Makalah Rahmah

16

Click here to load reader

description

Makalah Rahmah

Transcript of Makalah Rahmah

Page 1: Makalah Rahmah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak Pemerintah Indonesia memberikan ruang kebebasan beragama dan

berkeyakinan, faham-faham keagamaan tumbuh bak jamur dimusim hujan. Era

kebebasan di bidang kehidupan beragama di masa reformasi telah melahirkan

banyak peluang dan sekaligus tantangan. Di suatu sisi berbagai aktivitas dakwah

berjalan dengan lancar dan berbagai nilai islam yang mendasar dengan leluasa

disuarakan tanpa hambatan yang berarti. Tapi disisi lain, dengan kebebasan itu

pula aliran atau kelompok yang menyuarakan pemikiran, paham dan aktivitas

yang bertentangan dengan akidah dan syariah islam juga dengan leluasa bergerak

dan menyebar di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

Berikut beberapa macam aliran sesat yang telah masuk di Indonesia antara

lain:

Komunitas penimbrung al-Qur’an dan as-Sunnah. Kelompok ini

enggan di sebut kelompok agama atau kelompok sekuler. Tapi mereka menolak

semua yang datang dari al-Qur’an dan as-Sunnah. Ada lagi kelompok yang dari

aspek penamaannya islamis, tetapi oleh MUI dianggap sesat dan menyesatkan.

Misalnya: NII (Negara Islam Indonesia) yang di pimpin oleh Abu Toto. Ia

mengubah beberapa ketetapan – ketetapan Komendemen yang termuat dalam

kitab PDB (Pedoman Dharma Bakti) seperti diwajibkan shalat 5 wktu namun bisa

dirapel. Artinya dari mulai shalat zuhur sampai shalat shubuh dilakukan dalam

satu waktu, masing – masing hanya satu rakaat. Tentang puasa, mereka

mengamalkan hadits tentang mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka

dengan cara, sudah terbit matahari pun masih boleh sahur, sedang jam 5 sore

sudah boleh berbuka.

Faham atau aliran keagamaan yang dipandang menyimpang dan telah lama

berkembang di Indonesia adalah LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia).

Pemimpin tertinggi faham keagamaan ini adalah Madigol Nurhasan Ubaidah

1

Page 2: Makalah Rahmah

Lubis Bin Abdul Thahir Bin Irsyad. Beberapa ajaran LDII yang dinilai

menyimpang antara lain:

1. Al-Qur’an dan As-Sunnah dianggap baru sah diamalkan kalau manqul (yang

keluar dari mulut imam atau amirnya)

2. Menganggap bahwa orang yang tidak masuk golongannya dinilai kafir dan

najis.

Ada lagi sekelompok jama’ah yang tidak mempercayai hadits Nabi SAW.

Kelompok ini disebut inkar sunnah, yang terdiri dari tiga jenis, yaitu. Pertama,

kelompok yang menolak hadits-hadits Rasulullah SAW secara keseluruhan.

Kedua, kelompok yang menolak hadits-hadits yang tidak disebutkan al-Qur’an

secara tersirat. ketiga, kelompok yang hanya menerima hadits-hadits mutawatir

(diriwayatkan oleh banyak orang setiap jenjang atau periodenya, tidak mungkin

mereka berdusta) dan menolak hadits-hadits ahad (tidak mencapai derajat

mutawatir) walaupun shahih. Alasannya dalam al-Qur’an disebutkan bahwa,

“sesungguhnya persangka itu tidak berguna sedikitpun terhadap kebenaran” (Qs.

An-Najm: 28). Inkar sunnah muncul di Indonesia muncul tahun 1980-an dengan

tokohnya Irham Sutarto.

Selain inkar sunnah, yang hingga kini masih aktual dibicarakan dan

dipandang sesat adalah jama’ah Ahmadiyah, yang mengingkari status nabi

Muhammad sebagai nabi terakhir dan menjadikan Mirza Ghulam Ahmad sebagai

nabi dan rasul, bagi yang tidak mempercayai dicap kafir dan murtad. Gerakan

Ahmadiyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di India, kemudian masuk ke

Indonesia tahun 2000.

