Makalah Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan
-
Upload
yanuar-rustrianto-buwono -
Category
Documents
-
view
1.006 -
download
112
description
Transcript of Makalah Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan
![Page 1: Makalah Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072105/55cf96b1550346d0338d289a/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Perkembangan masyarakat dunia pada abad ke 21 telah menunjukkan kecenderungan
adanya perubahan perilaku dan gaya hidup serta pola konsumsinya ke produk perikanan.
Dengan keterbatasan kemampuan pasok hasil perikanan dunia, ikan akan menjadi komoditas
strategis yang dibutuhkan oleh masyarakat dunia. Oleh karena itu, permintaan komoditas
perikanan di masa datang akan semakin tinggi sehagai akibat meningkatlya jumlah
penduduk, kualitas dan gaya hidup masyarakat dunia. Perubahan gaya hidup tersebut antara
lain disebabkan kebutuhan makanan sehat, tingkat aktifitas yang tingi dan kegiatan yang
cakupannya global.
Pasokan ikan dunia saat ini sebagian besar berasal dari hasil penangkapan ikan di laut.
Namun demikian pemanfaatan sumberdaya tersebut di sejumlah negara dan perairan
internasional saat ini dilaporkan telah berlebih. Oleh karena itu alternatif pemasok hasil
perikanan diharapkan berasal dari pembudidayaan ikan. Namun karena keterbatasan lahan
dan kondisi iklim yang tidak selalu mendukung, hal ini menjadi penghambat pengembangan
budidaya perikanan di sebagian negara di dunia.
Kondisi perikanan tangkap saat ini tengah mengalami stagnasi, bahkan cenderung
mengalami penurunan produksi dibeberapa wilayah di Indonesia. Degradasi lingkungan
perairan laut akibat perubahan iklim global, ditambah lagi dengan eksploitasi ikan yang
berlebih tanpa kontrol berdampak pada menurunnya produksi perikanan laut. Sementara itu,
tingkat konsumsi ikan cenderung mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan
jumlah penduduk tiap tahunnya. Tentunya hal ini memerlukan solusi, sebagai upaya untuk
memenuhi permintaan konsumsi ikan yang cenderung meningkat dan produksi perikanan
laut yang cenderung mengalami penurunan. Perikanan budidaya merupakan salah satu solusi
yang bisa dilakukan, mengingat produksinya yang bisa dikontrol baik dengan teknologi
inovasi maupun kapasitasnya.
Sesuai dengan potensi sumberdaya perikanan yang dimiliki serta dalam rangka
menghadapi tantangan global termasuk di bidang perikanan maka visi pembangunan
perikanan budidaya adalah: perikanan budidaya sebagai salah satu sumber pertumbuhan
Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan 1
![Page 2: Makalah Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072105/55cf96b1550346d0338d289a/html5/thumbnails/2.jpg)
ekonomi andalan yang diwujudkan melalui sistem budidaya yang berdayasaing,
berkelanjutan dan berkeadilan. Untuk mencapai visi tersebut, maka misi yang akan
dilaksanakan adalah:
a. Pembangunan perikanan secara bertanggung jawab dan ramah lingkungan;
Orientasi pembangunan perikanan budidaya berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi;
b. Pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan petani ikan;
c. Penyediaan bahan pangan, bahan baku industri dan peningkatan ekspor;
d. Penciptaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha;
e. Penciptaan kualitas sumber daya manusia;
f. Pencipataan iklimusaha yang kondusif;
g. Pengembangan kelembagaan dan pembangunan kapasitas;
h. Pemulihan dan perlindungan sumberdaya dan lingkungan.
Sejalan dengan visi dan misi tersebut di atas, maka tujuan pengembangan sistem
pembudidayaan ikan adalah:
a. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pembudidaya ikan;
b. Meningkatkan mutu produksi dan produktifitas usaha perikanan budi-daya untuk
penyediaan bahan baku industri perikanan dalam negeri, meningkatkan ekspor hasil
perikanan budidaya dan memenuhi kebutuhan konsumsi ikan masyarakat;
c. Meningkatkan upaya perlindungan dan reha- bilitasi sumberdaya perikanan budidaya.
