makalah-RAYAP

16
MAKALAH URBAN PEST RAYAP Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata Kuliah Urban Pest Disusun Oleh : Haryo B Prasetio 150110080143 AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2012

description

tugas urban pest

Transcript of makalah-RAYAP

Page 1: makalah-RAYAP

MAKALAH URBAN PEST

RAYAP

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata Kuliah Urban Pest

Disusun Oleh :

Haryo B Prasetio

150110080143

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2012

Page 2: makalah-RAYAP

BAB I

PENDAHULUAN

Bagi masyarakat pengendali hama, pengenalan, biologi dan perilaku (etologi) rayap

merupakan pengetahuan esensial, sedangkan bagi masyarakat umum hal ini di samping

bermanfaat sebagai penambah pengetahuan untuk menghindari kerugian ekonomis yang

ditimbulkan oleh oleh kerusakan terhadap bangunan habitat pemukimannya, karena dengan

demikian dapat dilakukan tindakan atau perlakuan khusus untuk mengendalikan hama perusak

kayu ini.

Kepustakaan mengenai rayap sudah ada sejak akhir abad ke-19, tetapi terutama

berkembang selama abad ke-20. Di antara peneliti dan penulis penting yang memberikan

keterangan menyeluruh adalah : Kofoid (1946) dan Krishna dan Weesner (1970). Masyarakat

umum juga sudah memaklumi bahwa rayap adalah serangga yang merugikan karena merusak

(makan) kayu. Hal ini tergambar dalam pepatah lama "bak kayu dimakan rayap" yang

mengungkapkan kehancuran, kelemahan atau deteriorasi -- atau -- "anai-anai makan di bawah"

-- mengungkapkan proses kerusakan yang tak tampak atau tersembunyi. Kedua ungkapan ini

diambil dari aspek-aspek biologi dan perilaku rayap yaitu: rayap makan kayu dan hidupnya

(habitat dan proses makannya) tersembunyi (kriptobiotik ).

Di seluruh dunia jenis-jenis rayap yang telah dikenal (dideskripsikan dan diberi nama)

ada sekitar 2000 spesies (dari padanya sekitar 120 spesies merupakan hama), sedangkan di

negara kita dari kurang lebih 200 spesies yang dikenal baru sekitar 20 spesies yang diketahui

berperan sebagai hama perusak kayu serta hama hutan atau pertanian.

Selanjutnya berdasarkan suntingan dari Krishna dan Weesner, bahwa perilaku rayap

sebagai serangga sosial akan dijelaskan secara menyeluruh mengenai pembahasan dari berbagai

segi seperti perilaku makan, membuat sarang dan liang kembara, penyerangan, komunikasi,

peran feromon dalam perkembangan (ontogenesis) dan aspek-aspek perilaku lainnya yang dalam

banyak hal agak berbeda dari serangga-serangga sosial lainnya. Derajat kemiripan dalam bentuk

dan perilaku di antara jenis-jenis rayap juga menimbulkan banyak masalah dalam taksonomi

rayap. Keadaan ini menyebabkan beberapa kasus penamaan ganda, karena tak jarang terjadi

sejenis rayap yang telah didekripsi seorang pengarang ternyata spesies yang persangkutan telah

diberi nama sebelumnya oleh pengarang lain. Dalam banyak hal, para pengarang/pakar

Page 3: makalah-RAYAP

taksonomi mengandalkan pada ukuran badan yang ternyata manfaatnya sangat terbatas,

demikian pula jumlah ruas antena (misalnya: Cryptotermes javanicus Kemner, C. buiterzorgi

Kalshoven dan C. cynocephalus Light ).

Oleh karena itu, bahasan yang terdapat dalam makalah ini hanya mencakup garis-garis

besarnya saja. Untuk mengetahui lebih banyak dan lebih luas mengenai rayap, maka pembaca

dapat mencari kepustakaan dari literatur lainnya.

