MAKALAH PTM

16
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan, tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya. Alhasil, berdirilah bangunan fenomenal, seperti Candi Borobudur atau Candi Prambanan di Indonesia ataupun jembatan di Cina yang menurut legenda menggunakan ketan sebagai perekat. Ataupun menggunakan aspal alam sebagaimana peradaban di Mahenjo Daro dan Harappa di India ataupun bangunan kuno yang dijumpai di Pulau Buton. Peristiwa tadi menunjukkan dikenalnya fungsi semen sejak zaman dahulu. Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100-1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran. Pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an M), John Smeaton, seorang insinyur asal Inggris menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun menara suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris. Material itu sendiri adalah benda yang dengan sifat-sifatnya yang khas dimanfaatkan dalam bangunan, mesin, peralatan atau produk. Dan Sains material yaitu suatu cabang ilmu yan meliputi pengembangan dan penerapan pengetahuan yang mengkaitkan Page 1

Transcript of MAKALAH PTM

Page 1: MAKALAH PTM

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal

bangunan, tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek

moyang merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat

putih telur, ketan atau lainnya. Alhasil, berdirilah bangunan fenomenal,

seperti Candi Borobudur atau Candi Prambanan di Indonesia ataupun

jembatan di Cina yang menurut legenda menggunakan ketan sebagai

perekat. Ataupun menggunakan aspal alam sebagaimana peradaban di

Mahenjo Daro dan Harappa di India ataupun bangunan kuno yang dijumpai

di Pulau Buton.

Peristiwa tadi menunjukkan dikenalnya fungsi semen sejak zaman

dahulu. Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat

bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu

vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di

Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana.

Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun

1100-1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran.

Pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-

an M), John Smeaton, seorang insinyur asal Inggris  menemukan kembali

ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan

memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun

menara suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris.

Material itu sendiri adalah benda yang dengan sifat-sifatnya yang khas

dimanfaatkan dalam bangunan, mesin, peralatan atau produk. Dan Sains

material yaitu suatu cabang ilmu yan meliputi pengembangan dan

penerapan  pengetahuan yang mengkaitkan komposisi, struktur dan

pemrosesan material dengan sifat-sifat kegunaannya.semen termasuk

material yang sangat akrab dalam kehidupan kita sehari-hari.

Page 1

Page 2: MAKALAH PTM

1.2 Perumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan semen itu sendiri ?

b. Bagaimana pengaruh bahan penyusun terhadap jenis-jenis semen ?

c. Bagaimana karakteristik dari setiap jenis-jenis semen ?

d. Bagaimana proses pembuatan semen dalam industry semen ?

e. Seberapa besar pengaruh industry semen terhadap lingkungan ?

f. Bagaimana menanggulangi dampak industry semen terhadap lingkungan ?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk:

a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan semen

b. Mengetahui apa saja jenis-jenis semen

c. Mengetahui bagaimana karakteristik semen

d. Mengetahui proses pembuatan semen dalam industri semen

e. Mengetahui bagaimana pengaruh atau dampak dari industri semen terhadap

lingkungan

f. Mengetahui bagaimana cara menanggulangi dampak negatif dari industri

semen

Page 2

Page 3: MAKALAH PTM

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Semen

Semen berasal dari kata Caementum yang berarti bahan perekat yang

mampu mempesatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu

kesatuan yang kokoh atau suatu produk yang mempunyai fungsi sebagai

bahan perekat antara dua atau lebih bahan sehingga menjadi suatu bagian

yang kompak atau dalam pengertian yang luas adalah material plastis yang 

memberikan sifat rekat antara batuan-batuan konstruksi bangunan.

Usaha untuk membuat semen pertama kali dilakukan dengan cara

membakar batu kapur dan tanah liat. Joseph Aspadain yang merupakan

orang inggris, pada tahun 1824 mencoba membuat semen dari kalsinasi

campuran batu kapur dengan tanah liat yang telah dihaluskan, digiling, dan

dibakar menjadi lelehan dalam tungku, sehingga terjadi penguraian batu

kapur (CaCO3) menjadi batu tohor (CaO) dan karbon dioksida(CO2). Batu

kapur  tohor (CaO) bereaksi dengan senyawa-senyawa lain membemtuk

klinker kemudian digiling sampai menjadi tepung yang kemudian dikenal

dengan Portland.

