makalah penjaskes
-
Upload
dicky-seva-hymawan -
Category
Documents
-
view
44 -
download
4
description
Transcript of makalah penjaskes
BAB II
PEMBAHASAN
A. ASMA
A.1. Definisi dan Pengertian
Penyakit asma berasal dari kata “asthma” yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti
“sukar bernapas.” Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk dan mengik yang
disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Banyak kasus-kasus penyakit asma di masyarakat yang
tidak terdiagnosis, yang sudah terdiagnosis pun belum tentu mendapatkan pengobatan secara baik.
Belum lagi masalah biaya pengobatan, absennya dari sekolah atau kerja, gangguan aktivitas sosial
serta pengaruh sakitnya terhadap orang-orang yang berhubungan dengan penderita penyakit asma.
Penyakit asma paling banyak terjadi pada anak dan berpotensi mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak. Alergi dapat menyerang semua organ dan fungsi tubuh tanpa terkecuali.
Disamping itu banyak permasalahan kesehatan lain yang menyertai berupa gangguan organ tubuh
lain, gangguan perilaku dan permasalahan kesehatan lainnya,
Penyakit asma adalah penyakit yang mempunyai banyak faktor penyebab, dimana yang
paling sering karena faktor atopi atau alergi. Faktor-faktor penyebab dan pemicu penyakit asma
antara lain debu rumah dengan tungaunya, bulu binatang, asap rokok, asap obat nyamuk, dan lain-
lain. Penyakit ini merupakan penyakit keturunan. Bila salah satu atau kedua orang tua, kakek atau
nenek anak menderita penyakit asma maka bisa diturunkan ke anak. Prof Dr. dr Heru Sundaru,
Sp.PD, KAI, Guru Besar Tetap FKUI menjelaskan, "penyakit asma bukan penyakit menular tapi
penyakit keturunan."
4
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 300 juta orang di dunia
mengidap penyakit asma dan 225 ribu orang meninggal karena penyakit asma pada tahun 2005 lalu.
Hasil penelitian International Study on Asthma and Alergies in Childhood pada tahun yang sama
menunjukkan bahwa di Indonesia prevalensi gejala penyakit asma melonjak dari sebesar 4,2%
menjadi 5,4 %. Penyakit asma tidak dapat disembuhkan dan obat-obatan yang ada saat ini hanya
berfungsi menghilangkan gejala. Namun, dengan mengontrol penyakit asma, penderita penyakit
asma bisa bebas dari gejala penyakit asma yang mengganggu sehingga dapat menjalani aktivitas
hidup sehari-hari. Penyakit Asma atau lelah merupakan penyakit immunologi yang menyebabkan
kesukaran bernafas. Ini adalah kerana ketika pesakit diserang asma, keradangan dan spasma pada
selaput dinding laluan udara menyebabkan bronkiol di dalam paru-paru menjadi sempit. Pesakit
asma mungkin mengalami pernafasan bersiul (wheezing), sesak nafas, dan sukar untuk bersenam.
Ketika otot mengejang, saluran udara mengecil dan menghalang pernafasan. Apabila ini
terjadi,paru-paru akan berkurangan udara. Akibatnya, pesakit boleh pengsan.
Asma adalah penyakit yang dapat terjadi pada siapa saja dan dapat timbul segala usia,
meskipun demikian, umumnya asma lebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah lima tahun
dan orang dewasa pada usia sekitar tiga puluh tahunan. Para ahli asma mempercayai bahwa asma
merupakan penyakit keturunan dan sebagian besar orang yang menderita asma karena alergi
terhadap sumber alergi tertentu (alergen). Alergen merupakan faktor yang berasal dari lingkungan.
Telah banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli di bidang asma untuk menerangkan
sebab terjadinya asma, namun belum satu pun teori atau hipotesis yanga dapat diterima atau
disepakati semua para ahli. Meskipun demikian yang jelas saluran pernapasan penderita asma
memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan (bronchial hyperreactivity
= hipereaktivitas saluran napas).
5
Asap rokok, tekanan jiwa, alergen pada orang normal tidak menimbulkan asma tetapi pada
penderita asma rangsangan tadi dapat menimbulkan serangan.
Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap
rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernafasan.
Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang,
asap, udara dingin dan olahraga.
Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang
melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepasan lendir
ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut
bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga
supaya dapat bernafas.
Sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga bertanggungjawab
terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Sel mast di sepanjang bronki melepaskan bahan
seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya:
kontraksi otot polos
peningkatan pembentukan lendir
perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki.
Sel mast mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai
benda asing (alergen). Tetapi asma juga 3ist terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu.
Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca
dingin.Stres dan kecemasan juga 3ist memicu dilepaskannya 3istamine dan leukotrien.
6
Asma di Kalangan Anak-anak
Menurut kajian, jumlah kanak-kanak diserang penyakit asma adalah 10 hingga 20 peratus.
Selalunya, penyakit ini tidak boleh diubati. Tapi, biasanya kanak-kanak akan sembuh apabila usia
meningkat. Bagi kanak-kanak yang menghidapi asma sederhana, serangan ini akan hilang apabila
mencapai usia lingkungan 12 hingga 13 tahun. Manakala, 50 hingga 60 peratus akan sembuh
apabila mencapai usia 20 hingga 25 tahun. Sementara, 20 peratus lagi akan mendapat asma
berterusan dan hanya sebilangan kecil saja yang akan sembuh.
Asma adalah kondisi berulang dimana rangsangan Prof. Dr. dr Heru Sundaru, Sp.PD, KAI
dari FKUI Universitas Indonesia mengatakan, “kasus asma pada anak di Indonesia lebih tinggi
sedikit dibandingkan dewasa. Kemudian asma pada anak akan hilang sebagian, dan akan muncul
lagi setelah dewasa karena perjalanan alamiah”tertentu mencetuskan saluran pernafasan menyempit
untuk sementara waktu sehingga membuat kesulitan bernafas. Meskipun asma dapat terjadi pada
semua usia, namun lebih sering terjadi pada anak-anak, terutama sekali pada anak mulai usia 5
tahun. Beberapa anak menderita asma sampai mereka usia dewasa; namun dapat disembuhkan.
Kebanyakan anak-anak pernah menderita asma. Para Dokter tidak yakin akan hal ini, meskipun hal
itu adalah teori. Lebih dari 6 % anak-anak terdiagnosa menderita asma, 75 % meningkat pada akhir-
akhir ini. Meningkat tajam sampai 40 % di antara populasi anak di kota. Kebanyakan anak yang
menderita asma dapat berinteraksi dengan lingkungannya, kecuali pada waktu kambuh. Sedikit
anak yang tahan terhadap asma dan membutuhkan obat pencegah setiap harinya untuk dapat
melakukan olahraga dan bermain secara normal.
