Makalah solusio plasenta

19
MAKALAH SOLUSIO PLASENTA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Persalinan Dosen Pengampu : Surtiningsih S,ST. Disusun Oleh Kelompok 4 : 1. Gita Maysaroh R.A (131540127890032) 2. Kurniawati Dewi (131540128020045) 3. Laela Kurnia Dewi (131540128030046) PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIII 3B SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 2014

Transcript of Makalah solusio plasenta

Page 1: Makalah solusio plasenta

i

MAKALAH

SOLUSIO PLASENTA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Persalinan

Dosen Pengampu : Surtiningsih S,ST.

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. Gita Maysaroh R.A (131540127890032)

2. Kurniawati Dewi (131540128020045)

3. Laela Kurnia Dewi (131540128030046)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIII 3B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA

PURWOKERTO

2014

Page 2: Makalah solusio plasenta

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

limpahan karunianya, kami dapat menyelesaikan Makalah Persalinan tentang

“Solusio Plasenta” dengan tepat waktu tanpa halangan suatu apapun. Diharapkan

makalah ini dapat memberi wawasan dan informasi kepada pembaca dan

mahasiswa tentang materi ini.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Ibu Surtiningsih S,ST Selaku dosen pengampu mata kuliah Persalinan

Bagaimana pun kami telah berusaha membuat makalah ini dengan sebaik-

baiknya, namun tidak ada kesempurnaan dalam karya manusia. Kami

menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. oleh

karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk lebih

menyempurnakan makalah ini. Mudah-mudahan sedikit yang kami

sumbangkan ini, akan menjadi ilmu yang bermanfaat.

Purwokerto,05 Desember 2014

Penulis

Page 3: Makalah solusio plasenta

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN AWAL ......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Tujuan .............................................................................................. 1

C. Rumusan Masalah ............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 4

A. Definisi ............................................................................................ 4

B. Klasifikasi .......................................................................................... 4

C. Etiologi............................................................................................... 6

D. Patofisiologi ....................................................................................... 7

E. Gambaran Klinik................................................................................ 8

F. Diagnosis............................................................................................ 10

G. Anamnesis .......................................................................................... 10

H. Inspeksi .............................................................................................. 10

I. Palpasi................................................................................................ 10

J. Auskultasi ........................................................................................ 10

K. Komplikasi ......................................................................................... 11

L. Prognosis .......................................................................................... 12

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 13

A. Kesimpulan ...................................................................................... 13

B. Saran.................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 16

Page 4: Makalah solusio plasenta

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan

maternalplasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua

endometrium sebelumwaktunya yakni sebelum anak lahir. Di berbagai

literatur disebutkan bahwa risiko mengalamisolusio plasenta meningkat

dengan bertambahnya usia.

Solusio plasenta merupakan salah satu penyebab perdarahan

antepartum yangmemberikan kontribusi terhadap kematian maternal dan

perinatal di Indonesia. Terdapatfaktor-faktor lain yang ikut memegang

peranan penting yaitu kekurangan gizi, anemia,paritas tinggi, dan usia lanjut

pada ibu hamil. Di negara yang sedang berkembang penyebabkematian yang

disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau

penangannya(direct obstetric death) adalah perdarahan, infeksi,

preeklamsi/eklamsi. Selain itu kematianmaternal juga dipengaruhi faktor-

faktor reproduksi, pelayanan kesehatan, dan sosioekonomi.Salah satu faktor

reproduksi ialah ibu hamil dan paritas

Solusio plasenta atau disebut abruption placenta / ablasia placenta

adalah separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus

(korpus uteri) dalam masa kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin

lahir. Dalam plasenta terdapat banyak pembuluh darah yang memungkinkan

pengantaran zat nutrisi dari ibu kejanin, jika plasenta ini terlepas dari

implantasi normalnya dalam masa kehamilan maka akan mengakibatkan

perdarahan yang hebat.

Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya lebih berbahaya daripada

plasenta previa oleh karena pada kejadian tertentu perdarahan yang tampak

keluar melalui vagina hampir tidak ada / tidak sebanding dengan perdarahan

yang berlangsung internal yang sangat banyak pemandangan yang menipu

inilah yang sebenarnya yang membuat solusio plasenta lebih berbahaya karena

Page 5: Makalah solusio plasenta

2

dalam keadaan demikian seringkali perkiraan jumlah, darah yang telah keluar

sukar diperhitungkan, padahal janin telah mati dan ibu berada dalam keadaan

syok.

Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada

kasus-kasus berat didapatkan korelasi dengan penyakit hipertensi vaskular

menahun, 15,5% disertai pula oleh pre eklampsia. Faktor lain diduga turut

berperan sebagai penyebab terjadinya solusio plasenta adalah tingginya

tingkat paritas dan makin bertambahnya usia ibu.

Gejala dan tanda solusio plasenta sangat beragam, sehingga sulit

menegakkan diagnosisnya dengan cepat. Dari kasus solusio plasenta

didiagnosis dengan persalinan prematur idopatik, sampai kemudian terjadi

gawat janin, perdrhan hebat, kontraksi uterus yang hebat, hipertomi uterus

yang menetap. Gejala-gejala ini dapat ditemukan sebagai gejala tunggal tetapi

lebih sering berupa gejala kombinasi.

Solusio plasenta merupakan penyakit kehamilan yang relatif umum

dan dapat secara serius membahayakan keadaan ibu. Seorang ibu yang pernah

mengalami solusio plasenta, mempunyai resiko yang lebih tinggi mengalami

kekambuhan pada kehamilan berikutnya. Solusio plasenta juga cenderung

menjadikan morbiditas dan bahkan mortabilitas pada janin dan bayi baru lahir.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi solusio plasenta.

2. Untuk mengetahui klasifikasi dari solusio plasenta.

3. Untuk mengetahui etiologi dan solusio plasenta.

4. Untuk mengetahui patofisiologi dari solusio plasenta.

5. Untuk mengetahui gambaran klinis dari solusio plasenta.

6. Untuk mengetahui diagnosis untuk solusio plasenta.

7. Untuk mengetahui komplikasi dari solusio plasenta.

8. Untuk mengetahui prognosis dari solusio plasenta.

Page 6: Makalah solusio plasenta

3

C. Rumusan Masalah

1. Apa definisi solusio plasenta ?

2. Apa klasifikasi solusio plasenta?

3. Bagaimana etiologi dari solusio plasenta ?

4. Apa saja patofisiologi dari solusio plasenta ?

5. Apa saja gambaran klinis dari solusio plasenta ?

6. Apa saja diagnosis untuk pasien dengan solusio plasenta ?

7. Apa saja komplikasi dari solusio plasenta ?

8. Apa prognosis dari solusio plasenta ?

Page 7: Makalah solusio plasenta

4

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan

maternal plasentadari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua

endometrium sebelum waktunyayakni sebelum anak lahir.

B. Klasifikasi

Plasenta dapat terlepas hanya pada pinggirnya saja (ruptura sinus

marginalis), dapat pula terlepas lebih luas (solusio parsialis), atau bisa seluruh

permukaan maternal plasenta terlepas (solusio plasenta totalis). Perdarahan

yang terjadi dalam banyak kejadian akan merembes anatara plasenta dan

miometrium untuk seterusnya menyelinap di bawah selaput ketuban dan

akhirnya memperoleh jalan ke kanalis servikalis dan keluar melalui vagina

(revealed hemorrhage). Akan tetapi, ada kalanya, walaupun jarang, perdarahan

tersebut tidak keluar melalui vagina (concealed hemorrhage) jika

1. Bagian plasenta sekitar perdarahan masih melekat pada dinding Rahim

2. Selaput ketuban masih melekat pada dinding Rahim

3. Perdarahan masuk ke dalam kantong ketuban setelah ketuban pecah

karenanya

4. Bagian terbawah janin, umumnya kepala, menempel ketat pada segmen

bawah rahim.

