Makalah Pengelolaan Laboratorium Kimia Sekolah

29
MAKALAH PENGELOLAAN LABORATORIUM KIMIA SEKOLAH Pengelolaan Peralatan Kimia : Inventarisasi Peralatan Kimia dan Cara Penyimpanan Kelompok : II (Dua) Nama : 1. Devi Komalasari (06101181320027) 2.Reni Octavia Banjarnahor (06101181320019) 3. Septi Andriani (06101181320005) Dosen Pembimbing :1. Dra. Betty Lesmini, M.Sc. 2. Desi, S.Pd., M.T

description

PENGELOLAAN LABORATORIUM KIMIA SEKOLAH

Transcript of Makalah Pengelolaan Laboratorium Kimia Sekolah

MAKALAH PENGELOLAAN

LABORATORIUM KIMIA SEKOLAH

Pengelolaan Peralatan Kimia : Inventarisasi Peralatan Kimia dan Cara

Penyimpanan

Kelompok : II (Dua)

Nama : 1. Devi Komalasari (06101181320027)

2.Reni Octavia Banjarnahor (06101181320019)

3. Septi Andriani (06101181320005)

Dosen Pembimbing :1. Dra. Betty Lesmini, M.Sc.

2. Desi, S.Pd., M.T

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya makalah

yang berjudul “Pengelolaan Peralatan Kimia : Inventarisasi Peralatan Kimia dan Cara

Penyimpanan”.Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata

kuliah Pengelolaan Laboratorium Kimia Sekolah.

Dalam penulisan makalah ini tentunya kami merasa banyak kekurangan baik pada

teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu,

kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan

makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,

khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada

kami,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Indralaya, 12 Februari 2016

Kelompok 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................3

1.1 Latar Belakang.........................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................5

1.3 Tujuan......................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................6

2.1 Inventarisasi peralatan kimia pada laboratorium........................................6

2.2 Penyimpanan peralatan kimia pada laboratorium.......................................6

2.4 Sumber yang dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan kimia............7

2.5 cara perawatan peralatan kimia dalam laboratorium...................................8

2.6 Evaluasi terhadap inventarisasi peralatan kimia pada laboratorium FKIP

Unsri................................................................................................................12

2.7 Evaluasi terhadap cara penyimpanan dan perawatan peralatan kimia pada

laboratorium FKIP Unsri................................................................................15

BAB III PENUTUP............................................................................................16

3.1 Kesimpulan................................................................................................16

3.2 Saran..........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................17

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Tujuan Pendidikan Nasional adalah  untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk

mewujudkan tujuan mulia tersebut, sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan pun memiliki

peranan yang sangat besar untuk keberhasilan suatu pendidikan.  Mulai dari peran guru, lingkungan belajar

sampai pada ketersediaan fasilitas belajar mengajar.  Salah satu fasilitas dalam proses belajar mengajar yang

tidak boleh dikesampingkan adalah Laboratorium.Diharapkan laboratorium yang tersedia

merupakan tempat latihan yang memiliki kesamaan operasional dan peralatan dengan yang

akan digunakan didalam tempat kerjanya kelak.

Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, yang menekankan pada

pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan

keterampilan proses dan sikap ilmiah. Dengan demikian peranan laboratorium sangat besar

sebagai sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan oleh

peserta didik.

Berdasarkan salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24

Tahun 2007 Tanggal 28 Juni 2007 Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah/Madrasah

Pendidikan Umum pada bab Pendahuluan dinyatakan bahwa ruang laboratorium adalah ruang

untuk pembelajaran secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. Selain itu, menurut

Iqmal Tahir dan Eko Sugiarto dalam Manajemen Pelatihan Laboratorium Tipe B menyatakan

bahwa laboratorium kimia adalah tempat dilaksanakannya berbagai aktivitas yang melibatkan

pemakaian bahan kimia tertentu.

Pengelolaan laboratorium kimia berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas

laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, bahan kimia), dan aktivitas yang

dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya

pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun

pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa

terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan

memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi

sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk

selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan

penangannya bila terjadi kecelakaan. Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki

pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung

jawabnya, dan mengikuti peraturan.