7
Asma pada kehamilan
Asma Bronkiale (AB) merupakan suatu penyakit yang sering dijumpai sehari-hari dengan
ditandai oleh adanya obstruksi bronkiale yang difus namun reversible baik secara spontan ataupun
melalui pengobatan. Di Amerika Serrikat inisiden AB pada kehamilan berkisar antara 0.5 sampai
1.0 % dari seluruh kehamilan. ANgka abortus , partus dan prematurus maupu kematian pada ibu
atau janin umumnya tidak mengalami peningkatan pada ibi-ibu yang mendapat control AB dengan
baik, sementara itu hamil dengan serangan AB yang berat merupakan suatu problema yang serius
dengan amgka abortus partus prematurus serta angka kematian ibu dan anak yang meningkat.
Pengaruh Kehamilan terhadap Asma Bronkiale
Pada seorang wanita hamil terdapat perubahan-perubahan fisiologis pada beberapa organ-
organ tubuh wanita tersebut akibat kehamilannya. Perubahan-perubahan fisiologis yang diketahui
berpenaruh terhadap perjalanan AB antara lain perubahan-perubahan berupa membesarnya uterus,
elevasi diafragma, hormonal perubahan-perubahan pada mekanik pasru-paru dan lain-lain. Sejak
inplantasi blastokist pada endometrium uterus akan terus membesar sesuai umur kehamilan. Pada
akhir bulan ke tiga uterus sudah cukup besar dan umumnya sudah sebagin tersmbul ke luar rongga
pelvis mengis rongga perut untuk selanjutnya terus membesar perlahan-lahan mendesak usus ke
atas dan kesampng sehingga pada trimester terakhir kehamilan uterus sudah mencapai daerah
setinggi hati. Hal ini banyak berhubungan dengan meningkatnya tekanan intrabdiminal.
Perubahan-perubahan hormonal yang terjadi saat kehamilan dan perslinan menyangkut banyak jenis
hormone-hormon, tetapi yang dketahui ada kaitannya langsung atauun tidak langsung terhadap
perjalanan AB baru beberapa jenis.
8
Progesteron
Yang kadarnya meningkat pada masa kehamilan mempunyai efek langsung terhadap pusat
pernapasan (respiratory center) mentebabkan peningkatan frekuensi pernapasan (respiratory rate),
sehingga menyebabkan hiperventilasi. Progesteron ju bersifat “smooth muscle relaxan” terhadap
otot-otot polos usus, genitourinarius, dan diduga pada otot-otot nronkus.
Estrogen
Kadarnya mneingkat saat kehamilan, terutama trimester ketiga. Pecora dan kawan-kawan
membuktikan strogen mempunyai efek menurunkan “diffusing capacity” dari CO¬¬2 pada paru-
paru dan diduga ini terjadi sebagai akibat menngkatnya asam mukopolisakharida perikapiler.
Kortisol
Kadarnya meningkat pada kehamilan, diduga sebagai akibat klirens kortisol yang menurun,
bukan karena sekresinya yang meningkat. Sehngga waktu paruhnya akan memanjang. Dan
pemberian preparat steroid pada masa kehamilan harus disesuaikan dengan keadaan ini.
Pengaruh Adsma Bronkiale Terhadap Kehamilan
Pada ibu-ibu hamil yang menderita AB, bahna dan Bjerkedal mendapatkan bahwa insiden
hiperemis, perdarahan, toksemia gravidarum, induksi persalinan denga komplikasi dan kematianibu
secara bermakna lebih sering terjadi dibandingkan dengan ibu-ibu hamil tanpa penyakit AB. Hal ini
dapat diduga erat hubungannya dengan obat-obat anti asma yang diberikan selama kehamilan
ataupun akibat efek langsung daripada memberatnya asma. Hal yang sangat penting diperhatikan
didalam penatalaksanaan AB pada ibu-ibu hamil ialah disamping untuk keselamatan ibunya sendiri
adalah juga untuk keselamatan janin. Oksigenasi pada janin hendaknya dipertahankan supaya
adekuat, oabat-obatan hendaknya dipilih yang bias menjamin keselamatan janin di dalam
kandungan.
9
Penatalaksanaan sama Bronkiale pada kehamilan
Pada dasarnya penatalaksanaan Ab pada kehamilan tidaklah berbeda dengan penatalaksanaan AB
pada umunya, namun di dalam beberapa hal perlu perhatian-perhatian khusus yang menyangkut
keselamatan ibu dan janin, utamanya di dalam pemilihan obat-oabat yang akan dipergunakan dan
mencegah penyakitnya berlarut-larut untuk mencegah kemungkinan terjadinya hipoksia pada anak.
Penderita Rawat Jalan
Penderita dengan serangan AB yang ringan dapat dirawat sebagai penderita rawat jalan. Hal
yang paling penting pada penderita-penderita ini adalah mencegah supaya serangan AB jangan
timbul dan jangan menjadi berat, sehingga di dalam hal ini sangat perlu mengidenitifikasi serta
mengeliminir faktor-faktor presipitasi seperti infeksi saluran nafas, inhalasi alergin, bahan-bahan
iritatif, stress emosional dan sebagainya. Sodium kromoglkat dapat merupakan obat-obat yang
terpilih di dalam usaha pencegahan ini disamping eliminasi faktor-faktor presipitrasi.
Pada serangan AB yang ringan , teofilin peroral atau rektral dapat merupakan pilihan atau
kalau perlu amniofilin intravenous 250 – 500 mg secara bolus pelan-pelan atau isopreterinol
inhalasi atau nebulizer, atau adrenalin subkutan 0,2-0,5 ml yangdapat diulang dalam 15 sampai 30
menit kemudian. Pada penderita “steroid dependent asthma”, prednisone, prednisolon merupakan
obat yang terpilih. Beklometason dipropionat periinhalasi juga dapat diberikan untuk menggantikan
prednisone atau untuk mengurangi kebutuhan terhadap prednisone.
10
Penderita Rawat Inap
Diperuntukkan Penderita dengan AB yang berat atau status asthmaticus. Diberikan
aminofilin IV 250-500 mg secara bolus pelan-pelan, kemudian dlanjutkan dengan pemberian
aminoflin perinfus IV dengan dosis 0,9 mg/kg BB/hari.
Hidrokortison sodium suksinat diberikan 100-200 mg IV/4-6 jam, oksigen melalui kateter hidung,
cairan dan elektrolit yang cukup dan eliminasi faktor-faktor presipitasi. Apabila perlu ditambahkan
denga obat-obat golongan beta agonis dalam hal ini yang telah banyak dipergunakan pada kasus
dengan kehamilan adalah terbutalin peroral 2.5 – 5 mg/8 jam. Pada penderita AB yang inpartu perlu
mendapat pengobatan dan pengawasan seksama, karena sangat sering AB yang semula ringan
menjadi berat saat inpartu, atau pada saat kehamilaan AB tidak pernah menyerang, saat inpartu AB
menyerang. Penatalaksanaan sesuai denga berat ringannya AB, dengan pengawasan yang seksama
terhadap perkembangan.
