MAKALAH SKENARIO 3 (1)
-
Upload
ariska-endariantari -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of MAKALAH SKENARIO 3 (1)
-
7/22/2019 MAKALAH SKENARIO 3 (1)
1/11
1
MAKALAH SKENARIO 3
TRAUMA OKLUSI
Kelompok 4 :
Amalia Fauziah I1D111001
Nita Herlina I1D111019
Dessy Sharfina I1D111020
Putri Sri Hartini I1D111021
Devintha Ayu M.T. I1D111036
Ariska Endariantari I1D111037
Annisa Maya Nugraha I1D111039
Noryunita Rahmah I1D111040
Yazid Eriansyah P. I1D111213
Saldy Rizky S. I1D111216
Maria Angelina I1D111221
Tutor : drg. Didit A.
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
BANJARMASIN
2013
-
7/22/2019 MAKALAH SKENARIO 3 (1)
2/11
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Illahi Robbi, Tuhan Yang Maha Esa , karena atas segala
bimbingan dan petunjuk-Nya , serta berkat rahmat, nikmat, dan karunia-Nya sehingga kamidiberi kesempatan untuk menyelesaikan Laporan tutorial yang berjudul Trauma Oklusi.
Laporan tutorial yang kami buat ini sebagai salah satu sarana untuk lebih mendalami materi.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. drg.Didit yang telah memberi kami kesempatan dan bimbingan untuk lebih mendalami
materi dengan pembuatan laporan tutorial ini.
2. Teman-teman kelompok tutorial 4 yang telah berperan aktif dalam pembuatan laporan tutorial
ini.
Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini mengandung banyak kekurangan,baik dari
segi isi maupun sistematika. Oleh karena itu, kami mohon maaf jika ada kesalahan karena kami
masih dalam proses pembelajaran. Kami juga berharap laporan tutorial yang telah kami buat ini
dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman yang lain.
Banjarmasin, Maret 2013
Kelompok 4
-
7/22/2019 MAKALAH SKENARIO 3 (1)
3/11
3
DAFTAR ISI
Judul ....................................................................................................................... 1
Kata Pengantar ........................................................................................................ 2
Daftar Isi ................................................................................................................. 3
Bab I Pendahuluan
1.1Latar Belakang .....................................................................................41.2Rumusan Masalah .................................................................................41.3Tujuan Penulisan ...................................................................................41.4Metode Penulisan ..................................................................................5
Bab II Pembahasan
2.1TRAUMA OKLUSI..............................................................................62.1.1 Definisi Trauma Oklusi ............................................................62.1.2 Etiologi Trauma Oklusi ............................................................62.1.3 Klasifikasi Trauma Oklusi .......................................................72.1.4 Manifestasi Klinis Trauma Oklusi ............................................72.1.5 Patogenesis Trauma Oklusi ...............................................82.1.6 Diagnosa Trauma Oklusi.....82.1.7 Penatalaksanaan Trauma Oklusi......92.1.8 Prognosis Trauma Oklusi.........92.1.9 Komplikasi Trauma Oklusi....10
Bab III Penutup
Kesimpulan dan Saran ..............................................................................11
Daftar Pustaka ..........................................................................................12
-
7/22/2019 MAKALAH SKENARIO 3 (1)
4/11
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangJaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi
sebagai penyangga gigi, terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal dan tulang
alveolar.
Penyakit periodontal merupakan penyakit yang menjadi salah satu penyebab kehilangan
gigi geligi. Hal ini sangat erat hubungannya karena jaringan periodonsium menyangga gigi
dan kemampuan jaringan periodonsium ketika menerima rangsang yang datang dari
luar.Trauma karena oklusi merupakan salah satu rangsangan yang datang menimpajaringan periodonsium yang berupa rangsang fisik dan mampu merusak jaringan
periodonsium.Etiologinya bermacam-macamsehingga beban yang dihasilkan dari trauma
karena oklusi dapat merusak jaringan periodonsium yang tidak mampumenahan beban dari
trauma karena oklusi (Carranza, 2006).
1.2 Rumusan Masalah
1. Menjelaskan definisi trauma oklusi
2. Menjelaskan etiologi trauma oklusi
3. Menjelaskan klasifikasi trauma oklusi
4. Menjelaskan manifestasi klinis trauma oklusi
5. Menjelaskan patogenesis trauma oklusi
6. Menjelaskan diagnosa trauma oklusi
7. Menjelaskan penatalaksanaan trauma oklusi
8. Menjelaskan prognosis trauma oklusi
9. Menjelaskan komplikasi trauma oklusi
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, patogenesis, prognosis dan
komplikasi dari trauma oklusi
2. Mengetahui cara diagnosa dan penatalaksanaan dari trauma oklusi
1.4 Metode Penulisan
Metode LiteraturPenyusun melakukan metode literatur dengan berpedoman pada buku-buku
kedokteran dan buku-buku kesehatan lainnya seeta jurnal kedokteran yang relevan
dengan topik.
