Makalah Semnas UNS Edi Irawan

download Makalah Semnas UNS Edi Irawan

of 15

description

-

Transcript of Makalah Semnas UNS Edi Irawan

  • 1

    ANALISIS MOTIVASI BERPRESTASI, KEMANDIRIAN BELAJAR,

    DAN EFIKASI DIRI MAHASISWA BERPRESTASI

    PADA PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    STKIP PGRI PACITAN TAHUN 2013

    Edi Irawan Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Pacitan

    Jalan Cut Nyak Dien 4A Ploso Pacitan, e-mail: [email protected]

    Abstract

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana motivasi berprestasi,

    kemandirian dalam belajar, dan efikasi diri mahasiswa yang berprestasi. Informasi ini

    sangat berguna untuk referensi dan pertimbangan bagi mahasiswa lain agar terdorong dan

    termotivasi untuk berprestasi, baik pada bidang akademik maupun non akademik.

    Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik

    yang digunakan dalam pengambilan subjek adalah purposive sampling. Subjek pada

    penelitian ini adalah beberapa mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika yang

    berhasil dinobatkan sebagai mahasiswa berprestasi pada bidang pengabdian kepada

    masyarakat pada tahun 2012. Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari penelusuran

    dokumen, observasi, dan wawancara mendalam. Untuk menghasilkan data yang kredibel,

    dilakukan dengan triangulasi teknik dan perpanjangan pengamatan. Sedangkan teknik

    analisis data di lapangan, dilakukan dengan menggunakan model Miles dan Huberman.

    Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara mendalam, diperoleh beberapa kesimpulan

    tentang motivasi untuk berprestasi, kemandirian belajar, dan efikasi diri. Mahasiswa yang

    berprestasi memiliki motivasi untuk berprestasi yang sangat tinggi. Motivasi yang berasal

    dari dalam diri mahasiswa sudah cukup tinggi, baik dengan atau pun tanpa dorongan dari

    orang lain. Dari segi kemandirian belajar, mahasiswa berprestasi juga memiliki

    kemandirian belajar yang tinggi. Baik dalam kemampuan mengambil keputusan,

    kepercayaan diri, dan kemandirian dari aspek emosi dan nilai. Sedangkan dari segi efikasi

    diri, mahasiswa berprestasi juga sangat baik. Kemampuan untuk membuat perencanaan,

    mengatur diri, keyakinan dan ketekunan dalam pencapaian tujuan, serta keyakinan akan

    kemampuan yang dimiliki juga sangat tinggi.

    Keywords: motivasi berprestasi, kemandirian belajar, dan efikasi diri

    PENDAHULUAN

    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

    pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

    kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

    keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU No 12 Tahun 2012).

    Sehingga tampak jelas bahwa arah tujuan pendidikan bukan hanya menitik beratkan pada ranah

    kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik. Namun, dalam praktiknya, belum terlaksana secara

    benar sesuai dengan arah kebijakan pendidikan.

    Pendidikan tinggi sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional memiliki peran strategis

    dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Mengingat, pendidikan di perguruan tinggi merupakan pintu gerbang pendidikan terakhir, sebelum

    benar-benar berada di masyarakat. Sehingga mahasiswa, sebagai peserta didik di perguruan tinggi,

    dituntut memiliki kemampuan yang mumpuni. Dengan label sebagai agen of change, mahasiswa

    harus mempunyai hard skill dan juga soft skill yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat, dan

  • 2

    mampu memberikan perubahan ke arah yang lebih baik. Hard skill merupakan pengetahuan dan

    kemampuan teknis yang dimiliki seseorang. Sedangkan soft skill adalah personal and

    interpersonal behaviors that develop and maximize human performance (for example, leadership,

    coaching, team building, decision making, initiative). Soft skills do not include technical skills,

    such as financial,computer, quality, or assembly skills (Bernthal, Weaver, dan Wellins, 2002).

    Soft skill mahasiswa dapat dioptimalkan melalui berbagai kegiatan, terutama pengembangan

    diri melalui organisasi kemahasiswaan maupun kegiatan lain. Dengan aktif di organisasi, seorang

    mahasiswa akan terlatih soft skill-nya, terutama keterampilan dalam berkomunikasi,

    menyampaikan gagasan, berfikir kritis, kreatif, inovatif dan solutif. Akan tetapi, pada

    kenyataannya, sangat sedikit sekali mahasiswa yang bersedia meluangkan waktu untuk

    mengembangkan dan mengabdikan diri melalui berorganisasi. Suatu hal yang istimewa apabila

    mahasiswa peduli untuk terlibat dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Terlebih

    mampu menyeimbangkan antara prestasi akademik dan prestasi non akademik.

    Prestasi seorang peserta didik, termasuk juga mahasiswa, dipengaruhi oleh banyak faktor.

    Secara umum dapat digolongkan dalam dua kategori, yakni faktor internal, yang berasal dari dalam

    diri mahasiswa sendiri, dan faktor eksternal, atau yang berasal dari luar diri mahasiswa. Masing-

    masing memiliki bagian yang cukup kompleks dan tidak dapat dipisahkan. Salah satu faktor

    internal, yang memiliki peranan cukup besar adalah motivasi berprestasi, kemandirian belajar, dan

    efikasi diri. Ketiganya memiliki karakteristik dan indikator yang berbeda-beda, sehingga sangat

    menarik untuk dikaji lebih lanjut.

