Makalah Peran Ict
Transcript of Makalah Peran Ict
MAKALAHPENERAPAN ICT/E-GOVERNMENT PADA BIROKRASI
PEMERINTAHAN
Oleh
Kelompok II
Nama : Atrikson Kuhon
Selmus Soru
Handi Arby Damanik
Mata Kuliah Birokrasi & E-Government
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
UNIVERSITAS HALMAHERA
FAKULTAS ILMU SOSIAL & HUMANIORA
KATA PENGANTAR
Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Anugrah-Nya makalah
kami dengan judul “Penerapan ICT/E-Government Pada Birokrasi
Pemerintahan” ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Kemudian kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah
menjelaskan cara pembuatan makalah ini. Serta kepada pihak-pihak yang terkait yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
Mungkin dalam makalah ini masih banyak kekurangan atau kelebihan yang
tidak kami sadari. Oleh sebab itu penulis berharap bagi yang membaca makalah ini
bisa berpatisipasi untuk memberikan saran maupun kritikan yang dapat membantu
kita dalam mendalami ilmu tentang ICT/E-Government Pada Birokrasi Pemerintahan
untuk kedepannya dan dapat berguna bagi individu maupun masyarakat.
Tobelo, April 2010
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………….....………..…………................. i
DAFTAR ISI …………….....…………………................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ...................................................................... 1
B. BATASAN MASALAH ................................................................... 2
C. TUJUAN PENULISAN..................................................................... 2
D. METODE PENULISAN ................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. ICT/E-GOVERNMENT ................................................................... 3
B. BIROKRASI ..................................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN ICT/E-GOVERNMENT ................................. 8
B. PERANAN ICT/E-GOV PADA BIROKRASI PEMERINTAN...... 8
C. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESISTENSI
TERHADAP
PERUBAHAN .................................................................................. 10
D. KENDALA YANG TERJADI DALAM PENERAPAN ICT/E-
GOVERNMENT................................................................................
12
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN ................................................................................. 13
B. SARAN ............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam pelaksanaan birokrasi pemerintahan E – Government (E-Gov.) sangat
berperan penting dalam melaksanakan efektivitas, efisiensi, transparansi, terkendali
dan terukurnya kualitas kinerja pemerintahan yang bertanggung jawab untuk melayani
stakeholder – pemangku kepentingan.
Dengan mencermati uraian tersebut di atas, sangat mudah dimengerti bahwa
ternyata ICT/E-Gov adalah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (ICT)
untuk mempromosikan pemerintahan yang lebih efisien dan penekanan biaya yang
efektif, kemudahan fasilitas layanan pemerintah serta memberikan akses informasi
terhadap masyarakat umum, dan membuat pemerintahan lebih bertanggung jawab
kepada masyarakat. Clay G. Wescott ( Pejabat Senior Asian Development Bank).
Berkaitan dengan hal tersebut maka birokrasi yang akan datang di inginkan
mengalami perubahan di mulai dari perubahan perilaku birokrat dan perubahan
birokrasi melalui penggunaan ICT/E-Gov untuk menciptakan transparansi dalam
mencapai pemerintahaan yang baik (good governance).
B. BATASAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas maka makalah ini hanya membahas tentang
“Peranan ICT/E-Government Pada Birokrasi Pemerintahan” dan mencoba
menganalisa untuk mengetahui peranan ICT/E-Gov pada birokrasi pemerintahan untuk
mencapai pemerintahan yang baik (Good Governance) dalam Imlementasinya serta
resistensi terhadap munculnya ICT/E-Gov pada birokrasi juga perubahan yang muncul
dari peranan ICT/E-Government.
C. TUJUAN PENULISAN
Secara umum, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membuka wawasan
penulis dan pembaca mengenai peran ICT/E-Gov pada birokrasi pemerintahan. Secara
khusus, penulisan makalah ini bertujuan untuk menguraikan secara jelas dan rinci
berbagai aspek yang mempengaruhi peran ICT/E-Gov pada birokrasi pemerintahan.
D. METODE PENULISAN
Penyusunan makalah ini dilakukan dengan metode studi kepustakaan. Berbagai
sumber bacaan, terutama artikel dari jurnal-jurnal pada beberapa situs internet,
menjadi bahan rujukan penulis dalam menyusun makalah ini. Penulis menemukan
berbagai referensi mengenai hal yang berhubungan dengan peran ICT/E-Gov, namun
amat sulit mendapatkan sumber bacaan yang secara spesifik berbicara tentang peran
ICT/E-Gov pada birokrasi pemerintahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ICT/E-Government
E – Government (E-Gov.), adalah salah satu upaya untuk menggunakan dan
memberdayakan teknologi informasi dan komunikasi - TIK (ICT- Information and
Communication Technology ) oleh pihak pemerintahan, dalam rangka efektivitas,
efisiensi, transparansi, terkendali dan terukurnya kualitas kinerja pemerintahan yang
bertanggung jawab untuk melayani stakeholder – pemangku kepentingan.
