Makalah Seminar
-
Upload
elsa-diana-putri -
Category
Documents
-
view
43 -
download
0
description
Transcript of Makalah Seminar
-
5/21/2018 Makalah Seminar
1/18
1
I.
Pendahuluan
Amlodipine besylate (AML), 2-[(2-amino etoksi-(metil]-4-(2-klorofenil)-
1,4-dihidro-6-metil-3,5-piridin asam dikarboksilat 3-etil-5-metil ester,
benzosulfonat, adalah kalsium dihidropiridin ampuh sebagai agen antihipertensi.
Valsartan (Vals)N-[p-(O-1H-Tetrazol-5-ylphenyl)benzil]-N-valeryl-L-valin,
adalah angiotensin II reseptor blocker dan secara klinis digunakan sebagai agen
antihipertensi. Hidroklorotiazid (HCT),6-kloro-3,4-dihidro-2H-1,2,4-
benzothiadiazine-7-sulfonamida digunakan sebagai diuretik. AML resmi di BP,
Vals resmi di EP dan USP, sedangkan HCT resmi di BP dan EP. USP (The United
States Pharmacopeia) adalah standar resmi untuk resep semua obat-obatan,
suplemen makanan, eksipien dan produk kesehatan lainnya yang diproduksi dan
dijual di Amerika Serikat. BP (British Pharmacopoeia) dan EP (European
Pharmacopoeia) adalah obat standar lainnya. Ketiga obat ini dipasarkan sebagai
formulasi tablet dosis gabungan dalam rasio 10:160:12,5 mg (AML:Vals:HCT).
Survei literasi mengungkapkan bahwa sejumlah metode telah digunakan untuk
estimasi AML, Vals dan HCT secara individual atau dalam kombinasi dengan
obat lain. Namun, sangat sedikit metode analisis yang digunakan untuk analisis
simultan dari obat ini dalam formulasi dosis gabungan. Metode yang telah
digunkan adalah spektrofotometri UV, HPLC Spectrofluorimetric, HPTLC,
elektroforesis kapiler dan metode elektrokimia.
Tujuan dari penelitian tersebut adalah pengembangan metode analisis yang
sederhana, sensitif dan akurat untuk penentuan dari amlodipine besylate, valsartan
dan hidroklorotiazid secara simultan dalam campuran tanpa perlu adanya
pemisahan sebelumnya. Metode yang dikembangkan mampu menentukan konten
dari obat dikutip dalam tablet komersial dan ditambahkan sedikit dalam plasma
manusia.
-
5/21/2018 Makalah Seminar
2/18
2
II.
Pengembangan dan Validasi Metode HPLC untuk Penentuan
Simultan dari Amlodipine, Valsartan, Hidroklorotiazid dalam
Dosis Obat dan Sejumlah Plasma Manusia
2.1 Tinjauan Pustaka
Kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) adalah salah satu teknik
kromatografi dimana fasa gerak dan fasa diamnya menggunakan zat cair.
Pemisahan dengan kromatografi ini didasarkan pada perbedaan
kesetimbangan komponen-komponen campuran diantara fasa gerak dan fasa
diam. (Hendayana, 2005: 243)
Prinsip kerja HPLC adalah sebagai berikut, dengan bantuan pompa,
fasa gerak cair dialirkan melalui kolom ke detektor, cuplikan dimasukkan ke
dalam fasa gerak dengan penyuntikan. Didalam kolom terjadi pemisahan
kompenen-komponen campuran karena perbedaan kekuatan interaksi antara
solut-solut terhadap fasa diam. Solut-solut yang kurang kuat interaksinya
dengan fasa diam akan keluar dari kolom terlebih dahulu, sebaliknya solut-
solut yang kuat interaksinya dengan fasa diam akan keluar dari kolom lebih
lama. Setiap komponen campuran yang keluar dideteksi oleh detektor
kemudian direkam dalam bentuk kromatogram. Kromatogram HPLC serupa
dengan kromatogram gas. (Hendayana, Sumar.2006:69)
Gambar 1. Diagram kromatografi Cairan Kinerja Tinggi atau HPLC
Selain untuk pemisahan, kromatografi juga berguna untuk analisis
kualitatif atau analisis kuantitatif yang cepat (beberapa menit) dan
-
5/21/2018 Makalah Seminar
3/18
3
memerlukan sedikit cuplikan (beberapa mikroliter). Komputer dapat
digunakan untuk mengontrol sistem kerja HPLC dan mengumpulkan serta
mengolah data hasil pengukuran HPLC.
