Makalah Pengolahan Sampah Organik.doc

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan limbah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh negara di dunia, tidak hanya di negara-negara berkembang, limbah juga masih menjadi permasalahan di negara-negara maju. Di Indonesia misalnya, rata-rata penduduk kota-kota besar dapat menghasilkan puluhan ton limbah padat setiap harinya. Limbah-limbah padat tersebut diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari limbah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit limbah seperti yang sering kita lihat. Limbah yang menumpuk itu, umumnya belum terorganisir dengan baik, pembuangan limbah di Indonesia dinilai masih sangat buruk. Limbah yang mudah terurai dan dan limbah yang sulit terurai masih tercampur dan mengganggu penduduk sekitar. Selain baunya yang tidak sedap, limbah sering dihinggapi lalat dan juga dapat menjadi sarang penyakit seperti demam berdarah dan malaria. Menyikapi permasalahan di atas, maka perlu dilakukan pengolahan limbah agar tidak hanya bernilai negatif namun dapat juga berdampak positif. Pengolahan limbah dapat dimulai dengan pemisahan limbah yang mudah terurai dengan yang susah diurai, kemudian

Transcript of Makalah Pengolahan Sampah Organik.doc

Page 1: Makalah Pengolahan Sampah Organik.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan limbah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh

negara di dunia, tidak hanya di negara-negara berkembang, limbah juga masih

menjadi permasalahan di negara-negara maju. Di Indonesia misalnya, rata-rata

penduduk kota-kota besar dapat menghasilkan puluhan ton limbah padat setiap

harinya. Limbah-limbah padat tersebut diangkut oleh truk-truk khusus dan

dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa diapa-

apakan lagi. Dari hari ke hari limbah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit

limbah seperti yang sering kita lihat.

Limbah yang menumpuk itu, umumnya belum terorganisir dengan baik,

pembuangan limbah di Indonesia dinilai masih sangat buruk. Limbah yang mudah

terurai dan dan limbah yang sulit terurai masih tercampur dan mengganggu

penduduk sekitar. Selain baunya yang tidak sedap, limbah sering dihinggapi lalat

dan juga dapat menjadi sarang penyakit seperti demam berdarah dan malaria.

Menyikapi permasalahan di atas, maka perlu dilakukan pengolahan limbah agar

tidak hanya bernilai negatif namun dapat juga berdampak positif. Pengolahan

limbah dapat dimulai dengan pemisahan limbah yang mudah terurai dengan yang

susah diurai, kemudian mengolah kedua jenis limbah tersebut menjadi sesuatu

yang lebih berguna seperti pupuk kompos dan bahan bakar.

1.2      Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini, diharapkan dapat :

a. Memberikan pengetahuan kepada pembaca dan masyarakat tentang jenis

limbah padat organik

b. Memberikan pengetahuan kepada pembaca dampak dari limbah padat

organik bagi lingkungan

Page 2: Makalah Pengolahan Sampah Organik.doc

c. Menjelaskan tentang cara penanganan limbah padat organik, berupa cara

pengolahannya menjadi bahan yang lebih bermanfaat seperti pupuk

kompos dan bahan bakar

1.3 Ruang Lingkup Bahasan

Ruang lingkup bahasan pada makalah ini meliputi :

a. Dampak pencemaran limbah padat organik terhadap lingkungan

b. Pengolahan limbah padat organik menjadi pupuk kompos, bahan bakar

biogas, bahan bakar bensin dan kreasi kerajinan tangan.

Page 3: Makalah Pengolahan Sampah Organik.doc

BAB II

DASAR TEORI

2.1       Limbah

Limbah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang

oleh pemakainya, atau zat sisa hasil dari suatu proses yang tidak diperlukan lagi

dari proses tersebut, tetapi masih bisa dimanfaatkan jika dikelola dengan prosedur

yang benar. Limbah dapat berasal dari berbagai aktivitas makhluk hidup, seperti

kotoran makhluk hidup, limbah rumah tangga, limbah industri, limbah rumah

sakit dan masih banyak lagi.

Gambar 1. Limbah

Berdasarkan sifatnya, limbah dibagi menjadi :

a. Limbah organik, adalah limbah yang mengandung senyawa-senyawa

organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hydrogen dan oksigen.

