Makalah Sampah lengkap

download Makalah Sampah lengkap

If you can't read please download the document

description

tentang sampah

Transcript of Makalah Sampah lengkap

BAB I15BAB IPENDAHULUANLatar BelakangSampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari pengelolaan gaya hidup masyrakat. Masalah sampah sudah menjadi topik utama yang ada pada bangsa kita. Mulai dari lingkungan terkecil sampai kepada lingkup yang besar. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya penumpukan sampah ini. Namun yang pasti faktor individu sangatlah berpengaruh dalam hal ini.Fenomena sampah di negeri ini sukar untuk di hilangkan. Namun hal ini tidaklah akan terjadi lama kalau saja setiap orang sadar akan masalah sampah dan setiap orang mengerti akan dampak yang ditimbulkan dari sampah ini. Perlu diketahui juga bahwa sampah ini ada dua jenis yaitu sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya dengan sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dll. Sampah jenis ini tidak dapat terdegradasi secara alami.Tujuan PenulisanTujuan Umum Untuk menambah pengetahuan penulis beserta pembaca tentang mengenai masalah masalah sosial di Indonesia khususnya masalah sampah.Tujuan Khusus Adapun secara khusus tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk:1. Untuk mengetahui jenis-jenis sampah2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang sampah3. Untuk mengetahui cara mengolah sampah4. Mencoba menganalisis dan memecahkan masalah tentang sampahManfaat Penulisan Bagi penulis Sebagai dasar tambahan pengetahuan tentang sampah dan masalah sosial (kesehatan). Bagi lembaga Sebagai tambahan bahan pengkajian tentang sampah dan masalah sosial (kesehatan) Bagi pembaca Diharapkan dengan adanya makalah ini mampu memberikan berbagai tambahan pengetahuan tentang sampah dan masalah sosial. BAB II KONSEP Hakikat SampahSampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah merupakanmaterialsisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatuproses. Sampah merupakan konsep buatan manusia dalamproses-proses alamtidak ada sampah yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.Sampah dapat berada pada setiapfase materi: padat, cair, ataugas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagaiemisi. Emisi biasa dikaitkan denganpolusi.Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri, misalnyapertambangan,manufaktur, dankonsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui prosesdaur ulangalami, seperti halnyadaun-daun kering dihutanyang terurai menjaditanah. Di Sampah manusia (Inggris:human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, sepertifesesdanurin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagaivektor(sarana perkembangan) penyakit yang disebabkanvirusdanbakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yanghigienisdansanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.2.2 Sumber-sumber sampahRumah TanggaPertanianPerkantoranPerusahaanRumah SakitPasar dan lain-lain.Secara umum pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan lingkungan akan dapat mengakibatkan :Tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikusMenjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air dan udaraMenjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan.BAB IIIANALISA SITUASIProses akhir dari rangkaian penanganan sampah yang biasa dijumpai di Indonesia adalah dilaksanakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pada umumnya pemeprosesan akhir sampah yang dilaksanakan di TPA adalah berupa proses landfilling (pengurugan), dan sebagian besar dilaksanakan dengan open-dumping, yang mengakibatkan permasalahan lingkungan, seperti timbulnya bau, tercemarnya air tanah, timbulnya asap, dan sebagainya. Teknologi landfilling membutuhkan lahan luas, karena memiliki kemampuan reduksi volume sampah secara terbatas, maka kebutuhan luas lahan TPA dirasakan tiap waktu meningkat sebanding dengan peningkatan jumlah sampah. Sedangkan persoalan yang dihadapi di kota-kota adalah keterbatasan lahan.Penanganan sampah di TPA yang selama ini umum diterapkan di Indonesia yaitu dengan open dumping harus diubah secara keseluruhan. Ada berbagai masalah yang dapat ditimbulkan, yaitu :Pencemaran air tanah yang disebabkan oleh lindi (leachate). Tidak adanya lapisan dasar dan tanah penutup akan menyebabkan leachate yang semakin banyak dan akan dapat mencemari air tanah.Pencemaran