Makalah Penelitian Via

21
KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya hanturkan kehadirat Allah subhanawata’ala, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat melaksanakan dan menyelesaikan makalah penelitian ini dengan judul: “FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESELAMATAN KERJA NELAYAN DI DUSUN PULAU OSI” yang dilakukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura. Dengan terselesaikannya penyusunan penulisan dan penelitian ini, saya selaku penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, saya memohon kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan dan kesempurnaannya. Semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya. Amin. Ambon, 19 Juni 2015 P e n u l i s 2

description

fgf

Transcript of Makalah Penelitian Via

Page 1: Makalah Penelitian Via

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya hanturkan kehadirat Allah subhanawata’ala, Tuhan

Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

saya dapat melaksanakan dan menyelesaikan makalah penelitian ini dengan

judul: “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT

KESELAMATAN KERJA NELAYAN DI DUSUN PULAU OSI” yang dilakukan

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas dalam Kepaniteraan Klinik

Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura.

Dengan terselesaikannya penyusunan penulisan dan penelitian ini, saya

selaku penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu,

saya memohon kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan dan

kesempurnaannya. Semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi yang

memerlukannya. Amin.

Ambon, 19 Juni 2015

P e n u l i s

2

Page 2: Makalah Penelitian Via

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………… 1

KATA PENGANTAR ……………………………………………… 2

DAFTAR ISI ……………………………………………… 3

I. LATAR BELAKANG ……………………………………………… 4

II. TUJUAN ……………………………………………… 5

III. ISI PENULISAN ……………………………………………… 7

IV. DISKUSI ……………………………………………… 12

V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………… 15

VI. DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 16

3

Page 3: Makalah Penelitian Via

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara maritim dimana luas laut berdasarkan

Deklarasi Juanda sesuai dengan hukum PBB/onclosed tahun 1982 adalah

5.176.800 km atau lebih dari dua setengah kali luas daratannya, dengan

jumlah pulau 17.508 yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Zona

Ekslusif Ekonomi (ZEE) 200 mil dari garis pantai menurut Dewan Kelautan

Indonesia 95.181 km. Dengan demikian potensi kekayaan sumber daya

alam hayati laut sangat banyak, termasuk sumber daya alam mineral gas

dan bumi yang terletak dibawah dasar laut (SEA BED). Dengan demikian

didalam pemanfaatan potensi kelautan ini, maka eksplorasi dan eksploitasi

sumber daya alam ini dilaksanakan, baik di permukaan laut (pelayaran), di

dalam laut (perikanan) maupun di bawah dasar laut (industry pengeboran

minyak dan gas bumi).

Menurut survey dari 251 responden peselam di 9 (Sembilan) provinsi

di Indonesia, teknik menyelam yang digunakan 56,6% peselam tahan nafas,

33,9% peselam kompressor dan 9,6% peselam dengan scuba.

Nelayan merupakan pengelola sumber daya kelautan dan perikanan

dengan jumlah terbesar dari seluruh pengelola sumber kelautan dan

sebagai pekerja sektor informal dengan resiko kecelakaan yang sangat

tinggi, masih belum mendapat perhatian dari pemerintah yang memadai dari

segi keselamatan kerja. Tingginya kecelakaan kerja pada nelayan masih

menjadi masalah yang belum terpecahkan (Agus Yulianto, 2014).

Pada umumnya kecelakaan kerja disebabkan oleh 3 faktor yaitu

manusia, teknik dan lingkungan. Faktor manusia meliputi usia, kesehatan,

pengetahuan, ketrampilan dan kondisi fisik mereka. Faktor manusia juga

mencakup tindakan tidak aman dari manusia seperti kelalaian/kesengajaan

4

Page 4: Makalah Penelitian Via

di dalam mentaati peraturan keselamatan kerja yang diwajibkan serta

kurang terampilnya pekerja itu sendiri. Faktor teknik (struktur perahu) yang

kurang mendapatkan perawatan. Sedangkan faktor lingkungan meliputi

arus, ombak, angina dan suhu udara yaitu keadaan tidak aman dari

lingkungan kerja yang menyangkut antara lain peralatan atau mesin-mesin,

tetapi frekuensi terjadinya kecelakaan kerja lebih banyak terjadi karena

faktor manusia, karena manusia yang paling banyak berperan dalam

menggunakan peralatan di perusahaan (Sugiarto, 2009).

