Makalah perubahan sosial yogyakarta

24
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masyarakat merupakan kumpulan individu dan kelompok yang membentuk organisasi sosial yang bersifat kompleks. Dalam organisasi sosial tersebut terdapat nilai-nilai dan norma- norma sosial yang berfungsi sebagai aturan-aturan untuk bertingkah laku dan berinteraksi dalam kehidupan masyarakat. Para ahli filsafat, sejarah, ekonomi dan para sosiologi telah mencoba untuk merumuskan prinsip-prinsip atau hukum-hukum perubahan-perubahan sosial. Banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya perubahan sosial merupakan gejala wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia. Adapula yang berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya perubahan sosial manusia. Adapula yang berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam bentuk unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan. Kemudian adapula yang berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial berupa pendidik-non pendidik. Kita juga mengenal perubahan penduduk. Perubahan itu sendiri merupakan suatu perubahan sosial. Disamping itu perubahan penduduk juga merupakan faktor penyebab timbulnya perubahan sosial dan budaya. Bilamana suatu daerah baru telah dipadati penduduk, maka kadar keramah tamahannya pun akan menurun, kelompok sekunder akan bertambah jumlahnya, struktur kebudayaan akan menjadi lebih rumit, dan masih banyak lagi ii

Transcript of Makalah perubahan sosial yogyakarta

Page 1: Makalah perubahan sosial yogyakarta

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masyarakat merupakan kumpulan individu dan kelompok yang membentuk organisasi

sosial yang bersifat kompleks. Dalam organisasi sosial tersebut terdapat nilai-nilai dan

norma-norma sosial yang berfungsi sebagai aturan-aturan untuk bertingkah laku dan

berinteraksi dalam kehidupan masyarakat. Para ahli filsafat, sejarah, ekonomi dan para

sosiologi telah mencoba untuk merumuskan prinsip-prinsip atau hukum-hukum perubahan-

perubahan sosial. Banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya perubahan

sosial merupakan gejala wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia. Adapula yang

berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya perubahan sosial manusia. Adapula yang

berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur

yang mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam bentuk

unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan. Kemudian adapula yang

berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial berupa pendidik-non pendidik.

Kita juga mengenal perubahan penduduk. Perubahan itu sendiri merupakan suatu

perubahan sosial. Disamping itu perubahan penduduk juga merupakan faktor penyebab

timbulnya perubahan sosial dan budaya. Bilamana suatu daerah baru telah dipadati penduduk,

maka kadar keramah tamahannya pun akan menurun, kelompok sekunder akan bertambah

jumlahnya, struktur kebudayaan akan menjadi lebih rumit, dan masih banyak lagi perubahan

yang akan terjadi. Masyarakat yang keadaannya stabil, mungkin akan mampu menolak

perubahan, tetapi masyarakat yang jumlah penduduknya meningkat cepat, akan dengan cepat

terimbas perubahan walaupun secara cepat atau lambat.

Teori-teori mengenai perubahan-perubahan masyarakat sering mempersoalkan

perbedaan antara perubahan-perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan. Kingsley Davis

berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan.

Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan  dalam

kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,

filsafat, bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial.

Perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu kedua-duanya

bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam

masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.

ii

Page 2: Makalah perubahan sosial yogyakarta

Masyarakat yang terlintas dipersimpangan jalan lalu lintas dunia selalu merupakan

pusat perubahan. Karena kebanyakan masyarakat yang terdekat hubungannya masuk melalui

difusi, maka masyarakat yang terdekat hubungannya dengan masyarakat lain cenderung

melalui perubahan tercepat pula. Sebaliknya, daerah yang terisolasi merupakan pusat

kestabilan, konservatisme dan penolakan terhadap perubahan. Hampir semua suku yang

sangat primitif juga merupakan suku-suku yang amat terisolasi, misalnya suku Badui, Dayak,

Asmat dan lain-lain. Bahkan masyarakat yang berbudaya pun isolasi menyebabkan adanya

kestabilan budaya.

Jika suatu masyarakat belum merasa membutuhkan suatu kebutuhan yang sangat

mendesak, maka masyarakat tersebut akan tetap menolak perubahan, hanya kebutuhan yang

dianggap perlu oleh masyarakat yang memegang peran menentukan.

Perubahan sosial dan kebudayaan dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk.