Di era reformasi, umat islam di Indonesia dihebohkan dengan munculnya

agama Salmullah, agama baru yang bisa menghimpun semua agama. Pendirinya

bernama Lia Aminuddin. Dia mengaku sebagai Imam Mahdi yang mempercayai

reinkarnasi.

Lia mengaku sebagai jelmaan roh Maryam, sedangkan anaknya, Ahmad

Mukti yang kini hilang, mengaku sebagai jelmaan roh Nabi Isa as. Tahun 2003,

Lia Aminuddin mengaku mendapat wahyu berupa pernikahannya dengan

pendampingnya yang dia sebut Jibril. Karena itu, Lia Aminuddin diubah namanya

2

Page 3: Makalah Rahmah

menjadi Lia Eden sebagai lambang surga. Penamaan ini merujuk kepada kitabnya

berjudul Ruhul Kudus.

Faham atau aliran “lembaga kerasulan” juga dipandang sesat karena

mengibaratkan rasul sebagai menteri, sedang kerasulan adalah sebuah

depertemen. Artinya, meskipun rasul telah wafat, tetapi lembaga kerasulan atau

depertemen tetap ada. Karena itu, diangkatlah rasul baru sebagaimana diangkat

pula menteri baru. Tokoh pemikir kelompok ini bernama Ahmad Wahib.

Faham atau aliran keagamaan yang tergolong masih anyar kemunculannya

di Indonesia adalah Aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah. Faham atau aliran ini dinilai

melenceng dari ajaran islam karena memiliki 4 doktrin:

1. Adanya pengakuan si ‘pendiri’ aliran, bahwa dirinya adalah nabi dan rasul.

2. Tidak mengakui Rasulullah SAW sebagai nabi terakhir karena tidak

mengikutsertakan nama Rasulullah dalam syahadatnya

3. Tidak perlu menjalankan rukun islam

4. Tidak melaksanakan shalat 5 waktu

Hampir semua faham atau aliran keagamaan yang dianggap menyimpang

tersebut memiliki jama’ah atau pengikut di Indonesia, termasuk menyebar di

jazirah Sulawesi Tenggara.

Data Pengurus Besar Nahdatul Ulama yang termuat di Harian Kompas Juli

2008 mencatat perkembangan faham keagamaan di Indonesia sejak tahun 2004-

2007 berjumlah 247 faham yang memiliki doktrin dan struktur kepercayaan

masing-masing.

Bahkan lebih dari itu, hasil penelitian LITBANG Departemen Agama RI,

mengidentifikasi lebih dari 300 aliran atau faham keagamaan yang mengklaim diri

sebagai pengamal akidah islam yang paling benar.

Faham-faham keagamaan tersebut terampil dengan nama yang berbeda-

beda, meskipun substansinya sama, yaitu mengklaim bahwa tokohnya selain

mendapat wahyu dari Allah SWT juga sebagai nabi. Yang membedakan antara

“aliran” dan “paham” sesat adalah, “aliran” muncul secara teroganisir

mengajarkan kesesatannya, sedangkan “paham” bergerak tanpa teroganisir.

Namun keduanya sama-sama menyimpang dari al-Qur’an dan as-Sunnah.

3

Page 4: Makalah Rahmah

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa permasalahan yang muncul sehubungan dengan aliran-aliran

sesat ini, antara lain:

1. Jenis faham atau aliran apa saja yang muncul dan berkembang di Sulawesi

tenggara?

2. Apa faktor penyebab munculnya faham atau aliran keagamaan di Sulawesi

Tenggara?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Secara umum karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memberikan informasi

yang akurat bagi seluruh masyarakat khususnya ummat islam tentang jenis dan

perkembangan faham atau aliran keagamaan yang dianggap menyimpang dan

dapat menimbulkan keresahan bagi kehidupan umat beragama pada masyarakat

Sulawesi Tenggara.

Berdasarkan masalah diatas maka tujuan pokok yang ingin di capai dalam

penulisan ini sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi tempat penyebaran dan jenis faham atau aliran keagamaan

yang dianggap menyimpang di Sulawesi Tenggara.

2. Merumuskan strategi pembinaan terhadap faham/aliran keagamaan di

Sulawesi Tenggara agar kembali kepada ajaran islam standar yang sesuai

dengan al-Qur’an dan as-Sunnah.