Page 4: makalah-RAYAP

BAB II

PEMBAHASAN

Dapat dikatakan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia mengenal jenis-jenis

serangga yang umum kita sebut rayap. Sebutan lain yang juga umum adalah semut putih. Di

daerah Sumatera digunakan istilah anai-anai di Jawa rangas, sedangkan beberapa jenis rayap di

daerah Jawa Barat disebut rinyuh, sumpiyuh. Bergantung jenisnya, panjang tubuh rayap berkisar

di antara 4 - 11 mm, dan umumnya individu-individu rayap yang tak bersayap berwarna keputih-

putihan. Dari sini muncul nama “semut putih”.

Di antara jenis-jenis rayap banyak yang mirip satu sama lain sehingga bagi mereka yang

belum terlatih, agak sulit membedakannya, kecuali beberapa jenis yang umum seperti rayap kayu

kering (Cryptotermes) yang menghuni dan makan kayu kering, dan rayap subteran (seperti

Macrotermes) yang sarang koloninya umumnya terdapat dalam tanah lembab, dengan ukuran

tubuh relatif besar.

(Gambar 1. Semut (kiri) dan prajurit rayap (kanan). (Arsip PSIH IPB))

Penampilan rayap memang mirip semut. Tetapi perbedaannya cukup banyak, bahkan

semut merupakan salah satu musuh utama dari rayap. Dari segi sistematika/filogenetika semut

mendekati golongan lebah, sehingga kedua serangga ini dicakup dalam Ordo Hymenoptera

(bersayap selaput).

2.1 Jenis dan Penyebab Adanya Hama Rayap

Berdasarkan lokasi sarang utama atau tempat tinggalnya, rayap perusak kayu dapat digolongkan

dalam tipe-tipe berikut :

Page 5: makalah-RAYAP

1. Rayap pohon, yaitu jenis-jenis rayap yang menyerang pohon yang

masih hidup, bersarang dalam pohon dan tak berhubungan dengan

tanah. Contoh yang khas dari rayap ini adalah Neotermes tectonae

(famili Kalotermitidae), hama pohon jati.

2. Rayap kayu lembab, menyerang kayu mati dan lembab, bersarang

dalam kayu, tak berhubungan dengan tanah. Contoh: Jenis-jenis rayap

dari genus Glyptotermes (Glyptotermes spp., famili Kalotermitidae).

3. Rayap kayu kering, seperti Cryptotermes spp. (famili Kalo-

termitidae), hidup dalam kayu mati yang telah kering. Hama ini

umum terdapat di rumah-rumah dan perabot-perabot seperti meja,

kursi dsb. Tanda serangannya adalah terdapatnya butir-butir

ekskremen kecil berwarna kecoklatan yang sering berjatuhan di

lantai atau di sekitar kayu yang diserang. Rayap ini juga tidak

berhubungan dengan tanah, karena habitatnya kering.

4. Rayap subteran, yang umumnya hidup di dalam tanah yang

mengandung banyak bahan kayu yang telah mati atau membusuk,

tunggak pohon baik yang telah mati maupun masih hidup. Di

Indonesia rayap subteran yang paling banyak merusak adalah jenis-

jenis dari famili Rhinotermitidae. Terutama dari genus Coptotermes

(Coptotermes spp.) dan Schedorhinotermes. Perilaku rayap ini mirip rayap tanah seperti

Macrotermes namun perbedaan utama adalah kemampuan Coptotermes untuk bersarang di

dalam kayu yang diserangnya, walaupun tidak ada hubungan dengan tanah, asal saja sarang

tersebut sekali-sekali memperoleh lembab, misalnya tetesan air hujan dari atap bangunan yang

bocor. Coptotermes pernah diamati menyerang bagian-bagian kayu dari kapal minyak yang

melayani pelayaran Palembang-Jakarta. Coptotermes curvignathus Holmgren sering kali diamati

menyerang pohon Pinus merkusii dan banyak meyebabkan kerugian pada bangunan.