Clay G. Wescott ( Pejabat Senior Asian Development Bank) : e-government
adalah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk
mempromosikan pemerintahan yang lebih efisien dan penekanan biaya yang efektif,
kemudahan fasilitas layanan pemerintah serta memberikan akses informasi terhadap
masyarakat umum, dan membuat pemerintahan lebih bertanggung jawab kepada
masyarakat.
Al Gore dan Tony Blair, menggambarkan manfaat yang diperoleh dengan
diterapkannya konsep e-governmnet bagi suatu negara, antara lain:
Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-
nya (masyarakat, kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal
kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan
bernegara.
Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Corporate
Governance.
Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan
interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk
keperluan aktivitas sehari-hari.
Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-
sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang
berkepentingan.
Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat
dan tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan
dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada.
Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra
pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara
merata dan demokratis …”. ( Sumber : Rifaiza’s Webblog ).
B. Birokrasi
Max Weber on Bureaucracy
Sebelum masuk pada pandangan Weber soal Birokrasi ada baiknya ditinjau
etimologi konsep ini yang berasal dari kata “bureau”. Kata “bureau” berasal dari
Perancis yang kemudian diintroduksi Jerman. Artinya adalah meja atau kadang
diperluas jadi kantor. Sebab itu, birokrasi adalah aturan yang dikendalikan lewat meja
atau kantor. Pada kembangannya, birokrasi sekadar merupakan “alat” atau minimal
bukan jenis kekuasaan fleksibel semisal Demokrasi, Aristokrasi, ataupun Oligarki. Di
titik puncak sebuah kekuasaan birokrasi, terdapat jenis kekuasaan yang kurang
birokratis misalnya parlemen atau eksekutif.
Hal yang perlu disampaikan, Max Weber sendiri tidak pernah secara definitif
menyebutkan makna Birokrasi. Weber menyebut begitu saja konsep ini lalu
menganalisis ciri-ciri apa yang seharusnya melekat pada birokrasi. Gejala birokrasi
yang dikaji Weber sesungguhnya birokrasi-patrimonial. Birokrasi-Patrimonial ini
berlangsung di waktu hidup Weber, yaitu birokrasi yang dikembangkan pada Dinasti
Hohenzollern di Prussia.
Birokrasi tersebut dianggap oleh Weber sebagai tidak rasional. Banyak
pengangkatan pejabat yang mengacu pada political-will pimpinan Dinasti. Akibatnya
banyak pekerjaan negara yang “salah-urus” atau tidak mencapai hasil secara
maksimal. Atas dasar “ketidakrasional” itu, Weber kemudian mengembangkan apa
yang seharusnya (ideal typhus) melekat di sebuah birokrasi.
Weber terkenal dengan konsepsinya mengenai tipe ideal (ideal typhus) bagi
sebuah otoritas legal dapat diselenggarakan, yaitu :
1. tugas-tugas pejabat diorganisir atas dasar aturan yang berkesinambungan;
2. tugas-tugas tersebut dibagi atas bidang-bidang yang berbeda sesuai dengan
fungsi-fungsinya, yang masing-masing dilengkapi dengan syarat otoritas dan
sanksi-sanksi;
3. jabatan-jabatan tersusun secara hirarkis, yang disertai dengan rincian hak-hak
kontrol dan pengaduan (complaint);
4. aturan-aturan yang sesuai dengan pekerjaan diarahkan baik secara teknis
maupun secara legal. Dalam kedua kasus tersebut, manusia yang terlatih
menjadi diperlukan;
5. anggota sebagai sumber daya organisasi berbeda dengan anggota sebagai
individu pribadi;
6. pemegang jabatan tidaklah sama dengan jabatannya;
7. administrasi didasarkan pada dokumen-dokumen tertulis dan hal ini cenderung
menjadikan kantor (biro) sebagai pusat organisasi modern; dan
8. sistem-sistem otoritas legal dapat mengambil banyak bentuk, tetapi dilihat
pada bentuk aslinya, sistem tersebut tetap berada dalam suatu staf administrasi
birokratik.
