Makalah Qiraat

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu qiraat bermula dari zaman turunnya al-qur’an. Setiap tahun dalam bulan ramadhan Rasulullah SAW membacakan al-qur’an kepada para Sahabatnya. Para sahabatnya pun membacakan al-qur’an kepada sahabatnya yang lain. Walau bagaimana pun bacaan qiraat belum diamalkan secara meluas karena orang Arab ketika itu belum beriman dan al-qur’an juga belum tersebar luas dibeberapa daerah Arab. Pengertian qiraat secara etimologi adalah dalam bentuk masdar dari perkataan ( رأ ق) yang bermaksud bacaan. Secara terminologi terdapat berbagai pendapat para ulama tentang pengertian makna qiraat ini. Menurut Al- Dimyathi sebagaimana dipetik oleh Dr. Abdul Hadi Al- Fadhli bahwa sanya qiraat adalah suatu ilmu untuk 1

description

Makalah Qiraat

Transcript of Makalah Qiraat

Page 1: Makalah Qiraat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu qiraat bermula dari zaman turunnya al-qur’an. Setiap tahun dalam

bulan ramadhan Rasulullah SAW membacakan al-qur’an kepada para Sahabatnya.

Para sahabatnya pun membacakan al-qur’an kepada sahabatnya yang lain. Walau

bagaimana pun bacaan qiraat belum diamalkan secara meluas karena orang Arab

ketika itu belum beriman dan al-qur’an juga belum tersebar luas dibeberapa

daerah Arab.

Pengertian qiraat secara etimologi adalah dalam bentuk masdar dari

perkataan ( قرأ ) yang bermaksud bacaan. Secara terminologi terdapat berbagai

pendapat para ulama tentang pengertian makna qiraat ini. Menurut Al- Dimyathi

sebagaimana dipetik oleh Dr. Abdul Hadi Al- Fadhli bahwa sanya qiraat adalah

suatu ilmu untuk mengetahui cara pengucapan lafaz-lafaz al-qur’an baik yang

disepakati maupun yang diikhtilafkan oleh para ahli qiraat, seperti hazf

(membuang huruf), isbat (menetapkan huruf), wasal (menyambung huruf), ibdal

(menggantikan huruf atau lafaz tertentu), dan lain-lain yang didapat melalui deria

pendengar.

Sedangkan menurut Imam Shihabuddin Al- Qushthal, qiraat adalah suatu

ilmu untuk mengetahui kesepakatan serta perbedaan para ahli qiraat, seperti yang

1

Page 2: Makalah Qiraat

bersangkutan degan aspek bahasa, i’rab, isbat, fasal, dan lain-lain yang diperoleh

dengan cara periwayatan.

1.2 Tujuan makalah

Tujuan penelitian merupakan keinginan-keinginan peneliti atas hasil

penelitian dengan mengetengahkan indikator-indikator apa yang hendak

ditemukan dalam penelitian, terutama yang berkaitan dengan variabel-veriabel

penelitian. Berdasarkan tujuan diatas, maka makalah ini bertujuan:

a. Untuk mengetahui pengertian Qiraat

b. Untuk mengetahui Sejarah Qiraat

c. Untuk mengetahui macam-macam lagu Qiraat

2

Page 3: Makalah Qiraat

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Qira'at

Al-Qira'at adalah bentuk mashdar dari qara'a - yaqra'u - qira'atan. Menurut

istilah qira'at ialah salah satu aliran dalam mengucapkan Al-Qur'an yang dipakai

oleh salah seorang imam qura' yang berbeda dengan lainnya dalam hal ucapan Al-

Qur'anul Karim. Qira'at ini berdasarkan sanad-sanadnya sampai kepada

Rasulullah.

2.2 Sejarah timbulnya Qira'at

Bahwa periodesasi qurra' adalah sejak zaman sahabat sampai dengan masa

tabi'in. Orang-orang yang menguasai tentang Al-Qur'an ialah yang menerimanya

dari orang-orang yang dipercaya dan dari imam demi imam yang akhirnya berasal

dari Nabi.

Sedangkan mushhaf-mushhaf tersebut tidaklah bertitik dan berbaris, dan

bentuk kalimat di dalamnya mempunyai beberapa kemungkinan berbagai bacaan.

Kalau tidak, maka kalimat itu harus ditulis pada mushhaf dengan satu wajah

kemudian ditulis pada mushhaf lain dengan wajah yang lain dan begitulah

seterusnya.

Tidaklah diragukan lagi bahwa penguasaan tentang riwayat dan

penerimaan adalah merupakan pedoman dasar dalam bab qira'at dan Al-Qur'an.

Kalangan sahabat sendiri dalam pengambilannya dari Rasul berbeda-beda. Ada

yang membaca dengan satu huruf sedang yang lain ada yang mengambilnya dan

3

Page 4: Makalah Qiraat

huruf/bacaan. Dan bahkan yang lain lagi ada yang lebih dari itu. Kemudian

mereka bertebaran ke seluruh penjuru daerah dalam keadaan semacam ini.