    Motivasi m e r u p a k a n s u a t u istilah y a n g m e n u n j u k

    p a d a k e k u a t a n t a r i k a n d a n d o r o n g a n , y a n g a k a n

    menghasilkan k e g i g i h a n p e r i l a k u y a n g d i a r a h k a n u n t u k

    m e n c a p a i t u j u a n . Woolfolk (1995) mendefinisikan motivasi sebagai suatu

    kondisi internal yang membangkitkan (energizing), mengarahkan (directing) dan menjaga

    (maintaning) perilaku. Sejalan dengan itu, S a n t r o c k ( 2 0 0 7 )

    m e n d e f i n i s i k a n m o t i v a s i s e b a g a i p r o s e s y a n g

    m e m b e r i s e m a n g a t , a r a h , d a n k e g i g i h a n

    p e r i l a k u . Istilah-istilah yang biasa digunakan dan memiliki konotasi yang sama dengan

    motivasi adalah kebutuhan, keinginan, harapan dan motif (Neale,1990). Hersy & Blanchard

    (Rumiani, 2006) menyebutkan bahwa motif sendiri sebenarnya merupakan kebutuhan (need),

    dorongan atau impuls sedangkan motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu. Kemauan

    tersebut dilandasi adanya kebutuhan atau dorongan tertentu, sehingga motivasi sebenarnya

    merupakan penampakan dari motif-motif dari dalam diri seseorang.

    S a l a h s a t u m o t i f s e s e o r a n g d a l a m

    b e r i n t e r a k s i d e n g a n o r a n g l a i n a d a l a h m o t i v a s i

    b e r p r e s t a s i . M o tivasi berprestasi dapat diartikan sebagai motif yang mendorong

  • 3

    individu untuk meraih sukses dan bertujuan untuk meraih hasil dengan standar tertentu McClelland

    (1987). Sejalan dengan itu, Keith & Nastron (1989) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai

    dorongan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengatasi hambatan dalam mencapai tujuan,

    sehingga individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi menunjukkan usaha yang lebih besar

    dan ulet. Dalam arti kata lain, motivasi berprestasi merupakan dorongan individu untuk meraih

    sukses dengan standar tertentu dan berusaha untuk lebih unggul dari orang lain dan mampu untuk

    mengatasi segala rintangan yang menghambat pencapaian tujuan.

    Seseorang dapat dikategorikan memiliki motivasi belajar tinggi jika: 1 ) S e l a l u

    b e r u s a h a , t i d a k m u d a h m e n y e r a h d a l a m

    m e n c a p a i s u a t u k e s u k s e s a n m a u p u n d a l a m

    b e r k o m p e t i s i , d e n g a n m e n e n t u k a n s e n d i r i

    s t a n d a r b a g i p r e s t a s i n y a d a n y a n g m e m i l i k i a r t i ;

    2 ) S e c a r a u m u m t i d a k m e n a m p i l k a n h a s i l y a n g

    l e b i h b a i k p a d a t u g a s - t u g a s r u t i n , t e t a p i

    b i a s a n y a m e n a m p i l k a n h a s i l y a n g l e b i h b a i k

    p a d a t u g a s - t u g a s k h u s u s y a n g m e m i l i k i a r t i b a g i

    m e r e k a ; 3 ) C e n d e r u n g m e n g a m b i l r i s i k o y a n g

    w a j a r ( b e r t a r a f s e d a n g ) d a n d i p e r h i t u n g k a n .

    T i d a k a k a n m e l a k u k a n h a l - h a l y a n g

    d i a n g g a p n y a t e r l a l u m u d a h a t a u p u n t e r l a l u s u l i t ;

    4 ) D a l a m m e l a k u k a n s u a t u t i n d a k a n t i d a k

    d i d o r o n g a t a u d i p e n g a r u h i o l e h rewards ( h a d i a h a t a u

    u a n g ) ; 5 ) M e n c o b a m e m p e r o l e h u m p a n b a l i k

    d a r i p e r b u a t a n n y a ; 6 ) M e n c e r m a t i l i n g k u n g a n

    d a n m e n c a r i k e s e m p a t a n / p e l u a n g ; 7 ) B e r g a u l

    l e b i h b a i k m e m p e r o l e h p e n g a l a m a n ; 8 )

    M e n y e n a n g i s i t u a s i m e n a n t a n g , d i m a n a m e r e k a

    d a p a t m e m a n f a a t k a n k e m a m p u a n n y a ; 9 )

    C e n d e r u n g m e n c a r i c a r a - c a r a y a n g u n i k d a l a m

    m e n y e l e s a i k a n s u a t u m a s a l a h ; 1 0 ) K r e a t i f ; d a n

    1 1 ) D a l a m b e k e r j a a t a u b e l a j a r s e a k a n - a k a n

    d i k e j a r w a k t u ( M c C l e l l a n d cit. S u k a d j i , 2 0 0 0 ) .

    S e n a d a d e n g a n i t u , A t k i n s o n ( 1 9 9 6 )

    m e n y a t a k a n b a h w a m o t i v a s i b e r p r e s t a s i

    s e s e o r a n g d a p a t d i k a t e g o r i k a n t i n g g i a t a u

    r e n d a h , d i d a s a r i p a d a d u a a s p e k y a n g

    t e r k a n d u n g d i d a l a m n y a , y a i t u h a r a p a n u n t u k

  • 4

    s u k s e s a t a u b e r h a s i l (motif of success) d a n j u g a k e t a k u t a n

    a k a n k e g a g a l a n (motive to avoid failure). S e s e o r a n g d e n g a n

    h a r a p a n u n t u k b e r h a s i l l e b i h b e s a r d a r i p a d a

    k e t a k u t a n a k a n k e g a g a l a n d i k e l o m p o k k a n k e

    d a l a m m e r e k a y a n g m e m i l i k i m o t i v a s i

    b e r p r e s t a s i t i n g g i , s e d a n g k a n s e s e o r a n g y a n g

    m e m i l i k i k e t a k u t a n a k a n k e g a g a l a n y a n g l e b i h

    b e s a r d a r i p a d a h a r a p a n u n t u k b e r h a s i l

    d i k e l o m p o k k a n k e d a l a m m e r e k a y a n g m e m i l i k i

    m o t i v a s i b e r p r e s t a s i y a n g r e n d a h .

    Lebih lanjut McClelland menyampaikan bahwa motivasi berprestasi seseorang dipengaruhi

    oleh: harapan orang tua terhadap anaknya; pengalaman pada tahun-tahun pertama kehidupan; latar

    belakang budaya di mana seseorang dibesarkan; peniruan tingkah laku; dan lingkungan tempat

    proses pembelajaran berlangsung (McClelland, 1987).