- Perubahan lambat

Penduduk yang mengagung-agungkan masyarakat masa lampau,  nenek moyang dan

terikat oleh tradisi dan keagamaan akan berubah secara lambat dan terpaksa. Bila suatu

kebudayaan secara relatif tetap bersifat statis       dalam jangka waktu yang lama, maka

orang-orang cenderung beranggapan bahwa kebudayaan tersebut seharusnya tetap demikian

seterusnya. Yang secara tidak sadar mereka bersifat etrosentrisme.

·  Perubahan cepat

Masyarakat yang berubah secara cepat dapat memahami perubahan sosial. Para anggota

masyarakatnya bersikap skeptis dan kritis terhadap beberapa bagian dari kebudayaan

tradisional mereka dan selalu berupaya melakukan eksperimen-eksperiman baru.

1. Perubahan kecil dan perubahan besar

2. Perubahan yang dikehendaki (intended-change)

3. Perubahan yang tidak dikehendaki

B. Permasalahan

1. Bagaimana Proses Perubahan Sosial Budaya di Jogjakarta

2. Perubahan dan Fenomena Sosial yang terjadi di Jogjakarta

3. Bagamana Pembangunan Sosial di Jogjakarta

C. Tujuan

untuk mengetahui perubahan-perubahan sosial dan pembangunan yang terjadi di yogyakarta

BAB II

ii

Page 3: Makalah perubahan sosial yogyakarta

PEMBAHASAN

1). Pengertian Perubahan Sosial

Perubahan sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau

berubahnya struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif,

sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat.

Tetapi perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain

tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang mengalami perubahan

yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Perubahan tersebut dapat

berupa perubahan-perubahan yang tidak menonjol atau tidak menampakkan adanya suatu

perubahan. Juga terdapat adanya perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh luas maupun

terbatas. Di samping itu ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat, dan

perubahan yang berlangsung dengan cepat.

Pengertian perubahan sosial adalah perubahan perubahan yang terjadi pada masyarakat

yang mencakup perubahan dalam aspek-aspek struktur dari suatu masyarakat, ataupun karena

terjadinya perubahan dari faktor lingkung an, karena berubahnya komposisi penduduk,

keadaan geografis, serta berubahnya sistem hubungan sosial, maupun perubahan pada

lembaga kemasyarakatannya.

1.1. Contoh Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial

Pada hakikatnya, perubahan sosial dalam masyarakat dapat dibedakan ke dalam beberapa

bentuk. Untuk mengetahuinya, mari kita simak bersama uraian berikut ini.

1. Perubahan Lambat (Evolusi)

Perubahan secara lambat atau evolusi memerlukan waktu yang lama. Perubahan ini biasanya

merupakan rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Pada evolusi,

perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Masyarakat hanya

berusaha menyesuaikan dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan

dengan pertumbuhan masyarakat.

2. Perubahan Cepat (Revolusi)

Perubahan yang berlangsung secara cepat dinamakan dengan revolusi. Di dalam revolusi,

perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebih dahulu maupun tanpa direncanakan.

Selain itu dapat dijalankan tanpa kekerasan maupun dengan kekerasan. Ukuran kecepatan

suatu perubahan sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama.

Perubahan-perubahan tersebut dianggap cepat karena mengubah sendi-sendi pokok

ii

Page 4: Makalah perubahan sosial yogyakarta

kehidupan masyarakat, seperti sistem kekeluargaan dan hubungan antarmanusia. Suatu

revolusi dapat juga berlangsung dengan didahului suatu pemberontakan.

Secara sosiologis, persyaratan berikut ini harus dipenuhi agar suatu revolusi dapat tercapai.

a. Harus ada keinginan dari masyarakat banyak untuk mengadakan perubahan. Di dalam

masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan dan harus ada keinginan untuk

mencapai keadaan yang lebih baik.

b. Ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat untuk

mengadakan perubahan.

c. Pemimpin harus dapat menampung keinginan atau aspirasi dari rakyat untuk kemudian

merumuskan aspirasi tersebut menjadi suatu program kerja.

d. Ada tujuan konkret yang dapat dicapai. Artinya, tujuan itu dapat dilihat oleh masyarakat

dan dilengkapi oleh suatu ideologi tertentu.

e. Harus ada momentum yang tepat untuk mengadakan revolusi, yaitu saat di mana keadaan

sudah tepat dan baik untuk mengadakan suatu gerakan.

