Makalah Sumber Pengetahuan

19

Click here to load reader

Transcript of Makalah Sumber Pengetahuan

Page 1: Makalah Sumber Pengetahuan

54

D. SUMBER PENGETAHUAN

A. Penalaran

1. Pengertian Penalaran

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, penalaran berasal dari kata

nalar yang berarti pertimbangan baik buruk, budi pekerti dan akal budi. Dari

pengertian tersebut terdapat kata akal yang merupakan sarana untuk berfikir.

Kemampuan menalar hanya di miliki oleh manusia. Dengan kemampuan

menalar manusia dapat mengembangkan pengetahuan lainyang kian hari

kian berkembang.

Penalaran merupakan kegiatan berfikir yang mempunyai karakteristik

tertentu dalam menemukan kebenaran. Karekteristik tersebut ditandai

dengan pola berfikir yang runtut dengan menggunakan kaidah-kaidah yang

baku.Dari pengetahuan hasil penalaran, manusia dapat menentukan nilai

moral, etika dan estetika.

Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penalaran akan terus

berkembang.Tujuan manusia mengembangkan pengetahuan adalah untuk

mengatasi dan memenuhi tantangan hidup. Faktor yang menyebabkan

pengetahuan berkembang dengan pesat adalah bahasa dan kerangka

berfikir yang dimiliki manusia.

Bahasa merupakan sarana komunikasi yang sangat efektif dan

penting dalam kehidupan manusia yang berfungsi untuk menyampaikan

Page 2: Makalah Sumber Pengetahuan

55

informasi dan jalan fikiran yang melatar belakangi informasi tersebut kepada

orang lain, baik secara lisan maupun tulisan.

Kerangka berfikir yang dimaksud adalah di mulai dengan mengamati

fakta dan data, menganalisa hubungan sebab akibat sampai kepada

penarikan sebuah kesimpulan.

2. Hakikat Penalaran

Hakikat dari penalaran adalah berpikir secara logis dan sistematis

dengan mengikuti alur tertentu berdasarkan pengamatan dan penginderaan

dalam menemukan suatu kebenaran.

Sebagai suatu kegiatan berpikir, maka penalaran mempunyai ciri – ciri

tertentu. Ciri yang pertama ialah adanya suatu pola pikir yang disebut logika.

Dalam hal ini maka dapat dikatakan bahwa setiap bentuk penalaran

mempunyai logikanya sendiri. Berpikir logis adalah kegiatan berpikir menurut

suatu pola tertentu, ciri yang kedua adalah bersifat analitik dari proses

berpikirnya. Penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang

menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang

digunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang

bersangkutan.

Page 3: Makalah Sumber Pengetahuan

56

B. Logika

Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu menghadapi perubahan

dan permasalahan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan

pemikiran yang teratur dan terarah agar didapat keputusan yang benar atas

penyelesaian masalah tersebut. Cara berfikir yang demikian disebut logika.

Menurut Dr.W. Poespoprojo, logika adalah ilmu kecakapan menalar

atau berfikir dengan tepat ( The Science and art of correct thingking ).

Pengertian diatas mengindikasikan bahwa berfikir atau menalar adalah

kegiatan akal budi manusia untuk mengolah pengetahuan yang kita terima

melalui panca indra dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran.

Berfikir menunjukkan suatu bentuk kegiatan akal yang khas dan

terarah. Dalam katagori ini hasil lamunan dan hayalan tidak termasuk

kegiatan berfikir. Suatu pemikiran dikatakan tepat dan jitu bila dilakukan

dengan penganalisaan, pembuktian dengan alasan-alasan tertentu dan

adanya kaitan antara yang satu dengan lainnya. Pemikiran yang demikian

disebut dengan logis.

Jalan pemikiran yang mengesampingkan hal-hal tersebut diatas

dikatagorikan pemikiran yang tidak logis. Logika merupakan ilmu yang

fundamental yang secara sistematis menyelidiki, merumuskan dan

menerangkan asas-asas yang harus ditaati agar orang dapat berfikir dengan

tepat, lurus dan teratur.