Berdasarkan faktor-faktor diatas maka dalam penelitian ini saya

hanya memfokuskan pada para nelayan tradisional dan mereka bukan

hanya mencari ikan dengan cara tradisional (kail dan jala) tetapi sering pula

mereka melakukan penyelaman secara tradisional akibat rendahnya

pengetahuan mereka terhadap kesehatan diri, antara lain masih banyakya

nelayan yang menggunakan compressor untuk menyelam.

5

Page 5: Makalah Penelitian Via

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi tingkat keselamatan kerja nelayan di Dusun Pulau Osi.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui faktor persiapan diri saat melaut (human factor)

b. Untuk mengetahui faktor perahu yang digunakan saat melaut

(technical factor)

c. Untuk mengetahui faktor cuaca saat melaut (weather factor)

6

Page 6: Makalah Penelitian Via

BAB II

ISI PENULISAN

A. Faktor Persiapan Diri

Dari hasil survey dan observasi secara random pada nelayan di Dusun

Pulau Osi dari tanggal 18-19 April 2015 didapatkan bahwa faktor kesiapan

diri yang meliputi perencanaan, perbekalan dan peralatan saat melaut dapat

dikatakan baik sedangkan bila ditinjau dari segi kesehatan terlihat memiliki

hasil yang kurang baik, hal ini diakibatkan karena sebagian besar nelayan

tidak memikirkan kondisi kesehatan dirinya dalam melaksanakan aktivitas

melaut. Dari hasil wawancara dalam bentuk kuisioner, beberapa nelayan

mengaku bahwa walaupun disaat kondisi kesehatan mereka sedang

terganggu dalam hal ini sakit ringan seperti sakit kepala, batuk pilek, mereka

akan tetap pergi melaut. Hal ini tentunya akan sangat berpengaruh pada

konsentrasi pekerjaan mereka saat melaut, dan lebih berbahaya lagi bila

nelayan yang melakukan kegiatan penyelaman untuk mencari biota laut yang

bila dalam keadaan batuk pilek akan menyebabkan kesulitan bernafas saat

berada beberapa meter dibawah permukaan laut saat menyelam sehingga

tentu akan meningkatkan risiko penyakit akibat penyelaman. Hal mengenai

perencanaan seperti jadwal melaut yang sudah ditentukan sebelumnya telah

dibuat walaupun tidak secara tertulis namun para nelayan ini sudah

merencanakan waktu dan tempat yang tepat. Hal mengenai perbekalan, para

nelayan mengaku selalu membawa perbekalan saat sebelum melaut

sehingga tidak kelaparan ketika melaut dan bila aktifitas melaut dilaksanakan

di malam hari maka mereka juga mempersiapkan peralatan melaut yang

meliputi persiapan diri/individu berupa jaket/selimut dan penerang berupa

senter atau lampu petromax mini (lampu strongken, istilah lokal).

Dari beberapa aspek yang termasuk dalam persiapan diri sebelum

melaut meliputi aspek perencanaan, perbekalan dan peralatan maka dapat

7

Page 7: Makalah Penelitian Via

dinyatakan bahwa nelayan di Dusun Pulau Osi sudah cukup mengerti dan

menyadari betapa pentingnya menyiapkan hal-hal tersebut demi kelancaran

saat melaut, namun bila dtinjau dari segi kesehatannya, mereka masih

kurang menyadari dan kurang mengetahui informasi bahwa terdapat

beberapa akibat yang bisa menjadi fatal bila tetap melaut dalam kondisi

kesehatan yang terganggu. Dengan demikian dapat dikatakan faktor

persiapan diri cukup berpengaruh terhadap keselamatan kerja nelayan di

Dusun Pulau Osi.