3. Perubahan Kecil

Pada zaman dahulu, kaum perempuan di Indonesia setiap harinya mengenakan baju kebaya.

Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan mode, model pakaian yang mereka

kenakanpun mengalami perubahan. Ada yang memakai rok panjang, rok mini, celana

panjang, kaos, dan lainlain. Contoh tersebut merupakan suatu bentuk perubahan kecil.

Apa yang kamu ketahui mengenai perubahan kecil? Perubahan kecil adalah perubahan-

perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh

langsung atau berarti bagi masyarakat.

4. Perubahan Besar

Perubahan besar adalah suatu perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan

lembaga-lembaganya, seperti dalam sistem kerja, sistem hak milik tanah, hubungan

kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat. Contohnya kepadatan penduduk di Pulau Jawa

telah melahirkan berbagai perubahan, seperti semakin sempitnya lahan, terjadinya banyak

pengangguran tersamar di desa-desa, dan lainnya.

5. Perubahan yang Dikehendaki

Perubahan ini merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih

dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihakpihak

ini dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat

kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin dalam perubahan pada lembaga-lembaga

kemasyarakatan.

ii

Page 5: Makalah perubahan sosial yogyakarta

Cara-cara untuk memengaruhi masyarakat adalah dengan rekayasa sosial ( social engineering

), yaitu dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu. Cara ini sering pula

dinamakan perencanaan sosial ( social planning ). Contohnya, lahirnya undang-undang

pemilu yang merubah tata cara pemilihan presiden dan wakil presiden di Indonesia. Saat ini

rakyat memilihnya secara langsung.

6. Perubahan yang Tidak Dikehendaki

Pada tanggal 27 Mei 2006 di Jogjakarta dan Jawa Tengah diguncang gempa yang

mengakibatkan banyak penduduk kehilangan keluarga dan tempat tinggal. Banyak fasilitas

umum, seperti jalan, sekolah, dan rumah sakit rusak. Dengan demikian aktivitas masyarakat

menjadi lumpuh. Peristiwa yang tidak mereka kehendaki tersebut telah menyebabkan

terjadinya perubahan dalam masyarakat. Perubahan itu terjadi di luar jangkauan pengawasan

masyarakat dan tidak bisa diantisipasi atau diprediksi sebelumnya. Dalam sosiologi,

perubahan tersebut biasa disebut dengan perubahan yang tidak dikehendaki karena

menimbulkan akibatakibat sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat.

7. Perubahan Struktural

Perubahan struktural adalah perubahan yang sangat mendasar yang menyebabkan timbulnya

reorganisasi dalam masyarakat. Contohnya perubahan sistem pemerintahan dari monarkhi ke

sistem pemerintahan republik.

8. Perubahan Proses

Perubahan proses adalah perubahan yang sifatnya tidak mendasar. Perubahan tersebut hanya

merupakan penyempurnaan dari perubahan sebelumnya. Contohnya, perubahan kurikulum

dalam pendidikan. Sifatnya menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam

perangkat atau dalam pelaksanaan kurikulum sebelumnya.

2). Pengertian Perubahan Kebudayaan

Perubahan sosial budaya adalah perubahan pada kebudayaan atau kebiasaan pada

masyarakat. Perubahan sosial budaya dipengaruhi oleh faktor dari luar masyarakat (dari

masyarakat lain). Perubahan sosial budaya bisa merubah struktur, fungsi, nilai, norma,

pranata, dan semua aspek lainnya. Perubahan ini bisa terjadi pada salah satu anggota

masyarakat atau seluruh lapisan masyarakat.

2.1. Contoh Perubahan Kebudayaan Di Masyarakat

1. Pakaian

Perubahan mode pakaian pada masyarakat bisa saja terjadi. Dahulu semua masyarakat

menggunakan pakaian adat khasnya. Namun, seiring dengan kemajuan dari perkembangan

ii

Page 6: Makalah perubahan sosial yogyakarta

masyarakat tersebut membuat sedikit demi sedikit anggota masyarakat mulai meninggalkan

pakaian adatnya dan menggunakan pakaian yang menjadi trend di daerah itu. Seperti contoh,

sekarang adalah jamannya demam Korea. Bagi penggemar beratnya, mereka selalu mencari

dan menggunakan pakaian yang biasa digunakan orang Korea. Namun, masyarakat tetap

tidak meninggalkan pakaian adat mereka dan tetap menggunakannya dalam acara tertentu.

