Makalah Sumpah Perawat Kel 3
Click here to load reader
-
Upload
dwi-ratnaningsih -
Category
Documents
-
view
290 -
download
16
Transcript of Makalah Sumpah Perawat Kel 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
yang ikut berperan dalam upaya penyembuhan penyakit dan pemuliahan kesehatan,
yang dilaksanakan pada berbagai sarana pelayanan kesehatan, baik dirumah sakit
maupun di komunitas.
Agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik, setiap perawat harus
mampu memahami dan mampu menerapkan pelayanan kesehatan dengan filosopi
yang dianut dan sesuai dengan peraturan pemerintah tentang tenaga kesehatan.Agar
setiap pekerjaan yang dilakukan oleh perawat tersebut tidak melenceng dari aturan
dan tata tertib yang telah di tentukan oleh pemerintah.
Adapun sebelum seorang perawat bekerja dalam bidangnya tersebut seorang
perawat harus berjanji dan bersungguh-sungguh akan menjalankan kewajibannya
sesuai dengan ikrar atau sumpah yang dia ucapkan sebelum memegang propesi
perawat dan dia bekerja di tempat dimana dia bekerja.
Adapun peraturan dan tata tertib yang harus di pegang dan dijadikan acuan
oleh seorang perawat itu tertera dalam Pasal-pasal dalam PERMENKES No.148
tahun 2010.
1.2. Tujuan
1. Mengetahui landasan hukum praktek keperawatan
2. Mengetahui standar keperawatan
3. Mengetahui sumpah perawat
4. Mengetahui peraturan pemerintah RI No. 148 thn. 2010 tentang tenaga kesehatan
5. Memahami landasan hokum praktek keperawatan
Etika Keperawatan “ Standar Keperawatan “ 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Peraturan Pemerintah RI No.32 1996 tentang tenaga kesehatan
Presiden Republik Indonesia
Menimbang :
Bahwa sebagai pelaksana ketentuan undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan
dipandang perlu menetapkan peraturan pemerintah tentang tenaga kesehatan
Mengingat :
1. Pasal 5 ayat (2) undang-undang dasar 1945
2. Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan ( lembaran negara tahun 1992
No. 100, tambahan lembaran Negara No. 3495 )
Memutuskan
Menetapkan :
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TENAGA KESEHATAN
Peraturan Pemerintah RI No.32 Tahun 1996 dibagi beberapa bab :
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Jenis Tenaga Kesehatan
BAB III : Persyaratan
BAB IV : Perencanaan,pengadaan dan penempatan
BAB V : Standar Profesi & Perlindungan Hukum
BAB VI : Penghargaan
BAB VII : Ikatan Profesi
BAB VIII :Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing
BAB IX : Pembinaan dan Pengawasan
2.2. Standar Praktek Keperawatan
• Standar praktik keperawatan merupakan salah satu perangkat yang diperlukan oleh
setiap tenaga perawat. Standar pratik keperawatan mengidenfikasikan harapan-
harapan minimal bagi para perawat profesional dalam memberikan keperawatan yang
aman, efektif dan etis (Priharjo, 1995)
Etika Keperawatan “ Standar Keperawatan “ 2
• Model standar praktik keperawatan pada tiap-tiap negara cukup bervariasi. Secara
umum komponen yang dapat dimasukkan dalam standar praktik keperawatan adalah
(College of Nurses of Ontario, 1990) :
1. Pernyataan tentang pengetahuan keperawatan yang harus dipahami dan dianalisa oleh
perawat profesional seperti konsep dasar keperawatan, peran perawat, hubungan
interpersonal, proses keperawatan, prinsip intervensi dan masalah kesehatan yang lazim.
2. Akuntabilitas profesional baik independen maupaun interdependen.
3. Tahap demi tahap proses keperawatan.
• Standar pratik keperawatan di Indonesia diterbitkan oleh DEPKES pertama kali pada
tahun 1987. Standar praktik ini telah diperbaharui lagi dan disahkan berdasarkan
SK Dirjenyanmed No. YM.00 03.2.6.7637 pada tanggal 18 Agustus 1993. Kemudian
pada tahun1996, Dewan Pimpinan Pusat PPNI telah menyusun standar profesi
keperawatan berdasarkan SK.No.03/DPP/SK/I/1996 yang terdiri dari :
1. Standar pelayanan keperawatan
2. Standar praktek keperawatan
3. Standar pendidikan keperawatan
4. Standar pendidikan berkelanjutan
2.3. Sumpah Perawat
Demi Allah saya bersumpah/ berjanji bahwa :
Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan, terutama
dalam bidang keperawatan.
Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai martabat dan tradisi
luhur jabatan keperawatan
Saya akan merahasiakan sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan kelmun
saya sebagai sarjana keperawatan
Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan keperawatan untuk
sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan
Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh
supaya tidak terpengaruhi oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan,
politik kepartaian atau kedudukan sosial
Etika Keperawatan “ Standar Keperawatan “ 3
Saya ikrarkan sumpah / janji ini dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh
keinsafan
Lampiran keputusan MUNAS IV PPNI
Nomor : 08/MUNASIV/PPNI/1989
IKRAR PERAWAT INDONESIA
1. Kami perawat Indonesia adalah Warga Negara Indonesia yang berasaskan pancasila
dan Undang-Undang, serta bertakwa Kepada Tuhan yang Maha Esa.
2. Kami perawat Indonesia senantiasa mengabdikan diri untuk kepentingan kemanusiaan
3. Kami perawat Indonesia senantiasa melaksanakan tugas sebaik-baiknya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku serta mengembangkan ilmu keperawatan dengan penuh
tanggung jawab dan kesungguhan.
4. Kami perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas tidak akan membedakan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama
yang dianut, serta kedudukan social.
5. Kami perawat Indonesia memegang teguh segala rahasia yang berhubungan dengan
tugas, kecuali jika diperlukanoleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan hokum
yang berlaku.
6. Kami perawat Indonesia senantiasa menghormati guru dan pembimbing kami sesame
perawat serta menjungjung tinggi kehormatan profesi keperawatan.
Contoh sumpah perawat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1990
Saya bersumpah bahwa :
“saya akan membaktikan hidup saya untuk kemanusiaan terutama dalam bidang
kesehatan demi kesejahteraan umat manusia”
“saya akan menghormati setiap individu insani sepanjang daur kehidupannya”
“saya akan melaksanakan kewajiban saya sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab sebagai perawat tanpa membedakan bangsa, kedudukan, golonhgan ataupun
agama”
“saya akan merahasiakan segala sesuatu yg saya ketahuikarena pekerjaan dan
keilmuan saya sebagai perawat, kecuali bila diminta keterangan yang diharuskan oleh
penegak hukum”
“saya akan membina kerjasama dengan teman sejawat serta pihak lain demi
kemanusiaan’’
Etika Keperawatan “ Standar Keperawatan “ 4
“saya akan mempertahankan dan menjungjung tinggi martabat profesi keperawatan
dengan terus-menerus meningkatkan ilmu keperawatan demi Nusa dan Bangsa
Indonesia’
“Semoga tuhan Yang Maha Esa memberii kekuatan kepada saya”
2.4. Sumpah perawat dalam penerapan tugas profesi
Keperawatan Sebagai Profesi
1. Mempunyai body of knowledge ,Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan
adalah ilmu keperawatan (nursing science ) yang mencakup ilmu–ilmu dasar (alam,
sosial, perilaku), ilmu biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu keperawatan dasar,
ilmu keperawatan klinis dan ilmu keperawatan komunitas.
2. Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi
Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan telah dikembangkan dengan mempunyai
standar kompetensi yang berbeda-beda mulai D III Keperawatan sampai dengan S3
akan dikembangkan.
3. Memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi
Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan Nasional.
Oleh karena itu sistem pemberian askep dikembangkan sebagai bagian integral dari
sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terdapat di setiap
tatanan pelayanan kesehatan.
Pelayanan/askep yang dikembangkan bersifat humanistik/menyeluruh didasarkan
pada kebutuhan klien, berpedoman pada standar asuhan keperawatan dan etika
keperawatan.
