Makalah solusio plasenta
-
Upload
sentra-komputer-dan-foto-copy -
Category
Education
-
view
1.102 -
download
3
Transcript of Makalah solusio plasenta
i
MAKALAH
SOLUSIO PLASENTA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Persalinan
Dosen Pengampu : Surtiningsih S,ST.
Disusun Oleh Kelompok 4 :
1. Gita Maysaroh R.A (131540127890032)
2. Kurniawati Dewi (131540128020045)
3. Laela Kurnia Dewi (131540128030046)
PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIII 3B
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2014
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan karunianya, kami dapat menyelesaikan Makalah Persalinan tentang
“Solusio Plasenta” dengan tepat waktu tanpa halangan suatu apapun. Diharapkan
makalah ini dapat memberi wawasan dan informasi kepada pembaca dan
mahasiswa tentang materi ini.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Ibu Surtiningsih S,ST Selaku dosen pengampu mata kuliah Persalinan
Bagaimana pun kami telah berusaha membuat makalah ini dengan sebaik-
baiknya, namun tidak ada kesempurnaan dalam karya manusia. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. oleh
karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk lebih
menyempurnakan makalah ini. Mudah-mudahan sedikit yang kami
sumbangkan ini, akan menjadi ilmu yang bermanfaat.
Purwokerto,05 Desember 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN AWAL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan .............................................................................................. 1
C. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 4
A. Definisi ............................................................................................ 4
B. Klasifikasi .......................................................................................... 4
C. Etiologi............................................................................................... 6
D. Patofisiologi ....................................................................................... 7
E. Gambaran Klinik................................................................................ 8
F. Diagnosis............................................................................................ 10
G. Anamnesis .......................................................................................... 10
H. Inspeksi .............................................................................................. 10
I. Palpasi................................................................................................ 10
J. Auskultasi ........................................................................................ 10
K. Komplikasi ......................................................................................... 11
L. Prognosis .......................................................................................... 12
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 13
A. Kesimpulan ...................................................................................... 13
B. Saran.................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan
maternalplasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelumwaktunya yakni sebelum anak lahir. Di berbagai
literatur disebutkan bahwa risiko mengalamisolusio plasenta meningkat
dengan bertambahnya usia.
Solusio plasenta merupakan salah satu penyebab perdarahan
antepartum yangmemberikan kontribusi terhadap kematian maternal dan
perinatal di Indonesia. Terdapatfaktor-faktor lain yang ikut memegang
peranan penting yaitu kekurangan gizi, anemia,paritas tinggi, dan usia lanjut
pada ibu hamil. Di negara yang sedang berkembang penyebabkematian yang
disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau
penangannya(direct obstetric death) adalah perdarahan, infeksi,
preeklamsi/eklamsi. Selain itu kematianmaternal juga dipengaruhi faktor-
faktor reproduksi, pelayanan kesehatan, dan sosioekonomi.Salah satu faktor
reproduksi ialah ibu hamil dan paritas
Solusio plasenta atau disebut abruption placenta / ablasia placenta
adalah separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus
(korpus uteri) dalam masa kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin
lahir. Dalam plasenta terdapat banyak pembuluh darah yang memungkinkan
pengantaran zat nutrisi dari ibu kejanin, jika plasenta ini terlepas dari
implantasi normalnya dalam masa kehamilan maka akan mengakibatkan
perdarahan yang hebat.
Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya lebih berbahaya daripada
plasenta previa oleh karena pada kejadian tertentu perdarahan yang tampak
keluar melalui vagina hampir tidak ada / tidak sebanding dengan perdarahan
yang berlangsung internal yang sangat banyak pemandangan yang menipu
inilah yang sebenarnya yang membuat solusio plasenta lebih berbahaya karena
2
dalam keadaan demikian seringkali perkiraan jumlah, darah yang telah keluar
sukar diperhitungkan, padahal janin telah mati dan ibu berada dalam keadaan
syok.
Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada
kasus-kasus berat didapatkan korelasi dengan penyakit hipertensi vaskular
menahun, 15,5% disertai pula oleh pre eklampsia. Faktor lain diduga turut
berperan sebagai penyebab terjadinya solusio plasenta adalah tingginya
tingkat paritas dan makin bertambahnya usia ibu.
Gejala dan tanda solusio plasenta sangat beragam, sehingga sulit
menegakkan diagnosisnya dengan cepat. Dari kasus solusio plasenta
didiagnosis dengan persalinan prematur idopatik, sampai kemudian terjadi
gawat janin, perdrhan hebat, kontraksi uterus yang hebat, hipertomi uterus
yang menetap. Gejala-gejala ini dapat ditemukan sebagai gejala tunggal tetapi
lebih sering berupa gejala kombinasi.
Solusio plasenta merupakan penyakit kehamilan yang relatif umum
dan dapat secara serius membahayakan keadaan ibu. Seorang ibu yang pernah
mengalami solusio plasenta, mempunyai resiko yang lebih tinggi mengalami
kekambuhan pada kehamilan berikutnya. Solusio plasenta juga cenderung
menjadikan morbiditas dan bahkan mortabilitas pada janin dan bayi baru lahir.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi solusio plasenta.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari solusio plasenta.
3. Untuk mengetahui etiologi dan solusio plasenta.
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari solusio plasenta.
5. Untuk mengetahui gambaran klinis dari solusio plasenta.
6. Untuk mengetahui diagnosis untuk solusio plasenta.
7. Untuk mengetahui komplikasi dari solusio plasenta.
8. Untuk mengetahui prognosis dari solusio plasenta.
3
C. Rumusan Masalah
1. Apa definisi solusio plasenta ?
2. Apa klasifikasi solusio plasenta?
3. Bagaimana etiologi dari solusio plasenta ?
4. Apa saja patofisiologi dari solusio plasenta ?
5. Apa saja gambaran klinis dari solusio plasenta ?
6. Apa saja diagnosis untuk pasien dengan solusio plasenta ?
7. Apa saja komplikasi dari solusio plasenta ?
8. Apa prognosis dari solusio plasenta ?
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan
maternal plasentadari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelum waktunyayakni sebelum anak lahir.
B. Klasifikasi
Plasenta dapat terlepas hanya pada pinggirnya saja (ruptura sinus
marginalis), dapat pula terlepas lebih luas (solusio parsialis), atau bisa seluruh
permukaan maternal plasenta terlepas (solusio plasenta totalis). Perdarahan
yang terjadi dalam banyak kejadian akan merembes anatara plasenta dan
miometrium untuk seterusnya menyelinap di bawah selaput ketuban dan
akhirnya memperoleh jalan ke kanalis servikalis dan keluar melalui vagina
(revealed hemorrhage). Akan tetapi, ada kalanya, walaupun jarang, perdarahan
tersebut tidak keluar melalui vagina (concealed hemorrhage) jika
1. Bagian plasenta sekitar perdarahan masih melekat pada dinding Rahim
2. Selaput ketuban masih melekat pada dinding Rahim
3. Perdarahan masuk ke dalam kantong ketuban setelah ketuban pecah
karenanya
4. Bagian terbawah janin, umumnya kepala, menempel ketat pada segmen
bawah rahim.
Dalam klinis solusio plasenta dibagi ke dalam berat ringannya
gambaran klinik sesuai dengan luasnya permukaan plasenta yang terlepas,
yaitu solusio plasenta ringan, solusio plasenta sedang dan solusio plasenta
berat. Yang ringan biasanya baru di ketahui setelah plasenta lahir dengan
adanya hematoma yang tidak luas pada permukaan maternal atau adanya
ruptura sinus marginalis. Pembagian secara klinik ini baru definitif bila ditinjau
retrospektif karena solusio plasenta sifatnya berlangsung progresif yang berarti
solusio plasenta yang ringan bisa berkembang mejadi lebih berat dari wktu ke
5
wktu. Keadaan umum penderita bisa menjadi buruk apabila perdarahannya
cukup banyak pada kategori concealed hemorrhage.