Page 4: Makalah Sumber Pengetahuan

57

Maksud dan tujuan logika adalah kecakapan menerapkan aturan-

aturan pemikiran yang tepat terhadap persoalan-persoalan yang kongrit

yang kita hadapi , serta pembiasaan sikap ilmiah, kritis dan obyektif.

Untuk sampai kepada suatu pemikiran yang tepat , logika menganalisa

unsur-unsur pemikiran manusia. Materi logika antara lain :

1. Permasalahan

Yaitu memahami apa yang menjadi permasalahan yang sedang di

hadapi.Kegiatan mengerti ini dapat di bangun melalui penginderaan misalnya

dengan mengamati.

2. Adanya kausualitas

Yaitu adanya keterkaitan. Pekerjaan otak selanjutnya setelah mengerti

permasalahan adalah membangun hubungan yang ada antara berbagai

fakta.

3. Adanya kesimpulan

Pekerjaan akal yang ketiga adalah membangun kesimpulan . Kesimpulan ini

didapat atas serangkaian kegiatan mulai dari mengerti hubungan

permasalahan dan fakta yang dari keduanya dapat ditarik kesimpulan.

C. Sumber – Sumber Pengetahuan

Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan

pemahaman dan potensi untuk menindaki, yang lantas melekat di benak

Page 5: Makalah Sumber Pengetahuan

58

seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif

terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola.

Banyak sekali makna pengatahuan dari berbagai ahli,disaini saya akn coba

merangkum mkana dari pengetahuan itu sendiri Adapun pengetahuan

menurut beberapa ahli adalah:

Menurut Pudjawidjana (1983), pengetahuan adalah reaksi dari

manusia atas rangsangannya oleh alam sekitar melalui persentuhan melalui

objek dengan indera dan pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah

orang melakukan penginderaan sebuah objek tertentu.

Menurut Ngatimin (1990), pengetahuan adalah sebagai ingatan atas

bahan-bahan yang telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang

mengikat kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal yang terperinci

oleh teori, tetapi apa yang diberikan menggunakan ingatan akan keterangan

yang sesuai.

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil

dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingan.

Dari beberapa pengertian pengetahuan di atas dapatdisimpulkan

bahwa pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui dan diperoleh

seseorang dari persentuhan panca indera terhadap objek tertentu.

Page 6: Makalah Sumber Pengetahuan

59

Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat,

mendengar, merasakan, dan berfikir yang menjadi dasar manusia dan

bersikap dan bertindak. pengetahuan merupakan ingatan atas bahan-bahan

yang telah dipelajari,dilihat , didengar sebelumnya.

Menurut Jujun S. Suriasumantri, sumber pengetahuan itu ada empat;

masing – masing Empirisme, Rasionalisme, Intuisi, Wahyu.

1. Empirisme

Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman.

Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui

pengalamannya. Dan bila dikembalikan kepada kata Yunaninya, pengalaman

yang dimaksud adalah pengalaman inderawi.(Ahmad Tafsir, 200).Dalam hal

ini harus ada 3 hal, yaitu yang mengetahui (subjek), yang diketahui (objek)

dan cara mengetahui (pengalaman).

Kaum empiris menggunakan metode induktif dalam menyusun

pengetahuannya. Mereka berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu

bukan didapatkan lewat penalaran rasional yang bersifat abstrak, tetapi lewat

fakta / pengalaman yang konkrit. Gejala – gelaja alamiah menurut kaum

empiris ini adalah bersifat konkrit dan dapat dinyatakan lewat tangkapan

panca – indera manusia.

Page 7: Makalah Sumber Pengetahuan

60

Teori empirikal mengatakan bahwa penginderaan adalah satu-

satunyayang membekali akal manusia dengan konsepsi-konsepsi dan

gagasan-gagasanadalah potensi yang tercermin dalamberbagai persepsi

inderawi.Jadi, ketika kita mengindera sesuatu, kita dapat memiliki suatu

konsepsi tentangnya yakni menangkap pola dari sesuatu itu dalam akal-budi

kita.(Baqir Ash-Shadr, Muhammad, 1994).