11
A.2. Penyebab
Untuk sebab yang tidak jelas, anak-anak penderita asma bereaksi terhadap rangsangan
tertentu (pencetus) dimana anak yang tidak menderita asma tidak bereaksi. Terdapat banyak
pencetus yang berpotensi, dan kebanyakan anak-anak bereaksi hanya kebeberapa pencetus.
Pencetusnya termasuk iritasi dalam ruangan, seperti bau yang menyengat dan iritasi asap (minyak
wangi, asap rokok); polusi dari luar: udara dingin, olahraga ; gangguan emosi ; infeksi pernafasan
karena virus; dan berbagai macam zat yang mana si anak menjadi alergi, seperti bulu binatang, debu
atau ruangan yang agak berdebu, jamur, dan serbuk diudara terbuka. Pada beberapa anak, pencetus
khusus yang menyebabkan kambuh tidak dapat dikenali. Semua pemicu ini menghasilkan reaksi
serupa ; sel tertentu di saluran udara melepaskan zat kimia. Zat-zat ini menyebabkan saluran udara
menjadi meradang dan bengkak dan merangsang sel otot pada dinding saluran udara untuk
mengkerut. Mengurangi perangsangan dengan zat-zat kimia meningkatkan produksi lendir pada
saluran udara, membuat tumpahnya lapisan sel udara, dan memperlebar sel otot pada dinding
saluran udara. Setiap reaksi ini memicu kepada mengecilnya saluran udara secara tiba-tiba. Pada
kebanyakan anak-anak, saluran udara kembali normal di antara serangan asma.
Kebingungan, letargi (keadaan kesadaran yang menurun, dimana penderita seperti tidur
lelap, tetapi dapat dibangunkan sebentar kemudian segera tertidur kembali) dan sianosis (kulit
tampak kebiruan) merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan
perlu segera dilakukan pengobatan. Kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa
pecah dan menyebabkan udara terkumpul di dalam rongga pleura atau menyebabkan udara
terkumpul di sekitar organ dada. Hal ini akan memperburuk sesak yang dirasakan oleh penderita.
12
A.3. Faktor Resiko
Dokter tidak sepenuhnya mengerti kenapa beberapa anak menderita asma, namun sejumlah
faktor berisiko diketahui. Seorang anak dengan salah satu orangtua yang menderita asma memiliki
resiko 25 % memiliki asma, jika kedua orangtua memiliki asma, resikonya meningkat menjadi 50
%. Anak yang ibunya merokok selama hamil lebih mungkin terkena asma. Anak di lingkungan
perkotaan lebih mungkin memiliki asma, terutama sekali jika mereka berasal dari kelompok sosial
ekonomi rendah. Meskipun asma berpengaruh dengan persentasi yang tinggi pada anak berkulit
hitam dibandingkan dengan anak berkulit putih, peranan genetik berpengaruh dalam meningkatnya
asma adalah kontroversi karena anak berkulit hitam juga lebih mungkin untuk tinggal di daerah
perkotaan. Anak yang menghadapi alergen dengan konsentrasi tinggi, seperti debu atau kotoran
kecoa, pada usia dini lebih mungkin menderita terkena asma. Anak yang menderita bronchiolitis di
usia dini seringkali mengik dengan infeksi virus lanjutan. Bunyi mengik bisa pertama kali diartikan
sebagai asma, namun anak ini tidak lebih mungkin dibandingkan yang lain untuk memiliki asma
selama masa remaja.
Anak dengan asma akut juga tidak bisa mengik karena terlalu sedikit udara mengalir untuk
menghasilkan suara gaduh. Pada asma akut, bernafas menjadi sunguh-sungguh sulit, suara mengik
biasanya menjadi lebih kencang, si anak bernafas dengan cepat dan dengan usaha lebih besar, dan
rusuk menonjol ketika si anak menghirup nafas (inspiration). Dengan serangan akut, si anak megap-
megap untuk bernafas dan duduk tegak, bersandar ke depan. Kulit berkeringat dan pucat atau
membiru. Anak dengan serangan akut yang sering kadangkala memiliki perkembangan yang
lambat, namun pertumbuhan mereka biasanya mengejar anak yang lain pada waktu dewasa.
Seorang dokter mencurigai asma pada anak yang memiliki peristiwa mengik berulang-ulang,
terutama sekali ketika anggota keluarga diketahui memiliki asma atau alergi. Anak yang peristiwa
mengiknya sering bisa dites untuk gangguan lainnya,.
13
A.3. Gejala Penyakit Asma
Gejala utama (cardinal symptom) asma adalah pernafasan bersiul atau berbunyi (wheeze),
menunjukkan saluran udara tersekat. Batuk, kadang kala dengan kehadiran lendir jernih (clear
sputum). Kebiasaannya ada berbagai tanda, seringkali dengan permulaan pantas, perubahan
cuaca persekitaran dan berkaitan dengan pencetus yang disenarai di atas. Gejala sering semakin
teruk pada waktu malam atau ketika berjalan. Peningkatan saluran udara akan menyebabkan sesak
nafas. Asma kadang kala berkait dengan masalah ketidakhadaman asid (acid indigestion), terutama
dengan pesakit berusia. Tanda-tanda asma adalah nafas bersiul, masa hembusan lebih panjang
berbanding masa mengambil nafas, tisu cekung antara tulang rusuk dan bahagian atas sternum &
klavikel, dada mengelembung dan pernafasan bersiul melalui stetoskop (rhonkhi).
14
Dalam serangan asma teruk pesakit mungkin menjadi biru (cyanosed) dan boleh pingsan. Antara
serangan asma pesakin mungkin tidak menunjukkan sebarang tanda.
Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas
dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak nafas yang singkat dan ringan, yang
terjadi sewaktu-waktu. Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta
mengalami serangan hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar oleh
alergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan timbulnya gejala.
Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan nafas yang berbunyi
(wheezing, mengi, bengek), batuk dan sesak nafas. Bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita
menghembuskan nafasnya. Di lain waktu, suatu serangan asma terjadi secara perlahan dengan
gejala yang secara bertahap semakin memburuk. Pada kedua keadaan tersebut, yang pertama kali
dirasakan oleh seorang penderita asma adalah sesak nafas, batuk atau rasa sesak di dada. Serangan
bisa berlangsung dalam beberapa menit atau bisa berlangsung sampai beberapa jam, bahkan selama
beberapa hari. Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara karena
sesaknya sangat hebat. Meskipun telah mengalami serangan yang berat, biasanya penderita akan
sembuh sempurna.
Anak yang lebih tua kadangkala melakukan tes fungsi paru-paru, meskipun pada kebayakan
anak-anak fungsi paru-paru adalah normal diantara kekambuhan. Satu dari setengah atau lebih
anak-anak penderita asma menguasai keadaan. Mereka dengan penyakit yang lebih parah lebih
mungkin memiliki asma semasa remaja.