    Faktor lain yang juga memiliki peran cukup besar dalam mencapai prestasi seseorang adalah

    kemandirian belajar. Kemandirian belajar merupakan kesadaran diri, digerakkan oleh diri sediri,

    kemauan belajar untuk mencapai tujuannya (Stephen Brookfield, 2000). Sejalan dengan itu,

    Slameto (2008) mendefinisikan kemandirian belajar sebagai kemampuan belajar mandiri yang

    terungkap melalui proses intensif yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajar atau

    penguasaan materi pelajaran yang menggunakan berbagai keterampilan dan teknik yang kreatif atas

    prakarsa (inisiatif dan motivasi) siswa yang bersangkutan dalam penetapan tujuan belajar,

    pemilihan materi yang akan dipelajari, intensitas penggunaan keterampilan belajar, teknik-teknik

    ilmiah dalam fase belajar, penetapan standar keberhasilan belajar, peningkatan prakarsa siswa yang

    bersangkutan dibanding intervensi guru.

    Anton Sukarno (1989) menyebutkan bahwa seorang siswa yang memiliki kemandirian

    belajar memiliki ciri: 1) siswa merencanakan dan memilih kegiatan belajar sendiri; 2) siswa

    berinisiatif dan memacu diri untuk belajar secara terus menerus; 3) siswa dituntut bertanggung

    jawab dalam belajar; 4) siswa belajar secara kritis, logis, dan penuh keterbukaan; dan 5) Siswa

    belajar dengan penuh percaya diri.

    Sementara itu, Sardiman (1996) menyebutkan bahwa ciri kemandirian belajar meliputi: 1)

    Adanya kecenderungan untuk berpendapat, berperilaku dan bertindak atas kehendaknya sendiri; 2)

    Memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan; 3) Membuat perencanaan dan berusaha

    dengan ulet dan tekun untuk mewujudkan harapan; 4) Mampu untuk berfikir dan bertindak secara

    kreatif, penuh inisiatif dan tidak sekedar meniru; 5) Memiliki kecenderungan untuk mencapai

    kemajuan, yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar: 6) Mampu menemukan sendiri tentang

    sesuatu yang harus dilakukan tanpa mengharapkan bimbingan dan tanpa pengarahan orang lain.

  • 5

    Kemandirian belajar seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor dari dalam

    (endogen) dan aktor dari luar (eksogen) (Hasan Basri, 2000). Faktor dari dalam, dipengaruhi oleh

    tingkat percaya diri, kedisiplinan, motivasi, inisiatif, dan tanggung jawab yang dimiliki. Sedangkan

    faktor dari luar, dipengaruhi oleh p o t e n s i j a s m a n i r o h a n i y a i t u

    t u b u h y a n g s e h a t d a n k u a t , l i n g k u n g a n h i d u p ,

    d a n s u m b e r d a y a a l a m , s o s i a l e k o n o m i ,

    k e a m a n a n d a n k e t e r t i b a n y a n g m a n d i r i , k o n d i s i

    d a n s u a s a n a k e h a r m o n i s a n d a l a m d i n a m i k a

    p o s i t i f a t a u n e g a t i f s e b a g a i p e l u a n g d a n

    t a n t a n g a n m e l i p u t i t a t a n a n b u d a y a d a n

    s e b a g a i n y a s e c a r a k u m u l a t i f .

    S e l a i n m o t i v a s i b e r p r e s t a s i d a n k e m a n d i r i a n

    b e l a j a r , h a l l a i n y a n g p e n t i n g d a l a m p e n i n g k a t a n

    k u a l i t a s s u m b e r d a y a m a n u s i a u n t u k p e n c a p a i a n

    p r e s t a s i y a n g t i n g g i a d a l a h e f i k a s i d i r i ( self-efficacy )

    ( S a n t r o c , 2 0 0 2 ; N o v a r i a n d h i n i d a n L a t i f a h ,

    2 0 1 2 ) . E f i k a s i d i r i p e r t a m a k a l i d i k e m u k a k a n

    o l e h B a n d u r a ( 1 9 8 6 ) d a r i t e o r i k o g n i t i f s o s i a l .

    E f i k a s i d i r i m e r u p a k a n k e y a k i n a n i n d i v i d u

    t e r h a d a p k e m a m p u a n y a n g d i m i l i k i n y a u n t u k

    m e m o b i l i s a s i m o t i i v a s i , s u m b e r d a y a k o g n i t i f

    d a n t i n d a k a n - t i n d a k a n y a n g d i p e r l u k a n a t a s

    s i t u a s i - s i t u a s i y a n g d i h a d a p i ( B a n d u r a cit. N e a s e ,

    M u d g e t , d a n Q u i n o n e s , 1 9 9 9 ) . S e j a l a n d e n g a n

    i t u , M e y e r s ( H e r w a n t o , 2 0 0 4 ) m e n d e f i n i s i k a n

    e f i k a s i d i r i s e b a g a i p e r a s a a n s e s e o r a n g t e r h a d a p

    k o m p e t e n s i d i r i n y a u n t u k b e r h a s i l . S e d a n g k a n

    B a r o n & B y r n e ( R i a n i d a n F a r i d a , 2 0 0 6 )

    m e n g g a m b a r k a n e f i k a s i d i r i s e b a g a i e v a l u a s i

    d i r i s e s e o r a n g t e r h a d a p k e m a m p u a n a t a u

    k o m p e t e n s i u n t u k m e n a m p i l k a n t u g a s ,

    m e n c a p a i t u j u a n , d a n m e n g a t a s i r i n t a n g a n .

