Makalah Sejarah (Seni oktaviani)

21
Makalah UPAYA MEMPEROLEH KEMERDEKAAN INDONESIA Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Sejarah Nama anggota kelompok: Seni Oktaviani 12xxxx JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SMA NEGERI 1 BANJARSARI 2014

description

tugas mata pelajaran sejarah tahun 2014, SMA N 1 Banjarsari

Transcript of Makalah Sejarah (Seni oktaviani)

MakalahUPAYA MEMPEROLEH KEMERDEKAAN INDONESIADiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Sejarah

Nama anggota kelompok:Seni Oktaviani12xxxx

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAMSMA NEGERI 1 BANJARSARI2014

PENDAHULUANLatar belakangSecara geografis, Indonesia adalah Negara yang teridiri dari banyak pulau dan perairan laut yang menghubungkan pulau - pulau tersebut. Selain itu, Indonesia juga diapit oleh dua Benua dan dua samudra. Dengan keadaan yang demikian membuat Indonesia menjadi salah satu Negara yang menjadi sasaran para penjajah dari mulai Portugis hingga Jepang.Penjajahan yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya adalah seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa Indonesia merupakan Negara kepulauan maka penduduk yang berada pada pulau yang satu dengan yang lainnya masih belum menyadari bahwa mereka adalah satu kesatuan sehingga memberikan peluang kepada para penjajah untuk dapat lebih leluasa menguasai. Selain itu Indonesia juga merupakan Negara penghasil rempah rempah terbesar dan didukung oleh keadaan georafis dan iklim membuat bangsa lain tergiur untuk memanfaatkan Indonesia untuk kepentingan mereka dengan cara menjajah. Sedangkan faktor eksternalnya adalah kondisi yang terjadi di Negara asal para penjajah tersebut, misalnya ambisi mencari kekayaan, kejayaan dan masalah penyebaran agama ke daerah jajahan yang dikenal dengan Gold, Glory and Gospel.Penderitaan yang dialami bangsa Indonesia selama penjajahan telah menimbulkan kesadaran bahwa hanya dengan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dapat memerdekakan diri dari penjajah. Perjuangan bangsa Indonesia dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat untuk mengusir penjajah, baik dari kaum ulama, pelajar dll.. Perjuangan mereka berujung pada Persiapan Kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan usaha yang gigih dan semangat tinggi, tokoh-tokoh penting berusaha keras dalam mempersiapkan kemerdekaan dan merumuskan dasar Negara.

ISIPembahasan Pada dasaranya setiap penjajah yang datang ke Indonesia mempunyai karakteristik yang sama, yakni memperdaya masyarakat pribumi untuk di adu domba dan terpecah belah selanjutnya di kuasai. 1. PortugisKedatangan portugis ke Indonesia dikarenakan ekpansinya ke arah timur yang disebabkan perjanjian tordesilas. Kedatangan portugis yang dipimpin oleh Antonio Dabrue dengan tujuan memecah belah pribumi dengan upah portugis memonopoli perdagangan rempah-rempah di daerah itu2. SpanyolSama halnya dengan portugis, spanyol sampai ke Indonesia juga di karenakan perjanjian tordesilas. Karena rakyat Maluku ramah-tamah sehingga spanyol dengan mudah di terima oleh rakyat Maluku. Tepatnya spanyol menjalin hubungan dengan tidore, karena adanya persaingan antara tidore dan ternate (didukung portugis) maka terjadilah permusuhan antara spanyol dengan portugis. Namun, akhirnya kedua bangsa ini mengadakan kesepakatan yang hasilnya portugis memperoleh Maluku dan sapanyol mendapatkan Filipina.3. InggrisMaksud kedatangan Negara inggris karena ingin mengadakan ekspansi karena kemajuan tekhnologinya akibat dari revolusi industri, motivasi inggris mengadakan ekspansi dilatarbelakangi oleh maksud mencari daerah pemasaran hasil industri.4. BelandaDatangnya belanda di nusantara dilatarbelakangi oleh maksud mencari daerah rempah-rempah sendiri akibat dari di tutupnya pusat perdagangan di Lisabon oleh portugis, sehingga ekspansi belanda sampai ke daerah Maluku. Kemudian belanda menguasai perdagangan rempah-rempah dan dibentuklah VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie).5. JepangJepang menjajah Indonesia dilatarbelakangi oleh upaya untuk mempersiapkan bala bantuan dalam rangka menghadapi perang Asia Timur Raya. Jepang juga mengaku bahwa jepang adalah pemimpin asia. Bangsa Indonesia bersedia menyiapkan keperluan bala tentara dengan meminta hadiah kemerdekaan bagi rakyat Indonesia.

