MAKALAH SANRI
Click here to load reader
-
Upload
hamzah-ansori -
Category
Documents
-
view
529 -
download
9
Transcript of MAKALAH SANRI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertama-tama sebelum membahas pokok permasalahan akan penulis
suguhkan pengertian sistem, administrasi dan negara. Yang pertama pengertian
sistem oleh para pakar antara lain sebagai berikut:
Menurut Pamudji:
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau atau
terorganisir, suatu himpunan atau perpaduan hal-halnatau bagian-bagian
yang membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau
utuh.
Menurut Poerwadarminta:
Sistem adalah sekelompok bagian-bagian (alat atau sebagainya) yang
bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud.
Menurut musanef:
Sistem adalah suatu sarana yang menguasai keadaan dan pekerjaan agar
dalam menjalankan tugas dapat teratur.
Jadi dari ketiga definisi diatas saya dapat menyimpulkan, sistem adalah
satu kesatuan yang utuh dari suatu rangkaian yang saling keterkaitan antara satu
sama yang lainnya dan tidak dapat dipisahkan.
Yang selanjutnya marilah kita lihat pada pengertian administrasi,
beberapa ahli telah memberikan pengertian antara lain:
Menurut Sondang P. Siagian:
Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan dari keputusan-
keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya
1
dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya.
Menurut Hadari Nawawi:
Administrasi adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan sebagai proses
pengendalian usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai
tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya.
Definisi para ahli tentang administrasi ini sangat banyak sehingga tidak
perlu lagi penulis sajikan satu per satu, karena pada prinsipnnya mempunyai
pengertian yang sama, yaitu antara lain:
a. Kerjasama
b. Banyak orang
c. Untuk mencapai tujuan bersama
Pengertian di atas dimaksudkan sebagai administrasi dalam arti luas,
sedangkan pengertian dalam arti sempit adalah kegiatan catat-mencatat, tulis-
menulis, pengorganisasian, dan lain-lain.
Yang selanjutnya sebelum menjelaskan keberadaan sistem administrasi
negara pada bab selanjutnya nanti maka perlu kiranya dibahas keberadaan negara
itu sendiri. Negara sebagai objek materia administrasi negara juga akan
bertumpang tindih dengan ilmu politik dan ilmu pemerintahan, yaitu sebagai
berikut:
Menurut Aristoteles
Negara adalah persekutuan dari keluarga dan desa guna memperoleh
hidup yang sebaik-baiknya.
Menurut Jean Bodin
Negara adalah suatu persekutuan dari keluarga dengan segala
kepentingannya yang dipimpin oleh akal dari suatu kuasa yang berdaulat.
2
Menurut Hans Kelsen
Negara adalah suatu susunan pergaulan hidupbersama dengan tata
paksa.
Dengan demikian negara adalah suatu kelompok persekutuan alat
organisasi kedaerahan dan kewilayahan, yang memiliki sistem politik yang
melembaga, dan negara merupakan organisasi terbesar.
Jadi sistem administrasi negara (Sistem Public Administration) adalah
suatu jaringan dari prosedur-prosedur yang berhubungan satu sama lain menurut
skema atau pola yang bulat untuk menggerakkan suatu fungsi yang utama dari
suatu usaha atau urusan dalam suatu bahasan ilmu sosial yang mempelajari tiga
elemen penting kehidupan bernegara yang meliputi lembaga legislatif, yudikatif,
dan eksekutif serta hal - hal yang berkaitan dengan publik yang meliputi kebijakan
publik, tujuan negara, dan etika yang mengatur penyelenggara negara.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana Sistem Administrasi Negara Brunai Darussalam?
1.2.2 Apa Saja Kekurangan dan Kelebihan dari Sistem Administrasi Negara
Brunai Darussalam?
1.2.3 Seperti Apa Perbandingan antara Sistem Administrasi Negara Brunai
Darussalam dengan Sistem Administrasi Negara Indonesia?