Page 6: makalah-RAYAP

5. Rayap tanah. Jenis-jenis rayap tanah di Indonesia adalah dari famili Termitidae. Mereka

bersarang dalam tanah terutama dekat pada bahan organik yang mengandung selulosa seperti

kayu, serasah dan humus. Contoh-contoh Termitidae yang paling umum menyerang

bangunan adalah Macrotermes spp. (terutama M. gilvus) Odontotermes spp. dan

Microtermes spp. Jenis-jenis rayap ini sangat ganas, dapat menyerang obyek-obyek berjarak

sampai 200 meter dari sarangnya. Untuk mencapai kayu sasarannya mereka bahkan dapat

menembus tembok yang tebalnya beberapa cm, dengan bantuan enzim yang dikeluarkan dari

mulutnya. Macrotermes dan Odontotermes merupakan rayap subteran yang sangat umum

menyerang bangunan di Jakarta dan sekitarnya.

(Gambar 2. Macrotermes spp.(kiri), Odontotermes spp. (tengah), Microtermes spp.(kanan))

Penyebab yang menjadi alasan utama dari meningkatnya populasi rayap adalah

perubahan kondisi habitat akibat aktivitas manusia, yang sangat potensial mengubah status rayap

menjadi serangga merugikan, misalnya pemanfaatan lahan dari areal perkebunan menjadi daerah

permukiman. Habitat alami rayap yang terganggu membuat mereka mencari sumber makanan

baru, berupa kayu atau material berselulosa lain yang terdapat pada bangunan.

Penyebab lain, penyebaran rayap adalah lokasi yang berada pada dataran rendah dengan

suhu hangat dan kelembaban tinggi. Kondisi lingkungan ini sangat disukai beberapa jenis rayap.

Tanah merah gembur dan bekas tanaman, ditengarai 90 persennya mengandung populasi rayap

cukup tinggi.

Page 7: makalah-RAYAP

2.2 Peranan Rayap

Keberadaan koloni rayap tidak mutlak selalu merugikan bagi kehidupan manusia.

Beberapa peranan rayap bila ditinjau secara keseluruhan dari keberadaannya dimuka bumi,

antara lain :

• Keberadaan koloni rayap berperan penting dalam siklus biogeochemical (dekomposer

bahan organik) seperti siklus Nitrogen, Karbon, Sulfur, Oksigen, dan Fosfor.

• Keberadaan koloni rayap disuatu daerah mampu memengaruhi bentuk vegetasi yang

tumbuh dan berkembang di sekitar koloni itu dengan altivitas dari rayap tersebut melalui

modifikasi profil dan sifat kimia tanah.

• Di daerah Gurun Afrika Selatan, rayap Hodotermes berperan dalam proses siklus nutrisi

tanah. Aktivitas rayap membawa air ke daerah yang ditumbuhi tanaman sangat

menguntungkan karena ketersediaan air pada tanaman menjadi lebih banyak.

• Di daerah berpasir, rayap mampu meningkatkan infiltrasi air dan mengembalikannya ke

bagian atas tanah.

• Mengakibatkan kerusakan pada bangunan, seperti: perumahan, perkantoran, gedung

olahraga dan lain sebagainya. Selain itu rayap juga dapat merusak tanaman, buku, arsip

ataupun dokumen lainnya karena mereka dapat mencerna atau menguraikan selulosa.

2.3 Proses Rayap dalam Penguraian Selulosa, sehingga timbul akibat Bangunan Roboh

Keberadaan koloni rayap ini disebabkan kesamaan habitat, yakni hidup pada daerah

kering dan lembab. Makanan utama rayap adalah kayu atau bahan yang mengandung selulosa.

Berdasarkan penelitian, terdapat berbagai protozoa flagellata yang ditemukan di dalam usus

bagian belakang rayap (pada jenis rayap tingkat rendah) yang berperan sebagai simbion dalam

proses pencernaan rayap dalam penguraian dan penyerapan selulosa. Pada mencapai sasarannya,

rayap tanah dapat menembus tembok yang tebalnya beberapa cm, menghancurkan plastik, kabel,

dan penghalang fisik lainnya. Rayap mampu menembus lubang terbuka atau celah sekecil 0,4

mm sehingga bisa menyerang bangunan dengan berbagai macam cara, seperti:

- kayu yang berhubungan langsung dengan tanah

- retakan-retakan pada dinding dan pondasi

- membentuk liang-liang kembara pada permukaan kayu,beton, pipa, dll.