Salah satu aktivitas yang dilakukan di laboratorium adalah inventarisasi peralatan

laboratorium . Inventarisasi peralatan laboratorium kimia sangat penting karena merupakan

asset pendidikan yang sangat berharga sehingga harus dilakukan secara ketat. Disamping itu

peralatan laboratorium juga sangat mahal sehingga harus benar-benar harus aman, baik dari

kehilangan ,kerusakan fatal dan penyalahgunaan, pencurian dan kebakaran.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa tujuan dilakukanya inventarisasi alat pada laboratorium kimia ?

1.2.2 Bagaimana penyimpanan alat pada laboratorium kimia ?

1.2.3 Apa saja sumber yang dapat menyebabkan kerusakan pada alat yang disimpan?

1.2.4 Bagaimana cara perawatan peralatan kimia dalam laboratorium ?

1.2.5 Evaluasi terhadap inventarisasi peralatan kimia pada laboratorium FKIP Unsri ?

1.2.6 Evaluasi terhadap cara penyimpanan dan perawatan peralatan kimia pada

laboratorium FKIP Unsri ?

1.3 Tujuan

1.3.1 untuk mengetahui apa saja tujuan dilakukaannya inventarisasi peralatan kimia pada

laboratorium kimia

1.3.2 untuk mengetahui bagaimana penyimpanan alat pada laboratorium kimia

1.3.3 untuk mengetahui apa saja sumber yang dapat menyebabkan kerusakan pada alat yang

disimpan

1.3.4 untuk mengetahui bagaimana cara perawatan peralatan kimia dalam laboratorium

1.3.5 untuk mengathui hasil evaluasi terhadap inventarisasi peralatan kimia pada

laboratorium FKIP Unsri

1.3.6 untuk mengetahui hasil evaluasi terhadap cara penyimpanan dan perawatan peralatan

kimia pada laboratorium FKIP Unsri

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Inventarisasi peralatan kimia pada laboratorium

Inventarisasi berasal dari kata “inventaris” yang berarti daftar barang-barang. Jadi

inventarisasi adalah kegiatan untuk mencatat dan menyusun barang-barang/bahan yang ada

secara benar menurut ketentuan yang berlaku. Inventarisasi ini dilakukan dalam rangka

penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap barang-barang milik

negara (atau swasta). Inventarisasi juga memberikan masukan yang sangat berharga bagi

efektifitas pengelolaan saran adan prasarana.

Kegiatan administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang

ada di laboratorium, yaitu:

Inventarisasi peralatan laboratorium;

Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat rusak, alat yang dipinjamkan;

Keluar masuk surat-menyurat;

Daftar pemakaian laboratorium, jadwal kegiatan laboratorium;

Daftar inventarisasi alat-alat meubeair (kursi, bangku, lemari, dll); dan

Sistem evaluasi dan pelaporan.

Inventarisasi peralatan laboratorium kimia sangat penting dan merupakan asset

pendidikan yang sangat berharga sehingga harus dilakukan secara ketat. Peralatan sangat

mahal sehingga harus diamankan dari kehilangan, kerusakan fatal dan penyalahgunaan,

pencurian dan kebakaran. Adapun tujuan penataan alat kimia adalah :

1. Memahami cara menata dan menyimpan alat di laboratorium

2. Memahami cara mengadministrasikan alat di Laboratorium

3. Mengenal dan mengisi perangkat Administrasi

4. Menerapkan cara menata,menyimpan, dan mengadministrasikan alat di Laboratorium

Perlu inventaris yang baik untuk memudahkan pengelolaan, penggunaan , dan pendataan

asset laboratorium. Adapun perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium seperti:

1. Membawa alat sesuai petunjuk penggunaan

2. Menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan.

3. Menjaga kebersihan alat

4. Menyimpan alat

Untuk memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan kembali alat di

laboratorium, maka sebaiknya dibuatkan daftar inventaris alat yang lengkap dengan kode dan

jumlah masing-masing. Alat yang rusak atau pecah sebaiknya ditempatkan pada tempat

tersendiri, dan dituliskan dalam buku kasus dan buku inventaris Laboratorium.

gambar format kartu alat pada laboratorium

Alat laboratorium dimaksudkan adalah alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaan praktikum

Kartu alat dengan Format C1 berfungsi untuk mencatat data untuk masing-masing alat

Informasi yang harus dicantumkan dalam kartu alat yaitu nomor kartu, golongan alat, nomor induk, spesifikasi (nama alat, merk, ukuran, pabrik, kode alat), lokasi penyimpanan, tanggal masuk dan dikeluarkan, dan jumlah alat yang tersedia. Khusus untuk alat-alat canggih dan alat keperangkatan harus dibuatkan secara tersendiri karena spesifikasinya lebih banyak.