Masalah utama yang timbul dalam penyusunan pengetahuan secara

empiris ini, adalah bahwa pengetahuan yang dikumpulkan itu cenderung

untuk menjadi suatu kumpulak fakta – fakta. Kumpulan tersebut belum tentu

bersifat konsisten, dan mungkin saja terdapat hal – hal yang bersifat

kontradiktif. Suatu kumpulan mengenai fakta, atau kaitan mengenai berbagai

fakta, belum menjamin terwujudnya suatu sistem pengetahuan yang

sistematis. Seperti dikatakan Albert Einstein dalam bukunya, Physic and

Reality mengingatkan bahwa “tak ada metode induktif yang memungkinkan

berkembangnya konsep dasar suatu ilmu…”. Kaum empiris menganggap

bahwa dunia fisik adalah nyata, karena merupakan gejala yang tetangkap

oleh pancaindera manusia.

Dan berikut merupakan tokoh-tokoh dalam empirisme :

a. Francis Bacon (1210-1292 M),

Bacon dianggap sebagai bapak ilmu pengetahuan modern, oleh

banyak sejarawan. Filsafat dan tulisannya sangat berpengaruh dalam

Page 8: Makalah Sumber Pengetahuan

61

mengobarkan revolusi pengetahuan pada abad ke 17. Filsafat Bacon

menekankan empirisme (teori yang menyatakan bahwa pengetahuan hanya

dapat diperoleh dari pengalaman langsung) dan induksi. Inti filsafat Bacon

adalah metode induksi berlawanan dengan metode deduksi untuk memahami

sifat alam semesta.

b. Thomas Hobbes (1588-1679 M),

Sebagai penganut empirisme, pengenalan atau pengetahuan

diperoleh melalui pengalaman. Pengalaman adalah awal dari segala

pengetahuan,juga awal pengetahuan tentang asas-asas yang diperoleh dan

diteguhkan oleh pengalaman. Segala pengetahuan diturunkan dari

pengalaman. Dengan demikian, hanya pengalamanlah yang memberi

jaminan kepastian

c. John Locke (1632-1704M),

Menurut Locke, pengalamanlah yang menjadi dasar dari segala

pengetahuan. Namun demikian, empirisme dihadapkan pada sebuah

persoalan yang sampai begitu jauh belum bisa dipecahkan secara

memuaskan oleh filsafat. Persoalannya adalah menunjukkan bagaimana kita

mempunyai pengetahuan tentang sesuatu selain diri kita dan cara kerja

pikiran itu sendiri.

d. David Hume (1711-1776M),

Pemikiran empirisnya terakumulasi dalam ungkapannya yang singkat

yaitu I never catch my self at any time with out a perception (saya selalu

Page 9: Makalah Sumber Pengetahuan

62

memiliki persepsi pada setiap pengalaman saya). Dari ungkapan ini Hume

menyampaikan bahwa seluruh pemikiran dan pengalaman tersusun dari

rangkaian-rangkaian kesan (impression).

2. Rasionalisme

Rasionalisme adalah paham yang mengatakan bahwa akal itulah

alatpencari dan pengukur pengetahuan. Pengetahuan dicari dengan akal,

temuannyadiukur dengan akal pula. Dicari dengan akal itulah dicari dengan

berfikir logis.Diukur dengan akal artinya diuji apakah temuan itu logis atau

tidak. Bila logisbenar; bila tidak salah. Dengan akal inilah aturan untuk

manusia dan alam itudibuat. Ini juga berarti bahwa kebenaran itu bersumber

pada akal (A. Tafsir,2004).

Teori rasionalis adalah teori para filosof Eropa seperti Descartes

(1596–1650) dan Immanuel Kant ( 1724 – 1804 ) dan lain-lain. Teori-teori

tersebutterangkum dalam kepercayaan adanya dua sumber bagi konsepsi.