4. Memiliki perhimpunan/organisasi profesi
Keperawatan harus memiliki organisasi profesi, organisasi profesi ini sangat
menentukan keberhasilan dalam upaya pengembangan citra keperawatan sebagai
profesi serta mampu berperan aktif dalam upaya membangun keperawatan profesional
dan berada di garda depan dalam inovasi
5. Pemberlakuan kode etik keperawatan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat profesional selalu menunjukkan
sikap dan tingkah laku profesional keperawatan sesuai kode etik keperawatan.
Etika Keperawatan “ Standar Keperawatan “ 5
6. Otonomi
Keperawatan memiliki kemandirian, wewenang, dan tanggung jawab untuk mengatur
kehidupan profesi, mencakup otonomi dalam memberikan askep dan menetapkan
standar asuhan keperawatan melalui proses keperawatan, penyelenggaraan
pendidikan, riset keperawatan dan praktik keperawatan dalam bentuk legislasi
keperawatan. ( KepMenKes No.1239 Tahun 2001 )
7. Motivasi bersifat altruistik
Masyarakat profesional keperawatan Indonesia bertanggung jawab membina dan
mendudukkan peran dan fungsi keperawatan sebagai pelayanan profesional dalam
pembangunan kesehatan serta tetap berpegang pada sifat dan hakikat keperawatan
sebagai profesi serta selalu berorientasi kepada kepentingan masyarakat.
2.5. PERMENKES RI No.HK.02.02/MENKES/148/I/2010
• Pemerintah khususnya Kementrian Kesehatan mengeluarkan peraturan menteri
kesehatan yang mengatur tentang izin dan penyeleggaraan praktek perawat di
Indonesia, peraturan ini dikeluarkan sebagai pengganti Kepmenkes
No.1239/Menkes/SK/IV/2001 yang isinya tentang registrasi dan praktek perawat.
• Dalam peraturan menteri kesehatan yang baru ini, perawat diberikan kewenangan
untuk melakukan praktek mandiri dan atau berkelompok sehingga perawat dapat
menerapkan keahlian bidang keilmuannya dan tentu saja dalam melaksanakan
prakteknya perawat harus memasang papan nama.
Etika Keperawatan “ Standar Keperawatan “ 6
2.6. Pasal-pasal dalam PERMENKES No.148 tahun 2010
BAB I
Ketentuan Umum
Pasal 1
Dalam peraturan mentri ini yang di maksud dengan:
1.Perawat adalah seseorang yang telah lulus psndidikan perawat baik di dalam maupun di
luar negeri sesui dengan peraturan perundang-undang
2.Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang di gunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan promotif,preventif,dan rehabilitatif
3.Surat Izin praktik perawat yng selanjutnya di singkat SIPP adalah bukti tertulis yng di
berikan kepada perawat untuk melakukan praktik keperawatan secara perorangan dan/atau
kelompok
4.Standar adalah pedoman yang harus di pergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan
profesi yang meliputi standar pelayanan,standar profesi dan standar prosedur operasional
5.Surat tanda registrasi yang selanjutnya di singkat STR adalah bukti tertulis yang di berikan
oleh pemerintah kepada tenaga kerja kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
6.Obat bebas adalah obat yang berlogo bulatan berwarna hijau yang dapat di peroleh tanpa
resep dokter
7.Obat bebas terbatas adalah obat yang berlogo bulatan berwarna biru yang dapat di peroleh
tanpa resep dokter
8.Organisasi profesi adalah persatuan perawat nasional indonesia (PPNI)
BAB II
Perizinan
Pasal 2
1.Perawat dapat menjalankan praktik pada fasilitas peleyanan kesehatan
2.Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana di maksud ayat(1) meliputi fasilitas pelayanan
kesehatan di luar praktik mandiri dan/atau praktik mandiri
3.Perawat yang menjalankan praktik mandiri sebagaimana di maksud pada ayat (2)
berpendidikan minimal Diploma III(D III) keperawatan
Etika Keperawatan “ Standar Keperawatan “ 7
Pasal 3
1.Setiap perawat yang menjalankan praktik wajib memiliki SIPP
2.Kewajiban memiliki SIPP di kecualikan bagi perawat yang menjalankan praktik pada
fasilitas pelayanan kesehatan di luar mandiri
Pasal 4