Komponen-komponen atau instrumentasi dari HPLC ialah sebagai berikut :
1. Fasa gerak
Fasa gerak berupa zat cair yang disebut eluen (pelarut) dalam HPLC, fasa
gerak selain bertugas membawa komponen-komponen campuran menuju
detektor, juga dapat berinteraksi dengan solut-solut. Pada penelitian yang
dilakukan, mode elusi yang digunakan yaitu elusi isokratik, yaitu hanya
digunakan satu macam pelarut dengan komposisi yang sama. Mode
lainnya yaitu gradien, pada elusi ini digunakan 2 macam pelarut yang
perbandingannya diubah-ubah secara kontinyu selama proses elusi. Fasa
gerak yang digunakan pada analisis yang dilakukan peneliti adalah
asetonitril-buffer fosfat (0,05 M), pH 2,80,2 di proporsi (40/60, v/v).
2.
Pompa
Pompa dalam HPLC berfungsi untuk mengalirkan fasa gerak cair malalui
kolom yang berisi serbuk halus. Digunakan pompa bertekanan tinggi
dalam metoda ini sebagai akibat penggunaan fasa gerak yang berupa zat
cair yang akan sukar mengalir dalam kolom yang dipadatkan dengan sebuk
halus.Oleh karenanya agar zat cair dapat melewati kolom secara cepat
maka dibutuhkan bantuan pompa bertekanan tinggi.
3. Pemasukan cuplikan
Kebanyakan pemasukan cuplikan ke dalam kolom dapat menyebabkan
band broadening. Oleh karena itu, cuplikan yang dimasukan harus sekecil
mungkin, beberapa puluh miroliter. Teknik pemasukan cuplikan kedalamsistem HPLC melalui injeksi srynge, injeksi stop-flow, dan kran
cuplikan.
4. Kolom
Kolom HPLC biasanya terbuat dari stainless steel walaupun ada juga yang
terbuat dari gelas berdinding tebal. Kolom utma berisi fasa diam, tepat
teradinya pemisahan camppuran menjadi komonen-komponennya.
Bergantung keperluannya koom utama dapat digunakan untuk analisis atau
-
5/21/2018 Makalah Seminar
4/18
4
preparatif. Untuk keperluan preparatif, setiap komponen yang keluar
kolom ditampung pada tabung yang berbeda dan keluaran HPLC
dihubungkan dengan fraction colector. Selain kolom utama dikenal pula
kolom pengaman (guard kolom). Kolom utama berisi fasa diam dan
jenisnya bervariasi bergantung keperluan, misalnya dikenal kolom C-18,
C-8, cyanopropyl, penularan ion. Pada kolom yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan fasa diam jenis C-18. Fasa diam jenis terikat
ini dapat dibuat dengan mereaksikan silika dengan alkilklorosilana yang
dikenal dengan reaksi silanisasi.
5. Detektor
Detektor HPLC dikelompokkan ke dalam tiga jenis detektor yaitu detektor
umum memberi respon terhadap fasa gerak yang dimodulasi dengan
adanya solut. Sebaliknya, detektor spesifik memberi respon terhadap
beberapa sifat solut yang tidak dimiliki oleh fasa gerak. Terakhir, detektor
yang brsifat umum terhadap solut setelah fasa gerak dihilangkan dengan
penguapan.
Tabel 1. Karakteristik detektor HPLC
Dasar Pendeteksian JenisMaksimum
Sensitifitas
Peka terhadap
kecepatan alir
Sensitivitas
suhu
Absorbsi UV Spesifik 2 x 10-
Tidak Rendah
Absorbsi IR Spesifik 10-
Tidak Rendah
Flourometri Spesifik 10- Tidak Rendah
Indek bias Umum 1 x 10-
Tidak + 10-
C
Konduktometri Spesifik 10-8 Ya 2% C
Spektometri massa Umum 10-
Tidak Tidak ada
Elektrokimia Spesifik 10- Ya 1,5 % C
Dalam penelitiannya, peneliti menggunakan detektor UV. Detektor ini
terutama digunakan untuk pendeteksian senyawa-senyawa organik. Semua
senyawa organik dapat mengabsorpsi cahaya, sebab semua senyawa
organik mengandung elektron valensi yang dapat dieksitasi ke tingkat
energi yang lebih tinggi. Namun, pengabsorpsian sinar ultra violet yang
-
5/21/2018 Makalah Seminar
5/18
5
panjang gelombangnya lebih besar terbatas pada sejumlah gugus
fungsional (disebut chromopore) yang mengandung elektron valensi
dengan energi eksitasi rendah. (Hendayana,1994:156).