Pertama,penginderaan (sensasi). Kita mengkonsepsikan panas, cahaya,

rasa, dan suarakarena penginderaan kita terhadap semua itu.

Dalam menyusun pengetahuannya, kaum rasionalis menggunakan

metode deduktif. Premis yang dipakai dalam penalarannya, didapatkan dari

ide-ide yang menurut anggapannya jelas dan dapat diterima. Ide-ide ini

menurut mereka bukanlah ciptaan pemikiran manusia. Prinsip itu sendiri jauh

Page 10: Makalah Sumber Pengetahuan

63

sudah ada sebelum manusia memikirkannya. Akhirnya paham semacam ini

kita kenal sebagai paham Idealisme.

Selanjutnya Muhammad Baqir Ash-Shadr (1994) mengatakan

dalampandangan kaum rasionalis, pengetahuan manusia terbagi menjadi

dua, pertama, pengetahuan yang mesti, yaitu bahwa akal mesti mengakui

suatuproporsi tertentu tanpa mencari dalil atau bukti kebenarannya. Akal,

secaraalami mesti mencarinya, tanpa bukti dan penetapan apapun, kedua,

informasidari pengetahuan teoritis, akal tidak akan mempercayainya

kebenaran beberapaproporsi, kecuali dengan pengetahuan-pengetahuan

pendahulu.

Kaum rasionalis memakai faham rasionalisme. Kaum ini menggunakan

metode deduktif dalam menyusun pengetahuannya. Premis yang dipakai

dalam penalarannya didapatkan dari ide yang menurut anggapannya jelas

dan dapat diterima (idealisme).

Fungsi pikirannya hanyalah mengenali prinsip tersebut yang lalu

menjadi pengetahuannya, sementara pengalaman tidak memiliki

prinsip. Masalah utama yang dihadapi kaum rasionalis adalah evaluasi dari

kebenaran premis-premis yang dipakainya dalam penalaran deduktif.

Adapun asas pemikiran yang sebagai mana di ketahui pangkal atau

asal dari mana sesuatu itu muncul dan dimengerti. Maka asas pemikiran

adalah pengetahuan di mana pengetahuan muncul dan dimengerti. Asas ini

dapat di bedakan menjadi tiga, yaitu:

Page 11: Makalah Sumber Pengetahuan

64

a. Asas Identitas ( Prinsipium Identitatis )

Asas identitas adalah dasar dari semua pemikiran prinsip ini

mengatakan bahwa sesuatu itu adalah dia sendiri bukan lainnya.

b. Asas Kontradiksi ( Prinsipium Contradictoris )

Prinsip ini mengatakan bahwa pengingkaran sesuatu tidak mungkin

sama dengan pengakuannya. Jika di akui bahwa sesuatu itu bukan A

maka tidak mungkin pada saat itu ia adalah A.

c. Asas Penolakan Kemungkinan Ketiga ( Principium Exclusi Tartii

Qanun Imtina)

Asas ini mengatakan bahwa antara pengakuan dan pengingkaran

terletak pada salah satunya. Pengakuan dan pengingkaran merupakan

pertantangan mutlak.

3. Intuisi

Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses

penalaran tertentu. Intuisi bersifat personal dan tidak dapat diramalkan.

Sebagian dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur maka intuisi ini

tidak dapat diandalkan.

Seseorang yang sedang terpusat pemikirannya pada suatu masalah

tiba-tiba saja menemukan jawaban atas permasalahan tersebut. Jawaban

atas permasalahan yang sedang dipikirkannya muncul dibenaknya bagaikan

Page 12: Makalah Sumber Pengetahuan

65

kebenaran yang membukakan pintu. Suatu masalah yang kita pikirkan, yang

kemudian kita tunda karena menemui jalan buntu, tiba-tiba muncul dibenak

kita yang lengkap dengan jawabannya (Jujun, 2005).

