Makalah Pengajaran Dan Microteaching

22
PENYUSUNAN RENCANA PENGAJARAN DAN MICROTEACHING Disusun Oleh: Della Erriani Akaputri 07.13.001.226 Novita Rahayuningsih 07.13.001.228 Dewi Sukraeni 07.13.001.252 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN KLINIK I

Transcript of Makalah Pengajaran Dan Microteaching

PENYUSUNAN RENCANA PENGAJARAN DAN MICROTEACHING

Disusun Oleh:Della Erriani Akaputri07.13.001.226Novita Rahayuningsih07.13.001.228Dewi Sukraeni07.13.001.252

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJUPROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN KLINIK I2014

BAB IPENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat berbagai komponen yang saling berinteraksi dan bekerjasama dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik, semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran harus diorganisasikan sebaik mungkin dalam format perencanaan yang matang, sehingga ketika proses pembelajaran berlangsung seminimal mungkin terjadi kesalahan yang disebabkan penempatan atau pemilihan komponen yang kurang tepat. Sebagai seorang pengajar, salah satu tugas utama adalah membuat perencanaan pengajaran agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Maka diperlukan adanya strategi dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Bila kata strategi dihubungkan dengan pembelajaran, maka diartikan sebagai cara yang dilakukan pengajar dalam proses pembelajaran sebagai usaha mencapai tujuan yang ditetapkan salah satunya dengan perencanaan pengajaran. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa perencanaan proses pengajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Berdasarkan hal tersebut, maka penting bagi seorang pengajar untuk mendapatkan bekal yang memadai agar dapat menguasai kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh seorang pengajar, baik melalui pelatihan maupun bimbingan, yang dikemas dalam bentuk workshop maupun TOT, melalui preservice maupun inservice training. Salah satu bentuk presenvice training bagi pengajar adalah melalui pembentukan kemampuan mengajar (teaching skill), baik secara teoritis maupun praktik. Secara praktik bekal kemampuan mengajar dapat dilatihkan melalui kegiatan microteaching atau pengajaran micro. Microteaching adalah kegiatan mengajar dimana segalanya diperkecil atau disederhanakan seperti jumlah siswa 5-6 orang, waktu mengajar 5-10 menit, bahan pelajaran hanya mencakup satu atau dua hal yang sederhana, ketrampilan mengajar difokuskan beberapa ketrampilan khusus (Latief, 2008).

BAB IIPEMBAHASAN

A. Penyusunan rancangan kegiatan belajar mengajar1. Penyusunan rancangan kegiatan belajar mengajar Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan peserta didik dalam mencapai KD.Setiap pengajar pada satuan pendidikan wajib menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran dpat berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.Kaufman mengatakan perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan, didalamnya mencangkup elemen-elemen:a) Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan kebutuhan.b) Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diprioritaskan.c) Spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari kebutuhan yang diprioritaskan.d) Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan.e) Sekuensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan.f) Identifikasi strategi alternative yang mungkin dan alat atau tools untuk melengkapi tiap persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk merinci keuntungan dan kerugian tiap strategi dan alat yang dipakai.Perencanaan sebelum pelaksanaan, perencanaan merupakan proses menentukan dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara paling efektif dan efisien. Berdasarkan itu, perencanaan mengandung enam pokok pikiran yaitu:a) Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.b) Keadaan masa depan yang diinginkan kemudian dibandingkan dengan keadaan sekarang, sehingga dapat dilihat kesenjangannya.c) Untuk menutup kesenjangan perlu dilakukan usaha-usaha.d) Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan dapat beranekaragam dan merupakan alternative yang mungkin ditempuh.e) Pemilaihan alternatif yang paling baik, mempunyai efektifitas dan efisiensi yang paling tinggi perlu dilakukan.f) Alternatif yang dipilih harus