Page 8: makalah-RAYAP

Sekali rayap mampu mencapai sasarannya, maka rayap akan memperluas serangannya

sampai bagian-bagian yang tinggi dengan membuat sarang-sarang antara di dalam bangunan

yang jauh dari tanah (sarang utama) dan memanfaatkan sumber-sumber kelembapan yang

tersedia di dalam bangunan tersebut. Hal ini terutama berlaku untuk rayap tanah yang hidupnya

mutlak bergantung dari adanya air dan tanah yang merupakan sumber utama bagi kehidupan

rayap.

Rayap kayu kering memiliki kemampuan hidup pada kayu-kayu kering di dalam

bangunan gedung. Rayap ini tidak membangun sarang atau liang-liang kembara pada tempat-

tempat terbuka sehingga sukar untuk diketahui. Adanya serangan rayap seringkali baru diketahui

setelah kayu yang diserang menjadi keropos tanpa adanya pecahan pada permukaannya.

Serangan rayap kayu kering dapat dikenali dari eksremen-eksremen berupa butiran kecil,

lonjong, berwarna coklat muda. Dari berbagai tingkat serangan yang ada, apabila serangan rayap

sudah semakin parah, maka akan dapat mengakibatkan bangunan tersebut menjadi rusak atau

bahkan sampai roboh.

2.4 Biologi dan Ekologi Rayap

2.4.1 Biologi Rayap

Dilihat dari biologinya, koloni rayap sendiri oleh beberapa pakar dianggap sebagai supra-

organisma, yaitu koloni itu sendiri dianggap sebagai makhluk hidup, sedangkan individu-

individu rayap dalam koloni hanya merupakan bagian-bagian dari anggota badan supra-

organisma itu.

Perbandingan banyaknya neoten, prajurit dan pekerja dalan satu koloni biasanya tidak

tetap. Koloni yang sedang bertumbuh subur memiliki pekerja yang sangat banyak dengan jumlah

prajurit yang tidak banyak (kurang lebih 2 - 4 persen). Koloni yang mengalami banyak

gangguan, misalnya karena terdapat banyak semut di sekitarnya akan membentuk lebih banyak

prajurit (7 - 10 persen), karena diperlukan untuk mempertahankan sarang.

Rayap merupakan serangga dengan metamorfosis tidak sempurna. Siklus hidup rayap

terdiri dari telur --> nympa --> dewasa ; sedangkan semut ber-metamorfosis sempurna yang

meliputi fase telur --> larva --> pupa --> dewasa.

Page 9: makalah-RAYAP

Feromon dasar: pengatur perkembangan

Di samping feromon penanda jejak, para pakar etologi (perilaku) rayap juga menganggap

bahwa pengaturan koloni berada di bawah kendali feromon dasar (primer pheromones ).

Misalnya, terhambatnya pertumbuhan/ embentukan neoten disebabkan oleh adanya semacam

feromon dasar yang dikeluarkan oleh ratu, yang berfungsi menghambat diferensiasi kelamin.

Segera setelah ratu mati, feromon ini hilang sehingga terbentuk neoten-neoten pengganti ratu.

Tetapi kemudian neoten yang telah terbentuk kembali mengeluarkan feromon yang sama

sehingga pembentukan neoten yang lebih banyak dapat dihambat. Feromon dasar juga berperan

dalam diferensiasi pembentukan kasta pekerja dan kasta prajurit, yang dikeluarkan oleh kasta

reproduktif.

2.4.2. Ekologi Rayap

Koloni rayap -- masyarakat kriptobiotik

Jika kita menilik kehidupan rayap, kita tak akan menjumpai seekor rayap yang

mengembara sendirian seperti halnya kupu-kupu yang terbang solo atau kumbang yang makan

sendirian (soliter). Sebagai serangga sosial rayap hidup dalam masyarakat yang disebut koloni.