Selanjutnya menurut Jujun (2005: 53), Intuisi bersifat personal dan

tidak bisa diramalkan. Pengetahuan intuisi dapat dipergunakan sebagai

hipotesis bagi analisis selanjutnya dalam menentukan benar tidaknya

pernyataan yang dikemukakan. Kegiatan intuisi dan analisis bisa saling

membantu dalam menentukan kebenaran. Bagi Maslow intuisi merupakan

pengalaman puncak (peak experience) sedangkan bagi Nietzchen intuisi

merupakan inteligensi yang paling tinggi.

Menurut Henry Bergson, intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman

yang tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan

dan kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan

suatu usaha. Kemampuan inilah yang dapat memahami kebenaran yang

utuh, yang tetap, yang unique. Instuisi ini menangkap objek secara langsung

tanpa melalui pemikiran. Jadi, akal dan indera hanya mampu menghasilkan

pengetahuan yang tidak utuh (spatial), sedangka instuisi dapat menghasilkan

pengetahuan yang utuh, tetap.

Pengetahuan intuitif dapat dipergunakan sebagai hipotesis bagi

analisis selanjutnya dalam menentukan kebenaran. Pengalaman intuitif

seringa hanya dianggap sebagai sebuah halusinasi atau bahkan sebuah ilusi

belaka. Sementara itu oleh kaum beragama intuisi (hati) dipandang sebagai

Page 13: Makalah Sumber Pengetahuan

66

sumber pengetahuan yang mulia. Dari riwayat hidup matinya Sokrates,

pengetahuan intuitif disebutnya sebagai “theoria” dimana cara untuk sampai

pada pengetahuan itu adalah refleksi terhadap diri sendiri.

Perpaduan antara rasa, naluri, dan pengalaman yang mendalam

terhadap permasalahan. Sehingga menimbulkan tingkat pemahaman yang

melampaui batas-batas logika. Kemampuan intutif bagi seorang seniman

dianggap penting, Terutama untuk memutuskan berbagai pekerjaan

kompleks tanpa harus melampaui perhitungan dan pembuktian lapangan.

Jadi, Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa

melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu

tiba-tiba saja datang dari dunia lain dan diluar kesadaran. Misalnya saja,

seseorang tiba-tiba saja terdorong untuk membaca sebuah buku. Ternyata, di

dalam buku tersebut ditemukan keterangan yang dicari-carinya selama

bertahun-tahun. Atau misalnya, merasa bahwa ia harus pergi ke sebuah

tempat, ternyata disana ia menemukan penemuan besar yang mengubah

hidupnya. Namun tidak semua intuisi berasal dari kekuatan psikologi, tetapi

sebagian intuisi bisa dijelaskan sebab musebnya.

4. Wahyu

Wahyu, dalam arti bahasanya adalah isyarat yang cepat. Wahyu

adalah sumber pengetahuan yang bersandar pada otoritas Tuhan sebagai

Page 14: Makalah Sumber Pengetahuan

67

sang Maha Ilmu. Wahyu Allah dikodifikasikan dalam tiga buah kitab suci

yaitu: Taurat, Injil, Alquran.

Sumber pengetahuan yang disebut “wahyu” identik dengan agama

atau kepercayaan yang sifatnya mistis. Ia merupakan pengetahuan yang

bersumber dari tuhan melalui hambanya yang terpilih untuk menyampaikan

nabi dan rasul. Melalui wahyu atau agama, manusia diajarkan tentang

sejumlah penegetahuan. Baik yang terjangkau ataupun tidak terjangkau oleh

manusia.

Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan tuhan kepada

manusia. Pengetahuan ini disalurkan lewat nabi-nabi yang di utusannya

sepanjang zaman. Agama merupakan pengetahuan bukan saja mengenai

kehidupan sekarang yang terjangkau pengalaman, namun juga mencakup

masalah-masalah yang bersifat trasendental seperti latar belakang

penciptaan manusia dan hari kemudian di akherat nanti. Pengetahuan ini

didasarkan pada kepercayaan kepada tuhan yang merupakan sumber

pengetahuan, kepercayaan kepada nabi sebagai perantara dan kepercayaan

terhadap wahyu sebagai cara penyampaian, merupakan dasar dari

penyusunan pengetahuan ini. Kepercayaan adalah titik tolak dalam agama.