2.2 Jenis-Jenis  Semen

No. SNI Nama

SNI 15-0129-2004 Semen portland putih

SNI 15-0302-2004 Semen portland pozolan / Portland Pozzolan

Cement (PPC)

SNI 15-2049-2004 Semen portland / Ordinary Portland Cement

(OPC)

SNI 15-3500-2004 Semen portland campur

SNI 15-3758-2004 Semen masonry

Page 3

Page 4: MAKALAH PTM

SNI 15-7064-2004 Semen portland komposit

a. Semen Portland

Semen portland adalah suatu bahan konstruksi yang paling banyak

dipakai serta merupakan jenis semen hidrolik yang terpenting.

Penggunaannya antara lain meliputi beton, adukan, plesteran,bahan

penambal, adukan encer (grout) dan sebagainya.Semen portland

dipergunakan dalam semua jenis beton struktural seperti tembok, lantai,

jembatan, terowongan dan sebagainya, yang diperkuat dengan tulangan

atau tanpa tulangan. Selanjutnya semen portland itu digunakan dalam

segala macam adukan seperti fundasi,telapak, dam,tembok penahan,

perkerasan jalan dan sebagainya.Apa bila semen portland dicampur dengan

pasir atau kapur, dihasilkan adukan yang dipakai untuk pasangan bata atau

batu,atau sebagai bahan plesteran untuk permukaan tembok sebelah luar

maupun sebelah dalam.

Bilamana semen portland dicampurkan dengan agregat kasar (batu

pecah atau kerikil). dan agregat halus (pasir) kemudian dibubuhi air,maka

terdapatlah beton. Semen portland didefinisikan sesuai dengan ASTM C150,

sebagai semen hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang

terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang pada umumnya mengandung satu

atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling

bersama dengan bahan utamanya. Perbandingan-perbandingan bahan

utama dari semen portland adalah sebagai berikut:

Semen alam adalah sebuah semen hidrolik yang dihasilkan dengan

pembakaran batu kapur yang mengandung lempung, terdapat secara

alamiah, pada suhu lebih rendah dari suhu pengerasan dan kemudian

menggilingnya menjadi serbuk halus.Kadar silika, alumina dan oxida besi

cukup untuk mendapat gabungkan diri dengan kalsiumoxida sehingga terjadi

senyawa-senyawa kalsium silikat dan aluminat, yang dapat dianggap

mempunyai sifat-sifat hidrolik seperti semen alam. Kita kenal dua jenis

semen alam, jenis pertama pada umumnya dipergunakan dalam konstruksi

beton bersamasama dengan semen portland.Jenis kedua adalah semen yang

Page 4

Page 5: MAKALAH PTM

telah dibubuhi bahan pembantu yaitu udara, jenis semen kedua ini fungsinya

sama seperti yang telah diutarakan diatas. Semen alam tidak boleh

digunakan di tempat-tempat yang tidak terlindung terhadap pengaruh cuaca

langsung, akan tetapi dapat dipergunakan dalam adukan atau beton yang

tidak pernah akan mengalami tegangan tinggi, atau dalam keadaan yang

membutuhkan banyak bahan namun sama sekali tidak memperhitungkan

kekuatan bahan tersebut.

b. Semen masonry

Semen hidrolis, yang digunakan terutama dalam pekerjaan menembok

dan memplester konstruksi, yang terdiri dari campuran dari semen portland

atau campuran semen hidrolis dengan bahan yang bersifat menambah

keplastisan (seperti batu kapur, kapur yang terhidrasi atau kapur hidrolis)

bersamaan dengan bahan lain yang digunakan untuk meningkatkan satu

atau lebih sifat seperti waktu pengikatan (setting time), kemampuan kerja

(workability), daya simpan air (water retention), dan ketahanan (durability)