1. Solusio placenta ringan
Luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25% tetapi atau ada yang
menyebutkan kurang dari 1/6 bagian. Jumlah darah yang keluar biasanya
kurang dari 250 ml. Tumpahkan darah yang keluar terlihat seperti pada
haid bervariasi dari sedikit sampai seperti menstruasi yang banyak. Gejala-
gejala perdarahan sukar dibedakan dari plasenta previa kecuali warba darah
yang kehitaman. Komplikasi terhadap ibu dan janin belum ada.
2. Solusio placenta sedang
Luas plasenta yang terlepas telah melebihi 25%, tetapi belum
mencapai separuhnya (50%). Jumlah darah yang keluar biasanya kurang
dari 250 ml tetapi belum mencapai 1.000 ml. Umumnya pertumpahan darah
terjadi ke luar dan ke dalam bersama-sama. Gejala-gejala dan tanda-tanda
sudah jelas seperti rasa nyeri pada perut yang terus menerus, denyut
jantung janin menjadi cepat, hipotensi dan takikardia
3. Solusio placenta berat
Luas plasenta yang terlepas telah melebihi 50%, dan jumlah darah
yang keluar telah mencapai 1.000 ml atau lebih. Pertumpahan darah bisa
terjadi ke luar dan kedalam bersama-sama. Gejala-gejala dan tanda-tanda
klinik jelas, keadaan umum penderita buruk disertai syok, dan hampir
semua janinnya telah meninggal. Komplikasi koagulopati dan gagal ginjal
yang ditandai pada oliguri biasanya telah ada.
Klasifikasi ini dibuat berdasarkan tanda-tanda klinisnya, sesuai
derajat terlepasnya plasenta. Pada solusio placenta, darah dari tempat
pelepasan mencari jalan keluar antara selaput janin dan dinding rahim dan
akhirnya keluar dari serviks dan terjadi solusio placenta dengan pendarahan
keluar / tampak. Kadang-kadang darah tidak keluar tapi berkumpul di
belakang placenta membentuk hematom retroplasenta. Perdarahan ini
disebut perdarahan ke dalam/tersembunyi. Kadang-kadang darah masuk ke
dalam ruang amnion sehingga perdarahan teteap bersembunyi.
6
C. Etiologi
Penyebab primer belum diketahui pasti, namun ada beberapa faktor
yang menjadi predisposisi.
1. Faktor kardio-reno-vaskuler
Glomerulonefritis kronik, hipertensi essensial, sindroma
preeklamsia dan eklamsia. Pada penelitian di Parkland, ditemukan bahwa
terdapat hipertensi pada separuh kasus solusio plasenta berat, dan separuh
dari wanita yang hipertensi tersebut mempunyai penyakit hipertensi
kronik, sisanya hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan.
2. Faktor trauma
a. Dekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli.
b. Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang
banyak/bebas, versi luar atau tindakan pertolongan persalinan
c. Trauma langsung, seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.
3. Faktor paritas ibu
Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara.
Beberapa penelitian menerangkan bahwa makin tinggi paritas ibu makin
kurang baik keadaan endometrium
4. Faktor usia ibu
Makin tua umur ibu, makin tinggi frekuensi hipertensi menahun.
5. Leiomioma uteri (uterine leiomyoma)
yang hamil dapat menyebabkan silusio plasenta apabila plasenta
berimplantasi di atas bagian yang mengandung leiomioma.