1.3 Tujuan Masalah
1.3.1 Dapat Mengetahui Sistem Administrasi Negara Brunai Darussalam?
1.3.2 Dapat Mengetahui Kekurangan dan Kelebihan dari Sistem
Administrasi Negara Brunai Darussalam?
1.3.3 Dapat Mengetahui Perbandingan antara Sistem Administrasi Negara
Brunai Darussalam dengan Sistem Administrasi Negara Indonesia?
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Administrasi Negara Brunei Darussalam
Brunei Darussalam adalah sebuah negara kecil yang terletak di Asia
Tenggara. Letaknya dibagian utara Pulau Borneo atau Kalimantan yang
berbatasan dengan Malaysia. Brunai terdiri atas dua bagian yang dipisahkan
didaratan oleh malaysia. Negara ini terkenal dengan kemakmuran dan
ketegasannya dalam melaksanakan syari’at Islam, baik dalam bidang
pemerintahan maupun kehidupan bermasyarakat.
2.1.1 Bentuk Negara Brunei Darussalam
Negara Brunei Darussalam adalah negara yang memiliki corak
pemerintahan monarki konstitusional dengan Sultan yang menjabat sebagai
Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, merangkap seagai Perdana Menteri dan
Menteri Pertahanan dengan dibantu oleh Dewan Penasihat Kesultanan dan
beberapa Menteri. Sultan Hassanal Bolkiah yang gelarnya diturunkan dalam
wangsa yang sama sejak abad ke-15, ialah kepala negara serta pemerintahan
Brunei. Baginda dinasihati oleh beberapa majelis dan sebuah kabinet menteri,
walaupun baginda secara berkesan merupakan pemerintah tertinggi. Media amat
memihak kerajaan, dan kerabat kerajaan melestarikan status yang dihormati di
dalam negeri.
Brunai Darussalam merupakan salah satu negara dikawasan Asia Tenggara
yang terkenal sangat makmur. Brunei Darussalam yang merupakan anggota ke-6
ASEAN ini mendapatkan kemerdekaannya dari Inggris pada tanggal 1 Januari
1984. Kepala negara Brunei Darussalam adalah seorang sultan sekaligus sebagai
kepala pemerintahan (perdana menteri). Kendati wewenang serta kekuasaan sultan
yang diberikan konstitusi sangat besar, sistem pemerintahan Brunei Darussalam
4
bersifat demokratis. Cara pemilihan para birokrat di Brunei cenderung dengan
sistem rekrutmen tertutup. Sistem ini tidak menyerap personel dari seluruh lapisan
masyarakat.
Pertahanan keamanan Brunei mengandalkan perjanjian pertahanan
dengan Inggris tempat pasukan Gurkha yang terutama ditempatkan di Seria.
Jumlah pertahan keamanannya lebih kecil apabila dibandingkan dengan
kekayaannya dan negara-negara tetangga. Secara teoritis, Brunei berada di bawah
pemerintahan militer sejak pemberontakan yang terjadi pada awal dekade 1960-
an. Pemberontakan itu dihancurksan oleh laskar-laskar Britania Raya dari
Singapura.
2.1.2 Sifat Dasar Konstitusi Brunei Darussalam
Konstitusi Brunei Darussalam merupakan bentuk salah satu batu fondasi
untuk sukses menjalankan pemerintah Brunei. Situasi politik di Brunei didominasi
oleh Konstitusi Brunei yang diadopsi pada tahun 1959. Brunei Konstitusi
merupakan salah satu konstitusi tertulis di dunia. Dirumuskan dan diadopsi saat
masih Brunei protektorat Inggris, Konstitusi Brunei sebagian besar dipengaruhi
oleh British Common Law. Hukum Islam tanah, tradisi dan adat istiadat, terutama
yang malay, juga tergabung dalam Konstitusi Brunei.