15
A.4. Diagnosa Penyakit Asma
Dalam kebanyakan kes doktor boleh membuat diagnosa berasaskan gejala dan tanda-tanda
biasa. Pertukaran pantas biasa dalam halangan saluran udara boleh dipastikan dengan penurunan
fungsi jantung (pulmonari) selepas bersenam atau menghidu histamina, dan kelegaan setelah
menghidu ubat bronkodilator. Kebanyakan orang dengan asma mempunyai alahan; ujian alahan
positif menyokong diagnosa asma dan mungkin membantu mengelakkan punca serangan. Ujian lain
sebagai contoh x-ray dada mungkin diperlukan untuk memastikan penyakit dada yang lain.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas. Untuk memperkuat diagnosis bisa
dilakukan pemeriksaan spirometri berulang. Spirometri juga digunakan untuk menilai beratnya
penyumbatan saluran udara dan untuk memantau pengobatan.
Menentukan faktor pemicu asma seringkali tidak mudah. Tes kulit alergi bisa membantu
menentukan alergen yang memicu timbulnya gejala asma. Jika diagnosisnya masih meragukan atau
jika dirasa sangat penting untuk mengetahui faktor pemicu terjadinya asma, maka bisa dilakukan
bronchial challenge test. Saat anda mendatangi dokter anda untuk konsultasi, dokter anda akan
menanyakan mengenai riwayat kesehatan keluarga anda yaitu apakah ada salah seorang anggota
keluarga anda yang menderita asma? Pertanyaan ini akan mendukung pendapat mereka untuk
melakukan test fungsi paru anda atau test pernafasan untuk menyakinkan hasil pemeriksaan
sebelum mereka memberikan resep/obat-obatan dan terapi kepada anda. Test fungsi saluran
pernafasan/paru digunakan untuk mengukur kemampuan bernafas anda. Hasil pemeriksaan rontgen
paru dapat memperlihatkan jika ada sumbatan pada saluran pernafasan yang merupakan indikasi
asma.
16
Musim dingin dan hawa dingin merupakan musim rawan bagi penderita asma. Penderita
asma kalau muncul gejala alergik dianjurkan mengenakan pakaian produk katun. Pakar mengatakan
bahwa kebanyakan penderita asma terdapat gejala alergik atau radang hidung alergik, begitu
menyentuh materi alergik segera muncul gejala bersin, hidung meler, hidung gatal, mata gatal dan
mata berair. Misalnya, pakaian dalam dari bahan wool, pakaian dari kulit bulu binatang serta dari
bahan serat kimia, semuanya mudah memicu alergik dan urticaria, dan mengakibatkan kambuhnya
penyakit asma. Pakar mengatakan, penderita asma biasanya perlu memperhatikan latihan jasmani
agar tahan menghadapi hawa dingin serta memelihara perasaan yang senang. Di waktu kumatnya
penyakit asma, penderita dianjurkan kurang mengkonsumsi kacang-kacangan, kentang, ubi rambat
dan lain sebagainya, karena makanan tersebut kurang mudah diserap dan menimbulkan kembung
perut sehingga menekan rongga dada dan menganggu saluran napas.
Pakar menjelaskan, anak-anak di antara usia 3 hingga 10 tahun mudah mengidap asma,
maka, paling baik di musim panas dan hawa panas sering berolahraga agar tahan menghadapi suhu
lingkungan yang dingin dalam rangka mencegah kumatnya gejala penyakit asma. Pakar
menjelaskan, penyakit asma anak-anak merupakan penyakit umum dan sangat rawan di musim
dingin. Pada waktu itu, penderita sejenis sangat peka terhadap udara dingin dan mudah kena
penyakit, maka, begitu mereka masuk angin sering muncul gejala batuk, membatukkan dahak, sesak
dada, sesak napas, yang berat dapat mengalami gangguan saluran napas. Mengenai penyakit asma
alergik, pakar mengatakan bahwa banyak orang kurang mengenal gejala tersebut, banyak penderita
sejenis didiagnosa salah sebagai radang saluran napas dan radang paru-paru dan tidak menerima
pengobatan tepat waktu dan efektif.
Pakar menganjurkan, penderita asma anak-anak perlu mengadakan latihan tahan dingin
secara berencana dan bertahap pada hawa panas dalam rangka menambah kemampuan tubuh
17
melawan hawa dingin dan mencegah kumatnya penyakit asma. Langkah konkretnya
termasuk secara bertahap menambah pakain, dengan layak menyentuh air dingin serta setiap hari
mengadakan latihan fisik seperti lari di pagi hari. Penderita asma musiman dapat lebih awal
mengkonsumsi obat yang memadai. Pakar menunjukkan, dewasa ini, dalam klinis pengobatan
masih belum terdapat metode penyembuhan penyakit asma, tapi penderita asma musiman perlu
lebih awal mengkonsumsi obat berdasarkan petunjuk dokter dan mengadakan lebih awal intervensi
pengobatan. Misalnya, lebih awal tiga bulan penggunaan obat. Selain itu, penderita asma yang
alergik terhadap debu dan serbuk bunga dianjurkan untuk menjauhi sumber alergi tersebut.
18
A.5. Faktor Pencetus Serangan Asma
Pemicu mengakibatkan terganggunya saluran pernafasan dan mengakibatkan penyempitan
dari saluran pernafasan (bronkokonstriksi). Pemicu tidak menyebabkan peradangan. Banyak
kalangan kedokteran yang menganggap pemicu dan bronkokonstriksi adalah gangguan pernafasan
akut, yang belum berarti asma.
Gejala-gejala dan bronkokonstriksi yang diakibatkan oleh pemicu timbul seketika,
berlangsung dalam waktu pendek dan lebih mudah diatasi dalam waktu singkat. Namun saluran
pernafasan akan bereaksi lebih cepat bila sudah ada atau terjadi peradangan.
1. Faktor pada pasien
Aspek genetik
Kemungkinan alergi
Saluran napas yang memang mudah terangsang
Jenis kelamin
Ras/etnik
2. Faktor lingkungan
Bahan-bahan di dalam ruangan :
Tungau debu rumah
Binatang, kecoa
Bahan-bahan di luar ruangan :
Tepung sari bunga
Jamur
Makanan-makanan tertentu, bahan pengawet, penyedap, pewarna makanan
Obat-obatan tertentu
19
Iritan (parfum, bau-bauan merangsang, household spray )
Ekspresi emosi yang berlebihan
Asap rokok dari perokok aktif dan pasif
Polusi udara dari luar dan dalam ruangan
Infeksi saluran napas
Exercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika melakukan
aktivitas fisik tertentu
Perubahan cuaca
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena adanya
respon yang berlebih terhadap rangsangan tertentu dan menyebabkan peradangan, namun
penyempitan ini bersifat sementara. Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan
merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi
20
saluran pernafasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari,
debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.
Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang
melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepasan lendir
ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut
bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga
supaya dapat bernafas.
