Makalah Pengelolaan SD Air Bersih Yg Direvisi

29
BAB I PENDAHULUAN “Undang2 dan tahun serta isi diganti yang update, peraturan yang terbaru.” 1.1 Latar Belakang Air bersih merupakan kebutuhan manusia yang dapat diperbaruhi, seharusnya akan tetap jernih dan dapat menyebar kembali oleh lingkaran hidrologi. Kenyataannya penyebaran air tidak selalu teratur. Beberapa ahli memprediksikan air siklus pendek, akan menjadi alasan utama terjadinya krisis lingkungan yang akan datang. Dalam Undang-undang No.11/1974 tentang Pengairan disebutkan bahwa air digunakan untuk berbagai keperuan seperti keperluan rumah tangga (domestik) , pengairan (irigasi), industri, perikanan, tempat ibadah, olahraga, rekreasi, lalulintas melalui sungai, pemadam kebakaran, menyirami taman kota, pengelontoran saluran dan sebagainya. Penggunaan untuk keperluan rumah tangga relatif kecil bila 1

Transcript of Makalah Pengelolaan SD Air Bersih Yg Direvisi

BAB IPENDAHULUANUndang2 dan tahun serta isi diganti yang update, peraturan yang terbaru.1.1 Latar BelakangAir bersih merupakan kebutuhan manusia yang dapat diperbaruhi, seharusnya akan tetap jernih dan dapat menyebar kembali oleh lingkaran hidrologi. Kenyataannya penyebaran air tidak selalu teratur. Beberapa ahli memprediksikan air siklus pendek, akan menjadi alasan utama terjadinya krisis lingkungan yang akan datang. Dalam Undang-undang No.11/1974 tentang Pengairan disebutkan bahwa air digunakan untuk berbagai keperuan seperti keperluan rumah tangga (domestik) , pengairan (irigasi), industri, perikanan, tempat ibadah, olahraga, rekreasi, lalulintas melalui sungai, pemadam kebakaran, menyirami taman kota, pengelontoran saluran dan sebagainya. Penggunaan untuk keperluan rumah tangga relatif kecil bila dibandingkan dengan untuk pengairan dan industri, namun dalam UU No.11/1974 mendapat prioritas utamauntuk pengadaannya. Meskipun demikian dalam kenyataannya sumber air baku untuk air minum makin hari makin terancam, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Padahal dengan makin banyaknya penduduk dan makin meningkatnya taraf hidup penduduk akan makin banyak memerlukan air dengan kualitas yang lebih baik pula. (Soesanto & Irianti, 2001) diganti yang updatePeningkatan jumlah penduduk saat ini berpengaruh terhadap penurunan keberadaan air bersih sebagai akibat dari jumlah pencemaran air yang yang meningkat. Pencemaran air berupa peningkatan jumlah limbah yang dihasilkan penduduk baik berupa limbah cair maupun limbah padat yang terdapat pada sumber air seperti sungai. Meningkatnya pencemaran air yang terjadi memerlukan suatu penanggulangan yang serius agar tetap mampu menunjang kebutuhan air bersih. Oleh karena itu, kami menyusun makalah ini dengan judul Pengelolaan Sumber Daya Air Bersih, sebagai bahan penegetahuan mengenaai beberapa water treatment yang dapat dilakukan baik secara fisik mekanik, kimiawi dan biologi.1.2 Rumusan Masalahpengantar1.2.1 Apakah pengertian sumber daya air bersih?1.2.2 Apa sajakah masalah yang terjadi di Indonesia berkaitan dengan sumber daya air bersih?1.2.3 Bagaiamanakah cara atau teknik pengelolaan sumber daya air bersih?1.3 Tujuan 1.3.1 Untuk mengetahui pengertian sumber daya air bersih.1.3.2 Untuk mengetahui masalah yang terjadi di Indonesia berkaitan dengan sumber daya air bersih.1.3.3 Untuk mengetahui cara atau teknik pengelolaan sumber daya air bersih.