dirinci sehingga dapat menjadi pedoman dalam mengambil keputusan.Karakteristik perencanaan pengajaran, seperti:a) Merupakan proses rasional, sebab berkaitan dengan tujuan sosial dan konsep-konsep dirancang banyak orang.b) Merupakan konsep dinamik, sehingga dapat dimodifikasi jika informasi yang masuk mengharapkan demikian.c) Perencanaan terdiri dari beberapa aktivitas yang dapat dikategorikan menjadi prosedur-prosedur dan pengarahan.d) Perencanaan pengajaran berkaitan dengan pemilihan sumber dana.Dimensi perencanaan pengajaran berkaitan dengan cangkupan dan sifat-sifat beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan pengajaran. Pertimbangan terhadap dimensi-dimensi memungkinkan diadakan perencanaan komprehensif yang menalar dan efisien, yakni:a) SignifikasiTergantung pada kegunaan sosial dari tujuan pendidikan yang diajukan. Pengamat pendidikan dapat mengadakan evaluasi kontribusi perencanaan, signifikasi dapat ditentukan berdasar kriteria yang dibangun dalam proses perencanaan.b) FeasibilitasSalah satu faktor penentu adalah otoritas political yang memadai, sebab feasibilitas teknik dan estimasi biaya serta aspek-aspek lainnya dapat dibuat dalam pertimbangan yang realistik.c) RelevansiPerencanaan pengajaran memungkinkan penyelesaian persoalan pada waktu yang tepat agar dapat dicapai tujuan spesifik.d) Kepastian atau definitivenessKonsep kepastian menimbulkan atau mengurangi kejadian yang tidak terduga.e) Ketelitian atau parsimoniusnessDiperlukan waktu yang banyak dalam menggali alternative, sehingga perencanaan dan mengambil keputusan dapat dipertimbangkan alternative yang paling efisien.f) AdaptabilitasPenggunaan berbagai proses memungkinkan perencanaan pengajaran yang fleksibel atau adaptable untuk menghindarkan hal-hal yang tidak diharapkan.g) WaktuFaktor yang berpengaruh antara lain keterlibatan dalam perencanaan memprediksi masa depan, validasi dan realibilitas analisi yang dipakai, penilaian kebutuhan pendidikan.h) Monitoring dan pemantauanDalam mengembangkan kriteria untuk menjamin bahwa berbagai komponen bekerja secara efektif.i) Isi perencanaanDimensi terakhir adalah hal-hal yang akan direncanakan, perlu memuat: Tujuan atau apa yang diinginkan sebagai hasil proses pendidikan Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasikan aktivitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya Tenaga manusia, cara mengembangkan prestasi, spesialisasi, perilaku, kompetensi, maupun kepuasaan. Bangunan fisik melingkup cara penggunaan pola distribusi dan kaitannya dengan bangunan fisik lainnya. Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan Struktur organisasi, cara mengkoordinasikan dan manajemen operasi dan pengawasan program dan aktifitas kependidikan yang direncanakan. Konteks sosial atau elemen-elemen yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pengajaran.

Batasan lain yang dikemukakan adalah pendapat Philip Commbs, mengatakan dalam arti luas perencanaan pengajaran adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para murid dan masyarakat.Perencanaan pengajaran di indonesia merupakan proses penyusunan alternative kebijakan mengatasi masalah yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan pendidikan nasional dengan mempertimbangkan kenyataan yang ada dalam bidang sosial ekonomi, sosial budaya dan kebutuhan pembangunan secara menyeluruh terhadap pendidikan nasional. Definisi itu memperlihatkan tanggung jawab yang besar sebagai bagian integral dari pembangunan bangsa.2. Komponen RPP RPP disusun setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu pertemuan atau lebih. Seorang pengajar menyiapkan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.Komponen RPP:a) Identitas mata pelajaran, meliputi: Satuan pendidikan, Kelas, Semester, Program studi, Mata pelajaran atau tema pelajaran Jumlah pertemuanb) Standar kompetensiMenggambarkan penguasaan pengetahuan,sikap, dan ketrampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas atau semester pada suatu pelajaran.c) Kompetensi dasarKemampuan yang dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.d) Indikator pencapaian kompetensiPerilaku yang dapat diukur untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar yang menjadi acuan penilaian mata pembelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencangkup pengetahuan, sikap, ketrampilan.e) Tujuan pembelajaranProses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.f) Materi pembelajaranMemuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.g) Alokasi waktuSesuai dengan keperluan untuk mencapai KD dan beban belajar.h) Metode pembelajaranPemilihan pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristikdari setiap indikator dan kompetensi yang akan dicapai pada tiap mata pelajaran.i) Kegiatan pembelajaran,meliputi: Pendahuluan, kegiatan awal unyuk membangkitkan motovasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Inti, proses pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk aktif. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melaui eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Penutup, kegiatan untuk mengakhiri kegiatan belajar dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.j) Penilaian hasil belajarProsedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.k) Sumber belajarBerdasarkan standar kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajran, dan indikator pencapaian kompetensi.3. Prinsip-prinsip penyusunan RPPa) Memperhatikan perbedaan individu peserta didikRPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan lingkungan peserta didik.b) Mendorong partisipasi aktif peserta didikDirancang berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreatifitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian dan semangat belajar.c) Mengembangkan budaya membaca dan menulisUntuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan ekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.d) Memberikan umpan balik dan tindak lanjutRPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan dan remedi.e) Keterkaitan dan keterpaduanRPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian dan sumber belajar dalam suatu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.f) MenerapkanRPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintragasi, sistematis dan efektif dengan situasi dan kondisi.4. Manfaat RPPPerencanaan pengajaran disusun atau direncanakan dengan baik sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik.Manfaat yang didapat dari perencanaan pengajaran antara lain:a) Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan.b) Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran.c) Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik guru maupun murid.d) Sebagai alat ukur keefektifan suatu proses pembelajaran sehingga setiap saat dapat diketahui ketepatan dan kelambanan kerja.e) Untuk bahan penyususnan data agar terjadi keseimbangan kerja.f) Untuk menghemat waktu, tenaga, alat dan biaya.Faedah dari perencanaan pengajaran, antara lain:a) Karena adanya perencanaan maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektifSeorang pengajar memberikan materi pelajaran yang baik karena dituntut dapat menghadapi situasi dalam kelas secara mantap, tegas dan fleksibel.b) Karena perencanaan maka seseorang akan tumbuh menjadi seorang pengajar yang baikPengajar membuat persiapan yang baik, pertumbuhan bakat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus-menerus. Oleh karena itu, bagaimana cara mencapai hasil belajar yang efektif yang dijadikan pedoman dalam setiap kali membuat perencanaan. Ada 7 aspek persiapan untuk mencapai hasil belajar yang efektif yang dijadikan pedoman dalam setiap kali membuat perencanaan Persiapan terhadap situasi, mencangkup tempat, suasana ruangan kelas. Situasi umum harus dimiliki oleh seorang pengajar agar dapat membuat ancang-ancang terhadap variabel faktor masalah dan menghadapi situasi kelas. Persiapan terhadap siswa yang akan dihadapi, pengajar harus tahu keadaan siswa yang akan dihadapi selain dari faktor intern pelajar, taraf kematangan dan pengetahuan serta khusus dari pada siswa tersebut. Persiapan dalam tujuan umum pembelajaran, tujuan instruksional yang akan dicapai oleh pelajar harus diketahui seperti pengetahuan, kecakapan, keterampilan atau sikap tertentu yang konkrit yang dapt diukur dengan alat evaluasi. Persiapan tentang bahan pelajaran yang akan diajarkan, harus memiliki persiapan pengetahuan Persiapan tentang metode-metode mengajar yang akan dipakai, dengan metode ceramah, metode tanya jawab dan diskusi Persiapan dalam menggunakan alat-alat peraga, misalnya alat tulis, alat pembantu yang dapat mempertinggi