MAKALAH SOSIAL
-
Upload
rajagombal-tanpa-ekspresi -
Category
Documents
-
view
73 -
download
1
Transcript of MAKALAH SOSIAL
MAKALAH
KEHIDUPAN SOSIAL SEBAGAI SUATU SISTEM
SOSIAL
Disusun oleh:
REZA BASOFI
711.1.1.1653
IV-C
FAKULTAS ILMU SOSIAL & POLITIK
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
TAHUN AKADEMIK 2012-2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan mengenai struktur masyarakat saja kiranya belum
cukup memadai untuk menggambarkan kehidupan bersama manusia
secara nyata. Struktur masyarakat barulah menggambarkan
kehidupan bersama manusia dalam seginya yang statistik. Agar
dapat mengetahui gambaran yang lebih lengkap dan realistik
mengenai kehidupan manusia bersama ini, kita perlu memperoleh
pengetahuan-pengetahuan mengenai proses-proses sosial yang
terjadi dan terdapat di dalam masyarakat. Pengetahuan-pengetahuan
mengenai proses-proses sosial ini akan memungkinkan seseorang
untuk memahami segi-segi dinamika suatu masyarakat.
Perubahan dan perkembangan masyarakat yang mewujudkan segi
dinamisnya disebabkan karena para warganya mengadakan
hubungan satu dengan lainnya baik dalam bentuk perorangan
maupun kelompok sosial. Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan
saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain.
Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi
sosial. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa interaksi sosial adalah
dasar proses sosial, pengertian tersebut menunjuk pada hubungan-
hubungan sosial yang dilihat dari segi-segi dinamis. Interaksi sosial
sebagai bentuk umum dari proses sosial, dapat juga dikatakan proses
sosial, karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya
aktivitas sosial.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
Apakah yang dimaksud dengan proses sosial?
Bagaimana terjadinya interaksi sosial?
Mengapa interaksi sosial dikatakan sebagai dasar dari proses
sosial?
Apakah yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk biososial?
Apakah unsur-unsur dalam interaksi sosial?
Bagaimana bentuk-bentuk dasar interaksi sosial?
Bagaimana bentuk masalah atau realita dilapangan dalam proses
sosial?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam pembahasan makalah ini adalah
pengertian manusia sebagai makhluk biososial, penjelasan interaksi
sebagai dasar dari proses sosial, unsur-unsur yang terdapat dalam
interaksi sosial, bentuk-bentuk dasar interaksi sosial, dan masalah
atau realita dilapangan dalam proses sosial.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Manusia Sebagai Makhluk Biososial
Manusia dilahirkan didalam masyarakat mempunyai tata dan
penghidupan serta pola tingkah laku yang komplek. Untuk
menganalisa betapa pengaruh kebudayaan kepada pertumbuhan dan
pekembangan individu menjadi orang dewasa yang berkepribadian
sempurna, demikian juga betapa-betapa kekuatan–kekuatan kodrat
atau faktor-faktor keturunan biologis pada manusia yang menjadi
milik pribadi sebagai individualitas dapat bertahan dikepribadian
seseorang.
Suatu persoalan dalam penyelidikan kehidupan manusia apakah
gerangan yang akan terjadi seandainya manusia (anak) didalam
pertumbuhan dan perkembangan dipisahkan dari alam kehidupan
kultural manusia. Jawaban dari masalah ini adalah memecahkan
masalah tentang determinasi biologis pada kepribadian manusia.
Artinya bahwa kepribadian manusia itu sungguh ditentukan oleh
faktor-faktor keturunannya.
Persoalan lain adalah kalau kebudayaan masyarakat benar-benar
dapat mempengararuhi pertumbuhan manusia secara mutlak, apakah
hal itu dapat dibuktikan? Adanya dua persoalan tersebut yang telah
dikemukakan diatas mengenai pertumbuhan dan perkembangan
manusia, adalah sebagai akibat adanya dua pandangan yang
bertentangan satu sama lain tentang hakikat pertumbuhan manusia.
1. Nativisme
Pandangan nativisme dipelopori oleh Schopenhauter yang
mengatakan bahwa manusia itu akan berkembang menjadi manusia
yang bagaimana, hal ini bergntung dari nutrisinya, bergantung dari
pembawaannya.