Tujuan dilakukannya Inventarisasi

Mencegah kehilangan dan penyalahgunaan

Mengurangi biaya operasional

Meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya

Meningkatkan kualitas kerja

Mencegah pemakaian berlebihan

Meningkatkan kerjasama

2.2 Penyimpanan peralatan kimia pada laboratorium

Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium:

a. Aman

Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa

dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga

berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.

b. Mudah dicari

Untuk memudahkan mencari letak masing–masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu

dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).

c. Mudah diambil

Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan

laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.

.Alat-alat disimpan berdasarkan misalnya berdasarkan jenis bahannya, seperti

kelompok peralatan gelas, logam, kayu, karet, actor dan porselen.

.Alat-alat disimpan berdasarkan frekuensi penggunaannya (sering digunakan dan

jarang digunakan). Alat yang intensitas penggunaannya tinggi dipisahkan agar mudah

dalam persiapan

Alat-alat khusus disimpan dalam lemari/tempat khusus karena sifat alat yang rentan

terhadap actor luar/ sensitif dan mahal harganya.

2.3 Sumber yang dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan kimia

Peralatan kimia dapat rusak walaupun tidak digunakan. Kerusakan alat kimia

disebabkan oleh beberapa faktor baik itu internal maupun eksternal. Faktor-faktor yang dapat

menyebabkan keruskan pada alat adalah :

a. perubahan temperatur

Beberapa jenis alat kimia peka terhadap perubahan temperatur. Temperatur yang

tinggi menyebabkan alat-alat memuai, tetapi kadang-kadang pemuaian todak teratur

sehingga bentuk alat-alat akan berubah pula. Temperatur ruangan yag cukup tinggi

dapat memicu terjadi oksidasi, merusak cat, merusak alat-alat elektronika karean

komponen elektronika mempunyai batas kerja normal pada rentang temperatur

tertentu. Keadaan temperatur yang terlalu rendah juga mempunyai akibat yang

serupa. Misalnya alat-alat ukur, seperti gelas ukur, buret, pipet. Alat-alat tersebut

tidak boleh dipanaskan.

b. kelembaban udara

Udara mengandung oksigen dan uap air. Kondisi udara yang lembab membuat alat-

alat kimia dari logam seperti besi menjadi berkarat. Barang-barang yang terbuat dari

logam lain, seperti seng,tembaga, kuningan dan lain-lain menjadi kusam. Udara

mengandung oksigen dan uap air karean itu penyimpanan alat dari logam harus

dihindarkan dari kontak dengan udara

c. Air, Asam, Basa dan Cairan lainnya

Air akan mempercepat rusaknya alat-alat kimia,oleh karena itu simpanlah alat dalam

keadaan kering. Tempatkan alat dalam tempat yang kering. Zat kimia yang bersifat

asam dan basa mempunyai daya rusak yang lebih hebat dalam air. Hindarkan alat-alat

kimia dari sentuhan cairan asam dan basa ini. Akibat dari tutup botol masing-masing

zat yang berdekatan tidak rapat, maka pertemuan uap asam klorida dengan uap

ammonia, akan bereaksi menghasilkan uap ammonium klorida yang dapat merusak

alat-alat dari logam.

Cara yang paling baik untuk mencegah kerusakan alat-alat yang disebabkan oleh

asam dan basa, ialah mengisolir asam dan basa itu sendiri. Misalnya menempatkan

botol asam yang tertutup rapat dan ditempatkan dalam almari khusus atau almari

asam. Demikian pula cairan kimia diluar asam ataupun basa dan air juga dapat

menyebabkan kerusakan pada alat-alat kimia.

d. Debu atau Kotoran

Debu atau kotoran salah satu penyebab rusaknya alat. Suatu alat secara terus-menerus

terkena debu dan jarang dibersihkan akan mudah rusak. Misalnya neraca, pada

umumnya disekolah ataupun dilaboratorium neraca kadang tidak disimpan didalam

lemari melainkan berada berdekatan dengan macam-macam zat kimia. Hal ini

menyebabkan piring neracanya berdebu dan bernoda. Keadaan seperti ini, dapat

berakibat neracaa menjadi rusak dan kalibrasinya sudah tidak sesuai lagi.