1.      semen masonry jenis N

semen masonry yang digunakan untuk pembuatan adukan pasangan,

sehingga adukan pasangan yang dihasilkan memenuhi syarat mutu adukan

pasangan jenis N, atau bila ditambahkan semen portland atau semen

hidrolis, campuran dapat menghasilkan adukan pasangan yang memenuhi

syarat mutu jenis S atau M

2.      semen masonry jenis S

semen masonry yang digunakan untuk pembuatan adukan pasangan ,

sehingga adukan pasangan yang dihasilkan memenuhi syarat mutu jenis S

atau bila ditambahkan semen portland atau semen hidrolis, campuran dapat

menghasilkan adukan pasangan yang memenuhi syarat mutu jenis M

3.      semen masonry jenis M

semen masonry yang digunakan untuk pembuatan adukan pasangan,

sehingga adukan pasangan yang dihasilkan memenuhi syarat mutu jenis M

4.      semen portland campur

Page 5

Page 6: MAKALAH PTM

suatu bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-sama dari terak

semen portland dan gips dengan satu atau lebih bahan organik yang bersifat

tidak bereaksi (inert)

5.      pasir standar Ottawa

pasir silika yang terdiri dari hampir seluruhnya kuarsa murni yang dibulatkan

secara alami dan digunakan untuk penyiapan mortar pada pengujian semen

hidrolis

6.      pasir gradasi

pasir standar Ottawa yang digradasi dengan menggunakan antara ayakan

0,600 mm (No.30) dan ayakan 0,150 mm (No.100)

7.      pasir standar gradasi Ottawa 20 – 30

pasir standar yang sebagian besar lolos ayak 0,850 mm (No.20) dan

tertahan pada ayakan 0,600 mm (No.30)

2.3 Petunjuk pemilihan semen masonry

Petunjuk dan pemilihan semen masonry dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah

ini:

Tabel 1 Petunjuk pemilihan semen masonry

no Lokasi Jenis bangunan Jenis mortar

Disarank

an

Pilihan

1.

2.

Bangunan tidak

terlindungi

cuaca

- Bangunan atas

- Bangunan

bawah

- Dinding penahan

beban

- Dinding tidak

menahan

beban

- Dinding sandaran

Pondasi, penguat

lubang,selokan,troto

S

N

N

S

M

M atau S

S

M atau N

M

Page 6

Page 7: MAKALAH PTM

3.

Bangunan

terlindungi

cuaca

ar, teras

Dinding penahan

beban

Partisi menahan

beban

Partisi tidak

menahan

Beban

S

S

N

M

S atau M

2.4 Karakterisasi Material Semen

Sifat-Sifat Semen Portland:

a. Hiderasi Semen

Hiderasi semen adalah reaksi antara komponen-komponen semen

dengan air. Untuk mengetahui hiderasi semen, maka harus mengenal

hiderasi dari senyawa-senyawa yang terkandung  dalam semen ( C2S, C3S,

C3A, C4AF)

b. Hiderasi Kalsium Silikat ( C2S, C3S)

Kalsium Silikat di dalam air akan terhidrolisa menjadi kalsium

hidroksidsa Ca(OH)2 dan kalsium silikat hidrat (3CaO.2SiO2.3H2O) pada

suhu 30oC

2 (3CaO.2SiO2) + 6H2O                 3CaO.2SiO2.3H2O + 3 Ca(OH)2

2 (3CaO.2SiO2) + 4H2O                 3CaO.2SiO2.2H2O +  Ca(OH)2

Page 7

Page 8: MAKALAH PTM

Kalsium Silikat hidrat (CSH) adalah silikat di dalam kristal yang tidak

sempurna, bentuknya padatan berongga yang sering disebut Tobermorite

Gel.

Adanya kalsium hidroksida akan membuat pasta semen bersifat basa

(pH= 12,5) hal ini dapat menyebabkan pasta semen sensitive terhadap

asam kuat tetapi dapat mencegah baja mengalami korosi.

c. Hiderasi C3A

Hiderasi C3A dengan air yang berlebih pada suhu 30oC akan

menghasilkan kalsium alumina hidrat (3CaO. Al2O3. 3H2O) yang mana

kristalnya berbentuk kubus di dalam semen karena adanya gypsum maka

hasil hiderasi C3A sedikit berbeda. Mula-mula C3A akan bereaksi

dengan gypsum menghasilkan sulfo aluminate yang kristalnya berbentuk

jarum dan biasa disebut ettringite namun pada akhirnya gypsum bereaksi

semua, baru terbentuk kalsium alumina hidrat (CAH).