6. Faktor pengunaan kokain
Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian tekanan darah dan
peningkatan pelepasan katekolamin yang bertanggung jawab atas
terjadinya vasospasmepembuluh darah uterus dan berakibat terlepasnya
plasenta. Namun, hipotesis ini belum terbukti secara definitive
7. Faktor kebiasaan merokok
Ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan kasus
solusio plasenta sampai dengan 25% pada ibu yang merokok ≤ 1 (satu)
7
bungkus per hari. Ini dapat diterangkan pada ibu yang perokok plasenta
menjadi tipis, diameter lebih luas dan beberapa abnormalitas pada
mikrosirkulasinya
8. Riwayat solusio plasenta sebelumnya
Hal yang sangat penting dan menentukan prognosis ibu dengan
riwayat solusio plasenta adalah bahwa resiko berulangnya kejadian ini
pada kehamilan berikutnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu
hamil yang tidak memiliki riwayat solusio plasenta
9. Pengaruh lain, seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uterus
pada vena cava inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh
adanya kehamilan, dan lain-lain.
D. Patofisiologi
Terjadinya solusio plasenta dipicu oleh perdarahan ke dalam desidua
basalis yang kemudian terbelah dan meningkatkan lapisan tipis yang melekat
pada mometrium sehingga terbentuk hematoma desidual yang menyebabkan
pelepasan, kompresi dan akhirnya penghancuran plasenta yang berdekatan
dengan bagian tersebut.
Ruptur pembuluh arteri spiralis desidua menyebabkan hematoma retro
plasenta yang akan memutuskan lebih banyak pembuluh darah, hingga
pelepasan plasenta makin luas dan mencapai tepi plasenta, karena uterus tetap
berdistensi dengan adanya janin, uterus tidak mampu berkontraksi optimal
untuk menekan pembuluh darah tersebut. Selanjutnya darah yang mengalir
keluar dapat melepaskan selaput ketuban.
Sesungguhnya solusio plasentra merupakan hasil akhir dari suatu
proses yang bermula dari suatu keadan yang mampu memisahkan vili-vili
korialis plasenta dari tempat implantasinya pada desidua basalis sehingga
terjadi perdarahan. Oleh karena itu patosiologinya bergantung pada etilogi.
Pada trauma abdomen etiologinya jelas karena robeknya pembuluh darah
desidua.
Dalam banyak kejadian perdarahan berasal dari kematian sel
(apoptosis) yang disebabkan oleh iskemia dan hipoksia. Semua penyakit ibu
8
yang dapat meneyebabkan pembekuan trombosis dalam pembuluh darah
desidua atau dalam vaskular vili dapat berujung kepada iskemia dan hipoksia
setempat yang menyebabkan kematian sejumlah sel dan mengakibatkan
perdarahan sebagai hasil akhir. Perdarahan tersebut menyebabkan desidua
basalis terlepas kecuali selapisan tipis yang tetap melekat pada miometrium.
Dengan demikian, pada tingkat permulaan sekali dari proses terdiri
ataspembentukab hematom yang bisa menyebabkan pelepasan yang lebih luas,
kompresi dan kerusakan pada bagian plasenta kecuali terdapat hematom pada
bagian belakang plasenta yang baru lahir. Dalam beberapa kejadian
pembentukan hematom retroplasenta disebabkan oleh putusnya arteria spiralis
dalam desidua. Hematoma retroplasenta mempengaruhi penyampaian nutrisi
dan oksigen dari sirkulasi maternal/plasenta ke sirkulasi janin. Hematoma
yang terbentuk dengan cepat meluas dan melepaskan plasenta lebih
luas/banyak sampai ke pinggirnya sehingga darah yang keluar merembes
antara selaput ketuban dan miometrium untuk selanjutnya keluar melalui
serviks ke vagina (revealed hemorrhage). Perdarahan tidak bisa berhenti
karena uterus yang lagi mengandung tidak mampu berkontraksi untuk
menjepit pembuluh arteria spiralis yang terputus. Walaupun jarang, terdapat
perdarahan tinggal terperangkap di dalam uterus (concealed hemorrhage).
