Makalah Penyimpangan Dan Masalah Sosial

17
1 KATA PENGANTAR Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmad dan taufiknya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Kenakalan Remaja Dalam Aspek Sosial Budaya“ sebagai tuntutan tugas mata kuliah Sistim Soial Budaya Indonesia di fakultas ilmu social dan ilmu politik Universitas Kutai Kartanegara Segala daya dan upaya penulis curahkan demi penyusunan makalah ini sebaik-baiknya. Penulis menyadari atas kemampuan yang terbatas dan tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan., maka dari itu Saya Mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak, Demi Penyempurnaan makalah ini Tak lupa saya mengucapkan Terima Kasih kepada Bapak Drs Sopyiansyah,Msi yang telah membimbing pada mata kuliah Sisitim Sosial Budaya Indonesia.Dan rekan-rekan mahasisiwa. Tenggarong, 13 Mei 2010

description

unikartaimamsyafi'ioo2528

Transcript of Makalah Penyimpangan Dan Masalah Sosial

Page 1: Makalah Penyimpangan Dan Masalah Sosial

1

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan

rahmad dan taufiknya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan

judul “Kenakalan Remaja Dalam Aspek Sosial Budaya“ sebagai tuntutan tugas

mata kuliah Sistim Soial Budaya Indonesia di fakultas ilmu social dan ilmu politik

Universitas Kutai Kartanegara

Segala daya dan upaya penulis curahkan demi penyusunan makalah ini

sebaik-baiknya. Penulis menyadari atas kemampuan yang terbatas dan tidak

lepas dari kesalahan dan kekurangan., maka dari itu Saya Mengharapkan kritik

dan saran yang membangun dari berbagai pihak, Demi Penyempurnaan makalah

ini

Tak lupa saya mengucapkan Terima Kasih kepada Bapak Drs

Sopyiansyah,Msi yang telah membimbing pada mata kuliah Sisitim Sosial

Budaya Indonesia.Dan rekan-rekan mahasisiwa.

Tenggarong, 13 Mei 2010

Imam syafi,i

07.11.108.501101.002528

Page 2: Makalah Penyimpangan Dan Masalah Sosial

2

BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Perampokan dan pencurian adalah prilaku penyimpangan social budaya yang terjadi

di tengah –tengah masyarakat,yang sangat menggagu dan merugikan orang lain .sepetri yng

di beritakan pada Koran di halaman dapan . Masalah sosial muncul akibat terjadinya

perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat

menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah

sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti

tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain

sebagainya

Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :

1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.

2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, perampokan ,pencurian dll.

3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.

4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

B.Ruang lingkup

Problematika sosial akan terus bergejolak sampai manusia itu akan berpisah antara

ruh dengan nyawa, namun ada faktor yang sangat bermakna dalam kehidupan yakni faktor

manusia dengan Tuhan.

Berbagai macam alasan yang terlontar ketika para pelaku penyimpangan social

tertangtangkap .dari alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari hingga keperluan

untuk membahagiakan sang pacar.namun perlu kita kaji lebih jauh bahwa penyimpangan

social terjadi adanya penularan kebudayaan di lingkungan di mana tinggal sebuah

komunitas. Seperti Penjambret maupun pencuri.

Page 3: Makalah Penyimpangan Dan Masalah Sosial

3

C.Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah berusaha untuk mengakji tindakan

kriminalitas yang merupakan tindakan penyimpangan social dan budaya di tengah –tengah

masyarakat Indonesia yang berasaskan Pancasila .karena hal ini erat kaitanya dengan sistim

social dan buadaya yang terjadi di Indonesia.saya sadar bahwa makalah ini jauh dari

sempurna .untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat saya harapkan demi

sempurnanya makalah ini.

Page 4: Makalah Penyimpangan Dan Masalah Sosial

4

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Penyimpangan Sosial;

Penyimpangan sosial atau perilaku menyimpang, sadar atau tidaksadar pernah kita

alami atau kita lakukan. Penyimpangan sosial dapat terjadi dimanapun dan dilakukan oleh

siapapun. Sejauh mana penyimpangan itu terjadi, besar atau kecil, dalam skala luas atau

sempit tentu akan berakibat terganggunya keseimbangan kehidupan dalam masyarakat.Suatu

perilaku dianggap menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma

sosial yang berlaku dalam masyarakat atau dengan kata lain penyimpangan (deviation) adalah

segala macam pola perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri (conformity) terhadap

kehendak masyarakat.

Definisi Penyimpangan Sosial;

James W. Van Der Zanden; Penyimpangan perilaku merupakan perilaku yang oleh

sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi.

Robert M. Z. Lawang; Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang

menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari

mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang.