Hiderasi C3A tanpa gypsum (30oC):

3CaO. Al2O3+  6H2O                       3CaO. Al2O3. 6H2O

Hiderasi C3A dengan gypsum (30oC):

3CaO. Al2O3 + 3 CaSO4+ 32H2O            3CaO.Al2O3 + 3 CaSO4 +  32H2O

Penambahan gypsum pada semen dimaksudkan untuk menunda

pengikatan, hal ini disebabkan karena terbentuknya lapisan ettringite

pada permukaan-permukaan Kristal C3A.

d. Hiderasi C4AF (30 H2O oC)

4CaO. Al2O3. Fe2O3+ 2Ca(OH)2+10H2O                4CaO.Al2O3.6H2O  

+ 3CaO.Fe2O3.6H2O

e. Setting dan Hardening

Setting dan Hardening adalah pengikatan dan penerasan semen

setelah terjadi reaksi hiderasi. Semen apabila dicampur dengan air akan

menghasilkan pasta yang plastis dan dapat dibentuk (workable) sampai

beberapa waktu karakteristik dari pasta tidak berubah dan periode ini

sering disebut Dorman Period (period tidur).

Page 8

Page 9: MAKALAH PTM

Pada tahapan berikutnya pasta mulai menjadi kaku walaupun masih ada

yang lemah, namun suhu tidak dapat dibentuk (unworkable). Kondisi ini

disebut Initial Set, sedangkan waktu mulai dibentuk (ditambah air) sampai

kondisi Initial Set disebut Initial Setting Time (waktu pengikatan awal).

Tahapan berikutnya pasta melanjutkan kekuatannya sehingga didapat

padatan yang utuh dan biasa disebut Hardened Cement Pasta. Kondisi ini

disebut final Set sedangkan waktu yang diperlukan untuk mencapai

kondisi ini disebut Final Setting Time (waktu pengikatan akhir). Proses

penerasan berjalan terus berjalan seiring dengan waktu akan diperoleh

kekuatan proses ini dikenal dengan nama Hardening.

Waktu pengikatan awal dan akhir dalam semen dalam prakteknya sangat

penting, sebab waktu pengikatan awal akan menentukan panjangnya

waktu dimana campuran semen masih bersifat plastik. Waktu pengikatan

awal minimum 45 menit sedangkan   waktu akhir maksimum 8 jam.

Reaksi pengerasan

C2S + 5H2O                                              C2S. 5H2O

C3S + 5H2O                                              C2S6. 5H2O + 13 Ca(OH)2

C3A+ 3Cs+ 32H2O                                   C3A. 3Cs+.32H2O

C4AF + 7H2O                                           C3A.6 H2O+ CF. H2O

MgO+ H2O                                               Mg(OH)2

f. Panas Hiderasi

Panas hiderasi adalah panas yang dilepaskan selama semen

mengalami proses hiderasi. Jumlah panas hiderasi yang terajdi

tergantung, tipe semen, kehalusan semen, dan perbandingan antara air

dengan semen.

Kekerasan awal semen yang tinggi dan panas hiderasi yang besar

kemungkinan terajadi retak-retak pada beton, hal ini disebabkan oleh

fosfor yang timbul sukar dihilangkan sehingga terajdi pemuaian pada

proses pendinginan.

g. Penyusutan

Page 9

Page 10: MAKALAH PTM

Ada tiga macam penyusutan yang terjadi di dalam semen,

diantaranya:

Drying Shringkage ( penyusutan karean pengeringan)

Hideration  Shringkage (penyuautan karena hiderasi)

Carbonation Shringkage (penyuautan karena karbonasi)

Yang paling berpengaruh pada permukaan beton  adalah Drying

Shringkage, penyusutan ini terjadi karena penguapan selama

proses setting dan hardening. Bial besaran kelembabannya dapat dijaga,

maka keretakan beton dapat dihindari. Penyusutan ini dioengaruhi juga

kadar C3A yang terlalu tinggi.

h. Kelembaban

Kelembaban timbul karena semen menyerap uaap air dan CO2 dan

dalam jumlah yang cukup banyak sehigga terjadi penggumpalan. Semen

yang menggumpal kualitasnya akan menurun karena bertambahnya Loss

On Ignition (LOI) dan menurunnya spesifik  gravity sehingga kekuatan

semen menurun, waktu pengikatan dan pengerasan semakin lama, dan

terjadinya    false set.