E. Gambaran Klinik
Gambaran klinik penderita solusio plasenta bervariasi sesuai dengan
berat ringannya atau luas permukaan maternal plasenta yang terlepas. Belum
ada uji coba yang khas untuk menentukan diagnosisnya. Gejala dan tanda
klinisnya yang klasik dari solusio plasenta adalah terjadinya perdarahan yang
berwarna tua keluar melalui vagina (80% kasus), rasa nyeri perut dan uterus
tegang terus-menerus mirip his partus prematurus. Sejumlah penderita bahkan
tidak menunjukkan tanda atau gejala klasik, gejala yang lahir mirip tanda
persalinan prematur saja. Oleh karena itu, kewaspadaan atau kecurigaan yang
tinggi diperlukan dari pihak pemeriksa.
9
1. Solusio plasenta ringan
Solusio plasenta ringan ini disebut juga ruptura sinus marginalis,
dimana terdapat pelepasan sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah
banyak. Apabila terjadi perdarahan pervaginam, warnanya akan kehitam-
hitaman dan sedikit sakit. Perut terasa agak sakit, atau terasa agak tegang
yang sifatnya terus menerus. Walaupun demikian, bagian-bagian janin
masih mudah diraba. Uterus yang agak tegang ini harus selalu diawasi,
karena dapat saja menjadi semakin tegang karena perdarahan yang
berlangsung.
2. Solusio plasenta sedang
Dalam hal ini plasenta terlepas lebih dari 1/4 bagian, tetapi belum
2/3 luas permukaan Tanda dan gejala dapat timbul perlahan-lahan seperti
solusio plasenta ringan, tetapi dapat juga secara mendadak dengan gejala
sakit perut terus menerus, yang tidak lama kemudian disusul dengan
perdarahan pervaginam. Walaupun perdarahan pervaginam dapat sedikit,
tetapi perdarahan sebenarnya mungkin telah mencapai 1000 ml. Ibu
mungkin telah jatuh ke dalam syok, demikian pula janinnya yang jika
masih hidup mungkin telah berada dalam keadaan gawat. Dinding uterus
teraba tegang terus-menerus dan nyeri tekan sehingga bagian-bagian janin
sukar untuk diraba. Jika janin masih hidup, bunyi jantung sukar didengar.
Kelainan pembekuan darah dan kelainan ginjal mungkin telah
terjadi,walaupun hal tersebut lebih sering terjadi pada solusio plasenta
berat.
3. Solusio plasenta berat
Plasenta telah terlepas lebih dari 2/3 permukaannnya. Terjadi
sangat tiba-tiba. Biasanya ibu telah jatuh dalam keadaan syok dan janinnya
telah meninggal. Uterus sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri.
Perdarahan pervaginam tampak tidak sesuai dengan keadaan syok ibu,
terkadang perdarahan pervaginam mungkin saja belum sempat terjadi.
Pada keadaan-keadaan di atas besar kemungkinan telah terjadi kelainan
pada pembekuan darah dan kelainan/gangguan fungsi ginjal
10
F. Diagnosis
G. Anamnesis
1. Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut
2. Perdarahan pervaginam yang sifatnya dapat hebat dan sekonyong-
konyong(non-recurrent) terdiri dari darah segar dan bekuan-bekuan darah
yang berwarna kehitaman
3. Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti
4. Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata berkunang-kunang.
5. Kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.
H. Inspeksi
1. Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.
2. Pucat, sianosis dan berkeringat dingin.
3. Terlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu).
I. Palpasi
1. Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
2. Uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois (wooden
uterus) baik waktu his maupun di luar his.
3. Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas.
4. Bagian-bagian janin sulit dikenali, karena perut (uterus) tegang.
J. Auskultasi
Sulit dilakukan karena uterus tegang, bila DJJ terdengar biasanya di
atas 140, kemudian turun di bawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta
yang terlepas lebih dari 1/3 bagian.