1.SIPP sebagaimana di maksud dalam pasal 3 ayat (1) di keluarkan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota
2.SIPP berlaku selama STR masih berlaku
Pasal 5
1.Untuk memperoleh SIPP sebagaimana di maksud dalam pasal 4,perawat harus mengajukan
permohonan kepada pemerintah daerah kabupaten atau kota dengan melampirkan :
a.Fotocopy STR yang masih berlaku dan di legalisir
b.Surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki surat izin praktik
c.Surat pernyataan memiliki tempat praktik
d.Pas foto berwarna terbaru ukuran 4x6 cm sebanyak 3 lembar dan
e.Rekomendasi Organisasi profesi
2.Surat permohonan memperoleh SIPP sebagaimana di maksud pada ayat (1) sebagaimana
tercantum dalam formulir I terlampir
3. SIPP sebagaimana di maksud pada ayat (1) hanya di berikan untuk 1(satu) tempat praktik
4.SIPP sebagaimana di maksud pada ayat (3) sebagaimana tercantum dalam formulir II
terlampir
Pasal 6
Dalam menjalankan praktik mandiri,perawat wajib memasang papan praktik keperawatan
Pasal 7
SIPP dinyatakan tidak berlaku karena:
a.Tempat tidak sesuai lagi dengan SIPP
b.Masa berlukanya habis dan tidak di pepanjang
c.Di cabut atas perintah pengadilan
d.Di cabut atas rekomendasi Organisasi profesi
e.Yang bersangkutan meninggal dunia
Etika Keperawatan “ Standar Keperawatan “ 8
Pasal 8
1.Praktik keperawatan di laksanakan pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama,kedua,dan tingkat ketiga
2.Praktik keperawatan sebagaimana di maksud pada ayat(1) di tunjukan kepada
individu,keluarga,kelompok,dan masyarakat
3.Praktik keperawatan sebagaimana di maksud pada ayat(1) di laksanakan melalui kegiatan:
a.Pelaksanakan asuhan keperawatan
b.Pelaksanaan upaya promotif,preventif,pemulihan,dan pemberdayaan masyarakat
dan
c.Pelaksanaan tindakan keperawatan komplemeter
4.Asuhan keperawatan sebagaimana di maksud pada ayat(3) huruf a meliputi
pengkajian,penetapan diagnosa keperawatan perencanan,implementasi,dan evaluasi
keperawatan
5.Implementasi keperawatan sebagaimana di maksud pada ayat (4) meliputi penerapan
perencanan dan pelaksanaan tindakan keperawatan
6.Tindakan keperawatan sebagai di maksud pada ayat (5) meliputi pelaksanan prosedur
keperawatan,observasi keperawatan,pendidikan dan konseling
7.Perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan sebagaimana di maksud pada ayat (4)
dapat memberikan obat bebas dan/atau obat bebas terbatas
Pasal 9
Perawat dalam melakukan praktik harus sesuai dengan kewenangan yang di miliki
Pasal 10
1.Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa seseorang/pasien dan tidak ada dokter
di tempat kejadian,perawat dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan
sebagaimana di maksud dalam pasal 8
2.Bagi perawat yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintah dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan
sebagaimana kewenangan di maksud dalam pasal 8
3.Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan sebagaimana di maksud pada ayat(2) harus
mempertimbangkan kompetensi,tingkat kedaruratan dan kemingkinan untuk di rujuk
4.Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana di maksud pada ayat (2) adalah kecamatan
atau kelurahan/desa yang di tetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota
5.Dalam hal daerah sebagaimana di maksud pada ayat (4) telah terdapat
dokter,kewenangan,perawat sebagaimana di maksud pada ayat (2) tidak berlaku
Etika Keperawatan “ Standar Keperawatan “ 9
Pasal 11
Dalam melaksanakan praktik perawat mempunyai hak:
a.Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik keperawatan sesuai
standar
b.Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien dan/atau keluarganya
c.Menerima imvalan jasa profesi dan
d.Memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan dengan
tugasnya
Pasal 12
1.Dalam melaksanakan praktik perawat wajib untuk:
a.Menghormati hak pasien
b.Melakukan rujukan
c.Menyimpan rahasia dengan peraturan perundang-undang
