Makalah Qashash Al qur'an
-
Upload
lutfyhikmah -
Category
Spiritual
-
view
2.746 -
download
62
Transcript of Makalah Qashash Al qur'an
QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“ Ulumul Qur’an “
Dosen Pengampu :
Afiful Ikhwan M.Pd I
Disusun Oleh :
Arsita Dewi ( 2013.4.047.0001.1.001672 )
Lutfi Himatunikmah ( 2013.4.047.0001.1.001687 )
Semester : PAI Smt-2
JURUSAN PAI
KAMPUS UNIT CAMPURDARAT
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
MUHAMMADIYAH (STAIM)
TULUNGAGUNG
APRIL 2014
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama
Islam.
Kemudian dari pada itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini
banyak yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan segala
hormat kami sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIM) Tulungagung Nurul
Amin M.Ag
2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam
penyusunan makalah ini Afiful Ikhwan M.Pd I
3. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam
penyelesaian makalah.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo'a
dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi
amal soleh di mata Allah SWT. Amin.
Dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu kami mengharapkan kritikan positif,
sehingga bisa diperbaiki seperlunya.
Akhirnya kami tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir
amalan kami dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi seluruh
pembaca. Amin Yaa Robbal 'Alamin.
(PENYUSUN)
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………….…..… i
Kata Pengantar …………………………………………………..…. ii
Daftar Isi …………………………………………………..…. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………... 1
B. Rumusan Masalah …………………………………….. 2
C. Tujuan Masalah ……………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
QASHASH AL-QUR’AN
A. Pengertian Qashash al Qur’an ........................................ 3
B. Macam-macam qashash al-qur’an .................................. 4
C. Faedah Qashash al-Qur’an .............................................. 5
D. Hikmah pengulangan qashash dalam al-qur’an .............. 6
E. Perbedaan kisah dalam al-qur’an dengan lainnya ........... 8
F. Pengaruh kisah Alqur’an dalam pendidikan ................... 9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ........................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an merupakan kalam Allah sebagai pedoman seluruh umat Islam
yang memiliki mukjizat paling besar. Untuk mengetahui kandungan Al-
Qur’an itu diperlukan suatu metode keilmuan yang dikenal dengan nama
ulumul qur’an.
Menurut Az-Zarqani, ulumul qur’an ialah studi yang membahas tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dilihat dari segi
turunnya, kemukjizatannya, penolakan hal-hal yang menimbulkan keraguan
terhadap Al-Qur’an dan sebagainya.
Suatu peristiwa yang berhubungan dengan sebab dan akibat dapat
menarik perhatian para pendengar. Apabila dalam peristiwa itu terselip pesan
dan pelajaran mengenai berita-berita bangsa terdahulu, rasa ingin tahu
merupakan faktor paling penting yang dapat menanamkan kesan peristiwa
tersebut ke dalam hati dan pada gilirannya akan terpengaruh dengan nasihat
dan pelajaran yang terkandung di dalamnya. Kesusastraan kisah dewasa ini
telah menjadi seni yang khas di antara seni-seni bahasa dan kesusastraan. Dan
“kisah yang benar” telah menggambarkannya dalam bentuk yang paling
tinggi, yaitu kisah-kisah Qur’an.
Secara garis besar makalah ini akan menjelaskan tentang pengertian kisah
Al-Qur’an, macam-macam kisah Al-Qur’an, faedah dari kisah-kisah dalam
Al-Qur’an, hikmah pengulangan kisah, perbedaan kisah dalam Al-Qur’an dan
pengaruh kisah al-Qur’an dalam pendidikan
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian qashash Al-qur’an?