    S e h i n g g a d a p a t d i s i m p u l k a n b a h w a e f i k a s i d i r i

    m e r u p a k a n k e y a k i n a n s e s e o r a n g a t a s

    k e m a m p u a n y a n g d i m i l i k i d a l a m m e n c a p a i

    t u j u a n t e r t e n t u , m e m i l i k i s i k a p o p t i m i s ,

    k e m a m p u a n p e n g e m b a n g a n d i r i , m e m i l i k i

  • 6

    m o t i v a s i b e r p r e s t a s i d a n k e k u a t a n m e n g h a d a p i

    t u g a s .

    E f i k a s i d i r i e r a t k a i t a n n y a d e n g a n m o t i v a s i

    b e r p r e s t a s i . E f i k a s i d i r i m e n j a d i s a l a h s a t u

    f a k t o r y a n g m e m p e n g a r u h i m o t i v a s i b e r p r e s t a s i

    s e s e o r a n g . S e m a k i n t i n g g i e f i k a s i d i r i

    s e s e o r a n g , s e m a k i n b e s a r p u l a k e p e r c a y a a n d a r i

    o r a n g t e r s e b u t t e r h a d a p k e s a n g g u p a n n y a u n t u k

    b e r h a s i l d a l a m m e n c a p a i t u j u a n . E f i k a s i d i r i

    y a n g t i n g g i a k a n m e m b u a t s e s e o r a n g l e b i h g i g i h

    k e t i k a m e n g h a d a p i t a n t a n g a n s e r t a l e b i h

    t e r m o t i v a s i k e t i k a m e n d a p a t k a n u m p a n b a l i k

    ( feedback ) n e g a t i f ( B a n d u r a cit. N e a s e , M u d g e t , d a n

    Q u i n o n e s , 1 9 9 9 ) .

    B a n d u r a ( 1 9 9 7 ) m e n g a t a k a n b a h w a e f i k a s i

    d i r i s e s e o r a n g d a p a t d i b e d a k a n a t a s d a s a r

    b e b e r a p a d i m e n s i y a n g m e m i l i k i m a n f a a t

    p e n t i n g t e r h a d a p p r e s t a s i . D i m e n s i p e r t a m a

    a d a l a h magnitude ( t i n g k a t k e s u l i t a n t u g a s ) . H a l i n i

    b e r d a m p a k p a d a y a n g a k a n d i c o b a a t a u

    d i k e h e n d a k i n y a b e r d a s a r k a n p e n g h a r a p a n

    e f i k a s i p a d a t i n g k a t k e s u l i t a n . I n d i v i d u a k a n

    m e n c o b a p e r i l a k u y a n g d i r a s a k a n m a m p u u n t u k

    d i l a k u k a n . S e b a l i k n y a i a a k a n m e n g h i n d a r i

    s i t u a s i d a n p e r i l a k u y a n g d i r a s a m e l a m p a u i

    b a t a s k e m a m p u a n n y a . D i m e n s i y a n g k e d u a

    a d a l a h generality ( l u a s b i d a n g p e r i l a k u ) . Generality

    b e r k a i t a n d e n g a n s e b e r a p a l u a s b i d a n g p e r i l a k u

    y a n g d i y a k i n i u n t u k b e r h a s i l d i c a p a i o l e h

    i n d i v i d u . S e d a n g k a n d i m e n s i y a n g k e t i g a a d a l a h

    strenght ( k e m a n t a p a n k e y a k i n a n ) . K e m a n t a p a n

    k e y a k i n a n i n i b e r k a i t a n d e n g a n k e t e g u h a n h a t i

    t e r h a d a p k e y a k i n a n i n d i v i d u b a h w a i a a k a n

    b e r h a s i l d a l a m m e n g h a d a p i s u a t u p e r m a s a l a h a n .

    E f i k a s i d i r i p a d a d a s a r n y a t i d a k m u n c u l

    b e g i t u s a j a , n a m u n t u m b u h m e l a l u i s u a t u p r o s e s

    ( B a r k a t u , 2 0 0 7 ) . P e r t u m b u h a n e f i k a s i d i r i t i d a k

  • 7

    t e r l e p a s d a r i k e r a n g k a t e o r i o b s e r v a t i o n a l

    l e a r n i n g d a n v i c a r i o u s l e a r n i n g y a n g

    m e m a n d a n g b e l a j a r s e b a g a i p r o s e s i n t e r a k s i

    b e r b a g a i v a r i a b e l . E l l i o t at al , 2 0 0 0 ) m e n y a t a k a n

    b a h w a v a r i a b e l - v a r i a b e l y a n g m e m b e n t u k

    e f i k a s i d i r i t i d a k t e r l e p a s d a r i i n t e r a k s i v a r i a b e l

    t i n g k a h l a k u , l i n g k u n g a n , p r o s e s k o g n i t i f , d a n

    f a k t o r p r i b a d i . K e e m p a t v a r i a b e l i n i s a l i n g

    b e r t a u t d a n m e m p e n g a r u h i s a t u d e n g a n y a n g

    l a i n d a l a m m e m b e n t u k e f i k a s i d i r i s e s e o r a n g .

    K e m a m p u a n u n t u k m e m i l i h t i n g k a h l a k u e f e k t i f

    m e n j a d i f a k t o r y a n g s a n g a t p e n t i n g b a g i

    p e r t u m b u h a n e f i k a s i d i r i ( G r e d l e r , 1 9 8 6 ) .

    L i n g k u n g a n m e r u p a k a n f a k t o r e k s t e r n a l y a n g

    b i s a b e r u b a h m e n j a d i s t i m u l u s d a n reinfors . P r o s e s

    k o g n i t i f m e n g a n t a r i n d i v i d u m e n g e n a l ,

    m e n y e r a p , m e n y i m p a n d a n b a h k a n m e n g o l a h

    d a n m e m o d i f i k a s i t i n g k a h l a k u y a n g d i a m a t i n y a

    d a r i l i n g k u n g a n ( W i n k e l , 1 9 9 1 ) . S e d a n g k a n

    f a k t o r p r i b a d i , t e r d i r i d a r i t i g a u n s u r p o k o k y a n g

    j u g a t u r u t m e m p e n g a r u h i p e r k e m b a n g a n e f i k a s i

    d i r i , y a k n i structure permanent characteristic , temporary state , d a n activity in

    prosess ( E f f e n d i & J u h a y a , 1 9 8 5 ) .

