MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

36
JURUSAN TEKNIK SIPIL S1 FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS RIAU Kampus Bina Widya, KM. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru TUGAS PEMINDAHAN TANAH MEKANIS TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS RIAU DISUSUN OLEH : ERIK AZARYA GINTING 1207113566 APRIL 2015

description

teknik sipil

Transcript of MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

Page 1: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

JURUSAN TEKNIK SIPIL S1

FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS RIAU

Kampus Bina Widya, KM. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

TUGAS PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS RIAU

DISUSUN OLEH :

ERIK AZARYA GINTING 1207113566

APRIL 2015

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL S1

FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS RIAU

Kampus Bina Widya, KM. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Page 2: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan

atas segala berkat dan kasihnya kami dapat menyelesaikan tugas individu

pengembangan tanah mekanis “alat berat Asphalt Sprayer” ini tepat pada

waktunya.

Tugas Individu ini berisikan tentang alat berat Asphalt Finisher meliputi

landasan teori ,deskripsi alat berat , kegunaan alat berat,bagian alat

berat ,perhitungan mengenai produktivitas, tabel tabel serta brosur spesifikasi

alat. Kami berharap dengan adanya makalah ni,akan membantu pemahaman para

mahaiswa/i serta masyarakat sekitar alat berat “Asphalt Finisher”.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Hendra

Taufk.ST,Msc dan asisten pembimbing Ria Larici yang telah banyak memberikan

arahan dan bimbingan dalam membantu penyusunan makalah ini.

Namun,kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan .Untuk

saran dan kritik yang membangun kami sangat mengharapkannya.Sekian dan

Terimaksih.

Pekanbaru, April 2015

Penulis

Page 3: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

DAFTAR ISI

ContentsKATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................6

2.1.Deskripsi alat 6.............................................................................................................6

2.2 Bagian-bagian Asphalt Finisher...................................................................................8

BAB III....................................................................................................................................17

PERHITUNGAN.....................................................................................................................17

3.1 PRODUKTIVITAS ASPHALT Finisher.....................................................................17

BAB IV....................................................................................................................................27

PENUTUP................................................................................................................................27

4.1 KESIMPULAN..............................................................................................................27

Daftar pustaka..........................................................................................................................28

Page 4: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

daftar gambarhaGambar Peralatan penghampar campuran aspal panas (asphalt finisher), tipe

crawler ……………………………………………………………………………Gambar Peralatan penghampar campuran aspal panas (asphalt finisher) tipe roda

ban (wheel type) …………………………………………………………………Gambar Hopper dengan push roller ...........................................................................Gambar Feed conveyor atau slat conveyor ……………………………………………..Gambar Hopper dengan hopper wings dilipat ............................................................Gambar Pintu pengatur atau feeder gate....................................................................Gambar Uir pembagi atau auger ................................................................................Gambar Perpanjangan ulir pembagi atau extension auger ........................................Gambar Jumlah campuran aspal panas pada ulir pembagi atau auger ....................Gambar Sepatu perata atau screed dengan perpanjangan (extension) ....................Gambar Perpanjangan sepatu perata secara hidrolis ................................................Gambar Perpanjangan sepatu perata atau screed secara dibaut atau bolt on .........Gambar Jarak sampai mencapai keseimbangan........................................................Gambar Pengaturan turun dan naiknya sepatu perata atau screed ..........................Gambar Pengatur ketebalan atau grade controller dengan string line atau kawat

baja ..............................................................................................................Gambar Pengatur ketebalan atau grade controller dengan string line atau kawat

baja ..............................................................................................................Gambar Pengontrol ketebalan atau grade controller dengan sepatu sensor .............Gambar Pengontrol kemiringan otomatis atau automatic slope controller .................Gambar Skema pengatur atau pengontrol sepatu perata otomatis atau automatic

screed controller ...........................................................................................Gambar Sepatu perata dan pelat penumbuk bergetar atau vibrating screed dan

vibrating tamper ...........................................................................................Gambar Motor diesel ..................................................................................................

