Makalah Si

download Makalah Si

of 11

description

cekungan

Transcript of Makalah Si

MAKALAH STRATIGRAFI INDONESIA

Oleh :Guntara Denovan270110120002Kelas A

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGIUNIVERSITAS PADJADJARAN2015BAB IPENDAHULUAN

Latar BelakangBumi terdiri atas lempeng-lempeng yang selalu bergerak. Pergerakan tersebut dipicu oleh arus konveksi yang terus berlangsung sepanjang waktu. Sumber energi yang menggerakan lempeng-lempeng bumi adalah selaput bumi. Seleput tersebut merupakan gumpalan yang berwujud besar di lempeng bumi, ketebalannya mencapai 2.800 km. Lempeng bumi ini terdiri dari materi bebatuan (senyawa silikat), susunannya rumit dan sebagian atau seluruh bagiannya melebur. Namun bukan berarti cair, dalam artian hanya lembek dan sangat lengket serta memiliki suhu panas yang bertekanan tinggi.Suhu panas di kedalaman bumi akan semakin bertambah seiring dengan kedalamannya. Oleh karena itu berarti suhu selaput bumi bagian bawah akan lebih panas dibanding dengan bagian selaput bumi jubahnya atau bagian atasnya. Perbedaan suhu ini yang membuat selaput bumi ini tidak diam.Pergerakan lempeng- lempeng tersebut juga menyebabkan terbentuknya cekungan sedimen. Berbagai proses terjadi sehingga menyebabkan adanya cekungan yang dapat terisi oleh endapan sedimen. Jika sebuah cekungan berhasil dikelompokkan ke jenis cekungan tertentu, orang-orang berharap agar hal-hal yang sudah diketahui mengenai jenis cekungan itu dapat diterapkan di tempat lain, menjadi semacam analog.Rumusan Masalah1. Apa pengertian tektonik lempeng?2. Bagaimana perkembangan konsep tektonik lempeng?3. Apa pengertian cekungan sedimen?4. Bagaimana klasifikasi cekungan sedimen?Tujuan1. Mengetahui pengertian tektonik lempeng2. Mengetahui perkembangan konsep tektonik lempeng3. Mengetahui pengertian cekungan4. Mengetahui klasifikasi cekungan sedimen

