Makalah Seminar Logistik di Rumah Sakit.docx

16
Makalah Seminar tentang Mengidentifikasi Sistem Pengelolaan Logistik di dalam Rumah Sakit NAMA ANGGOTA KELOMPOK : Dawam Tribuana (2244-11-133) Roland Christopher (2244-11-146) Marcelo Siboro (2244-11-145) Wahyu Syarif Hidayat (2244-11-127) Rizki Prajayanto (2244-11-013) Satrio Tri Wibowo (2244-11-021)

Transcript of Makalah Seminar Logistik di Rumah Sakit.docx

Makalah Seminar tentangMengidentifikasi Sistem Pengelolaan Logistik di dalam Rumah Sakit

NAMA ANGGOTA KELOMPOK : Dawam Tribuana (2244-11-133) Roland Christopher (2244-11-146) Marcelo Siboro (2244-11-145) Wahyu Syarif Hidayat (2244-11-127) Rizki Prajayanto (2244-11-013) Satrio Tri Wibowo (2244-11-021)

A. Latar belakangKeberhasilan organisasi mencapai tujuan didukung oleh pengelolaan factor-faktor antara lain Man, Money, Machine, Methode dan Material. Pengelolaan yang seimbang dan baik dari kelima factor tersebut akan memberikan kepauasan kepada kostumer baik kostumer internal maupun eksternal. Rumah sakit yang telah terakreditasi seharusnya telah memiliki pengelolaan yang baik dan terstandar termasuk lima factor tersebut. Pada kesempatan ini, akan membahas secara khusus tentang pengelolaan Material atau logistic dirumah sakit.Keberhasilan pengelolaan logistik rumah sakit tergantung pada kompetensi dari manajer logistik rumah sakit. Manajer berfungsi untuk mengelola logistik melalui fungsi antara lain mengidentifikasi, merencanakan pengadaan, pendistribusian alat hingga mengembangkan sistem pengelolaan logistik yang efektif dan efisien. Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi dengan baik akan memperlancar kegiatan pelayanan pasien sehingga berdampak bagi peningkatan mutu pelayanan secara umum.Manajer logistik juga harus mampu mengantisipasi kejadian darurat, membuat skala prioritas serta melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan umum rumah sakit. Manajemen logistik juga harus mencapai efisiensi dan efektifitas. Manajer logistik memiliki kemampuan untuk mencegah atau meminimalkan pemborosan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan alat tersebut yang akan memiliki dampak kepada pengeluaran ataupun biaya operasional rumah sakit.Menurut pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus disediakan rumah sakit dikelompokkan menjadi persediaan farmasi (antara lain: obat, bahan kimia, gas medik, peralatan kesehatan), persediaan makanan, persediaan logistik umum dan teknik.

B.Tujuan Umum1. Mengetahui manajemen logistik di Rumah Sakit 2. Mengidentifikasi keadaan manajemen logistik dalam satu pelayanan kesehatan hingga memberikan usulan perbaikan yang diperlukan.3. Mampu mengidentifikasi keadaan saat ini tentang pengelolaan logistik di Rumah Sakit.4. Membuat sistem pengelolaan logistik di Rumah Sakit mulai dari perencanaan pengadaan, pemeliharaan, evaluasi dan pengembangan sistem tersebut.5. Mengetahui manajemen logistik obat di puskesmas

B. Manfaat1. Memberikan penjelasan tentang manajemen logistik di puskesmas2. Mengetahui apa saja ruang lingkup manajemen logistik serta fungsinya3. Memberikan pengetahuan tentang manajemen logistik obat di puskesmas

BAB II ISIA. Pengertian Manajemen LogistikManajemen logistik merupakan serangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan terhadap kegiatan pengadaan, pencatatan, pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan dan penghapusan logistik guna mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.The Council of Logistic Management (CLM), organisasi pelopor logistik di Amerika Serikat yang memiliki anggota sekitar 15.000 orang mendefinisikan manajemen logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan keefisienan dan kefektifan aliran dan penyimpanan barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.Martin (1988) mengartikan manajemen logistik sebagai proses yang secara strategik mengatur pengadaan bahan (procurement), perpindahan dan penyimpanan bahan, komponen dan penyimpanan barang jadi (dan informasi terkait) melalui organisasi dan jaringan pemasarannya dengan cara tertentu sehingga keuntungan dapat dimaksimalkan baik untuk jangka waktu sekarang maupun waktu mendatang melalui pemenuhan pesanan dengan biaya yang efektif.Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat simpulkan bahwa manajemen logistik merupakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengelolaan (siklus) logistik guna mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.