e. Mekanis

Alat-alat di laboratorium kimia banyak yang terbuat dari bahan dasar kaca. Oleh

karena itu hindarkan dari benturan-benturan atau gerakan mekanis lainnya, seperti

tekanan atau tempaan atau pada saat pencucian.

f. Cara penyimpanan alat-alat kimia

Cara penyimpanan alat yang salah dan kurang tepat akan menyebabkan peralatan

kimia mudah rusak.

g. Faktor Usia alat

Usia peralatan kimia dapat menjadi sumber kerusakan karena setiap alat kimia

mempunyai keterbatasan waktu optimal waktu pemakainannya.

h. Desain alat dan bahan dasar alat itu sendiri

Pada umumnya alat-alat kimia terbuat dari bahan dasar kaca/glass. Alat-alat tersebut

akan mudah pecah atu patah karena benturan atau pemanasan. Oleh karena itu perlu

diperhatikan jenis kacanya jika alat tersebut digunakan untuk pemanasan pada

temperatur tinggi.

2.4 cara perawatan peralatan kimia dalam laboratorium

Pemeliharaan di sini bukan berarti alat disimpan dengan baik sehingga alatnya selalu

utuh, akan tetapi alat tetap dipergunakan dan agar tahan lama, tentunya perlu dilakukan

perawatan sehingga alat-alat tersebut tahan lama atau awet.

Jadi yang dimaksud dengan pemeliharaan atau perawatan alat-alat atau menjaga

keselamatan alat adalah:

menyimpan pada tempat yang aman

perawatan termasuk menjaga kebersihan

penyusunan, penyimpanan alat-alat yang berbentuk set

menghindari pengaruh luar/lingkungan terhadap alat.

Dalam pemeliharaan alat perlu diketahui sifat-sifat dasar alat, antara lain:

1. Zat atau bahan dasar pembuatan

Bahan dasar alat harus diketahui agar penyimpanan dan penggunaannya dapat dikontrol.

Misalnya alat gelas yang akan dipakai untuk pemanasan harus dipilih dari bahan yang tahan

panas. Bila suatu alat terbuat dari besi, atau sebagian pelengkap alat terbuat dari besi, maka

tidak boleh disimpan berdekatan dengan zat-zat kimia, terutama yang bersifat korosif. Bahan

besi dengan asam akan cepat berkarat.

2. Berat alat. Di laboratorium terdapat alat yang ringan, ada yang berat. Untuk alat-alat

berat jangan disimpan di tempat yang tinggi, sehingga sewaktu mau menyimpan atau

mengambil tidak sulit diangkat atau dipindahkan.

3. Kepekaan alat terhadap pengaruh lingkungan. Berbagai alat yang peka terhadap

lingkungan, misalnya terhadap kelembaban, di daerah yang dingin atau di daerah yang

lembab penyimpanan alat harus hati-hati, karena pada daerah lembab bila alat disimpan

dalam lemari kemungkinan besar akan ditumbuhi jamur. Lensa harus dijaga jangan sampai

berjamur. Lensa obyektif dan okuler cepat berjamur di daerah lembab. Salah satu cara

mencegah pengaruh kelembaban di lemari penyimpanan dipasang lampu listrik, sehingga

udara dalam lemari menjadi lebih kering. Mikroskop harus disimpan dalam kotaknya dan

diberi zat absorpsi (silika).

4. Pengaruh bahan kimia. Dalam laboratorium terdapat zat-zat kimia. Beberapa zat kimia

terutama yang korosif dapat mempengaruhi atau merusak alat. Oleh karena itu zat-zat kimia

harus disimpan berjauhan dari alat-alat, terutama alat-alat yang terbuat dari logam.

5. Pengaruh alat yang satu dengan yang lain. Dalam penyimpanan alat perlu diperhatikan

bahwaalat yang terbuat dari logam harus dipisahkan dari alat yang terbuat dari gelas.

Beberapa alat yang diset dan terdiri dari alat logam dan kaca, misalnya Respirator Ganong,

Kalorimeter. Selain alat itu sendiri, dibutuhkan standarnya. Setiap alat yang terkombinasi

dari logam-kaca, sedapat mungkin dalam penyimpanannya dipisahkan, pada waktu hendak

dipakai barulah dipasang atau diset. Magnet jangan disimpan dekat alat-alat yang sensitif

pada magnet. Stopwatch dapat kehilangan kestabilan bila disimpan berdekatan dengan

magnet.