Seperti pakaian adat Bali yang digunakan setiap kali mereka sembahyang di pura.

2. Model Rambut

Model rambut juga banyak berubah. Bahkan masyarakat cenderung merasa harus mengikuti

trend tersebut jika tidak mau dikatakan ‘jadul’ atau ‘culun’. Pengaruh terbesar adalah model

rambut ‘punk’ yang membuat banyak remaja mengikuti model rambut dan gaya hidup orang

dengan model rambut tersebut.

3. Kesenian

Kesenian bisa saja berubah atau tergantikan seiring perkembangan zaman. Saat ini, banyak

kesenian di Indonesia yang mulai punah karena anak bangsa tidak suka dengan kesenian

tersebut. Bahkan mereka lebih suka mempelajari kesenian asing dengan alasan trendy.

Namun, masih banyak kesenian populer Indonesia yang masih bisa bertahan sampai

sekarang.

4. Bahasa Daerah

Indonesia memiliki banyak sekali bahasa daerah. Namun, banyak juga bahasa yang mulai

punah. Itu mungkin disebabkan karena mereka lebih berminat untuk menggunakan Bahasa

Indonesia atau bahasa Inggris dibandingkan bahasa daerahnya sendiri. Itu mungkin karena

bahasa tersebut jangkauan komunikasinya lebih luas dibandingkan bahasa daerahnya yang

cenderung hanya dimengerti oleh anggota masyarakat di daerah tersebut.

5. Masuknya Budaya Barat

Budaya di Indonesia telah banyak tercampur dengan budaya asing. Itu mungkin disebakan

karena kebudayaan itu lebih menyenangkan dibandingkan budayanya sendiri. Seperti budaya

hari Valentine dan pesta ulang tahun. Sebenarnya budaya asli Indonesia telah memiliki

budaya yang mirip dengan budaya tadi. Namun, budaya tersebut terkadang dianggap kurang

meriah. Contoh perubahan besar lainnya adalah penggunaan komputer dan alat-alat teknologi

sebagai pengganti buku untuk mencari tugas. Hal itu disebabkan oleh kemudahan

menggunakan alat-alat teknologi tersebut.

6. Cara Berkomunikasi

ii

Page 7: Makalah perubahan sosial yogyakarta

Perubahan pada cara berkomunikasi bisa terjadi. Beberapa tahun lalu kita masih

menggunakan surat untuk berkomunikasi jarak jauh dan sekarang, dengan menggunakan

jejaring sosial atau alat komunikasi, seseorang bisa berkomunikasi dengan cepat dan praktis.

Itulah contoh perubahan sosial budaya yang terjadi pada masyarakat. Semua masyarakat pasti

saja akan mengalami perubahan sosial budaya. Namun, perubahan tersebut umumnya tidak

dirasakan atau tidak terjadi pada masyarakat terpencil.

3). Dampak Perubahan Sosial Dan Kebudayaan Terhadap Masyarakat

Adanya perubahan sosial budaya secara langsung atau tidak langsung akan memberikan

dampak negatif dan positif.

A. Akibat Positif

Perubahan dapat terjadi jika masyarakat dengan kebudayaan mampu menyesuaikan diri

dengan perubahan. Keadaan masyarakat yang memiliki kemampuan dalam menyesuaikan

disebut adjusment, sedangkan bentuk penyesuaian dengan gerak perubahan disebut integrasi.

B. Akibat Negatif

Akibat negatif terjadi apabila masyarakat dengan kebudayaannya tidak mampu menyesuaikan

diri dengan gerak perubahan. Ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan

disebut maladjusment. Maladjusment akan menimbulkan disintegrasi. Penerimaan

masyarakat terhadap perubahan sosial budaya dapat dilihat dari perilaku masyarakat yang

bersangkutan.

Apabila perubahan sosial budaya tersebut tidak berpengaruh pada keberadaan atau

pelaksanaan nilai dan norma maka perilaku masyarakat akan positif. Namun, jika perubahan

sosial budaya tersebut menyimpang atau berpengaruh pada nilai dan norma maka perilaku

masyarakat akan negatif.