Sel-sel tertentu di dalam saluran nafas (terutama sel mast) diduga bertanggungjawab
terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Sel mast di sepanjang bronki melepaskan bahan
seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot polos - peningkatan
pembentukan lendir - perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Sel mast mengeluarkan bahan
tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing (alergen), seperti
serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu binatang. Tetapi asma juga bisa
terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut
melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan juga bisa memicu
dilepaskannya histamin dan leukotrien. Sel lainnya (eosnofil) yang ditemukan di dalam saluran
udara penderita asma melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan
penyempitan saluran nafas.
Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi pada tiap penderita. Beberapa penderita
lebih sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak nafas yang singkat
dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu.
Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan
hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar oleh alergen maupun
iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan timbulnya gejala. Suatu serangan asma
dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan nafas yang berbunyi (mengi, bengek), batuk dan sesak
nafas. Bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita menghembuskan nafasnya. Di lain waktu,
suatu serangan asma terjadi secara perlahan dengan gejala yang secara bertahap semakin
memburuk. Pada kedua keadaan tersebut, yang pertama kali dirasakan oleh seorang penderita asma
adalah sesak nafas, batuk atau rasa sesak di dada. Serangan bisa berlangsung dalam beberapa menit
atau bisa berlangsung sampai beberapa jam, bahkan selama beberapa hari.
Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk kering di
malam hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satu-satunya gejala. Selama
serangan asma, sesak nafas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas. Sebagai reaksi
terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat. Pada serangan yang
sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara karena sesaknya sangat hebat. Kebingungan,
letargi (keadaan kesadaran yang menurun, dimana penderita seperti tidur lelap, tetapi dapat
dibangunkan sebentar kemudian segera tertidur kembali) dan sianosis (kulit tampak kebiruan)
merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu segera dilakukan
pengobatan. Meskipun telah mengalami serangan yang berat, biasanya penderita akan sembuh
sempurna. Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang
saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga
bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami
sesak nafas.
22
Sampai saat ini penyebab penyakit asma belum diketahui secara pasti meski telah banyak
penelitian oleh para ahli. Teori atau hypotesis mengenai penyebab seseorang mengidap asma belum
disepakati oleh para ahli didunia kesehatan. Namun demikian yang dapat disimpulkan adalah bahwa
pada penderita asma saluran pernapasannya memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap
berbagai rangsangan (bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas saluran napas) seperti polusi udara
(asap, debu, zat kimia), serbuk sari, udara dingin, makanan, hewan berbulu, tekanan jiwa,
bau/aroma menyengat (misalnya;parfum) dan olahraga. Selain itu terjadinya serangan asma sebagai
akibat dampak penderita mengalami infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) baik flu ataupun
sinisitis. Serangan penyakit asma juga bisa dialami oleh beberapa wanita dimasa siklus menstruasi,
hal ini sangat jarang sekali.
Angka peningkatan penderita asma dikaitkan dengan adanya faktor resiko yang mendukung
seseorang menderita penyakit asma, misalnya faktor keturunan. Jika seorang ibu atau ayah
menderita penyakit asma, maka kemungkinan besar adanya penderita asma dalam anggota keluarga
tersebut. Adapun tanda dan gejala penyakit asma diantaranya :
1. Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan nafas
(exhalation). Tidak semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak
semua orang yang nafasnya terdegar wheezing adalah penderita asma!
2. Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).
3. Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.
4. Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit..
5. Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena
kesulitannya dalam mengatur pernafasan.
23
A.6. Penanganan dan Pengobatan Penyakit Asma
Penyakit Asma (Asthma) sampai saat ini belum dapat diobati secara tuntas, ini artinya
serangan asma dapat terjadi dikemudian hari. Penanganan dan pemberian obat-obatan kepada
penderita asma adalah sebagai tindakan mengatasi serangan yang timbul yang mana disesuaikan
dengan tingkat keparahan dari tanda dan gejala itu sendiri. Prinsip dasar penanganan serangan asma
adalah dengan pemberian obat-obatan baik suntikan (Hydrocortisone), syrup ventolin (Salbutamol)
atau nebulizer (gas salbutamol) untuk membantu melonggarkan saluran pernafasan.
Pada kasus-kasus yang ringan dimana dirasakan adanya keluhan yang mengarah pada gejala
serangan asma atau untuk mencegah terjadinya serangan lanjutan, maka tim kesehatan atau dokter
akan memberikan obat tablet seperti Aminophylin dan Prednisolone. Bagi penderita asma,
disarankan kepada mereka untuk menyediakan/menyimpan obat hirup (Ventolin Inhaler) dimanapun
mereka berada yang dapat membantu melonggarkan saluran pernafasan dikala serangan terjadi.
Pada usia anak-anak, gejala awal dapat berupa rasa gatal dirongga dada atau leher. Selama
serangan asma, rasa kecemasan yang berlebihan dari penderita dapat memperburuk keadaanya.
Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat.
Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi
faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri. Setiap penderita
umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi pemicu serangan asmanya.
Setelah terjadinya serangan asma, apabila penderita sudah merasa dapat bernafas lega akan tetapi
disarankan untuk meneruskan pengobatannya sesuai obat dan dosis yang diberikan oleh dokter.
24
B. SENAM ASMA
B.1. Definisi dan Pengertian
Asma kambuhan dapat dicegah dengan belajar melatih cara pernapasan yang benar, semua
itu dapat doperoleh melalui senam asma. Dokter Spesialis Paru RSUD Ulin Banjarmasin, Dr Isa Sp
P di Banjarmasin, Minggu mengatakan, asma kambuhan bisa dicegah dengan cara mengikuti terapi
“senam asma”. Dengan mengikuti senam asma maka sama dengan melatih cara bernapas yang
benar serta memperkuat otot-otot pernapasan.
Gejala orang yang tidak terkontrol asma diantaranya sering mengalami asma dalam
seminggu terjadi dua kali seperti sesak napas, dada terasa berat dan disertai batuk. Untuk itu, Dr Isa
menilai sekarang pemahaman penderita atau pasien asma sendiri tentang terapi masih rendah
dikarenakan kurangnya edukasi personal. Hambatan bagi penderita asma dalam proses
penyembuhan dikarenakan pengobatan asma seperti halnya terapi asma cukup mahal. Tapi Isa
menyarankan keberhasilan pengobatan asma tidak hanya ditentukan oleh obat-obatan yang
dikonsumsi, tapi juga harus ditunjang dengan olah raga untuk meningkatkan kemampuan
pernapasan.
Beberapa pilihan olah raga untuk melatih pernapasan penderita asma diantaranya berenang
dan jalan santai, tapi juga perlu dihindari jangan berolah raga pada saat cuaca dingin karena orang
asma peka terhadap cuaca seperti itu. Dokter yang terlihat masih gagah dan lincah itu memberikan
solusi untuk olah raga yang baik bagi penderita asma kambuhan yaitu dengan mengikuti program
terapi senam asma, tuturnya. Khusus di Kota Banjarmasin kegiatan senam asma banyak dilakukan
diberbagai tempat terutama di halaman RSUD Ulin Banjarmasin pada setiap Minggu pagi.