Yang termasuk limbah organik adalah daun-daunan, kayu, kertas,

karton, sisa-sisa makanan, sayur, buah dan berbagai jenis plastik.

Beberapa limbah organik ada yang mudah terurai oleh mikroba dan

ada juga yang sukar terurai.

b. Limbah anorganik, terdiri dari kaleng, besi, logam, gelas atau bahan

lain yang yang tidak tersusun oleh senyawa-senyawa organik. Semua

limbah anorganik tidak dapat diuraikan oleh mikroba.

Berdasarkan bentuknya, limbah dibagi menjadi :

Page 4: Makalah Pengolahan Sampah Organik.doc

a. Limbah padat yaitu limbah zat sisa yang dihasilkan berupa padatan.

b. Limbah cair yaitu limbah zat sisa yang dihasilkan berupa cairan.

c. Limbah gas yaitu limbah zat sisa yang dihasilkan berupa gas.

2.2 Limbah Padat Organik

Limbah padat organik adalah limbah yang mengandung senyawa-senyawa

organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen yang

berbentuk padatan. Limbah padat organik ini sangat sering dijumpai di setiap

aktivitas sehari-hari, seperti plastik, sisa-sisa tumbuhan dan hewan, kertas dll.

Limbah padat organik dapat bersumber dari limbah rumah tangga, limbah

jalanan, limbah rumah sakit dan limbah industri. Berdasarkan karakteristiknya

limbah padat organik dibedakan menjadi :

a. Sampah basah (garbage) adalah jenis sampah yang terdiri dari sisa-

sisa potongan hewan atau sayuran hasil dari pengolahan dan

pembuatan makanan yang sebagian besar terdiri dari zaat yang mudah

membusuk.

b. Sampah kering (rubbish) adalah sampah yang mudah terbakar yang

berasal dari rumah-rumah, pusat perdagangan dan kantor-kantor,

seperti kertas, plastik dan kardus.

c. Limbah industri organik di indonesia biasanya berupa limbah pabrik

kelapa sawit (PKS). Limbah PKS semakin meningkat seiring dengan

perkembangan industri kelapa sawit yang sedang terjadi sehingga

kuantitas dan kualitas limbah padat yang dihasilkan juga semakin

meningkat. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen penanganan

limbah padat industry yang terstandardisasi (Asbudi, 2012)

d. Limbah Rumah Sakit biasanya berupa botol plastik, botol impus dan

plastik suntikan.

Page 5: Makalah Pengolahan Sampah Organik.doc

2.3      Prinsip Pengolahan Limbah

Manajemen Limbah Padat yang tepat menjadi salah satu poin penting

untuk mengurangi pemcemaran lingkungan. Berikut adalah Hierarki baru

penerapan manajemen limbah padat yang terintegrasi seperti pada gambar berikut:

Gambar 2. Integrasi pengolahan limbah padat organik (Suratman, 2013)

Hierarki baru integrasi pengelolaan limbah berkaitan dengan global

warming sbb :

a. Eco-Design

Eco-dsign adalah suatu pendekatan untuk merancang suatu produk dengan

pertimbangan khusus pada dampak lingkungan dari produk selama seluruh

siklus hidup, dan dapat mengurangi pengolahan atau pembuangan limbah

padat. Bangunan dan produk harus dirancang dengan tujuan menggunakan

bahan kimia lebih sedikit dan peningkatan efisiensi energi, serta mengurangi

hasil buangan atau emisi.

b. Mengurangi (Reduce)

Salah satu upaya untuk pengelolaan limbah adalah dengan mengurangi

penggunaan atau pemakaian dari potensi limbah itu sendiri.

c. Menggunakan kembali (Reuse)

Page 6: Makalah Pengolahan Sampah Organik.doc

Reuse atau penggunaan ulang adalah menggunakan kembali suatu barang

lebih dari sekali.Ini mencakup penggunaan kembali secara konvensional di

mana barang dipakai lagidengan fungsi yang sama, dan penggunaan kembali

di mana barang dipergunakan denganfungsi yang berbeda. Berbeda dengan

prosesdaur ulangyang menghancurkan barangbekas menjadibahan

mentahyang dipakai untuk membuat barang baru. Denganmengambil produk

yang berguna dan menukarkannya, tanpa melalui proses, hal

inimenghematwaktu, uang, energi, dansumber daya. 