Terdapat beberapa tanggapan masyarakat sebagai dampak perubahan sosial yang

menimbulkan suatu ketidakpuasan, penyimpangan masyarakat, ketinggalan, atau

ketidaktahuan adanya perubahan, yaitu sebagai berikut.

1. Perubahan yang diterima masyarakat kadang-kadang tidak sesuai dengan keinginan.

Hal ini karena setiap orang memiliki gagasan mengenai perubahan yang mereka

anggap baik sehingga perubahan yang terjadi dapat ditafsirkan bermacam-macam,

sesuai dengan nilai-nilai sosial yang mereka miliki.

2. Perubahan mengancam kepentingan pihak yang sudah mapan. Hak istimewa yang

diterima dari masyarakat akan berkurang atau menghilang sehingga perubahan

dianggapnya akan mengancangkan berbagai aspek kehidupan. Untuk mencegahnya,

ii

Page 8: Makalah perubahan sosial yogyakarta

setiap perubahan harus dihindari dan ditentang karena tidak sesuai kepentingan

kelompok masyarakat tertentu.

3. Perubahan dianggap sebagai suatu kemajuan sehingga setiap perubahan harus diikuti

tanpa dilihat untung ruginya bagi kehidupan. Pembahan juga dianggap membawa

nilai-nilai baru yang modern.

4. Ketidaktahuan pada perubahan yang terjadi. Hal ini mengakibatkan seseorang

ketinggalan informasi tentang perkembangan dunia.

5. Masa bodoh terhadap perubahan. Hal itu disebabkan perubahan sosial yang terjadi

dianggap tidak akan menimbulkan pengaruh bagi dirinya.

6. Ketidaksiapan menghadapi perubahan. Pengetahuan dan kemampuan seseorang

terbatas, dampak perubahan sosial yang terjadi ia tidak memiliki kesempatan untuk

menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.

Akibat atau dampak perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat

dapat berbentuk antara lain sebagai berikut :

1.      Pergolakan dan Pemberontakan

Proklamasi dikumandangkan sebagai pernyataan kemerdekaan Indonesia dapat diterima di

berbagai daerah walaupun tidak secara bersamaan. Rakyat menyambut dan mendukungnya.

Oleh karena itu, segera dibentuk suatu tatanan dan kehidupan sosial baru. Rangkaian

peristiwa itu disebut revolusi. Adanya pergolakan dan pemberontakan di berbagai daerah

pascakemerdekaan, berlujuan untuk menjatuhkan kedudukan penguasa pada saat itu,

sekaligus menyatakan kelidaksetujuan mereka terhadap ideologi pemerintah.

2.      Aksi Protes dan Demonstrasi

Aksi protes disebut juga unjuk rasa yang selalu terjadi dalam kehidupan manusia. Hal itu

terjadi karena setiap orang memiliki pendapat dan pandangan yang mungkin berbeda. Protes

dapat terjadi apabila suatu hal menimpa kepentingan individu atau kelompok secara langsung

sebagai akibat dari rasa ketidakadilan akan hak yang harus diterima. Akibatnya, individu atau

kelompok tersebut tidak puas dan melakukan tindakan penyelesaian.

Protes merupakan aksi tanpa kekerasan yang dilakukan oleh individu atau masyarakat

terhadap suatu kekuasaan. Protes dapat pula terjadi secara tidak langsung sebagai rasa

solidaritas antarsesama karena kesewenang-wenangan pihak tertentu yang mengakibatkan

kesengsaraan bagi orang lain.

3.      Kriminalitas

Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan memberi peluang bagi setiap orang untuk

berubah, tetapi perubahan tersebut tidak membawa setiap orang ke arah yang dicita-citakan.

ii

Page 9: Makalah perubahan sosial yogyakarta

Hal ini berakibat terjadinya perbedaan sosial berdasarkan kekayaan, pengetahuan, perilaku,

ataupun pergaulan. Perubahan sosial tersebut dapat membawa seseorang atau kelompok ke

arah tindakan yang menyimpang karena dipengaruhi keinginan-keinginan yang tidak

terpenuhi atau terpuaskan dalam kehidupannya.

Perbuatan kriminal yang muncul di masyarakat secara khusus akan diuraikan sebagai akibat

terjadinya perubahan sosial yang menimbulkan kesenjangan kehidupan atau jauhnya

ketidaksamaan sosial. Akibatnya, tidak semua orang mendapat kebahagiaan yang sama.

