Makalah Print

23
MAKALAH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu perekonomian modern, setiap aktivitas mempunyai keterkaitan antara aktifitas satu dengan aktivitas lainnya. Keterkaitan ini akan membuat kegiatan – kegiatan perekonomian berjalan dengan lancar apabila kegiatan tersebut dilaksanakan melalui mekanisme pasar atau melalui suatu sistem. Keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme pasar ini adalah apa yang disebut eksternalitas. Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas merupakan efek samping dari suatu kegiatan atau transaksi ekonomi yaitu berupa dampak positif (positive external effects, external economic) maupun dampak negatif (negative external effects, external diseconomic). Dampak yang positif misalnya seseorang yang membangun sesuatu pemandangan yang indah dan bagus pada lokasi tertentu mempunyai dampak positif bagi orang sekitar yang melewati lokasi tersebut. Sedangkan dampak negatif misalnya polusi udara, air dan suara. Ada juga ekternalitas yang dikenal sebagai eksternalitas yang berkaitan dengan uang (pecuniary externalities) yang muncul ketika dampak eksternalitas itu disebabkan oleh meningkatnya harga. Misalnya, suatu perusahaan didirikan pada lokasi tertentu atau kompleks

description

efek

Transcript of Makalah Print

Page 1: Makalah Print

MAKALAH

BAB IPENDAHULUAN

A.  Latar Belakang MasalahDalam suatu perekonomian modern, setiap aktivitas mempunyai keterkaitan antara

aktifitas satu dengan aktivitas lainnya. Keterkaitan ini akan membuat kegiatan – kegiatan

perekonomian berjalan dengan lancar apabila kegiatan tersebut dilaksanakan melalui

mekanisme pasar atau melalui suatu sistem. Keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain

yang tidak melalui mekanisme pasar ini adalah apa yang disebut eksternalitas.

Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas merupakan efek samping dari suatu

kegiatan atau transaksi ekonomi yaitu berupa dampak positif (positive external effects,

external economic) maupun dampak negatif (negative external effects, external

diseconomic).  Dampak yang positif misalnya seseorang yang membangun sesuatu

pemandangan yang indah dan bagus pada lokasi tertentu mempunyai dampak positif bagi

orang sekitar yang melewati lokasi tersebut.  Sedangkan dampak negatif misalnya polusi

udara, air dan suara.  Ada juga ekternalitas yang dikenal sebagai eksternalitas yang berkaitan

dengan uang (pecuniary externalities) yang muncul ketika dampak eksternalitas itu

disebabkan oleh meningkatnya harga.  Misalnya, suatu perusahaan didirikan pada lokasi

tertentu atau kompleks perumahan baru dibangun, maka harga tanah tersebut akan melonjak

tinggi.  Meningkatnya harga tanah tersebut menimbulkan dampak external yang negatif

terhadap konsumen lain yang ingin membeli tanah disekitar daerah tersebut.

Dalam contoh di atas dampak tersebut dalam perubahan harga tanah, dimana

kesejahteraan masyarakat berubah tetapi perubahan itu akan kembali ke keadaan

keseimbangan karena setiap barang akan menyamakan rasio harga-harga barang dengan

marginal rate of substitution (MRS).  Jadi, suatu fakta bahwa tindakan seseorang dapat

mempengaruhi orang lain tidaklah berarti adanya kegagalan pasar selama pengaruh tersebut

tercermin dalam harga-harga sehingga tidak terjadi ketidak efisienan dalam perekonomian.

.

Page 2: Makalah Print

BAB IIPEMBAHASAN

1. KEGAGALAN PASAR

•   Kegagalan pasar terjadi apabila mekanisme pasar tidak dapat berfungsi secara efisien dalam

mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang ada dalam masyarakat.

•        Pemerintah ikut campur tangan agar alokasi sumber ekonomi dapat tercapai secara efisien.

•        Kegagalan pasar disebabkan karena biaya transaksi pertukaran bukanlah tanpa biaya

ð Faktor-faktor penyebab kegagalan pasar:

•        Adanya Common goods

•        Adanya unsur ketidaksempurnaan pasar

•        Adanya barang publik

•        Adanya eksternalitas

•        Adanya pasar tidak penuh (incomplete market)

•        Adanya kegagalan informasi

è Adanya Common goods

•        Dasar adanya sistem pasar persaingan sempurna adalah property rights.

•        Beberapa jenis barang, hak kepemilikan tidak dapat diberikan kepada satu individu.