25
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa dengan senam asma dan beberapa olah raga lain
yang dianjurkan bagi penderita asma bisa mengurangi tingkat kambuhan dan terkontrolnya asma
tersebut. Pasien yang rajin mengikuti program senam asma kebanyakan tidak lagi tergantung
dengan obat-obatan asma terutama pada obat atau alat pelega napas, demikian Isa. Demikian
diungkap Ketua Dewan Asma Indonesia (DAI) Prof dr Faisal Yunus, PhD, SpP(K), FCCP saat
jumpa pers Hari Asma Dunia 2009 dengan tema "Anda Bisa Mengontrol Asma Anda, Bertindak
Sekarang!" di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta.
"Senam ini diciptakan tahun 1985," kata Faisal yang juga Ketua I Yayasan Asma Indonesia
(YAI), sebagai pihak yang mengelola senam asma. Selain dengan obat, asma juga bisa ditangani
dengan senam. Namanya senam asma. Cukup 3 kali seminggu, para penderita penyakit yang tidak
bisa disembuhkan ini bisa tetap menjaga kualitas hidupnya. Sesak napas bisa mengakibatkan kerja
otot-otot saluran napas tidak seimbang satu sama lain. Untuk menguatkan dan
menyeimbangkannya, pengidap asma disarankan untuk berolahraga. Dr. Fachrial Harahap. Sp.S,
perumus metode dan gerakan Senam Asma Indonesia menyatakan, olahraga yang cocok bagi
penderita asma adalah senam asma dan berenang, terutama di air yang hangat. Hal ini mampu
mencegah saluran napas menjadi kering dan teriritasi. Kelembaban udara di atas permukaan air
umumnya cukup tinggi, mencapai 94 persen, sehingga bisa mencegah penguapan (water loss) dari
paru-paru. Berenang, menurut Fachrial, adalah kombinasi dari olahraga cepat yang butuh energi
tinggi dan olahraga ketahanan yang butuh energi rendah. Posisi tubuh saat berenang memungkinkan
beban sirkulasi paru berkurang. Tekanan di dalama air dapat mengontrol irama pernapasan. Misty
Hyman, perenang asal Phoenix, Amerika Serikat, yang meraih medali emas dalam Olimpiade
Sydney 2000 adalah pengidap asma. Joging sangat tidak diizinkan karena mudah sekali
mencetuskan serangan.
26
B.2. Aturan dan Waktu Senam Asma
Senam asma sebaiknya dilakukan secara teratur dan sesuai petunjuk. Bila tidak, justru yang
terjadi sebaliknya. Serangan bisa bertambah berat dan bisa timbul pneumo-toraks atau kempes paru.
Untuk mencapai hasil efektif, penderita mesti bersenam sebanyak 3-4 kali seminggu. Tiap kali
senam cukup 30 menit, termasuk pemanasan dan pendinginan. "Mereka yang sudah terlatih bisa
melakukan hingga 50-60 menit. Hasilnya akan tampak dalam 6-8 minggu," katanya.
Senam tidak boleh dilakukan bila penderita sedang kena serangan, kondisi kesehatannya
menurun misalnya karena flu, kurang tidur atau baru sembuh dari sakit. Penderita gagal jantung
yang juga pengidap asma tidak diizinkan bersenam asma.
Akan lebih efektif lagi bila melakukan senam asma di pantai. Udara pantai yang bersih bisa
mengurangi serangan sekaligus melatih otot-otot saluran pernapasan. Pegunungan juga berudara
bersih, tetapi kurang baik bagi pengidap asma karena dingin dan bisa memicu serangan. Senam
asma merupakan salah satu pilihan olah raga yang tepat bagi penderita asma. Karena Senam asma
bermanfaat untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan juga meningkatkan kemampuan benapas.
Selain senam asma, masih ada beberapa pilihan olahraga lain, di antaranya berenang dan jalan
santai (jogging).
Namun perlu diperhatikan pula faktor pemicu asma anda, jika asma muncul karena udara dingin,
hindari berenang di kolam dengan suhu rendah atau melakukan jogging di pegunungan.
27
Senam asma sebaiknya dilakukan rutin 3-4 kali seminggu dan setiap kali senam ± 30 menit.
Senam asma akan memberikan hasil bila dilakukan selama 6-8 minggu.
Lama senam ini, katanya, awalnya 45 menit. Gerakan senamnya sendiri terdiri dari
pembukaan, dilanjutkan dengan gerak inti A dan gerak inti B. Setelah itu, ada gerakan aerobik lalu
pendinginan. Menurut Faisal, senam ini menunjukkan hasil yang positif. Hal tersebut ditunjukkan
dengan hasil penelitian terhadap penderita yang melakukan senam asma dengan penderita yang
tidak melakukannya. "Setelah setahun melakukan senam ternyata mereka yang melakukan senam
seminggu tiga kali menunjukkan berkurangnya serangan asma. Obat juga berkurang. Sedangkan
mereka yang tidak senam kebalikannya," kata Faisal.
Melihat dampak positif dari senam ini, maka para penderita asma mengusulkan kepada YAI
supaya durasi waktu senam ini ditingkatkan. Maka, tahun 1994 dan 2003 senam asma ini direvisi.
Khusus untuk tahun 2003 durasi waktu senam asma menjadi 1 jam. Yang membedakan dengan
senam sebelumnya, versi 2003 memiliki 3 gerakan aerobik. "Bagi asmanya masih berat hanya
melakukan aerobik satu, asma sedang memakai aerobik 2, kalau sudah baik seperti orang normal
sampai pada (gerakan) aerobik 3," jelas Faisal. Mereka yang terlibat dalam penyempurnaan senam
asma 2003 ini adalah dokter paru, dokter Haryo Tilarso sebagai dokter olahraga, dokter rehabilitasi
medis, fisioterapis, dan pelatih senam.
28
Senam ini diciptakan karena, menurut Nury, penderita asma tidak boleh sembarangan
olahraga. Olahraga yang berat malah memicu asma. Olahraga yang direkomendasikan adalah senam
asma tentunya, jalan kaki, lari kecil, dan naik sepeda. "Sekalipun senam sangat membantu para
penderita asma, pengobatan harus tetap dilakukan," ungkap Faisal. Senam asma ini sangat
membantu karena, menurut Kepala Rehabilitasi-Respirasi Departemen Rehabilitasi Medik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) RS Cipto Mangunkusumo Nury Husdwinuringtyas,
senam ini banyak menggunakan otot kaki. Menurutnya, otot kaki adalah otot terbesar. Jika ini
digerakkan maka paru-paru akan mengembang dan lentur lalu sangkar thorax mudah bergerak
sehingga kebutuhan oksigen yang bersangkutan terpenuhi.