d. Mendaur ulang (Recycling)

Recycling atau daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan

bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang

sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan

bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi,

kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses

pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan

sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan,

pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai,

dan komponen utama dalam manajemen sampah modern.

e. Memperbaiki (Recovery)

Pemakaian kembali sebagian sampah/limbah yang dapat digunakan untuk

keperluan lain. Konsep ini dapat diterapkan misalnya dengan mengolah

sebagian dari batu baterai bekas sebagai sumber energi alternatif. Konsep ini

banyak diterapkan oleh masyarakat di pedesaan terpencil yang tidak

terjangkau aliran listrik oleh PLN.

f. Disposal adalah pembuangan limbah yang tidak bisa dimanfaatkan lagi

dan limbah residuyang akan dibuang melalui proses landfill.Di beberapa

Negara, telah dikembangkan suatu strategi dalam pengelolaan Limbah

padat.Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, dan Saudi Arabia mengadopsi sebuah

system manajemenpengelolaan Limbah secara seragam dan mekanisme

monitoring dimulai dari produksi limbah,pengumpulan, sortir, pengelolaan

dan pembuangan. Pengelolaan ini juga dianut secara globaloleh Negara-

negara di dunia.

Page 7: Makalah Pengolahan Sampah Organik.doc

2.4 Dampak Pengolahan Limbah Padat Organik yang tidak Benar

a) Dampak Kesehatan

Menjadi tempat perkembangbiakan bibit penyakit.

Sampah yang menutup saluran air menyebabkan banjir.

Sampah yang dibakar terus menerus dapat menyebabkan infeksi

saluran pernafasanatas (ISPA).

Dampak kesehatan dari pengolahan sampah beberapa negara adalah

pemulung yang mengumpulkan sampah memiliki risiko tinggi terhadap

infeksi penyakit seperti infeksi kulit dan infeksi darah akibat kontak langsung

dengan limbah, dan dariluka yang terinfeksi. Infeksi mata dan infeksi saluran

pernafasan akibat paparan debuyang terinfeksi, khususnya selama operasi

TPA. Penyakit lainyang dihasilkan dari gigitan binatang yang ada di sampah.

Infeksi usus yang ditularkan oleh lalat di tempat sampah. Penyakit kronis

pada operator TPA beresiko penyakit pernapasan kronis, termasuk kanker

akibat paparan debu dan senyawa berbahaya. Kecelakaan Tulang dan

gangguan otot akibat penanganan kontainer yang berat. Menginfeksi luka

akibat kontak dengan benda tajam. Keracunan dan luka bakar akibat kontak

dengan sejumlah kecillimbah bahan kimia berbahaya campur dengan limbah

umum. Luka bakar dan cedera lainnya akibat kecelakaan kerja di tempat

pembuangan sampah atau dari ledakan gasmetana di lokasi TPA.

b) Terhadap air dan tanah

Sampah yang mencemari sungai mematikan kehidupan akuatik dan

menyebabkan pendangkalan.

Pencemaran air permukaan dan air tanah.

Bakteri pathogen dan E.coli dapat berkembang biak 

c) Terhadap kualitas udara

Pembakaran sampah menyebabkan penyakit ISPA, kanker

(gasdioxin).

Timbulnya gas-gas beracun (H2S, NH3, dan lain-lain).

Pemanasan global : CO2, CH4 (Gas Rumah Kaca).

BAB III

Page 8: Makalah Pengolahan Sampah Organik.doc

PEMBAHASAN

3.1       Permasalahan Pengolahan Limbah Padat Organik di Indonesia

Sistem Pengolahan limbah padat organik di setiap negara berbeda-beda,

sesuai dengan kesadaran masyarakat, peraturan pemerintah dan kemajuan

teknologinya. Berikut ini pengolahan limbah padat organik yang diterapkan di

Indonesia beserta segala permasalahan yang terjadi (Andi Sani, 2013) :

a) Sistem Pewadahan dan Pengumpulan Limbah Padat

Di Indonesia, pengumpulan limbah padat masih mengalami hambatan

terutama pada pengumpulan sampah dimana dalam pengolahannya tidak

dilakukan pemisahan baik sebelum atau selama pembuangan di rumah tangga

maupun TPS.