2. Apa macam-macam qashash Al-qur’an?
3. Apa faidah qashash Al-qur’an?
4. Apa hikmah pengulangan qashash dalam Al-qur’an?
5. Apa perbedaan kisah dalam Al-qur’an dengan lainnya?
6. Apa pengaruh kisah Al-qur’an dalam pendidikan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui pengertian qashash alqur’an
2. Untuk Mengetahui macam-macam qashash alqur’an
3. Untuk Mengetahui faidah qashash al-qur’an
4. Untuk Mengetahui hikmah pengulangan qashash dalam al-qur’an
5. Untuk Mengetahui perbedaan kisah dalam al-qur’an dengan lainnya
6. Untuk Mengetahui pengaruh kisah alqur’an dalam pendidikan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Qashash al Qur’an
Secara etimologi qashash ( ص ص ق ) merupakan bentuk jamak dari kata
ة) yang berarti berita, kisah, perkara dan keadaan1 (ق ص
Sesuai firman ALLAH SWT:
( (26إن هذا لو القصص الق
"Sesungguhnya ini adalah kisah-kisah yang benar” ( Qs. Al Imron : 62)2
Sesuai firman ALLAH SWT:
ا على آثارها قصصا ) قال ذلك (26ما كنا ن بغ فارتد
"Dia (Musa) berkata,”Itulah (tempat) yang kita cari.” Lalu keduanya
kembali,mengikuti jejak mereka semula”. ( Qs. Al Kahfi : 64)3
Al-Qur’an telah menyebutkan kata kisah dalam beberapa konteks,
pemakian dan tashrif (konjugasi) nya: dalam bentuk fi’il madhi, fi’il
mudhari’, fi’il amr dan mashdar.
a) Secara terminologi, Qashash Al-Qur'an adalah kisah-kisah di
dalam Al-Qur'an yang menceritakan keadaan umat-umat terdahulu
dan Nabi-nabi mereka serta peristiwa-peristiwa yang terjadi masa
lampau, masa Sekarang dan masa yang akan datang.4
1 Nuraini Hidayah, Ulumul Qur’an. Dalam
http://nurainihidayah.blogspot.com/2013/05/ulumul-quran-kisah-kisah-qashash-
dalam.html diakses pada Sabtu, 22 Maret 2014 pukul 09.24 WIB.
2 Depag RI,Al qur’an Al kamil,( Jakarta,CV Darus Sunnah 2002) hal. 59
3 Depag RI,Al qur’an Al kamil,( Jakarta,CV Darus Sunnah 2002) hal. 302
4 Nuraini Hidayah, Ulumul Qur’an. Dalam
http://nurainihidayah.blogspot.com/2013/05/ulumul-quran-kisah-kisah-qashash-
dalam.html diakses pada Sabtu, 22 Maret 2014 pukul 09.40 WIB.
4
B. Macam-macam qashash al-qur’an
Menurut Manna al-Qaththan, kisah Qur’an dibagi kepada tiga yaitu:
A Kisah Anbiya’ yakni kisah yang mengandung dakwah mereka kepada
kaumnya, mukjizat-mukjizat yang memperkuat dakwahnya, sikap orang-orang
yang memusuhinya, tahapan-tahapan dakwah dan perkembangannya serta akibat-
akibat yang diterima oleh mereka yang mempercayai dan golongan yang
mendustakan. Seperti kisah Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, ‘Isa, Muhammad dan
nabi-nabi serta rasul lainnya.
B. Kisah yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa
lalu dan orang-orang yang tidak dipastikan kenabiannya. Seperti kisah Thalut dan
Jalut, Habil dan Qabil, dua orang putra Adam, Ashab al-Kahfi, Zulkarnain, Karun,
Ashab al-Sabti, Maryam, Ashab al-Ukhdud, Ashab al-Fil, dan lain-lain.
C. Kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
masa rasulullah. Seperti Perang Badar dan Uhud pada surat Ali Imran, perang
Hunain dan Tabuk pada surah Taubah, perang Ahzab dalam surah al-Ahzab,
hijrah nabi, Isra Mi’raj dan lain-lain.5
C. Faedah Qhashash al-Qur’an6
Allah menetapkan bahwa dalam kisah orang-orang terdahulu terdapat
hikmah dan pelajaran yang bagi orang-orang yang berakal, serta yang mampu
merenungi kisah-kisah itu, menemukan hikmah dan nasihat yang ada di dalamnya,
serta menggali pelajaran dan petunjuk hidup dari kisah-kisah tersebut. Allah juga
memerintahkan kita untuk ber-tadabbur terhadapnya, menyuruh untuk meneladani
kisah orang-orang yang sholeh dan mushlih, serta mengambil metode mereka
5 Mugni Sulaeman, Ulumul Qur’an. Dalam
http://mugnisulaeman.blogspot.com/2013/05/makalah-qashash-al-quran.html Diakses
pada Sabtu, 22 Maret 2014 pukul 10.00 WIB
6 Ihwanul Muttaqin, Ulumul Qur’an. Dalam
http://ihwan87.wordpress.com/2012/03/08/qashash-al-quran/ Diakses pada Ahad, 23
Maret 2014 pukul 08.30 WIB
5
dalam berdakwah dalam posisi kita sebagai makhluq dan kholifah di muka bumi
ini.