Jika kita hendak menguji keampuhan obat (insektida) terhadap beberapa ekor ayap dari kasta

yang sama (misalnya kasta pekerja) yang dipisahkan dari koloninya, maka hasilnya akan sia-sia.

Karena tanpa diberi racunpun mereka akan mati. Mengeluarkan individu rayap dari koloninya,

sama saja dengan membunuhnya. Mereka hanya bisa hidup jika (dan hanya jika) mereka berada

dalam masyarakatnya (koloninya).

Hal tersebut dikarenakan di dalam koloninya terdapat bahan-bahan dan proses-proses

yang dapat menjamin kelanjutan hidupnya. Ibarat seorang penderita penyakit yang seumur

hidupnya mutlak memerlukan sejenis obat yang selalu ditelannya pada saat-saat tertentu, dan jika

diumpamakan bahwa obat itu tak dapat dibawanya ke mana-mana, hanya dapat disimpan di

rumahnya, berarti ia tak dapat meninggalkan rumahnya. Ia dapat hidup normal jika rumahnya ia

perpanjang dengan menambah lorong-lorong sempit, misalnya ke tempat kerjanya, ke sekolah,

ke pasar dsb. Dan lorong-lorong sempit yang tertutup ini merupakan bagian dari rumahnya, di

mana ia dapat memperoleh obat demi kelangsungan hidupnya.

Demikianlah halnya dengan kehidupan rayap. Hal ini dapat kita amati pada kehidupan

rayap subteran. Ia hanya dapat mencapai makanannya (bangunan atau kayu) dengan menambah-

Page 10: makalah-RAYAP

nambah panjang "rumahnya" dengan membuat terowongan-terowongan kembara, yaitu jalur-

jalur sempit yang berasal dari pusat sarang ke arah kembara di mana makanannya berada, yang

hanya dapat dilalui sekaligus oleh sekitar 3 - 4 ekor rayap. Terowongan kembara ini ditutupnya

dengan bahan-bahan tanah sehingga pada galibnya liang-liang kembara tetap merupakan bagian

dari sarang koloninya. Dengan adanya liang-liang tertutup ini maka praktis seluruh ruangan dari

sarang rayap termasuk liang-liang kembara merupakan lingkungan yang sangat lembab yang

menjamin kehidupan rayap tanah atau rayap subteran. Dalam kaitan dengan kehidupan

masyarakat rayap, terdapat beberapa istilah kunci yang perlu diungkapkan, yaitu : polimorfi,

feromon, trofalaksis, dan homeostatis.

2.5 Perilaku Serangga Sosial

Koloni rayap yang merupakan jenis serangga sosial terbagi atas tiga kasta yang memiliki

bentuk dan fungsi yang berbeda. Ketiga kasta tersebut adalah kasta reproduksi, kasta prajurit,

dan kasta pekerja. Tidak kurang daro 80-90% populasi koloni rayap merupakan kasta pekerja.

Penjelasan dari kasta-kasta tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kasta reproduktif

Pada kasta ini terdiri atas individu-individu seksual yaitu betina (yang abdomennya

biasanya sangat membesar) yang tugasnya bertelur dan jantan (raja) yang tugasnya

membuahi betina. Raja sebenarnya tak sepenting ratu jika dibandingkan dengan lamanya ia

bertugas karena dengan sekali kawin, betina dapat menghasikan ribuan telur; lagipula

sperma dapat disimpan oleh betina dalam kantong khusus untuk itu, sehingga mungkin

sekali tak diperlukan kopulasi berulang-ulang. Jika koloni rayap masih relatif muda biasanya

kasta reproduktif berukuran besar sehingga disebut ratu. Biasanya ratu dan raja adalah

individu pertama pendiri koloni, yaitu sepasang laron yang mulai menjalin kehidupan

bersama sejak penerbangan alata. Pasangan ini disebut reprodukif primer. Jika mereka mati

bukan berarti koloni rayap akan berhenti bertumbuh. Koloni akan membentuk "ratu" atau

"raja" baru dari individu lain (biasanya dari kasta pekerja) tetapi ukuran abdomen ratu baru

tak akan sangat membesar seperti ratu asli. Ratu dan raja baru ini disebut reproduktif

suplementer atau neoten. Jadi, dengan membunuh ratu atau raja kita tak perlu sesumbar

bahwa koloni rayap akan punah. Bahkan dengan matinya ratu, diduga dapat terbentuk

berpuluh-puluh neoten yang menggantikan tugasnya untuk bertelur. Dengan adanya banyak

Page 11: makalah-RAYAP

neoten maka jika terjadi bencana yang mengakibatkan sarang rayap terpecah-pecah, maka

setiap pecahan sarang dapat membentuk koloni baru.