•        Dalam hal kekayaan yang dimiliki bersama maka perilaku yang optimal bagi setiap

individu merupakan tindakan yang tidak optimal dipandang dari segi kelompok.

Dua hal yang muncul dalam kasus kekayaan bersama:

•        Indivisibility. Menyebabkan suatu kekayaan tidak dapat diberikan hak kepemilikannya

kepada setiap anggota kelompok.

•        Jumlah kelompok masyarakat.

•        Munculnya free riders yaitu sikap  yang tidak menyatakan dengan sebenarnya manfaat

suatu barang  atau jasa dengan maksud agaria dapat memanfaatkan barang tersebut tanpa

harus  membayarnya

•        Timbul peranan pemerintah untuk mengatur kekayaan dalam kategori common property.

Page 3: Makalah Print

•        Hirsch menyatakan adanya barang lain yang juga memerlukan campur tangan pemerintah

yaitu positional goods : barang yang jumlahnya terbatas dan tidak dapat di tambah dalam

jangka waktu pendek

è Adanya unsur ketidaksempurnaan pasar

•        Pada pasar persaingan sempurna maka setiap produsen maupun konsumen tidak dapat

mempengaruhi harga.

•        Mekanisme harga tidak berfungsi secara efisien dalam mengalokasikan sumber-sumber

ekonomi dalam keadaan pasar persaingan tidak smepurna (monopoli)

ð Monopoli Alamiah

•        Beberapa jenis barang hanya dapat diproduksi oleh satu produsen.

•        Adanya persaingan sehingga hanya ada satu produsen yang bertahan.

•        Pasar terlalu kecil

•        Investasi yang dibutuhkan sangat besar  ex: Perusahaan kereta api, perusahaan listrik.

ð Bentuk monopoli alamiah yang ekstrim:

•        Bentuk usaha yang mempunyai marginal cost sama dengan nol.

•         Keadaan dimana konsumsi seorang akan suatu barang/jasa, tidak menambah biaya

produksi marginal ex: pemancar radio, jalan

è Adanya barang publik

•        Jenis barang sangat dibutuhkan masyarakat tetapi tidak ada pihak swasta yang

memproduksi.

•        Dua karakteristik barang publik murni :

•        Non rivalry

•        Non excludability

•        Pemerintah yang harus menghasilkan barang publik agar kesejahteraan masyarakat dapat

ditingkatkan

2. Barang Publik dan eksternalitas

Eksternalitas dan efisiensi pasar

Eksternalitas adalah kerugian atau keuntungan yang diderita atau dinikmati pelaku ekonomi karena tindakan pelaku ekonomi lain yang tidak tercermin dalam harga pasar.

Page 4: Makalah Print

Sedangkan efisiensi pasar adalah suatu keadaan apabila suatu pasar sudah dapat mengalokasikan seluruh sumber-sumber daya yang pada umumnya secara efisien.

Pada bagian ini kita akan memakai perangkat-perangkat analisis yang menelaah bagaimana eksternalitas mempengaruhi kesejahteraan ekonomi. Analisis yang kita lakukan di sini akan menunjukkan secara jelas, mengapa eksternalitas menyebabkan pasar mengalokasikan sumber-sumber secara tidak efisien.

Untuk memperjelas gambarannya, kita perlu mengambil sebuah pasar tertentu, sebagai contoh kasus. Kita ambil saja pasar aluminium. Kita mengingat kembali, bahwa kurva penawaran dan kurva permintaan mengandung informasi-informasi penting tentang biaya dan keuntungan (cost and benefit). Kurva permintaan aluminium mencerminkan nilai aluminium bagi para pembelinya, dan nilai itu dihitung berdasarkan harga yang mau mereka bayarkan. Pada setiap kuantitas, ketinggian kurva permintaan menunjukkan kesediaan membayar para konsumen marginal. Dengan kata lain, kurva-kurva tersebut menunjukkan biaya yang dipikul produsen marginal. Dengan kata lain, kurva tersebut menunjukkan nilai atas unit terakhir aluminium yang dijual.

Jika sama sekali tidak ada intervensi pemerintah, maka harga aluminium akan bergerak secara bebas menyesuaikan diri dalam rangka menyeimbangkan permintaan dan penawarannya. Kuantitas yang diproduksi dan dikonsumsi pada ekuilibrium pasar dapat dikatakan efisien, karena kuantitas tersebut memaksimalkan surplus produsen dan surplus konsumen. Dalam kondisi tersebut, pasar mampu mengalokasikan segenap sumber daya sedemikian rupa, sehingga memaksimalkan nilai total konsumen yang membeli dan memakai aluminium minus biaya total produsen yang membuat dan menjual aluminium tersebut.