Selama masa penjajahan itu rakyat Indonesia tidak hanya tinggal diam. Kemerdekaan yang didapat oleh Indonesia sekarang ini tidak didapat secara gratis. Banyak perlawanan dan usaha untuk mengusir para penjajah dari bumi nusantara ini. Karena Indonesia merupakan Negara kepulauan maka perlawanan dan pertempuran menghadapi penjajah pun tidak hanya terpusat pada satu wilayah saja. Di bawah ini adalah beberapa pertempuran melawan penjajah. Pertempuran Surabaya 10 November 1945 (Surabaya)Gencatan senjata antara tentara Indonesia dan pihak Sekutu justru berbuntut ke insiden Jembatan Merah. BrigJen Mallaby yang kala itu berpapasan dengan milisi Indonesia terlibat baku tembak karena kesalahpahaman semata. Kematian Mallaby memicu kemarahan tentara Sekutu. MayJen Robert Mansergh yang menggantikan Mallaby lantas mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 yang meminta pihak Indonesia untuk menyerahkan semua persenjataan dan mengibarkan bendera putih. Tidak diindahkan, salah satu perang paling destruktif di Indonesiapun tak terelakkan. Inggris mengerahkan 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank dan kapal perang untuk mengepung Surabaya. Arek-arek Surabaya saat itu tak menyerah. Dengan perlengkapan seadanya, mereka memutuskan untuk memberi perlawanan. 6.000 rakyat Indonesia tewas dan 200.000 lainnya harus mengungsi. Peristiwa Surabaya lantas menjadi pemicu upaya pertahanan kemerdekaan di wilayah lain.Bandung Lautan Api (Bandung)Ultimatum Tentara Sekutu kepada Tentara Rakyat Indonesia untuk meninggalkan kota Bandung memicu salah satu gerakan paling spektakuler di sejarah perang Indonesia ini. Sadar bahwa kekuatan senjata tidak akan berimbang dan kekalahan sudah pasti di depan mata, TRI tidak rela jika Sekutu memanfaatkan Bandung sebagai pusat militer untuk menginvasi wilayah yang lain. Berdasarkan hasil musyawarah, sebuah tindakan bumi hangus dipilih untuk memastikan hal ini tidak terjadi. 200.000 penduduk Bandung membakar rumah mereka selama kurun waktu tujuh jam dan bersama bergerak mengungsi ke wilayah selatan.Operasi Trikora (Irian Barat)Operasi Trikora digelar dengan satu tujuan utama yang sederhana namun jelas dengan berbagai usaha: merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Irian Barat dengan Indonesia. Belanda saat itu bersikukuh tidak ingin menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia. Mereka (Belanda) menyatakan ingin memberikan konsekuensi yang tidak ringan dari keputusannya tersebut. Berbekal persenjataan berat yang baru saja didapatkan dari Uni Soviet, sebuah operasi militer besar-besaran dikerahkan; terbesar yang pernah dilakukan Indonesia sepanjang sejarah.Serangan Umum 1 Maret 1949 (Yogyakarta)Indonesia semakin berani ketika perlengkapan senjata dan koordinasi militernya yang masih muda mulai menunjukkan potensi pertahanan yang cukup kuat. Belanda yang di kala itu sedang menjajal usaha invasi keduanya datang seolah tak terbendung.TNI tidak tinggal diam. Sebuah