6. Nilai/harga dari alat

Nilai atau harga alat harus diketahui oleh petugas laboratorium, atau setidaknya petugas

laboratorium harus dapat menilai mana barang yang mahal, dan mana barang yang murah.

Ditinjau dari segi harganya alat-alat berharga harus disimpan pada tempat yang aman atau

lemari yang pakai kunci. Barang yang nilainya tidak begitu mahal dapat disimpan pada rak

atau tempat terbuka lainnya. Akan tetapi bila ada tempat/lemari tertutup sebaiknya semua

alat disimpan dalam lemari tersebut.

7. Bentuk dalam set Jenis alat dalam bentuk set misalnya set electromagnet,

semimicroapparatus. Untuk menjaga keawetan alat, bila telah selesai digunakan hendaknya

disusun kembali pada tempat semula dengan susunan aturan yang telah ditentukan.

Penyusunan magnet dalam set electromagnet harus diperhatikan, tidak boleh disimpan

sembarangan tanpa aturan karena dapat kehilangan sifat kemagnetannya.

Alat-alat banyak menggunakan baterai kering atau basah. Alat-alat yang menggunakan

baterai basah, ataupun alat yang menggunakan arus listrik, bila sudah selesai dipergunakan

hendaknya segera diputuskan arusnya atau disimpan dalam keadaan sleep. Alat-alat yang

menggunakan baterai kering bila selesai digunakan baterai harus dikeluarkan, dan waktu

menyimpan baterai harus dikeluarkan dari alat dan alat harus disimpan dalam keadaan sleep.

Misalnya: pH-meter, comparator lingkungan, osiloscope.

Di laboratorium bentuk alat juga beraneka ragam. Banyak alat yang bentuknya bundar,

alat ini harus disimpan sebaik mungkin, jangan sampai terguling. Ada alat yang harus

disimpan dalam keadaan berdiri, misalnya hygrometer. Cara menyimpan alat ini sebaiknya

dalam keadaan tergantung. Beberapa jenis thermometer mempunyai tempat khusus (tabung).

Setelah selesai dipergunakan dibiasakan menyimpan atau segera dimasukkan dalam

tabungnya.

Perawatan alat secara rutin dapat dilakukan. Sebelum alat digunakan hendaknya

diperiksa dulu kelengkapannya dan harus dibersihkan terlebih dahulu. Setelah selesai

dipergunakan semua alat harus dibersihkan kembali dan jangan disimpan dalam keadaan

kotor. Demikian juga kelengkapan alat tersebut harus dicek terlebih dahulusebelum

disimpan. Lemari untuk menyimpan alat seringkali terkena rayap, untuk mencegah rayap

yang dapat merusak berbagai jenis alat, maka secara periodik perlu disemprot dengan

antihama atau sejenisnya atau dengan memasukkan kapur barus pada lemari penyimpanan.

Keberhasilan suatu percobaan kimia tergantung pada ketelitian bekerja dan

penggunaan alat-alat yang bersih. Alat-alat yang bersih sangat diperlukan untuk mencapai

keberhasilan percobaan. Gelas ukur , pipet, buret yang kotor dapat menyebabkan hasil

pengukuran salah. Biasakan alat-alat yang berada didalam laboratorium disimpan secara rapi

dan dalam keadaan bersih. Biasakan mebersihkan alat-alat segera setelah dipakai.Alat-alat

kaca yang mengandung sisa-sisa zat kimia bila tidak segera dibersihkandapat meyebabkaan

noda-noda pada kaca tersebut sukar atau tidak dapat dibersihkan dengan larutan detergen

atau air sabun.

Cara perawatan alat praktikum kimia, didaasrkan pada sifat bahan dasar alat tersebut

dan kemudahan rusaknya konstruksi atau rangkaian alat.

Perawatan alat-alat praktikum kimia dari bahan kaca/gelas

Untuk mendapatkan alat kaca/gelas bersih maka diperukan perawatan yang

teratur, yang meliputi pengecekan, penyimpanan yang teratur dan benar, juga

pencucian dan pengeringan alat tersebut. Oleh karena itu cucilah segera setelah

digunakan. Pada waktu pencucian alat-alat gelas digunakan sarung tangan dan sikat

tabung. Selesai dicuci maka alat kaca tersebut dibilas dengan air bersih dan terakhir

dibilas dengan air suling. Kemudian dikeringkan dan disimpan di rak yang telah

disiapkan.