Lemert (1951); Penyimpangan dibagi menjadi dua bentuk:

1. Penyimpangan Primer (Primary Deviation)Penyimpangan yang dilakukan

seseorang akan tetapi si pelaku masih dapat diterima masyarakat. Ciri

penyimpangan ini bersifat temporer atau sementara, tidak dilakukan secara

berulang-ulang dan masih dapat ditolerir oleh masyarakat.

2. Penyimpangan Sekunder (secondary deviation) Penyimpangan yang berupa

perbuatan yang dilakukan seseorang yang secara umum dikenal sebagai

perilaku menyimpang. Pelaku didominasi oleh tindakan menyimpang tersebut,

karena merupakan tindakan pengulangan dari penyimpangan sebelumnya.

Penyimpangan ini tidak bisa ditolerir oleh masyarakat

Page 5: Makalah Penyimpangan Dan Masalah Sosial

5

Faktor Penyimpangan/masalah Sosial;

Menurut James W. Van Der Zanden; faktor-faktor penyimpangan sosial adalah sebagai

berikut:

Longgar/tidaknya nilai dan norma. Ukuran perilaku menyimpang bukan pada ukuran

baik buruk atau benar salah menurut pengertian umum, melainkan berdasarkan

ukuran longgar tidaknya norma dan nilai sosial suatu masyarakat

Menurut Soerjono Soekanto Penyimpangan/masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian

antara unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat, yang membahayakan kehidupan

kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan

gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.

Penyimpangan/masalah social dapat terjadi di dasarkan pada pengertian kebudayaan

bahwa pada dasarnya kebudayaan selu bergerak (di namis) Semua kebudayaan mempunyai

dinamika atau gerak. Gerak kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup di dalam

masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi sebab dia

mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lainnya. Artinya, karena terjadinya

hubungan anta rkelompok manusia di dalam masyarakat.

B.Unsur-Unsur Kebudayaan

Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu :

1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian perumahan, alat-alat rumah

tangga, senjata, alat-alat produksi, transport, dsb)

2. Mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi ( pertanian, peternakan, sistem

produksi, sistem distribusi dsb)

3. System kemasyarakatan ( system kekerabatan, organisasi politik, system hokum,

system perkawinan)

4. Bahasa (lisan maupun tertulis)

5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dsb)

6. Sistem pengetahuan

7. Religi (system kepercayaan)

Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat Ditujukan untuk membantu manusia dalam

melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Page 6: Makalah Penyimpangan Dan Masalah Sosial

6

C. Peluang yang Memunculkan Motif Penyimpangan Sosial

Pada intinya, tingkat kejahatan di suatu negara berbanding lurus dengan kondisi

ekonomi, sosial, politik, budaya, dan hukumnya. Khusus untuk kejahatan seperti perampokan

dan pencurian, menurut sosiolog Budi Radjab, faktor ekonomi memegang peranan dominan

sebagai motivasinya. Gambarannya, faktor ekonomi menyumbangkan enam puluh persen

motif perampokan. Selebihnya, menurut dia, adalah motif-motif yang berbeda pada setiap

orang, termasuk membuktikan diri sebagai orang yang jago dalam kejahatan.Selain motif, hal

yang perlu digaris bawahi adalah adanya peluang yang bisa mendukung atau menghambat

motif calon perampok. Peluang tersebut tercipta lantaran kondisi masyarakat berupa

ketimpangan sosial dan ekonomi. Kecenderungan masyarakat yang semakin individualistis,

menurut dia, bukanlah faktor dominan."Coba lihat di negara-negara Eropa, Amerika, atau

Singapura. Mereka" cenderung individualistis tetapi tingkat kejahatan rendah. Kalaupun ada

perampokan, lebih pada kejahatan yang tidak berpola. Dengan kata lain, itu accident atau

kebetulan.

Kasus perampokan tidak berpola, ditandai dengan mudah ditangkapnya pelaku.

Biasanya kejahatan semacam itu terjadi di negara-negara dengan ketimpangan sosial dan

ekonomi yang tidak terlalu tinggi. Sebaliknya, perampokan berpola lebih banyak terjadi di

negara atau daerah dengan ketimpangan sosial dan ekonomi yang lebar. Keadaan itulah yang

memberi ruang bagi tumbuhnya motif-motif perampokan.Kasus perampokan beruntun di

kabupaten/kota, bisa dijadikan salah satu indikator kondisi masyarakatnya. "Akan tetapi,

harus bisa ditentukan dahulu kejahatan itu berpola atau tidak. Polisi pasti bisa

memastikannya," kata Budi Radjab.Jika memang berpola, bisa disimpulkan peluang

melakukan kejahatan di Indonesia sudah begitu lebar. Pemicunya tidak hanya ketimpangan

sosial dan ekonomi. "Kelengahan kepolisian dan sistem penjara selama ini juga turut

memberikan peluang kejahatan," katanya.Di Indonesia, keterbatasan jumlah penjara

menyebabkan dicampurnya para penjahat dari kelas teri hingga kelas kakap. "Pencuri kaus