    B e r d a s a r k a n u r a i a n d i a t a s , p e n e l i t i a n i n i

    d i f o k u s k a n p a d a t i g a h a l , y a k n i motivasi berprestasi, kemandirian

    belajar, dan efikasi diri, yang dimiliki oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika yang

    ditetapkan sebagai mahasiswa berprestasi tahun 2012. Pemilihan ini didasarkan pada keberhasilan

    mahasiswa, dalam turut serta memberdayakan masyarakat, melalui Program Hibah Bina Desa

    tahun 2012. Hal ini dilakukan mengingat di samping prestasi non akademik, ketiga mahasiswa

    tersebut juga memiliki prestasi akademik yang sangat baik. Terbukti, berdasarkan data dari biro

    akademik, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) ketiga mahasiswa yang sedang menempuh semester VI

    tersebut adalah 3,18 (tiga koma delapan belas), 3,7 (tiga koma tujuh) dan 3,85 (tiga koma delapan

    lima).

    Penelitian ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui dan memberikan gambaran tentang

    motivasi berprestasi, kemandirian belajar, dan efikasi diri yang dimiliki mahasiswa berprestasi,

    pada Program Studi Pendidikan Matematika. Hal ini untuk penting untuk memberikan informasi

    yang cukup kepada para mahasiswa atau calon mahasiswa, agar tidak takut atau canggung untuk

  • 8

    bergabung diorganisasi kemahasiswaan atau kegiatan ekstrakurikuler lain. Karena keduanya pun

    bisa berjalan seiring dan seirama.

    METODE PENELITIAN

    Jenis Penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus.

    Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

    yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-

    kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

    metode alamiah (Moloeng, 2006). Penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang ditujukan

    untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya (Sukmadinata, 2010).

    Sedangkan metode penelitian studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan terhadap suatu

    kesatuan sistem (Sukmadinata, 2010). Pada penelitian ini, kasus yang akan diteliti dan

    dideskripsikan merupakan situasi khusus, yaitu motivasi untuk berprestasi, kemandirian dalam

    belajar, dan efikasi diri mahasiswa berprestasi pada Program Studi Pendidikan Matematika STKIP

    PGRI Pacitan.

    Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di STKIP PGRI Pacitan, yang beralamatkan di Jalan Cut Nyak

    Dien No. 4A Ploso, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan selama

    lima bulan, yakni mulai Bulan Januari sampai Bulan Mei tahun 2013.

    Target/Subjek Penelitian

    Teknik pengambilan subjek pada penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive

    sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011). Adapun

    yang menjadi pertimbangan dalam penentuan subjek tersebut adalah prestasi yang diperoleh

    mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Matematika. Subjek pada penelitian ini adalah 3 (tiga)

    orang mahasiswa pelaksana pengabdian kepada masyarakat melalui Program Hibah Bina Desa,

    yang ditetapkan sebagai mahasiswa berprestasi pada bidang pengabdian tahun 2012 oleh Lembaga

    Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STKIP PGRI Pacitan.

    Prosedur Prosedur yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Pra-Lapangan,

    meliputi: a) menyusun rancangan penelitian, b) memilih lapangan, c) memilih dan memanfaatkan

    informan, d) menyiapkan instrumen; 2) Lapangan, meliputi: a) memahami dan memasuki lapangan, b)

    pengumpulan data; 3) Pengolahan Data, meliputi: a) reduksi data, b) display data, c) analisis, d)

    mengambil kesimpulan dan verifikasi, e) meningkatkan keabsahan, f) Narasi hasil.

    Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data

  • 9

    Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data kualitatif yang berupa deskripsi

    tentang motivasi berprestasi, kemandirian belajar, dan efikasi diri, yang dimiliki mahasiswa

    Program Studi Pendidikan Matematika. Data ketiganya diperoleh dari observasi, dokumentasi,

    angket, wawancara mendalam.

    Mengingat penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka instrumen utama pada

    penelitian ini adalah peneliti (researcher) sendiri (Moloeng, 2006; Sugiyono, 2011; Wahidmuri,

    2008). Bogdan dan Biklen menyatakan bahwa salah satu ciri penelitian kualitatif adalah dilakukan

    pada kondisi alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti

    adalah instrumen kunci (Sugiyono 2011). Untuk mendapatkan data yang lebih luas dan

    komprehensif, peneliti sebagai instrumen utama dibantu dengan instrumen bantu penelitian berupa

    pedoman wawancara, pedoman pengamatan, pedoman dokumentasi dan angket.

    Teknik Analisis Data

    Penelitian ini tergolong pada penelitian deskriptif kualitatif, sehingga data yang ada

    dianalisis dengan teknik analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif adalah proses mencari serta

    menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

    bahan-bahan lainnya sehingga mudah dipahami agar dapat diinformasikan kepada orang lain

    (Bogdan cit. Dharma, 2008).

    Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif naratif dengan menggunakan model

    Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono 2011) aktivitas dalam analisis data

    kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga

    datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi

    baru. Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display),

    serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verification) (Miles & Huberman,

    1994: 10).

    Gambar 1. Model Analisis Data Miles Huberman

    Reduksi Data

    Reduksi data adalah proses analisis untuk memilih, memusatkan perhatian,

    menyederhanakan, mengabstraksikan serta mentransformasikan data yang muncul dari catatan-

    catatan lapangan. Mereduksi data berarti membuat rangkuman, memilih hal-hal pokok,

    memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan pola, serta membuang yang dianggap tidak

  • 10

    perlu.

    Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan

    mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan jika

    diperlukan. Semakin lama peneliti berada di lapangan, jumlah data akan semakin banyak, semakin

    kompleks dan rumit. Untuk itulah diperlukan reduksi data sehingga data tidak bertumpuk dan

    mempersulit analisis selanjutnya.