Utsman r.a. ketika mengirim mushhaf-mushhaf ke seluruh penjuru kota ia

mengirimkan pula orang yang sesuai bacaannya mempunyai satu segi bacaan dan

yang lainnya ada pula yang lebih dari itu. Oleh karena itulah timbulnya banyak

perbedaan dan kurang adanya keseragaman antara sesamanya.

Pada masa itu himbauan tokoh-tokoh dan pemimpin ummat untuk bekerja keras

sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya sehingga bisa membedakan antara

bacaan yang benar dan yang tidak benar. Mereka mengumpulkan huruf dan

qira'at, mengembangkan wajah-wajah dan dirayah, menjelaskan yang benar dan

yang salah serta yang berkembang dan yang punah dengan pedoman-pedoman

yang mereka kembangkan dan segi-segi yang mereka utamakan.

2.3 Macam-macam lagu Qiraat

Seni baca Al-Quran ialah bacaan Al-Quran yang bertajwid diperindah oleh

irama dan lagu. Al-Quran tidak lepas dari lagu. Didalam melagukan Al-Quran

atau taghonni dalam membaca Al-Quran akan lebih indah diwarnai dengan

macam-macam lagu. Untuk melagukan Al-Quran, para ahli qurro di Indonesia

membagi lagu atas 7 (tujuh) macam bagian. Antara lain sebagai berikut:

1. Bayati

Fungsi bacaan syair-syair ini sangat erat kaitannya dengan susunan lagu

tilawatil Qur’an, disamping itu juga berguna untuk lebih mempermudah dalam

penguasaan lagu-lagu tersebut, serta untuk selingan dalam pengjaran tilawatil

4

Page 5: Makalah Qiraat

Qur’an agar terkesan lebih bervariasi dan supaya tidak cepat jemu. Lagu bayati

terdiri dari: Qoror, Nawa, Jawab, Jawabul Jawab, Nuzul (turun), Shu’ud (naik).

2. Shoba

Lagu Shoba terdiri dari lima bentuk dengan tiga variasi yaitu ajami,

mahur, dan bastanjar. Sedangkan untuk tingkatan suara ada dua yaitu jawab dan

jawabul jawab.

3. Hijaz

Lagu hijaz terdiri dari tujuh bentuk dan empat variasi yaitu kard, kard-

kurd-naqrisy dan kurd. Sedangkan bentuk tingkatan suara ada tiga yaitu jawab,

jawabul jawab, dan qoror.

4. Nahawand

Lagu nahawand terdiri dari lima bentuk dan dua variasi/selingan, yaitu

nuqrosy, dan murokkab. Ciri-ciri variasi nuqrosy adalah bernada rendah (turun)

sedangkan variasi murokkab bernada tinggi (naik). Adapun tingkatan suaranya

ada dua yaitu jawab dan jawabul jawab.

5. Rost dan Rosta alan nawa

Lagu rost dan rosta alan nawa pada bagian ini selalau berhubungan satu

sama lainnya, artinya kalau memulai dengan lagu rost maka mesti dilanjutkan

(disambung) dengan rosta alan nawa. Jadi lagu rost dibagian ini hanya sebagai

pembuka saja. Adapun lagu rost dan rosta alan nawa terdiri dari tujuh bentuk dan

tiga variasi yaitu : Usyaq, Zanjiron, dan Syabil Alarros. Sedangkan tingkatan

suaranya ada 2 : jawab dan jawabul jawab.

5

Page 6: Makalah Qiraat

6. Jiharkah

Lagu Jiharkah terdiri dari 4 bentuk dan 1 fariasi yaitu Kurdi. Sedangkan

tingkatan suara ada 2 tingkatan yaitu Nawa dan Jawab.

7. Sikah

Lagu sikah terdiri dari 6 bentuk dan 4 fariasi, yaitu: Misri, Turki, Roml,dan

Uroq. Sedangkan tingkat suaranya ada 3, yaitu: Qoror, Jawab dan Jawabul

Jawab.

Seni baca Al-Quran mulai mencuat di Mekkah, Madinah, Mesir dan

negara-negara Islam dunia sejak abad 20. Paduan seni dan ilmu Qira’at Al-Quran

ini merambah ke beberapa Negara di dunia termasuk Indonesia. Penyebaran

nadzam, syair-syair dan lagu-lagu Arab dilakukan oleh kaum Muslimin yang

menimba ilmu disana dan dibawa ke daerah masing-masing.

Marilah sejenak kita pusatkan perhatian kita untuk mengikuti program

pembinaan tilawatil Quran. Perlu disampaikan bahwa ada beberapa hal yang

sangat penting untuk mendapatkan perhatian kita sebelum kita melangkah lebih

jauh dalam pelajaran seni baca al-Quran ini.