BAB IIPEMBAHASAN

A. Konsep Tektonik LempengTektonik lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika (pergerakan) bumi tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur gempa bumi, dan cekungan endapan di muka bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng. Menurut teori ini, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng besar. Ukuran dan posisi dari tiap-tiap lempeng ini selalu berubah-ubah. Pertemuan antara lempeng-lempeng ini, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan yaitu gempa bumi, gunung berapi, dan pembentukan dataran tinggi.Tahun 1912, seorang ahli meteorologi dan fisika Jerman, Alferd Wegener mengemukakan tentang konsep pengapungan benua. Hipotesanya yaitu bumi pada awalnya hanya terdiri dari satu benua (supercontinent) yang disebut Pangaea dan dikelilingi oleh lautan yang dainamakan Panthalassa. Kemudian Pangaea ini pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil dan bergerak ke tempatnya seperti sekarang ini. Hal ini didukung oleh bukti kesamaan garis pantai, kesamaan fosil kesamaan struktur dan batuan antar benua.Prinsip umum dari lempeng tektonik ini adalah adanya lempeng litosfer padat dan kaku yang terapung di atas selubung bagian atas yang bersifat plastis. Selubung bagian atas bumi merupakan massa yang mendekati titik lebur atau bisa dikatakan hampir mendekati cair sehingga wajarlah kalau lempeng litosfer yang padat dapat bergerak di atasnya. Kerak bumi (litosfer) dapat diterangkan ibarat suatu rakit yang sangat kuat dan relatif dingin yang mengapung di atas mantel astenosfer yang liat dan sangat panas. Ada dua jenis kerak bumi yakni kerak samudera yang tersusun oleh batuan bersifat basa dan sangat basa, yang dijumpai di samudera sangat dalam, dan kerak benua tersusun oleh batuan asam dan lebih tebal dari kerak samudera. Kerak bumi menutupi seluruh permukaan bumi, namun akibat adanya aliran panas yang mengalir di dalam astenofer menyebabkan kerak bumi ini pecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil yang disebut lempeng kerak bumi. Dengan demikian lempeng dapat terdiri dari kerak benua, kerak samudera atau keduanya.Jika sebuah benua sedang bergerak, maka akan terjadi perenggangan. Pada saat itu kerak akan menipis dan akan terjadi peluruhan dimanaketinggian dan permukaan kerak akan merosot. Jika perenggangan yang terjadi berlebih, maka akan terjadi rekahan atau patahan. Akibat aktivitas tersebut maka akan terbentuk kerak baru dicelah-celah rekahan. Contohnya akibat tektonik lempeng adalah: Proses terbentuknya pegunungan Alpen adalah akibat dari tubrukan antara lempeng Afrika dan lempeng eropa. Proses terbentuknya pegunungan Himalaya adalah akibat beradunya lempeng India dan lempeng Asia yang saling dorong.Aktivitas tektonik lempeng yang saling bertubrukan, bergesekan dan menunjam dapat memicu terjadinya gempa bumi. Gempa bumi yang diakibatkan pleh pergerakan lempeng disebut gempa bumi tektonik. Gempa bumi tektonik ini terjadi jika batas antara kedua lempeng bergerak berlawanan dan saling bergesekan. Gesekan antara batas lempeng tersebut menimbulkan tegangan tinggi pada batuan sekitarnya. Ketika batas lempeng tergelincir maka terlepaslah tegangan sehingga terjadilah gempa bumi. Batas antar kedua lempeng tektonik ini disebut sesar.Jika gempa tektonik terjadi didaratan maka efek sampingnya biasanya terjadi jurang atau patahan kerak bumi. Tapi jika gempa tektonik terjadi didasar samudra maka kemungkinan besar akan memicu gelombang tsunami yang menangkutkan seperti yang melanda Aceh pada tahun 2006. Indonesia merupakan negara yang rawan gempa karena wilayah Indonesia di kelilingi oleh garis pertemuan antar lempeng, yaitu lempeng Indo-Australia Eurasia dan Pasifik.Sejarah Perkembangan Teori Tektonik Lempeng1. Sir Francis Bacon (1620)Pada tahun 1620 francis bacon membuat peta dunia dan menemukan dan menekankan bahwa benua-benua yang dipisahkan oleh samudra atlantik memiliki kemiripan, kemiripan itu diduga akibat benua afrika yang berada di sebelah timur atlantik dan benua amerika yang ada di sebelah barat atlantik saling memisahkan diri.

2. Francois Placet (1668)Francois Placet menolak teori yang dicetuskan oleh Francis Bacon dan menyebutkan bahwa samudra atlantik terbentuk dikarenakan oleh adanya banjir besar pada zaman Nabi Nuh. 3. Para Ahli Geologi beraliran Fixist (1800)Para ahli geologi pada zaman ini menyatakan bahwa cekungan samudra dan benua-benua tidak mengalami perpindahan sama sekali, dan sudah terjadi/terbentuk sejak bumi itu sendiri terbentuk. Perbedaan bentuk pada permukaan bumi ini diakibatkan oleh proses pendinginan bumi dalam fase pembentukan diri dari kondisi cair menjadi padat yang memakan waktu yang berbeda-beda.4. Edward Zuess (1884)Mengemukakan tentang teori laurasia-gondwana untuk pertama kalinya. Teori ini menyatakan bahwa dahulu awalnya bumi itu hanya terdiri dari dua benua yang sangat besar, yaitu gondwana di sekitar kutub selatan bumi dan laurasia di sekitar kutub utara bumi. Keduanya kemudian pecah karena adanya pergerakan secara perlahan kea rah equator bumi, dan akhirnya terpecah hingga ke posisi sekarang ini dan membentuk Asia, Eropa, dan Amerika, hasil dari pecahan laurasia. Sedangkan hasil pecahan Gondwana adalah Afrika, Australia, dan Amerika Serikat.5. Alferd Wegener (1912)Ia menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar yang disebut Pangea. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah-pecah dan terus bergerak melalui dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentripugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju equator. Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil pada kedua daerah tersebut.6. Arthur Holmes dan Harry H. Hess (1928)Arthur Holmes dan Harry H. Hess mengemukakan tentang teori konveksi, menurut mereka terjadi arus konveksi yang terjadi di dalam bumi yang masih panas dan berpijar, arus konveksi ini mengarah ke lapisan kulit bumi yang berada diatasnya, sehingga arus tersebut membawa material (lava) dari lapisan bawah sampai ke atas dan kemudian membeku dan membentuk lapisan baru dan menggeser lapisan kulit bumi yang lebih tua. Teori ini menjelaskan tentang penyebab bagaimana benua itu dapat bergerak yang pada teori-teori sebelumnya belum dapat menjelaskannya.7. Tozo Wilso (1968)Teori lempeng tektonik yang dikemukakan oleh Tozo Wilso menyatakan bahwa pada teori ini, kulit bumi atau litosfer terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer, Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer yang berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi. Teori lempeng tektonik banyak didukung oleh fakta ilmiah, terutama dari data penelitian geologi, geologi kelautan, kemagnetan purba, kegempaan, pendugaan paleontologi, dan pemboran laut dalam. Lahirnya teori lempeng tektonik sebenarnya merupakan jalinan dari berbagai konsep dan teori lama seperti Teori Apungan Benua, Teori Arus Konveksi, Teori Pemekaran Lantai samudera, dan Teori Sesar Mendatar, sebagaimana telah dijelaskan pada teori-teori di atas.8. Spyros B. Pavlides (1989)Menyatakan bahwa Teori Neotectonics adalah studi peristiwa tektonik muda yang telah terjadi atau masih terjadi di suatu wilayah tertentu setelah orogeny atau setelah set-up tektonik yang signifikan yang terakhir, peristiwa tektonik yang baru-baru ini cukup memungkinkan untuk analisis rinci dengan metode yang berbeda dan spesifik, sedangkan hasil mereka secara langsung kompatibel dengan pengamatan seismologi " pendekatan ini telah diterima oleh banyak peneliti.