BAB IIPEMBAHASAN tinjauan pustaka2.1 Pengertian Sumber Air BersihMenurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/Menkes/Per/IX/1990 yang terbaru tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air, yang dimaksud dengan air bersih air minum ialah air yang dapat diminum tanpa diolah terlebih dahulu. Air minum harus memenuhi syarat kualitas fisik, bakteriologik, kimiawi dan radioaktif seperti tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan tersebut diatas. (Soesanto & Irianti, 2001) sudah out of date. titik dibelakang kurungMengingat bahwa pada dasarnya tdak ada air yang seratus persen murni dalam arti sesuai dengan syarat air yang patut untuk kesehatan, maka harus diusahakan air yang ada sedemikian rupa agar syarat yang dibutuhkan terpenuhi, atau paling tidak mendekati syarat yang dikehendaki. (Azwar dalam Saparudin, 2010) titik dibelakang kurung.Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia berdasarkan peraturan kementrian kesehatan No. 416/Menkes/Per/IX/1990 haruslah air yang tidak tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan biologis. Persyaratan Fisika Air Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisika sebagai berikut: Jernih atau tidak keruh Tidak berwarna Rasanya tawar Tidak berbau Temperaturnya normal Tidak mengandung zat padatan Persyaratan Kimia Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun. pH (derajat keasaman)Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan. KesadahanKesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahan nonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan Alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual. BesiAir yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal. Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah 1,0 mg/l. 0,3 mg/l AluminiumBatas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 82 / 2001 diganti yang terbaruyaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi. Zat organikLarutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di perairan SulfatKandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada alat merebus air (panci / ketel) selain mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas. Nitrat dan nitritPencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh. ChloridaDalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air. Persyratan mikrobiologis Persyaratan mikrobiologis yang harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut: Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air. Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton colifprm, Cladocera dan lain-lain. COD (Chemical Oxygen Demand) COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air . Kandungan COD dalam air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001mengenai baku mutu air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l. apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk. BOD (Biochemical Oxygen Demand) Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l.2.2 Masalah Sumber Daya Air Bersih di IndonesiaAir merupakan sumber daya alam yang melimpah dan dapat ditemukan disetiap tempat di permukaan bumi. Air juga merupakan sumber daya alam yang sangat penting dan dibutuhkan setiap mahluk hidup. Bagi manusia kebutuhan air sangatlah mutlak, hampir semua aktifitas manusia memerlukan air. Kebutuhan air bagi manusia tidak saja untuk keperluan hidup sehari-hari, seperti makan dan minum tetapi juga sebagai alat transportasi, pembangkit tenaga, pertanian, peternakan dan lain sebagainya (Saparuddin, 2010).Dalam Undang-undang No. 11/1974 tentang Pengairan, disebutkan bahwa air digunakan untuk berbagai keperluan, seperti keperluan rumah tangga (domestik), pengairan (irigasi), industri, perikanan, tempat ibadah, olah raga, rekreasi, lalu lintas melalui sungai, pemadam kebakaran, menyirami taman kota, pengelontoran saluran dan lain sebagaianya. Penggunaan untuk keperluan rumah tangga relatif kecil bila dibandingkan dengan untuk pengairan dan industri. Namun, dalam UU No. 11/1974 mendapat prioritas utama untuk pengadaannya. Meskipun demikian, dalam kenyataannya sumber air baku untuk air minum makin hari makin terancam, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Padahal dengan makin banyaknya penduduk dan makin meningkatnya taraf hidup penduduk akan makin banyak memerlukan air dengan kualitas yang lebih baik pula (Soesanto, 2001). Kurang irianti.Budianto (2012) mengatakan bahwa sumber daya air meliputi air, sumber air dan daya air. Semua makhluk hidup sangat tergantung dengan air. Berbagai aktifitas manusia sebagian menyebabkan menurunnya kualitas air, seperti eksploitasi yang dilakukan secara berlebihan. Dalam pemanfaatan sumberdaya air perlu dilakukan secara seimbang, baik untuk saat ini maupun masa yang akan datang.Sumber daya air merupakan sumber daya alam yang memiliki sifat terbatas baik secara kualitas maupun kuantitas untuk memenuhi kebutuhan manusia. Keterbatasan kualitas air adalah mutu air yang tidak layak untuk digunakan atau dikonsumsi manusia. Penggunaan air yang tidak layak tersebut untuk berbagai keperluan manusia dapat menimbulkan dampak negatif pada tingkat kesehatan. Konsumsi air yang tidak memenuhi standar kesehatan telah memunculkan berbagai penyakit yang berbahaya antara lain kolera, diare, gizi buruk, serta berbagai penyakit lain yang mempengaruhi mental dan fisik manusia (Gleick, 2000 dalam Tenriawaruwaty).Saat ini banyak daerah-daerah di Indonesia yang kekurangan air bersih, padahal air bersih merupakan hal yang vital bagi masyarakat. Indonesia yang terletak di daerah tropis mempunyai potensi yang besar akan sumber air, baik alami maupun buatan. Jadi merupakan hal yang mustahil bagi negara seperti Indonesia bila kekurangan air bersih, Kendala yang dihadapi adalah berupa sistem pengelolaan dan penyaluran air serta kebersihan air itu sendiri. Namun begitu banyak masyarakat Indonesia yang belum tersentuh akan air bersih yang layak untuk dikonsumsi. Selain itu mahalnya biaya pengadaan infrastruktur tersebut juga menjadi faktor penghambat dari tersedianya air bagi masyarakat (Adhibaswara, dkk., 2011).Menurut keputusan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 907/MENKES/SK/VII/2002, tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum menyebutkan bahwa dalam rangka pengawasan air minum maka parameter kualitas air minimal yang perlu diuji adalah sebagai berikut:1. Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan meliputi parameter mikrobiologi dan kimia anorganik seperti E.coli, total koliform, arsen, fluoride, kromium-val.6, cadmium, sianida dan selenium.2. Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan meliputi parameter fisik seperti bau, warna, jumlah zat padat terlarut, rasa, suhu, kekeruhan, dan parameter kimiawi seperti aluminium, besi, kesdahan, klorida, mangan, pH, seng, sulfat, tembaga, ammonia (Endarko, 2013).Slamet (1996) dalam Saparuddin (2010) menyebutkan bahwa masih banyak penyediaan air minum yang tidak dapat memenuhi standar pengolahan air, baik karena keterbatasan pengetahuan, teknologi, sosial, ekonomi, ataupun budaya. Dengan sendirinya, dapat diharapkan bahwa penyakit bawaan air di Indonesia masih terdapat banyak dan tergolong salah satu dari sepuluh penyakit utama. Penyakit bawaan ini tidak saja disebabkan oleh air minum yang tidak memenuhi standar, tetapi dipengaruhi pula oleh berbagai faktor sebagai berikut: 1. Air buangan yang lebih berbahaya, tetapi tidak dikelola dengan baik, sehingga meskipun air minum memenuhi standar, tetapi penyakit bawaan air masih akan tetap banyak. 2. Air minum yang bersih seringkali perlu ditampung di rumah ataupun diangkut dari keran umum ke rumah, apabila wadah air ini tidak bersih atau mudah terkontaminasi, maka air yang telah aman atau sehat akan menjadi berbahaya.Air tanah dan air permukaan dapat tercemar oleh limbah domestik, industri, pertanian, perhubungan, dan pertambangan. Limbah domestik dapat berasal dari rembesan lubang jamban, dari leachate pada tempat penimbunan sampah yang tidak saniter dan dari rembesan efluen tangki septik. Limbah industri yang dapat mencemari juga dapat berupa limbah cair dan limbah padat. Limbah pertanian sering mengandung pestisida dan pupuk. Sarana perhubungan air dapat mencemari air dengan minyak pelumas dan bahan bakar yang tercecer serta sampah dari kapal. Proses pemisahan emas di pertambangan emas menggunakan merkuri yang limbahnya dapat mencemari perairan didekatnya. Penambangan pasir dapat mengganggu sumber air penduduk sekitarnya (Soesanto, 2001).Banyak gangguan kesehatan yang timbul berkaitan dengan kebersihan air, yakni dapat menimbulkan berbagai penyakit. Soesanto (2001) menyebutkan bahwa Penyakit yang berkaitan dengan air terutama di negara yang sedang berkembang dikelompokkan ke dalam 4 kategori berdasarkan mekanisme penularannya, yaitu:1. Water-borne diseases, berkaitan dengan air yang tercemar oleh kotoran manusia dan hewan, apabila terminum, dapat menimbulkan kolera, tifus, dan diare.2. Water-washed diseases, berkaitan dengan kekurangan air atau sulitnya menjangkau sumber airuntuk menjaga kebersihan perorangan, yang dapat menyebabkan timbulnya diare, infeksi kulit, penyakit mata yang menular, water-borne disease, infestasi kutu atau tunggau yang juga dapat menjadi vektor demam semak (scrub thypus).3. Water-based diseases, terkait dengan parasit yang bagian dari daur hidupnya dalam air, seperti Schistosomiasis.4. Water related insect vector-borne diseases, terkait dengan serangga vektor penyakit yang habitatnya di air. Vektor ini berbeda menurut jenis habitatnya. Misalnya, nyamuk yang menularkan malaria ada yang berkembang biak di lubang jamban yang kebanjiran dan air tercemar.Lebih lanjut Soesanto (2001) mengatakan bahwa air yang mengandung bahan beracun dapat berdampak akut atau kronis. Misalnya air yang mengandung logam berat seperti Pb (timah hitam) dan Hg (merkuri) biasanya tidak langsung menimbulkan keracunan, tetapi melalui organisme akuatik yang dikonsumsi manusia. Merkuri anorganik, dalam tubuh organisme akuatik tersebut diubah menjadi merkuri organik (methyl mercury) yang menumpuk dalam jaringan tubuh manusia dan dapat menimbulkan penyakit Minamata. Sayuran yang disiram dengan air yang tercemar tinja dan logam berat akan terkontaminasi telur cacing, bakteri Coli tinja dan logam berat pada permukannya. Logam berat juga dapat diserap oleh sayuran melalui akarnya. Tanaman padi juga dapat menyerap logam berat melaui akarnya dan masuk ke dalam beras yang dihasilkannya (Soesanto, 2001).2.3 Teknik Pengelolaan Sumber Daya Air BersihTeknik dalam pengelolaan sumber daya air bersih terdiri dari tiga teknik, yaitu secara fisik mekanik, kimiawi dan biologi. 2.3.1 Teknik fisik mekanik (Fisika) Salah satu proses pengolahan air secara fisik adalah dengan filtrasi, dimana terjadi pemisahan antara padatan/koloid dengan cairan. Filtrasi adalah proses yang digunakan pada pengolahan air bersih untuk memisahkan bahan pengotor (partikulat) yang terdapat dalam air. Pada prosesnya air merembes dan melewati media filter sehingga akan terakumulasi pada permukaan filter dan terkumpul sepanjang kedalaman media yang dilewatinya. Pada proses ini, digunakan media filtrasi yang sangat beragam untuk mendukung kelancaran proses pengolahan air bersih. Salah satu media filtrasi yang cukup efektif adalah pasir kuarsa. (Selintung & Syahrir, 2012)Salah satu teknik filtrasi yaitu dengan cara Slow sand filtration. Sketsa dari sistem slow sand filtration yang digunakan untuk tahap pertama dari proses penjernihan air sungai menjadi air bersih ditunjukkan dalam Gambar 2.1 . Slow sand filtration adalah proses merembeskan air secara perlahan melalui tumpukan pasir berpori, dengan air masuk di atas permukaan filter, dan kemudian dikeringkan di bawah. Filter terdiri dari tangki, hamparan pasir halus, lapisan kerikil untuk mendukung pasir, sistem underdrains untuk mengumpulkan air yang telah disaring, dan regulator arus untuk mengontrol laju filtrasi. Tidak ada bahan kimia yang ditambahkan untuk membantu proses filtrasi. (Endarko dkk., 2013).