B. Ruang Lingkup Manajemen Logistik1. Kegiatan manajeriala. Perencanaanb. Pengorganisasianc. Pelaksanaand. Pengawasan/pengendalian2. Kegiatan operasionala. Perencanaan kebutuhan dan penganggaranYaitu kegiatan merumuskan rincian kebutuhan barang milik negara untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang akan datang.

b. PengadaanYaitu kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh Kementerian/Lembaga yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa.c. PenggunaanYaitu kegiatan yang dilakukan oleh pengguna barang dalam mengelola dan menatausahakan Barang Milik Negara yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi satker Polri yang bersangkutan.d. PemanfaatanYaitu pendayagunaan Barang Milik Negara yang tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian Negara/Lembaga dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerja sama pemanfaatan, dan bangun guna serah/bangun serah guna dengan tidak mengubah status kepemilikan.e. Pengamanan dan pemeliharaanYaitu kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil barang milik negara serta menjamin jangka waktu pemakaian barang mencapai batas waktu yang optimal.f. PenilaianYaitu suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada data/ fakta yang objektif dan relevan dengan menggunakan metode/ teknik tertentu untuk memperoleh nilai barang milik negara.g. PenghapusanYaitu tindakan menghapus Barang Milik Negara dari daftar barang dengan menerbitkan Surat Keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang dan/ atau Pengelola Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya.h. PemindahtangananYaitu pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara sebagai tindak lanjut dari penghapusan dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan atau disertakan sebagai modal pemerintah.i. PenatausahaanYaitu rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.j. Pembinaan, pengawasan dan pengendalianYaitu rangkaian kegiatan yang meliputi penetapan kebijakan teknis, pemantauan, penertiban, melakukan pengauditan serta investigasi atas pelaksanaan siklus logistik/ pengelolaan barang milik negara.3. Objeka. Perbekalan umumb. Peralatanc. Fasilitas dan konstruksid. Komunikasi dan elektronikae. Bekal kesehatan

C. Fungsi Manajemen LogistikPenyelenggaraan logistik senantiasa berkaitan dengan proses yang di dalamnya akan melibatkan orang-orang/badan yang harus melakukan kegiatan/usaha secara efektif dan efisien selama jangka waktu tertentu untuk tercapainya suatu sasaran yang ditetapkan, dengan demikian maka misi ini tidak dapat direalisasikan tanpa diterapkannya fungsi-fungsi manajemen dalam penyelenggaraan logistik.Pada dasarnya fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan dalam penyelenggaraan logistik adalah fungsi-fungsi manajemen yang bersifat umum dan mutlak diperlukan pada seluruh aspek kegiatan, meliputi :1. PerencanaanPerencanaan logistik merupakan dasar untuk pengarahan dan pengkoordinasian dalam pembinaan sumber-sumber dan pedoman bagi setiap tindak logistik, secara umum perencanaan logistik didasarkan pada :a. Program pembangunan kekuatan jangka panjang (25 tahun)b. Program pembangunan kekuatan jangka sedang (5 tahun)c. Program pembangunan kekuatan 1 tahund. Penajaman prioritas sasaran yang dikonsentrasikan pada kemampuan operasional yang diharapkan.e. Hasil evaluasi data masukan dari satuan bawah dan fungsi-fungsi terkait yang diakomodasikan dalam evaluasi penyelenggaraan logistik.2. PengorganisasianPengorganisasian setiap kegiatan logistik pada dasarnya merupakan satu sistem atau tatanan yang harus berorientasi kepada tugas dengan program yang jelas namun kenyal. Pengorganisasian logistik dilaksanakan dengan memperhatikan berbagai hal serta dengan pendekatan sebagai berikut :a. Pengorganisasian yang diselenggarakan berdasarkan pendekatan tugasb. Pengorganisasian yang diselenggarakan berdasarkan pendekatan komoditi.c. Pengorganisasian yang diselenggarakan dengan rentang kendali sependek mungkin.d. Pengorganisasian yang diselenggarakan berdasarkan eselonisasi penanggung jawab pengemban fungsi logistik sesuai struktur organisasi yang berlaku.3. Pengawasan dan pengendalianPengawasan dan pengendalian sebagai fungsi organik pembinaan,yaitu menyelenggarakan usaha, kegiatan dan pekerjaan untuk menjamin tercapainya tujuan secara efektif, efisien dan sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku melalui pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, pemeriksaan dan tindakan pengendalian yang diperlukan sehingga penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat ditekan sekecil mungkin atau minimum dapat dikurangi. Dalam penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :a. Pengawasan dan pengendalian harus berdasarkan pada rencana yang telah ditetapkan.b. Pengawasan dilaksanakan melalui jalur pengawasan struktural maupun fungsional.c. Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan terpusat sesuai strata demi tercapainya kesatuan dan keterpaduan upaya