Teori kesejahteraan ekonomi

Teori kesejahteraan ekonomi adalah cabang ilmu ekonomi yang menggunakan teknik ekonomi mikro untuk mengevaluasi kesejahteraan ekonomi, terutama relatif terhadap keseimbangan umum kompetitif dalam ekonomi untuk efisiensi ekonomi dan distribusi pendapatan yang dihasilkan yang terkait dengannya. Menganalisis kesejahteraan sosial, secara terukur, dalam hal kegiatan ekonomi dari individu yang terdiri dari masyarakat teoritis yang dipertimbangkan. Dengan demikian, individu, dengan kegiatan ekonomi yang terkait, merupakan unit dasar penggabungan untuk kesejahteraan sosial, apakah kelompok, komunitas, atau masyarakat, dan tidaklah ada “kesejahteraan sosial” yang terpisah dari “kesejahteraan” yang berhubungan dengan unit-unit individu.Kesejahteraan ekonomi biasanya memerlukan preferensi individu seperti yang diberikan dan menetapkan peningkatan kesejahteraan dalam hal efisiensi pareto dari keadaan sosial A ke keadaan sosial B jika setidaknya satu orang lebih menyukai B dan tak ada orang lain yang menentangnya. Tidak ada persyaratan ukuran kuantitatif yang unik dari peningkatan kesejahteraan yang tersirat dengan hal ini. Aspek lain dari kesejahteraan memperlakukan pendapatan / distribusi barang, termasuk kesetaraan, sebagai dimensi kesejahteraan lebih lanjut.

Page 5: Makalah Print

A.  Eksternalitas Produsen Dari penjelasan diatas telah diuraikan bahwa eksternalitas merupakan suatu dampak

yang harus diterima oleh suatu pelaku ekonomi karena kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

pelaku ekonomi lainya dengan tanpa adanya kompensasi. Sehingga saat produsen melakukan

kegiatan ekonomi dan menimbulkan dampak terhadap pihak lain dengan tidak memberikan

kompensasi apapun, maka telah terjadi eksternalitas produsen.

B.  Dampak Eksternalitas ProdusenDitinjau dari dampaknya, eksternalitas dapat dibagi menjadi dua, yaitu eksternalitas

positif dan eksternalitas negatif. Eksternalitas positif adalah dampak yang menguntungkan

dari suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu produsen terhadap pihak lain tanpa adanya

kompensasi dari pihak lain yang diuntungkan, sedangkan eksternalitas negatif adalah dampak

yang merugikan dari suau tindakan ekonomi yang dilakukan oleh produsen terhadap pihak

lain tanpa adanya kompensasi dari pihak yang merugikan dalam hal ini adalah produsen.

Dalam hal adanya eksternalitas dalam suatu aktivitas, maka akan timbul inefisiensi.

Inefisiensi akan timbul apabla tindakan seseorang mempengaruhi orang lain dan tidak

terhitung dalam sistem harga. Misalnya seorang pengusaha pemilik pabrik yang membuang

limbah ke sungai dan menyebabkan masyarakat pengguna air sungai tersebut menjadi sakit.

Dalam menentukan harga barang hasil produksinya pengusaha tersebut hanya

memperhitungkan analisa rugi-laba perusahaan tanpa memperhatikan pengaruh dampak

negatifnya terhadap masyarakat. Sehingga bagi seluruh masyarakat tidak tercapai efisiensi

yang optimum.

Secara umum adanya eksternalitas tidak akan menganggu tercapainya efisiensi

masyarakat apabila semua dampak yang merugikan maupun yang menguntungkan

dimasukkan dalam perhitungsn produsen dalam menetapkan jumlah barang yang

diproduksikan. Dalam hal ini efisiensi akan tercapai apabila:

MSC = PMC + MECMSB = MPB + MEB  MPB : marginal private benefitMSC : marginal social costMSB : marginal social benefit

Dimana : MEC : marginal external cost

Page 6: Makalah Print

PMC : marginal private costMEB : marginal external benefit

v Eksernalitas produksi negatifEfisiensi ekonomi akan tercapai apabila MSC = MSB, padahal dalam kenyataannya

seorang pengusaha tidak pernah memperhitungkan MEC dan MEB dalam menentukan harga

dan jumlah barang yang dihasilkannya sehingga dapat dituliskan bahwa PMC = MPB (MEC