Loss On  Ignation (Hilang Fajar)

Loss On  Ignation dipersyaratkan untuk mencegah adanya mineral-mneral

yang terurai pada saat pemijaran, dimana proses ini menimbulkan

kerusakan pada batu setelah beberapa tahun kemudian.

i. Spesifik Gravity

Spesifik Gravity dari semen merupakan informasi yang sangat penting

dalam perancangan beton. Didalam pengontrolan kualitas Spesifik

gravity digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kesempurnaan

pembakaran klinker, dan juga menetahui apakah klinker tercampur

dengan impuritis.

j. False Set

Page 10

Page 11: MAKALAH PTM

Proses yang terjadi bila adonan mengeras dalam waktu singkat. False

Set dapat dihindari dengan melindungi semen dari pengaruh udara luar,

sehingga alkali karbonat tidak terbentuk didalam semen.

2.5 Pembuatan Semen

Langkah Utama Proses Produksi Semen adalah:

a. Penggalian/Quarrying

Terdapat dua jenis material yang penting bagi produksi semen:

Pertama adalah material yang kaya akan kapur atau material yang

mengandung kapur (calcareous materials) seperti batu gamping, kapur,

dll.

Kedua adalah material yang kaya akan silika atau material mengandung

tanah liat (argillaceous materials) seperti tanah liat. Batu gamping dan

tanah liat dikeruk atau diledakkan dari penggalian dan kemudian diangkut

ke alat penghancur.

b. Penghancuran

Penghancur bertanggung jawab terhadap pengecilan ukuran primer

bagi  material yang digali.

c. Pencampuran Awal

Material yang dihancurkan melewati alat analisis on-line untuk

menentukan komposisi tumpukan bahan.

d. Penghalusan dan Pencampuran Bahan Baku

Sebuah belt conveyor mengangkut tumpukan yang sudah dicampur

pada tahap awal ke penampung, dimana perbandingan berat umpan

disesuaikan dengan jenis klinker yang diproduksi. Material kemudian

digiling sampai kehalusan yang diinginkan.

Page 11

Page 12: MAKALAH PTM

e. Pembakaran dan Pendinginan Klinker

Campuran bahan baku yang sudah tercampur rata diumpankan ke pre-

heater, yang merupakan alat penukar panas yang terdiri dari serangkaian

siklon dimana terjadi perpindahan panas antara umpan campuran bahan

baku dengan gas panas dari kiln yang berlawanan arah. Kalsinasi parsial

terjadi pada pre‐heater ini dan berlanjut dalam kiln, dimana bahan baku

berubah menjadi agak cair dengan sifat seperti semen. Pada kiln yang

bersuhu 1350-1400°C, bahan berubah menjadi bongkahan padat

berukuran kecil yang dikenal dengan sebutan klinker, kemudian dialirkan

ke pendingin klinker, dimana udara pendingin akan menurunkan suhu

klinker hingga mencapai 100 °C.

f. Penghalusan Akhir

Dari silo klinker, klinker dipindahkan ke penampung klinker dengan

dilewatkan timbangan pengumpan, yang akan mengatur perbandingan

aliran bahan terhadap bahan-bahan aditif. Pada tahap ini, ditambahkan

gipsum ke klinker dan diumpankan ke mesin penggiling akhir. Campuran

klinker dan gipsum untuk semen jenis 1 dan campuran klinker, gipsum

dan posolan untuk semen jenis P dihancurkan dalam sistim tertutup

dalam penggiling akhir untuk mendapatkan kehalusan yang dikehendaki.

Semen kemudian dialirkan dengan pipa menuju silo semen.

2.6 Dampak dari Industri Semen

a. Eksplorasi yang terus menerus dan berlebihan, pasti akan mengganggu

keseimbangan lingkungan. Misalnya, berkurangnya ketersediaan air

tanah.

b. Seiring dengan proses produksi semen, dihasilkan pula gas karbon

dioksida (CO2) dalam jumlah yang banyak sehingga sangat

mempengaruhi kondisi atmosfer dan mempercepat terjadinya

pemanasan global. Misalnya: Meningkatnya suhu udara perkotaan.