Peningkatan teknologi budidaya perikanan menjadi penting dalam pencapaian tujuan
tersebut di atas. Upaya ini dilakukan dengan memperhatikan potensi sumberdaya lahan,
pemahaman terhadap faktor kelayakan budidaya, tingkatan teknologi budidaya dan
pemanfaatan plasma nutfah ikan budidaya. Oleh karena itu perlu adanya suatu kajian
mengenai peningkatan teknologi budidaya perikanan. Dengan mengetahui peningkatan
budidaya perikanan diharapkan dapat dirumuskan suatu pengelolaan yang tepat dalam
rangka peningkatan produksi budidaya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka adapun permasalahan yang diangkat dalam
penulisan paper ini yakni:
1. Apa yang dimaksud budidaya perikanan?
Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan 2
![Page 3: Makalah Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072105/55cf96b1550346d0338d289a/html5/thumbnails/3.jpg)
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi kegiatan budidaya perikanan?
3. Bagaimana tingkat penerapan teknologi budidaya perikanan?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka adapun permasalahan yang diangkat dalam
penulisan paper ini yakni:
1. Untuk mengetahui tentang budidaya perikanan.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kegiatan budidaya perikanan.
3. Untuk mengetahui tingkat penerapan teknologi budidaya perikanan.
1.4 Manfaat
Mengacu pada tujuan yang ingin dicapai, maka terdapat sejumlah manfaat yang
diharapkan diperoleh dari penyusunan paper ini, yaitu sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Dapat mengkontribusi pada penambahan teori dan temuan mengenai budidaya perikanan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pemerintah, hasil tulisan ini dapat dijadikan dasar pertimbangan dan acuan untuk
menetapkan kebijakan tentang pengelolaan budidaya perikanan.
b. Bagi masyarakat, hasil penyusunan paper ini hendaknya dapat memberikan informasi
mengenai budidaya perikanan.
Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan 3
![Page 4: Makalah Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072105/55cf96b1550346d0338d289a/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Budidaya Perikanan
Arti dari kata budidaya sendiri adalah usaha yg bermanfaat dan memberi hasil.
Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan
sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai
dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. (Undang-undang
Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan)
Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau
membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan
yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani,
mengolah, dan/ atau mengawetkannya. (Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan)
Budidaya perikanan adalah usaha pemeliharaan dan pengembangbiakan ikan atau organisme
air lainnya. Budidaya perikanan disebut juga sebagai budidaya perairan atau akuakultur
mengingat organisme air yang dibudidayakan bukan hanya dari jenis ikan saja tetapi juga
organisme air lain seperti kerang, udang maupun tumbuhan air.
Istilah akuakultur yang diambil dari istilah dalam Bahasa Inggris Aquaculture. Berikut
definisi akuakultur menurut beberapa sumber:
1. Akuakultur merupakan suatu proses pembiakan organisme perairan dari mulai proses
produksi, penanganan hasil sampai pemasaran (Wheaton, 1977).
2. Akuakultur merupakan upaya produksi biota atau organisme perairan melalui penerapan
teknik domestikasi (membuat kondisi lingkungan yang mirip dengan habitat asli organisme
yang dibudidayakan), penumbuhan hingga pengelolaan usaha yang berorientasi ekonomi
(Bardach, dkk., 1972).
3. Akuakultur merupakan proses pengaturan dan perbaikan organisme akuatik untuk
kepentingan konsumsi manusia (Webster’s Dictionary, 1990).
Budidaya perikanan ada beberapa jenis aktivitas, yaitu:
1. Budidaya air tawar
Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan 4
![Page 5: Makalah Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072105/55cf96b1550346d0338d289a/html5/thumbnails/5.jpg)
Jenis-jenis komoditas ikan air tawar yang dapat dibudidayakan adalah ikan mas, gurame,
patin, arwana, nila, mola, tawes, sepat siam; tambakan, lele, udang galah, sidat, belut, kodok
lembu dan labi-labi.
2. Budidaya air payau
Jenis-jenis komoditas budidaya di tambak didominasi oleh udang windu, sedangkan jenis
lain adalah udang lain (non windu) dan bandeng.
3. Budidaya air laut
Pelaksanaan kebijakan pengembangan budidaya laut dirintis sejak diterbitkannya keputusan
Presiden RI No. 23 tahun 1982 dan Keputusan Menteri Pertanian No. 437 pada tahun yang
sama yang mengatur tentang pengembangan usaha budidaya laut. Dalam penerapannya
usaha budidaya laut yang berkembang pesat hanya pada budidaya kerang mutiara, rumput
laut dan kerapu. Selain itu juga kakap, teripang, dan abalone. Lahan yang bisa digunakan
untuk budidaya laut dan pantai yaitu (a) pantai, (b) pasang surut (intertidat), (c) sublitoral,
(d) kolom permukaan air, (e) mid-water, (f) dasar perairan (sea bed).