Di antara hikmah yang dapat kita ambil dari kajian kisah-kisah dalam al-
Qur’an seperti yang disebutkan oleh Ahmad Syadali dalam bukunya antara lain
sebagai berikut:
1. Menjelaskan asas-asas dan dasar-dasar dakwah agama Allah dan
menerangkan pokok pokok syari’at yang diajarkan oleh para Nabi.
2. Meneguhkan Hati Rasulullah SAW dan umatnya dalam mengamalkan
agama Allah (Islam), serta menguatkan kepercayaan para mukmin tentang
datangnya pertolongan Allah dan kehancuran orang-orang yang sesat.
3. Menyibak kebohongan para Ahli Kitab dengan hujjah yang membenarkan
keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan, dan menentang
mereka tentang isi kitab mereka sendiri sebelum kitab tersebut diubah dan
diganti seperti firman Allah;
زل الت حلا لبن إسرائيل إل ما حرم إسرائيل على كل الطعام كان بل أن ت ن ورا ن فسه من ق
لوها إن كنتم صادقني ) ورا فات (39قل فأتوا بالت
“Semua makanan itu halal bagi Bani Israil, kecuali makanan yang diharamkan
oleh Israil (Ya’qub) atas dirinya sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah(Muhammad),“Maka bawalah Taurat lalu bacalah, jika kamu orang-
orang yang benar.” (QS. Ali Imran: 93)7
1. Lebih meresapkan pendengaran dan memantapkan keyakinan dalam jiwa
para pendengarnya, karena kisah-kisah itu merupakan salah satu dari
bentuk peradaban.
2. Untuk memperlihatkan mukjizat al-Qur’an dan kebenaran Rasul di dalam
dakwah dan pemberitaannya mengenai umat-umat yang dahulu ataupun
keterangan-keterangan beliau
7 Depag RI,Al qur’an Al kamil,( Jakarta,CV Darus Sunnah 2002) Hal. 63
6
3. Memperlihatkan para Nabi dahulu dan kitab-kitabnya, serta mengabadikan
nama baik dan jasa-jasanya.
4. Menunjukkan kebenaran al-Qur’an dan kebenaran kisah-kisahnya, karena
segala yang dijelaskan Allah dalam al-Qur’an adalah benar.
5. Menanamkan pendidikan akhlaqul karimah dan mempraktekkannya,
karena kisah-kisah yang baik itu dapat meresap dalam hati nurani dengan
mudah dan baik.
D. Hikmah pengulangan qashash dalam al-qur’an
Menurut Manna’ Khalil al-Qattan dalam Mabahis fi ‘Ulumil Quran
menyebutkan, di antara hikmah diulang-ulangnya kisah dalam Al-Qur’an adalah:
a) Menjelaskan ke-balaghah-an Al-Qur’an. Sebab di antara keistimewaan
balaghah adalah mengungkapkan sebuah makna dalam berbagai macam
bentuk yang berbeda. Dan kisah yang berulang itu dikemukakan di setiap
tempat dengan uslub yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Serta
dituangkan dalam pola yang berlainan pula, sehingga tidak membuat orang
merasa bosan karenanya, bahkan dapat menambah ke dalam jiwanya makna-
makna baru yang tidak didapatkan saat membacanya di tempat lain.
b) Menunjukkan kehebatan mukjizat Al-Qur’an. Sebab mengemukakan
sesuatu makna dalam berbagai bentuk susunan kalimat di mana salah satu
bentuk pun tidak dapat ditandingi oleh sastrawan Arab, merupakan
tantangan dahsyat dan bukti bahwa Al-Qur’an itu datang dari Allah.
c) Memberikan perhatian besar terhadap kisah tersebut agar pesan-pesannya
lebih mantap dan melekat dalam jiwa. Hal ini karena pengulangan
merupakan salah satu cara pengukuhan dan indikasi betapa besarnya
perhatian.
d) Perbedaan tujuan yang karena kisah itu diungkapkan. Maka sebagian dari
makna-maknanya diterangkan di satu tempat, karena hanya itulah yang
7
diperlukan. Sedangkan makna-makna lain-nya dikemukakan di tempat yang
lain, sesuai dengan tuntutan keadaan.8
Dan hikmah pengulangan qashash yang lainnya adalah sebagai berikut:9
Penjelasan tentang urgensi kisah tersebut. Karena pengulangannya
menunjukkan bahwa kisah tersebut penting.