b) Sistem Pengangkutan

Sistem pengangkutan sampah di Indonesia menggunakan alat pengangkut /

truk banyak yang masih tidak tertutup sehingga menimbulkan bau dan

sampah yang diangkutbiasanya diterbangkan oleh angin. Pengangkutan

sampah yang juga ddilakukan di Kota Chinhoyi menunjukkanbahwa

pemerintah kota tidak mengumpulkan limbah dari rumah-rumah

penduduk,pengumpulan limbah yang seharusnya dilakukan sekali seminggu

ternyata dilakukandua kali seminggu. Selain itu, pengumpulan limbah tidak

menentu dan tidak konsisten.Dalam bisnis dan industri, limbah seharusnya

dikumpulkan setiap hari, namun karenaketerbatasan sumber daya,

pengumpulan menjadi tidak menentu.Hal ini berdasarkanhasil penelitian

pengelolaan limbah di Kota Chinhoyi.

c) Pembuangan Akhir dan Pengolahan limbah padat

TPA di Indonesia lebih dari 90 % menggunakan metoda Open Dumping,

kurang dari 10% Berupa TPA Controlled Landfll dan Sanitary Landfll.

Pembuangan limbah seperti limbah rumah sakit yang tidak seharusnya

dibuang dilokasi TPA tak terkendali. Limbah rumah sakit seperti penyeka,

botol bekas obat-obatan, masker oksigen dan kateter berserakan dimana-

mana. Adapula sisa bekas bangunan dan limbah elektronik.Selain itu,

Page 9: Makalah Pengolahan Sampah Organik.doc

Penyemprotan dengan bahan kimia juga dilakukan untuk membasmi hama

dan vector penyakit.

 3.2 Alternatif Pengelolaan Limbah

Untuk menangani permasalahan limbah secara menyeluruh perlu

dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif

yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah

lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua

permasalahan pembuangan limbah dengan cara mendaur-ulang semua limbah

yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat

mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada

tiga asumsi dalam pengelolaan limbah yang harus diganti dengan tiga prinsip–

prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan

jumlah limbah yang terus meningkat, minimisasi limbah harus dijadikan prioritas

utama.

Limbah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat

dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem

pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-

industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses

daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur limbah.

Pembuangan limbah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material

yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat

mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-

ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai

tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk

sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu

dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan

penggunaan.

Program-program limbah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar

berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-

program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti

Page 10: Makalah Pengolahan Sampah Organik.doc

pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat

perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor

informal (tukang limbah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting

dalam sistem penanganan limbah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja

mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan limbah di

negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang

telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang limbah yang

mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen limbah yang terkumpul dan

mempekerjakan 40,000 orang. Alternatif pengolahan limbah padat oganik yang

dapat diterapkan di Indonesia adalah sebagai berikut :

a) Teknik kerajinan industri kreatif dari plastik atau botol-botol bekas

untuk dijadikan barang yang baru dan menarik. Plastik-plastik yang

telah dibersihkan dirangkai menjadi berbentuk tas, dompet dll.

b) Teknik Pengomposan

Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk

penanganan limbah organik merupakan komponen-komponen terpenting

dari suatu sistem penanganan limbah kota. Limbah-limbah organik

seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan

cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutirisi-

nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang

masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci

ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan limbah. Daur-ulang limbah

menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton limbah dibandingkan dengan

kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat

mensuplai industri. Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang

unsur hara secara alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-

benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik),

seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana

dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost).

Page 11: Makalah Pengolahan Sampah Organik.doc

Setiap bahan organik, bahan-bahan hayati yang telah mati, akan

mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Daun-daun yang gugur ke

tanah, batang atau ranting yang patah, bangkai hewan, kotoran hewan, sisa

makanan, dan lain sebagainya, semuanya akan mengalami proses

dekomposisi kemudian hancur menjadi seperti tanah berwarna coklat-

kehitaman. Wujudnya semula tidak dikenal lagi. Melalui proses

dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara

yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati,

dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan

terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka

produk akhirnya adalah kompos (compost).