Yang pertama, kita harus bisa membaca al-Quran dengan fasih dan

bertajwid. Sebab hal ini merupakan masalah yang pokok. Kalau kita hanya

mengejar lagu tanpa memerhatikan tajwid, ini merupakan satu kesalahan yang

sangat besar. Kedua-duanya harus berjalan secara harmonis. Membaca dengan

bertajwid, membaca dengan fasih, kemudian dilagukan secara harmonis.

Yang kedua, kita harus mempunyai bakat dan juga hobi. Kalau kita

mempunyai hobi untuk membaca al-Quran, itu dapat memberikan satu jaminan

6

Page 7: Makalah Qiraat

bahwa kita dapat berlatih secara kontinyu (istiqamah). Sedangkan dengan bakat

yang kita miliki, berarti kita memiliki suara yang bisa dibutuhkan dalam

memelajari al-Quran ini, dan juga kita memiliki pernafasan yang cukup.

Yang ketiga, yang tidak kurang pentingnya, sabar dan ikhlas. Kita harus

bersabar. Pelajaran ini betul-betul memerlukan kesabaran. Dalam memelajari seni

baca al-Quran ini, kita akan banyak menghadapi kesulitan-kesulitan. Sebabnya

adalah bahwa dalam seni baca al-Quran banyak hal-hal yang terkait di dalamnya.

Baik dari segi tajwidnya ataupun qiraatnya. Kita perlu memelajari bagaimana

pernafasan yang baik, bagaimana seluk-beluk lagu, dari lagu A, B, C, dan

sebagainya. Semua itu betul-betul memerlukan kesabaran.

Kemudian juga kita harus ikhlas. Ikhlas dalam arti betul-betul memelajari

seni baca al-Quran ini karena Allah semata. Dari mulai sekarang, coba canangkan

ini. Jangan sekali-kali punya tujuan memelajari seni baca al-Quran ini hanya

secara keduniawian. Misalnya hanya karena ingin menang dalam MTQ, hanya

sekadar mengejar karir, ataupun tujuan-tujuan yang lain. Dengan dasar inilah, ada

MTQ ataupun tidak, karena karir ataupun tidak, di mana kita berada dan kapan

saja, kita senantiasa mempelajari al-Quran.

Dalam MTQ ( Musabaqoh Tilawatil Qur’an ) ada beberapa materi

penilaian, antara lain :

1. Materi penilaian bidang tajwid, terdiri dari :

a. Makharijul huruf

b. Shifatul huruf

c. Ahkamul huruf

7

Page 8: Makalah Qiraat

d. Ahkamul mad wal qoshr

2. Materi penilaian bidang fashohah dan adab, terdiri dari :

a. Al Waqf wal – ibtida

b. Muroatul kalimat wal kharokat

c. Muroatul kalimat wal ayat

d. Adabut tilawah

3. Materi penilaian bidang irama dan suara, terdiri dari :

a. Suara

b. Irama dan variasi

c. Keutuhan dan tempo lagu

d. Pengaturan nafas

Kesalahan dalam bidang suara dan irama

1. Kesalahan dalam suara terdiri dari :

a. Suara kasar

b. Suara pecah

c. Suara parau

d. Suara lemah

2. Kesalahan dalam irama terdiri dari :

a. lagu yang tidak utuh

b. tempo lagu yang terlalu cepat atau terlalu lambat

c. irama dan variasi yang tidak indah

d. pengaturan nafas yang tidak terkendali

8

Page 9: Makalah Qiraat

Kesalahan dalam bidang Tajwid serta Fashohah dan adab ada dua macam :

1. Kesalahan Jali, yaitu kesalahan yang dapat merusak makna dan merusak

ketentuan Tajwid/ qiroat yang sah. Disebut Jali karena kesalahan itu diketahui

oleh ahli qiroat maupun yang bukan ahlinya

2. Kesalahan Khafi, yaitu kesalahan yang merusak ketentuan tajwid/qiroat, tetapi

tidak merusak makna. Disebut Khafi karena hanya diketahui oleh ulama ahli

qiroat saja.

9

Page 10: Makalah Qiraat

BAB III

KESIMPULAN

Di dalam melagukan Al-Quran atau taghonni dalam membaca Al-Quran

akan lebih indah diwarnai dengan macam-macam lagu. Untuk melagukan Al-

Quran, para ahli qurro di Indonesia membagi lagu atas 7 (tujuh) macam bagian.

Antara lain sebagai berikut:

1. Bayati

2. Shoba

3. Hijaz

4. Nahawand

5. Rost

6. Jiharkah

7. Sikah

10

Page 11: Makalah Qiraat

Daftar Pustaka

www. Ilmu Qiraat.com

www.google.sejarah Qiraat.com

http://jamiyatulqurowalhuffadzngoro.blogspot.com/2010/06/macam-macam-lagu-

dalam-seni-baca-al.html

http://taufiqur-tilawah.blogspot.com/2012/01/belajar-seni-baca-al-quran-

pengantar.html

11