Sejauh ini, birokrasi menunjuk pada empat pengertian, yaitu: Pertama,
menunjuk pada kelompok pranata atau lembaga tertentu. Pengertian ini menyamakan
birokrasi dengan biro. Kedua, menunjuk pada metode khusus untuk pengalokasian
sumberdaya dalam suatu organisasi besar. Pengertian ini berpadanan dengan istilah
pengambilan keputusan birokratis. Ketiga, menunjuk pada “kebiroan” atau mutu yang
membedakan antara biro-biro dengan jenis-jenis organisasi lain. Pengertian ini lebih
menunjuk pada sifat-sifat statis organisasi (Downs, 1967 dalam Thoha, 2003).
Keempat, sebagai kelompok orang, yakni orang-orang yang digaji yang berfungsi
dalam pemerintahan (Castle, Suyatno, dan Nurhadiantomo, 1983).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perkembangan ICT/e-government
Perkembangan e-Government dimulai awal 1990 an dengan adanya inovasi
dan pengembangan aplikasi berbasis web dan teknologi komunikasi seperti PC
(Personal Computer) dan LAN (Local Area Network), Internet browser, EDI
(Electronic Data Interchange), SSL (Secure Socket Layer), XML dan WAN.
Bersamaan dengan perkembangan teknologi, dalam bidang manajemen ada inovasi
seperti change management, business process reengineering, knowledge management
dan customer relationship management.
Sekarang ini pemerintah di berbagai negara di dunia mengimplementasikan e-
Government untuk mencapai 3 tujuan yaitu:
1. memperoleh efisiensi di internal,
2. meningkatkan layanan ke masyarakat, dan
3. mendukung keunggulan ekonomi.
Di Indonesia, seperti halnya Negara lain, telah menyadari pentingnya ICT/e-
Government online untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.
B. Peranan ICT/E-Gov Pada Birokrasi Pemerintahan
Good Governance atau yang sering diterjamahkan menjadi ketata pemerintahan
yang baik adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang bertanggung
jawab (Akuntabilitas ) sejalan dengan prinsip demokrasi, Efektip dan efisien. Selain
itu pemerintah yang dicita – citakan adalah juga mengandung prinsip
mengikutsertakan masyarakat (Partisipasi), terbuka (Transparansi), Kesetaraan,
semua warga masyarakat mempunyai kesempatan dan hak yang sama ikut serta dalam
pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pada dasarnya penerapan ketata permintahan yang baik adalah pelayanan
Publik yang lebih baik kepada masyarakat . Untuk mencapai ke cita – cita ideal
tersebut dipemerintahan perlu memperbaiki sistim birokrasi yang ada. Karena selama
ini birokrasi cendrung tidak seperti apa yang diharapkan. Birokrasi yang ada tidak bisa
menciptakan efisiensi dan efektifitas kerja, sehingga birokrasi sering dianggap menjadi
penghambat untuk mencapai tujun pemerintahan.
Informasi Comunication dan Teknologi (ICT) adalah merupakan salah satu
solusi memperbaiki birokrasi, untuk mencapai ketatapemerintahan yang baik.
Dilingkungan pemerintah ICT dengan sistim E-Government, merupakan bentuk
pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung aktivitas-aktivitas pemerintahan ,
maupun yang terpenting untuk pemberian pelayanan yang prima dari pemerintah
untuk masyarakat. Semua aktivitas e-government ditujukan untuk mendukung
terciptanya pemerintahan yang bersih, transparan dan berwibawa .
Selain itu E-Government menjanjikan suatu hasil kerja yang efisien,
partisipasip berkeadilan, demokrasi dan yang terpinting lagi adalah Transparancy dan
accountability , hal ini merupakan unsur penting dalam sistem aparatur negara yang
modern, yang dilandasi oleh derajat rasionalitas yang tinggi. Pemerintah sendiri sudah
menyadari bahwa e-gov penting dalam birokrasi dengan harapan akan memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, namun untuk penerapannya memang
tak mudah, karena memerlukan proses dan yang kuat untuk melakukan perubahan.
Perubahan dapat di gambarkan sebagai suatu rangkaian perubahan baik secara
evolusioner maupun revolusioner, melalui beberapa tahapan.
- pertama, perubahan secara evolusioner pada umumnya dimulai darihal-hal
yang terkecil atau aspek kecil tertentu, untuk di tingkatkan pada situasi yang
akan datang dalam kerangka kerja yang telah di tentukan.
- Kedua,perubahan secara revolusioner yaitu perubahan yang secara strategis,
dan juga transformasional.