3.1 Faktor yang Mempengaruhi Budidaya Perikanan
Terdapat beberapa faktor yang sangat menentukan keberhasilan kegi-atan budidaya ikan
yang dilaksanakan yaitu:
1. Faktor Independen
Faktor independen adalah faktor-faktor yang umunmya tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain. Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Lingkungan
Ciri-ciri fisik lingkungan yang penting bagi pengembangan budidaya perikanan sangat
bergantung kepada ketersediaan dan kecocokan fisik dari areal untuk pengembangan
budidaya perikanan yaitu:
1) Tersedianya lahan;
2) Topografi dan elevasi lahan;
3) Sifat-sifat tanah, teristimewa komposisi, tekstur dan kemampuan menahan air, sifat
oseanografi perairan;
4) Frekuensi, jumlahdan disfiibusi hujan;
5) Mutu, kuantitas, ketersediaan dan aksesibilitas ah;
Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan 5
![Page 6: Makalah Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072105/55cf96b1550346d0338d289a/html5/thumbnails/6.jpg)
6) Kondisi cuaca, seperti suhu, laju penguapan, perubahan musim, frekuensi topan dan
lamanya;
7) Kualitas dan kuantitas populasi; h. Akses ke suplai danpasar.
b. Faktor Manusia
Faktor manusia meliputi sikap, adat istiadat dan gaya hidup dari warga, stabilitas dan
kekuatan ekonomi serta politik dari pemerintah. Faktor- faktor ini beragam dan
kompleks, contohnya:
1) Sikap dan keterampilan produsen relatif terhadap mengadopsi tekno-logi dan modal
untuk ditanamkan dalam produksi;
2) Perminataan pasar, sikap konsu-men, daya beli;
3) Kemauan dan kemampuan pemerintah melengkapi prasarana, kredit dan sebagainya;
4) Kemampuan lembaga pemerintah melengkapi sistem dukungan pela-yanan bagi
pengembangan budidaya perikanan antara lain pelatihan bagi profesional, penelitian
guna mengembangkan teknologi baru, dan penyuluhan
2. Faktor Dependen
Faktor dependen adalah faktor-faktor yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Faktor-
faktor tersebut ialah wadah budidaya ikan, input hara, spesies ikan, dan teknologi
Wadah budidaya ikan seperti tambak, kolam, keramba dan sebagainya sangat dipengaruhi
oleh faktor lingkungan fisik dan manusia misalnya: a. Kolam lebih cocok di daerah lahan
pegunungan b. Keramba jaring apung dikembang-kan di perairan waduk dan laut.
Input hara berupa pupuk dan pakan tergantung kualitas dan kuan-titasnya pada faktor
lingkungan fisik, misalnya: unsur ramuan pakan tidak dapat diproduksi dimana lingkungan
fisik tidak cocok bagi produksinya.
Spesies ikan yang dibudidayakan sangat tergantung dari faktor-faktor spesifik tiap spesies
misalnya: Tilapia tidak cocok dibudidayakan pada saat suhu rendah di bawah 200C.
Teknologi yang menggunakan karamba jaring apung menuntut pemberian pakan yang
intensif.
Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan 6
![Page 7: Makalah Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072105/55cf96b1550346d0338d289a/html5/thumbnails/7.jpg)
BAB III
TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PERIKANAN
Tingkat pembudidayaan perikanan biasanya diklasifikasikan atas cara ekstensif atau intensif
didasarkan pada tipe dan kuantitas pakan yang digunakan untuk merangsang produksi.
Pembudidayaan tingkat ekstensif umurnnya berkaitan dengan tingginya kuantitas dari input
pakan.
Intensitas pembudidayaan ikan umumnya ditingkatkan tahap demi tahap, dengan cara mula-
mula meningkatkan padat penebaran dan ditingkatkan sebanding dengan input kuantitas dan
kualitas hara diikuti oleh modifikasi-modifikasi lingkungan guna mengimbangi masalah-masalah
yang timbul.
Perkembangan pertumbuhan ikan yang dibudidayakan sangat ditentukan oleh:
1. Mutu pakan yang tersedia;
2. Jumlah pakan;
3. Frekuensi pemberian pakan;
4. Temperatur;
5. Stabilitas mutu air dan minimum harian serta rata-tata;
6. Keefektifan sistem pembuangan limbah, metabolik secara biologi, fisik dan atau mekanik;
7. Besaran dan frekuensi stres lingkungan terhadap spesies yang dibudidayakan; h. Kesehatan
spesies yang dibudidayakan;
8. Potensial genetik bagi pertum-buhan.
Berat rata-rata dan berat total dari setiap spesies yang dibudidayakan untuk jangka waktu
tertentu tergantung kepada: komposisi gizi dari pakan, perubahan lingkungan, reproduksi,
represi/penahanan, predasi/kebuasan, hama dan penyakit, dan mortalitas.