Dalam klinis solusio plasenta dibagi ke dalam berat ringannya

gambaran klinik sesuai dengan luasnya permukaan plasenta yang terlepas,

yaitu solusio plasenta ringan, solusio plasenta sedang dan solusio plasenta

berat. Yang ringan biasanya baru di ketahui setelah plasenta lahir dengan

adanya hematoma yang tidak luas pada permukaan maternal atau adanya

ruptura sinus marginalis. Pembagian secara klinik ini baru definitif bila ditinjau

retrospektif karena solusio plasenta sifatnya berlangsung progresif yang berarti

solusio plasenta yang ringan bisa berkembang mejadi lebih berat dari wktu ke

Page 8: Makalah solusio plasenta

5

wktu. Keadaan umum penderita bisa menjadi buruk apabila perdarahannya

cukup banyak pada kategori concealed hemorrhage.

1. Solusio placenta ringan

Luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25% tetapi atau ada yang

menyebutkan kurang dari 1/6 bagian. Jumlah darah yang keluar biasanya

kurang dari 250 ml. Tumpahkan darah yang keluar terlihat seperti pada

haid bervariasi dari sedikit sampai seperti menstruasi yang banyak. Gejala-

gejala perdarahan sukar dibedakan dari plasenta previa kecuali warba darah

yang kehitaman. Komplikasi terhadap ibu dan janin belum ada.

2. Solusio placenta sedang

Luas plasenta yang terlepas telah melebihi 25%, tetapi belum

mencapai separuhnya (50%). Jumlah darah yang keluar biasanya kurang

dari 250 ml tetapi belum mencapai 1.000 ml. Umumnya pertumpahan darah

terjadi ke luar dan ke dalam bersama-sama. Gejala-gejala dan tanda-tanda

sudah jelas seperti rasa nyeri pada perut yang terus menerus, denyut

jantung janin menjadi cepat, hipotensi dan takikardia

3. Solusio placenta berat

Luas plasenta yang terlepas telah melebihi 50%, dan jumlah darah

yang keluar telah mencapai 1.000 ml atau lebih. Pertumpahan darah bisa

terjadi ke luar dan kedalam bersama-sama. Gejala-gejala dan tanda-tanda

klinik jelas, keadaan umum penderita buruk disertai syok, dan hampir

semua janinnya telah meninggal. Komplikasi koagulopati dan gagal ginjal

yang ditandai pada oliguri biasanya telah ada.

Klasifikasi ini dibuat berdasarkan tanda-tanda klinisnya, sesuai

derajat terlepasnya plasenta. Pada solusio placenta, darah dari tempat

pelepasan mencari jalan keluar antara selaput janin dan dinding rahim dan

akhirnya keluar dari serviks dan terjadi solusio placenta dengan pendarahan

keluar / tampak. Kadang-kadang darah tidak keluar tapi berkumpul di

belakang placenta membentuk hematom retroplasenta. Perdarahan ini

disebut perdarahan ke dalam/tersembunyi. Kadang-kadang darah masuk ke

dalam ruang amnion sehingga perdarahan teteap bersembunyi.

Page 9: Makalah solusio plasenta

6

C. Etiologi

Penyebab primer belum diketahui pasti, namun ada beberapa faktor

yang menjadi predisposisi.

1. Faktor kardio-reno-vaskuler

Glomerulonefritis kronik, hipertensi essensial, sindroma

preeklamsia dan eklamsia. Pada penelitian di Parkland, ditemukan bahwa

terdapat hipertensi pada separuh kasus solusio plasenta berat, dan separuh

dari wanita yang hipertensi tersebut mempunyai penyakit hipertensi

kronik, sisanya hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan.

2. Faktor trauma

a. Dekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli.

b. Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang

banyak/bebas, versi luar atau tindakan pertolongan persalinan

c. Trauma langsung, seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.

3. Faktor paritas ibu

Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara.

Beberapa penelitian menerangkan bahwa makin tinggi paritas ibu makin

kurang baik keadaan endometrium

4. Faktor usia ibu

Makin tua umur ibu, makin tinggi frekuensi hipertensi menahun.

5. Leiomioma uteri (uterine leiomyoma)

yang hamil dapat menyebabkan silusio plasenta apabila plasenta

berimplantasi di atas bagian yang mengandung leiomioma.