Penegasan kisah tersebut, agar lebih meresap ke dalam hati manusia.
Melihat kondisi zaman dan keadaan manusia pada saat itu. Oleh sebab itu,
kisah-kisah dalam surat Makkiyah biasanya lebih keras dan lebih ringkas.
Sementara kisah-kisah dalam surat-surat Madaniyah sebaliknya, lebih
lembut dan lebih panjang.
Menunjukkan kebenaran Al Qur’an dan menunjukkan bahwa Al Qur’an
berasal dari sisi Allah Ta’ala, di mana kisah-kisah tersebut dihadirkan
dalam bentuk yang berbeda-beda tanpa terdapat kontroversi di dalamnya.
E. Perbedaan kisah dalam al-qur’an dengan lainnya10
Kisah-kisah al-Qur’an memiliki karakteristik yang berbeda dengan kisah
atau cerita pada umumnya. Dalam al-Qur’an Allah menegaskan
نا إليك هذا الق رآن نن ن قص عليك أحسن القصص با أوحي
”Bahwa Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan alQuran ini kepadamu”.(QS. Yusuf : 3)11
Dari ayat tersebut jelas bahwa kisah yang dituturkan dalam al-Quran
secara kualitatif memiliki keunggulan dan karakter yang paling bagus
8 Ihwanul Muttaqin, Ulumul Qur’an http://ihwan87.wordpress.com/2012/03/08/qashash-al-
quran/ Diakses pada Ahad, 23 Maret 2014 pukul 08.45 WIB
9 Dwi Heriyanto. Ulumul Qur’an. Dalam
http://dwiheriyanto.wordpress.com/2009/05/28/hikmah-kisah-kisah-dalam-al-quran/
Diakses pada Senin, 24 Maret 2014 pukul 08.36 WIB
10 Nurul Hidayati Rofiah, Ulumul Qur’an. Dalam
http://nurulhidayatirofiah.blogspot.com/2011/10/kisah-al-quran-dan-implikasinya-
dalam.html Diakses pada 25 maret 2014 pukul 09.12 WIB 11 Depag RI,Al qur’an Al kamil,( Jakarta,CV Darus Sunnah 2002) Hal. 236
8
dibandingkan dengan cerita-cerita yang muncul dikalangan manusia secara umum.
Di antara karakteristik dan keistimewaan kisah dalam al-Quran adalah:
1. Kisah-kisah al-Qur’an berupa peristiwa nyata yang benar-benar terjadi
Kisah al-Qur’an bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
kitab-kitab terdahulu dan menjelaskan sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang beriman.
Al-Qur’an memberikan kisah yang tepat meskipun suatu peristiwa tersebut
telah terjadi dalam kurun berabad-abad yang lalu. Misalnya dalam kisah ‘Ad dan
Tsamud serta kehancuran kota Irom. Dimana pada tahun 1980 ditemukan bukti
sejarah secara arkeologi di kawasan Hisn al-ghurab dekat kota aden di Yaman
tentang adanya kota yang dinamakan “Tsamutu, Ad, dan Irom”.
Begitu pula tentang kisah tenggelam dan diselamatkannya badan Fir’aun,
dimana pada bulan Juni 1975, ahli bedah Prancis, Maurice Bucaille setelah
meneliti mumi Fir’aun ditemukan bahwa Fir’aun meninggal di laut dengan adanya
bekas-bekas garam yang memenuhi sekujur tubuhnya.
Kenyataan dan kebenaran kisah ini sekaligus dapat dipergunakan sebagai
media bagi peserta didik agar selalu berkata jujur dan benar. Kebohongan dan
kepalsuan dalam hidup haruslah dihindari agar dalam kehidupan benar mendapat
Ridha Allah SWT.