& MEB = 0). Apabila dalam melakukan kegiatan produksi timbul suatu eksternalitas negatif,

akan menjadi PMC<MSC, sehingga ada kecenderungan pengusaha berproduksi pada tingkat

yang terlalu besar karena perhitungan biayanya menjadi terlalu murah dibandingkan dengan

biaya yang harus dipikul oleh masyarakat. Jadi di sini kita lihat bahwa pada kasus

eksternalitas negatif MSC = PMC + MEC > MSB, sehingga produksi haruslah dikurangi agar

efisiensi produksi ditinjau dari masyarakat mencapai optimum.

Diagram kurva menunjukkan manfaat masyarakat (MSB) atas produksi. Tingkat output yang optimum terjadi pada tingkat produksi sebesar OQ1. Seorang pengusaha akan cenderung menetapkan tingkat produksi sebesar OQ2, yaitu dimana kurva permintaan (MSB) memotong kurva PMC, sehingga tampak bahwa jumlah yang diproduksi terlalu banyak dibandingkan tingkat produksi yang optimum.

v Eksternalitas produksi positifDalam kasus eksternalitas positif pengusaha tidak akan memeperhitungkan

eksternalitas positif yang diakibatkan oleh usahanya terhadap pihak lain atau MEB (MEB=0)

sehingga akan menyebabkan kecenderungan tingkat produksi yang terlalu rendah dilihat dari

efisiensi seluruh masyarakat. Ini disebabkan karena pengusaha menentukan tingkat produksi

pada PMC=MPB sedangkan bagi masyarakat, tingkat produksi yang efisien akan terjadi di

mana MSB=MPB+MEB=MSC=PMC+MEC. Dengan asumsi MEC=0, maka akan terlihat

MSB>MPB sedangkan MSC=PMC. Selama MSB>MSC produksi seharusnya ditingkatkan

sampai MSB=MSC.

Diagram kurva menunjukkan kasus eksternalitas positif. Pengusaha akan menentukan

jumlah produksi pada OQ0 karena MPB=PMC. Adanya eksternalitas produksi yang positif

menyebabkan kurva MSC dibawah kurva PMC(MSC<PMC). Perpotongan antara kurva MSC

dan MPB terjadi di titik E dan jumlah produksi yang optimum sebesar OQ1, yang lebih besar

dari OQ0. Jadi dapat dilihat bahwa pada kasus eksternalitas positif, perhitungan pengusaha

yang tidak memperhitungkan dampak positif usahanya terhadap masyarakat dalam

menentukan tingkat produksi akan menyebabkan jumlah produksi menjadi terlalu kecil.

Page 7: Makalah Print

 

C.  Jenis Eksternalitas ProdusenSelain pemisahan menurut dampaknya eksternalitas produsen dapat dibagi menjadi

dua menurut pihak yang menerima akibat yaitu eksternalitas produsen-produsen dan

eksternalitas produsen-konsumen. Lebih jelasnya akan dibahas berikut ini.

1.    Eksternalitas Produsen-produsenSuatu kegiatan produksi dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap produsen

lain jika kegiatannya itu mengakibatkan terjadinya perubahan atau penggeseran fungsi

produksi dari produsen lain. Seorang produsen dapat menimbulkan eksternalitas positif

ataupun negatif terhadap produsen lainnya. Contoh eksternalitas positif misalnya adalah

tindakan seorang produsen (A) melatih tenaga kerjanya. Produsen lain (B) menerima

eksternalitas positif karena bisa memperoleh tenaga kerja terdidik tanpa harus memberikan

pendidikan pada tenaga-tenaga kerja.

Dalam hal ini, eksternalitas positif yang ditimbulkan melalui penggunaan faktor

produksi. Produsen A dan B dalam melakukan aktivitas mereka menggunakan faktor-faktor

produksi misalnya modal (K) dan tenaga kerja (L). Dan misalkan produsen A merupakan

pihak yang menimbulkan eksternalitas bagi produsen B,dimana produsen A menghasilkan

barang X sedangkan produsen B menghasilkan barang Y :

Fungsi produksi A : X=f (Lx,Kx)

Fungsi produksi B : Y=g(Ly,Ky,Kx)

Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa fungsi produksi A yang menunjukkan

hubungan fisik antara output dan input, dan jumlah barang X yang dihasilkan tergantung pada

tenaga kerja dan modal yang digunakan. Sedangkan pengusaha B yang menghasilkan barang

Y menerima eksternalitas dari pengusaha A melalui penggunaan-penggunaan modal.