2. Kasta prajurit

Kasta ini ditandai dengan bentuk tubuh yang kekar karena penebalan (sklerotisasi)

kulitnya agar mampu melawan musuh dalam rangka tugasnya mempertahankan kelangsungan

hidup koloninya. Mereka berjalan hilir mudik di antara para pekerja yang sibuk mencari dan

mengangkut makanan. Setiap ada gangguan dapat diteruskan melalui "suara" tertentu

sehingga prajurit-prajurit bergegas menuju ke sumber gangguan dan berusaha mengatasinya.

Jika terowongan kembara diganggu sehingga terbuka tidak jarang kita saksikan pekerja-

pekerja diserang oleh semut sedangkan para prajurit sibuk bertempur melawan semut-semut,

walaupun mereka umumnya kalah karena semut lebih lincah bergerak dan menyerang. Tapi

karena prajurit rayap biasanya dilengkapi dengan mandibel (rahang) yang berbentuk gunting

maka sekali mandibel menjepit musuhnya, biasanya gigitan tidak akan terlepas walaupun

prajurit rayap akhirnya mati. Mandibel bertipe gunting (yang bentuknya juga bermacam-

macam) umum terdapat di antara rayap famili Termitidae, kecuali pada Nasutitermes ukuran

mandibelnya tidak mencolok tetapi memiliki nasut (yang berarti hidung, dan penampilannya

seperti "tusuk") sebagai alat penyemprot racun bagi musuhnya.

Prajurit Cryptotermes memiliki kepala yang berbentuk kepala bulldogtugasnya hanya

menyumbat semua lobang dalam sarang yang potensial dapat dimasuki musuh. Semua musuh

yang mencapai lobang masuk sulit untuk luput dari gigitan mandibelnya. Pada beberapa jenis

rayap dari famili Termitidae seperti Macrotermes, Odontotermes, Microtermes dan

Hospitalitermes terdapat prajurit dimorf (dua bentuk) yaitu prajurit besar (p. makro) dan

prajurit kecil (p. mikro)

3. Kasta pekerja

Kasta ini membentuk sebagian besar koloni rayap. Tidak kurang dari 80 persen populasi

dalam koloni merupakan individu-individu pekerja. Tugasnya melulu hanya bekerja tanpa

berhenti hilir mudik di dalam liang-liang kembara dalam rangka mencari makanan dan

mengangkutnya ke sarang, membuat terowongan-terowongan, menyuapi dan membersihkan

Page 12: makalah-RAYAP

reproduktif dan prajurit, membersihkan telur-telur, dan -- membunuh serta memakan rayap-

rayap yang tidak produktif lagi (karena sakit, sudah tua atau juga mungkin karena malas),

baik reproduktif, prajurit maupun kasta pekerja sendiri.

Dari kenyataan ini maka para pakar rayap sejak abad ke-19 telah mempostulatkan bahwa

sebenarnya kasta pekerjalah yang menjadi "raja", yang memerintah dan mengatur semua

tatanan dan aturan dalam sarang rayap. Sifat kanibal terutama menonjol pada keadaan yang

sulit misalnya kekurangan air dan makanan, sehingga hanya individu yang kuat saja yang

dipertahankan. Kanibalisme berfungsi untuk mempertahankan prinsip efisiensi dan konservasi

energi, dan berperan dalam pengaturan homeostatika (keseimbangan kehidupan) koloni rayap.