B. Cekungan Sedimen

Basin (Cekungan) berasal dari terjemahan dari cekungan secara bebas adalah topografi yang cekung yang terbentuk secara alamiah dimana tempat sedimen berakumulasi atau berkumpul. Ada banyak klasifikasi jenis cekungan sedimen, dengan menggunakan kriteria yang berbeda dan tentu saja oleh orang yang memiliki pemikiran berbeda pula. Terminologi yang digunakan pun macam-macam, bahkan kadang saling bertentangan.Pada perkembangan teori geosinklin, sebagian para ahli geologi berpikir bahwa batuan sedimen yang umumnya diendapkan di laut dangkal pada suatu geosinklin, dan terus mengalami subsiden. Sejalan dengan berkembangnya teori tektonik lempeng pada awal 1960an, pendapat itu mulai tersisih. Saat ini para ahli geologi menemukan berbagai jenis cekungan dengan berbagai mekanisme pembentukannya. Secara umum, titik berat perhatian pada analisa cekungan sedimen adalah pada tektonik global pembentukan cekungan dan berbagai proses yang mengontrolnya (termasuk perubahan muka laut, pasokan sedimen, dan penurunan cekungan).Cekungan sedimen adalah suatu daerah rendahan, yang terbentuk oleh proses tektonik, dimana sedimen terendapkan. Dengan demikian cekungan sedimen merupakan depresi sehingga sedimen terjebak di dalamnya. Depresi ini terbentuk oleh suatu proses nendatan (subsidence) dari permukaan bagian atas suatu kerak. Berbagai penyebab yang menghasilkan nendatan, di antaranya adalah: penipisan kerak, penebalan mantel litosfer, pembebanan batuan sedimen dan gunungapi, pembebanan tektonik, pembebanan subkerak, aliran astenosfer dan penambahan berat kerak.Klasifikasi Cekungan SedimenPembentukan cekungan sedimen erat hubungannya dengan gerakan kerak dan proses tektonik yang dialami lempeng. Ingersol dan Busby (1995) menunjukkan bahwa cekungan sedimen dapat terbentuk dalam 4 (empat) tataan tektonik. Menurut Dickinson, 1974 dan Miall, 1999; klasifikasi cekungan sedimen dapat berdasarkan pada:1. tipe dari kerak dimana cekungan berada,2. posisi cekungan terhadap tepi lempeng,3. untuk cekungan yang berada dekat dengan tepi lempeng, tipe interaksi lempeng yang terjadi selama sedimentasi,4. Waktu pembentukan danbasin fillterhadap tektonik yang berlangsung,5. Bentuk cekungan.

Berdasarkan hubungan antara morfologi/bentuk cekungan dan kapan sedimen mengisinya, cekungan terbagi menjadi sebagai berikut.