Hasil penulisan ini juga diharapkan dapat membawa manfaat antara lain:

1. Agar masyarakat Indonesia khususnya di Sulawesi Tenggara dapat

membedakan mana yang hak dan mana yang bathil, mana yang baik dan

mana yang buruk dengan cara mengembalikan segala urusan kepada

Al-Qur’an dan As- Sunnah.

2. Kepada instansi teknis (Depertemen Agama) dan lembaga-lembaga

keagamaan dapat menjadi acuan dalam melakukan pembinaan dalam

kehidupan ummat beragama.

4

Page 5: Makalah Rahmah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Konsep/Pandangan Pakar

Berkembangnya gerakan aliran-aliran sesat di Indonesia yang telah

tersebar luas di penjuru tanah air sudah sangat meresahkan masyarakat. Pengaruh

ajarannya telah dapat mengubah gaya dan cara hidup bagi pengikutnya. Gerakan

mereka sangat halus dan pintar sehingga tidak semua orang dapat mengetahui

terlebih memahami bahwa pemahamannya bertentangan dengan pemahaman para

ulama generasi salaf yang merupakan generasi sebaik-baik umat.

Hanya dengan petunjuk taufik dan hidayah Allah SWT kita dapat

menempuh jalan yang lurus. Isyarat munculnya berbagai penyimpangan dan

munculnya aliran-aliran yang menyesatkan. Dari Ibnu Abbas r.a. berkata

Rasulullah saw pernah bersabda “Sesungguhnya di masa kemudian akan ada

peperangan di antara orang-orang yang beriman. ”Seorang sahabat bertanya“

Mengapa kita memerangi orang yang beriman kemudian mereka itu semua

berkata ‘Kami telah beriman’.” Rasulullah saw bersabda “Ya karena mengada-

adakan di dalam agama apabila mereka mengerjakan agama dengan pendapat

pikiran padahal di dalam agama itu tidak ada pendapat pikiran sesungguhnya

agama itu dari Tuhan perintah-Nya dan larangan-Nya.” .

Rasulullah SAW telah mengabarkan kepada kita bahwa di masa kemudian

akan ada peperangan yang terjadi di kalangan orang-orang yang beriman. Hal ini

karena di antara umat ini sebagiannya ada yang mengadakan dan mengikuti bidah

yang sebelumnya dalam agama tidak diajarkan. Dari sinilah terjadinya perbedaan-

perbedaan dalam satu agama. Akan tetapi tidak semua perbedaan-perbedaan itu

dilarang dalam agama. Perbedaan dalam Islam dibolehkan dalam hal yang bersifat

khilafiah yaitu yang dalil-dalilnya masih diperselisihkan di kalangan para ulama.

Menurut KH Miftah Faridl, suatu tindakan dikategorikan sesat apabila

pelakunya menggunakan nama Islam tapi ajaran yang dianut dan disebarkannya

tidak sesuai dengan ajaran pokok Islam yang prinsip. Misalnya, mereka tidak

5

Page 6: Makalah Rahmah

percaya dengan wajibnya shalat lima waktu, atau mereka tidak percaya pada As-

Sunah (Hadis) sebagai salah satu sumber hukum Islam.

Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, KH Ma'ruf Amien juga

memberi komentar. Beliau berpendapat bahwa aliran sesat adalah ajaran yang

sudah menyimpang dari aturan baku ajaran agama.

Menurut MUI sebuah faham/aliran dikatakan sesat apapbila memenuhi 10

kriteria, yaitu :

1. Mengingkari salah satu dari rukun iman dan rukun islam.

2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan Alquran dan

Sunnah.

3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran.

4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran.

5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir.

6. Mengingkari kedudukan hadis nabi sebagai sumber ajaran Islam.

7. Menghina, melecehkan dan merendahkan para nabi dan rasul.

8. Mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir.

9. Mengubah, menambah dan mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah

ditetapkan oleh syariah, seperti haji tidak ke baitullah, salat wajib tidak 5

waktu.

10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i seperti mengkafirkan muslim

hanya karena bukan kelompoknya. (hasil rakernas MUI di Hotel Sari Pan

Pacific, Selasa (6/11/2007).