2. Kisah-kisah Al-Qur’an sejalan dalam kehidupan manusia
Meskipun Al-Qur’an merupakan kalam Allah, kisah-kisah yang
dituturkannya tidak terlepas dari kehidupan manusia. Karena itu, manusia dengan
cepat mampu memahami isyarat tersebut. Kesesuaian ini memberikan indikasi
bahwa kehidupan ini sudah selayaknya mengikuti pedoman dan petunjuk dari Al-
Qur’an jika ingin mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat.
3. Kisah-kisah al-Qur’an tidak sama dengan ilmu sejarah
Al-Qur’an memiliki karakteristik yang berbeda dengan sejarah yang ditulis
para sejarawan. Al-Qur’an tidak hanya membincangkan sejarah secara umum,
tetapi merupakan kisah pilihan yang mampu menguatkan keimanan. Dan didalam
kisah-kisah terdapat pelajaran yang dapat diambil oleh orang-orang berakal.
4. Kisah Al-Quran sering diulang-ulang
9
Al-Qur’an banyak mengandung kisah-kisah yang diungkapkan secara
berulang kali di beberapa tempat. Sebuah kisah terkadang berulang kali
disebutkan dalam Al-Qur’an dan di kemukakan dalam berbagai bentuk yang
berbeda. Demikian pula terkadang di kemukakan secara ringkas dan kadang-
kadang secara panjang lebar, dan sebagainya.
F. Pengaruh kisah Al-qur’an dalam pendidikan12
Penuturan kisah-kisah al-Qur’an sarat dengan muatan edukatif bagi
manusia khususnya pembaca dan pendengarnya. Kisah-kisah tersebut menjadi
bagian dari metode pendidikan yang efektif bagi pembentukan jiwa yang
mentauhidkan Allah SWT.
Karena itu ditegaskan Allah SWT
فكرون فاقصص القص ص لعلهم ي ت
“Maka kisahkanlah kisah-kisah agar mereka berpikir”.
(QS. Al A’raf: 176)13
Jika kita telaah lebih jauh, kebanyakan ayat-ayat Al-Qur’an yang terdapat
muatan kisah-kisah turun saat nabi Muhammad SAW di kota Mekkah (periode
Makkiyah). Periode tersebut prioritas dakwah Rasulullah lebih banyak
diarahkan pada penanaman akidah dan tauhid. Hal ini memberikan isyarat
bahwa kisah-kisah sangat berpengaruh bagi upaya untuk mendidik seseorang
yang awalnya belum memiliki keyakinan tauhid menjadi hamba Allah yang
bertauhid.
Selain itu pada periode Mekkah, nabi Muhammad juga banyak
mengadakan upaya penanaman akhlak karimah dari kebiasaan-kebiasaan
masyarakat jahilliyah yang tidak bermoral. Pemberian contoh kisah-kisah umat
terdahulu beserta akibat yang dialami bagi orang yang menentang perintah
Allah serta berperilaku tidak baik secara tidak langsung mengetuk hati orang
12 Nurul Hidayati Rofiah, Ulumul Qur’an. Dalam
http://nurulhidayatirofiah.blogspot.com/2011/10/kisah-al-quran-dan-implikasinya-
dalam.html Diakses pada Selasa, 25 maret 2014 pukul 09.47 WIB
13 Depag RI,Al qur’an Al kamil,( Jakarta,CV Darus Sunnah 2002) Hal. 174
10
yang merenungkan hikmah dibalik kisah tersebut. Kisah menjadi sarana yang
lembut untuk merubah kesalahan dan kekufuran suatu komunitas masyarakat,
dengan tidak secara langsung menggurui atau menyalahkan mereka.
Dalam dunia pendidikan, pola pendidikan yang hanya menggunakan
metode ceramah secara monolog tentu sangat membosankan bagi peserta didik,
terlebih di kalangan peserta didik pemula pada tingkat SD/MI. Seorang
pendidik harus mampu memberikan variasi metode pembelajaran dengan
menyisipi berbagai kisah dan cerita yang relevan dengan kompetensi dan
materi pembelajaran.
Kita jumpai begitu banyaknya penayangan film baik dalam layar lebar
maupun layar kaca, penayangan sinetron, teater, kesenian tradisional wayang
dan ketoprak merupakan bagian tak terpisahkan dari bentuk kisah-kisah atau
cerita yang dikemas dalam berbagai media.