D. Manajemen Logistik Obat di PuskesmasAgar tercapai tujuan ideal dari suatu pengobatan atau pelayanan kesehatan, idealnya obat harus tersedia, artinya cukup dalam jumlah dan jenisnya. Kemudian obat itu harus ada setiap saat, sehingga dapat diberikan kepada yang membutuhkan saat itu juga, dan pasien tidak perlu menunggu lama, mengorbankan waktu hanya demi menunggu obat. Terakhir, dan yang terpenting, obat itu harus terjamin mutunya dan harganya harus terjangkau. Jika obat ada setiap saat dan lengkap, namun sudah kadaluwarsa, itu tidak ada artinya. Sama juga jika obat generic yang disediakan sangat sedikit. Tentu hal ini akan sangat memberatkan pasien yang kebanyakan adalah warga kurang mampu.Manajemen Logistik obat di Puskesmas merupakan salah satu aspek penting dari Puskesmas karena ketidakefisienan akan memberikan dampak negatif terhadap biaya operasional Puskesmas, karena bahan logistik obat merupakan salah satu tempat kebocoran anggaran, sedangkan ketersediaan obat setiap saat menjadi tuntutan pelayanan kesehatan maka pengelolaan yang efesien sangat menentukan keberhasilan manajemen Rumah Sakit secara keseluruhan. Tujuan manajemen Logistik obat adalah tersedianya obat setiap saat dibutuhkan baik mengenai jenis,jumlah maupun kualitas secara efesien, dengan demikian manajemen Logistik obat dapat dipakai sebagai sebagai proses penggerakan dan pemberdayaan semua sumber daya yang dimiliki/potensial yang untuk dimanfaatkan dalam rangka mewujudkan ketersediaan obat setiap saat dibutuhkan untuk operasional efektif dan efesien. Ketidakcukupan obat-obatan disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang sangat menentukan yaitu faktor perencanaan/perhitungan perkiraan kebutuhan obat yang belum tepat, belum efektif dan kurang efisien.Permintaan / pengadaan obat juga merupakan suatu aspek dimana permintaan dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan obat yang ada agar tidak terjadi suatu kelebihan atau kekurangan obat. Kelebihan obat atau kekosongan obat tertentu ini dapat terjadi karena perhitungan kebutuhan obat yang tidak akurat dan tidak rasional, agar hal-hal tersebut tidak terjadi maka pengelolaan obat puskesmas perlu dilakukan sesuai yang ditetapkan dan diharapkan dimana dalam pengelolaan harus memperhatikan penerimaan, penyimpanan serta pencatatan dan pelaporan yang baik.Terjaminnya ketersediaan obat di pelayanan kesehatan akan menjaga citra pelayanan kesehatan itu sendiri, sehingga sangatlah penting menjamin ketersediaan dana yang cukup untuk pengadaan obat esensial, namun lebih penting lagi dalam mengelola dana penyediaan obat secara efektif dan efisien.Terjadinya ketidakcukupan obat atau penyediaan stok obat yang berlebihan merupakan suatu masalah yang sering dijumpai di Puskesmas, dimana masalah tersebut bukan hanya dipengaruhi oleh faktor dana tetapi juga dipengaruhi oleh proses pengelolaan obat yang meliputi perencanaan, permintaan/pengadaan, pendistribusian dan penggunaan obat. Proses pengelolaan akan berjalan efektif dan efisien bila ditunjang dengan sistem informasi manajemen obat untuk menggalang keterpaduan pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam pengelolaan obat.Melihat dari beberapa permasalahan manajemen obat di atas, menunjukkan pentingnya sebuah solusi dalam manajemen obat di puskesmas. Secara ringkas, solusi tersebut ada 6 macam, yaitu Seleksi obat, Penerapan Pedoman Pengobatan, Penggunaan obat rasional, Seleksi supplier, Systematic cost reduction, dan Advokasi. Seleksi obat menjadi penting karena hal ini yang menentukan obat mana yang baik diberikan kepada pasien di puskesmas dan mana yang tidak. Penggunaan obat secara rasional sangat penting untuk kesembuhan pasien dan efisiensi biaya dan sumber daya yang dibutuhkan untuk pengobatan. Hal ini penting untuk mencegah pengeluaran dana yang berlebih, multifarmasi, dan polifarmasi. Pemilihan supplier obat juga menjadi hal yang tidak kalah pentingnya. Karena supplier obat yang baik menentukan kualitas obat yang didistribusikan. Kriteria supplier yang baik adalah yang masuk ke dalam kriteria : Quality, Cost, Delivery, Flexibillity, Responsiveness. Biaya yang dikeluarkan oleh puskesmas dalam upaya mengatur ketersediaan obat dan biaya pasien dalam mengeluarkan dana untuk membeli obat juga harus dikurangi. Namun hal ini tidak berarti mengurangi kualitas. Sebaliknya, kualitas harus ditingkatkan. Efisiensi di sini diartikan sebagai upaya untuk menekan biaya-biaya yang tidak perlu dikeluarkan. Harapannya, semua upaya kesehatan yang dilakukan dapat tepat sasaran dan dana tidak terbuang percuma. Terakhir, untuk melancarkan dan memuluskan tujuan utama yaitu manajemen obat yang baik, perlua adanya upaya advokasi ke pemerintah. Advokasi ini bisa bermacam-macam. Mulai dari dana, SK, dan kebijakan lainnya.