Ini adalah jenis olahraga yang membutuhkan energi ekstra, padahal otot-otot di saluran
pernapasan para pengidap asma tidak memungkinkan untuk mengikuti ritme olahraga dengan
energi tinggi. Olahraga lain yang tidak disarankan adalah lari termasuk tenis, bulutangkis,
sepakbola, treadmil, dan bersepeda.
Senam asma tidak boleh dilakukan sembarangan. Ada syarat-syarat bagi mereka
yang akan melakukan senam asma, yaitu: tidak dalam serangan asma, sesak dan batuk, tidak dalam
serangan jantung, dan tidak dalam keadaan stamina menurun akibat flu atau kurang tidur dan baru
sembuh.
29
B.3. Manfaat dan Tujuan Senam Asma
Senam asma bermanfaat untuk melatih otot-otot pernapasan agar lentur dan kuat. Bila otot-
otot ini terlatih, pengidap tak akan mengalami keadaan yang payah bila menghadapi serangan.
Sebaliknya penderita akan mampu mengontrol penyakitnya dengan baik. Dengan senam asma,
pengidap juga akan terlatih bernapas dengan benar, mudah batuk dan mengeluarkan dahak, stamina
fisik pun makin baik.
Senam asma juga merupakan salah satu penunjang pengobatan asma karena keberhasilan
pengobatan asma tidak hanya ditentukan oleh obat asma yang dikonsumsi, namun juga faktor gizi
dan olah raga. Bagi penderita asma, olah raga diperlukan untuk memperkuat otot-otot pernapasan.
Senam asma bertujuan untuk:
Melatih cara bernafas yang benar.
Melenturkan dan memperkuat otot pernafasan.
Melatih ekspektorasi yang efektif.
Meningkatkan sirkulasi.
Mempercepat asma yang terkontrol.
Mempertahankan asma yang terkontrol.
Kualitas hidup lebih baik.
30
B.4. Rangkaian dan Frekwensi Senam Asma
Rangkaian senam asma pada prinsipnya untuk melatih memperkuat otot-otot pernafasan
agar penderita asma lebih mudah melakukan pernafasan dan ekspektorasi.
Senam asma tidak berbeda dengan senam pada umumnya. Berikut rangkaian senam Asma:
1. Pemanasan Dimulai dengan pemanasan
2. latihan Inti Latihan inti A:
Bertujuan untuk melatih cara bernafas yang efektif bagi penderita asma.
Dengan cara menarik nafas dan mengeluarkan nafas. Proses pengeluaran
nafas lebih lama 2 hitungan.
Latihan inti B:
Bertujuan untuk melepaskan otot-otot pernafasan. Dengan irama yang
ritmis, otot-otot akan menjadi santai, sehingga mempermudah pernafasan
dan ekspektorasi.
3. Aerobik Aerobik dilakukan supaya tubuh dapat menghasilkan pembakaran O2
tinggi untuk meningkatkan hembusan napas. Dan disesuaikan dengan
kondisi dan usia peserta senam asma
4. Pendinginan Diakhiri pendinginan. alam pendinginan, dilakukan gerakan-gerakan
lambat agar otot-otot kembali seperti keadaan semula yaitu dengan
menggerakkan tangan sambil menarik napas pelan-pelan.
31
C. Hubungan Antara Asma dengan Berlatih Senam Asma
Gejala orang yang tidak terkontrol asma diantaranya sering mengalami asma dalam
seminggu terjadi dua kali seperti sesak napas, dada terasa berat dan disertai batuk. Untuk itu, Dr Isa
menilai sekarang pemahaman penderita atau pasien asma sendiri tentang terapi masih rendah
dikarenakan kurangnya edukasi personal.
Hambatan bagi penderita asma dalam proses penyembuhan dikarenakan pengobatan asma
seperti halnya terapi asma cukup mahal. Tapi disarankan keberhasilan pengobatan asma tidak hanya
ditentukan oleh obat-obatan yang dikonsumsi, tapi juga harus ditunjang dengan olah raga untuk
meningkatkan kemampuan pernapasan.
Senam asma adalah olahraga yang cocok untuk proses penyembuhan penyakit asma,
karena dengan mengikuti senam asma maka sama dengan melatih cara bernapas yang benar serta
memperkuat otot-otot pernapasan. Senam ini juga bertujuan untuk melatih cara bernafas yang
efektif bagi penderita asma. Dengan cara menarik nafas dan mengeluarkan nafas. Proses
pengeluaran nafas lebih lama 2 hitungan. Senam ini memudahkan untuk menghilangkan sedikit
demi sedikit penyakit tersebut dan jika penderita melakukannya dengan teratur dan sungguh-
sungguh
32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit asma berasal dari kata “asthma” yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti
“sukar bernapas.” Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk dan mengik yang
disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Penyakit asma adalah penyakit yang mempunyai
banyak faktor penyebab, dimana yang paling sering karena faktor atopi atau alergi. Faktor-faktor
penyebab dan pemicu penyakit asma antara lain debu rumah dengan tungaunya, bulu binatang, asap
rokok, asap obat nyamuk, dan lain-lain. Penyakit ini merupakan penyakit keturunan.
Gejala utama (cardinal symptom) asma adalah pernafasan bersiul atau berbunyi (wheeze),
menunjukkan saluran udara tersekat. Batuk, kadang kala dengan kehadiran lendir jernih (clear
sputum). Kebiasaannya ada berbagai tanda, seringkali dengan permulaan pantas, perubahan cuaca
persekitaran dan berkaitan dengan pencetus yang disenarai di atas. Gejala sering semakin teruk pada
waktu malam atau ketika berjalan. Peningkatan saluran udara akan menyebabkan sesak nafas. Asma
kadang kala berkait dengan masalah ketidakhadaman asid (acid indigestion), terutama dengan
pesakit berusia. Tanda-tanda asma adalah nafas bersiul, masa hembusan lebih panjang berbanding
masa mengambil nafas, tisu cekung antara tulang rusuk dan bahagian atas sternum & klavikel, dada
mengelembung dan pernafasan bersiul melalui stetoskop (rhonkhi).
Penyakit asma dapat dicegah dengan belajar melatih cara pernapasan yang benar, semua itu
dapat doperoleh melalui senam asma. Senam asma sebaiknya dilakukan rutin 3-4 kali seminggu dan
setiap kali senam ± 30 menit.
33
Senam asma akan memberikan hasil bila dilakukan selama 6-8 minggu. Senam asma bermanfaat
untuk melatih otot-otot pernapasan agar lentur dan kuat. Bila otot-otot ini terlatih, pengidap tak
akan mengalami keadaan yang payah bila menghadapi serangan. Sebaliknya penderita akan mampu
mengontrol penyakitnya dengan baik. Dengan senam asma, pengidap juga akan terlatih bernapas
dengan benar, mudah batuk dan mengeluarkan dahak, stamina fisik pun makin baik.