Untuk larutan yang biasa digunakan untuk membersihkan noda adalah :

Larutan Kalium bikromat dan larutan kalium permanganat. Larutan pencucian ini

efektif untuk mencuci noda lemak yang melekat pada alat kaca. Berikut noda-noda

yang umum yang sering melekat pada alat kimia dari bahan kaca :

Jenis Noda

Pengotor

Warna Noda Pengotor Cara Menghilangkannya

Besi Kuning Dengan larutan HCl pekat

Belerang Kuning Ammonia Sulfida

Iodium Kuning kecoklatan Natrium Thiosulfat

Karbon Hitam Direndam dengan NaOH atau asam

bikromat

Mangan Hitam/abu-abu Larutan asam oksalat atau asam sitrat

Minyak/lemak Kilap minyak Detergen atau pelarut hidrokarbon

Kerak Putih Larutan 5% natrium metasilikat

dalam air

Peralatan kimia yang memerlukan perawatan khusus

1. alat-alat volumetric : jika alat ini kotor dan berlemak akan menyebabkan larutan

yang dituangkan ke dalamnya akan menempel dan membentuk tetesan pada

dinding kaca. Untuk membersihkannya gunakan air dan detergent. Hindarkan

pencucian atau perendaman pada alat ini karena dapat mengikis tanda ukur pada

alat dan kacanya itu sendidri. Kerusakan pada alat ini selain retak juga

pengukuran volume yang kurang akurat.

2. Buret : biasanya masalah pada buret yaitu adanya penyumbatan pada bagian jet,

keran buret macet atau patah, ujung jet patah sedikit atau batang buret kotor

seperti berlemak atau debu yang bercampur dengan uap zat tertentu.

Perawatannya dengan cara menggunakannya secara hati-hati, jika bagian yang

patah ada pada skala buret maka bagian ini dipotong denggan menggunakan

pemotong kaca atau mengikir bagian yang patah kemudian dipanaskan.

3. Neraca : biasanya yang sering kotor adalah piring neraca sehingga dapat

dibersihkan dengan air hangat yang mengandung detergent.

4. Termometer : berilah benang atau tali diatas thermometer sehingga tidak terjatuh

pada saat digunakan, ketika digunakan untuk mengukur suhu suatu cairan

hendaknya bola thermometer tidak menyentuh dasar wadah, thermometer harus

disimpan dalam bungkusnya berupa selubung atau kotak yang terbuat dari dos

dan simpan secara horizontal.

5. Desikator dan Ph meter.

2.5 Evaluasi terhadap inventarisasi peralatan kimia pada laboratorium FKIP Unsri

Setelah melaksanakan survey lapangan pada tanggal 19 Februari 2016, informasi

yang kami dapatkan bahwa inventarisasi untuk peralatan kimia pada laboratorium FKIP

Kimia Unsri telah sesuai karena laboratorium ini menggunakan sistem atau program

inventarisasi dengan:

A. Simak BMN (Sistem managemen Akutansi Milik Negara).

Dari informasi yang kami dapatkan Untuk Simak BMN ini komputer teknisi atau

laboran yang bertugas telah terhubung dengan simak BMN ini sehingga komputernya

telah memiliki password tersendiri untuk mengakses simak bmn ini. Simak BMN ini

mencatat alat inventarisasi yang ada dilaboratorium FKIP Kimia Unsri hanya saja alat

yang dicatat hanya alat elektronik saja seperti oven, waterbath. Pelaporan alat ini

dilakukan satu tahun sekali.

B. Aplikasi Persediaan

Untuk aplikasi persediaan, program ini mencatat alat-alat gelas yang keluar dan

masuk dalam laboratorium FKIP Kimia Unsri. Untuk program ini pelaporan alat

dilakukan tiga bulan sekali.

Gambar laporan aplikasi persediaan alat

Gambar rekap barang inventaris

Gambar nama alat yang masuk beserta dana yang diperlukan

Rekap Daftar Inventaris Alat ditiap Ruangan

2.6 Evaluasi terhadap cara penyimpanan dan perawatan peralatan kimia pada

laboratorium FKIP Unsri

Cara penyimpanan peralatan kimia pada laboratorium FKIP Kimia Unsri ini masih

belum sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, karena penyimpanan peralatan

kimia tidak terorganisir atau terstruktur. Kurangnya lemari penyimpanan pun

menyebabkan peralatan kimia harus diletakkan diruang teknisi/laboran. Cara

penyimpanannya peralatan-peralatan kimia yang terbuat dari besi hanya diletakkan dan

berdekatan dengan peralatan-peralatan yang terbuat dari gelas maupun logam.