E. Perencanaan ObatPerencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun daftar kebutuhan obat yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar konsep kegiatan yang sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Proses perencanaan terdiri dari perkiraan kebutuhan, menetapkan sasaran dan menentukan strategi, tanggung jawab dan sumber yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Perencanaan dilakukan secara optimal sehingga perbekalan farmasi dapat digunakan secara efektif dan efisien.Beberapa tujuan perencanaan dalam farmasi adalah untuk menyusun kebutuhan obat yang tepat dan sesuai kebutuhan untuk mencegah terjadinya kekurangan atau kelebihan persediaan farmasi serta meningkatkan penggunaan persediaan farmasi secara efektif dan efisien.Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan perencanaan obat, yaitu :1. Mengenai dengan jelas rencana jangka panjang apakah program dapat mencapai tujuan dan sasaran.2. Persyaratan barang meliputi : kualitas barang, fungsi barang, pemakaian satu merk dan untuk jenis obat narkotika harus mengikuti peraturan yang berlaku.3. Kecepatan peredaran barang dan jumlah peredaran barang.4. Pertimbangan anggaran dan prioritas.

Tahap perencanaan kebutuhan obat meliputi :1. Tahap PersiapanPerencanaan dan pengadaan obat merupakan suatu kegiatan dalam rangka menetapkan jenis dan jumlah obat sesuai dengan pola penyakit serta kebutuhan pelayanan kesehatan, hal ini dapat dilakukan dengan membentuk tim perencanaan pengadaan obat yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan dana obat melalui kerjasama antar instansi yang terkait dengan masalah obat.2. Tahap perencanaana. Tahap pemilihan obat : tahap ini untuk menentukan obat-obat yang sangat diperlukan sesuai dengan kebutuhan, dengan prinsip dasar menentukan jenis obat yang akan digunakan atau dibelib. Tahap perhitungan kebutuhan obat : tahap ini untuk menghindari masalah kekosongan obat atau kelebihan obat. Dengan koordinasi dari proses perencanaan dan pengadaan obat diharapkan obat yang dapat tepat jenis, tepat jumlah dan tepat waktu. Metode yang biasa digunakan dalam perhitungan kebutuhan obat, yaitu :- Metode konsumsi : Secara umum metode konsumsi menggunakan konsumsi obat individual dalam memproyeksikan kebutuhan yang akan datang berdasarkan analisa data konsumsi obat tahun sebelumnya.- Metode morbiditas : Memperkirakan kebutuhan obat berdasarkan jumlah kehadiran pasien, kejadian penyakit yang umum, dan pola perawatan standar dari penyakit yang ada.- Metode penyesuaian konsumsi : Metode ini menggunakan data pada insiden penyakit, konsumsi penggunaan obat.- Metode proyeksi tingkat pelayanan dari keperluan anggaranMetode ini digunakan untuk menaksir keuangan keperluan pengadaan obat berdasarkan biaya per pasien yang diobati setiap macam-macam level dalam sistem kesehatan yang sama.