    Reduksi data dilakukan dengan pertimbangan bahwa data yang diperoleh dari lapangan

    jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dipilih dan dipilah sesuai dengan kebutuhan dalam

    pemecahan masalah penelitian. Dalam mereduksi data setiap peneliti dipandu oleh pertanyaan

    penelitian yang harus dijawab berdasarkan data. Jawaban pertanyaan tersebut merupakan wujud

    nyata temuan penelitian. Ketika peneliti menemukan sesuatu (data) yang belum jelas dan belum

    memiliki pola perlu segera dilakukan pencermatan melalui proses reduksi untuk memahami makna

    yang terkandung dalam data tersebut.

    Penyajian Data

    Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian (display) data.

    Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan,

    sehingga makin mudah dipahami. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan

    sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat

    dilakukan dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa

    yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.

    Penampilan atau display data yang baik dan jelas alur pikirnya merupakan hal yang sangat

    diharapkan oleh setiap peneliti. Display data yang baik merupakan satu langkah penting menuju

    tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal. Penyajian data dalam suatu pola tertentu akan

    memberikan kemudahan bagi peneliti untuk mendapatkan temuan yang dapat dijadikan landasan

    dalam mengambil kesimpulan.

    Kesimpulan dan Verifikasi

    Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan

    berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

    bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap

    pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai

    verifikasi data. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti

    yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke lapangan

    maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel.

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Motivasi Berprestasi

  • 11

    Motivasi yang dimiliki oleh seseorang dapat dilihat dari berbagai indikator yang ada.

    Demikian halnya dengan motivasi berprestasi yang dimiliki ketiga mahasiswa tersebut.

    Berdasarkan hasil observasi, angket, dan wawancara mendalam, diketahui beberapa hal yang

    dialami oleh ketiganya. Pertama, s e l a l u b e r u s a h a d e n g a n k e r a s

    d a n t i d a k m u d a h m e n y e r a h u n t u k m e n c a p a i

    s u a t u k o m p e t e n s i t e r t e n t u y a n g t e l a h

    d i t e t a p k a n n y a , t e r m a s u k j u g a u n t u k m e n c a p a i

    k e s u k s e s a n d a l a m h i d u p n y a . M e r e k a m e m i l i k i

    s t a n d a r p r e s t a s i s e n d i r i , y a n g t i d a k d i m i l i k i o l e h

    k e b a n y a k a n m a h a s i s w a l a i n n y a . M i s a l n y a

    s u k s e s u n t u k m e n j a d i p e n g u r u s o r g a n i s a s i ,

    s u k s e s u n t u k m e n e m b u s p r o g r a m - p r o g r a m

    h i b a h u n t u k m a h a s i s w a . Kedua , p a d a b e b e r a p a

    m a t a k u l i a h t e r t e n t u , d i m a n a t i d a k m e m i l i k i

    t a n t a n g a n d a n a r t i t e r s e n d i r i b a g i m e r e k a ,

    p r e s t a s i n y a t i d a k m e n o n j o l . P a d a b e b e r a p a t u g a s

    y a n g b e r s i f a t r u t i n i t a s , t i d a k m e n a m p i l k a n h a s i l

    y a n g l e b i h b a i k . N a m u n p a d a t u g a s - t u g a s

    k h u s u s , m i s a l n y a u n t u k m e n j a d i p e m i m p i n

    o r g a n i s a s i , s e k r e t a r i s , p e m i m p i n s i d a n g , m a m p u

    t a m p i l d e n g a n l e b i h b a i k . D e m i k i a n h a l n y a

    d e n g a n p r e s t a s i p a d a b e b e r a p a m a t a k u l i a h y a n g

    m e m i l i k i t i n g k a t k e s u l i t a n t e r s e n d i r i , m i s a l n y a

    p a d a m a t a k u l i a h k a l k u l u s d a n a n a l i s i s r e a l . Ketiga ,

    p a d a d a s a r n y a m e r e k a t i d a k s u k a m e l a k u k a n

    h a l - h a l y a n g d i a n g g a p n y a t e r l a l u m u d a h

    a t a u p u n j u g a t e r l a l u s u l i t , t e t a p i c e n d e r u n g

    m e m i l i h y a n g m e m i l i k i r i s i k o w a j a r d a n

    d i p e r h i t u n g k a n n y a . Keempat , d a l a m m e l a k u k a n

    s u a t u t i n d a k a n t i d a k d i d o r o n g a t a u d i p e n g a r u h i

    o l e h rewards ( h a d i a h a t a u u a n g ) . T a n p a a d a n y a rewards

    p u n a s a l t i n d a k a n t e r s e b u t d i n i l a i n y a m e m i l i k i

    m a k n a t e r s e n d i r i b a g i n y a , p a s t i a k a n

    d i l a k s a n a k a n . Kelima, t e r b i a s a u n t u k b e r d i s k u s i d a n

    m e n c o b a u n t u k m e m p e r o l e h e v a l u a s i a t a u

    u m p a n b a l i k d a r i k e g i a t a n y a n g d i l a k u k a n n y a .

    Keenam , m e r e k a c e n d e r u n g s u p e l d a n m u d a h

  • 12

    b e r g a u l d e n g a n s i a p a p u n . B a i k d e n g a n s e s a m a

    m a h a s i s w a , d e n g a n d o s e n d a n s e g e n a p s i v i t a s

    a k a d e m i k a , m a u p u n d e n g a n l i n g k u n g a n

    m a s y a r a k a t . K e t u j u h , s e b e l u m m e l a n g k a h

    t e r l e b i h d a h u l u m e l a k u k a n p e n c e r m a t a n d a n

    p e r h i t u n g a n y a n g m a t a n t e r h a d a p l i n g k u n g a n

    s e k i t a r , u n t u k m e l i h a t k e s e m p a t a n d a n p e l u a n g

    y a n g a d a . Kedepalan , s u k a s i t u a s i m e n a n t a n g , d i

    m a n a m e r e k a d a p a t m e m a n f a a t k a n

    k e m a m p u a n n y a . Kesembilan, m e m i l i k i d i s i p l i n d a n

    k r e a t i v i t a s y a n g t i n g g i . D a l a m b e k e r j a a t a u

    b e l a j a r s e a k a n - a k a n d i k e j a r w a k t u , d a n

    c e n d e r u n g m e n c a r i c a r a - c a r a y a n g u n i k d a n b a r u

    d a l a m m e n y e l e s a i k a n s u a t u p e r m a s a l a h a n .