Penyerapan sinar tampak atau ultraviolet oleh suatu molekul dapat
menyebabkan terjadinya eksitasi molekul tersebut dari tingkat energi dasar
(ground stated) ke tingkat energi yang lebih tinggi (excited stated). Proses
ini melalui dua tahap:
Tahap 1 : M + hvM*
Tahap 2 : M* M +heat
Pengabsobsian sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu molekul
umumnya menghasilkan eksitasi elektron bonding; akibatnya, panjang
gelombang absorbsi maksimum dapat dikorelasikan dengan jenis ikatan
yang ada di dalam molekul yang sedang diselidiki. (Hendayana, 1994:
155-156)
Zat yang dianalisis kadarnya dalam sampel peneliti yaitu Amlodipine,
Valsartan, dan Hidroklorotiazid. Detektor UV dilengkapi dengan pengatur
panjang gelombang sehingga panjang gelombang UV yang digunakan
dapat dipilih yaitu 230 nm sesuai dengan jenis cuplikan yang diukur.
Berikut ini adalah struktur dari ketiga molekul diatas :
6. Rekorder
Untuk mencetak hasil percobaan pada lembaran kertas berupa kumpulan
puncak (kromatogram). Komponen yang terelusi mengalir ke detektor dan
dicatat sebagai puncak-puncak yang secara keseluruhan disebut sebagai
kromatogram.
-
5/21/2018 Makalah Seminar
6/18
6
2.2 Alat dan Bahan
2.2.1Alat
Alat yang digunakan adalah HPLC 1200 series, terdiri dari vakum
degasser, auto injektor, oven kolom G1316A/G1316B, detektor UV, pompa
quatenary (Jerman). Kolom kromatografi; Phenomenex Kinetex (150 4,6
mm i.d) P.N. 00F-4462-E0. Puncak kromatografi secara elektronik
terintegrasi dan dicatat dengan menggunakan software chemstation (Agilent
Chemstation V. B.03.01, Jerman).
2.2.2Bahan
Bahan yang digunakan adalah Amlodipine, Valsartan dan
Hidroklorotiazid. Tablet formulasi obat gabungan yang digunakan adalah
Exforge HCT (B.No. B8022) yang mengandung 10 mg AML, 160 mg Vals
dan 12,5 mg HCT per tablet. Untuk fasa gerak digunakan asetonitril, kalium
dihidrogen fosfat dan asam ortofosfat. Dalam preparasi fasa gerak
menggunakan air suling ganda.
2.3
Kondisi Kromatografi
Analisis kromatografi dilakukan pada rentang suhu (22C-25C).
Senyawa dipisahkan secara isokratik dengan fase gerak yang terdiri dari
asetonitril-penyangga fosfat (0,05 M), pH 2,80,2 di proporsi (40/60, v/v),
laju alir 0,8 mL/menit dan volume injeksi 20 L. Eluen dipantau
spektrofotometri pada panjang gelombang 227 nm. Fase gerak disaring
dengan melewati 0,45 L membran filter (Millipore, Bradford, MA), dan
kemudian diultrasonik selama 15 menit.
2.4 Prosedur Kerja
2.4.1Penyiapan Larutan Stok
Larutan stok primer dari AML, Vals dan HCT disiapkan secara
terpisah dengan melarutkan 25 mg masing-masing dalam labu volumetrik
25 mL (1,0 mg/mL).
-
5/21/2018 Makalah Seminar
7/18
7
2.4.2Pembuatan Larutan Standar
Larutan standar disiapkan dari pengenceran larutan stok dengan fasa
gerak untuk menghasilkan rentang konsentrasi 4-28 g/mL untuk AML, 5-
40 g/ml untuk Vals dan 1-12 g/ml untuk HCT. Injeksi 20 L dilakukan
tiga kali untuk masing-masing konsentrasi dan dikromatografi dengan
kondisi yang dijelaskan di atas. Area puncak dari masing-masing
konsentrasi diplot terhadap konsentrasi untuk mendapatkan grafik kalibrasi
dan persamaan regresi dihitung.