komunikasi. Persiapan dalam jenis teknik evaluasi.5. Langkah-langkah penyususnan RPP Langkah-langkah dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimulai dengan mencantumkan Identitas RPP, Tujuan pembelajaran, Materi pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah kegiatan pembelajaran, Sumber belajar, dan penilaian. Setiap komponen mempunyai arah pengembangan masing-masing, namun semua merupakan satu kesatuan.Penjelasan tiap-tiap komponen adalah:a) Mencamtumkan IdentitasTerdiri dari: nama sekoalah, mata pelajaran, kelas, semester, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan alokasi waktu.Hal yang perlu diperhatikan adalah: RPP boleh disusun untuk satu Kompetensi Dasar Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dikutip dari silabus. (Standar kompetensi Kompetensi Dasar Indikator adalah suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan). Indikator merupakan: Ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah mencapai kompetensi dasar. Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 45 menit). Waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada kompetensi dasarnya.b) Merumuskan tujuan pembelajaranOutput (hasil langsung) dari satu paket kegiatan pembelajaranBila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga tiap pertemuan dapat memberikan hasil.c) Menentukan materi pembelajaranMemudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari indikatord) Menentukan metode pembelajaranDapat diartikan sebagai metode, tapi dapat diartikan pula sebagai model atau pendekatan pembelajaran, tergantung pada karakteristik pendekatan atau strategi yang dipilih.Dicantumkan pendekatan pembelajaran dan metode yang diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik: Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya pendekatan proses, konstekstual, pembelajaran langsung, pemecahan masalah dan sebagainya. Metode0metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri, observasi, tanya jawab, e-learning dan sebagainya.e) Menetapkan kegiatan pembelajaranf) Untuk mencapai kompetensi dasar cantumkan langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/ pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.Langkah-langkah yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: Kegiatan pendahuluan Orientasi, memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar, menampilkan slide animasi dan sebagainya. Apersepsi, memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan. Motivasi, pengajar memberikan gambaran mata kuliah. Pemberian acuan, berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari, dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar. Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar. Kegiatan intiBerisi langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat mengkontruksi ilmu sesuai dengan frame work masing-masing. Khusus untuk pembelajaran berbasis ICT yang online dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus dirumuskan detil mengenai waktu akses dan alamat website yang jelas. Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika koneksi mengalami kegagalan. Kegiatan menutup Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan. Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta peserta didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil 25% peserta didik sebagai sampelnya. Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaang) Memilih sumber belajar Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya. Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu. Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder penyimpanan, dan bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.h) Menetukan penilaianPenilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai.