6. Faktor pengunaan kokain

Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian tekanan darah dan

peningkatan pelepasan katekolamin yang bertanggung jawab atas

terjadinya vasospasmepembuluh darah uterus dan berakibat terlepasnya

plasenta. Namun, hipotesis ini belum terbukti secara definitive

7. Faktor kebiasaan merokok

Ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan kasus

solusio plasenta sampai dengan 25% pada ibu yang merokok ≤ 1 (satu)

Page 10: Makalah solusio plasenta

7

bungkus per hari. Ini dapat diterangkan pada ibu yang perokok plasenta

menjadi tipis, diameter lebih luas dan beberapa abnormalitas pada

mikrosirkulasinya

8. Riwayat solusio plasenta sebelumnya

Hal yang sangat penting dan menentukan prognosis ibu dengan

riwayat solusio plasenta adalah bahwa resiko berulangnya kejadian ini

pada kehamilan berikutnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu

hamil yang tidak memiliki riwayat solusio plasenta

9. Pengaruh lain, seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uterus

pada vena cava inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh

adanya kehamilan, dan lain-lain.

D. Patofisiologi

Terjadinya solusio plasenta dipicu oleh perdarahan ke dalam desidua

basalis yang kemudian terbelah dan meningkatkan lapisan tipis yang melekat

pada mometrium sehingga terbentuk hematoma desidual yang menyebabkan

pelepasan, kompresi dan akhirnya penghancuran plasenta yang berdekatan

dengan bagian tersebut.

Ruptur pembuluh arteri spiralis desidua menyebabkan hematoma retro

plasenta yang akan memutuskan lebih banyak pembuluh darah, hingga

pelepasan plasenta makin luas dan mencapai tepi plasenta, karena uterus tetap

berdistensi dengan adanya janin, uterus tidak mampu berkontraksi optimal

untuk menekan pembuluh darah tersebut. Selanjutnya darah yang mengalir

keluar dapat melepaskan selaput ketuban.

Sesungguhnya solusio plasentra merupakan hasil akhir dari suatu

proses yang bermula dari suatu keadan yang mampu memisahkan vili-vili

korialis plasenta dari tempat implantasinya pada desidua basalis sehingga

terjadi perdarahan. Oleh karena itu patosiologinya bergantung pada etilogi.

Pada trauma abdomen etiologinya jelas karena robeknya pembuluh darah

desidua.

Dalam banyak kejadian perdarahan berasal dari kematian sel

(apoptosis) yang disebabkan oleh iskemia dan hipoksia. Semua penyakit ibu

Page 11: Makalah solusio plasenta

8

yang dapat meneyebabkan pembekuan trombosis dalam pembuluh darah

desidua atau dalam vaskular vili dapat berujung kepada iskemia dan hipoksia

setempat yang menyebabkan kematian sejumlah sel dan mengakibatkan

perdarahan sebagai hasil akhir. Perdarahan tersebut menyebabkan desidua

basalis terlepas kecuali selapisan tipis yang tetap melekat pada miometrium.

Dengan demikian, pada tingkat permulaan sekali dari proses terdiri

ataspembentukab hematom yang bisa menyebabkan pelepasan yang lebih luas,

kompresi dan kerusakan pada bagian plasenta kecuali terdapat hematom pada

bagian belakang plasenta yang baru lahir. Dalam beberapa kejadian

pembentukan hematom retroplasenta disebabkan oleh putusnya arteria spiralis

dalam desidua. Hematoma retroplasenta mempengaruhi penyampaian nutrisi

dan oksigen dari sirkulasi maternal/plasenta ke sirkulasi janin. Hematoma

yang terbentuk dengan cepat meluas dan melepaskan plasenta lebih

luas/banyak sampai ke pinggirnya sehingga darah yang keluar merembes

antara selaput ketuban dan miometrium untuk selanjutnya keluar melalui

serviks ke vagina (revealed hemorrhage). Perdarahan tidak bisa berhenti

karena uterus yang lagi mengandung tidak mampu berkontraksi untuk

menjepit pembuluh arteria spiralis yang terputus. Walaupun jarang, terdapat

perdarahan tinggal terperangkap di dalam uterus (concealed hemorrhage).