Adapun Kekurangan dari Cara Penyimpanan dan Perawatan peralatan Kimia pada

laboratorium FKIP Kimia Unsri ini adalah :

1. Laboratotium FKIP Kimia Unsri ini belum mempunyai ruang penyimpanan tersendiri

untuk menyimpan peralatan kimia yang ada

2. Untuk peralatan yang belum digunakan (masih baru) disimpan diruang

laboran/teknisi, hanya diletakkan diatas lemari dan disusun dengan bertumpuk

3. Untuk alat gelas disimpan dilemari kaca padahal seharusnya disimpan dilemari kayu,

sehingga jika alat gelas tiba-tiba terlentang maka tidak akan menimbulkan kerusakan

atau keretakan terhadap alat gelas itu sendiri.

4. Peralatan yang seharusnya disimpan ditempat khusus seperti neraca ohaus hanya

diletakkan di atas lemari kayu yang berdekatan dengan peralatan yang bisa

menimbulkan kerusakan terhadap neraca.

5. Peralatan kimia yang telah rusak tidak disimpan diruangan penyimpanan melainkan

hanya diletakkan dibawah meja dinding. Sehingga dibawah meja dinding penuh

dengan peralatan yang telah rusak atau tidak terpakai lagi.

6. Perawatan peralatan kimia hanya dilakukan dengan checking dan di lap saja.

Gambar Peralatan Rusak Gambar peralatan baru yg disimpan

diruang laboran/ teknisi

Gambar peralatan rusak yang disimpan gambar peralatan gelas yang

Dibawah meja dinding disimpan di lemari kaca

Gambar peralatan (Neraca yang tidak di gambar penangas air dan travo yang

Simpan diruang penyimpanan khusus) hanya diletakkan dimeja dinding

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil survey lapangan yang telah kami laksanakan , maka kami dapat

menyimpulkan bahwa :

1. Inventarisasi peralatan kimia pada Laboartorium FKIP Kimia Unsri ini telah sesuai

menurut Buku Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia.

2. Cara penyimpanan peralatan kimia pada Laboratorium FKIP Kimia Unsri ini belum

sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku karena masih belum memiliki ruang

penyimpanan tersendiri, baik untuk penyimpanan khusus untuk peralatan yang terbuat

dari besi maupun peralatan yang terbuat dari gelas serta ruang penyimpanan untuk

peralatan kimia yang sudah tidak terpakai lagi atau sudah rusak.

3. Cara perawatan peralatan kimia juga belum sepenuhnya memenuhi standar karena

perawatan hanya dilakukan dengan checking (pemindaian) dan pengelapan peralatan

saja.

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini kami telah berusaha semaksimal yang kami bisa.

Namun, kami mengakui pasti masih banyak terdapat kekurangan didalamnya. Oleh

karena itu, kami sangat mengharapkan saran yang konstruktif dari Ibu selaku dosen

pengajar mata kuliah Pengelolaan Laboratorium tentang Inventarisasi peralatan Kimia

dan cara penyimpanannya yang kami buat ini agar kedepannya dapat lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Budimarwanti. 2012. Pengelolaan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia. (Online)

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Pengelolaan%20alat%20dan

%20bahan%20di%20laboratorium%20kimia.pdf diakses pada tanggal 18

Februari 2016

Sillagian,Masmei. 2011. Cara Pengelolaan dan Penyimpanan Peralatan

Laboratorium Kimia yang Baik dan Benar. (Onlie) http:

//kimaiitumudah .blogspot.co.id/2011/05/cara-pengelolaan-dan-

penyimpanan.html diakses pada tanggal 18 Februari 2016

Susilowati. 2012. Administrasi dan Inventarisasi Laboratorium IPA. (Online)

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/susilowati-spdsi mpdsi/

administrasi-dan-pengelolaan-laboratorium-ipa.pdf diakses pada tanggal

18 Februari 2016

Tim Penyususn Petunjuk Teknis.2011.Panduan Teknis Perawatan Peralatan

Laboratorium Kimia Sekolah Menengah Atas. Jakarta