Feromon penanda jejak dan pendeteksi makanan. Telah merupakan suatu diktum bahwa

rayap (pekerja dan prajurit) itu buta. Mereka jalan beriiringan atau dapat menemukan obyek

makanan bukan karena mereka mampu melihat atau mencium bau melalui "hidung".

Kemampuan mendeeksi dimungkinkan karena mereka dapat menerima dan menafsirkan

setiap bau yang esensial bagi kehidupannya melalui lobang-lobang tertentu yang terdapat

pada rambut-rambut yang tumbuh di antenanya. Bau yang dapat dideteksi rayap berhubungan

dengan sifat kimiawi feromonnya sendiri.

Feromon adalah hormon yang dikeluarkan dari kelenjar endokrin., tetapi berbeda dengan

hormon, feromon menyebar ke luar tubuh dan empengaruhi individu lain yang sejenis. Untuk

dapat mendeteksi jalur yang dijelajahinya, individu rayap yang berada didepan mengeluarkan

feromon penanda jejak (trail following pheromone) yang keluar dari kelenjar sternum (sternal

gland di bagian bawah, belakang abdomen), yang dapat dideteksi oleh rayap yang berada di

belakangnya. Sifat kimiawi feromon ini sangat erat hubungannya dengan bau makannannya

sehingga rayap mampu mendeteksi obyek makanannya.

Trofalaksis: masyarakat rayap yang terintegrasi

Rayap muda yang baru saja ditetaskan dari telur belum memiliki protozoa yang

diperlukannya untuk mencernakan selulosa. Demikian pula setiap individu rayap yang baru saja

berganti kulit tak memiliki protozoa karena simbion ini telah keluar bersama kulit yang

Page 13: makalah-RAYAP

ditanggalkannya (karena kulit usus juga ikut berganti). Individu rayap tersebut diberi "re-infeksi"

protozoa oleh para pekerja dengan melalui trofalaksis. Trofalaksis adalah perilaku berkerumun di

antara anggota-anggota koloni, dan saling "menjilat" anus dan mulut. Dengan perilaku ini

protozoa dapat ditularkan kepada individu-individu yang memerlukannya. Penyebaran feromon

dasar juga diduga terlaksana melalui perilaku trofalaksis.

2.6 Proses Perilaku Makan Rayap

Semua jenis rayap makan kayu dan bahan berselulosa, tetapi perilaku makan (feeding

behavior ) jenis-jenis rayap bermacam-macam. Hampir semua jenis kayu potensial untuk

dimakan rayap. Memang ada yang relatif awet seperti bagian teras dari kayu jati tetapi kayu jati

kini semakin langka. Untuk mencapai kayu bahan bangunan yang terpasang rayap dapat "keluar"

dari sarangnya melalui terowongan-terowongan atau liang-liang kembara yang dibuatnya. Bagi

rayap subteran (bersarang dalam tanah tetapi dapat mencari makan sampai jauh di atas tanah),

keadaan lembab mutlak diperlukan.

Hal ini menerangkan mengapa kadang-kadang dalam satu malam saja rayap Macrotermes

dan Odontotermes telah mampu menginvasi lemari buku di rumah atau di kantor jika fondasi

bangunan tidak dilindungi. Sebaliknya, rayap kayu kering (Cryptotermes) tidak memerlukan air

(lembab) dan tidak berhubungan dengan tanah. Juga tidak membentuk terowongan-terowongan

panjang untuk menyerang obyeknya. Mereka bersarang dalam kayu, makan kayu dan jika perlu

menghabiskannya sehingga hanya lapisan luar kayu yang tersisa, dan jika di tekan dengan jari

serupa menekan kotak kertas saja. Ada pula rayap yang makan kayu yang masih hidup dan

bersarang di dahan atau batang pohon, seperti Neotermes tectonae yang menimbulkan kerusakan

(pembengkakan atau gembol) yang dapat menyebabkan kematian pohon jati.

2.7 Strategi Pengendalian

Dari uraian di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa untuk menghindar atau

meminimumkan kemungkinan terjadinya serangan rayap pada bangunan perlu diperhatikan hal-

hal berikut.