1. Pemeriksaan dalam
2. Serviks dapat telah terbuka atau masih tertutup.
3. Kalau sudah terbuka maka plasenta dapat teraba menonjol dan tegang.
4. Apabila plasenta sudah pecah dan sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini
akan turun ke bawah dan teraba pada pemeriksaan, disebut prolapsus
placenta
5. Pemeriksaan umum
11
Tekanan darah semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya
menderita penyakit vaskuler, tetapi akan turun dan pasien jatuh dalam
keadaan syok. Nadi cepat dan kecil
6. Pemeriksaan laboratorium
a. Urin : Albumin (+), pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukan
silinder dan leukosit.
b. Darah : Hb menurun, periksa golongan darah, lakukan cross-
match test. Karena pada solusio plasenta sering terjadi kelainan
pembekuan darah hipofibrinogenemia
7. Pemeriksaan plasenta.
Plasenta biasanya tampak tipis dan cekung di bagian plasenta yang
terlepas (kreater) dan terdapat koagulum atau darah beku yang biasanya
menempel di belakang plasenta, yang disebut hematoma retroplacenter.
8. Pemeriksaaan Ultrasonografi (USG)
Pada pemeriksaan USG yang dapat ditemukan antara lain :Terlihat
daerah terlepasnya plasenta, Janin dan kandung kemih ibu, Darah, Tepian
plasenta.
K. Komplikasi
1. Syok perdarahan
Pendarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta
hampir tidak dapat dicegah, kecuali dengan menyelesaikan persalinan
segera. Bila persalinan telah diselesaikan, penderita belum bebas dari
perdarahan postpartum karena kontraksi uterus yang tidak kuat untuk
menghentikan perdarahan pada kala III . Pada solusio plasenta
berat keadaan syok sering tidak sesuai dengan jumlah perdarahan yang
terlihat (1,10,17)
2. Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan komplikasi yang sering terjadi pada
penderita solusio plasenta, pada dasarnya disebabkan oleh keadaan
hipovolemia karena perdarahan yang terjadi. Biasanya terjadi nekrosis
12
tubuli ginjal yang mendadak, yang umumnya masih dapat ditolong dengan
penanganan yang baik. (1,2)
3. Kelainan pembekuan darah
Kelainan pembekuan darah biasanya disebabkan oleh hipofibrinogenemia.
4. Apoplexi uteroplacenta (Uterus couvelaire)
Pada solusio plasenta yang berat terjadi perdarahan dalam otot-otot
rahim dan di bawah perimetrium kadang-kadang juga dalam ligamentum
latum. Perdarahan ini menyebabkan gangguan kontraktilitas uterus dan
warna uterus berubah menjadi biru atau ungu yang biasa
disebut Uterus couvelaire
L. Prognosis
Solusio plasenta mempunyai prognosis yang buruk baik bagi ibu hamil
dan lebih buruk lagi bagi janin. Solusio plasenta ringan masih mempunyai
prognosis yang baik bagi ibu dan janin karena tidak ada kematian dan
morbiditasnya rendah. Solusio plasenta sedangmempunyai prognosis yang
lebih buruk terutama terhadap janinnya karena morbiditas ibuyang lebih berat.
Solusio plasenta berat mempunyai prognosis paling buruk terhadap ibulebih-
lebih terhadap janinnya. Umumnya pada keadaan yang demikian janin telah
mati danmortalitas maternal meningkat akibat salah satu komplikasi. Pada
solusio plasenta sedang danberat prognosisnya juga tergantung pada kecepatan
dan ketepatan bantuan medik yangdiperoleh pasien. Transfusi darah yang
banyak dengan segera dan terminasi kehamilan tepatwaktu sangat
menurunkan morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan
maternalplasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelumwaktunya yakni sebelum anak lahir. Di berbagai
literatur disebutkan bahwa risiko mengalamisolusio plasenta meningkat
dengan bertambahnya usia.