1. Syn-depositionalSedimentasi bersamaan dengan subsidence, jenis facies sedimen pengisi cekungan akan dipengaruhi oleh perubahan akomodasi, pola penyebaran facies dapat diprediksi; di bagian pinggiran facies dangkal, di tengah cekungan facies yang lebih dalam. 2. Post-depositionalCekungan terbentuk lebih belakangan dibandingkan dengan sedimentasi yang lebih dulu terjadi. Pola penyebaran facies sedimen-sedimen yang lebih tua tidak dikontrol oleh morfologi cekungan yang terbentuk belakangan tapi mengikuti cekungan yang terbentuk lebih awal.3. Pre-depositionalCekungan terbentuk lebih dulu, lalu subsidence terjadi dengan cepat karena tektonik sehingga lokasi depocentre dalam, baru kemudian sedimen masuk ke cekungan setelah tektonik berhenti.

Berdasarkan posisinya terhadap lempeng, cekungan terbagi menjadi sebagai berikut.

1. Divergent plate settings (lempengnya saling menjauh)a. Rift basin: di kerak kontinen, biasanya berasosiasi dengan volkanisme dan juga domingb. Proto-ocean rift trough: di laut, kerak samudera terbentukc. Continental rises dan terraces: di pinggiran kontinen dekat batas lempeng kontinental-samudera.d. Passive margin: di pinggiran kontinental ditandai dengan progradasi sedimen ke arah "distal".e. Failed rifts: rift margin yang tidak aktif, rifting berhenti.f. Intracratonic rift: sag basin di dalam kraton yang di bawahnya ada rift.g. Oceanic basins: cekungan dialasi kerak samudera pada lempeng-lempeng divergen

2. Convergent plate settings (lempengnya saling mendekat).a. Trenches: terbentuk oleh subduksib. Trench slope basins: depresi struktur lokal di komplek subduksic. Forearc basins: antara komplek subduksi dengan busur magmad. Intra-arc basins: terletak didalam busur magma e. Back-arc basins: di belakang busur magmaf. Inter-arc basins: terletak di antara 2 busur magmag. Remnant oceanic basins: cekungan samudera yang sudah mengecil dan terperangkap pada zona tabrakan lempengh. Foreland basins: terbentuk di depan kerak kontinen yang mengalami thrust fault, juga disebut foredeepi. Piggy-back basins: terletak di atas punggung thrust fault dan dibatasi thrust fault di belakang

3. Tranform plate settingsa. Pull-a-part atau transtensional basinsb. Trenspressional basinsc. Transrotational basins

Berdasarkan jenis litosfer dan gaya struktur (structural style) cekungan terbagi menjadi sebagai berikut1. Continental interiorPosisi di dalam kontinen, sag artinya subsidence karena loading, tanpa tektonik.2. Continental interior fracturePosisi di dalam kontinen, fracture artinya rekah (patahan ekstensional).

Berdasarkan mekanisme pembentukannya, cekungan terbagi menjadi sebagai berikut.1. Proses thermal2. Stretching (memelar, ekstensional)3. Loading4. Strike slip

BAB IIIKESIMPULAN

Tektonik lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika (pergerakan) bumi tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur gempa bumi, dan cekungan endapan di muka bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng. Prinsip umum dari lempeng tektonik ini adalah adanya lempeng litosfer padat dan kaku yang terapung di atas selubung bagian atas yang bersifat plastis. Selubung bagian atas bumi merupakan massa yang mendekati titik lebur atau bisa dikatakan hampir mendekati cair sehingga wajarlah kalau lempeng litosfer yang padat dapat bergerak di atasnya.Basin (Cekungan) berasal dari terjemahan dari cekungan secara bebas adalah topografi yang cekung yang terbentuk secara alamiah dimana tempat sedimen berakumulasi atau berkumpul. Klasifikasi cekungan sedimen dibagi berdasarkan berikut.1. Hubungan antara morfologi/bentuk cekungan dan kapan sedimen mengisinya.2. Posisinya terhadap lempeng.3. Jenis litosfer dan gaya struktur (structural style).4. Mekanisme pembentukannya.

DAFTAR PUSTAKA

Boggs, Sam, J. R., 1995, Principles of Sedimentology and Stratigraphy, University of Oregon, Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey.

Hartono,2007. Geografi Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Citra Praya, Bandung.

Nichols, Gary, 1999. Sedimentology and Stratigraphy. Blackwell Science Ltd.

SOEJONO, M, 1996, Sandi Stratigrafi Indonesia, Ikatan Ahli Geologi Indonesia. 25.