rencana serangan disusun untuk menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya memiliki sebuah kemampuan sebuah negara berdaulat, tetapi juga eksistensi badan militer.Yogyakarta dipilih sebagai ajang pembuktian. Selain sebagai ibu kota, Yogyakarta kala itu juga memuat banyak wartawan asing yang signifikan untuk publisitas dan memperkenalkan Indonesia. Serangan dimulai saat fajar, berlangsung selama enam jam dan berhasil memukul mundur Belanda.Pertempuran Laut Aru (Maluku)Tidak diragukan lagi, perang laut paling dramatis yang pernah terjadi di Indonesia adalah Pertempuran Laut Aru yang merupakan bagian dari operasi Trikora. Tiga kapal perang tempur Indonesia yang ditugaskan melakukan operasi penyusupan, RI Matjan Tutul, RI Matjan Kumbang, dan RI Harimau, harus berhadapan dengan sebuah takdir buruk.Operasi yang seharusnya berjalan rahasia ini ternyata terendus oleh pihak otoritas Belanda. Mereka mengirimkan dua kapal jenis destroyer dan pesawat tempur untuk menenggelamkan ketiga kapal perang Indonesia. Namun, dengan heroiknya, RI Matjan Tutul memutuskan untuk maju dan mengalihkan perhatian musuh, memberikan kesempatan kepada dua kapal yang lain untuk melarikan diri. Komodor Yos Sudarso wafat dalam pertempuran ini.Operasi Dwikora (Malaysia)Kecemasan Soekarno bahwa Malaysia dan Kalimantan Utara akan menjadi kaki tangan kolonial membuat operasi Dwikora dikerahkan. Malaysia yang kala itu berada di bawah wewenang kekuasaan Inggris diberikan kesempatan untuk melakukan referendum dan menentukan nasibnya sendiri. Namun, masyarakat Malaysia saat itu justru mulai menghasilkan sikap anti-Indonesia dan dinilai "meludahi" bangsa Indonesia. Soekarno yang marah memutuskan untuk berperang. Sebuah pidato terkenal, Ganyang Malaysia, juga diproklamasikan saat itu. Perang agen rahasia, sabotase dan militer terbuka dikerahkan. Saat itu, Indonesia harus melawan tiga negara sekaligus: Malaysia, Inggris dan Australia.Insiden Hotel YamatoInstruksi Presiden Soekarno pada tanggal 31 Agustus 1945 untuk mengibarkan bendera Merah Putih di seluruh pelosok Nusantara tidak serta-merta membuat kedaulatan Indonesia berjaya. Belanda tampaknya tak kehilangan akal untuk terus menancapkan taringnya di atas Tanah Air. Berkedok sebuah lembaga kemanusiaan, Intercross, Belanda melakukan langkah-langkah politik dan berunding dengan pihak Jepang di Hotel Yamato. Pada tanggal 18 September 1945, sekelompok orang Belanda WV Ch Ploegman mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru) di atas hotel tersebut.Tentu saja ini memicu kemarahan besar rakyat Surabaya. Para pemuda berkumpul di luar hotel dalam jumlah masif, marah karena kedaulatan Indonesia yang terinjak. Mereka merangsek paksa, masuk ke dalam hotel dan memicu apa yang kita kenal sebagai Insiden Hotel Yamato. Bagian biru bendera Belanda tersebut dirobek. Bendera yang kini hanya menyisakan warna merah dan putih dikibarkan kembali dengan disertai pekik "Merdeka" para pemuda Surabaya.