Gambar 2.1 slow sand filtration()Dikasi sumber, dan gambar pernah disebut dalam makalah2.3.2 Teknik kimiawiDalam teknik kimiawi terdapat dua cara, yaitu secara koagulasi dan flokulasi. Proses koagulasi air sungai yang sudah di screening di dalam tanah yaitu menggunakan cara dengan media resapan beupa tumpukan batu dan ijuk di tampung dalam bak penampung. Air dari bak penampung dipompakan ke bak koagulan untuk diberi tambahan koagulan. Pada unit koagulasi diharapkan partikel-partikel koloid dapat diendapkan menjadi partikel-partikel flok yang lebih besar sehingga mudah mengendap. Penambahan koagulan ke dalam air baku didikuti dengan pengadukan cepat yang bertujuan untuk mencampur antara koagulan dengan koloid. Pengadukan dilakukan dengan menggunakan mixer. sumberZat koagulan tersebut adalah alum/aluminium sulfat (Al2 (SO4)3.18 H2O), kaustik soda, dan polymer (kuriflok Pa322). Alum dan polimer berfungsi untuk memperbesar flok agar mudah untuk mengendap. Penambahan alum akan menyebabkan air baku mempunayai pH rendah, untuk menaikkan ph antara 6,5-8,5 ditambahkan kaustik sehingga proses pengendapan bias optimal. Penambahan kaustik soda dan polymer menggunakan dosing pump, sedangkan penambahan alum menggunakan pompa yang penggunaannya diatur sedemikian rupa sesuai kebutuhan.Selanjutnya proses flokulasi dan sedimentasi. Air dari bak koagulasi dialirkan ke unit flokulasi dan sedimentasi secara gravitasi. Jenis sedimentasi (clarifier) adalah sistem cone dengan aliran vertikal (up flow) yang terdiri dari 2 bak yang disusun secara seri. Pengadukan lambat (flokulasi) terjadi dalam cone dengan menggunakan blade (mixer) diharapkan dapat terbentuk flok-flok yang lebih besar sehingga dapat diendapkan pada unit sedimentasi. Proses sedimentasi terjadi setelah proses upflow flokulasi, yaitu setelah partikel-pertikel yang lebih kecil bergabung atau tersedimentasi pada partikel-partikel yang lebih besar (stationary) pada sludge blanket. Clarifier sistem cone ini mempunyai diameter 5 m. Aliran air yang keluar menembus sludge blanket secara upflow akan mengalir melalui gutter dengan lubang pada bagian atasnya. Diameter orifice 2,5 cm dan jarak antar lubang 5 cm. Jumlah pipa gutter 3 buah. Saluran gullet atau saluran pengumpul mengelilingi bak sedimentasi dengan lebar saluran 20 cm dan kedalaman 30 cm dan selanjutnya secara gravitasi air akan mengalir ke tangki filter.2.3.3 Teknik biologiDesinfeksi air minum bertujuan membunuh bakteri patogen yang ada dalam air. Desinfektan air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:pemanasan, penyinaran antara lain dengan sinar UV, ion-ion logam antara lain dengan copper dan silver, asam atau basa, senyawa-senyawa kimia, dan chlorinasi.(Narita dkk., 2010).Upaya untuk memperbaiki mikrobiologi air yang paling konvensional adalah dengan mematikan mikroorganisme dalam air. Proses mematikan mikroorganime yang banyak dipraktekkan serta paling sederhana adalah dengan mendidihkan air hingga mencapai suhu 100C. Pada suhu tersebut, umumnya bakteri tidak mampu hidup sehingga memperkecil kemungkinan terjangkitnya penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme tersebut.

BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan3.1.1 Air bersih ialah air yang dapat diminum tanpa diolah terlebih dahulu yang berdasarkan peraturan kementrian kesehatan No. 416/Menkes/Per/IX/1990 haruslah air yang tidak tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan biologis.3.1.2 Masalah yang berkaitan dengan sumber daya air bersih adalah kebutuhan air yang semakin meningkat karena aktivitas manusia yang semakin meningkat pula. Dimana hal ini dapat menurunkan kualitas air yang menyebabkan berbagai gangguan kesehatan bila di konsumsi oleh manusia.3.1.3 Pengelolaan sumber daya air bersih terdapat 3 teknik, yaitu teknik fisik mekanik dengan cara filtrasi, teknik kimiawi dengan cara koagulasi dan flokulasi.3.2 SaranDalam pembuatan makalah ini kurang lengkap, sehingga masih membutuhkan jurnal-jurnal internasional untuk menunjang pembuatan makalah agar lebih baik. mengacu pada kesimpulan

Lampiran diperbaiki yang update.

KRITIK SARAN -___-Ellyn : hal 2. Rumusan masalah dtmbah pengantar.Hal. 3, satu paragraph hanya satu kalimat?Persyaratan fisika air, penulisan numbering.Persyratan mikrobiologis pada huruf tidak , t kecilSaat ini. dmasukkan paragraphpenyakit bawaan, a nya kecilGambar hal.13 diberi sumber ; hal 14 ada sumber apanggk ? penulisan pH. Bahasa asing miring.Hal 15. Teknik kimiawi diutarakan sumber.Asa ism : bab 1 paragraf kedua, .keperluan gak ada? ; kata utama harusnya terpisahBab 2, paragraph kedua, tidaknya gak ada iPersyaratan mikrobiologis gak ada a :/Hal. 14 paragraf ke 2. Penggunaannya dipisah .Bab 3, kesimpulan diberi kalimat pengantarLaily mKM : penomoran halaman di tengah.Gambar hal 13 diberi sumber :/PERTANYAANSESI 1Halimatus : dari kendala pengelolaan, bagaimana solusi dari pengelolaan yang masih mahal mengingat kbutuhan meningkat?Ellyn : teknik2 pengelolaan, yang paling efektif yang mana?Thobib hasan Al yanmini : desinfektan air? Diberikan contoh? (2) dari masyarakat desa pengolahan air secara sederhana yang bersumber dari air sumur misalnya, bagaimana jika dikaitkan dengan persyaratan kelayakan air bersih?

SESI 2ARFIATUL : bgaimana pengelolaan sumber daya air yang ada di pantai atau rawa2?BINTANG : penambahan zat koagulan, contohnya apa? Mekanisme nya seperti apa?AYURIA : proses eksplorasi pengelolaan sumber daya air dari perusahaan air mineral? Dampak dari pengelolaanya seperti apa?

17