Page 5: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan teknik sipil, alat-alat berat sangat diperlukan untuk membantu dalam penyelesaian pekerjaan pembangunan kontruksi. Saat ini alat berat menjadi faktor yang paling penting dalam suatu pekerjaan pembangunan terutama pekerjaan dalam skala besar. Fungsinya yang mempermudah pengerjakan suatu pekerjaan sehingga hasil yang diharapkan lebih mudah dan cepat. Secara fungsinya alat berat dibedakan enam macam yaitu alat gali dan gusur, alat  perata, alat pemadat, alat pengangkut, alat beton masal dan alat aspal.

Gambar 1.Peralatan penghampar campuran aspal panas (asphalt finisher)

SUMBER GAMBAR: buku manual fungsi dan cara kerja asphalt finisher ( departemen pekerjaan umum dan bina marga

Dalam suatu pekerjaan proyek, memerlukan alat perata untuk meratakan tanah yang menjadi dasar pembangunan proyek tersebut, misalnya proyek pembangunan jalan,  bandara, pelabuhan, dll. Fungsi dari perataan tanah tersebut adalah untuk mencapai elevasi yang diperlukan guna menunjang kontruksi di atasnya. Untuk meratakan tanah diperlukan alat berat.

Dengan alat berat, memungkinkan  pekerjaan perataan tanah menjadi lebih efisien, akurat serta dapat meminimalisir waktu  pengerjaan sehingga pekerjaan menjadi lebih cepat dengan workabilitas rendah.

Page 6: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

BAB 2

2.1DESKRIPSI ALATFinisher adalah alat yang digunakan untuk menghamparkan aspal olahan

dari mesin pengolah aspal dan meratakan lapisannya. Alat yang rodanya crawler track ini dilengkapi dengan hopper yang tidak beralas, dibawah hopper terdapat pisau selebar hoppernya. Proses penghamparan dimulai dengan memasukkan as pal ke hopper, aspal langsung turun ke permukaan site dan disisir oleh pisau. Untuk mendapatkan kerataan yang diinginkan diatur oleh pisau tadi.

Fungsi dan cara kerja peralatan penghampar campuran aspal panas(asphalt finisher).Peralatan penghampar campuran aspal panas atau Asphalt Finisher adalah peralatan bermesin untuk menghamparkan campuran aspal panas di atas permukaan badan jalan sesuai dengan lebar dan tinggi ketebalan hamparan yang direncanakan

Bagian utama peralatan ini secara garis besarnya terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian penggerak dan bagian penghampar. Dilihat dari jenis atau tipe penggeraknya peralatan ini ada dua tipe, yaitu tipe penggerak rantai kelabang atau crawler type dan tipe penggerak roda ban karet atau wheel type. Namun fungsi kedua tipe tersebut sebagai peralatan penghampar campuranaspal panas adalah sama.

Gambar 1. Peralatan penghampar campuran aspal panas (asphalt finisher) SUMBER GAMBAR: buku manual fungsi dan cara kerja asphalt finisher ( departemen pekerjaan umum dan bina marga

Page 7: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

Gambar 2. adalah peralatan penghampar campuran aspal panas tipe roda ban atau wheel type dengan screed yang diperpanjang (extended).

SUMBER GAMBAR: buku manual fungsi dan cara kerja asphalt finisher ( departemen pekerjaan umum dan bina marga

Peralatan penghampar tipe rantai kelabang atau crawler type mempunyai pijakan yang kuat yang berguna untuk mendorong dump truck pada waktu pengisian hopper, namun mempunyai kecepatan gerak yang rendah sehingga tidak cukup lincah pada waktu manuver atau mobilisasinya, sedangkan pada peralatan penghampar tipe roda ban lebih lincah dalam manuver atau mobilisasinya.