F. Sistem Distribusi ObatSistem distribusi obat di rumah sakit digolongkan berdasarkan ada tidaknya satelit/depo farmasi dan pemberian obat ke pasien rawat inap. Berdasarkan ada atau tidaknya satelit farmasi, sistem distribusi obat dibagi menjadi dua sistem, yaitu:1. Sistem pelayanan terpusat (sentralisasi)Sentralisasi adalah sistem pendistribusian perbekalan farmasi yang dipusatkan pada suatu tempat instalasi farmasi. Seluruh kebutuhan perbekalan unit farmasi disuplai langsung dari pusat pelayanan farmasi tersebut.2. Sistem pelayanan terbagi (desentralisasi). Berdasarkan distribusi obat bagi pasien rawat inap, digunakan empat sistem, yaitua. Sistem distribusi obat resep individual atau permintaan tetapb. Sistem distribusi obat persediaan lengkap di ruangc. Sistem distribusi obat kombinasi resep individual dan persediaan lengkap di ruangd. Sistem distribusi obat dosis unit.

G. Alur mekanisme perencanaan penerimaan Kegiatan perencanaan pengadaan obat bertujuan untuk menetapkan jenis dan jumlah obat yang sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar termasuk program kesehatan yang telah ditetapkan. Tahapan persiapan dan pengadaan obat meliputi :a) Tahap persiapan yang meliputi :- Pembentukan Tim Terpadu : yang terdiri dari Kepala Depkes Dati II, Kepala Dinkes Dati II, Ka GF Dati II, Ka. Sie Yankes Dinkes Dati II, Ka. Sie. P3 Dinkes Dati II, Ka Puskesmas, RSUD, Beppeda Dati II, Pemda Tk II (Bag. Kesra & perencanaan program), PT. Askes Indonesia Dati II, Kantor Transmigrasi, dll.- Penyiapan dan pengumpulan data : Mengkompilasikan data pemakaian obat dari seluruh unit pelayanan kesehatan / Puskesmas Menyusun data 10 penyakit terbesar Menyiapkan data pencacahan obat pada akhir tahun anggaran untuk tingkat Puskesmas Menyiapkan data tentang obat yang akan diterima pada tahun berjalan Menyiapkan daftar harga setiap jenis obat (digunakan harga patokan obat inpres tahun lalu) b) Pengadaan Merupakan proses untuk penyediaan obat yang dibutuhkan di unit pelayanan kesehatan. Tujuan pengadaan obat adalah agar tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai kebutuhan dengan mutu yang terjamin serta dapat diperoleh pada saat diperlukan. Langkah langkah dalam pengadaan barang : Pemilihan metode pengadaan Pemilihan pemasok Pemantauan status pesanan Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan obat Penerimaan dan pemeriksaan obatMetoda pengadaan obat ada 4 macam, yaitu : Pelelangan umum Pelelangan terbatas Pemilihan langsung Pembelian / pengadaan langsungKegiatan penerimaan dan pemeriksaan obat : Penyusunan rencana pemasukan obat Penerimaan obat Pemeriksaan mutu obat Pengisian berita acara pemeriksaan dan penerimaan obat Pencatatan harian penerimaan obat Pengisian formulir realisasi pengadaan obat