    Kemandirian Belajar

    Kemandirian belajar dapat dilihat lima aspek utama, yakni percaya diri, disiplin, motivasi,

    inisiatif, dan tanggung jawab. Pertama, dari aspek percaya diri, ketiga mahasiswa tersebut

    menunjukkan tingkat kepercayaan yang sangat tinggi. Hal ini tampak pada saat kegiatan

    pembelajaran, organisasi kemahasiswaan yang diikuti, dalam berkomunikasi dengan para dosen,

    dan juga keterampilan dalam bersosialisasi di masyarakat. Kedua, dari aspek kedisiplinan, memiliki

    kedisiplinan yang baik. Terbukti, dalam mengikuti perkuliahan cenderung hadir tepat waktu,

    memiliki komitmen yang tinggi untuk menyelesaikan tugas dengan baik, mampu memimpin dan

    dipimpin dengan baik, senantiasa berupaya untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi dan memiliki

    semangat dan antusiasme yang tinggi. Ketiga, pada aspek inisiasi, ketiganya memiliki inisiasi yang

    tinggi. Mereka cenderung terbuka pada pengalaman baru, memiliki hasrat keingintahuan yang

    besar, menyukai tugas yang berat dan menantang, berani mengambil risiko, berfikir secara

    fleksibel, tidak menunggu dorongan dan motivasi dari orang lain, dan berupaya menemukan

    jawaban yang luas dan mendalam atas suatu pertanyaan. Di samping itu, juga memiliki

    kecenderungan untuk berpendapat, berperilaku dan bertindak atas kehendaknya sendiri. Keempat,

    memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Apabila mendapatkan tugas atau pekerjaan, memiliki

    komitmen yang tinggi untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Senantiasa berorientasi

    pada masa depan, mampu memimpin, mau belajar dari kegagalan, yakin akan kemampuan yang

    dimiliki, dan juga memiliki obsesi untuk mencapai prestasi yang tinggi. Kelima, kemandirian

    belajar juga dapat dilihat dari motivasi yang dimiliki seseorang. Berdasarkan pembahasan di atas,

    dapat diketahui bahwa tingkat motivasi ketiga mahasiswa tersebut sangat tinggi.

    Efikasi Diri

  • 13

    S e b a g a i m a n a y a n g d i s a m p a i k a n B a n d u r a

    ( 1 9 9 7 ) , b a h w a e f i k a s i d i r i s e s e o r a n g d a p a t

    d i b e d a k a n a t a s d a s a r b e b e r a p a d i m e n s i y a n g

    m e m i l i k i m a n f a a t p e n t i n g t e r h a d a p p r e s t a s i .

    D i m e n s i t e r s e b u t a d a l a h magnitude , generality , d a n strenght .

    B e r d a s a r k a n p e n g u m p u l a n d a t a y a n g s u d a h

    d i l a k u k a n , d i p e r o l e h d a t a m e n g e n a i e f i k a s i d i r i

    d a r i k e t i g a m a h a s i s w a y a n g m e n j a d i s u b j e k p a d

    p e n e l i t i a n i n i . Pertama , d a r i d i m e n s i magnitude ( t i n g k a t

    k e s u l i t a n t u g a s ) , s u b j e k c e n d e r u n g m e m i l i k i

    u n t u k m e n c o b a a t a u m e l a k u k a n h a l - h a l y a n g

    d i n i l a i n y a m a m p u u n t u k m e r e k a l a k u k a n .

    S e l a i n i t u , m e r e k a j u g a c e n d e r u n g m e n g h i n d a r i

    s i t u a s i d a n p e r i l a k u y a n g d i r a s a m e l a m p a u i

    b a t a s k e m a m p u a n n y a . H a l i n i b e r d a m p a k p a d a

    y a n g a k a n d i c o b a a t a u d i k e h e n d a k i n y a

    b e r d a s a r k a n p e n g h a r a p a n e f i k a s i p a d a t i n g k a t

    k e s u l i t a n . Kedua , d i l i h a t d a r i d i m e n s i generality ( l u a s

    b i d a n g p e r i l a k u ) , s u b j e k m e n u n j u k k a n

    k e y a k i n a n u n t u k m e n g h a d a p i t u g a s - t u g a s y a n g

    d i b e r i k a n d a n j u g a t a n t a n g a n y a n g d i h a d a p i d i

    m a s a d e p a n . Ketiga , strenght ( k e m a n t a p a n k e y a k i n a n ) ,

    t a m p a k b a h w a s u b j e k m e m i l i k i k e m a n t a p a n d a n

    k e y a k i n a n a k a n k e m a m p u a n y a n g d i m i l i k i

    u n t u k m e n y e l e s a i k a n s e g a l a t u g a s y a n g d i m i l i k i

    a t a u j u g a k e y a k i n a n b a h w a i a a k a n b e r h a s i l

    d a l a m m e n g h a d a p i s u a t u p e r m a s a l a h a n . H a l i n i

    m e n u n j u k k a n b a h w a t i n g k a t e f i k a s i d i r i y a n g

    d i m i l i k i k e t i g a s u b j e k d a p a t d i k a t e g o r i k a n

    t i n g g i .

    Pembahasan

    Berdasarkan pemaparan hasil di atas, diketahui bahwa selain memiliki prestasi akademik

    yang baik, ketiga subjek juga memiliki prestasi non akademik yang sangat baik. Hal ini tidak

    terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi segala tindakan yang dilakukannya. Ditilik dari

    motivasi untuk berprestasi, subjek menunjukkan motivasi yang sangat tinggi untuk berprestasi.