Adanya perbedaan tersebut menyebabkan setiap orang memiliki penafsiran yang berbeda-

beda terhadap hak dan kewajibannya. Setiap orang harus mendapat hak disesuaikan dengan

kewajiban yang dilakukan.

4.       Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

Bangsa Indonesia yang sedang membangun perlu memiliki sistem administrasi yang bersih

dan berwibawa, bebas dari segala korupsi, kolusi, dan nepotisme. Masalah korupsi

menyangkut berbagai aspek sosial dan budaya maka Bung Hatta (dalam Mubyarto)

mengatakan bahwa korupsi adalah masalah budaya. Apabila hal ini sudah membudaya di

kalangan bangsa Indonesia atau sudah menjadi bagian dari kebudayaan bangsa akan sulit

untuk diberantas. Akibatnya, ha! tersebut akan menghambat proses pembangunan nasional.

Untuk memberantas korupsi, tidak hanya satu atau beberapa lembaga pemerintahan saja yang

harus berperan, tetapi seluruh rakyat Indonesia harus bertekad untuk menghilangkan korupsi.

5.       Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja merupakan disintergasi dari keutuhan suatu masyarakat. Hal itu karena

tindakan yang mereka lakukan dapat meresahkan masyarakat Oleh karena itu, kenakalan

remaja disebut sebagai masalah sosial. Munculnya kenakalan remaja merupakan gejolak

kehidupan yang disebabkan adanya perubahan-perubahan sosial di masyarakat, seperti

pergeseran fungsi keluarga karena kedua orangtua bekerja sehingga peranan pendidikan

keluarga menjadi berkurang.

Selain itu, pergeseran nilai dan norma masyarakat mengakibatkan berkembangnya sifat

individualisme. Juga pergeseran struktur masyarakat mengakibatkan masyarakat lebih

menyerahkan setiap permasalahan kepada yang berwenang. Perubahan sosial, ekonomi,

budaya, dan unsur budaya lainnya dapat mengakibatkan disintegrasi.

ii

Page 10: Makalah perubahan sosial yogyakarta

2.2 Perubahan Sosial yang terjadi di Yogayakarta

Yang menarik adalah buku dari Selo Soemardjan yang membahas perubahan sosial di

Yogyakarta. ternyata ini adalah salah satu buku babon sosiologi....beruntung banget aku bisa

dapat ini. Bahwa ternyata Sri Sultan berpandangan selangkah lebih maju dari para

pendahulunya dalam menyikapi perubahan sosial yang membawa pengaruh terhadap

kedudukan para keluarga Istana. Bahkan beliau yang mendorong para bangsawan ini untuk

bekerja keras, membuka pintu pintu keraton simbol keangkuhan masa silam dan

mempersilakan rakyatnya masuk bertemu dengannya serta menyelesaikan masalah

keseharian. Kesadaran bahwa sudah saatnya kehidupan keluarga istana yang serba mewah

harus diakhiri karena di luar tembok bermunculan para akademisi yang mempunyai

kemampuan melebihi kaum bangsawan. Mungkin mirip dengan fenomena para mbok Mase

di Surakarta. Bagaimana ia bekerja membentuk badan badan yang mengelola ekonomi

rakyat, mengenalkan sedikit demi sedikit administrasi kepegawaian kepada rakyatnya dan

membimbing rakyat untuk mulai berinisiatif dalam penyelesaian masalah.

Tidak seperti saudaranya di Surakarta yang masih sibuk dengan perselisihan kuno Surakarta-

Mangkunegaran. Ia justru tidak segan segan bekerja sama dengan Paku Alam demi

melancarkan tugas tugasnya.  Memang tidak semua pekerjaannya berhasil karena adanya

benturan benturan dengan partai politik maupun ketidaksiapan para personil yang ditunjuk,

tapi itu merupakan pembuktian bahwa ia memang memiliki ketajaman visi yang seharusnya

dimiliki oleh seorang Raja

Di tangannya Yogyakarta dengan selamat mengarungi masa masa panas pasca proklamasi

kemerdekaan.

ii

Page 11: Makalah perubahan sosial yogyakarta

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perubahan tidak saja menggoyahkan budaya yang berlaku, dan merusak nilai-nilai

dan kebiasaan yang dihormati, tetapi tidak menimbulkan akibat terhadap kebudayaan

setempat. Bahkan inovasi tambahanpun dapat mempengaruhi unsur-unsur budaya lainnya.