2.4.3Penyiapan Sampel Dosis Tablet
Kandungan dari dua puluh tablet pada label terdapat 10 mg AML,
160 mg Vals dan 12,5 mg HCT yang masing-masing ditimbang, dicampur
dan dihaluskan dalam mortar. Jumlah dari bubuk tersebut yang setara
dengan isi satu tablet ditimbang secara akurat, dimasukkan ke dalam labu
volumetrik 100 mL dan diencerkan dengan fase gerak. Larutan sampel
kemudian disaring menggunakan filter 0,45 m (Millipore, Milford, MA).
Prosedur diselesaikan seperti yang disebutkan di atas dan konsentrasi AML
dan PER diperoleh dari persamaan regresi yang sesuai.
2.4.4Penyiapan dari Sejumlah Sampel Serum
Untuk 1,0 mL plasma, 100 L dari masing-masing larutan standar
dipipet ke dalam 5 mL tabung sentrifugasi dan volume ditambah oleh
asetonitril. Campuran dicampur sebentar, didiamkan selama 5 menit pada
suhu kamar, kemudian vortex selama 3 menit, lalu campuran itu
disentrifugasi pada 4000 r/menit selama 10 menit. Satu mL dari campuranyang bening dimasukkan ke deret 10 mL labu volumetrik lalu
ditandabataskan dengan fasa gerak, maka konsentrasi akhir dari sampel
sejumlah serum mengandung 4 g/mL dari AML, 5 g/mL vals dan 1
g/mL HCT diperoleh dengan pengenceran lebih lanjut dengan fase gerak.
Lalu 20 L dari sampel tersebut diinjeksikan ke kromatografi cair.
-
5/21/2018 Makalah Seminar
8/18
8
2.5 Kalibrasi dan Linearitas
Kurva kalibrasi dibuat dalam kisaran 4-28, 5-40 dan 1-12 g/mL
untuk AML, Vals dan HCT untuk mencakup konsentrasi yang diharapkan
dalam sampel yang diukur. Sebanyak tiga kali pengulangan 20 L
diinjeksikan untuk setiap larutan kerja standar. Area puncak untuk
konsentrasi masing-masing dicatat dan kemudian diplot terhadap
konsentrasi yang sesuai untuk mendapatkan grafik kalibrasi.
2.6 Hasil dan Pembahasan
Dalam rangka untuk mempengaruhi elusi simultan lebih dari salah
satu komponen dalam kondisi isokratik, kondisi kromatografi yang berbeda
(pengubah organik, laju alir, dan pH) telah diselidiki. Berbagai fasa diam
yang digunakan seperti C8 dan C18 serta kolom fenil, puncak terdistorsi
diamati dengan kolom fenil sementara C8 dan C18 memberikan penyelesaian
yang memuaskan. Fase gerak yang mengandung metanol atau asetonitril saja
belum bisa mengelusi senyawa dengan baik. Peningkatan konsentrasi
asetonitril untuk lebih dari 65% buffer menyebabkan pemisahan memadai.
Pada konsentrasi asetonitril rendah (
-
5/21/2018 Makalah Seminar
9/18
9
dari metode LC. Sistem tes kesesuaian digunakan untuk memverifikasi bahwa
efisiensi kolom (N), faktor selektivitas (resolusi) dan kemampuan untuk
memproduksi kromatografi dengan sistem yang memadai untuk analisis. Tes
sistem kesesuaian disiapkan dari stok larutan standar dari AML, Vals dan
HCT. Sistem ini ditemukan akan sama seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.
Gambar 2. Kromatogram representatif dari amlodipine, valsartan dan
hidroklorotiazid murni
Tabel 2. Parameter analitik untuk tes kesesuaian dalam metode HPLC
Parameter Nilai acuan Amlodipine Valsartan HCT
Laju alir (mL/menit) -------- 0,8
Waktu retensi (menit) -------- 2,29 3,44 11,75
Resolusi (R) R > 0,8 1,43 4,51 5,54A (Faktor selektivitas) >1 3,29 3,65 1,70
K (Kapasitas kolom) 0,1 -10 diterima 0,21 0,70 4,99
Simetri
-
5/21/2018 Makalah Seminar
10/18
10
Tabel 3. Spektral data terpilih untuk penentuan obat yang dikutip oleh
metode HPLC
Parameter Amlodipine Valsartan Hidroklorotiazid
Rentang linear (g mL-
) 4 - 28 5 - 40 112
Intersep (a) -125,85 -34,47 211,64
SE dari intersep (Sa) 14,38 29,04 9,73
Kemiringan (b) 45,48 67,29 82,40
SE dari kemiringan 0,81 1,25 1,34
Koefisien korelasi (r) 0,9991 0,9992 0,9994
Koefisien determinasi (r ) 0,9983 0,9984 0,9988
SD dari residu (Sy.x) 17,60 35,97 13,53
LOD (g mL-1
) 1,04 1,42 0,39
LOQ (g mL-1
) 3,16 4,31 0,81
2.7.2 Ketepatan
Akurasi pengukuran ditentukan dengan menggunakan kalibrasi
standar dari tiga obat, di mana rata-rata persentase 99,94, 99,96 dan 99,78
untuk AML, Vals dan HCT diperoleh pada Tabel 4. Akurasi juga dinilai
oleh pemulihan standar menambahkan, lima konsentrasi masing-masing
dalam rangkap dua untuk mengetahui konsentrasi tablet komersial
menggunakan HPLC prosedur yang diusulkan.