Besarnya ekstrnalitas yang diterima oleh pengusaha B tergantung dari besarnya modal yang

digunakan oleh pengusaha A dalam memproduksi barang X (Kx). 

Selain eksternalitas positif produsen juga dapat mengakibatkan eksternalitas negatif

bagi produsen lain. Dampak atau efek yang termasuk dalam kategori ini meliputi biaya

pemurnian atau pembersihan air yang dipakai (eater intake clen-up cost) oleh produsen hilir

Page 8: Makalah Print

(downstream producers) yang menghadapi pencemaran air (water polution) yang diakibatkan

oleh produsen hulu (upstream producers).  Hal ini terjadi ketika produsen hilir membutuhkan

air bersih untuk proses produksinya.  Dampak kategori ini bisa dipahami lebih jauh dengan

contoh lain berikut ini.  Suatu proses produksi (misalnya perusahaan pulp) menghasilkan

limbah residu produk sisa yang beracun dan masuk ke aliran sungai, danau atau semacamnya,

sehingga produksi ikan terganggu dan akhirnya merugikan produsen lain yakni para

penangkap ikan (nelayan).  Dalam hal ini, kegiatan produksi pulp tersebut mempunyai

dampak negatif terhadap produksi lain (ikan) atau nelayan, dan inilah yang dimaksud dengan

efek suatu kegiatan produksi terhadap produksi komoditi lain.

2.    Eksternalitas Produsen-KonsumenAktivitas seorang produsen dapat pula menimbulkan efek terhadap utilitas individu

tanpa mendapat kompensasi apapun juga. Dampak atau efek samping yang sangat populer

dari kategori kedua yang populer adalah pencemaran atau polusi.  Kategori ini meliputi polusi

suara (noise), berkurangnya fasilitas daya tarik alam (amenity) karena pertambangan, bahaya

radiasi dari stasiun pembangkit (polusi udara) serta polusi air, yang semuanya mempengaruhi

kenyaman konsumen atau masyarakat luas suatu.

Dalam suatu contoh misalnya suatu pabrik mengeluarkan asap yang menyebabkan

polusi udara. Udara kotor tersebut terpaksa dihirup oleh masyarakat yang tinggal disekitar

pabrik sehingga menyebabkan utilitas mereka untuk tinggal di sekitar pabrik menjadi turun.

Dalam hal ini pabrik tidak memberi ganti rugi dalam bentuk apapun juga kepada masyarakat

dan pabrik tersebut akan menentukan tingkat produksi dimana harga barang produksi sama

dengan biaya marginal, atau Px=PMCx.

Pengusaha cenderung untuk mengacuhkan keuntungan atau kerugian masyarakat

sebagai akibat dari aktivitasnya sehingga apabila manfaat eksternal marginal (marginal social

benefit) lebih besar dari nol(positif) maka barang X cenderung akan diproduksi dalam jumlah

yang terlalu sedikit. Sebaliknya apabila terdapat manfaat marginal negatif (negatif social

marginal benefit), maka barang X cenderung akan diproduksi dalam jumlah yang terlalu

banyak.

Page 9: Makalah Print

3. Cara Memperbaiki Alokasi Sumber-Sumber Ekonomi

1)      Teorima Coase

Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa adanya eksternalitas menimbulkan

alokasi sumber-sumber ekonomi yang didasarkan pada pertimbangan-petimbangan individu

pihak yang melakukan suatu aktivitas menjadi tidak efisien. Hal ini disebabkan karena

perhitungan untung-rugi oleh individu dilakukan tanpa menghiraukan dampak dari

tindakannya terhadap orang lain atau masyarakat secara keseluruhan. Coase mengemukakan

bahwa masalah eksternalitas timbul karena tidak jelasnya hak pemilikan suatu barang.

Misalnya ada pabrik semen yang membuang limbahnya kedalam sebuah sungai sedangkan di

sebelah hilir sungai ada pabrik es yang menggunakan air sungai untuk membuat es. Tindakan

pabrik semen tersebut menyebabkan pabrik es harus mengeluarkan biaya tambahan yang

besarnya tergantung tingkat pencemaran air yang sungai yang disebabkan oleh tindakan

pabrik semen tersebut. Mengapa pabrik semen membuang limbahnya kesungai? Ini

disebabkan karena tidak adanya kejelasan mengenai siapa yang berhak atas aliran sungai,

sehingga semua orang akan menganggap bahwa aliran sungai merupakan barang umum yang

dapat dilakukan apapun terhadapnya.