Konstitusi Brunei sejak awal telah diberikan mayoritas kekuasaan kepada
raja yang berkuasa, Sultan Brunei. Sultan bertindak sebagai Kepala Negara Brunei
Brunei menurut Undang-Undang Dasar 1959 dan diberi otoritas tunggal atas
kekuasaan eksekutif. Dia dibantu oleh lima badan atau dewan penasihat.
Hukum yang dirumuskan oleh brunei Konstitusi memberikan kekuasaan
kepada Komisaris Tinggi Inggris karena status negara sebagai protektorat Inggris.
Amandemen Konstitusi pada tahun 1971 Brunei mengurangi otoritas pemerintah
Inggris atas Brunei. Amandemen lebih lanjut, setelah kemerdekaan negara menuju
perumusan hukum dan kebiasaan baru yang menjadi bagian dari Konstitusi
Brunei.
5
2.1.3 Legislatif Brunei Darussalam
Brunei tidak memiliki dewan legislatif, tetapi pada bulan september 2000,
sultan bersidang untuk menentukan parlemen yang tidak pernah diadakan sejak
tahun 1984. Parlemen ini tidak mempunyai kuasa, selain menasihati sultan.
Disebabkan oleh pemerintahan mutlak sultan, Brunei menjadi salah satu negara
yang paling stabil dari segi politik di Asia.
Di bawah konstitusi tahun 1959 ada sebuah Dewan Legislatif dipilih, atau
Majlis Masyuarat Negeri, tetapi hanya satu pemilihan umum yang pernah
diselenggarakan, pada tahun 1962. Segera setelah itu pemilu, majelis dibubarkan
setelah deklarasi keadaan darurat, yang melihat pelarangan Partai Rakyat Brunei.
Pada tahun 1970 Dewan diubah menjadi badan yang ditunjuk oleh Keputusan
Sultan. Pada tahun 2004 Sultan mengumumkan bahwa parlemen berikutnya, lima
belas dari 20 kursi akan terpilih. Namun, tidak ada tanggal untuk pemilihan sudah
ditetapkan. Para Dewan Legislatif saat ini terdiri dari 20 anggota yang ditunjuk,
dan hanya memiliki kekuatan konsultatif.
2.1.4 Eksekutif Brunei Darussalam
Politik Brunei terjadi dalam rangka sebuah monarki absolut, di mana
Sultan Brunei adalah kedua kepala negara dan kepala pemerintahan. Kekuasaan
eksekutif dilaksanakan oleh pemerintah. Brunei memiliki Dewan Legislatif
dengan 20 anggota yang ditunjuk, yang hanya memiliki tugas konsultatif. Brunei
1959 di bawah konstitusi, Yang Mulia Paduka Seri Baginda Sultan Haji Hassanal
Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah, adalah kepala negara dengan penuh kekuasaan
eksekutif, termasuk kekuasaan darurat sejak tahun 1962. Peran Sultan diabadikan
dalam filsafat nasional dikenal sebagai Melayu Islam Beraja (MIB), atau malay
Islam Monarki. Negeri ini telah di bawah hipotetis darurat militer sejak
pemberontakan yang terjadi di awal 1960-an dan ditumpas oleh Inggris pasukan
dari Singapura.
6
Unsur atau sila ketiga daripada dasar negara MIB adalah Beraja artinya
Brunei merupakan negara kerajaan (monarki) yang dipimpin oleh seorang raja
secara absolut. Dalam konteks kebudayaan Melayu, rakyat telah menyerahkan
haknya secara bulat kepada raja untuk memerintah. Tentunya raja harus dapat
menjalankan amanat tersebut yang tidak hanya diberikan oleh rakyatnya tetapi
juga dari Allah SWT untuk membawa rakyat kepada kesejahteraan dan
kemakuran. Sehingga muncullah pribahasa dalam perspektif adat yang
mengatakan raja tidak dzalim, rakyat pantang menderhaka kepada raja dan raja
wajib adil, rakyat wajib taat dari perspektif agama. Dalam konteks Beraja dalam
MIB ini, Sultan memiliki enam kedudukan:
1. Raja sebagai payung Allah di muka bumi
2. Raja sebagai pemimpin tertinggi Agama Islam
3. Raja sebagai kepala negara
4. Raja adalah kepala pemerintahan
5. Raja sebagai pemimpin tertinggi adat istiadat
6. Raja sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata
Dibandingkan dengan kerajaan atupun negara lain di dunia, kedudukan
Sultan tersebut lebih kuat dan telah diwariskan secara lama secara turun-temurun.