Menurut International Energy Authority: World Energy Outlook, produksi

Page 12

Page 13: MAKALAH PTM

semen ortland menyumbang tujuh persen dari keseluruhan karbon

dioksida yang dihasilkan berbagai sumber.

c. produksi semen juga menimbulkan dampak tersebarnya abu ke udara

bebas sehingga mengakibatkan penyakit gangguan pernafasan. Studi

kesehatan lingkungan menyebutkan, bahwa debu semen merupakan

debu yang sangat berbahaya bagi kesehatan, karena dapat

mengakibatkan penyakit sementosis.

d. Penurunan kualitas dari segi kesuburan tanah akibat penambangan

tanah liat

e. Kualitas air bertambah buruk akibat limbah cair dari pabrik dalam bentuk

minyak dan sisa air dari kegiatan penambangan, yang menimbulkan

lahan kritis yang mudah terkena erosi, yang akan mengakibatkan

pendangkalan dasar sungai, yang pada akhirnya akan menimbulkan

masalah banjir pada musim hujan

f. Kuantitas air atau debit air menjadi berkurang karena hilangnya vegetasi

pada suatu lahan akan mengakibatkan penyerapan air hujan oleh tanah

di tempat itu menjadi berkurang, sehingga persediaan air tanah menjadi

menipis, akibatnya persediaan ait tanah menjadi makin sedikit. Akibat

lanjutan adalah sungai menjadi kering pada musim kemarau dan

sebaliknya sungai akan banjir (debit air menjadi sangat tinggi) karena

tanah tidak mampu lagi menyerap air yang mengalir terlalu cepat

g. Kebisingan yang terdiri dari tiga jenis sumber bunyi :

Mesin-mesin yang digunakan dalam pabrik,

Alat-alat besar seperti traktor yang dipakai pada waktu

pengambilan bahan baku,

Dentuman dinamit yang digunakan pada waktu pengambilan kapur

h. Berkurangnya keanekaragaman flora, berubahnya pola vegetasi dan

jenis endemik, berubahnya pembentukkan klorofil dan proses fotosintesa

i. Berkurangnya keanekaragaman fauna (burung, hewan tanah dan hewan

langka). Berubahnya habitat air dan habitat tanah tempat hidup hewan-

hewan tersebu

2.7 Penanggulangan

Page 13

Page 14: MAKALAH PTM

a. Menerapkan pola produksi blended cement yang bisa menurunkan

separuh emisi CO2

b. Mengganti sebagian bahan-bahan dalam pembuatan semen dengan

bahan yang lebih ramah lingkungan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Semen berasal dari kata Caementum yang berarti bahan perekat yang

mampu mempesatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu

kesatuan yang kokoh. Beberapa jenis semen diantaranya semen portland

putih, semen portland pozolan, semen portland / Ordinary Portland Cement

(OPC), semen portland campur, semen masonry, semen portland komposit.

Langkah utama proses produksi semen diantaranya penggalian,

penghancuran, pencampuran awal, penghalusan dan pencampuran bahan

baku, pembakaran, pendinginan klinker dan penghalusan akhir.

Dampak dari industri semen diantaranya pencemaran lingkungan,

polusi udara dan suara, dan lain-lain.

3.2 Saran

Penggalian dan pengolahan semen sangat mendukung kemajuan suatu

Negara, tetapi yang jangan dilupakan adalah masalah limbah. Untuk

mengatasi permasalah tersebut diperlukan kerjasama dari berbagai pihak,

diantaranya:

a. Industri, diharapkan sebelum membuang limbah pabriknya harus

dimenetralisasinya atau mendaurnya.

b. Pemerintah, diharapkan melakukan pengawasan yang ketat terhadap

industri-industri, terutama dalam masalah penanggulangan limbahnya.

c. Masyarakat, diharapkan turut serta dalam melakukan pengawasan kinerja

industri-industri terutama masalah penanggulangan limbahnya.

Page 14

Page 15: MAKALAH PTM

Page 15