2. Empirisme
Pandangan empirisme yang dipelopori oleh John Locke, yang
mengatakan bahwa bayi ketika lahir itu ibarat kertas yang masih
putih bersih, ibarat tabularasa didalam jiwanya, dan akan tumbuh
berkembang menjadi apa anak itu kelak kemudian hari bergantung
dari pengaruh luar yang datang. Dan disinilah pendidikan merupakan
faktor yang paling menentukan, pendidikan berkuasa.
3. Konvergensi
Pandangan konvergensi dipelopori oleh William Stern, yang
mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak
ditentukan oleh faktor-faktor endogen (pembawaan) dan faktor-faktor
oxygen, faktor dari luar (milieu alamiah dan sosio kultural).
Untuk mendapatkan bukti-bukti kebenaran atau dari pendapat-
pendapat tesebut diatas bahwa ini akan dijelaskan dengan contoh
oleh salah satu pakar pendidikan sebagai berikut, di Amerika ada
cerita tentang seorang anak yang bernama Anna yang hidup terpencil
didaerah attic, Pensylvania, di rumah petani, mulai berumur enam
bulan sampai berumur lima tahun. Sedikit demi sedikit ia mulai
menguasai bahasa ketika dia pindah dari rumah attic ke rumah biasa.
Perkembangan yang terpenting darinya adalah hubungan-hubungan
sosialnya, dia tertarik dengan anak-anak yang lain, dan turut bermain
dengan teman-teman yang normal.
Dari contoh diatas dapatlah diutamakan bahwa lingkungan sosial
merupakan faktor yang penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak. Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh
pembawaan maupun pengauh lingkungan sosial terhadap
perkembangan manusia, maka dilakukan penyelidikan-penyelidikan
secara case study. Peranan keturunan dan lingkungan sekitar dalam
hal menetukan kemampuan mental, menurut Francis Galton tahun
1869 di dalam bukunya Hereditary Genius. Dari penyelidikan ini
dikemukakan bahwa secara statistik kemampuan mental itu akan
menurun di dalam satu garis keluarga.
B. Interaksi Sebagai Dasar Proses Sosial
Proses sosial merupakan pengaruh timbal balik dari berbagai
kehidupan bersama. Kehidupan bersama itu dapat dilihat dari
beberapa segi atau aspek, yaitu ada segi kehidupan ekonomi, segi
kehidupan politik, segi kehidupan hukum, dan sebagainya. Jadi proses
sosial dapat diartikan pengaruh timbal bailk antara, misalnya, segi
kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan hukum, segi kehidupan
hukum dengan ekonomi dan seterusnya.
Pada dasarnya gejala-gejala atau fenomena-fenomena, seperti
ekonomi, hukum, politik dan sebagainya, itu tidak dapat bertindak.
Oleh karena gejala-gejala atau fenomena-fenomena itu tidak dapat
bertindak, sudah tentu tidak akan terjadi pengaruh timbal balik
antara gejala yang satu dengan gejala lainnya. Pada dasarnya yang
dapat bertindak, jadi yang dapat berhubungan itu adalah manusia,
yang mewujudkan suatu aktivitas. Dengan demikian, aktivitas sosial
itu terjadi karena adanya aktivitas dari manusia dalam hubungannya
dengan manusia lain. Oleh karena yang bertindak, jadi yang
berhungan itu adalah manusia, maka dapat dinyatakan bahwa
interaksi sosial merupakan bentuk utama dari proses sosial.
C. Unsur-unsur Dasar Interaksi Sosial
Di dalam interaksi sosial mengandung makna tentang kontak secara
timbal balik atau inter-stimulasi dan respon antara individu-individu
dan kelompok-kelompok. Kontak pada dasarnya merupakan aksi dari
individu atau kelompok lain. Penangkapan makna tersebut yang
menjadi pangkal tolak untuk memberikan reaksi. Kontak dapat terjadi
secara langsung, yaitu melalui gerak dan fisikal oraganisme (action of
physical organism), misalnya melalui pembicaraan, gerak, isyarat,
dan dapat pula secara tidak langsung, misalnya melalui tulisan atau
bentuk-bentuk lain dari komunikasi jarak jauh.
Adanya komunikasi muncul setelah kontak berlangsung. Terjadinya
kontak belum berarti telah ada komunikasi. Komunikasi timbul
apabila seseorang individu memberi tafsiran pada perilaku orang lain.