Hal yang harus dilihat dalam penerepan e-goverment adalah bagaimana sistem
pemerintahan berjalan, karena untuk menjalankan e-goverment diperlukan satu sistem
informasi yang baik, teratur dan tersinergi dari masing – masing lembaga
pemerintahan, sehingga dari kesemuanya itu bisa di dapatkan suatu sistem informasi
yang terjalin dengan baik.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Resistensi Terhadap Perubahan
a. Ekonomi
Ketidak seimbangan antara penerimaan dan pengeluaran, merupakan hal yang
wajar bagi para birokrat bagi organisasi pemerintahan, namun mengadopsi perubahan
dengan menggunakan teknologi informasi sudah menjadi life style tidak dapat di
hindarkan.
Secara psikologis faktor ekonomi birokrat, merupakan satu kesatuan dalam hati
nurani untuk mengevaluasi, seberapa besar faktor ekonomi yang bersumber dari gaji
dan tunjangan jabatan maupun penerimaan di luar gaji dan tunjangan jabatan birokrat,
dapat mempengaruhi gaya hidup para birokrasi.
b. Budaya Birokrasi
Menghadapi ketidakpastian dalam suatu perubahan merupakan suatu hal yang wajar.
Sebaliknya perubahan harus dihadapi dengan harapan bahwa perubahan akan
membawa harapan yang lebih baik dari sebelumnya dan ketidak pastian dalam proses
perubahan khususnya dalam penggunaan ICT/E-Gov pada birokrasi pemerintahan.
c. Kepribadian Birokrat
Kepribadian birokrat dapat mempengruhi power ( kekuasaan ) yang dimiliki sebagian
pejabat struktural dalam birokrasi pemerintahan. Kepribadian birokrat yang
mencerminkan ketrbukaan terhadap pengalaman, semakin mau menerima perubahan.
Untuk menciptakan good governance dan clean gooverment,tidak terlepas dari
kepribadian birokrat. Kepribadian birokrat dapat diterjemahkan kedalam berbagai
pemikiran untuk membuat suatu perencanaan dalam birokrasi.
d. Resistensi terhadap Perubahan
Terjadinya penolakan birokrat terhadap perubahan merupakan suatu proses,
cara atau perbuatan untuk menolak dari suatu kondisi yang telah berlangsung lama
pada kondisi yang ada sekarang atau yang akan datang.
D. Kendala yang terjadi dalam penerapan ICT/e-Government
• Kurangnya perencanaan yang berkesinambungan, dengan program kerja
yang tidak bisa berlanjut dari tahun ke tahun.
• Infrastruktur, karena penetrasi PC (Personal Computer) baru menjangkau
1.5% penduduk, di bawah 1% untuk akses Internet, dan hanya 3% yang
terjangkau jaringan telekomunikasi (2003).
• Kurangnya pendanaan untuk program e-Government
• Kurangnya koordinasi dan integrasi pemerintahan secara nasional dalam
hal e-Government
• Belum siapnya peraturan dan regulasi mengenai e-Government, ataupun
lebih umum menyangkut ecommerce.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian, penjelasan, dan pembahasan tentang ICT/e-government
dapat disimpulkan hal sebagai berikut.
1. Penerapan ICT/e-gov pada birokrasi pemerintahan sangatlah perlu dalam
mewujudkan ke tata pemerintahan yang baik agar tercapainya good governance
dan penerapan ini dapat menghasilkan perubahan jika penerapan ICT/e-gov di
lakukan dengan baik.
2. Dalam penerapan ICT/e-gov terjadi perubahan dan dari perubahan ini terdapat
resistensi (penolakan) dari berbagai faktor – faktor birokrat seperti:
- Faktor ekonomi
- Faktor budaya birokrasi
- Faktor kepribadian birokrat
- Faktor resistensi terhadap perubahan
B. SARAN
Untuk mengetahui dan mewujudkan suatu perubahan yang baik melalui
penerapan ICT/E-Goverment pada birokrasi, perlu di lakukan analisa atau pengkajian
dari kelompok secara matang agar supaya kelompok birokrat bisa memahami dengan
baik tantang peranan ICT/E-Gov pada birokrasi pemerintahan dalam implementasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Asep Muslim, S. Sos, M. Si “Reformasi Birokrasi” PT. Perca 2007
Hamengku Buwono X, Membangun Kemitraan Dalam Sebuah Civil Society Menuju
Good Governance, Konsep dan Implementasi, 2001.
MAPPI (Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia, Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, Penerapan E-Government Di Indonesia), Wenny Setiawati, S.H.