Perang Ambarawa (Semarang)Sekutu memang tidak pernah berhenti berulah. Kedatangan awal di Semarang untuk semata mengurus tahanan perang Jepang justru berbuntut menjadi kekacauan. Rakyat marah ketika melihat para tahanan yang sebagian besar merupakan eks-tentara Belanda tersebut justru dipersenjatai.Serangan dilancarkan oleh Tentara Keamanan Rakyat yang berhasil memukul mundur pasukan Sekutu hingga mereka terpaksa bertahan di kompleks gereja. Tanggal 12 Desember 1945, kesatuan-kesatuan TKR datang untuk menyerang dan memulai perang selama 1,5 jam. Melalui strategi flanking, Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan memukul mundur SekutuPuputan Margarana (Bali)Bagi Anda yang belum mengenal sejarah Bali sebelumnya, Puputan mungkin tampil sebagai sebuah konsep yang masih asing terdengar. Namun, bagi yang pernah mempelajarinya, Puputan merupakan tindakan paling patriotik yang ada dalam sejarah Indonesia.Puputan adalah tradisi masyarakat Bali untuk memberikan perlawanan terhadap siapa pun agresor yang berani menyentuh Tanah Air hingga titik darah penghabisan. Tidak ada kata mundur, tidak ada kata menyerah. Salah satu perang puputan paling dramatis adalah Puputan Margarana yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai dalam usaha mempertahankan desa Marga dari serangan NICA, Ngurah Rai yang berhasil merampas senjata api dari tentara Belanda berkomitmen untuk mengobarkan perang perlawanan hingga titik darah penghabisan.Tentara Belanda yang sempat kewalahan dan kalah terpaksa meminta bantuan sebagian besar pasukannya di Bali dan pesawat pengebom dari Makassar untuk membasmi perlawanan ini. 96 orang tewas, termasuk I Gusti Ngurah Rai. Dari pihak Belanda, tak kurang dari 400 jiwa tewas dalam perang tersebut.Upaya Indonesia semakin gencar dalam meraih kemerdekaan dimulai pada saat jepang mengalami kekalahan pada Perang pasifik (Perang Asia Timur Raya). Perang ini terjadi antara Jepang dengan Sekutu (yang termasuk Tiongkok, Amerika Serikat, Britania Raya, Filipina, Belanda, dan Selandia Baru). Dalam Perang Pasifik, Pulau Saipan jatuh ke tangan pasukan Amerika Serikat. Keadaan ini terjadi pada bulan Juni 1944. Jatuhnya Pulau Saipan menyebabkan posisi Jepang semakin terancam, karena di berbagai wilayah peperangan Jepang selalu menemui kekalahan. Oleh karena itu, pada tanggal 9 September 1944 Perdana Menteri Koiso memberi janji kemerdekaan kepada rakyat Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menarik simpati rakyat Indonesia.Tentara Jepang pada masa Perang Pasifik semakin terdesak dan mengalami kekalahan. Pasukan Jepang yang berada di Indonesia