Macam-macam tingkat penerapan teknologi budidaya perikanan adalah ekstensif,
pemupukan ekstensif, pemupukan intensif, pemberian pakan ekstensif, pemberian pakan intensif,
dan pemberian pakan hiperintensif, dan pemberian pakan ulhahiperintensif.
1. Ekstensif
Pada tingkat ektensif cirinya adalah:
- Tidak ada hara yang ditambahkan untuk mendorong dalam mensuplemen atau menggan-
tikan makanan alami;
Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan 7
![Page 8: Makalah Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072105/55cf96b1550346d0338d289a/html5/thumbnails/8.jpg)
- Desain dan kontruksi kolam sangat sederhana;
- Pengontrolan atas kualitaslkuan-titas air sedikit, drainase air tidak sempurna;
- Komposisi, jumlah dan ukuran dari spesies ikan tidak ada ketentuan. Contoh: kolam
tradisional tanpa pemberian pakan dan modifikasi lingkungan
2. Pemupukan Ekstensif
Pada tingkat pemupukan ekstensif cirinya adalah:
- Fotosintesis dan produksi makanan didorong oleh penambahan pupuk dalam jumlah
kecil;
- Lingkungan dimodifikasi sehingga cocok apabila dilakukan pemupukan misalnya
kedalaman air lebih tinggi;
- Kualitas/kuantitas air dan penebaran ikan tidak dikontrol dengan sempurna;
- Komposisi, jumlah dan ukuran dari spesies ikan tidak dikendalikan. Contoh: kolam
tradisional yang dipupuk seadanya.
3. Pemupukan Intensif
Pada tingkat pemupukan intensif cirinya adalah:
- Fotosintesis dan produksi makanan didorong seperti pada "Pemupukan Ekstensif” tetapi
kualitas dan kuantitas pupuk memadai sehingga mencapai respon produksi yang
memadai;
- Lingkungan dimodifikasi sehinggapengeringan air dan pemanenan ikan dapat sempurna
dilakukan;
- Pengontrolan kualitas air tidak optimal;
- Komposisi spesies ikan tertentu, jumlah dan ukuran dari spesies ikan macam-macam.
Contoh: penerapan budidaya polikultur di sawah tambak.
- Produksi: 2 ton/ha
- Unsur P biasanya menjadi faktor pembatas
4. Pemberian Pakan Ekstensif
Pada tingkat pemberian pakan ekstensif cirinya adalah:
- Dengan kualitas dan kuan-titas kurang dari optimum ditam-bahkan bagi konsumsi
langsung ikan untuk mensuplemen pakan alami, nutrisi pakan biasanya tidak komplit
Pakan dan tidak seimbang;
- Lingkungan dimodifftasi sehinggapengeringan air dan pemanenan ikan dapat dilakukan;
Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan 8
![Page 9: Makalah Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072105/55cf96b1550346d0338d289a/html5/thumbnails/9.jpg)
- Pengontrolan air (kualitas/kuantitas) tidak sempurna;
- Komposisi, ukuran spesies ikan serta jumlahnya dalam spesies ditentukan. Contoh:
Penerapan teknologi madya di tambak:
- Padat tebar 60.000-150.000 ekor/ha/MT, ukuran benih tokolan (PL-32), penebaran 2
kali/th
- Produktifitas 900-2.250 kg/ha/MT.
5. Pemberian Pakan Intensif
Pada pemberian pakan intensif cirinya adalah:
- Pakan merupakan sumber giziutama, walaupun pakan alami juga penting, pakan biasanya
komplit dan seimbang.
- Lingkungan dimodifikasi sehingga pengeringan air dan pemanenan ikan dapat dilakukan;
- Kontrol mutu air ditingkatkan apabila dibandingkan dengan ‘Pemberian Pakan Ekstensif'
yaitu dengan adanya aerasi darurat, mutu air biasanya kendalanya pada iklim;
- Komposisi, ukuran spesies ikan serta jumlahnya dalam spesies ditentukan. Contoh:
Penerapan teknologi maju di tambak, keramba jaring apung
- Padat tebar 150.000-300.000 ekor/ha/MT, ukuran benih tokolan (PL-32), penebaran 2
kali/th
- Produktifitas 2.250 - 5.500 kg/ha/MT.