E. Gambaran Klinik

Gambaran klinik penderita solusio plasenta bervariasi sesuai dengan

berat ringannya atau luas permukaan maternal plasenta yang terlepas. Belum

ada uji coba yang khas untuk menentukan diagnosisnya. Gejala dan tanda

klinisnya yang klasik dari solusio plasenta adalah terjadinya perdarahan yang

berwarna tua keluar melalui vagina (80% kasus), rasa nyeri perut dan uterus

tegang terus-menerus mirip his partus prematurus. Sejumlah penderita bahkan

tidak menunjukkan tanda atau gejala klasik, gejala yang lahir mirip tanda

persalinan prematur saja. Oleh karena itu, kewaspadaan atau kecurigaan yang

tinggi diperlukan dari pihak pemeriksa.

Page 12: Makalah solusio plasenta

9

1. Solusio plasenta ringan

Solusio plasenta ringan ini disebut juga ruptura sinus marginalis,

dimana terdapat pelepasan sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah

banyak. Apabila terjadi perdarahan pervaginam, warnanya akan kehitam-

hitaman dan sedikit sakit. Perut terasa agak sakit, atau terasa agak tegang

yang sifatnya terus menerus. Walaupun demikian, bagian-bagian janin

masih mudah diraba. Uterus yang agak tegang ini harus selalu diawasi,

karena dapat saja menjadi semakin tegang karena perdarahan yang

berlangsung.

2. Solusio plasenta sedang

Dalam hal ini plasenta terlepas lebih dari 1/4 bagian, tetapi belum

2/3 luas permukaan Tanda dan gejala dapat timbul perlahan-lahan seperti

solusio plasenta ringan, tetapi dapat juga secara mendadak dengan gejala

sakit perut terus menerus, yang tidak lama kemudian disusul dengan

perdarahan pervaginam. Walaupun perdarahan pervaginam dapat sedikit,

tetapi perdarahan sebenarnya mungkin telah mencapai 1000 ml. Ibu

mungkin telah jatuh ke dalam syok, demikian pula janinnya yang jika

masih hidup mungkin telah berada dalam keadaan gawat. Dinding uterus

teraba tegang terus-menerus dan nyeri tekan sehingga bagian-bagian janin

sukar untuk diraba. Jika janin masih hidup, bunyi jantung sukar didengar.

Kelainan pembekuan darah dan kelainan ginjal mungkin telah

terjadi,walaupun hal tersebut lebih sering terjadi pada solusio plasenta

berat.

3. Solusio plasenta berat

Plasenta telah terlepas lebih dari 2/3 permukaannnya. Terjadi

sangat tiba-tiba. Biasanya ibu telah jatuh dalam keadaan syok dan janinnya

telah meninggal. Uterus sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri.

Perdarahan pervaginam tampak tidak sesuai dengan keadaan syok ibu,

terkadang perdarahan pervaginam mungkin saja belum sempat terjadi.

Pada keadaan-keadaan di atas besar kemungkinan telah terjadi kelainan

pada pembekuan darah dan kelainan/gangguan fungsi ginjal

Page 13: Makalah solusio plasenta

10

F. Diagnosis

G. Anamnesis

1. Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut

2. Perdarahan pervaginam yang sifatnya dapat hebat dan sekonyong-

konyong(non-recurrent) terdiri dari darah segar dan bekuan-bekuan darah

yang berwarna kehitaman

3. Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti

4. Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata berkunang-kunang.

5. Kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.

H. Inspeksi

1. Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.

2. Pucat, sianosis dan berkeringat dingin.

3. Terlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu).

I. Palpasi

1. Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.

2. Uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois (wooden

uterus) baik waktu his maupun di luar his.

3. Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas.

4. Bagian-bagian janin sulit dikenali, karena perut (uterus) tegang.

J. Auskultasi

Sulit dilakukan karena uterus tegang, bila DJJ terdengar biasanya di

atas 140, kemudian turun di bawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta

yang terlepas lebih dari 1/3 bagian.