Dengan tafsiran tadi, lalu seseorang itu mewujudkan perilaku, dimana
perilaku tersebut merupakan reaksi terhadap perasaan yang ingin
disampaikan oleh orang lain itu.
Dari penjabaran diatas kita dapat menyatakan bahwa syarat
terjadinya interaksi adalah kontak dan komunikasi.
Menurut Kimbal Young, interaksi sosial dapat berlangsung antara:
Orang perorangan dengan kelompok atau kelompok dengan orang
perorangan (there may be to group or group to person relation)
Kelompok dengan kelompok (there is group to group interaction)
Orang perorangan (there is person to person interaction)
Sehubungan dengan pendapat Kimbal Young di atas, khusus
mengenai hubungan antara kelompok dengan kelompok, atau dimana
hubungan itu menyangkut kelompok, perlu disampaikan pandangan
Schlegel, yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara
kelompok atau perorangan dengan kelompok, oleh karena kelompok
itu tidak bisa bertindak dan karena kelompok itu adalah orang-orang
juga, maka hubungan yang terjadi adalah antara orang dengan orang,
anatara satu dengan banyak orang, atau antara banyak orang dengan
banyak orang.
D. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Soejono Soekanto menyatakan bahwa pada dasarnya ada dua bentuk
umum dari interaksi sosial, yaitu asosiatif dan disosiatif. Suatu
interaksi sosial yang asosiatif merupakan proses yang menuju pada
suatu kerja sama. Sedangkan bentuk interaksi disosiatif dapat
diartikan sebagai suatu perjuangan melawan seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Proses yang asosiatif (processes of association) yang terbagi kedalam
tiga bentuk khusus lagi yaitu:
Kerjasama
Akomodasi
Asimilasi dan akulturasi
Proses yang disosiatif (processes of dissociation) yang mencakup:
Persaingan
Persaingan yang meliputi kontraversi dan pertentangan atau
pertikaian (conflict)
1. Proses-proses yang Asosiatif
Kerjasama (Coorperation)
Beberapa orang sosiolog menganggap bahwa kerja sama merupakan
bentuk interaksi sosial yang pokok. Sebaliknya, sosiolog lain
menganggap bahwa kerjasama adalah merupakan proses utama.
Pemberian arti semacam itu mengambil ruang lingkup yang terlalu
luas sehingga sulit untuk dianalisis. Kerjasama disini dimaksudkan
sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau
kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan
bersama.
Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap
kelompok (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainnya (yang
merupakan out-group-nya). Kerja sama mungkin akan bertambah
kuat apabila ada bahaya luar yang mengancam atau tindakan-
tindakan luar yang menyinggung kesetiaan yang secara tradisional
atau institutional telah tertanam didalam kelompok, dalam diri
seorang atau segolongan orang. Fungsi kerja sama, menurut Charles
H. Cooley yaitu “kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa
mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada
saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan
pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentinga-
kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-
kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-
fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna.
Akomodasi (Accomodation)
Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu menunjuk pada
suatu keadaan dan untuk menunjuk pada suatu proses. Akomodasi
yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya suatu
keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma
sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku didalam masyarakat.
Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan
pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan, sehingga lawan
tidak kehilangan kepribadiannya. Tujuan akomodasi dapat berbeda
sesuai dengan situasi yang dihadapinya, salah satunya yaitu untuk
mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok-
kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham. Akomodasi
disini bertujuan untuk menghasilkan suatu sintesa antara kedua
pendapat tersebut, agar menghasilkan suatu pola yang baru.
Asimilasi dan Akulturisasi
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai
dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang
terdapat antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia
dan juga meliputi usaha-usaha mempertinggi kesatuan tindak, sikap
dan proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan
dan tujuan-tujuan bersama. Apabila orang melakukan asmilasi
kedalam suatu kelompok manusia atau masyarakat, maka dia tidak
lagi membedakan dirinya dengan kelompok tersebut yang
mengakibatkan bahwa mereka dianggap sebagai orang asing.
Asimilasi menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan sosial
dan dalam pola adat istiadat serta interaksi sosial. Proses inilah yang
dinamakan dengan akulturisasi. Perubahan-perubahan dalam pola
adat istiadat dan interaksi sosial kadangkala tidak terlalu penting dan
menonjol.