Suatu pernyataan harus dipercaya dahulu utuk dapat diterima, pernyataan ini

bisa saja selanjutnya dikaji dengan metode lain. Secara rasional bisa dikaji

umpamanya apakah pernyataan-pernyataaan yang terkandung didalamnya

bersifat konsisten atau tidak. Dipihak lain secara empiris bisa dikumpulkan

Page 15: Makalah Sumber Pengetahuan

68

fakta-fakta yang mendukung pernyataan tersebut atau tidak. Singkatnya

agama dimulai dengan rasa percaya, dan lewat pengajian selanjutnya

kepercayaan itu bisa meningkat atau menurun. Pengetahuan lain seperti ilmu

perumpamaannya. Ilmu dimulai dengan rasa tidak percaya, dan setelah

melalui proses pengkajian ilmiah, kita bisa diyakinkan atau tetap pada

pendirian semula.

D. Kriteria Kebenaran

Berfikir merupakan suatu aktifitas manusia untuk menemukan

kebenaran. Apa yang disebut benar oleh seseorang belum tentu benar bagi

orang lain. Oleh karena itu diperlukan suatu ukuran atau criteria kebenaran.

Ada tiga jenis kebenaran yaitu: kebenaran epistemology (berkaitan dengan

pengetahuan), kebenaran ontologism (berkaitan dengan sesuatu yang ada

atau diadakan), dan kebenaran semantic (berkaitan dengan bahasa dan

tuturkata).

Ada 4 teori kebenaran: yaitu teori Korespondensi, Teori Koherensi,

Teori Pragmatisme, dan Teori Kebenaran Religius. Ketiga teori pertama

mempunyai perbedaan paradigma. Teori koherensi mendasarkan diri pada

kebenaran rasio, teori korespondensi pada kebenaran faktual, dan teori

fragmatisme fungsional pada fungsi dan kegunaan kebenaran itu sendiri.

Tetapi keempatnya memiliki persamaan. Yaitu pertama, seluruh teori

melibatkan logika, baik logika formal maupun material (deduktif dan induktif),

Page 16: Makalah Sumber Pengetahuan

69

kedua melibatkan bahasa untuk menguji kebenaran itu, dan ketiga

menggunakan pengalaman untuk mengetahui kebenaran itu.

1. Teori Korespondensi

Teori korespondensi (Correspondence Theory of Truth) menerangkan

bahwa kebenaran atau sesuatu keadaan benar itu terbukti benar bila ada

kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan dengan objek yang

dituju oleh pernyataan tersebut. Kebenaran adalah kesesuaian pernyataan

dengan fakta, yang berselaras dengan realitas, yang serasi dengan situasi

aktual.

Dengan demikian ada lima unsure yang perlu yaitu pernyataan

(statement), persesuaian (agreement), situasi (situation), kenyataan (realitas)

dan putusan (judgement). Kebenaran adalah fidelity to objective reality. Atau

dengan bahasa latinnya: edaequatio intelectus et rei (kesesesuaian pikiran

dengan kenyataan).

Teori ini dianut oleh aliran realis. Pelopornya Plato, Aristoteles dan

Moore. Dikembangkan lebih lanjut oleh Ibnu Sina, Thomas Aquinas diabad

skolastik, serta oleh Bertrand Russel pada abad Modern. Cara berfikir ilmiah

yaitu logika induktif menggunakan teori korespondensi ini.

Page 17: Makalah Sumber Pengetahuan

70

2. Teori Koherensi

Teori koherensi (The Coherence Theory of Truth) menganggap suatu

pernyataan benar bila didalamnya tidak ada pertentangan, bersifat koheren

dan konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang telah dianggap benar.