B. Microteaching1. Pengertian microteaching Microteaching berasal dari dua kata yaitu micro yang berarti kecil, terbatas, sempit dan teaching berarti mengajar. Jadi microteaching adalah suatu kegiatan mengajar yang dilakukan dengan cara menyederhanakan atau memperkecil jumlah siswa, waktu, bahan mengajar dan membatasi ketrampilan mengajar tertentu.Menurut Mc. Laughlin dan Molton (1975) yang menjelaskan bahwa microteaching is as performance training method to isolate the component parts of the teaching process, so that the trainee can master each component one by one in a simplified teaching situation (pembelajaran mikro pada intinya adalah suatu pendekatan atau model pembelajaran untuk melatih penampilan/ ketrampilan mengajar pendidik melalui bagian demi bagian dari tiap ketrampilan dasar mengajar tersebut, yang dilakukan secara terkontrol dan berkelanjutan dalam situasi pembelajaran.Microteaching menurut A. Perlberg (1984) menjelaskan bahwa microteaching is a laboratory training procedure aimed at simplifyng the complexities of regular teaching-learning processing (pemebelajaran mikro pada adasarnya adalah sebuah laboratorium untuk lebih menyederhanakan proses latihan kegiatan belajar mengajar/pembelajaran). Microteaching atau pengajaran mikro adalah pelatihan tahap awal dalam pembentukan kompetensi mengajar melalui pengaktualisasian kompetensi dasar mengajar (Unit PPL UNY, 2007:3).Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa microteaching adalah kegiatan mengajar dimana segalanya diperkecil atau disederhanakan seperti jumlah siswa 5-6 orang, waktu mengajar 5-10 menit, bahan pelajaran hanya mencakup satu atau dua hal yang sederhana, ketrampilan mengajar difokuskan beberapa ketrampilan khusus (Latief, 2008).Bagian terpenting microteaching adalah praktik mengajar sebagai bentuk ditampilkan kompetensi yang telah dibekalkan pada calon pendidik. Umumnya microteaching dilakukan dengan model peerteaching, karena model ini fkeksibel dilakukan sebelum melakukan real-teaching dalam kelas yang sesengguhnya. Dalam microteaching calon pendidik dapat berlatih unjuk kompetensi dasar mengajar secara terbatas dan terpadu dari beberapa kompetensi dasar mengajar dengan kompetensi (tujuan), materi, peserta didik, dan waktu yang relatif dibatasi (dimikrokan). Microteaching merupakan sarana untuk berani tampil menghadapi kelas yang beranekaragam karakternya, mengendalikan emosi, ritme pembicaraan, mengelola kelas agar kondusif untuk proses transfer ilmu yang dilakukan sampai calon pendidik diamggap mampu untuk diterjunkan dalam praktik yang sesungguhnya.2. Tujuan dalam pembelajaran mikroteaching Secara umum, pembelajaran mikro bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam proses pembelajaran atau kemampuan profesional mahasiswa calon guru dalam berbagai ketrampilan yang spesifik. Melalui pembelajaran mikro, mahasiswa calon guru dapat berlatih ketrampilan mengajar dalam keadaan terkontrol untuk meningkatkan kompetensinya.Menurut Iskandar (2009), tujuan operasional microteaching adalah sebagai berikut:a) Mengembangkan kemampuan mawas diri dan menilai orang lain.b) Memungkinkan adanya perbaikan dalam waktu singkat.c) Menanamkan rasa percaya diri dan bersifat terbuka dengan kritik orang lain.d) Mengembangkan sikap kritis.e) Menanamkan kesadaran akan nilai ketrampilan mengajar dan komponen-komponenya.f) Mengenal kelemahan dan kekeliruan dalam penampilan ketrampilan mengajar dan mengerti penampilan yang baik.g) Memberi kesempatan pengajar untuk melihat dan mendengar dirinya sendiri.h) Memberi kesempatan pengajar untuk mengikuti kritik dan diskusi caranya mengajar berulangkali.i) Memungkinkan untuk membuat model cara mengajar.j) Memungkinkan banyak orang yang dapat mengikuti proses belajar dan tidak tentu waktunya.k) Merupakan medan untuk mencobakan atau metode baru untuk diteliti sebelum dikembangkan.l) Memberi kesempatan pendekatan analistis mengenai ketrampilan dan strategi mengajar.3. Karakteristik pemebelajaran mikroPembelajaran mikro intinya adalah penyederhanaan pembelajaran. Karena penyederhanaan tidak semua ketrampilan mengajar dipraktikan dalam satu waktu tapi ketrampilan mengajar dipraktikan sendiri. Berikut ini beberapa hal fundamental berkaitan dengan karakteristik pembelajaran mikro. Diantara karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:a) Microteaching is a real teachingKegiatan mengajar yang sebenarnya (real teaching), tapi dilaksanakan bukan pada kelas yang sebenarnya, melainkan dalam suatu kelas, laboratorium atau tenpat khusus yang dirancang untuk pembelajaran mikro.b) Microteaching lessons the complexities of normal classroom teachingLatihan mengajar dilakukan secara mikro atau diserhanakan dalam setiap unsur atau komponen pembelajaran.c) Microteaching focuses on training for the accomplishment of specific tasksDifokuskan pada jenis ketrampilan tertentu secara spesifik, sesuai