Menurut Coase, apabila pabrik es diberi hak milik atas aliran sungai tersebut maka pemilik pabrik es dapat menuntut pabrik semen untuk membayar atas tindakannya yang menyebabkan polusi air sungai. Pembayaran tersebut akan masuk ke dalam kalkulasi harga semen sehingga pabrik semen mempunyai insentif untuk tidak menimbulkan polusi terlalu banyak. Hal ini dapat dilihat dalam diagram berikut:

  Kurva MB menunjukkan keuntungan marginal perusahaan pada setiap jumlah hasil

produksi yang terjual, sedangkan kurva PMC menunjukkan biaya marginal pada setiap

tingkat produksi. Kurva MD menunjukkan besarnya kerugian yang ditanggung oleh

masyarakat.

Apabila hak milik diberikan kepada penyebab polusi (pabrik semen), maka pabrik

tersebut akan menentukan tingkat produksi sebesar OQ1, yaitu dimana MB = PMC sedangkan

output yang optimal bagi seluruh masyarakat sebesar pada OQ0 yaitu dimana

MB=PMC+MD. Karena hak milik sungai berada pada pabrik semen, maka pihak yang

menderita polusi (pabrik es) akan mengadakan negosiasi dengan pabrik semen agar bersedia

mengurangi polusi dengan cara mengurangi produksi semen dengan suatu pembayaran.

Pabrik semen akan bersedia mengurangi produksi apabila jumlah uang yang dibayar oleh

pabrik es lebih besar daripada MB-PMC(harga > MB-PMC) sedangkan pabrik es bersedia

Page 10: Makalah Print

mengadakan neosiasi apabila jumlah pembayaran lebih sedikit daripada kerugian akibat

polusi (harga < MD). Jadi negosiasi akan terjadi apabila kesediaan untuk membayar lebih

besar daripada biaya yang hilang karena pengurangan produksi, atau MD > MB-PMC.

Apabila hak milik sungai diberikan pada pihak penderita polusi (pabrik es) maka

pabrik semen akan membayar hak untuk membang limbah ke sungai. Pihak pabrik es

bersedia memberikan hak tersebut apabila jumlah yang dibayar oleh pabrik semen lebih besar

daripada MD (harga > MD). Pabrik semen bersedia membayar apabila jumlah yang dibayar

lebih kecil daripada MB-PMC (harga < MB-PMC). Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam

mengatasi masalah eksternalitas yang penting adalah ketegasan mengenai hak pemilikan,

sebab dengan diketahuinya hak pemilikan secara tegas maka mekanisme pasar akan dapat

membuat alokasi sumber-sumber ekonomi yang efisien siapapun yang mempunyai hak milik,

pihak penyebab polusi atau pihak penderita.

Teori coase mengenai eksternalitas diatas dapat dilaksanakan hanya untuk masalah-

masalah dimana pihak-pihak yang terlibat jumlahnya sedikit sehingga dapat dilakukan

negosiasi antara kedua belah pihak. Pada umumnya pihak yang tersangkut dalam

eksternalitas jumlahnya besar. Misalnya pada masalah pencemaran air sungai, kenyataannya

yang mencemarkan air sungai jumlahnya banyak sekali selain pabrik-pabrik juga rumah-

rumah penduduk yang membuang sampah ke dalam sungai. Untuk melaksanakan negosiasi,

pemilik sungai harus mampu menghitung jumlah polusi yang dilakukan dan mengenakan

denda polusi kepada setiap orang / pabrik. Selain itu pihak yang terkena akibat polusi juga

banyak sekali baik pabrik maupun orang, sehingga biaya untuk mengadakn negosiasi menjadi

sangat mahal. Teori coase yang sangat baik ini pada kenyataannya tidak dapat dilaksanakan

dalam kenyataan sehari-hari, sehingga untuk mengatasi masalah polusi diperlukan campur

tangan pemerintah.