Tabel 4. Evaluasi ketepatan metode HPLC yang diusulkan
No.
Sampel
Amlodipine Valsartan Hidroklorotiazid
Diambil
g mL-1
Ditemukan
g mL-1
%
Pemulihan
Diambil
g mL-1
Ditemukan
g mL-1
%
Pemulihan
Diambil
g mL-1
Ditemukan
g mL-1
%
Pemulihan
1 8 8,12 101,5 10,0 9,89 98,8 2,0 1,94 97,0
2 10,0 9,80 98,0 16,0 16,16 101,0 4,0 4,11 102,75
3 12,0 11,96 99,7 20,0 20,22 100,2 6,0 5,92 98,67
4 16,0 15,92 99,5 25,0 25,12 100,48 8,0 8,09 101,1
5 20,0 20,20 101,0 30,0 29,78 99,26 10,0 9,94 99,4
Mean 99,94 99,96 99,78
+ S.D 1,37 0,86 2,21
+
R.S.D 1,37 0,86 2,21
2.7.3 Ketelitian
Injeksi pengulangan: RSD dari area puncak obat dalam pengulangan
injeksi tiga kali dari lima larutan obat standar yang ditetapkan setiap hari
selama tiga hari berturut-turut. Intraday dan Interday presisi dinilai dengan
menggunakan tiga konsentrasi dan tiga kali ulangan dari masing-masing
konsentrasi. Dihitung relatif nilai standar deviasi yang ditemukan kecil di
-
5/21/2018 Makalah Seminar
11/18
11
bawah 2% menunjukkan pengulangan yang baik dan keandalan metode
yang diusulkan. Hasil dan statistik mereka analisis yang diringkas dalam
Tabel 5.
2.7.4 Kekhususan
Waktu retensi dari puncak dalam kromatogram tablet dan sejumlah
kecil plasma manusia adalah sama dengan standar obat tanpa Interferensi
dari eksipien, aditif atau komponen cairan biologis. Oleh karena itu,
spesifisitas metode HPLC dievaluasi dengan aplikasi yang sukses untuk
menentukan obat dalam tablet mereka dengan pemulihan rata-rata 99,25%
0,73% untuk Exforge HCT tab. Hasilnya dirangkum dalam Tabel 5.
Tabel 5. Evaluasi kelitian metode HPLC yang diusulkan
Parameter
Amlodipine Valsartan Hidroklorotiazid
10 g
mL-1
16 g
mL-1
20 g
mL-1
16 g
mL-1
25 g
mL-1
30 g
mL-1
4 g
mL-1
6 g
mL-1
8 g
mL-1
Intraday
1 101,07 101,74 100,89 99,51 99,70 100,91 99,12 100,73 99,61
2 101,80 100,65 101,08 99,82 100,54 101,10 99,51 100,24 98,43
3 100,42 100,94 100,92 100,13 100,98 100,44 98,91 99,87 99,42
Mean 101,09 101,11 100,96 99,82 100,41 100,82 99,18 100,28 99,15
S.D 0,690 0,564 0,351 0,310 0,650 0,339 0,305 0.431 0,634R.S.D 0,682 0,557 0,347 0,311 0,647 0,336 0,307 0,429 0,639
Interday
1 99,63 101,03 100,56 100,35 99,33 101,19 98,37 100,61 99,11
2 99,83 100,44 99,82 101,04 98,86 100,17 99,22 100,80 99,75
3 100,24 101,27 99,33 100,91 99,63 100,22 98,81 99,88 98,94
Mean 99,90 100,91 99,90 100,76 99,27 100,53 98,80 100,43 99,27
S.D 0,311 0,427 0,619 0,367 0,388 0,575 0,425 0,486 0,427
R.S.D 0,310 0,423 0,619 0,364 0,390 0,572 0,430 0,484 0,430
2.7.5 Robustnessand Ruggedness
Untuk evaluasi ketahanan metode, beberapa parameter yang diatur
seperti pH, organik fase rasio fase gerak dan suhu oven kolom. Kapasitas
tetap tidak terpengaruh oleh variasi kecil yang disengaja. Kekasaran metode
dinyatakan sebagai R.S.D. % Dari prosedur yang sama diterapkan dengan
menggunakan dua instrumen yang berbeda pada hari yang berbeda. Hasil
menunjukkan tidak ada perbedaan secara statistik antara instrumen yang
berbeda.