Semua media kisah tersebut tentu memberikan pengaruh bagi sikap
(afektif) maupun kejiwaan para pemirsa maupun pendengarnya. Kenyataan ini
menunjukkan betapa pentingnya kisah-kisah bagi kehidupan manusia. Oleh
karena itu, sangatlah tepat jika dalam al-Qur’an terdapat kisah-kisah ataupun
cerita-cerita yang bisa dijadikan rujukan bagi kehidupan manusia.
Dunia pendidikan pada hakikatnya menjadi upaya menjelaskan hasil
eksperimentasi sebuah kisah kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dalam
pendidikan kisah-kisah yang positif dijadikan rujukan. Pengambilan kisah
teladan ini sekaligus memiliki kesamaan dengan misi al-Qur’an yaitu
membawa manusia kepada sosok insan paripurna (al-insan al-kamil) yang
memiliki budi pekerti yang luhur (al-akhlaq al-karimah).
Begitu pula selaras dengan misi Rasulullah SAW yang diutus untuk
membawa rahmat bagi alam semesta.
Pendidikan yang baik adalah yang juga akan membawa manusia serta
kehidupan di dunia ini bisa sejahtera secara lahir dan batin, suatu kehidupan
yang dipenuhi dengan sikap saling merahmati antar sesama manusia bahkan
juga dengan makhluk lainnya.
11
Fenomena global warming (pemanasan global) yang saat ini menimpa
masyarakat dunia merupakan salah satu kasus masih jauhnya realitas
kehidupan manusia di era globalisasi dan industrialisasi dari kesejahteraan dan
rahmat yang sejati. Terlebih dengan masih banyaknya peperangan dan
pertumpahan darah di muka bumi. Karena itu kemajuan iptek yang tidak
dilandasi akhlak yang mulia bukanlah suatu hasil pendidikan, namun justru
akan menghantarkan manusia pada jurang kehancuran sebagaimana telah
dikisahkan dalam al-Qur’an atas bangsa-bangsa terdahulu, seperti bangsa
Tsamud, bangsa Ad, dan lain sebagainya.
Kisah juga menjadi media yang efektif untuk memberikan peringatan
kepada peserta didik agar tidak terjerumus dalam berbagai kemaksiatan
maupun kejahatan. Dengan suatu cerita atau kisah peserta didik akan mendapat
sentuhan nilai-nilai yang akan berpengaruh terhadap karakternya.
Seorang guru dapat menempatkan kisah atau cerita dalam proses
pembelajaran. Materi pelajaran sangat menentukan pemilihan metode ini.
Selain mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang memang berisi sejarah
masa lalu, pada materi Pendidikan Agama Islam yang lain seperti al-Qur’an
Hadist, Aqidah Akhlak ataupun Fikih bisa juga memanfaatkan metode
pembelajaran yang menekankan pada kisah-kisah al-Qur’an. Pemberian kisah-
kisah tersebut bisa disisipkan di tengah-tengah materi pelajaran agar anak didik
tidak jenuh dan bosan terhadap materi.
Di samping itu pula pada pembelajaran al-Qur’an Hadist diperlukan
uraian dan penjelasan yang disertai cerita-cerita dalam al-Qur’an untuk
menguatkan penjelasan seorang guru baik dari sebab-sebab turunnya ayat
alQur’an yang dipelajari atau sebab-sebab munculnya suatu hadist. Sementara
dalam pembelajaran Akidah Akhlak penggunaan kisah-kisah al-Qur’an sangat
diperlukan agar internalisasi nilai-nilai keimanan benar-benar tertanam pada
pribadi peserta didik.
Begitu pula dengan pembentukan pribadi yang berakhlak mulia, sangat
memerlukan contoh-contoh teladan yang bisa dijumpai pada kisah al-Qur’an.
Sementara dalam pembelajaran Fikih, untuk memberikan semangat pada
12
peserta didik untuk menjalankan hukum Islam baik berupa ibadah shalat,
puasa, zakat, haji maupun ibadah-ibadah yang lain sangat tepat apabila
diberikan kisah-kisah yang mendukung upaya menunaikan ibadah tersebut,
sehingga peserta didik lebih mudah meneladani dan mengikutinya.