2)      Pajak PigovianPemerintah dapat memecahkan alokasi sumber yang lebih efisien dengan mengenakan

pajak kepada pihak penyebab polusi dimana pajak tersebut merupakan pajak perunit. Pajak

yang khusus diterapkan untuk mengoreksi dampak dan suatu eksternalitas negatif lazim

disebut sebagai Pajak Pigovian (Pigowan tax), mengambil  nama  ekonom  pertama  yang 

merumuskan  dan menganjurkannya, yakni Arthur Pigou (1877-1959).

Page 11: Makalah Print

Penerapan pajak ini diberlakukan untuk setiap ton limbah yang dibuang oleh pabrik.

Misalnya antara pabrik kertas dengan pabrik baja, pemerintah menerapkan pajak untuk setiap

ton limbah yang mereka buang. Besar kemungkinan salah satu pabrik (misalkan pabrik

kertas), lebih mampu (biayanya lebih murah) untuk menurunkan polusi dibanding pabrik lain

(pabrik baja). Jika keduanya dipaksa menurunkan polusi sama rata, maka operasi pabrik baja

akan terganggu. Namun melalui penerapan pajak, maka pabrik kertas akan segera

mengurangi polusinya, karena hal itu lebih murah dan lebih mudah dilakukan dari pada

membayar pajak, sedangkan pabrik baja, yang biaya penurunan polusinya lebih mahal, akan

memilih membayar pajak saja sehingga tidak akan menimbulkan inefisiensi bagi pabrik baja.

Pada dasarnya, pajak Pigovian secara langsung menetapkan harga atas hak berpolusi.

Pajak Pigovian tidaklah sama dengan pajak-pajak lain, dimana kita mengetahui bahwa

pajak pada umumnya akan mendistorsikan insentif dan mendorong alokasi sumber daya

menjauhi  titik  optimum  sosialnya.  Pajak  umumnya  juga menimbulkan beban baku berupa

penurunan kesejahteraan ekonomis (turunnya surplus produsen dan surplus konsumen), yang

nilainya lebih besar dari pada pendapatan yang diperoleh pemerintah dan pajak tersebut.

Pajak Pigovian tidak seperti  itu karena pajak ini memang khusus diterapkan untuk mengatasi

masalah ekstemalitas. Akibat adanya eksternalitas, masyarakat harus memperhitungkan

kesejahteraan pihak lain. Pajak Pigovian diterapkan   untuk   mengoreksi   insentif  ditengah  

adanya eksternalitas, sehingga tidak seperti pajak-pajak lainnya, pajak Pigovian itu justru

mendorong alokasi sumber daya mendekati titik optimum sosial. Jadi, selain memberi

pendapatan tambahan pada pemerintah, pajak Pigovian ini juga meningkatkan efisiensi

ekonomi.

3)      Pemberian SubsidiCara lain untuk meningkatkan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi karena

adanya eksternalitas adalah dengan pemberian subsidi kepada pabrik. Pada parik yang

menimbulkan eksternalitas negatif subsidi diberikan atas setiap unit barang produksi yang

dikurangi produksinya. Apabila pabrik tidak mau mengurangi produksi, maka untuk setiap

unit barang produksi berati pabrik akan kehilangan subsidi dari pemerintah, sehinggan biaya

oportunitas perusahaan adalah biaya marginal ditambah subsidi yang hilang. Biaya

oportunitas tersebut lebih besar dari penerimaannya, sehingga perusahaan akan mengurangi

produksinya.

Pada pabrik yang menimbulkan eksternalitas positif, pemerintah dapat memberikan

subsidi agar pengusaha terdorong untuk untuk memproduksi barangnya lebih banyak. Pada

Page 12: Makalah Print

tingkat produksi yang lebih kecil (OQ1) dari tingkat produksi optimum (OQ0), MC (marginal

cost) > PMC+subsidi sehingga pabrik tidak bersedia mengurangi produksinya tetapi akan

menambah produksi. Sedangkan pada tingkat produksi optimum (OQ0) keuntungan marginal

sama dengan biaya marginal ditambah subsidi, atau MB=PMC+subsidi, sehingga akan timbul

keseimbangan dimana sumber-sumber ekonomi dialokasikan secara efisien.

4)      Pemberian Hak Polusi Melalui LelangInefisiensi yang timbul karena adanya eksternalitas dapat diatasi dengan cara lain

yaitu dengan pemberian hak untuk menimbulkan polusi dengan lelang. Perusahaan atau

pabrik yang bersedia membayar paling banyak yang diberi hak polusi pada tingkat polusi

yang optimum. Keuntungan dari cara ini adalah mudah dilaksanakan dalam praktik sehari-

hari. Selain itu, akan tercapai distribusi dari hak polusi yang optimal diantara para pengusaha,

dalam arti pabrik yang mendapat keuntungan terbesar dalam berproduksi dan menimbulkan

polusi adalah pabrik yang memperoleh hak untuk melakukan polusi.