Metode TeknologiPenyusun mengambil sebagian bahan dari internet dengan sumber yang valid
-
7/22/2019 MAKALAH SKENARIO 3 (1)
5/11
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Definisi Trauma Oklusi
Trauma oklusi adalah kerusakan jaringan periodonsium akibat tekanan oklusi yang
melebihi kapasitas adaptasi jaringan periodonsium. Tekanan dapat disebabkan langsung
maupun tidak langsung dari gigi antagonisnya. Oklusi yang menyebabkan kerusakan
tersebut dikatakan oklusi traumatik (Hadiyanti,2007; Reddy,2008).
Trauma oklusi dideskripsikan sebagai suatu kondisi yang terbentuk pada jaringan
periodonsium ketika pergerakan gigi di luar batas normalnya. Trauma oklusi juga dapat
didefinisikan sebagai kerusakan pada bagian dari suatu sistem mastikasi yang dihasilkan
oleh kontak oklusal (Carranza, 2006).
2.1.2 Etiologi Trauma Oklusi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan trauma oklusi, antara lain (Hadiyanti, 2007) :
1. Ketidakseimbangan oklusi
- Hambatan oklusal pada waktu oklusi sentris (kontak ke prematur dan gerakartikulasi)
- Gigi hilang tidak diganti- Perbandingan mahkota akar tidak seimbang- Kontak edge to edge- Alat prostetik dan restorasi yang buruk
2. Kebiasaan buruk
- Bruxism- Clenching
2.1.3 Klasifikasi Trauma Oklusi
Klasifikasi trauma oklusi, yaitu :
1. Berdasarkan onset dan durasi (Hadiyanti, 2007) :
a. Trauma oklusi akut
Dihasilkan dari tekanan oklusi yang tiba-tiba, seperti saat mengigit benda keras.
Restorasi atau alat-alat prostetik juga dapat mengubah arah gaya oklusal sehingga dapat
menimbulkan trauma akut.
Trauma akut menyebabkan nyeri pada gigi, sensitivitas terhadap perkusi, dan
peningkatan mobilitas gigi. Bila tekanan oklusalnya dikurangi, luka akan sembuh dan
gejala di atas akan berkurang. Bila tidak luka periodontal akan bertambah parah dan
-
7/22/2019 MAKALAH SKENARIO 3 (1)
6/11
6
menjadi nekrosis, yang diikuti oleh pembentukan abses periodontal, atau menjadi kronis
dan tanpa gejala. Trauma akut juga dapat menyebabkan pecahnya sementum.
b. Trauma oklusi kronis
Biasanya disebabkan oleh perubahan pada oklusi karena ausnya gigi, drifting,
dan ekstrusi, ditambah dengan parafungsi. Gaya oklusal tidak terlalu besar, tetapi terus
menerus menekan dan mengiritasi jaringan periodontal.
2. Berdasarkan penyebab (Astuti, 2010; Enamia,2010)
a. Trauma oklusi primer
Terjadi apabila dampak tekanan oklusal yang abnormal terjadi pada
periodonsium yang sehat dan normal. Misalnya restorasi yang tinggi, bruksism,
pergeseran atau ekstrusi ke ruang edentulous, dan pergerakan ortodontik.
b. Trauma oklusi sekunder
Merupakan tekanan yang berlebih untuk periodonsium yang sudah lemah.
Perlukaan akibat tekanan oklusal normal yang diaplikasikan pada gigi-geligi tanpa
dukungan yang adekuat.
c. Trauma oklusi kombinasi
Berasal dari gaya oklusal dari periodonsium yang sakit seperti inflamasi,
pembentukan poket, penyakit periodontal sehingga gaya oklusal yang berlebihan
memperburuk atau menambah perkembangan penyakit (Dave, 2004).