Pengomposan didefinisikan sebagai proses biokimiawi yang

melibatkan jasad renik sebagai agensia (perantara) yang merombak bahan

organik menjadi bahan yang mirip dengan humus. Hasil perombakan

tersebut disebut kompos. Kompos biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk

dan pembenah tanah. Kompos memiliki keunggulan-keunggulan lain yang

tidak dapat digantikan oleh pupuk kimiawi, yaitu kompos mampu :

Mengurangi kepekatan dan kepadatan tanah sehingga memudahkan

perkembangan akar dan kemampuannya dalam penyerapan hara.

Meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air sehingga tanah

dapat menyimpan air lebih ama dan mencegah terjadinya kekeringan

pada tanah.

Menahan erosi tanah sehingga mengurangi pencucian hara.

Menciptakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan jasad penghuni

tanah seperti cacing dan mikroba tanah yang sangat berguna bagi

kesuburan tanah.

Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah

lingkungan.

Mengurangi tumpukan limbah organik yang berserakan di sekitar

tempat  tinggal.

Membantu pengelolaan limbah secara dini dan cepat.

Page 12: Makalah Pengolahan Sampah Organik.doc

Menghemat biaya pengangkutan limbah ke tempat pembuangan

akhir  (TPA).

Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan limbah akhir

(TPA).

Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan sebagai

penyubur tanah. Adapun kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara

relatif lama diserap tumbuhan, pembuatannya lama, dan sulit dibuat dalam

skala besar. Oleh karena itu untuk mendukung peningkatan hasil-hasil

pertanian diperlukan pupuk buatan.

c) Teknologi Biogas

Proses pembuatan biogas dilakukan secara fermentasi yaitu

proses terbentuknya gas metana dalam kondisi anaerob dengan bantuan

bakteri anaerob di dalam suatu digester sehingga akan dihasilkan gas

metana (CH4) dan gas karbon dioksida (CO2) yang volumenya lebih

besar dari gas hidrogen (H2), gas nitrogen (N2) dan asam sulfida

(H2S). Proses fermentasi memerlukan waktu 7 sampai 10 hari untuk

menghasilkan biogas dengan suhu optimum 35 oC dan pH optimum

pada kisaran 6,4 – 7,9. Bakteri pembentuk biogas yang digunakan yaitu

bakteri anaerob seperti Methanobacterium, Methanobacillus,

Methanococcus dan Methanosarcina.

Biogas dapat dibuat dari limbah jerami dari pada jerami hasil padi

dibakar. Biogas mengandung gas metana (CH4) sebesar 55–65 %, gas

karbon dioksida (CO2) sebesar 30-35 % dan sedikit gas hidrogen (H2), gas

nitrogen (N2) dan juga memiliki keseimbangan nutrisi yang baik, relatif

dapat diproses secara biologi. Pada dasarnya teknik pembuatan biogas

sangat sederhana dengan cara memasukkan kotoran ternak sapi

kedalam pembangkit biogas yang disebut digester. Pada digester terjadi

proses penguraian material organik yang terjadi secara anaerob (tanpa

oksigen). Pada umumnya, biogas dapat terbentuk pada hari ke 4 – 5

setelah digester diisi dan mencapai puncak pada hari ke 20-25. Dengan

pemanfaatan biodigester dapat mengurangi emisi gas metan (CH4) yang

Page 13: Makalah Pengolahan Sampah Organik.doc

dihasilkan pada komposisi bahan organic yang diproduksi dari sector

peternakan karena kotoran sapi tidak dibiarkan terdekomposisi secara

terbuka melainkan difermentasi menjadi energi gas bio (Amaru, K.,2004).

Reaksi kimia pembuatan biogas (gas metana) ada 3 tahap, yaitu :

1. Reaksi Hidrolisa / Tahap pelarutan

Pada tahap ini bahan yang tidak larut seperti selulosa, polisakarida

dan lemak diubah menjadi bahan yang larut dalam air seperti

karbohidrat dan asam lemak. Tahap pelarutan berlangsung pada

suhu 25o C di digester.

(C6H10O5)n + n H2O n C6H12O6

Selulosa Air Glukosa

2. Reaksi Asidogenik / Tahap pengasaman

Pada tahap ini, bakteri asam menghasilkan asam asetat dalam

suasana anaerob. Tahap ini berlangsung pada suhu 25oC di digester.