Data kapasitas utama yang harus diketahui adalah :

1. kapasitas muat dari hopper (ton);2. kapasitas lebar standar dan lebar maksimum hamparan (dengan

perpanjangan screed atau extension) diukur dalam meter;3. tinggi ketebalan maksimum hamparan (cm).

Komponen-komponen utama yang penting dari peralatan penghampar campuran aspal panas ini adalah :

1. bak penampung campuran aspal panas;

2. ulir pembagi atau hopper atau auger;

3. unit sepatu atau screed;

4. tenaga penggerak

Page 8: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

2.2 BAGIAN ALAT

1.BAK PENAMPUNG

Komponen-komponen yang penting di bagian ini adalah :

1. bak penampung atau hopper;

2. dinding atau sayap-sayap (hopper wings) yang bisa dilipat;

3. ban berjalan atau feed conveyor atau slat conveyo;

4. rol pendorong atau push roller.

Bak penampung atau hopper berfungsi untuk menampung campuran aspal panas yang dicurahkan dari dump truck, yang selanjutnya akan dihamparkan.Pengisian hopper dari dump truck ini terjadi, peralatan penghamparnya tetap berjalan sambil menghampar. Proses pengisiannya dapat dijelaskan sebagai berikut :

Dump truck yang bermuatan campuran aspal panas berjalan mundur pelan-pelan dari arah depan hopper mendekati peralatan penghampar atau finisher, setelah dekat dump truck berhenti dan transmisi dump truck dinetralkan.

Peralatan penghampar sambil melaksanakan penghamparan akan mendekati dump truck sampai rol pendorong yang ada di depan hoppernya mengenai roda belakang dump truck. Dump truck akan bergerak maju akibat dorongan peralatan penghampar. Sambil bergerak maju dump truck menumpahkan muatan campuran aspal panasnya ke atas hopper sedikit demi sedikit sampai habis. Dump truck akan segera maju memisahkan diri dari peralatan penghampar.

Dump truck berikutnya sudah siap menunggu giliran untuk menumpahkan campuran aspal panas yang berada di atasnya. Menunggu sampai campuran aspal panas yang berada di dalam hopper sudah berkurang, namun tidak boleh sampai kosong habis.

Campuran aspal panas yang berada di dalam hopper dibawa atau dialirkan ke belakang ke arah ulir pembagi atau auger karena feed conveyor atau

Page 9: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

slat conveyor yang berada pada alas hopper bergerak berputar ke arah belakang, sehingga campuran aspal panas yang berada di atasnya akan terbawa ke belakang.

GAMBAR BAK PENAMPUNG

Gambar 3. Hopper dengan push rollerSUMBER GAMBAR: buku manual fungsi dan cara kerja asphalt finisher ( departemen pekerjaan umum dan bina marga

Gambar 4. Feed conveyor atau slat conveyorSUMBER GAMBAR: buku manual fungsi dan cara kerja asphalt finisher ( departemen pekerjaan umum dan bina marga

Jumlah atau banyaknya campuran aspal panas yang dialirkan menuju auger tidak boleh terlalu berlebihan sehingga menutupi auger (lihat gambar 9.),

Page 10: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

namun juga tidak boleh terlalu sedikit. Hal ini akan menimbulkan segregasi pada campuran yang akan dihampar.

Pengaturan banyaknya campuran aspal panas yang dialirkan ke arah auger tersebut dilakukan dengan mengatur bukaan aliran yaitu dengan menaikkan atau menurunkan pintu pengatur atau feeder gate yang berada pada dinding belakang hopper

Gambar 5. Hopper dengan hopper wings dilipatSUMBER GAMBAR: buku manual fungsi dan cara kerja asphalt finisher ( departemen pekerjaan umum dan bina marga

Gambar 6. Pintu pengatur atau feeder gateSUMBER GAMBAR: buku manual fungsi dan cara kerja asphalt finisher ( departemen

pekerjaan umum dan bina marga

Page 11: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

Campuran aspal panas di dalam hopper tidak boleh kurang sehingga berada di bawah pintu pengatur atau feeder gate. Apabila hal ini terjadi dan peralatan penghampar terus menghampar, maka akan terjadi bagian hamparan yang tidak cukup dipenuhi campuran sehingga akan mempengaruhi ketebalan lapisan hamparan.