d.Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien/klien dan pelayanan yang
di butuhkan
e.Meminta persetujuan tindakan keperawatan yang akan di lakukan
f.Melakukan pencatatan asuhan keperawatan secara sistematis
2.Perawat dalam menjalankan praktik senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya
dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya yang di selenggarakan oleh pemerintah atau
organisasi profesi
3.Perawat dalam menjalankan praktik wajib membantu program pemerintah dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
BAB IV
Pembinaan dan Pengawasan
Pasal 13
1.Pemerintahan dan pemerintah daerah melakukan pembinaan dan pengawasan dengan
mengikutsertakan organisasi profesi
2.Pembinaan dan pengawasan sebagaimana di maksud pada ayat(1) di arahkan untuk
meningkatkan mutu pelayanan,keselamatan pasien dan melindungi masyarakat terhadap
segala kemungkinan yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan
Etika Keperawatan “ Standar Keperawatan “ 10
Pasal 14
1.Dalam rangaka pelaksanan pengawasan sebagaimana di maksud dalam pasal 13
pemerintahan dan pemerintah daerah dapat memberikan tindakan administratif kepada
perawat yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan penyelengaraan praktik dalam
peraturan ini
2.Tindakan administratif sebagaimana di maksud pada ayat (1) di lakukan melalui :
a.Teguran lisan
b. Teguran tertulis atau
C. Pencabutan SIPP
BAB V
Pasal 15
1.SIPP dimiliki perawat berdasarkan keputusan mentri kesehatan nomor
1239/menkes/SK/IV/2001 tentang registrasi dan praktik perawat masih tetap berlaku sampai
masa SIPP berakhir
2.Pada saat peraturan ini mulai berlaku,SIPP yang sedang dalam proses perizinan di
laksanakan sesui ketentuan keputusan mentri kesehatan nomor 1239/menkes/SK/IV/2001
tentang registrasi dan praktik perawat
BAB VI
Penutup
Pasal 16
Pada saat peraturan mentri ini mulai berlaku keputusan mentri kesehatan nomor
1239/menkes/SK/IX/2001 tentang registrasi dan praktik perawat sepamjang yang berkaitan
dengan perizinan di cabut di nyatakan tidak berlaku
Pasal 17
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal di tetapkan agar setiap orang
mengetahuinya,memerintahkan pengundangan peraturan ini dengan penempatannya dalam
berita negara Republik Indonesia
Etika Keperawatan “ Standar Keperawatan “ 11
BAB III
PENUTUP
Pengertian standar menurut Gillies (1994), adalah pernyataan deskriptif tentang
tingkat penampilan yang dipakai untuk menilai kualitas struktur, proses, dan hasil. Sedangkan
pengertian Standar Asuhan Keperawatan merupakan penyataan kualitas yang diinginkan dan
dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien. Standar ini memberikan
petunjuk kinerja mana yang tidak sesuai atau tidak dapat diterima.
Tujuan utama standar memberikan kejelasan dan pedoman untuk mengidentifikasi
ukuran dan penilaian hasil akhir, dengan demikian standar dapat meningkatkan dan
memfasilitasi perbaikan dan pencapaian kualitas asuhan keperawatan. Kriteria kualitas
asuhan keperawatan mencakup : aman, akurasi, kontuinitas, efektif biaya, manusiawi dan
memberikan harapan yang sama tentang apa yang baik bagi perawat dan pasien. Standar
menjamin perawat mengambil keputusan yang layak dan wajar dan melaksanakan intervensi
intervensi yang aman dan akuntebel.
Standar praktek keperawatan adalah suatu pernyataan yang menguraikan suatu
kualitas yang diinginkan terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan untuk klien
(Gillies, 1989, h. 121).
Standar praktek keperawatan adalah batas ukuran baku minimal yang harus dilakukan
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Berdasarkan SK.No.03/DPP/SK/I996 standar profesi keperawatan terdiri dari :
1. Standar pelayanan keperawatan
2. Standar praktek keperawatan
3. Standar pendidikan keperawatan
4. Standar pendidikan berkelanjutan
Etika Keperawatan “ Standar Keperawatan “ 12