6. Pemberian Pakan hiperintensif
Pada pemberian pakan hiperintensif cirinya adalah:
- Pakan secara gizi komplit dan seimbang, kuantitas pakan cukup sehingga dapat
- menggantikan pakan alami;
- Mutu air dikelola secara kontinyu;
- Lingkungan dimodifikasi dengan baik untuk penggantian air sebagian atau seluruhnya;
- Cahaya matahari (fotosintesis) sangat penting;
- Konhol kualitaslkuantitas air dilakukan secara kontinyu;
- Ukuran dan jumlah spesies ikan ditentukan dan padat penebaran tinggi. Contoh:
Pemeliharaan ikan Z. aurea di kolam deras bisa menghasilkan 56 Kg/m2, pada
pemeliharaan ikan dikolam dengan areasi produksi ikan lele Amerika bisa mencapai 7
ton/ha dengan areasi 10 m3/ha/unit.
Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan 9
![Page 10: Makalah Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072105/55cf96b1550346d0338d289a/html5/thumbnails/10.jpg)
7. Pemberian Pakan Ultrahiperintensif
Pada pemberian pakan ultrahiperintensif cirinya adalah:
- Mutu pakan seperti pada "Pemberian Pakan Hiperintensif' tetapi dalam kuantitas yang
lebih besar;
- Lingkungan budidaya bersifat buatan ke arah ekshim (misalnya tangki-tangki) dengan
modifikasi lingkungan komplit dengan ciri-ciri utama seperti kontrol suhu, pembuangan
limbah metabolik, resirkulasi, aerasi, pemberian pakan otomotik, pemantauan kualitas/ku-
antitas mutu air konstan, kegagalan dari salah satu komponen tertentu dari sistem akan
mengakibatkan kematian total dalam hitungan menit;
- Komposisi, ukuran spesies ikan serta jumlahnya dalam spesies ditentukan.
- Contoh: Fasilitas Pembenihan dan pembesaran kerapu (60x 80 m) di Gondol Bali
(Kerjasama BRKP dengan DIFTA Denmark), dapat menghasilkan 650.000 fingerling
ikan air laut per tahun.
Berdasarkan potensial genetiknya, ikan dapat terus diperbaiki produksinya dengan program
pemulihan yang terdiri dari seleksi dan hibridisasi. Kemajuan perbaikan mutu genetik ikan
sangat jelas terlihat peneraparlnya pada ikan salmon di Norwegia mulai tahun 1970-an.
Perbaikan mutu genetik ikan-ikan tropis dimulai awal tahun 1990. Sehubungan dengan
pengembangan potensi genetik ikan diperlukan kegiatan pengembangan plasma nutfah yang
terdiri dari inventarisasi, karakterisasi, evaluasi serta pemanfaatan plasma nutfah. Pengembangan
plasma nutfah suatu jents ikan didasarkan pada kriteria (a) terancamnya sumberdaya genetik, (b)
jenuhnya eksploitasi penangkapan, (c) perlu dikembangkan biodiversitas, (d) mempunyai potensi
genetik yang unggul, (e) perlu dike-tahui spesiesnya karena ciri morfologis yang sulit dibedakan,
(f) perlu penge- lolaan bersama dalam eksploitasi penangkapan.
Jenis-jenis yang dipelajari plasma nutfahnya untuk peningkatan teknologi budidaya
diantaranya ikan mas, botia, lele, patin, gurame, bandeng, napoleon, terubuk, layang, belida, dan
red snapper.
Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan 10
![Page 11: Makalah Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072105/55cf96b1550346d0338d289a/html5/thumbnails/11.jpg)
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau
membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan
yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani,
mengolah, dan/ atau mengawetkannya.
Faktor yang sangat menentukan keberhasilan kegiatan budidaya ikan yang dilaksanakan
yaitu faktor independen dan faktor dependen.
Macam-macam tingkat penerapan teknologi budidaya perikanan adalah ekstensif,
pemupukan ekstensif, pemupukan intensif, pemberian pakan ekstensif, pemberian pakan intensif,
dan pemberian pakan hiperintensif, dan pemberian pakan ulhahiperintensif.
1.2 Saran
Berdasarkan paparan yang telah disampaikan pada maka dapat direkomendasikan saran
kepada:
1. Kepada pemerintah, agar lebih menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan budidaya
perikanan di Indonesia agar sumber daya ikan dapat terjaga dan pemenuhan kebutuhan
konsumsi ikan dapat terpenuhi.
2. Kepada masyarakat, agar selalu melestarikan alam serta menggunakan dan mengeksploitasi
sumber daya seperlunya.
Peningkatan Teknologi Budidaya Perikanan 11