Apabila campuran aspal panas sudah berkurang maka dinding atau sayap-sayap hopper (hopper wings) dilipat agar campuran aspal panasnya terkumpul ke bagian tengah, setelah itu hopper harus segera diisi kembali agar tidak terlanjur habis.

Untuk menjaga mutu hamparan, maka temperatur campuran aspal panas yang dituangkan ke atas hopper oleh dump truck harus minimum 1300C, maksimum 1500C (persyaratan mutu sesuai persyaratan dari Dep. Kimpraswil) lihat Lampiran Persyaratan Mutu Campuran Aspal Panas.

2. ULIR PEMBAGI

Campuran aspal panas yang dialirkan dari hopper ke arah ulir pembagi atau auger berada di bagian tengah.Ulir pembagi atau auger ini berfungsi membagikan secara merata campuran aspal panas ini ke arah kiri dan kanan sepanjang sepatu atau screed sesuai lebar hamparan yang dikehendaki.

Apabila hamparan cukup lebar sehingga screed perlu diperpanjang (extension), pada umumnya dijalankan secara hidrolis, maka untuk memperoleh pembagian campuran aspal panas yang merata sampai ujung kiri dan kanan perpanjangan screed, diperlukan penambahan pemasangan ulir pembagi atau auger baik pada ujung kiri maupun pada ujung kanan. Pemasangan tambahan auger ini biasanya cukup dengan baut pada poros auger aslinya.

Gambar 7. Ulir pembagi atau augerSUMBER GAMBAR: buku manual fungsi dan cara kerja asphalt finisher ( departemen pekerjaan umum dan bina marga

Page 12: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

Gambar. 8. Perpanjangan ulir pembagi atau extension augerSUMBER GAMBAR: buku manual fungsi dan cara kerja asphalt finisher ( departemen pekerjaan umum dan bina marga

Dilihat dari bentuk ulir pembagi atau auger ini serta system kerjanya maka ulir pembagi ini selain berfungsi untuk membagi rata campuran aspal panas sepanjang sepatu atau screed, juga menjaga homogenitas campuran aspal panas yang akan keluar dari screed.

Dengan pengaturan bukaan pintu pengatur atau feeder gate maka banyaknya campuran aspal panas pada daerah ulir pembagi dapat diatur sesuai yang seharusnya Campuran aspal panas tidak boleh terlalu sedikit atau kurang dan juga tidak boleh terlalu penuh sehingga ulir pembagi tenggelam di dalamnya, hal tersebut akan menimbulkan segregasi. Selama dalam operasinya ulir pembagi ini akan mengalami aus atau rusak/ patah bidang ulirnya.

3. Sepatu perata (screed)

Sepatu perata atau screed fungsi utamanya adalah membentuk hamparan

campuran aspal panas dengan lebar hamparan, ketebalan lapisan hamparan, kemiringan dan kerataan permukaan sesuai yang direncanakan

Page 13: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

Gambar.10. Sepatu perata atau screed dengan perpanjangannya (extension)SUMBER GAMBAR: buku manual fungsi dan cara kerja asphalt finisher ( departemen pekerjaan umum dan bina marga

Peralatan penghampar campuran aspal panas atau asphalt finisher pada umumnya dilengkapi peralatan sepatu perata atau screed dengan lebar standar ditambah dengan perpanjangannya atau extension screed ke kiri dan ke kanan untuk menambah kapasitas lebar hamparan. Perlu diingat bahwa apabila perpanjangan sepatu perata ini dipasang maka ulir pembagi atau auger juga harus dipasang perpanjangannya (lihat gambar 8. dan 12.).