udara akibat gas, bau dan debu. Ketiadaan tanah penutup akan menyebabkan polusi udara tidak teredam. Produksi gas yang timbul dari degradasi materi sampah akan menyebabkan bau yang tidak sedap dan juga ditambah dengan debu yang beterbangan.Resiko kebakaran cukup besar. Degradasi materi organik yang terdapat dalam sampah akan menimbulkan gas yang mudah terbakar seperti metan. Tanpa penanganan yang baik gas ini dapat memicu kebakaran di TPA. Kebakaran selalu terjadi dalam lahan TPA yang menggunakan metode open dumping.Berkembangnya berbagai vektor penyakit seperti tikus, lalat dan nyamuk. Berbagai vektor penyakit senang bersarang ditimbunan sampah karena merupakan sumber makanan mereka. Salah satu fungsi dari penutupan sampah dengan tanah adalah mencegah tumbuh dan berkembangbiaknya vektor penyakit tersebut.Berkurangnya estetika lingkungan. Karena lahan tidak dikelola secara baik, maka dalam jangka panjang lahan tidak dapat digunakan kembali secara baik.Mengacu pada PP 16/2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum yang didalamya juga mengatur masalah persampahan (bagian ketiga pasal 19 pasal 22), bahwa penanganan sampah yang memadai perlu dilakukan untuk perlindungan air baku air minum, dan secara tegas dinyatakan bahwa metoda pembuangan akhir yang dilakukan adalah secara sanitary landfill untuk kota besar/metropolitan, dan controlled landfill untuk kota sedang/kecil, yang mulai berlaku pada tahun 2008. Berdasarkan hal tersebut, TPA yang selama ini telah berjalan dengan cara open dumping harus dihentikan, dan dibutuhkan rehabilitasi dan atau reklamasi, yang bertujuan untuk :Mengurangi dampak yang ditimbulkanMendapatkan bahan sampah lama sebagai tanah penutup bila dilakukan penambangan dan selanjutnya dimanfaatkan kembali sebagai lahan TPA. Kompos hasil landfill mining hanya diperuntukkan untuk tanaman non-makanan.Bila kapasitasnya masih memungkinkan, menyiapkan lahan tersebut agar sesuai dengan kebutuhan operasi controlled landfill atau sanitary landfillBila kapasitasnya tidak memungkinkan, lokasi ini dapat dimanfaatkan sebagai lokasi pengolahan sampahMemanfaatkan lahan yang sudah ditutup tersebut untuk berbagai kebutuhan lebih lanjut, seperti sarana rekreasi dsb.BAB IVPEMBAHASANKeadaan KebersihanSekilas kalau kita lihat keadaan lingkungan sekitar kita itu bersih namun kalau kita lihat lebih kedalamnya, kesudut-sudut kota atau tempat pembuangan sampah sementara bertebaran sampah dan bahkan menumpuk. Sebenarnya apa yang menyebabkan ini terjadi? Apakah kurang sigapnya para petugas kebersihan ataukah masyrakat yang kurang tanggap akan hal ini. Ketika masyarakat ingin membuang sampah pada tempatnya dan ditempat itu tidak ada tempat sampah, mereka malah menyimpan dan membuangnya di bawah pohon dan di got-got dan bahkan ada yang memasukan sampah ke aliran sungai yang umumnya dijadikan sebagai sumber kebutuhan air masyarakat itu sendiri. Memang keadaan ini sangat memprihatinkan, keadaan yang kotor dan bau.Faktor-FaktorpenumpukanSampah.Tempat sampahTempat sampah merupakan hal yang penting dalam menangani merebaknya sampah di setiap tempat. Kurangnya tempat sampah sering menjadi kendala menumpuknya sampah di berbagai tempat. Minimnya tempat sampah, telah menjadi kendala yang nampak dalam mengatasi masalah sampah.Selain minimnya tempat sampah faktor lain yang menjadi penyebab adalah kurang layaknya tempat sampah yang sudah ada. Tempat-tempat sampah tampak tidak terawat dan rusak.Kesadaran masyarakatBerdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Lingkungan dan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Pembuang sampah ke sungai akan dikenakan sanksi pidana 10 hingga 60 hari kurungan atau denda dari Rp100 ribu hingga Rp20 juta. Namun yang terjadi, peraturan pemerintah tersebut seperti tidak dipedulikan oleh masyarakat. Entah ketidaktahuan tentang peraturan tersebut atau memang tidak peduli terhadap lingkungan hidup. Jadi, kesadaran kita untuk membuang sampah pda tempatnya, harus digalakan mulai dini. Meski langkah kecil, namun, bila dilakukan bersama, alam yang indah dan bersih dari sampah, bukanlah impian semata.Sosialisasi buang sampah pada tempatnya, dirasa kurang maksimal karena biasanya menggunakan spanduk dan pamflet saja. Seharusnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya disosialisasikan secara preventif dan melalui komunikasi tatap muka oleh pemerintah sehingga menimbulkan memori