Ketiga unsur atau sila dalam MIB tersebut adalah merupakan suatu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Belumlah dapat
dikatakan nasionalisme seseorang rakyat Brunei dinilai baik kalau tidak mengakui
salah satu daripadanya seperti hanya mengakui Melayu dan Islam tapi tidak
mengakui Beraja.
2.1.5 Yudikatif Brunei Darussalam
Brunei memiliki sistem hukum ganda. Yang pertama adalah sistem yang
diwarisi dari Inggris, mirip dengan yang ditemukan di India, Malaysia dan
Singapura. Hal ini didasarkan pada Common Law Inggris, tapi dengan kodifikasi
7
suatu bagian penting dari itu. The Common Law sistem hukum yang mencakup
sebagian besar hukum di Brunei.
Struktur Common Law Courts di Brunei dimulai dengan kehakiman. Saat
ini ada kurang dari 10 Magistrates untuk negara, yang semuanya penduduk lokal.
Sebuah anak tangga di atas adalah hakim Pengadilan Intermediate. Ini didirikan
untuk menjadi tempat pelatihan bagi para lokal. Saat ini ada dua hakim
Pengadilan Menengah, keduanya warga setempat. Pengadilan Tinggi saat ini
terdiri dari tiga hakim, dua di antaranya adalah penduduk setempat. Ketua
Mahkamah Agung adalah hakim dari Pengadilan Tinggi Hongkong. Tidak ada
sistem juri di Brunei dan seorang Hakim atau Hakim duduk sendirian untuk
mendengar kasus hukuman mati kecuali untuk kasus-kasus dimana dua Hakim
Pengadilan Tinggi akan duduk. Pengadilan Tinggi terdiri dari tiga hakim, yang
semuanya saat ini pensiun Hakim Inggris. Pengadilan Banding duduk dua kali
setahun selama sebulan setiap kali. Banding kepada Dewan Penasihat dalam kasus
pidana tidak lagi tersedia, sementara masih mempertahankan hak yang sangat
terbatas banding kepada Dewan Penasihat dalam kasus perdata.
Sistem lain Keadilan di Brunei adalah Pengadilan Syari'ah. Ini membahas
terutama di Muslim perceraian dan hal-hal pendukung untuk seorang Muslim
perceraian dalam yurisdiksi sipil dan dalam pelanggaran dari khalwat (dekat) dan
zina (seks ilegal) di kalangan Muslim.
Pengadilan Syariah struktur ini mirip dengan struktur Pengadilan Common
Law, kecuali yang telah ada antara pengadilan dan bahwa Pengadilan Tinggi
adalah pengadilan terakhir untuk mengajukan banding. Semua hakim dan hakim
baik dalam Common Law Courts dan Pengadilan Syari'ah diangkat oleh
Pemerintah. Semua hakim lokal dan hakim diangkat dari pegawai negeri dengan
tidak ada sejauh ini diangkat dari praktik swasta.
8
2.2 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Administrasi Brunei Darussalam
Kita mesti tahu disetiap negara dalam tata pelaksanaan dari sistem
administrasinya memiliki kelebihan serta kekurangannya, karena dari tatanan
sistem tidak selamanya harus berjalan dengan baik begitupun di negara Brunei
Darussalam. Brunei merupakan negara yang memiliki corak pemerintahan
monarki konstitusional dengan Sultan yang menjabat sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan memiliki kelebihan serta kekurangannya.