dengan yang diinginkan oleh setiap yang berlatih atau dasar saran yang diberikan oleh pihak supervisor yang bisa berupa ketrampilan membuka pelajaran, maka ketrampilan lain tidak menjadi fokus latihan.d) Microteaching allows for the increased control of practiseUntuk meningkatkan kontrol pada tiap ketrampilan yang dilatihkan. Kontrol yang ketat, cermat dan komprehensif relatif lebih mudah dilakukan dalam pembelajaran mikro karena tiap peserta yang berlatih hanya memfokuskan diri pada ketrampilan tertentu.e) Microteaching greatly expands teh normal knowledge of results or feedback dimension in teachingDiharapkan dapat memperluas wawasan dan pemahaman yang terkait dengan pembelajaran, karena pihak yang berkepentingan dan terlibat didalamnya mendapat masukan dari pihak lainnya.4. Keterkaitan microteaching dengan PPLPembelajaran micro bukan pengganti praktik lapangan, melainkan bagian dari Program Pengalaman Lapangan yang berusaha menimbulkan, mengembangkan serta membina ketrampilan-ketrampilan tertentu dari calon pengajar. Dengan kata lain, bahwa latihan praktik mengajar tidak terhenti ketika telah dikuasainya komponen-komponen ketrampilan mengajar melalui microteaching tapi perlu diteruskan sehingga mahasiswa calon pengajar dapat mempraktikkan kemampuan mengajarnya secara komprehensif dalam real class-room teaching.5. Materi kegiatan dalam microteachingMateri pokok yang akan diajarkan oleh dosen pengasuh kepada mahasiswa peserta microteaching adalah sebagai berikut:a) Pengenalan komponen kurikulum dan silabusb) Penyusunan desain pembelajaran secara lengkapc) Pembahasan desain pembelajarand) Simulasi mengajar, mempraktikkan ketrampilan mengajar (dalam ruangan kelas)e) Praktik mengajar (mikroteaching)6. Strategi pembelajaran microteachingProses pembelajaran micro dititikberatkan pada penugasan, diskusi, tanya jawab dan penyusunan desain pembelajaran. Kemudian dilanjutkan pada praktik pengajaran baik di ruang kelas maupun di ruang microteaching.7. Aspek-aspek yang harus ditampilkann adalah sebagai berikuta) Ketrampilan mebuka pelajaran Memperhatikan sikap dan tempat duduk siswa Memulai pelajaran setelah tampak siswa siap belajar. Cara mengenalkan pelajaran yang cukup menarik. Mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkan pengetahuan yang sudah diketahui oleh siswa (apersepsi). Hubungan antara pendahuluan dengan inti pelajaran nampak jelas dan logis.b) Ketrampilan memberi motivasi Mengucapkan baik, bagus, ya, bila siswa menjawab/ mengajukan pertanyaan. Ada perubahan sikap non verbal positif pada saat menenggapi pertanyaan/ jawaban siswa. Memuji dan memberi dorongan dengan senyum, anggukan atas partisipasi siswa. Memberi tuntunan pada siswa agar dapat memberi jawaban yang benar. Memberi pengarahan sederhana dan pancingan.c) Keterampilan bertanya Pertanyaan pengajar sebagian beasar telah cukup jelas. Pertanyaan pengajar sebagian besar jelas kaitannya dengan masalah. Pertanyaan ditunjukkan keseluruhan kelas lebih dahulu, baru menunjuk. Pengajar menggunakan tekhnik pause dalam menyampaikan pertanyaan. Pertanyaan didistribusikan secara merata diantara para siswa. Teknik menunjuk yang memungkinkan seluruh siswa siap.d) Keterampilan menerangkan Keterangan pengajar berfokus pada inti pelajaran. Keterangan pengajar menarik perhatian siswa. Kterangan pengajar mudah ditangkap Penggunaan contoh, ilustrasi, analogi, dan semacamnya menarik perhatian siswa. Pengajar memperhatikan dengan sungguh-sungguh respon siswa yang berupa pertanyaan, reaksi, usul dan semacamnya. Pengajar menjelaskan respon siswa, sehingga siswa menjadi jelas.e) Keterampilan mendayagunakan media Pemilihan media sesuai dengan PBM yang diprogramkan. Teknik mengkomunikasikan media tepat. Organisasi mengkomunikasikan media menunjang PBM. Pengajar trampil menggunakan mediaf) Keterampilan menggunakan metode yang tepat Ada kecocokan antara metode yang dipilih dengan tujuan pengajaran. Ada kecocokan antara metode yang dipilih dengan materi pelajaran dan situasi kelas. Dalam menggunakan metode telah memenuhi. Alat yang dapat menunjang kelancaran penggunaan metode yang telah disiapkan Menguasai dalam penggunaan metode. Aspek mengadakan interaksi. Ada keseimbangan antara jumlah kegiatan pengajar (aksi) dengan kegiatan siswa (reaksi) selama proses belajar mengajar. Ada pengaruh langsung berupa