2.1.4 Manifestasi Klinis Trauma Oklusi
Terdapat keluhan-keluhan subjektif dan perubahan-perubahan klinis yang sering
ditemukan pada kasus-kasus yang berkaitan dengan trauma oklusi, yaitu (Hadiyanti,2007) :
-Sakit atau ketidaknyamanan-Sensitif pada tekanan-Sakit pada wajah atau sendi temporomandibula-Resesi pada gingival-Celah pada gingival-Pembesaran gingival yang hiperplastis dan menyeluruh-Poket periodontal/ kehilangan perlekatan epitel gingival-Kegoyangan gigi-Migrasi dan atau posisi gigi yang abnormal
Secara radiografis diantaranya adalah (Reddy,2008):
-Pelebaran irregular ruang periodontal-Pelebaran bagian puncak pada ruang ligamentum periodontal-Diskontinuitas atau penebalan pada lamina dura-Kerusakan tulang alveolar ke arah vertikal-Radiolusen pada furkasi
-
7/22/2019 MAKALAH SKENARIO 3 (1)
7/11
7
-Radiolusen dan kondensasi tulang alveolar atau resorpsi akar2.1.5 Patogenesis Trauma Oklusi
Gigi-gigi tetangga yang hilang secara bertahap akan mengalami perubahan posisi,
bergeser ke arah diastema dan miring, sedangkan gigi antagonisnya akan mengalamiekstrusi. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan kurve oklusal berubah bentuk,
lengkung menjadi bergelombang sehingga gerakan artikulasi menjadi tidak lancar
(Aryanti, 2007).
Benturan-benturan akan terjadi setiap kali mandibula bergerak ke posisi oklusi sentrik
dan secara tidak disadari, pasien merubah lintasan buka/tutup mandibula atau menarik
mandibula ke posisi akhir yang enak. Perubahan lintasan ini menyebabkan perubahan
posisi mandibula bergeser dari sentrik dan keseimbangan otot-otot berubah ada yang aktifdan ada yang kurang aktif. Secara bertahap apabila toleransi fisiologis otot terlampaui
maka akan timbul kelelahan pada otot dan menimbulkan spasme yang oleh pasien
dirasakan sebagai nyeri bila otot berfungsi (Aryanti, 2007).
2.1.6 Diagnosa Trauma Oklusi
Ada beberapa pemeriksaan untuk trauma oklusi, yaitu (Hadiyanti,2007) :
1. Pemeriksaan subjektif
Mengetahui keluhan dan kegoyangan gigi Mengetahui kebiasaan buruk pasien, misalnya : bruxism, mengisap jari, dan
menggigit benda keras
2. Pemeriksaan klinis
Pemeriksaan secara visual dan pemeriksaan gingival Pemeriksaan oklusi, yaitu: Maximum intercuspation yaitu menutup mulut tanpa mencari posisi yang nyaman Excursive movement yaitu kontak gigi selama pergerakan mandibula Mobilitas gigi Adanya atrisi Penggunaan kertas artikulasi
3. Pemeriksaan penunjang
Dengan pemeriksaan radiologi untuk melihat jaringan lunak maupun jaringan
keras yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, ada 2 pemeriksaan radiograf yang
bisa dilakukan yaitu bite wing untuk mengecek posisi saat oklusi dan periapikal untuk
melihat jaringan penyangga.
2.1.7 Penatalaksanaan Trauma Oklusi
1. Medikamentosa, dengan pemberian analgesik contohnya ibuprofen 400mg 4x sehari
(Wiriadidjaya,2007).
-
7/22/2019 MAKALAH SKENARIO 3 (1)
8/11
8
2. Tindakan menghilangkan etiologi atau trauma
Coronoplasty yaitu penghalusan dan pembentukan kembali enamel gigi untukmemperbaiki oklusi (Goviandrao,2005)
Perawatan migrasi gigi dengan perawatan ortodontik dan dilanjutkan dengansplinting untuk mempertahankan gigi-gigi yang telah digerakkan secara
ortodontik
(Hamish, 2007)
Untuk mengganti gigi yang missing dan mencegah migrasi gigi bisamenggunakan alat prostodontik misalnya bridge dan implant (Mc Devit, 2006)
3. Instruksi yang diberikan kepada pasien yang memiliki kebiasaan buruk bruxism untuk
menghentikan parafungsional habitnya
2.1.8 Prognosis Trauma Oklusi
Prognosis yang didapatkan apabila treatment dari trauma oklusi ini berhasil :
1. Di dapatkan diagnosa yang lebih baik2. Penyakit periodontalnya sudah dapat disembuhkan dengan baik3. Sudah tidak ada gejala yang menunjukan inflamasi4. Didapatkan perbaikan tulang alveolar
Prognosis yang didapatkan apabila treatment dari trauma oklusi ini tidak berhasil :