2. Proses Disosiatif
Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses
sosial dimana individu atau kelompok-kelompok manusia yang
bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang
pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik
perseoragan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik
perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah
ada, tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Di dalam
persaingan yang tidak bersifat pribadi, yang langsung bersaing
adalah kelompok. Persaingan misalnya dapat terjadi antara dua
perusahaan besar untuk mendapatkan monopoli di wilayah tertentu.
Kontraversi
Kontraversi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial
yang berada antara persaingan dan pertentangan atau petikaian.
Kontraversi terutama ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidak
pastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan
tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau keragu-raguan
terhadap kepribadian seseorang. Dalam bentuknya yang murni,
kontraversi adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-
orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan
tertentu. Sikap tersembunyi tersebut dapat berubah menjadi
kebencian, akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau
pertikaian.
Pertentangan (Pertikaian atau Conflict)
Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial dimana
individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan
jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman
dan/atau kekerasan. Walaupun pertentangan merupakan suatu
proses disosiatif yang agak tajam, akan tetapi pertentangan
merupakan salah satu bentuk proses sosial juga mempunyai fungsi
positif bagi masyarakat.
Pertentangan didalam bentuk yang lunak dan dapat dikendalikan,
biasanya digunakan dengan sengaja di dalam seminar atau diskusi-
diskusi ilmiah, misalnya dimana dua atau beberapa pendapat yang
berbeda diketengahkan dan dipertahankan oleh berbagai pihak.
E. Masalah atau Realita di Lapangan dalam Proses Sosial
Interaksi sosial adalah cara-cara hubungan yang dapat dilihat apabila
orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu.
Interaksi sosial dapat berhubungan antar pribadi, antara individu
dengan kelompok, dan antara individu dengan lingkungan. Syarat
terjadinya kontak sosial adalah adanya komunikasi baik secara
langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung dapat kita
lihat inteaksi sosial di dunia maya, atau yang dinamakan sekarang
jejaring sosial seperti friendster, facebook, twitter, myspace, skype
tanpa harus bertemu secara fisik. Lewat jejaring sosial kita bisa
bertemu secara maya tentunya dengan banyak sekali orang dengan
berbagai macam karakter dan latar belakang. Baik orang yang kita
kenal sebelumnya, maupun orang yang belum kita kenal. Dapat
dikatakan bahwa jejaring sosial merupakan media interaksi sosial
yang efektif pada saat sekarang ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses sosial merupakan pengaruh timbal balik dari berbagai
kehidupan bersama. Kehidupan bersama itu dapat dilihat dari
beberapa segi atau aspek, yaitu ada segi kehidupan ekonomi, segi
kehidupan politik, segi kehidupan hukum, dan sebagainya. Jadi proses
sosial dapat diartikan pengaruh timbal bailk antara, misalnya, segi
kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan hukum, segi kehidupan
hukum dengan ekonomi dan seterusnya.
Pengetahuan-pengetahuan mengenai proses-proses sosial ini akan
memungkinkan seseorang untuk memahami segi-segi dinamika suatu
masyarakat. Perubahan dan perkembangan masyarakat yang
mewujudkan segi dinamisnya disebabkan karena para warganya
mengadakan hubungan satu dengan lainnya baik dalam bentuk
perorangan maupun kelompok sosial. Manusia dalam hidup
bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan
satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu
proses interaksi sosial. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa
interaksi sosial adalah dasar proses sosial.
B. Kritik dan Saran
Dengan tujuan penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknnya dan menyelesaikan tugas dari dosen pembimbing
mata kuliah sosiologi pendidikan, maka tersusunlah makalah ini yang
berjudul “Proses Sosial”.
Penulis beharap makalah ini dapat menjadi pengetahuan yang
berguna bagi para pembaca dan dapat menjadi pelajaran dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidup kita sesama manusia yang
dilaksnakan melalui proses yang disebut interaksi sosial.
Akhir kata, penulis mengucapkan mohon maaf apabila terdapat
banyak kekurangan pada makalah ini yang kurang berkenan. Penulis
sebagai mahasiswa yang masih membutuhkan kritik dan saran untuk
memperbaiki kekurangan pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Soleman B, Taneko. 1993. Struktur dan Proses Sosial. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Vembrianto, ST. 1993. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.
Suhardi., Sri Srunarti. 2009. Sosiologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.