Reaksi :

a) n C6H12O6 2n (C2H5OH) + 2n CO2(g) + Kalor

glukosa etanol karbondioksida

b) 2n (C2H5OH)(aq) + n CO2(g) 2n (CH3COOH)(aq) + n CH4(g)

Etanol karbondioksida asam asetat metana

3. Reaksi Metanogenik / Tahap gasifikasi

Pada tahap ini, bakteri metana membentuk gas metana secara

perlahan secara anaerob. Proses ini berlangsung selama 14 hari

dengan suhu 25oC di dalam digester.

Pada proses ini akan dihasilkan 70% CH4, 30 % CO2, sedikit H2

dan H2S.

Reaksi :

2n (CH3COOH) 2n CH4(g) + 2n CO2(g)

Asam asetat gas metana gas karbondioksida

d) Teknologi Pirolisis

Page 14: Makalah Pengolahan Sampah Organik.doc

Plastik selain dapat digunakan sebagai tempat pengemas,

limbahnya dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi suatu yang berguna,

salah satunya menjadi minyak. Namun tidak semua plastik dapat diolah

(secara optimal) menjadi minyak, seperti jenis plastik PET, PVC dan

PS.

Dengan Proses pirolisis dilakukan pada suhu 400 – 450 derajat

Celcius tanpa menggunakan katalis. Hasil pirolisis dari campuran PE

dan PP akan menghasilkan bahan bakar cair yang setara dengan bensin,

kerosene, solar dan heavy oil, dimana persentase keempatnya

tergantung dari persentase campuran PE dan PP yang diinputkan ke

dalam reaktor. Sedangkan cairan hasil pirolisis PS hanya mengandung

styrenemonomer, styrene dimer dan styrene trimer, yang jika

dimurnikan akan menjadi bahan baku dari plastik. Selain itu hasil

pirolisis PS juga dapat digunakan sebagai campuran bahan bakar cair

lain dengan persentase kurang dari 20%. 

Aplikasi penggunaan minyak olahan plastik antara lain diesel

generator sets untuk pembangkit listrik, bahan bakar untuk pompa

pengairan atau irigasi, bahan bakar untuk boiler, bahan bakar untuk

transport publik, input minyak mentah untuk kilang minyak, untuk

sumber bahan bakar lainnya. Plastik tersebut dipanaskan untuk

menghasilkan gas selanjutnya gas didinginkan untuk menghasilkan

minyak, gas dan karbon.

Page 15: Makalah Pengolahan Sampah Organik.doc

BAB IV

PENUTUP

4.1       Kesimpulan                                                     

Kesimpulan yang di dapat dari makalah limbah padat organik ini adalah :

a. Limbah padat organik dapat menjadi lebih berguna jika diolah dengan

prosedur yang benar.

b. Prinsip pengolahan limbah padat organik meliputi Eco-design, Reduce,

Reuse, Recycle, Recovery dan Disposal.

c. Alternatif penerapan prinsip pengolahan limbah padat organik dapat

berupa Teknik Kerajinan Kreatif, Teknik Pengomposan, Teknologi

Biogas dan Teknologi Pirolisis.

4.2 Saran

a. Untuk pembaca dapat lebih memahami mengenai pentingnya

pengolahan limbah padat organik agar tidak mencemari lingkungan.

b. Untuk masyarakat dapat mengaplikasikan teknik pengolahan limbah

ini ke kehidupan sehari-hari.

c. Untuk Pemerintah dapat membantu dan mengawasi masyarakat dalam

mengolah limbah agar tidak mencemari lingkungan.

Page 16: Makalah Pengolahan Sampah Organik.doc

Referensi teknologi, http://www.kencanaonline.biz/2015/07/reaktor-

pirolisis-limbah-plastik-ban.html diakses tgl 5 maret 2016

 M. Hidayanto, 2010 limbah kelapa sawit sebagai sumber pupuk pada pakan ternak organik, peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/lokakarya/plimbah08-13.pdf____(Asbudi) diakses tgl 5 maret 2016

Al. Sentot Sudarwanto, SH, MH, 2010, Jurnal Peran Strategis Perempuan dalam Pengelolaanlimbah padat di akses pada tanggal 5 maret 2016

jurnal .pasca.uns.ac.id/index.php/ekosains/article/download/9/10 __( Andi Sani)