dan tersimpan dalam mindset masyarakat. Jika perlu, ada tindakan tegas kepada pelaku yang membuang sampah sembarangan namun bukan berarti mengenakan sanksi denda karena hal itu akan berbuntut masalah baru, yaitu korupsi. Yang dimaksud tindakan tegas adalah hukum kurungan langsung atau sanksi moral. Pembentukan satuan aparat pun dirasa perlu, agar fokus menangani masalah tersebut.Ketentuan UmumBeberapa informasi umum yang perlu dikaji dan dan dievaluasi adalah :Rencana Tata Ruang Wilayah/Kota (RTRW/K) terkait dengan rencana peruntukan sebuah kawasan.Kondisi fisik dan lingkungan yang bersifat umum di area TPA yang akan direhabilitasi dan sekitarnya, seperti : struktur geologi tanah, hidrogeologi, iklim, curah hujan.Data fisik spesifik kondisi awal lokasi ini, khususnya : data hidrogeologi, hidrologi, geoteknik, data kualitas lingkungan.Perizinan pembangunan yang berlaku di daerah dimana lokasi TPA tersebut berada, dan regulasi lain yang terkait dengan pembangunan sarana dan prasarana sesuai dengan tata-guna lahan pada area lokasi TPA.Masa konsesi atau tenggang-waktu perzinan penggunaan lahan TPA tersebut.Ketentuan tentang tenggang waktu tanggung jawab pemeliharaan dan pemantauan pasca-operasi sebuah TPA.Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar lokasi : demografi, sebaran permukiman, jalan akses, kondisi sosial menyangkut kepercayaan masyarakat sekitar. Kondisi kerawanan sosial secara khusus bila TPA ini selama operasinya mengizinkan pemulung beraktivitas di dalamnya.Catatan historis pengoperasian TPA yang akan direhabilitasi dan dipantau, apakah dengan open-dumping, controlled landfill, atau sanitary landfill, disertai as-built-drawing dan SOP pengoperasian.Catatan historis lain yang sifatnya teknis tentang pengoperasian, pemeliharaan dan pemantauan pada masa TPA tersebut beroperasi, khususnya tentang :Jenis, karakteristik, dan jumlah sampah.Tata cara operasi pengurugan di area.Sistem pelapis dasar dan teknik penutupan tanah.Sistem pengumpulan dan pengolahan leachate.Penanganan gas metan.Pemeliharaan estetika sekitar lingkungan.Penanganan tanggap darurat bahaya kebakaran dan kelongsoran.Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Akibat SampahSampah merupakan hasil sampingan dari kegiatan manusia sehari-hari. Jumlah sampah yang semakin besar memerlukan pengelolaan yang ha rus dilakukan secara bertanggung jawab.Selama tahapan penanganan sampah banyak kegiatan dan fasilitas yang bila tidak dilakukan / disediakan dengan benar akan menimbulkan dampak yang berpotensi mengganggu lingkungan.Perkembangan Vektor PenyakitWadah sampah merupakan tempat yang sangat ideal bagi pertumbuhan vektor penyakit terutama lalat dan tikus. Hal ini disebabkan dalam wadah sampah tersedia sisa makanan dalam jumlah yang besar. Tempat Penampungan Sementara / Container juga merupakan tempat berkembangnya vektor tersebut karena alasan yang sama. Sudah barang tentu akan menurunkan kualitas kesehatan lingkungan sekitarnya.Vektor penyakit terutama lalat sangat potensial berkembangbiak di lokasi TPA. Hal ini terutama disebabkan oleh frekwensi penutupan sampah yang tidak dilakukan sesuai ketentuan sehingga siklus hidup lalat dari telur menjadi larva telah berlangsung sebelum penutupan dilaksanakan. Gangguan akibat lalat umumnya dapat ditemui sampai radius 1-2 km dari lokasi TPAPencemaran UdaraSampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut merupakan sumber bau tidak sedap yang memberikan efek buruk bagi daerah sensitif sekitarnya seperti permukiman, perbelanjaan, rekreasi, dan lain-lain. Pembakaran sampah seringkali terjadi pada sumber dan lokasi pengumpulan terutama bila terjadi penundaan proses pengangkutan sehingga menyebabkan kapasitas tempat terlampaui. Asap yang timbul sangat potensial menimbulkan gangguan bagi lingkungan sekitarnya.Pembongkaran sampah dengan volume yang besar dalam lokasi pengolahan berpotensi menimbulkan gangguan bau. Disamping itu juga sangat mungkin terjadi pencemaran berupa asap bila sampah dibakar pada instalasi yang tidak memenuhi syarat teknis.Seperti halnya perkembangan populasi lalat, bau tak sedap di TPA juga timbul akibat penutupan sampah yang tidak dilaksanakan dengan baik. Asap juga seringkali timbul di TPA akibat terbakarnya tumpukan sampah baik secara sengaja maupun tidak. Produksi gas metan yang cukup besar dalam tumpukan sampah menyebabkan api sulit dipadamkan sehingga asap yang dihasilkan