Perpanjangan sepatu perata ini bisa dilaksanakan dengan membuka lipatan sepatu perata yang ada di kiri dan kanan sepatu perata dasar atau dengan dibaut (bolt on), atau diperpanjang secara hidrolis. memperlihatkan perpanjangan sepatu perata atau screed secara hidrolis, dan yang dibaut (bolt on) gambar.12.

4. Pengaturan tebal hamparan

Salah satu data kapasitas peralatan penghampar atau aphalt finisher adalah kemampuan ketebalan hamparan (dalam cm) maksimum dan ketebalan minimum.

Pengaturan ketebalan serta kemiringan permukaan hamparan dapat dilakukan secara manual atau secara otomatis. Pengatur ini terdapat di sebelah kiri dan kanan sepatu perata.

Untuk melihat tebal (gembur) hamparan dapat dilakukan dengan alat pencolok ketebalan. Dari hasil pengukuran dengan pencolok tersebut, ketebalan hamparan dapat disesuaikan apabila belum benar. Sebaiknya tidak terlalu sering dilakukan penyesuaian, sebab setiap penyesuaian memerlukan waktu untuk sampai ke kondisi seimbang (equilibrium) dengan ketebalan yang diinginkan setelah melewati kurang lebih 5 kali panjang lengan screed.

SUMBER GAMBAR: buku manual fungsi dan cara kerja asphalt finisher ( departemen pekerjaan umum dan bina marga

Page 14: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

Level akhir screed

5 kali panjang lengan screed

100 % 36,6 % 15,5 % 5 % 1,5 % 0,7 %

Gambar.13. Jarak sampai mencapai keseimbangan

SUMBER SUMBER GAMBAR: buku manual fungsi dan cara kerja asphalt finisher ( departemen pekerjaan umum dan bina marga

Pengaturan turun dan naiknya sepatu perata atau screed untuk mengatur ketebalan hamparan sekaligus mengatur kemiringan atau slope secara manual dapat dilakukan oleh operator/ pembantu operator, lokasi pengatur seperti terlibat pada gambar 14. di bawah

5. Pemanasan

Peralatan penghampar campuran aspal panas atau asphalt finisher yang baik akan dilengkapi alat pemanas sepatu perata atau screed heater, alat pemanas ini pada umumnya dari jenis pemanas atau burner dengan gas elpiji sebagai bahan bakarnya. Pelat sepatu perata atau screed plate harus

Page 15: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

dipanaskan terlebih dahulu sebelum asphalt finisher dioperasikan sampai pelat sepatu perata tersebut mencapai temperatur sama dengan temperatur

campuran aspal panas yang akan dihampar, minimum 1250C maksimum

1450C (lihat Lampiran Persyaratan Mutu Campuran Aspal Panas). Pemanasan pelat sepatu tersebut tidak dilaksanakan sepanjang

operasi asphalt finisher, apabila telah mencapai temperatur di atas maka alat pemanas dimatikan. Apabila terlalu panas maka pelat sepatu perata tersebutkan akan melelehkan aspal pada lapisan atas dari hamparan campuran aspal panas yang terhampar. Sedang kalau pelat sepatu tersebut dingin, maka permukaan hamparan akan kasar, tidak rata atau juga beralur.

Hindari juga pemanasan yang tinggi serta terlalu lama untuk mencegah membengkoknya alas dari sepatu atau pelat sepatu tersebut, sehingga permukaan hamparan jadi tidak rata.

6. Penggetar (vibrasi) dan penumbuk (tamper)

Sepatu perata atau screed biasanya dilengkapi alat penggetar atau vibrator dengan sistem poros eksentris. Dengan screed yang bergetar tersebut, maka screed berfungsi juga sebagai pemadat awal, sehingga hamparan yang keluar dari screed sudah lebih padat dibandingkan sebelumnya sewaktu masih pada ulir pembagi atau auger.