H. Mekanisme pertanggungjawaban1. Pertanggungjawaban - laporan berkala - laporan pertanggung jawaban masa jabatan2. Puskesmas bertanggung jawab atas terlaksananya pencatatan dan pelaporan obat yang tertib dan lengkap serta tepat waktu untuk mendukung pelaksanaan seluruh pengelolaan obat.3. Sarana yang digunakan untuk pencatatan dan pelaporan obat di Puskesmas adalah LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat ) dan kartu stok

Pencatatan dan PelaporanPencatatan dan pelaporan data obat di Gudang Farmasi Kabupaten / Kotamadya merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatausahaan obat-obatan secara tertib, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan maupun yang digunakan di unit-unit pelayanan, di Puskesmas dan Rumah Sakit.Tujuan Pencatatan dan Pelaporan adalah tersedianya data mengenai jenis dan jumlah penerimaan, persediaan, pengeluaran / penggunaan dan data mengenai waktu dari seluruh rangkaian kegiatan mutasi obat.1. Pencatatan dan Pengolahan Data Untuk Mendukung Perencanaan Pengadaan Obat.a. Kartu Rencana Distribusi.b. Perhitungan tingkat kecukupan obat per UPK.Kegiatan ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa rencana distribusi akan dapat didukung sepenuhnya oleh sisa stok obat dalam gudang penyimpanan Gudang Farmasi.

2. Laporan Pengelolaan Obat.Sebagai unit kerja yang secara fungsional berada di bawah dan langsung bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Tingkat II, maka Gudang Farmasi memiliki kewajiban untuk melaporkan kegiatan pengelolaan obat yang dilaksanakan.Laporan yang perlu disusun GFK terdiri dari : Laporan Mutasi Obat. Laporan Kegiatan Distribusi. Laporan Pencacahan Persediaan Akhir Tahun Anggaran. Laporan Tahunan / Profile Pengelolaan Obat Dati II.

BAB III PENUTUPA.KesimpulanManajemen logistik merupakan serangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan terhadap kegiatan pengadaan, pencatatan, pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan dan penghapusan logistik guna mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.Penyelenggaraan logistik senantiasa berkaitan dengan proses yang di dalamnya akan melibatkan orang-orang/badan yang harus melakukan kegiatan/usaha secara efektif dan efisien selama jangka waktu tertentu untuk tercapainya suatu sasaran yang ditetapkan.Perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun daftar kebutuhan obat yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar konsep kegiatan yang sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Proses perencanaan terdiri dari perkiraan kebutuhan, menetapkan sasaran dan menentukan strategi, tanggung jawab dan sumber yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Perencanaan dilakukan secara optimal sehingga perbekalan farmasi dapat digunakan secara efektif dan efisien.B. SaranUntuk melakukan manajemen logistic di Rumah Sakit maka Manajer logistik juga harus mampu mengantisipasi kejadian darurat, membuat skala prioritas serta melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan umum rumah sakit. Manajemen logistik juga harus mencapai efisiensi dan efektifitas.

DAFTAR PUSTAKAAyu, Ratu. Bahan Kuliah Manajemen Logistik Farmasi. Departemen AKK Fakultas Kesehatan Masyarakat UI 2007Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Pedoman Pengelolaan Obat Daerah Tingkat II, Jakarta 1996Departemen Kesehatan RI, Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Pengolahan Obat Kabupaten/Kota, Jakarta, 2001. Dalam : http://jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2011/03/Ada_Alkes.pdf diakses tanggal 2 Desember 2012Imron TA, Moch, Drs, MM, MBA.2010. Manajemen Logistik Rumah Sakit. Jakarta: Sagung SetoSri Suryawati,Efisiensi Pengelolaan ObAT DI Rumah Sakit Tesis.MMR UGM,Yogjakarta,1997http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/05/manajemen-logistik- puskesmas-dan-rumah.html . diakses tanggal 13 November 2012http://shangrila12.wordpress.com/2010/12/03/evaluasi-obat/ http://buletinfarmasi.blogspot.com/2011/11/perencanaan-pengadaan-dan-distribusi.html

Diunduh Tanggal : 10 Desember 2013