2.2.1 Kelebihan Sistem Administrasi Negara Brunei Darussalam
Yang menjadi kelebihan dari sistem ini bahwa dengan kekuasaan absolut
yang di pegang oleh sang Raja memberikan ke stabilitasan politik dan ekonomi di
negara Brunei Darussalam, hal ini disebabkan sifat dan segala kebijakan sang raja
sangat lah pro terhadap rakyat sehingga rasa kepercayaan rakyat kepada sang raja
tidak perlu di pertanyakan lagi. Dari sebab itu rakyat sangatlah mencintai sang
rajanya dan mematuhi segala peraturan yang di berikan oleh sang raja, tidak
alasan bagi rakyat untuk tidak menghormati dan mencintai sang raja.
Kelebihan lainnya dari sistem yang diterapkan negara ini terkenal dengan
kemakmuran dan ketegasannya dalam melaksanakan syari’at Islam, baik dalam
bidang pemerintahan maupun kehidupan bermasyarakat.
2.2.2 Kekurangan Sistem Administrasi Negara Brunei Darussalam
Yang menjadi kelemahan dari sistem ini adalah apabila sang raja sudah
tidak lagi berpihak kepada rakyatnya atau dengan kata lain ada kepentingan-
kepentingan pribadi atau kelompok yang merupakan titipan dari luar yang
membuat ketidak percayaan rakyat kepada Rajanya dan raja bertindak sewenang-
wenang kepada rakyatnya, jika ini terjadi akan memicu kudeta besar-besaran oleh
rakyat kepada Sang Raja.
9
Kekurangan yang lainnya dilihat dari sistem pertahanan keamanan Brunei
mengandalkan perjanjian pertahanan dengan Inggris tempat pasukan Gurkha yang
terutama ditempatkan di Seria. Jumlah pertahan keamanannya lebih kecil apabila
dibandingkan dengan kekayaannya dan negara-negara tetangga. Secara teoritis,
Brunei berada di bawah pemerintahan militer sejak pemberontakan yang terjadi
pada awal dekade 1960-an. Pemberontakan itu dihancurksan oleh laskar-laskar
Britania Raya dari Singapura.
2.3 Perbandingan dengan Sistem Administrasi Negara Indonesia
Setelah cukup banyak memaparkan sistem administrasi negara Brunei
Darussalam walau hanya sebagian, maka penulis ingin membandingkan sistem ini
dengan sistem administrasi negara Indonesia. Dalam perbandingan ini yang mana
Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk republik dengan beridiologi
Pancasila dan mempunyai beragam suku agama. Sistem di Indonesia menurut
UUD 1945 ditegaskan sebagai berikut:
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat), tidak
berdasarkan kekuasaan belaka (machstaat).
2. Sistem konstitusional. Pemerintahan berdasarkan atas konstitusi (hukum
dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).
3. Kekuasaan tertinggi ada ditangan MPR
4. Presiden adalah penyelenggara tertinggi pemerintah negara dibawah MPR
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
6. Menteri negara adalah pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab
kepada DPR
7. Kekuasaan kepala negara tidak terbatas.
Seperti disebutkan dalam tujuh kunci pokok Sistem Pemerintahan
Indonesia bahwa untuk membantu presiden dibentuk beberapa kementrian
departemen, selain itu dibentuk pula kementrian yang tidak mempunyai jajaran
departemen sampai kedaerah.
10
Beda halnya dengan negara Brunei, di Indonesia sendiri dalam pemilihan
legislatif dan eksekutif dipilih secara langsung dengan menggunakan azas jurdil
dan demokrasi, yang dikenal dengan pemilihan umum yang diadakan dalam lima
tahun sekali.
Dua Negara yang diperbandingkan adalah beda dalam cara memegang
pemerintahan yakni republik dengan kekuasaan tertinggi di bawah MPR di
Presiden dan Sultan Hassanah Bolkiah di Brunei sebagai kepala Negara dan
sekaligus menjadi kepala pemerintahan yang syah.