Dengan demikian suatu pernyataan dianggap benar, jika pernyataan itu

dilaksanakan atas petimbangan yang konsisten dan pertimbangan lain yang

telah diterima kebenarannya. Rumusan kebenaran adalah, truth is a

systematic coherence, dan truth is consistency.

Jika A = B dan B = C, maka A = C. Logika matematik yang deduktif

memakai teori kebenaran koherensi ini. Logika ini menjelaskan bahwa

kesimpulan akan benar, jika premis-premis yang digunakan juga benar. Teori

ini digunakan oleh aliran metafisikus-rasionalis dan idealis.

Teori ini sudah ada sejak pra Socrates, kemudian dikembangkan oleh

Benedictus Spinoza dan George Hegel. Suatu teori dianggap benar apabila

telah dibuktikan (justifikasi) benar dan tahan uji (testable). Kalau teori ini

bertentangan dengan data terbaru yang benar atau dengan teori lama yang

benar, maka teori itu akan gugur atau batal dengan sendirinya.

3. Teori Pragmatisme

Teori pragmatism (the pragmatic theory of truth) menganggap suatu

pernyataan, teori itu memiliki kebenaran bila memiliki kegunaan dan manfaat

bagi kehidupan manusia. Kaum pragmatis menggunakan kriteria

Page 18: Makalah Sumber Pengetahuan

71

kebenarannya dengan kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability), dan

akibat yang memuaskan (satisfactory consequence). Oleh karena itu tidak

ada kebenaran yang mutlak/tetap, kebenarannya tergantung pada kerja,

manfaat dan akibatnya. Akibat/hasil yang memuaskan bagi kaum pragmatis

adalah :

a. Sesuai dengan keinginan dan tujuan.

b. Sesuai dan teruji dengan suatu eksperimen.

c. Ikut membantu dan mendorong perjuangan untuk tetap eksis (ada).

Teori ini merupakan sumbangan paling nyata dari para filsup Amerika.

Tokohnya adalah Charles S. Pierce (1839–1914) dan diikuti oleh William

James dan John Dewey (1859–1952).

E. Kebenaran Religius

Berpendirian bahwa kebenaran ialah kebenaran Ilahi = divine truth,

kebenaran yang bersumber dari tuhan, kebenaran ini disampaikan melalui

wahyu. Manusia bukan semata makhluk jasmani yang ditentukan oleh hukum

alam dan kehidupan saja. Ia juga makhluk rohaniah sekaligus, pendukung

nilai. Kebenaran tidak cukup diukur dengan rasio individu, akan tetapi harus

bisa menjawab kebutuhan dan memberi keyakinan pada seluruh umat.

Karena itu kebenaran haruslah mutlak, berlaku sepanjang sejarah manusia.

Page 19: Makalah Sumber Pengetahuan

72

Kebenaran religius menjadi sebuah kebenaran yang mutlak untuk tiap

penganutnya sekalipun dalam tiap kitab suci dan sabda yang dijadikan

pedoman dalam teori kebenaran memiliki perbedaan pemahaman, tafsir,

pendapat sebab kebenaran disini tidak hanya diperuntukan untuk

kepentingan kelompok (bersifat universal) maka perlu adanya orang – orang

yang ahli untuk membahasakannya supaya tidak menjadikan kebenaran

sebagai sumber konflik.

Ketiga teori kebenaran sebelumnya menggunakan alat, budi,fakta,

realitas dan kegunaan sebagai landasannya. Dalam teori kebenaran agama

digunakan wahyu yang bersumber dari Tuhan. Sebagai makluk pencari

kebenaran, manusia dan mencari dan menemukan kebenaran melalui

agama. Dengan demikian, sesuatu dianggap benar bila sesuai dan koheren

dengan ajaran agama atau wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak.agama

dengan kitab suci dan haditsnya dapat memberikan jawaban atas segala

persoalan manusia, termasuk kebenaran.