1. Pemeriksaan dalam

2. Serviks dapat telah terbuka atau masih tertutup.

3. Kalau sudah terbuka maka plasenta dapat teraba menonjol dan tegang.

4. Apabila plasenta sudah pecah dan sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini

akan turun ke bawah dan teraba pada pemeriksaan, disebut prolapsus

placenta

5. Pemeriksaan umum

Page 14: Makalah solusio plasenta

11

Tekanan darah semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya

menderita penyakit vaskuler, tetapi akan turun dan pasien jatuh dalam

keadaan syok. Nadi cepat dan kecil

6. Pemeriksaan laboratorium

a. Urin : Albumin (+), pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukan

silinder dan leukosit.

b. Darah : Hb menurun, periksa golongan darah, lakukan cross-

match test. Karena pada solusio plasenta sering terjadi kelainan

pembekuan darah hipofibrinogenemia

7. Pemeriksaan plasenta.

Plasenta biasanya tampak tipis dan cekung di bagian plasenta yang

terlepas (kreater) dan terdapat koagulum atau darah beku yang biasanya

menempel di belakang plasenta, yang disebut hematoma retroplacenter.

8. Pemeriksaaan Ultrasonografi (USG)

Pada pemeriksaan USG yang dapat ditemukan antara lain :Terlihat

daerah terlepasnya plasenta, Janin dan kandung kemih ibu, Darah, Tepian

plasenta.

K. Komplikasi

1. Syok perdarahan

Pendarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta

hampir tidak dapat dicegah, kecuali dengan menyelesaikan persalinan

segera. Bila persalinan telah diselesaikan, penderita belum bebas dari

perdarahan postpartum karena kontraksi uterus yang tidak kuat untuk

menghentikan perdarahan pada kala III . Pada solusio plasenta

berat keadaan syok sering tidak sesuai dengan jumlah perdarahan yang

terlihat (1,10,17)

2. Gagal ginjal

Gagal ginjal merupakan komplikasi yang sering terjadi pada

penderita solusio plasenta, pada dasarnya disebabkan oleh keadaan

hipovolemia karena perdarahan yang terjadi. Biasanya terjadi nekrosis

Page 15: Makalah solusio plasenta

12

tubuli ginjal yang mendadak, yang umumnya masih dapat ditolong dengan

penanganan yang baik. (1,2)

3. Kelainan pembekuan darah

Kelainan pembekuan darah biasanya disebabkan oleh hipofibrinogenemia.

4. Apoplexi uteroplacenta (Uterus couvelaire)

Pada solusio plasenta yang berat terjadi perdarahan dalam otot-otot

rahim dan di bawah perimetrium kadang-kadang juga dalam ligamentum

latum. Perdarahan ini menyebabkan gangguan kontraktilitas uterus dan

warna uterus berubah menjadi biru atau ungu yang biasa

disebut Uterus couvelaire

L. Prognosis

Solusio plasenta mempunyai prognosis yang buruk baik bagi ibu hamil

dan lebih buruk lagi bagi janin. Solusio plasenta ringan masih mempunyai

prognosis yang baik bagi ibu dan janin karena tidak ada kematian dan

morbiditasnya rendah. Solusio plasenta sedangmempunyai prognosis yang

lebih buruk terutama terhadap janinnya karena morbiditas ibuyang lebih berat.

Solusio plasenta berat mempunyai prognosis paling buruk terhadap ibulebih-

lebih terhadap janinnya. Umumnya pada keadaan yang demikian janin telah

mati danmortalitas maternal meningkat akibat salah satu komplikasi. Pada

solusio plasenta sedang danberat prognosisnya juga tergantung pada kecepatan

dan ketepatan bantuan medik yangdiperoleh pasien. Transfusi darah yang

banyak dengan segera dan terminasi kehamilan tepatwaktu sangat

menurunkan morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal

Page 16: Makalah solusio plasenta

13

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan

maternalplasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua

endometrium sebelumwaktunya yakni sebelum anak lahir. Di berbagai

literatur disebutkan bahwa risiko mengalamisolusio plasenta meningkat

dengan bertambahnya usia.