Solusio plasenta merupakan salah satu penyebab perdarahan
antepartum yangmemberikan kontribusi terhadap kematian maternal dan
perinatal di Indonesia. Terdapatfaktor-faktor lain yang ikut memegang
peranan penting yaitu kekurangan gizi, anemia,paritas tinggi, dan usia lanjut
pada ibu hamil. Di negara yang sedang berkembang penyebabkematian yang
disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau
penangannya(direct obstetric death) adalah perdarahan, infeksi,
preeklamsi/eklamsi. Selain itu kematianmaternal juga dipengaruhi faktor-
faktor reproduksi, pelayanan kesehatan, dan sosioekonomi.Salah satu faktor
reproduksi ialah ibu hamil dan paritas
Solusio plasenta atau disebut abruption placenta / ablasia placenta
adalah separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus
(korpus uteri) dalam masa kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin
lahir. Dalam plasenta terdapat banyak pembuluh darah yang memungkinkan
pengantaran zat nutrisi dari ibu kejanin, jika plasenta ini terlepas dari
implantasi normalnya dalam masa kehamilan maka akan mengakibatkan
perdarahan yang hebat.
1. Definisi solusio plasenta.
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh
permukaan maternal plasentadari tempat implantasinya yang normal pada
lapisan desidua endometrium sebelum waktunyayakni sebelum anak lahir.
14
2. Klasifikasi dari solusio plasenta.
a. Solusio placenta ringan
b. Solusio placenta sedang
c. Solusio placenta berat
3. Etiologi dan solusio plasenta.
a. Faktor kardio-reno-vaskuler
b. Faktor trauma
c. Faktor paritas ibu
d. Faktor usia ibu
e. Leiomioma uteri
f. Faktor pengguna kokai
g. Faktor kebiasaan merokok.
4. Patofisiologi dari solusio plasenta
5. Gambaran klinis dari solusio plasenta.
a. Solusio plasenta ringan
b. Solusio plasenta sedang
c. Solusio plasenta berat
6. Diagnosis dari solusio plasenta
a. Anmnesisi
b. Inspeksi
c. Palpasi
d. Auskultarasi
e. Pemeriksaan dalam
f. Komplikasi
g. Syok perdaraha
h. Gagal ginjal
i. Kelaianan pembekuaan darah
7. Prognosis
Solusio plasenta mempunyai prognosis yang buruk baik bagi ibu
hamil dan lebih buruk lagi bagi janin. Solusio plasenta ringan masih
mempunyai prognosis yang baik bagi ibu dan janin karena tidak ada
15
kematian dan morbiditasnya rendah. Solusio plasenta sedangmempunyai
prognosis yang lebih buruk terutama terhadap janinnya karena morbiditas
ibuyang lebih berat. Solusio plasenta berat mempunyai prognosis paling
buruk terhadap ibulebih-lebih terhadap janinnya. Umumnya pada keadaan
yang demikian janin telah mati danmortalitas maternal meningkat akibat
salah satu komplikasi. Pada solusio plasenta sedang danberat prognosisnya
juga tergantung pada kecepatan dan ketepatan bantuan medik
yangdiperoleh pasien. Transfusi darah yang banyak dengan segera dan
terminasi kehamilan tepatwaktu sangat menurunkan morbiditas dan
mortalitas maternal dan perinatal.
B. Saran
Jika terjadi perdarahan antepartum sebagai tenaga kesehatan harus
melakukan penanganan sesegera mungkin. Bila perlu harus melakukan
rujukan ke Rumah sakit yang memiliki fasilitas operasi dan tranfusi darah.
16
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP – S
Gray, Huon H [et.al..]. 2009. Kardiologi. Jakarta : Penerbit Erlangga
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Mansjoer. Arif. dkk . 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Widya Medika