dengan pencuri uang triliunan rupiah ditempatkan dalam satu sel. Itu peluang untuk

belajar,"ujar Budi. Hal tersebut berbeda dengan di Eropa dan Amerika yang membuat

pengate-gorian penjara untuk setiap tingkat kejahatan perihal sistem penjara seperti itu

dibenarkan pakar hukum dan kriminologi Yes-mil Anwar. Oleh karena itu, terlepas dari

terpola atau tidak, dia memprediksi pelaku perampokan .adalah pemain lama yang notabene

adalah residivis. "Penjara adalah sekolah kejahatan paling bagus. Memang ada pembinaan,

tetapi pada kenyataannya para pembinanya justru menjadi kacung yang dibina,"

Page 7: Makalah Penyimpangan Dan Masalah Sosial

7

katanya.Hasilnya, ketika keluar dari penjara, para penjahat di Indonesia cenderung akan lebih

pandai dari sebelumnya. Mereka pun cenderung membentuk jaringan baru selepas dari

tahanan.Di sisi lain, lemahnya penegakan hukum, baik di penjara maupun di luar penjara,

membuat residivis semakin leluasa bertindak. Terlebih, saat terjadi perampokan di Jawa

Barat tersebut, kepolisian tengah sibuk mengurus masalah internal.

Kasus perampokan,meskipun terjadi di daerah yang berbeda, memungkinkan dua

sampai tiga kelompok yang sama melakukan perampokan di tempat berbeda. Setiap

kelompok pun, bisa jadi, saling mengenal. "Akan tetapi, ini bukan organized crime (kejahatan

terorganisasi) oleh satu jaringan," ujarnya. Proses yang terjadi secara beruntun, menurut dia,

karena kejahatan itu adalah "penyakit menular". Dengan lingkungan yang mendukung,

seperti lengahnya kepolisian, penyakit itu tumbuh subur. "Kejahatan itu bisa dipelajari.

Ketika ada kelompok yang dengan mudah bisa mengelabui polisi, modusnya akan segera

dipelajari oleh kelompok lain. Polisi seharusnya lebih profesional. Patroli pun diperketat.

Jangan hanya ketika kapoldanya mau lewat," tuturnya

D. Perilaku menyimpang sebagai hasil proses sosialisasi nilai-nilai sub kebudayaan

menyimpang

Dalam proses sosialisasi, seseorang mungkin dipengaruhi oleh nilai-nilai

subkebudayaan yang menyimpang, sehingga terbentuklah perilaku menyimpang. Contoh :

seorang anak dibesarkan pada lingkungan yang menganggap perbuatan minum-minuman

keras, pelacuran, dan perkelahian sebagai hal yang biasa, maka anak tersebut akan melakukan

perbuatan menyimpang yang serupa. Menurut ukuran masyarakat luas, perbuatan anak

tersebut jelas bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, maka perbuatan anak tersebut

dapat dikategorikan menyimpang. Perilaku menyimpang tersebut banyak berpengaruh

terhadap kehidupan masyarakat. Perilaku menyimpang dapat disebabkan oleh anomi. Secara

sederhana anomi diartikan sebagai suatu keadaan di masyarakat tanpa norma. Konsep anomi

yang dikemukakan oleh Emilie Durkheim adalah keadaan yang kontras antara pengaruh

subkebudayaan dengan kenyataan sehari-hari dalam masyarakat. Seakan-akan tidak

mempunyai aturan-aturan untuk ditaati bersama. Keadaannya menjadi chaos atau kekacauan

yang sulit diatasi. Padahal cukup banyak aturan-aturan yang telah disepakati bersama dalam

masyarakat yang disebut konformitas. Jika aturan ini dilanggar disebut deviasi. Apabila

pelanggaran sudah dianggap biasa, karena toleransinya pengawasan sosial, penyimpangan itu

akhirnya menjadi konformitas. Contoh: perbuatan menyuap penjaga lembaga pemasyarakatan

Page 8: Makalah Penyimpangan Dan Masalah Sosial

8

Menurut Robert K. Merton

keadaan anomi dapat menyebabkan penyimpangansosial. Dikatakan bahwa dalam

proses sosialisasi individu-individu belajar mengenal tujuan-tujuan penting dalam

kebudayaan dan juga mempelajari cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan-tujuan

budaya tersebut. Anomi terjadi karena adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya

dengan cara-cara untuk mencapai tujuan budaya tersebut. Menurut Merton, ada lima tipologi

tingkah laku individu untuk menghadapi hal tersebut yaitu konformitas, inovasilitualisme,

pengasingan diri, dan pem-berontakan.