Solusio plasenta merupakan salah satu penyebab perdarahan

antepartum yangmemberikan kontribusi terhadap kematian maternal dan

perinatal di Indonesia. Terdapatfaktor-faktor lain yang ikut memegang

peranan penting yaitu kekurangan gizi, anemia,paritas tinggi, dan usia lanjut

pada ibu hamil. Di negara yang sedang berkembang penyebabkematian yang

disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau

penangannya(direct obstetric death) adalah perdarahan, infeksi,

preeklamsi/eklamsi. Selain itu kematianmaternal juga dipengaruhi faktor-

faktor reproduksi, pelayanan kesehatan, dan sosioekonomi.Salah satu faktor

reproduksi ialah ibu hamil dan paritas

Solusio plasenta atau disebut abruption placenta / ablasia placenta

adalah separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus

(korpus uteri) dalam masa kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin

lahir. Dalam plasenta terdapat banyak pembuluh darah yang memungkinkan

pengantaran zat nutrisi dari ibu kejanin, jika plasenta ini terlepas dari

implantasi normalnya dalam masa kehamilan maka akan mengakibatkan

perdarahan yang hebat.

1. Definisi solusio plasenta.

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh

permukaan maternal plasentadari tempat implantasinya yang normal pada

lapisan desidua endometrium sebelum waktunyayakni sebelum anak lahir.

Page 17: Makalah solusio plasenta

14

2. Klasifikasi dari solusio plasenta.

a. Solusio placenta ringan

b. Solusio placenta sedang

c. Solusio placenta berat

3. Etiologi dan solusio plasenta.

a. Faktor kardio-reno-vaskuler

b. Faktor trauma

c. Faktor paritas ibu

d. Faktor usia ibu

e. Leiomioma uteri

f. Faktor pengguna kokai

g. Faktor kebiasaan merokok.

4. Patofisiologi dari solusio plasenta

5. Gambaran klinis dari solusio plasenta.

a. Solusio plasenta ringan

b. Solusio plasenta sedang

c. Solusio plasenta berat

6. Diagnosis dari solusio plasenta

a. Anmnesisi

b. Inspeksi

c. Palpasi

d. Auskultarasi

e. Pemeriksaan dalam

f. Komplikasi

g. Syok perdaraha

h. Gagal ginjal

i. Kelaianan pembekuaan darah

7. Prognosis

Solusio plasenta mempunyai prognosis yang buruk baik bagi ibu

hamil dan lebih buruk lagi bagi janin. Solusio plasenta ringan masih

mempunyai prognosis yang baik bagi ibu dan janin karena tidak ada

Page 18: Makalah solusio plasenta

15

kematian dan morbiditasnya rendah. Solusio plasenta sedangmempunyai

prognosis yang lebih buruk terutama terhadap janinnya karena morbiditas

ibuyang lebih berat. Solusio plasenta berat mempunyai prognosis paling

buruk terhadap ibulebih-lebih terhadap janinnya. Umumnya pada keadaan

yang demikian janin telah mati danmortalitas maternal meningkat akibat

salah satu komplikasi. Pada solusio plasenta sedang danberat prognosisnya

juga tergantung pada kecepatan dan ketepatan bantuan medik

yangdiperoleh pasien. Transfusi darah yang banyak dengan segera dan

terminasi kehamilan tepatwaktu sangat menurunkan morbiditas dan

mortalitas maternal dan perinatal.

B. Saran

Jika terjadi perdarahan antepartum sebagai tenaga kesehatan harus

melakukan penanganan sesegera mungkin. Bila perlu harus melakukan

rujukan ke Rumah sakit yang memiliki fasilitas operasi dan tranfusi darah.

Page 19: Makalah solusio plasenta

16

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP – S

Gray, Huon H [et.al..]. 2009. Kardiologi. Jakarta : Penerbit Erlangga

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka

Mansjoer. Arif. dkk . 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Widya Medika