Penggetar sepatu perata ini bisa juga dari jenis alat getar elektris. Kekuatan getar atau vibration force dan frekwensi dapat diatur tergantung jenis campuran aspal panas serta ketebalan hamparannya.

Untuk lebih meningkatkan homogenitas dan kepadatan serta meningkatkan kelancaran aliran dari campuran aspal panas yang akan melewati pelat sepatu atau screed plate, maka pada beberapa asphalt finisher dilengkapi dengan alat pelat penumbuk bergetar atau vibrating tamper yang ditempatkan dimuka pelat sepatu atau screed plate.

SUMBER GAMBAR: buku manual fungsi dan cara kerja asphalt finisher ( departemen pekerjaan umum dan bina marga

7. Tenaga penggerak

Page 16: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

Sebagai sumber tenaga penggerak utama peralatan penghampar campuran aspal panas atau asphalt finisher ini pada umumnya adalah motor diesel.

Gambar motor diesel

SUMBER GAMBAR: buku manual fungsi dan cara kerja asphalt finisher ( departemen pekerjaan umum dan bina marga

Selain sebagai tenaga penggerak roda atau drive dari peralatan penghampar campuran aspal panas (asphalt finisher), maka motor diesel ini juga memutarkan pompa hidrolik yang akan menggerakan komponen-komponen lainnya. Tidak semua komponen digerakan secara hidrolis, ada juga yang digerakan dari motor diesel langsung yang dihubungkan melalui rantai penggerak, misalnya feeder conveyor. Atau ada juga komponen lainnya yang digerakan dengan elektris, misalnya penggetar sepatu atau screed vibrator.

Page 17: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

BAB 3

CONTOH KASUSDIKETAHUI :

Direncanankan pembangunan jalan dengan panjang jalan : 2370 meter,lebar jalan : 3 meter,tebal lapisan : 0,05 meter, jarak angkut material asphalt dari asphalt mixing plant sekitar 20 km, maka tentukan lahproduktifitas asphlalt finisher

Untuk menghitung Produktifitas Asphalt Finisher digunakan rumus 2.9

yaitu :

P = W x S x E x p

Keterangan :

P = Produktivitas Asphalt Finisher ( m3 / jam )

W = Lebar hamparan = 3 m

(dari lampiran T.1.4)

S = Kecepatan gerak Asphalt Finisher = 240 m/jam

(dari lampiran T.1.4)

E = Efisiensi kerja Asphalt Finisher = 0,75

Page 18: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

(dari lampiran T.1.2)

p = Tebal lapisan = 0,05 m

Maka produktivitas Asphalt Finisher dalam 1 jam adalah :

P = 3 m x 240 m/jam x 0,75 x (0,05 m x 1,2)

= 32.4 m3/jam

Efektif kerja 1 (satu) hari adalah 7 jam, maka produktivitas Asphalt

Finisher dalam 1 (satu) hari adalah :

P = 32.4 m3/jam x 7 jam

= 226.8 m3 /hari

Volume Pekerjaan :

V = 2370 m x 4.50 m x 0,05 m x 1,2

= 639.9 m3

Page 19: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

Maka waktu yang dibutuhkan untuk penghamparan Aspal oleh Asphalt

Finisher dapat digunakan persamaan :

W =

639 . 9 m3

226 , 8 m3 / jam

= 2.8 hari

= 3 hari (jumlah hari yang diperlukan adalah 2 hari)

Untuk menghitung siklus Dump Truck dapat digunakan persamaan 2.3

yaitu :

Cmt = CPaf

+ DV 1

+ t 1 + DV 2

+t 2

Keterangan :

Cmt= Waktu Siklus Dump Truck (menit)

C = Kapasitas Dump Truck = 6 m³

(dari lampiran T.1.4)

Paf = Produksi Asphalt Finisher = 151,2 m3/hari

D = Jarak Angkut = 20000 m

Page 20: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

V1 = 30 km/jam (dengan beban) = 500 m / menit

V2 = 50 km/jam (tanpa beban) = 833,33 m / menit

t1 = waktu mengisi material kedalam Dump Truck = 0,3 menit

t2 = waktu buang material kedalam bak finisher = 2,5 menit

Kapasitas Dump Truck adalah :