Page 14: makalah-RAYAP

1. Hindari adanya bahan-bahan kayu seperti sisa-sisa tunggak pohon di sekitar halaman

bangunan, yang potensial untuk menjadi sumber infeksi rayap. Demikian pula adanya pohon-

pohon tua yang sebagian jaringan pohon maupun akarnya telah mati merupakan sumber

makanan rayap dan dapat menjadi lokasi sarang perkembangan koloni rayap.

2. Hindari kontak antara tanah dengan bagian-bagian kayu dari bangunan. Walaupun cara ini

tidak mutlak mampu mencegah serangan rayap karena rayap mampu membuat terowongan

kembara di atas tembok, lantai dan dinding untuk mencapai obyek kayu makanannya tetapi bagi

bangunan sederhana cara ini dapat memperlambat serangan rayap, dan adanya terowongan-

terowongan dapat dideteksi.

3. Pergunakan kayu yang awet (seperti bagian teras kayu jati), atau kayu yang telah diawetkan

dengan bahan-bahan pengawet anti rayap. Untuk kayu-kayu yang digunakan di bawah atap jenis-

jenis garam pengawet seperti garam Wolman dengan retensi yang cukup telah memadai,

sedangkan bagi kayu di luar bangunan diperlukan bahan pengawet larut minyak seperti kreosot .

4. Cara yang paling efektif adalah melindungi bangunan dengan cara membuat "benteng yang

kuat terhadap rayap" di bagian fondasi dengan cara menyampur bahan fondasi dengan

termitisida atau memperlakukan tanah di bawah dan di sekitar fondasi dengan termitisida yang

tahan pencucian (persisten) serta memiliki afinitas dengan tanah.

5. Jika bangunan telah terserang, gunakanlah cara-cara pengendalian yang ramah lingkungan,

seperti dengan pengumpanan dan pengendalian koloni dengan menggunakan insektisida penekan

pertumbuhan kutikel seperti heksaflumuron dsb.

Page 15: makalah-RAYAP

BAB III

KESIMPULAN

Rayap adalah detrivores (pengkonsumsi material organik yang membusuk), khususnya di

daerah subtropis dan tropis, dan kemampuan mereka mendaur ulang kayu dan bahan tanaman

lain adalah hal yang penting bagi keseimbangan ekologi. Sebagai serangga sosial, rayap hidup

dalam bentuk koloni. Sebuah koloni dewasa dapat beranggotakan ratusan hingga jutaan

individual. Kehadiran rayap di bangunan adalah sebagai konsekuensi dari pembukaan lahan yang

pada awalnya adalah habitat mereka untuk mencari makan, kemudian diubah menjadi bangunan

pemukiman yang berakibat hilangnya sumber makanan bagi rayap. Namun tidak mutlak

keberadaan rayap selalu merugikan manusaia, ada beberapa peranan penting rayap yang sangat

menguntungkan sebagai siklus biogoechemical dalam ekosistem. Untuk itu, seyogyanya kita

lebih bijak dalam melakukan pengendalian rayap dengan memilih pengendalian yang ramah

lingkungan.

Page 16: makalah-RAYAP

DAFTAR PUSTAKA

Exterra. 2009. Tentang Rayap - Sejarah singkat mengenai rayap beserta jenisnya.

http://www.solusiantirayap.com/info-rayap/tentang-rayap-sejarah-singkat-mengenai-

rayap-beserta-jenisnya. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2011

Prasetyo K.W, dkk. Mencegah & Membasmi Rayap secara Ramah Lingkungan & Kimiawi.

Agromedia Pustaka: Depok

Ragam. 2010. Rayap, si Kecil Perusak Bangunan.

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/04/23/106769/Rayap-si-Kecil-

Perusak-Bangunan. Diakses pada tanggal 9 Oktober 2011

Sentricon. 2010. Biologi Rayap. http://termite-killer.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 10

Oktober 2011

Tarumingkeng, Rudi. 2011. Biologi dan Perilaku Rayap.

http://www.rudyct.com/biologi_dan_perilaku_rayap.htm. Diakses pada tanggal 10

Oktober 2011