dua
benda atau dua hal sekaligus.
Tokoh sebagai endorser, penggunaan orang terutama yang menjadi
public figure dalam penyampaian pesan.
Fungsi produk, memindahkan fungsi dari suatu produk pada hal
yang bersifat positif untuk menambah dramatisasi dari benefit
produk tersebut.
Product Shoot, pengambilan gambar berkonsentrasi pada produk
Pendekatan Budaya, penggunaan bentuk budaya lokal untuk
menyampaikan pesan penjualan
Emotional Selling Proposition, para peneliti iklan telah mengenal
secara baik bahwa iklan yang berpengaruh secara positif pada
“perasaan dan emosi” target, dapat sangat sukses untuk produk dan
situasi tertentu. Oleh karena itu tren ke depan iklan diarahkan pada
emosi (Suyanto, 2004).
14
6) Presentasi di Hadapan Klien
Dalam sebuah biro iklan, langkah terakhir yang dilakukan adalah
presentasi di hadapan pengiklan untuk memperoleh persetujuan. Apabila telah
disetujui, rancangan iklan tersebut diproduksi dan dipublikasikan melalui
media-mesia yang telah ditetapkan.
7) Evaluasi Efektivitas Iklan
Suatu iklan dapat dikatakan efektif, apabila tujuan dari periklanan tersebut
dapat tercapai atau terlaksana. Purnama (2001 : 159) dalam (Berliani, 2011)
menyatakan bahwa : “Tujuan dari pembuatan iklan harus dapat
menginformasikan, membujuk dan mengingatkan pembeli tentang produk yang
ditawarkan oleh perusahaan melalui media iklan tersebut”.
Kegiatan iklan harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, mudah
dipahami, dan akurat dan tepat pada sasarannya. Berbagai keputusan dan
kegiatan perusahaan hanya efektif bila didasarkan atas informasi yang tepat.
Periklanan juga perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan
(comprehensiveness), kepaduan (unity) dan konsistensi. Menurut Subroto
(2008:76) dalam (Berliani, 2011) efektivitas iklan dapat diukur dengan tiga hal
yaitu communicator, execution, dan brand.
a. Communicator
Communicator berbicara tentang figure yang digunakan utuk
mengkomunikasikan produk dan ini tidak selalu orang tetapi bisa figure
lain seperti binatang atau kartun. Dalam tahap inilah pilihan antara artis
atau bukan artis muncul. Penggunaan artis memiliki kelebihan untuk
familiarity-nya, sehingga produk produk baru mudah sekali diingat.
Tetapi ada risiko menggunakan artis sebagai communicator, yaitu
menenggelamkan produk karena communicatornya lebih menonjol.
b. Execution (Eksekusi)
Eksekusi merupakan tahap penting dalam penentuan gambar, warna,
huruf, perpindahan frame, jalan cerita, dan lain – lain. Eksekusi juga
sangat menentukan keberhasilan iklan karena akan diresponse langsung
oleh audience.
15
c. Brand (Merk)
Ketika melihat sebuah iklan, kon¬sumen memiliki pandangan tertentu
terhadap produk yang dilklankan. Melihat iklan shampoo misalnya
penonton akan dibawa pada suatu pemikiran bahwa shampoo tersebut
bisa membuat rambut menjadi hitam sehing¬ga kulit wajah yang sama
menjadi lebih putih. Respon terhadap produk ini penting karena
sebenarnya disinilah kunci keber¬hasilan iklan, yakni mengubah
attitude au-diencenya tentang produk yang diiklankan.
Ketiga jenis respons tersebut bermuara pada dua hal yakni ad likability,
yakni tingkat kesukaan pada iklan dan product likabi¬lity, yakni tingkat
kesukaan pada produknya sendiri. Dua likability ini akhirnya bermuara pada
preferensi dan buying intention. Dengan demikian performance iklan tidak
cukup kalau hanya mendapatkan ad-¬likeability dan tidak bisa mendapatkan
product likability.
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Periklanan sesungguhnya sudah ada sejak dikenal peradaban manusia dan
sudah digunakan sebagai wahana untuk mengkomunikasikan kebutuhan
membeli dan menjual berbagai produk barang atau jasa. Periklanan mempunyai
beberapa tujuan antara lain: menginformasikan adanya merk produk di pasaran,
membujuk konsumen untuk membeli produk, dan mengingatkan konsumen
terhadap produk.
Pengidentifikasian pasar sasaran dan motif pembelian merupakan salah
satu rangkaian tahapan dari pembuatan iklan. Keberhasilan suatu iklan
bergantung dari keseluruhan langkah – langkah pembuatan iklan tersebut.
Tahapan – tahapan pembuatan iklan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Penentuan Strategi Periklanan
2) Marketing Brief
3) Penyusunan Creative Brief
4) Penentuan Pesan
5) Pemilihan Cara Penyampaian Iklan
6) Presentasi di Hadapan Klien
7) Evaluasi Efektivitas Iklan
3.2. Saran
Untuk menghasilkan suatu iklan yang efektif maka diperlukan kematangan
dari setiap tahapan – tahapan pembuatannya, yaitu dari tahap awal maupun
sampai tahap akhir pembuatan. Selain itu unsur – unsur yang terkait dalam
pembuatan iklan baik dari pihak klien, biro iklan, dan lain – lain harus saling
bekerja sama dalam pembuatan iklan tersebut. Sehingga iklan yang dihasilkan
akan mengenai sasaran dan tujuan dari iklan tersebut pun tercapai.
17
DAFTAR PUSTAKA
Adji, Peni. 2008. Belajar Iklan : Proses Kreatif Pembuatan Iklan. Artikel.
http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/03/belajar-iklan-proses-
kreatif-pembuatan.html. Diakses tanggal : 20 September 2013.
Ardha, Berliani. 2011. Modul Manajemen Periklanan. Jakarta : Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Mercu Buana.
http://xa.yimg.com/kq/groups/23378711/1254425382/name/MODUL+MA
NAJEMEN+PERIKLANAN+4.doc. Diakses tanggal : 20 September 2013.
Avina, Diyah Ayu Amalia. 2012. Proses Pembuatan Iklan. Malang: Fakultas
Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Brawijaya.
http://avina.lecture.ub.ac.id/files/2012/10/Proses-pembuatan-iklan.pdf.
Diakses tanggal : 20 September 2013.
Madjadikara, Agus S. 2004. Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka
Nugroho, Agung Tri. 2010. Proses Produksi Dalam Pembuatan Iklan Luar Ruang
(Outdoor) Di Media Artha Advertising. Tugas Akhir. Surakarta : Fakultas
Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.
http://eprints.uns.ac.id/9246/1/157162408201009031.pdf. Diakses
tanggal : 20 September 2013.
Nugroho. Widyo. 2012. Strategi Kreatif Pembuatan Iklan. Jakarta : Universitas
Gunadarma.http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia/
download.php?file=mdul3.doc. Diakses tanggal : 20 September 2013.
Sutherland, Max & Alice K. Sylvester. 2005. Advertising and The Mind of The
Consumer : Bagaimana Mendapatkan Untung Berlipat Lewat Iklan yang
Tepat. Penerjemah : Setia Bangun. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.
Zaki, Ahmad. 2009. Strategi Iklan : Teori Pesan & Kreativitas. Artikel.
http://emjaiz.wordpress.com/2009/09/04/strategi-iklan-teori-pesan-
kreatifitas. Diakses tanggal : 20 September 2013.
18
19