Republik dan kerajaan sangat berbeda di republik sosialis Indonesia
adalah Presiden yang mengendalikan pemerintahan. Brunei Darussalam mutlak
segala pemerintahan dan kepala negara adalah ditangan Sultan Hassanah Bolkiah,
karena parlemen hanya di tunjuk langsung oleh Sultan maka pemerintahanya di
kendalikan langsung oleh Sultan (raja) dimana hanya garis keturunan saja yang
berhak mengganti dan sukseksi hanya oleh raja (sultan) dan untuk keluarga sultan
saja yang berhak mengganti kedudukan pemerintahan dan kepala negara tersebut.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Brunei Darussalam merupakan negara kerajaan dengan mayoritas
penduduknya beragama Islam dan memiliki dasar negara Monarki absolut, yang
dalam perkembangannya memiliki corak Monarki Konstitusional dengan Sultan
yang menjabat sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, merangkap
sebagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan dengan dibantu oleh Dewan
Penasihat Kesultanan dan beberapa Menteri. Segala urusan negara dan pemerintah
yang menyangkut hajat hidup warga brunei adalah di tangan sang sultan, yang
saat ini sultan brunei adalah Sultan Hassanal Bolkiah yang gelarnya diturunkan
dalam wangsa yang sama sejak abad ke-15, ialah kepala negara serta
pemerintahan Brunei. Baginda dinasihati oleh beberapa majelis dan sebuah
kabinet menteri, walaupun baginda secara berkesan merupakan pemerintah
tertinggi. Media amat memihak kerajaan, dan kerabat kerajaan melestarikan status
yang dihormati di dalam negeri.
Konstitusi Brunei sejak awal telah diberikan mayoritas kekuasaan kepada
raja yang berkuasa, Sultan Brunei. Sultan bertindak sebagai Kepala Negara Brunei
Brunei menurut Undang-Undang Dasar 1959 dan diberi otoritas tunggal atas
kekuasaan eksekutif. Dia dibantu oleh lima badan atau dewan penasihat.
Brunei memiliki sistem hukum ganda. Yang pertama adalah sistem yang
diwarisi dari Inggris, mirip dengan yang ditemukan di India, Malaysia dan
Singapura. Hal ini didasarkan pada Common Law Inggris, tapi dengan kodifikasi
suatu bagian penting dari itu. The Common Law sistem hukum yang mencakup
sebagian besar hukum di Brunei.
Dua Negara yang diperbandingkan yaitu Brunei dan Indonesia adalah beda
dalam cara memegang pemerintahan yakni republik dengan kekuasaan tertinggi di
12
bawah MPR di Presiden dan Sultan Hassanah Bolkiah di Brunei sebagai kepala
Negara dan sekaligus menjadi kepala pemerintahan yang syah.
Republik dan kerajaan sangat berbeda di republik sosialis Indonesia
adalah Presiden yang mengendalikan pemerintahan. Brunei Darussalam mutlak
segala pemerintahan dan kepala negara adalah ditangan Sultan Hassanah Bolkiah,
karena parlemen hanya di tunjuk langsung oleh Sultan maka pemerintahanya di
kendalikan langsung oleh Sultan (raja) dimana hanya garis keturunan saja yang
berhak mengganti dan sukseksi hanya oleh raja (sultan) dan untuk keluarga sultan
saja yang berhak mengganti kedudukan pemerintahan dan kepala negara tersebut.
B. Saran-saran
Saya selaku pemakalah mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat
dalam makalah ini, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari
semuanya agar makalah ini dapat dibuat dengan lebih baik lagi. Dan mudah-
mudahan ini dapat bermanfaat bagi kita sebagai mahasiswa, umumnya bagi
semuanya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Syafiie, Inu Kencana. 2011. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
www.wikifedia.com
Zulkarnaen dan Beni Ahmad Saebani. 2012. Hukum Konstitusi. Bnadung: Pustaka
Setia.
14