2.2 Jenis Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif

kualitatif, karena penulis menggambarkan objeknya sesuai keadaan yang

sebenarnya

2.3 Strategi Yang Digunakan

Strategi yang digunakan dalam penulisan ini ialah:

1. Menggali akar permasalahan, mengapa aliran-aliran sesat dapat masuk di ruang

6

Page 7: Makalah Rahmah

lingkup Sulawesi Tenggara.

2. Melakukan diskusi dengan para pengikut aliran sesat .

3. Melakukan pembinaan dengan instansi yamg terkait agar aliran-aliran sesat

tidak bertambah luas.

2.4 Pemecahan Masalah

Kata “sesat”dalam bahasa arab disebut dhalal. Yaitu setiap yang

menyimpang dari jalan yang dituju (yang benar) dan setiap yang berjalan bukan

pada jalan yang benar (QS. Yunus: 32).

Semua faham atau aliran keagamaan yang dinilai menyimpang dari ajaran

islam tersebut berkembang di hampir seluruh wilayah Indonesia, namun

eksistensinya jarang terdeteksi. Di sisi lain, hampir seluruh wilayah Nusantara

terdapat faham-faham atau aliran lokal yang khas dan hanya ada di wilayah

tersebut. Termasuk di Sulawesi Tenggara terindikasi muncul dan berkembang

faham atau aliran keagamaan yang menyimpang dari ajaran islam standar.

Di Desa Puulowaru, Kecamatan Besulutu, Kabupaten Konawe terdapat

pengamal salah satu tarekat yang mewajibkan bagi pengikutnya membawa foto

masing – masing ayahnya sebagai pengganti Nabi Muhammad. Tata cara shalat

dilakukan dengan menelentangkan diri sejak waktu Isya’ hingga Shubuh, serta

menutup dengan kain kafan sepanjang 2x1 meter. Aliran keagamaan ini baru

memiliki pengikut berjumlah ratusan.

Di Desa Kondongia, Kabupaten Muna dikenal faham TNCA (Tarekat

Naqsyabandiyah Chalidiyah Aminiyah). Jumlah pengikut lebih dari 400 orang.

Beberapa ajaran yang dinilai menyimpang oleh pemerintah setempat, antara lain:

1. Setiap jama’ah dipungut biaya Rp.75.000,- sebagai jaminan surga.

2. Sebelum melaksanakan shalat, terlebih dahulu memohon do’a menyembah

foto maha guru.

3. Lafadz syahadatnya “asyhadu anal ilaha illallah, wa asyhadu anna H. Saidi

syekh Dermoga Barita raja Muhammad Syukur”

4. Penganut aliran ini meyakini Nabi Muhammad di saat masih hidup, namun

setelah wafat lebih meyakini Maha Gurunya

7

Page 8: Makalah Rahmah

5. Mewajibkan jam’ah untuk membayar zakat, ongkos naik haji dan 10% dari

penghasilan usahanya untuk diserahkan kepada maha gurunya.

Selain itu ada pusat pengajaran faham/aliran yang berlokasi di sebuah kaki

bukit gunung. Orang menyebutnya dengan gunung merah, disebut gunung merah

karena warna tanah dari gunung adalah kemerah-merahan. Gunung merah terletak

di perbatasan antara Desa Lalosowula dan Desa Ladongi Jaya Kecamatan Ladongi

Kabupaten Kolaka.

Sejarah munculnya aliran ini bermula dari datangnya seorang pendatang

asal Sulawesi Selatan (di daerah sekitar Kampung Bawakaraeng) bernama Puang

Anton Daeng Juma yang kemudian akrab di panggil dengan Puang pada tahun

2000. Menurut beberapa sumber sebenarnya sebelum Puang Anton datang dan

mengembangkan ajaran faham/aliran ini di Kecamatan Ladongi terlebih dahulu

Puang Anton pernah tinggal di desa Sawa Kecamatan Asera Kabupaten Konawe

Utara dan di desa Wawolemo Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe, bahkan

Puang Anton telah menyebarkan faham/aliran ini di dua tempat tersebut .

Pengikut faham/aliran ini tidak hanya berasal dari kalangan masyarakat

awam yang sebagian besar adalah petani lokal akan tetapi juga berasal dari

masyarakat terpelajar, bahkan beberapa di antara mereka adalah merupakan tokoh

agama dan tokoh masyarakat yang telah menyandang gelar sebagai Haji dan

Hajjah.