C = 6 m³

Maka Paf = 32,4 m3/jam

=

32 , 4 M 3/ jam60 menit

= 0,54 m3/menit

Perhitungan Waktu Kombinasi Penggunaan dan Produktivitas Dump Truck dengan Asphalt Finisher

Page 21: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

Jarak angkut material dari AMP ke lokasi awal proyek adalah 10000 m,

panjang jalan adalah 2370 m, maka jarak angkut di bagi 20 pias, yaitu :

2370 m20

= 118.5 m

Jarak angkut antar pias = 118,.5 x 2 =237 m

D1=D20 = 237/2 + 10.000 = 10118.5 m

D2=D19 = 10118.5 + 237 + 237/2 = 10474 m

D3=D18 = 10474 + 237 + 237/2 = 10829.5 m

D4=D17 = 10829.5 + 237 + 237/2 = 11185 m

D5=D16 = 11185 + 237 + 237/2 = 11540.5 m

D6=D15 = 11540.5 + 237 + 237/2 = 11896 m

D7=D14 = 11896 + 237 + 237/2 = 12251.5 m

D8=D13 = 12251.5 + 237 + 237/2 = 12607 m

D9=D12 = 12607 + 237 + 237/2 = 12962.5 m

D10=D11 = 12962.5 + 237 + 237/2 = 13318 m

D total = 117182.5 m

Perhitungan Waktu Kombinasi Penggunaan dan Produktivitas Dump Truck dengan Asphalt Finisher

Page 22: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

Cmt 1 =Cmt 206

0 , 54+ 101185. 5

500+ 0,3 +101185 .5

833 ,33+2,5

= 51.779 menit

Cmt 2 =Cmt 196

0 , 54+ 10474

500+ 0,3+10474

833 ,33+2,5

= 52.916 menit

Cmt 3 =Cmt 186

0 , 54+ 10829 .5

500+ 0,3+10829. 5

833 ,33+2,5

= 54.054 menit

Cmt 4 =Cmt 176

0 , 54+ 11185

500+ 0,3 +11185

833 ,33+2,5

= 55.192 menit

Perhitungan Waktu

Kombinasi Penggunaan dan

Page 23: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

Cmt 5 =Cmt 166

0 , 54+ 11540. 5

500+ 0,3+11540.5

833 ,33+2,5

= 56.329 menit

Cmt 6 =Cmt 156

0 ,54+ 11896

500+ 0,3 +11896

833 , 33+2,5

= 57.467menit

Cmt 7 =Cmt 146

0 ,54+ 12251. 5

500+ 0,3 +12251. 5

833 ,33+2,5

= 58.604

menit

Cmt 8 =Cmt 136

0 , 54+ 12607

500+ 0,3 +12607

833 ,33+2,5

= 59.742 menit

Cmt 9 =Cmt 126

0 , 54+ 12962. 5

500+ 0,3 +12962. 5

833 ,33+2,5

= 60.88 menit

Page 24: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

Cmt 10 =Cmt 116

0 , 54+ 13318

500+ 0,3 +13318

833 ,33+2,5

= 62.017 menit

Maka Cmt rata-rata adalah :

= 28.449 menit

Maka produktivitas Dump Truck adalah :

= 2.95 m3/jam

Perhitungan Waktu

Kombinasi Penggunaan dan

=(568 .98 )20

P = C×60×ECmt

P = 6×60×0 , 7591 . 43

Page 25: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

Maka Produktivitas 1 unit Dump Truck 1 hari 7 jam kerja efektif adalah :

P = 2.95m3/jam x 7 jam

= 20.65 m3/hari

Produktivitas 1 unit Dump Truck dalam 1 hari adalah 23,38 m3/hari, jumlah

trip dalam 1 hari adalah :