-
5/21/2018 Makalah Seminar
12/18
12
2.8 Aplikasi untuk Dosis
Metode yang diusulkan peneliti berhasil diterapkan untuk simultan
penentuan tiga obat di Exgorge tablet HCT tanpa campur tangan dari
adanya eksipien dan tanpa pemisahan sebelumnya. Kemampuan dari metode
yang diusulkan telah diverifikasi dengan mereplikasi estimasi sediaan farmasi
dan hasil yang diperoleh dievaluasi secara statistik Tabel 6.
Sebuah perbandingan statistik dari hasil yang diperoleh dengan
metode yang diusulkan dan metode HPLC ditunjukkan pada Tabel 7. Nilai-
nilai t hitung dan F kurang daripada yang ditabulasikan, yang
mengungkapkan bahwa ada perbedaan yang signifikan sehubungan dengan
akurasi dan presisi antara metode yang diusulkan dan dilaporkan. Selain itu,
metode yang diusulkan diperpanjang untuk menganalisis obat dalam sejumlah
kecil plasma manusia (Gambar 3 dan 4) dengan ekstraksi sederhana dan
deproteination dengan asetonitril, diikuti dengan sentrifugasi dan supernatan
yang jelas mengandung obat telah disesuaikan. Hampir ekstraksi non-
destruktif diperoleh sebagai jelas dari rata-rata % dari 98,19 - 98,87 dari
plasma, Tabel 8.
Tabel 6. Penentuan obat dikutip dalam sediaan farmasi (Tablet Exforge HCT)
dengan menggunakan metode HPLC yang diusulkan
Obat Diambil g mL-1
Ditemukan g mL-1
% Pemulihan + SD
Amlodipine 10 9,96 99,60 + 1,39
Valsartan 160 158,8 99,25 + 1,33
Hidroklorotiazid 12,5 12,72 101,76 + 1,67
Tabel 7. Penentuan obat dalam tablet gabungan menggunakan metode yang
diusulkan dibandingkan dengan metode HPLC referensiDosis
FarmasiObat
% Pemulihan + SDNilai-t Nilai-f
Metode usul Metode lapor
Exforge HCT
Amlodipine 10 mg 100,54 + 0,34 100,31 + 0,87 0,54 3,94
Valsartan 120 mg 99,38 + 0,91 100,05 + 0,62 1,37 2,14
Hidroklorotiazid 12,5 mg 100,2 + 0,91 99,72 + 1,15 0,36 1,55
Tabel 8. Penentuan obat dikutip dalam sejumlah plasma manusia
No.Sampel
Amlodipine Valsartan Hidroklorotiazid
Diambil
g mL-1
Ditemukan
g mL-1
%
Pemulihan
Diambil
g mL-1
Ditemukan
g mL-1
%
Pemulihan
Diambil
g mL-1
Ditemukan
g mL-1
%
Pemulihan
1 10 8,7 87 16 14,2 88,75 4 3,1 77,5
-
5/21/2018 Makalah Seminar
13/18
13
2 12 10,8 90 20 18,3 91,5 6 4,95 82,5
3 16 14,6 91,25 25 21,9 87,6 8 6,89 86,25
4 20 18,3 91,5 30 27,24 90.8 10 7,85 78,5
Rata-
Rata89,94 89,66 81,18
+ S.D 2,06 1,80 2,21+
R.S.D2,29 2,00 2,21
Gambar 3. Blank Plasma
Gambar 4. Kromatogram representatif dari amlodipine, valsartan dan
hidroklorotiazid dalam sejumlah plasma manusia.
-
5/21/2018 Makalah Seminar
14/18
14
III.