Senam asma juga merupakan salah satu penunjang pengobatan asma karena keberhasilan
pengobatan asma tidak hanya ditentukan oleh obat asma yang dikonsumsi, namun juga faktor gizi .
Senam asma bertujuan untuk:
Melatih cara bernafas yang benar.
Melenturkan dan memperkuat otot pernafasan.
Melatih ekspektorasi yang efektif.
Meningkatkan sirkulasi.
Mempercepat asma yang terkontrol.
Mempertahankan asma yang terkontrol.
B. Kritik dan Saran
Demikian makalah ini saya buat dengan harapan adanya kritik dan saran membangun dari
semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan karya tulis ilmiah ini sehingga dapat
meningkatkan hasil yang lebih baik dan berguna bagi para pembaca khususnya masyarakat luas
pada umumnya.
Maka dari itu kritik dan saran dari pembaca kami butuhkan agar kedepannya saya bisa
membuat karya tulis ilmiah dengan kinerja yang lebih baik. Atas pehatian dan kerjasamanya saya
ucapkan terima kasih.
34
DAFTAR PUSTAKA
Sumosardjuno, Sadoso. (1995). Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Anas, Alwi. (1996). Berlatih Senam Asma. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sundaru, Heru, Prof, Dr, dr, Sp.PD, KAI. (2002). Penyakit Asma Turunan. Jakarta : FKUI
www.ensiklopedi.com
www.google.com
www.kesehatanku.com
www.yahoo.com
www.fkui.com
www.kapanlagi.com
www.kiatolahraga.com
www.senamasma.com
35
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dunia ini penyakit memang terkadang menakutkan bagi manusia. Ditambah juga untuk
penyakit yang dinilai membahayakan hampir tidak ada obat ataupun alat-alat kedokteran yang bisa
membantu untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Contohnya saja penyakit asma, penyakit ini
dikategorikan sangat berbahaya bagi manusia. Hampir 75% penderita penyakit ini tidak dapat
disembuhkan. Obat-obatan masih belum dikatakan bisa membantu proses penyembuhan, alat-alat
kedokteranpun dikatakan juga masih belum bisa memusnahkan penyakit tersebut.
Maka dari itu gerak dan olahraga sangat penting dalam kehidupan manusia. Sejak bayi,
kanak-kanak, hingga dewasa, perkembangan gerak sangat mempengaruhi dalam masalah kesehatan.
Sementara itu, kemajuan teknologi membawa dampak perubahan sikap hidup manusia dari banyak
gerak kepada sikap diam atau hanya sedikit gerak. Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan proses
metabolisme tubuh sehingga terjadi penurunan kesegaran jasmani, kesehatan, keterampilan, dan
bahkan mempengaruhi kapasitas, kreatifitas, dan kecerdasan. Yang pada gilirannya menimbulkan
penyakit HIPOKINETIK, yaitu penyakit yang timbul karena kurang gerak seperti Jantung,
Hipertensi, Obesitas, Kecemasan, dan lain-lain.
1
Contohnya saja asma, dari pengertiannya sendiri Asma adalah penyakit yang dapat
terjadi pada siapa saja dan dapat timbul segala usia, meskipun demikian, umumnya asma lebih
sering terjadi pada anak-anak usia di bawah lima tahun dan orang dewasa pada usia sekitar tiga
puluh tahunan. Para ahli asma mempercayai bahwa asma merupakan penyakit keturunan dan
sebagian besar orang yang menderita asma karena alergi terhadap sumber alergi tertentu (alergen).
Alergen merupakanlah faktor yang berasal dari lingkungan.
Senam asma adalah olahraga yang cocok untuk proses penyembuhan penyakit asma karena
olahraga ini mempunyai manfaat yang sangat besar terhadap penderita asma, antara lain, melatih
otot-otot pernapasan agar lentur dan kuat. Bila otot-otot ini terlatih, pengidap tak akan mengalami
keadaan yang payah bila menghadapi serangan. Sebaliknya penderita akan mampu mengontrol
penyakitnya dengan baik. Dengan senam asma, pengidap juga akan terlatih bernapas dengan benar,
mudah batuk dan mengeluarkan dahak, stamina fisik pun makin baik.
Senam asma juga merupakan salah satu penunjang pengobatan asma karena keberhasilan
pengobatan asma tidak hanya ditentukan oleh obat asma yang dikonsumsi, namun juga faktor gizi
dan olah raga. Bagi penderita asma, olah raga diperlukan untuk memperkuat otot-otot pernapasan.
2
B. Rumusan Masalah
Di dalam makalah “Mencegah Asma dengan Senam Asma” membentuk sebuah
rumusan masalah berikut ini:
a. Bagaimana mengetahui penyebab dan diagnosa penyakit asma?
b. Bagaimana cara melakukan senam asma ?
c. Bagaimana mengetahui frekuensi senam asma ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
a. Untuk memahami pembaca agar mengerti tentang penyakit asma serta penyebab
penyakit ini.
b. Untuk memudahkan para pembaca mengetahui proses senam asma.
c. Serta memberikan sedikit pengetahuan tentang olahraga senam asma kepada pembaca
agar bisa diterapkan dalam masyarakat.
3
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul........................................................................................................ i
Kata Pengantar........................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
BAB I . PENDAHULUAN
Latar Belakang.......................................................................................... 1
Rumusan Masalah..................................................................................... 3
Tujuan Penulisan....................................................................................... 3
BAB II. PEMBAHASAN
A. Asma..................................................................................................... 4
B. Senam Asma.......................................................................................... 25
C. Hubungan Asma dengan Senam Asma.................................................. 32
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................... 33
Kritik dan Saran........................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 35
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga tugas
karya tulis ilmiah yang berjudul “Mencegah Asma dengan Senam Asma” dapat disusun dengan
baik. Karya tulis ini disusun berdasarkan apa yang saya sampaikan baik yang didapatkan dari
sumber buku maupun internet.
Di dalam makalah ini banyak sekali mengangkat tentang segala sesuatu tentang asma serta
olahraga senam asma yang membantu penyembuhan penyakit ini. Karya tulis ini disusun bertujuan
agar para pembaca memahami tentang apa itu asma, serta para pembaca juga bisa melakukan
olahraga senam asma untuk menyembuhkan asma.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu demi
terselesainya karya tulis ilmiah “ Mencegah Asma dengan Senam Asma”.
Tentu saja karya tulis ini masih banyak yang perlu disempurnakan atau perlu ditambah
berhubung keterbatasan penulis, maka kritik dan saran sangat diharapkan demi penyempurnaan
karya tulis selanjutnya. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Surabaya, 2 Desember 2011
Penulis
KARYA TULIS ILMIAH
KEPUSTAKAAN KIMIA
“ Uji Aktivitas Anti Mikroba pada Jintan Hitam “
Disusun Oleh:
M. Iqbal Fitrah H.
KIMIA B 2011
113234204
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2011/2012