informasi, pengarahan, menyalahkan atau membenarkan adalah cukup komunikatif. Nampak ada partisipasi dari siswa yang berupa mendengarkan, mengamati, menjawab, bertanya, mencoba.g) Keterampilan penampilan verbal dan non verbal Gerakan pengajar wajar dan bertujuan Gerakan pengajar bebas. Isyarat pengajar menggunakan tangan, badan, dan wajah cukup bervariasi Suara pengajar cukup bervariasi, lemah dan keras. Ada pemusatan perhatian dari pihak siswa. Pengertian indera melihat dan mendengar berjalan dengan wajar.h) Keterampilan penjajagan/assesment Menaruh perhatian pada siswa yang mengalami kesulitan. Adanya kesepakatan pengajar terhadap tanda siswa yang mengalami salah pengertian. Melakukan penjajagan pada siswa tentang pelajaran yang telah diterimanya. Mencari apa yang menjadi sumber terjadi kesulitan. Melakukan kegiatan untuk mengatasi kesulitan siswa.i) Keterampilan menutup pelajaran Dapat menyimpulkan pelajaran yang tepat. Dapat menggunakan kata yang dapat membesarkan hati siswa. Dapat menimbulkan perasaan mampu dari pelajaran yang diperoleh. Dapat mendorong siswa tertarik pada pelajaran yang diterima.8. Urgensi microteachingMicroteaching dapat digunakan dalam:a) Pendidikan pre service, yaitu bagi calon pengajar Sebagai persiapan calon guru sebelum benar-benar mengajar depan kelas Sebagai usaha perbaikan penampilan calon gurub) Pendidikan in service, yaitu bagi pengajar dan penilik Untuk meningkatkan kemampuan guru mengajar rutin, sehingga dapat enemukan dan mengetahui kelemahan-kelemahannya sendiri dan berusaha memperbaikinya. Untuk meningkatkan kemampuan supervisor supaya tahu apakah bimbingan, nasihat dan saran-saranya benar-benar efektif dalam membantu peningkatan pengajar. Untuk percobaan melaksanakan metode baru sebelum metode dilaksanakan dalam pembelajaran yang sebenarnya.9. Persiapan penyelenggaraanDalam mempersiapkan penyelenggaraan microteaching, yaitu dengan:a) Waktu/ bila diadakan microteaching.b) Tempat, dimana kapan digunakan, pelaksanaan microteaching.c) Personalia dalam microteaching (calon yang praktik, peserta didik/ siswa pengajar, orang yang akan mengadakan observasi dan penilaian, ahli tekhnik alat rekaman).d) Pola microteachingyang akan digunakan dan dikembangkan.e) Rencana kegiatan dan prosedur kegiatan microteaching.f) Sarana dan prasarana.g) Foloow up10. Penilaian pembelajaran microEvaluasi dilakukan melalui kemampuan mahasiswa dalam menyusun desain pembelajaran, pengamatan terhadap kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ketrampilan mengajar saat praktik mengajar berlangsung di kelas atau microteaching dengan blanko penilaian yang telah disediakan, keseriusan dalam mengiikuti perkuliahan dan prosentase kehadiran (presensi).

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan Perencanaan pembelajaran berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan.Perencanaan mendahului pelaksanaan, perencanaan merupakan proses menentukan dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Dalam penyusunan rancangan pembelajaran diperlukan pemahaman akan pengertian, komponen, prinsip, manfaat dan langkah dalam penyusunan RPP agar dalam pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai hasil yang maksimal.Microteaching adalah kegiatan mengajar dimana segalanya diperkecil atau disederhanakan seperti jumlah siswa 5-6 orang, waktu mengajar 5-10 menit, bahan pelajaran hanya mencakup satu atau dua hal yang sederhana, ketrampilan mengajar difokuskan beberapa ketrampilan khusus.

B. SaranSemoga dengan adanya makalah ini, dapat menjadi gambaran bagi seorang pendidik agar dalam perencaan mengajar lebih paham akan penyusunan pembelajaran agar proses microteaching dapat berjalan secara efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Pidarta, Made, Perencanaan Pendidikan Partisipasi dengan pendidikan sistem, Jakarta:PT.Rineka Cipta, 2005Djamarah, Saiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:PT.Rineka Cipta, 2002Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2008Anonim.(2007). Panduan Pengajaran Mikro. Yogyakarta: UPPL-UNYhttp://bdkbanjarmasin.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=43Cooper and Allen, 1971.Basic Teaching Skills.London: Oxford University Press.Iskandar, 2009.Keterampilan Dasar Mengajar.Jakarta. Rineka Cipta.Latief, 2008.Belajar dan Pembelajaran.STKIP PGRI Banjarmasi