Kesimpulan
Metode HPLC yang diusulkan peneliti adalah spesifik dan mudah
dilakukan serta memungkinkan penentuan dari AML, Vals dan HCT secara
simultan dan cepat dalam tablet obat dan plasma manusia. Validasi prosedur yang
diusulkan dilakukan sesuai dengan ICH dan pedoman USP
DAFTAR PUSTAKA
Clark, Jim. (2007). Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC). [Online].
Tersedia: http://www.chem-istry.org yang direkam pada 6-10-2007. [21
September 2012].
Hendayana, Sumar. (1994). Kmia Instrumen Edisi Kesatu. Semarang : IKIP
Semarang Press.
Hendayana, Sumar. (2006). Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan
Elektroforensis Modern. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Putra, Effendy De Lux. (2004). Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dalam Bidang
Farmasi. Sumatera Utara : Jurusan Farmasi FMIPA USU.
Suhanda, Hokcu. (2001). Handout Perkuliahan Kimia Analitik Instrumen :
KCKT/HPLC. Jurusan Pendidikan Kimia UPI : tidak diterbitkan.
http://www.chem-istry.org/http://www.chem-istry.org/ -
5/21/2018 Makalah Seminar
15/18
15
LAMPIRAN
Pertanyaan dari Mahasiswa :
1.
Mengapa pH harus asam pada 2,8? Bagaimana jika pHnya basa?
Jawab : Karena pH 2,8 adalah pH hasil optimasi yang memberikan hasil
paling baik. pH fasa gerak yang digunakan tidak mungkin basa karena
menggunakan asetonitril-buffer fosfat yang bersifat asam.
2. Mengapa komposisi AML, Vals, dan HCT dalam pengukuran dibuat dalam
komposisi yang berbeda?
Jawab : Karena disesuaikan dengan komposisi dalam obat komersial yang
biasa dipasarkan.
3. Mengapa tidak digunakan pemisahan terlebih dahulu?
Jawab : Karena disesuaikan dengan tujuan peneliti untuk menggunakan
metode yang lebih sederhana dengan cepat dan akurat.
4.
Apa yang menyebabkan pada kromatogram yang terdeteksi terlebih dahulu
adalah HCT baru kemudian AML dan Vals?
Jawab : Kolom yang digunakan adalah dengan fasa terbalik, yaitu fasa diam
berupa nonpolar dan fasa geraknya berupa polar. Dari literatur yang saya
baca, hanya disebutkan bahwa HCT sangat polar, AML polar dan Vals cukup
polar, tidak ada data yang berupa angka. Sesuai prinsip like dissolve like,
maka jika fasa geraknya polar, maka komponen yang bersifat lebih polar akan
lebih cepat keluar dari kolom dan terdeteksi oleh detektor sedangkan yang
kurang polar akan lebih lama tertahan di dalam kolom oleh fasa diam
sehingga lebih lama keluar dari kolom dan terdeteksi oleh detektor.
5.
Mengapa digunakan panjang gelombang 227 nm?Jawab : Karena telah dioptimasi dengan berbagai panjang gelombang dan
pada panjang gelombang 227 nm menunjukkan hasil yang paling baik untuk
penentuan ketiga obat tersebut secara simultan. Jika secara teoritis, maka
pada panjang gelombang 227 nm ketiga obat tersebut dapat terdeteksi dengan
baik atau terdapat dalam wilayah ketiga grafik yang dihasilkan dari masing-
masing obat tersebut jika diplot berdasarkan panjang gelombang dan
absorbansinya.
-
5/21/2018 Makalah Seminar
16/18
16
6. Apa yang dimaksud dengan vorteks?
Jawab : Proses pengendapan, yang akan dipakai hanyalah cairannya saja
sehingga untuk memudahkan proses pemisahan dilakukan vorteks.
7.
Apa yang dimaksud dengan ketahanan dan ketidakrataan?
Jawab : Maksudnya jika sampel tersebut dideteksi pada HPLC yang berbeda
namun dengan tipe yang sama dan jika dilakukan pada hari serta jam yang
berbeda, maka akan menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda.
8. Mengapa menggunakan mode isokratik, tidak gradien saja?
Jawab : Karena dengan mode isokratik saja sudah dapat memisahkan sampel
dengan baik. Sampel yang digunakan hanya tiga komponen sehingga lebih
sederhana dan mudah jika menggunakan mode isokratik.
9. Apa yang dimaksud dengan metode linear pada rentang konsentrasi berbeda
pada ketiga obat tersebut?