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Secara etimologi qashash ( ص ص ق ) merupakan bentuk jamak dari kata ( ةص ق )
yang berarti berita, kisah, perkara dan keadaan
Secara terminologi, Qashash Al-Qur'an adalah kisah-kisah di dalam Al-Qur'an
yang menceritakan keadaan umat-umat terdahulu dan Nabi-nabi mereka serta
peristiwa-peristiwa yang terjadi masa lampau, masa Sekarang dan masa yang akan
datang
2. Menurut Manna al-Qaththan, kisah Qur’an dibagi kepada tiga yaitu:
1. kisah para nabi terdahulu.
2. kisah yang berhubungan dengan kejadian pada
masa lalu dan orang-orang yang tidak disebutkan
kenabiannya.
3. kisah-kisah yang terjadi pada masa Rasulullah.
3. Di antara faedah yang dapat kita ambil dari kajian kisah-kisah dalam al-Qur’an
seperti yang disebutkan oleh Ahmad Syadali dalam bukunya antara lain sebagai
berikut:
a. Menjelaskan asas-asas dan dasar-dasar dakwah agama Allah dan
menerangkan pokok pokok syari’at yang diajarkan oleh para Nabi.
b. Meneguhkan Hati Rasulullah SAW dan umatnya dalam mengamalkan
agama Allah (Islam), serta menguatkan kepercayaan para mukmin tentang
datangnya pertolongan Allah dan kehancuran orang-orang yang sesat.
c. Menyibak kebohongan para Ahli Kitab dengan hujjah yang membenarkan
keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan, dan menentang
14
mereka tentang isi kitab mereka sendiri sebelum kitab tersebut diubah dan
diganti.
4. Menurut Manna’ Khalil al-Qattan dalam Mabahis fi ‘Ulumil Quran
menyebutkan, di antara hikmah diulang-ulangnya kisah dalam Al-Qur’an adalah:
1. Menjelaskan ke-balaghah-an Al-Qur’an.
2. Menunjukkan kehebatan mukjizat Al-Qur’an
3. Memberikan perhatian besar terhadap kisah tersebut agar pesan-
pesannya lebih mantap dan melekat dalam jiwa.
4. Perbedaan tujuan yang karena kisah itu diungkapkan.
5. Karakteristik kisah Al-Qur’an yaitu Kisah-kisah al-Qur’an berupa peristiwa
nyata yang benar-benar terjadi, Kisah-kisah Al-Qur’an sejalan dalam kehidupan
manusia, Kisah-kisah al-Qur’an tidak sama dengan ilmu sejarah, Kisah Al-Quran
sering diulang-ulang.
6. Penuturan kisah-kisah al-Qur’an sarat dengan muatan edukatif bagi manusia
khususnya pembaca dan pendengarnya. Kisah-kisah tersebut menjadi bagian dari
metode pendidikan yang efektif bagi pembentukan jiwa yang mentauhidkan Allah
SWT
15
DAFTAR PUSTAKA
Depag RI,Al qur’an Al kamil,( Jakarta,CV Darus Sunnah 2002)
Heriyanto, Dwi. 2009. Ulumul Qur’an, dalam
http://dwiheriyanto.wordpress.com/2009/05/28/hikmah-kisah-
kisah-dalam-al-quran/, diakses pada Senin, 24 Maret 2014.
Hidayah, Nuraini, Ulumul Qur’an, dalam
http://nurainihidayah.blogspot.com/2013/05/ulumul-quran-
kisah-kisah-qashash-dalam.html, diakses pada Sabtu, 22
Maret 2014.
Muttaqin, Ihwanul. 2012. Ulumul Qur’an, dalam
http://ihwan87.wordpress.com/2012/03/08/qashash-al-quran/,
diakses pada Minggu, 23 Maret 2014
Rofiah, Nurul Hidayati. 2011. Ulumul Qur’an, dalam
http://nurulhidayatirofiah.blogspot.com/2011/10/kisah-al-
quran-dan-implikasinya-dalam.html, diakses pada Selasa, 25
maret 2014
Sulaeman, Mugni. 2013. Ulumul Qur’an, dalam
http://mugnisulaeman.blogspot.com/2013/05/makalah-qashash-
al-quran.html, diakses pada Sabtu, 22 Maret 2014.