    Sehingga dengan atau tanpa motivasi dari luar pun, cenderung akan berupaya memotivasi diri

  • 14

    untuk berprestasi. Demikian halnya dengan kemandirian belajar, ketiganya memiliki kemandirian

    belajar yang cukup baik. Tidak menggantungkan diri pada orang lain dalam menyelesaikan segala

    tugas atau permasalahan yang dihadapinya. Selain itu, apabila ditinjau dari efikasi diri yang

    dimiliki, menunjukkan bahwa ketiganya juga memiliki efikasi diri yang tinggi. Keyakinan untuk

    mampu berprestasi, keyakinan akan kemampuan penyelesaian tugas dan permasalahan yang tinggi.

    Motivasi berprestasi, kemandirian belajar, dan efikasi diri memiliki peran yang besar bagi

    seseorang, untuk berprestasi. Ketiganya berkaitan erat dan tidak bisa dipisahkan. Motivasi

    berprestasi juga berpengaruh terhadap kemandirian belajar dan efikasi diri. Demikian halnya

    dengan efikasi diri, berpengaruh terhadap motivasi berprestasi dan kemandirian belajar. Ketiganya

    memiliki pertalian yang cukup kompleks satu dengan yang lain. Untuk mencapai prestasi yang

    baik, harus didukung dengan motivasi berprestasi yang tinggi, kemandirian belajar yang tinggi,

    serta efikasi diri yang tinggi pula.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Berdasarkan pemaparan dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1) mahasiswa

    yang memiliki prestasi akademik dan non akademik tersebut memiliki motivasi berprestasi yang

    tinggi, kemandirian belajar yang tinggi, dan efikasi diri yang tinggi; 2) motivasi berprestasi,

    kemandirian belajar, dan efikasi diri saling berpengaruh dan memiliki kaitan yang sangat erat; 3)

    untuk mencapai prestasi yang baik, perlu dimulai dengan motivasi berprestasi yang tinggi,

    kemandirian belajar yang tinggi, dan efikasi diri yang tinggi.

    Berkenaan dengan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran bahwa: 1) mahasiswa tidak

    perlu takut dan ragu untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di luar jam perkuliahan, karena tidak

    terbukti mengganggu prestasi akademik; 2) untuk menyeimbangkan antara prestasi akademik dan

    non akademik, mahasiswa perlu memiliki perencanaan yang baik, motivasi berprestasi yang tinggi,

    kemandirian belajar yang tinggi, dan efikasi diri yang tinggi; 3) untuk meningkatkan daya saing

    personal, para mahasiswa perlu meningkatkan soft skill, sehingga setelah lulus menjadi sarjana

    yang siap mengabdi untuk masyarakat.

    DAFTAR PUSTAKA

    Bandura, Albert. (1977). Self-efficacy: Toward Unifying Theory of Behavioral Change.

    Psychological Review, 84 (2),191-215.

    Bandura, Albert. (1994). Self-efficacy. Encyclopedia of Human Behavior, 4 (1), 71-81.

    Bandura, Albert. (1997). Self-efficacy: The Exercise of Control. New York: Freeman.

    Barkatu. (2007). Membangun Motivasi Berprestasi: Membangun Self Efficacy dan Penerapannya

    dalam Dunia Pendidikan, Lentera Pendidikan, X (1), 34-51.

    Bernthal, P., Weaver, P. & Wellins, R. (2002). The State of E-Learning: Developing Soft Skills.

    HR Benchmark Group. 4 (1). 1-32.

  • 15

    Dharma, Surya. (2008). Pengolahan dan Analisis Data Penelitian. Jakarta: Ditjen PMPTK,

    Depdiknas.

    Elliott, S. N., Kratochwill, T R., Littlefield-Cook, J., & Travers. J. (2000). Educational psychology:

    Effective teaching and learning interactions (3rd ed.). Boston: McGraw-Hill.

    Gredler, M. E. B. (1991). Belajar dan Membelajarkan (Terjemahan Munandir). Jakarta: Rajawali.

    McClelland, D. C. (1987). Human Motivation. New York: Cambridge University Press.

    Moloeng, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

    Novariandhini, D. A. dan Latifah, Melly. (2012). Harga Diri, Efikasi Diri, Motivasi Belajar, dan

    Prestasi Akademik Siswa pada Berbagai Model Pembelajaran. Jurnal Imu Keluarga dan

    Konsumen, 5 (2), 138-146.

    Riani, A. L. & Farida, Hanik. (2006). Pengaruh Kompetensi Utama Kecerdasan Emosional dan

    Efikasi Diri Terhadap Kenyamanan Supervisor dalam Melakukan Penilaian Kinerja. Jurnal

    Bisnis dan Manajemen, 6 (1), 43-60.

    Rumiani. (2006). Prokrastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Stres Mahasiswa.

    Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. 3 (2).

    Santrock, J. W. (2002). Perkembangan Masa Hidup (Terjemahan Kristiaji, W. C. & Sumiharti, Y.).

    Jakarta: Erlangga.

    Sardiman. A. M. (1996). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar (Pedoman Bagi Guru Dan

    Calon Guru). Jakarta : PT Boga Grafindo Persada.

    Satori, Djaman & Komariah, Aan. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

    Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.

    Sukadji. (2000). Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. Jakarta: UI.

    Sukarno, Anton. (1999). Ciri-ciri Kemandirian Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media.

    Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

    Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

    Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

    Usman, Effendi & Juhaya, S. P. (1985). Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa.

    Wahidmuri. (2008). Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan. Malang:

    UM Press.

    Winkel, W. S. (1991). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo.

    Woolfolk, A. (1995). Educational Psychology (6th ed.). Boston: Allyn & Bacon.

    Basri, Hasan. (2000). Remaja Berkualitas (Problematika Remaja dan Solusinya). Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar.

    Slameto. 2010. Belajar dan Faktor- faktor Yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.