Jawab : Sampel dibuat deret dalam konsentrasi yang ditentukan sesuai dengan
komposisinya dalam tablet obat di pasaran.
10. Apakah ada penelitian lain yang menggunakan alat selain HPLC dalam
penentuan ketiga obat itu secara simultan?
Jawab : Sebelumnya belum ada penelitian tentang penentuan ketiga obat itu
secara simultan. Penelitian-penelitian sebelumnya hanya melakukan
pendeteksian pada salah satu sampel secara terpisah.
Pertanyaan dari Dosen
1. AML resmi di BP, Vals resmi di EP dan USP sedangkan HCT resmi di BP
dan EP, penjelasannya bagaimana?
Jawab : USP (The United States Pharmacopeia), EP (EuropeanPharmacopoeia) dan BP (British Pharmacopoeia) adalah standar resmi untuk
resep semua obat-obatan, suplemen makanan, eksipien dan produk kesehatan
lainnya yang diproduksi dan dijual di seluruh dunia. USP diproduksi di
Amerika, EP diproduksi di Eropa dan BP diproduksi di Inggris.
2. Apa yang dimaksud HPTLC?
Jawab : Kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi (HPTLC) adalah bentuk
kromatografi yang disempurnakan dari Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
-
5/21/2018 Makalah Seminar
17/18
17
Sejumlah perangkat tambahan dapat dibuat dengan metode dasar
kromatografi lapis tipis untuk mengotomatisasi langkah-langkah yang
berbeda, untuk meningkatkan resolusi yang dicapai dan untuk memungkinkan
pengukuran kuantitatif lebih akurat.
3. Apa bedanya HPLC yang dipresentasikan dengan HPLC fluorometri?
Jawab : Berbeda di penggunaan detektornya. Pada HPLC yang
dipresentasikan detektor yang digunakan adalah detektor UV sedangkan pada
HPLC fluorometri, detektor yang digunakan adalah detektor fluorometer.
Jenis yang paling serbaguna mampu menghasilkan eksitasi variable yang
terus menerus di sepanjang suatu jangkauan panjang gelombang yang lebar
dengan memanfaatkan sebuah sumber kontinyu dan monokromator, biasanya
penyaring-penyaring yang sederhana digunakan untuk mentransmisikan emisi
pendaran pada foto detektor sambil menahan radiasi eksitasinya.
4.
Apa yang dimaksud elektroforesis kapiler?
Jawab : Elektrolisis kapiler adalah metode elektroforesis yang digunakan
untuk memisahkan asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan nukleotida
dengan resolusi tinggi yang dilakukan pada pipa kapiler berisi buffer. Metode
ini mulai digunakan secara luas pada akhir tahun 1940. Untuk aplikasi dalam
berbagai bidang seperti bioteknologi, kimia, lingkungan, dan analisis farmasi.
Elektrolisis kapiler menggunakan listrik bertegangan tinggi yang
menyebabkan semua komponen ion atau molekul netral bergerak ke katoda.
Deteksi dapat dilakukan dengan teknik pendeteksian spektrometri atau
elektrokimia. Teknik pemisahan ini dipengaruhi oleh tegangan listrik,
koefisien difusi, panjang, dan diameter pipa kapiler, serta konsentrasi sampel.
Metode ini memiliki efisiensi dan selektivitas yang baik namun boros listrikkarena menggunakan tegangan tinggi dan alatnya juga mahal.
5.
Digunakan untuk apa ketiga obat tersebut?
Jawab : Sebagai obat hipertensi
6. Kenapa obat yang digunakan diujinya pada plasma darah, bukan pada hati?
Jawab : Karena obat yang dikonsumsi akan mengalir dalam darah sehingga
untuk mengetahui obat apa yang dikonsumsi pasien dapat diketahui dari
darah/plasma darah.
-
5/21/2018 Makalah Seminar
18/18
18
7. Mengapa diambil secara simultan di panjang gelombang 227 nm jika dilihat
dari grafik?
Jawab : Secara teoritis dalam grafik, maka pada panjang gelombang 227 nm
ketiga obat tersebut dapat terdeteksi dengan baik atau terdapat dalam wilayah
ketiga grafik yang dihasilkan dari masing-masing obat tersebut jika diplot
berdasarkan panjang gelombang dan absorbansinya. Setelah menentukan
panjang gelombang, maka langsung melihat datanya, kapasitas kolom, lalu
melihat standarnya yang ditentukan masing-masing. Siapa tau ada faktor
matriks yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.