1. Meningkatnya derajat mobility dari gigi yang bersangkutan2. Perpindahan migrasi gigi yang menunjukan progres yang cepat3. Ketidaknyamanan pasien bertambah4. Premature contact antara gigi tetanggangnya5. Tidak ada perubahan yang terlihat dipemeriksaan radiografi6. Kebiasaan buruk yang terus dilakukan7. TMJ Disorder yang terus terjadi bahkan makin parah
2.1.9 Komplikasi Trauma Oklusi
Trauma oklusi dapat menimbulkan dampak :a. Terganggunya fungsi otot pengunyahan dan menyebabkan nyeri yang berupa
sentakan, temporomandibula disorders, dan menghasilkan penggunaan gigi yang
berlebihan (Carranza, 2006)
b. Pada trauma oklusi akut, luka pada jaringan periodontal yang tidak dikoreksi akan
semakin parah dan menimbulkan nekrosis jaringan yang ditandai dengan formasi
abses periodontal (Hadiyanti,2007)
-
7/22/2019 MAKALAH SKENARIO 3 (1)
9/11
9
c. Trauma oklusi dapat merusak jaringan periodonsium resesi gingival, kedalaman
poket, kehilangan perlekatan epitel gingival, kerusakan tulang dan mobilitas gigi
(Klinberg et al,2006)
-
7/22/2019 MAKALAH SKENARIO 3 (1)
10/11
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Trauma oklusi adalah kerusakan jaringan periodonsium akibat tekanan oklusi yang
melebihi kapasitas adaptasi jaringan periodonsium. Tekanan dapat disebabkan langsung maupun
tidak langsung dari gigi antagonisnya. Oklusi yang menyebabkan kerusakan tersebut dikatakan
oklusi traumatic. Penyebab dari trauma oklusi disebabkan oleh beberapa factor yg dipengaruhi
oleh ketidakseimbangan oklusi dan kebiasaan buruk. Gigi-gigi tetangga yang hilang secara
bertahap akan mengalami perubahan posisi, bergeser ke arah diastema dan miring, sedangkan
gigi antagonisnya akan mengalami ekstrusi. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan kurve
oklusal berubah bentuk, lengkung menjadi bergelombang sehingga gerakan artikulasi menjadi
tidak lancar.
Saran
Apabila ada gigi geligi yang missing/hilang disarankan agar segera mengganti gigi yang
hilang tersebut dan mencegah migrasi gigi bisa menggunakan alat prostodontik misalnya bridge
dan implant, untuk mengurangi resiko terjadinya trauma oklusi yang sudah dijelaskan pada
makalah ini. Jika trauma oklusi dibiarkan dan tidak segera dirawat maka dapat menimbulkan
berbagai dampak negatif seperti penyakit periodontal.
-
7/22/2019 MAKALAH SKENARIO 3 (1)
11/11
11
DAFTAR PUSTAKA
Aryanti, Sartika. Penanggulangan Gangguan Sendi Temporomandibular Akibat Kelainan
Oklusi Secara Konservatif. Universitas Sumatera Utara: Medan 2007.
Astuti NKA. Perawatan kelainan jaringan periodontal akibat traumatic oklusi. Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar.2010. Vol 5. No.2 p 2
Carranza, Fermin A. and Takei, Henry H. The Treatment Plan : in Carranzas Clinical
Periodontology 10th
Ed. St.Louis; WB. Saunders. 2006,p.467-474,628
Dave R. Trauma From Occlusion; Review Clinical Update. National Naval Dental Center
8901wescosen ave. Bethesda,Maryland.2004, vol.26 no.1,p.25-27
Enamia SG.Manajemen Gigi Mobility Akibat Penyakit Periodontal. FKG USU.2010.hal 8-15
Hamish, Thompson.2007. Oklusi ed 3. EGC: Jakarta, Indonesia.p.330
Hadiyanti, A. Kerusakan Jaringan Periodonsium Pada Molar Yang Disebabkan Oleh Oklusi
Traumatik. Jakarta: FKG UI. 2007.p. 11,16,25-27
Klinberg I and Jagger R. Occlusion and clinical practice. Edinburgh London: New York.
2006.p83-84
Mc Devit, Michael J & Bibb, Carol A.2006. Occlusal Evaluation & Theraphy : In Carranzas
Clinical Periodontology Carranza 10th
Edition. St.Louis : WB Saunders
Reddy, Shantipriya.2008.Essentials of Clinical Periodontology and Periodontics2nd
ed. Jaypee
Brothers Medical Publisher : New Delhi, India.p.87-88
Wiriadidjaya, Kartika. Kerusakan Jaringan Periodontal pada Gigi Premolar yang Disebabkan
Oleh Oklusi Traumatik. FKG UI : Jakarta, Indonesia. 2007.p.13-32