E.Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyimpangan Sosial

Penyimpangan sosial adalah satu tindakan yang melanggar nilai dan norma social

sebagai akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna yang dijalani individu baik di

lingkungan keluarga maupun masyarakat pada umumnya. Keberhasilan suatu proses

sosialisasi bagi individu, yaitu dengan ditunjangnya peranan orang dewasa (orang tua, guru,

dan tokoh masyarakat), situasi, media sosialisasi, dan sarana prasarana penunjang lainnya.

a. Peranan Orang Dewasa Orang dewasa yang tidak berhasil dalam menyediakan

akomodasi yang baik untuk kelancaran proses sosalisasi bagi generasi muda, dapat

berpengaruh negative pada pembentukan kepribadian seseorang, yakni perilaku yang

menyimpang dalam interaksi sosial. Seperti adanya larangan merokok untuk anak

atau siswa, akan tetapi yang melarangnya yaitu orang tua atau guru, setiap harinya

merokok, dan tentu saja larangan tersebut dianggap tidak adil bagi si anak tersebut,

sebagai akibatnya larangan tersebut dilanggarnya. Upaya peranan orang dewasa

dalam pencegahan dan pengendalian penyimpangan dapat dilakukan dengan cara

mendidik, mengajak, memberi contoh, dan bahkan memaksa melalui bentuk teguran,

pendidikan, ajaran agama, hukuman.

b. Peranan Situasi Lingkungan Situasi lingkungan yang dimaksud adalah situasi

lingkungan keluarga, teman sepermainan, sekolah, lingkungan kerja, dan media

massa. Dalam situasi lingkungan apabila individu tidak memperoleh kesempatan

untuk melakukan proses sosialisasi secara efektif dan tidak mempunyai kesempatan

untuk mengaktualisasikan nilai dan norma tersebut, maka cenderung individu tidak

melakukan proses sosialisasi yang tidak sempurna. Akhirnya mengarahkan ke bentuk

perilaku yang menyimpang. Misalnya, seorang anak yang dikekang dan selalu

Page 9: Makalah Penyimpangan Dan Masalah Sosial

9

diberlakukan secara tidak adil maka lambat laun si anak tersebut akan melakukan

tindakan yang negatif terhadap lingkungannya.

c. Peranan Kesempatan Sosialisasi Bila individu tersebut cenderung tidak mempunyai

kesempatan dalam melakukan sosialisasi secara sempurna, baik di keluarga,

masyarakat maupun lingkungan sekolah maka individu tersebut akan mengalami

kesulitan dalam penyesuaian diri dengan masyarakat dan lingkungannya. Misalnya,

anak yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali maka ia tidak akan mengetahui

perkembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, ataupun nilai-nilai sosial yang berlaku

dalam masyarakat. Proses sosialisasi berjalan tidak sempurna karena materi informasi

dan media sosialisasi yang satu dengan yang lainnya saling bertentangan, selain itu

juga dapat mengakibatkan konflik pribadi pada diri seorang anak.

Page 10: Makalah Penyimpangan Dan Masalah Sosial

10

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Perilaku menyimpang dalam konteks agama, secara ekstrem perilakunya diberikan

stempel sebagai pendosa atau orang sesat, termasuk ajaran dan faham yang disiarkannya

kepada masyarakat dianggap bertentangan dengan syariat maupun akidah agama disebut

sebagai ajaran sesat. Dalam beberapa bukunya, seperti yang tercamtum di bawah, Hery

Santoso (HS Harding) banyak mengungkapkan contoh kasus yang telah lama berkembang

dan tersembunyi di dalam kehidupan seharihari, terutama tentang perilakuperilaku yang

menyimpang di luar dari batas kelaziman dan social budaya yang menjadi kesepakatan

masyarakat.

Penyimpangan perilaku yang bersifat individual atau personal (pribadi) dan tidak

menggeret pada seseorang, orang kedua, atau pihak lain di luar dirinya, dapat terjadi

dikarenakan adanya pengaruh dari pengalaman di masa lalunya yang kebanyakan "kurang

menyenangkan", hingga menumbuhkan rasa (sense) semacam "virus" yang keliru di dalam

pandangan (persepsi dan interpretasi)nya.

C.Saran

Penyimpangan /permasalahan social yang terjadi di sekitar kita terjadi adanya

pengaruah informasi dan budaya yang di di hubungkan oleh budaya dari kelom[pok maupun

personal.untuk itu demi meyelematkan orang-orang yang kita sayangi dari perbuatan

penyimpangan social. Hendaknya kita lebih aktif untuk menjalin koordinasi dan mempererat

tali silahturohmi.serta mengutkan keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.semogqa kita

semua termasuk dari oarng yang selamat dari penyimpangan /masalah social.

Page 11: Makalah Penyimpangan Dan Masalah Sosial

11

Page 12: Makalah Penyimpangan Dan Masalah Sosial

12

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang

Jurnalskripsi.com