P =

P = 3,44 trip

P = 4 trip

maka jumlah volume yang diangkut 1 DumpTruck setiap trip adalah :

P =

20 . 65 m 3/ hari4 trip

= 5,2 m3/trip

Untuk menghitung banyaknya Dump Truck adalah :

W =

P . Asphalt finisher / hariP . Dump truck / hari

=

226,8 m3/hari 20 . 65 m3/hari

Perhitungan Waktu Kombinasi Penggunaan dan Produktivitas Dump Truck dengan Asphalt Finisher

20 . 65 m3 /hari6 m3

Page 26: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

= 10.98 Dump Truck

= 11 Dump Truck

Volume yang diangkut Dump Truck adalah :

V = 2370 m x 0,05 m x 4.50 m x 1,2

= 639.90 m3

Produktifitas Asphalt Finisher dalam 1 hari 226.8 m3/hari, maka

produktivitas Dump Truck selama pekerjaan dengan jumlah 7 unit Dump

Truck dengan Produktivitas 20.68 m3/hari dan bekerja 4 trip harus

seimbang dengan Asphalt Finisher.

P = Jumlah Dt x produktifitas Dt/hari

= 11 Unit Dt x 20.65 m3/hari (mengangkut 4 Trip tidak penuh)

= 227.15m3/hari

Untuk menyesuaikannya maka satu Dump Truck lagi hanya mengangkut

material dengan volume 0.35 m3/hari

P = 227.15 m3/hari – 0.35 m3/hari

P = 226.8 m3/hari.

Perhitungan Waktu Kombinasi Penggunaan dan Produktivitas Dump Truck dengan Asphalt Finisher

Page 27: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

Volume Asphal yang dibutuhkan tiap tahap/hari :

V =

= 91.41 m3

Untuk menghitung lamanya waktu yang dibutuhkan Dump Truck dapat

digunakan persamaan :

W =

VP

W =

639 .9 m3 226 .8 m3/hari

= 2.8

= 3 hari (waktu yang didapatkan sesuai dengan Asphalt Finisher)

BAB 4

PENUTUP4.1 Kesimpulan

Alat berat adalah alat bantu untuk mempermudah dan membantu pekerjaan

manusia, alat berat juga dapat mengefektifkan waktu pengerjaan. Ada beberapa

macam alat berat yang sering dipakai untuk membantu pekerjaan, diantaranya

excavator, loader, motor grader, beco dan dump truck. Setiap jenis alat berat

mempunyai kegunaan masing-masing, tergantung dari jenis pekerjaan yang sedang

dikerjakan.

639 . 9 m3 7 jam /hari

Page 28: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx

Asphalt Finisher adalah Finisher adalah alat yang digunakan untuk

menghamparkan aspal olahan dari mesin pengolah aspal dan meratakan

lapisannya. Alat yang rodanya crawler track ini dilengkapi dengan hopper yang

tidak beralas, dibawah hopper terdapat pisau selebar hoppernya. Proses

penghamparan dimulai dengan memasukkan as pal ke hopper,

4.2 SaranSaat ini perkembangan dunia teknik yang bergerak pada kontruksi sudah

semakin pesat. Kebutuhan alat bantu pekerjaan untuk menunjang kegiatan di

lapangan sangat tinggi. Oleh karena itu diperlukan inovasi-inovasi yang dapat

menciptakan alat berat baru yang lebih mendukung. Agar pekerjaan dapat

terselesaikan dengan baik, serta tidak terlalu banyak membuang tenaga manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Rosyati, S F. 2008.“Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi, Edisi 2”. Jakarta : PT

RINEKA CIPTA

Suryadharma, Hendra. 1998. “Alat-alatBerat, Edisi 1”. Yogyakarta : ANDI

Offset

Buku manual fungsi dan cara kerja asphalt finisher ( departemen pekerjaan umum bina

marga

Page 29: MAKALAH PTM ERIK AZARYA.docx