Teknologi modern menyebar ke seluruh pelosok dunia. Sebagaimana disinggung pada

sebelumnya, sampai batas-batas tertentu semua unsur baru merusak budaya yang berlaku.

Jika suatu kebudayaan yang segenap unsur dan institusinya selaras serta terintegrasi secara

baik mengalami perubahan pada salah satu unsurnya, maka hal tersebut akan mengacaukan

ketahanan kebudayaaan. Karena kebudayaan mencapai aspek yang saling berkaitan, maka

pada umumnya kita akan merasa lebih mudah menerima serangkaian perubahan yang saling

berkaitan dari pada menerima serangkaian perubahan yang saling berkaitan daripada

menerima perubahan terpisah dalam suatu waktu tertentu. Dan dalam masyarakat yang kacau

para anggotanya, yang mengalami hambatan dalam menemukan sistem perilaku yang cocok,

akhirnya ikut menjadi perilaku yang rapuh. Manakala mereka telah putus harapan untuk

menemukan cara hidup yang baik dan telah berhenti berupaya, maka mereka dikatakan telah

kehilangan semangat hidup (demoralized). Meskipun perubahan kadangkala membawa

kepahitan, namun penolakan tersebut bisa saja mengakibatkan kepahitan yang lebih parah,

karena perubahan tidak terlepas dari keuntungan dan kerugian. Contoh keuntungan adalah

dengan perubahan masyarakat yang terisolir menjadi lebih maju dan tidak terbelakang,

modernisasi dan lain-lain. Perancangan sosial (social planning) mencoba mengurangi

kerugian perubahan, namun keberhasilannya masih diperdebatkan.

“Tingkat tertinggi integrasi sistem sosial yang paling mungkin tercapai didasarkan pada

seperangkat arti, nilai, norma hukum, yang secara logis dan berarti konsisten satu sama lain

dan mengatur interaksi antar kepribadian-kepribadian yang turut serta di dalamnya. Tingkat

paling rendah dimana kenyataan sosio-budaya itu dapat dianalisa adalah pada tingkat

interaksi yang berarti antara dua atau lebih”

B. SARAN

Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya

membangun sangat kami harapkan.

ii

Page 12: Makalah perubahan sosial yogyakarta

DAFTAR PUSTAKA

Horton, Hunt, 1992.Sosiologi 2, Erlangga, Jakarta

Soekanto. S, 1990.Sosiologi Suatu Pengantar, Gatindo, Jakarta

Johnson, P.D, 1988.Teori Sosiologi Klasik dan Modern I, Gramedia, Jakarta

http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1992756-dampak-perubahan-sosial

budaya

ii

Page 13: Makalah perubahan sosial yogyakarta

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ‘Alamin segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kepada Allah SWT 

yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini, Namun penulis menyadari makalah ini belum dapat dikatakan

sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta salam semoga

selalu dilimpahkan kepada junjunan kita semua habibana wanabiana Muhammad SAW,

kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku

umatnya.

Makalah ini penulis membahas mengenai “PERUBAHAN SOSIAL DAN

PEMBANGUNAN YANG TERJADI DI YOGYAKARTA”, dengan makalah ini penulis

mengharapkan agar dapat membantu sistem pembelajaran. Penulis ucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya.

Raha, Agustus 2013

Penyusun

ii

Page 14: Makalah perubahan sosial yogyakarta

DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................... i   

Daftar Isi................................................................................................................. ii    

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar Belakang.............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................2

C. Tujuan................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.... ................................................................................... 2

2.1 Bentuk-bentuk perubahan sosial................................................................. 3

2.2 Perubahan sosial yang terjadi di yogyakarta............................................... 10

BAB II PENUTUP................................................................................................... 11

A. Kesimpulan.................................................................................................. 11

B. Saran............................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 12

ii

Page 15: Makalah perubahan sosial yogyakarta

MAKALAH

PERUBAHAN SOSIAL

DAN PEMBANGUNAN

YANG TERJADI DI YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH :

NAMA : Reni

JURUSAN : GEOGRAFI

SEMESTER : II

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

KENDARI

KELAS RAHA

2013

ii