akan sangat mengganggu daerah sekitarnya.Pencemaran AirPrasarana dan sarana pengumpulan yang terbuka sangat potensial menghasilkan lindi terutama pada saat turun hujan. Aliran lindi ke saluran atau tanah sekitarnya akan menyebabkan terjadinya pencemaran.Instalasi pengolahan berskala besar menampung sampah dalam jumlah yang cukup besar pula sehingga potensi lindi yang dihasilkan di instalasi juga cukup potensial untuk menimbulkan pencemaran air dan tanah di sekitarnya. Pada lahan yang terletak di kemiringan, kecepatan aliran air tanah akan cukup tinggi sehingga dimungkinkan terjadi cemaran terhadap sumur penduduk yang trerletak pada elevasi yang lebih rendah.Pencemaran lindi juga dapat terjadi akibat efluen pengolahan yang belum memenuhi syarat untuk dibuang ke badan air penerima. Karakteristik pencemar lindi yang sangat besar akan sangat mempengaruhi kondisi badan air penerima terutama air permukaan yang dengan mudah mengalami kekurangan oksigen terlarut sehingga mematikan biota yang ada.Pencemaran TanahPembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan kosong atau TPA yang dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan lahan setempat mengalami pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik dan mungkin juga mengandung Bahan Buangan Berbahaya (B3). Bila hal ini terjadi maka akan diperlukan waktu yang sangat lama sampai sampah terdegradasi atau larut dari lokasi tersebut. Selama waktu itu lahan setempat berpotensi menimbulkan pengaruh buruk terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya.Gangguan EstetikaLahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan pandangan yang sangat buruk sehingga mempengaruhi estetika lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat terjadi baik di lingkungan permukiman atau juga lahan pembuangan sampah lainnya. Proses pembongkaran dan pemuatan sampah di sekitar lokasi pengumpulan sangat mungkin menimbulkan tumpahan sampah yang bila tidak segera diatasi akan menyebabkan gangguan lingkungan. Demikian pula dengan ceceran sampah dari kendaraan pengangkut sering terjadi bila kendaraan tidak dilengkapi dengan penutup yang memadai.Dampak SosialHampir tidak ada orang yang akan merasa senang dengan adanya pembangunan tempat pembuangan sampah di dekat permukimannya. Karenanya tidak jarang menimbulkan sikap menentang / oposisi dari masyarakat dan munculnya keresahan. Sikap oposisi ini secara rasional akan terus meningkat seiring dengan peningkatan pendidikan dan taraf hidup mereka, sehingga sangat penting untuk mempertimbangkan dampak ini dan mengambil langkah-langkah aktif untuk menghindarinya.BAB IIIPENUTUPKesimpulan Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.Saran Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya. MAKALAH SAMPAH DAN MASALAH SOSIAL (KESEHATAN)Disusun Oleh:Deswan HidayatDevi SeptianiPutri MaricaRafika Dwi SeptianaYurin Midia HasanSeptian Fajar KurniawanYAYASAN PENDIDIKAN NASIONAL (AKPER)AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA WACANA METROTAHUN 2013KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Sampah dan masalah sosial (kesehatan), yang mana makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok sosiologi di AKPER Dharma Wacana Metro. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan saran.Penulis menyadari bahwa, dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan Mahasiswa /Mahasiswi AKPER Dharma Wacana Metro pada umumnya. Metro, Maret 2013PenulisDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL iKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI iiiDAFTAR PUSTAKA ivBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1Tujuan Penulisan 2Tujuan Umum 2Tujuan Khusus 2Manfaat Penulisan 2Manfaat bagi penulis 2Manfaat bagi lembaga 2Manfaat bagi pembaca 2BAB II KONSEPHakikat sampah 3Sumber-sumber sampah 4BAB III ANALISA SITUASIAnalisa Situasi 5BAB IV PEMBAHASAN4.1 Keadaan kebersihan 84.2 Faktor-faktor penumpukan sampah 84.3 Dampak Lingkungan yang ditimbulkan akibat sampah 11BAB V PENUTUPKesimpulan 15Saran-saran 15DAFTAR PUSTAKA Nugraha, 2010. Penumpukan Sampah. http://nugrahaguruh.blogspot.com [17 Maret 2013]Burhanuddin Kalana Jaya, 2012. Pengolahan sampah dan yang menghambatnya. http://kalana-jaya.blogspot.com [17 Maret 2013]M.Nishom, 2011. Sampah. http://www.isomwebs.com [17 Maret 2013]Sulaeman, 2011. Pengolahan sampah. http://akusulaemaneman.blogspot.com [17 Maret 2013]