5)      Peraturan untuk Mengatasi EksternalitasPemerintah juga dapat mengeluarkan peraturan bagi pabrik untuk mengurangi polusi

dalam jumlah tertentu, atau akan dihukum apabila melakukan pelanggaran. Kelemahan cara

ini untuk meningkatkan efisiensi pengguna sumber-sumber ekonomi adalah justru timbulnya

inefisiensi apabila terdapat dua pabrik yang menimbulkan polusi. Misalnya antara pabrik baja

dan kertas, jika pemerintah mewajibkan masing-masing pabrik untuk mengurangi polusi pada

tingkat tertentu. Jika setiap pabrik diwajibkan untuk mengurangi polusinya dalam jumlah

yang sama, padahal penurunan sama rata, bukan merupakan  cara  termurah menurunkan

polusi. Ini dikarenakan kapasitas dan keperluan setiap pabrik untuk berpolusi berbeda-beda.

Mungkin pabrik kertas mampu untuk menurunkan polusi karena biaya penurunan polusinya

lebih murah. Namun bagi pabrik baja penurunan polusi membutuhkan biaya yang lebih

mahal sehingga akan mengganggu jalannya proses produksi. Yang berarti justru malah akan

timbul adanya inefisiensi produksi.

Jadi peraturan pemerintah yang menetapkan jumlah polusi yang diperkenankan dalam

jumlah yang sama untuk semua pabrik akan menyebabkan ada pabrik yang tidak optimal.

Karena adanya perbedaan struktur dan biaya, tingkat polusi yang ditimbulkan dan juga

struktur keuntungan antara pabrik yang satu dengan pabrik lainnya, maka jumlah polusi yang

diperkenankan juga harus berbeda-beda antara pabrik-pabrik tersebut

Page 13: Makalah Print

BAB III

KESIMPULAN

Dalam kegiatan ekonomi jika terdapat aktivitas ekonomi yang tidak melalui

mekanisme pasar, maka telah terjadi eksternalitas. Eksternalitas merupakan suatu dampak

yang ditimbulkan oleh aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh suatu pelaku ekonomi terhadap

pelaku ekonomi lain. Eksternalitas tersebut dapat dibedakan menjadi dua menurut

penyebabnya yaitu eksternalitas produsen dan konsumen. Eksternalitas produsen yaitu suatu

eksternalitas yang ditimbulkan oleh aktivitas yang dilakukan oleh produsen.

Eksternalitas produsen dapat memberikan dua dampak yaitu dampak positif dan

dampak negatif. Dan berdasarkan jenisnya eksternalitas produsen dapat dibedakan menjadi

eksternalitas produsen-produsen dan eksternalitas produsen-konsumen. Eksternalitas yang

terjadi baik yang positif maupun negatif menimbulkan inefisiensi dalam masyarakat karena

produsen tidak pernah memperhitungkan eksternalitas yang mereka timbulkan. Untuk

mengatasi inefisiensi tersebut terdapat beberapa solusi seperti yang telah dijelaskan diatas.

Namun, pada kenyataannya eksternalitas tetap sulit untuk di diagnosa karena begitu

banyaknya pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

Page 14: Makalah Print

DAFTAR PUSTAKA

Mangkoesoebroto, Guritno. 2010. Ekonomi Publik. Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Samuelson, Paul.A. dan William, D.Nordhaus .1993. Ekonomi. Edisi Ke Dua Belas,Jakarta : Erlangga.

Suparmoko. 2001. Ekonomi Publik. Edisi Pertama,Yogyakarta

http://ana-ekonomi.blogspot.com/2010/05/eksternalitas-dan-kebijakan-publik.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Welfare_economics

Page 15: Makalah Print

ESDAL

(TEORI KEGAGALAN PASAR, TEORI BARANG PUBLIK DAN EKSTERNALITAS DAN

TEORI COASE DAN HAK MILIK)

OLEH:

DANIEL KADJU (1206105103)

LILYAWATI (1206105104)

TETRY A. SIHOTANG (1306105042)

NI WAYAN MAHA KRISNIA SARI (1306105145)

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2014

Page 16: Makalah Print