bersiap-siap mempertahankan diri. Selama masa pemerintahan Jepang di Indonesia, pada tahun 19421945 Indonesia dibagi dalam dua wilayah kekuasaan. Dua wilayah kekuasaan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Wilayah komando angkatan laut yang berpusat di Makassar, meliputi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya. 2. Wilayah komando angkatan darat yang berpusat di Jakarta, meliputi Jawa, Madura, Sumatra, dan Malaya. Pusat komando untuk seluruh kawasan Asia Tenggara terdapat di Dallat (Vietnam).Setelah Sekutu berhasil menguasai Pulau Irian dan Pulau Morotai di Kepulauan Maluku, maka tanggal 20 Oktober Jenderal Douglas Mac Arthur menyerbu Kepulauan Leyte (Filipina), dan tanggal 25 Oktober Jenderal Douglas Mac Arthur mendarat di Pulau Leyte. Pada awalnya rakyat Indonesia diwajibkan mengikuti peraturan Jepang yang sangat memberatkan, seperti mengibarkan bendera Jepang, menyanyikan lagu kebangsaan Jepang dll. namun bulan Februari 1945 pasukan Sekutu berhasil merebut Pulau Iwo Jima di Jepang. Sejak saat itu kekuatan tentara Jepang semakin lemah. Untuk menarik simpati rakyat Indonesia, Jepang mengizinkan Indonesia untuk mengibarkan bendera Merah Putih di samping bendera Jepang. Lagu kebangsaan Indonesia Raya boleh dikumandangkan setelah lagu Kebangsaan Jepang Kimigayo.Dalam situasi yang semakin kritis, pada tanggal 1 Maret 1945 Jepang mengumumkan tiga tindakan sebagai berikut. 1. Membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai. 2. Mempersiapkan lembaga latihan nasional (Kenkuko Gakuin) yang melatih dan mendidik pemimpin negara yang baru. 3. Memperluas pembicaraan tentang kemerdekaan Indonesia. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia diketuai oleh Dr. Rajiman Wedyodiningrat dan didampingi dua orang wakil yaitu Icibangase dan R.P. Soeroso. Tugas pokok BPUPKI ialah menyiapkan organisasi pemerintahan yang akan menerima kemerdekaan dari pemerintahan Jepang. Pada tanggal 28 Mei 1945 diadakan upacara pembukaan BPUPKI di Jalan Pejambon Jakarta atau tepatnya di Gedung Cuo Sangi In. Dalam upacara tersebut Jepang diwakili oleh Jendral Itagaki dan Nagano. BPUPKI menggelar sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1 Juni 1995 yang menyepakati bentuk negara republik dengan kepala negara dan kepala pemerintahan dijabat oleh seorang presiden. Dalam rapat ini juga dibahas dasar negara republik Indonesia serta mengenai pembentukan sebuah panitia yang disebut Panitia Sembilan. Adapun anggota panitia sembilan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Ir. Soekarno (ketua)4. Abdul Kahar Muzakir6. Mohammad Yamin

2. Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua)5. Abikusno Cokrosuyoso7. Mr. A.A. Maramis

3. Mr. Ahmad Soebarjo6. K.H. Wahid Hasyim8. Haji Agus Salim

Kekalahan Jepang semakin parah menjelang akhir PD II. Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai", berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut jugaDokuritsu Junbi Inkaidalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang memberikan janji kemerdekaan yang disampaikan kepada tiga orang pemimpin Indonesia, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Dr. Rajiman Wedyodiningrat. Ketiganya diminta mempersiapkan kemerdekaan. Dengan janji ini Jepang berharap, rakyat Indonesia mau membantu Jepang yang semakin terdesak dan mengalami kekalahan di mana-mana. Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang.Sebelum janjinya terpenuhi, pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Berita kekalahan Jepang tersebut masih dirahasiakan.Namun, Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Syahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Akhirnya pada tanggal 15 Agustus golongan pemuda yang terdiri dari Sutan Syahrir, Wikana, Darwis dan lain-lain mendesak Bung Karno untuk segera mengumumkan kemerdekaan Indonesia. Hal ini ditolak oleh para golongan tua dengan alasan harus dibicarakan dalam sidang PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.Golongan tua terdiri dari Bung Karno, Bung Hatta, Ahmad Soebarjo, Dr. Rajiman dan sebagainya. Pada tanggal 16 Agustus 1945 Bung Karno dan Bung Hatta diculik oleh golongan muda dibawa ke Rengasdengklok. Tujuan mereka adalah mengamankan tokoh bangsa dari pengaruh Jepang. Mereka meyakinkan Soekarno bahwa jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun resikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Kemudian Yusuf Kunto diutus untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Subardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu-buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka langsung menuju ke rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol No. 1 (sekarang gedung perpustakaan Nasional-Depdiknas) yang diperkirakan aman dari Jepang. Sekitar 15 pemuda menuntut Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan pada 16 Agustus. Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali bertemu dengan Letnan Jenderal Moichiro Yamamoto, komandan Angkatan Darat pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda dengan sepengetahuan Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang. Dari komunikasi antara Hatta dan tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan. Setelah itu, mereka bermalam di kediaman Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1). Pada pukul 02.00 WIB malam itu diadakan rapat PPKI yang dipimpin oleh Bung Karno bertempat di kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda di Jl. Imam Bonjol No.1 Jakarta untuk merumuskan teks proklamasi dan membicarakan persiapan kemerdekaan Indonesia.Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi Kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang diantar oleh Tadashi Maeda dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk menerima kedatangan rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokyo bahwa Jepang harus menjagastatus quo, tidak dapat memberi izin untuk mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido, ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Akhirnya Sukarno-Hatta meminta agar Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara pura-pura tidak tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokio dan dia mengetahui sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di daerah Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya wewenang memutuskan. Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan Nishimura, Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada kalimat dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berarti "transfer of power". Bung Hatta, Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik tidak ada yang membenarkan klaim Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima masih didengungkan. Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler. Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi no. 1).Sesuai janji Ahmad Soebarjo, esok harinya Jumat 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta, diadakan upacara bendera dan pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Tepat pukul 10.00 WIB Ir. Soekarno berpidato singkat dan membacakan teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Acara selanjutnya upacara pengibaran bendera sang merah putih oleh S. Suhud dan Latief Hendraningrat yang diiringi dengan lagu Indonesia Raya. Bendera tersebut dijahit oleh Ibu Fatmawati Soekarno. Tokoh yang hadir di antaranya adalah Ki Hajar Dewantara, Dr. Moewardi, A.A. Maramis, A.G. Pringgodigito dan tokoh-tokoh dari PPKI maupun para pemuda. Pada saat itu yang hadir lebih dari seribu orang. Guna mengenang jasanya maka Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dijuluki sebagai pahlawan proklamator Indonesia.PENUTUPKesimpulanIndonesia merupakan Negara kepulauan dan perairan laut dari sabang sampai merauke, terdapat banyak suku, ras, dan bahasa. Keragaman yang sangat besar itu dapat menjadi boomerang bagi kita warga Negara Indonesia jika kita tidak memiliki rasaa kebersamaan dan satu kesatuan antara satu dan lainnya. Dahulu pada masa penjajahan, salah satu alasan kita terjajah adalah karena perpecahan dan tidak ada rasa persatuan. Namun, dengan perjuangan para pahlawan pahlawan bangsa kita dapat bersatu seperti yang di ungkapkan dalam sumpah pemuda bertumpah darah satu, tanah air Indonesia, berbangsa satu, bangsa Indonesia dan berbahasa satu, bahasa Indonesia.Kita sebagai generasi penerus bangsa harus melanjutkan perjuangan kemerdekaan dengan menjadi pribadi yang cinta tanah air Indonesia dan senantiasa menjaga bumi Indonesia.

Daftar PustakaNasir, muh. (2011). Faktor Penjajahan Di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://nasirinternasional.blogspot.com/2011/05/faktor-penjajahan-di-indonesia.html [25 Januari 2014]Saputra, rendra. (2013). Sejumlah perlawanan rakyat dalam merebut kemerdekaan Indonesia. [Online]. Tersedia: http://daerah.sindonews.com/read/2013/08/16/30/771883/sejumlah-perlawanan-rakyat-dalam-merebut-kemerdekaan-indonesia [26 januari 2014]Tanpa nama. (2009). Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan Perumusan Dasar Negara. [Online]. tersedia: http://www.crayonpedia.org/mw/PERSIAPAN_KEMERDEKAAN_INDONESIA_DAN_PERUMUSAN_DASAR_NEGARA_5.2_SITI_S Tanpa nama. (2013). Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. [Online]. Tersedia: http://kumpulanbiografiindonesia.blogspot.com/2013/01/proklamasi-kemerdekaan-indonesia.html [26 januari 2014]