Untuk menghindari adanya benturan dengan masyarakat kebanyakan maka

pengajaran faham/aliran ini dipusatkan di rumah Panggung (mirip rumah adat

Bugis) milik Puang Anton Daeng Juma yang berlokasi di kaki bukit Gunung

Merah, menurut warga setempat bahwa rumah tersebut dibangun secara gotong

royong dengan sebagian besar material bangunan merupakan sumbangan dari

pengikutnya. Ketika masih difungsikan sebagai pusat pengajaran faham/aliran,

rumah tersebut tergolong sebagai rumah yang megah, artistic dan bersih, namun

pasca penggerebekan dan ditingggalkannya oleh Puang Anton maka kondisi

bangunan rumah saat ini telah mengalami kerusakan di seluruh ruangan dan

dipenuhi oleh semak belukar, sehingga sedikit demi sedikit kesan kemegahannya

8

Page 9: Makalah Rahmah

berubah menjadi kumuh bahkan menakutkan, terlebih letaknya di tengah-tengah

belukar dan jauh dari kompleks perkampungan.

Perkembangan ajaran faham/aliran ini tergolong cepat, karena dalam

kurun waktu 4 tahun jumlah pengikutnya sudah mencapai 318 orang, mereka

tersebar di desa Ladongi Jaya, Poli-Polia, Loea, Poni-Poniki dan lain-lain.

Menurut sumber lain bahwa pengikut faham/aliran ini jika di total diseluruh

daerah di Sultra bisa mencapai ribuan jama’ah. Justru faham/aliran ini tidak

memiliki pengikut yang berasal dari desa Lalowosula.

Karena itu wajar mayoritas masyarakat muslim Indonesia dan pemerintah

menganggap faham-faham tersebut dinilai “sesat dan menyesatkan”. Meski

demikian, masyarakat diwajibkan untuk tetap bersikap ramah dan persuasif

kepada mereka dalam mencegah agar faham-faham keagamaan yang menyimpang

tidak dibiarkan berkembang. Salah satu faktor yang menyebabkan aliran – aliran

sesat masuk di Sulawesi Tenggara ialah berkembangnya pemikiran masyarakat,

lemahnya iman, dan kurangnya informasi agama terhadap orang awam.

2.5 Hasil yang Dicapai

Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah menunjukan dan memberikan

gambaran secara rinci dan mendalam serta konfrehensif tentang aliran-aliran sesat

yang berkembang di Sulawei Tenggara yang menyimpang dari Al-Quran dan As-

Sunnah

2.6 Interpretasi Hasil yang Dicapai

Pada dasarnya “Aliran-aliran Sesat” adalah setiap yang menyimpang dari

jalan yang dituju (yang benar) dan setiap yang berjalan bukan pada jalan yang

benar. Oleh karena itu masyarakat diwajibkan untuk tetap bersikap ramah dan

persuasif kepada mereka dalam mencegah agar faham-faham keagamaan yang

menyimpang tidak dibiarkan berkembang. Sebab jika hal itu terjadi tanpa kontrol

banyak pihak, dipastikan akan menimbulkan perseturuan, perpecahan bahkan

peperarangan internal penganut agama sendiri.

9

Page 10: Makalah Rahmah

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebagai manusia yang di berikan akal pikiran oleh Allah, haruslah selalu

sadar yang menciptakan kita adalah maha tunggal yaitu Allah SWT. Dengan

adanya aliran – aliran sesat yang menyebar di berbagai pelosok Indonesia akan

menimbulkan perpecahan antara ummat muslim. Oleh karena itu diharapkan

kepada masyarakat untuk mengambalikan segala pesoalan kepada al-Qur’an dan

as-Sunnah.

3.2 Saran

Pemerintah dan masyarakat harus bertindak tegas dalam pemberantasan

aliran-aliran sesat yang telah menyebar baik di lingkup Sulawesi tenggara maupun

di lingkup Nasional. Pemerintah dan masyarakat diwajibkan untuk tetap bersikap

ramah dan persuasif kepada mereka dalam mencegah agar faham-faham

keagamaan yang menyimpang tidak dibiarkan berkembang

10