B. Faktor Perahu (Faktor Teknik)

Bila ditinjau dari segi kelayakan perahu yang digunakan oleh para

nelayan saat melaut maka dikatakan cukup layak untuk jarak tempuh yang

tidak terlalu jauh ± 30 menit dengan perahu dari pantai. Namun bila ditinjau

dari segi umur maka rata-rata nelayan memiliki kapal dengan usia perahu

yang sudah relatif tua ± 10 tahun. Karena sudah lama digunakan sehingga

perahu yang terbanyak terbuat dengan bahan dasar kayu bukan fiber

sehingga catnya sudah mulai memudar. Kayunya sudah kelihatan mulai

lapuk berwarna kecoklatan dan karena umur perahu yang relatif tua sehingga

beberapa kali badan perahu diperbaiki, ini tampak dengan adanya beberapa

tambalan di badan perahu oleh karena pernah bocor dan tidak ada cadangan

perahu lain yang digunakan oleh para nelayan tersebut.

Nelayan di Dusun Pulau Osi menggunakan perahu yang lebih mirip

long boat panjang ± 2-3 meter dengan menggunakan mesin ketinting untuk

menjalankan perahunya agar dapat melaju lebih cepat dibandingkan dengan

cara mendayung. Perahu yang digunakan juga mendapatkan perawatan

yang teratur oleh para nelayan, sebagian besar dari mereka mengaku

melakukan perawatan sebanyak 2 kali dalam sebulan (30 hari) namun

pergantian ataupun pengisian bahan bakarnya dilakukan setiap kali akan

berangkat melaut.

8

Page 8: Makalah Penelitian Via

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa faktor perahu cukup

berpengaruh terhadap keselamatan kerja nelayan di Dusun Pulau Osi.

C. Faktor Cuaca (Hujan, Ombak, Angin)

Faktor cuaca juga sangat berpengaruh dan dapat menentukan para

nelayan ini dapat pergi melaut atau tidak pergi melaut, oleh karena rata-rata

nelayan yang melaut ini pergi melaut baik untuk mencari ikan ataupun

mencari biota laut seperti melakukan penyelaman dengan lokasi yang cukup

jauh dari Dusun Pulau Osi sehingga cuaca di laut yang diakui kadang-kadang

tak menentu. Bila tiba musim timur (bulan juni, juli dan agustus) dan barat

(desember, januari dan februari) nelayan relatif mengurangi intensitas melaut,

ini diakibatkan pada saat musim tersebut kondisi alam relatif bergelombang,

dengan angin yang cukup kuat menjadi faktor utama penghambat para

nelayan ini tidak pergi melaut. Nelayan relatif aktif melaut ketika tiba musim

pancaroba 1 (bulan april, mei, juni) dan pancaroba 2 (bulan September,

oktober, November) karena kondisi perairan laut lebih tenang dan

memungkinkan untuk melakukan aktifitas melaut.

Bila ditinjau dari segi faktor cuaca, maka dapat dinyatakan bahwa

nelayan di Dusun Pulau Osi lebih aktif melaut pada saat musim pancaroba

dibandingkan dengan musim timur dan barat. Sehingga dapat dikatakan

faktor cuaca sangat mempengaruhi keselamatan kerja nelayan di Dusun

Pulau Osi.

9

Page 9: Makalah Penelitian Via

Table 1. Hasil Kuisioner Nelayan

10

RESPONDENFAKTOR KESELAMATAN

KERJAFAKTOR TEKNIK

FAKTOR CUACA

1 100 100 100

2 66,67 100 100

3 66,67 100 100

4 66,67 100 100

5 100 100 100

6 83.33 100 100

7 66,67 0 100

8 66,67 100 100

9 83.33 100 100

10 100 100 100

11 50 100 100

12 66,67 100 100

13 100 100 100

Rata-rata 88.09 92.31 100

Page 10: Makalah Penelitian Via

Gambar 1. Diagram Pie mengenai distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keselamatan kerja nelayan di Dusun Pulau Osi

Gambar 2. Diagram Batang mengenai distribusi faktor-faktor yang mempengaruhitingkat keselamatan kerja nelayan di Dusun Pulau Osi

11

Page 11: Makalah Penelitian Via

BAB III

DISKUSI

Lokasi penelitian bertempat di Dusun Pulau Osi bagian dari Desa Eti

Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku.

Gambar 1. Peta Pulau Osi Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB)

Gambar 2. Peta Pulau Osi dan Selat Buano Kabupaten SBB

12

Page 12: Makalah Penelitian Via

Masyarakat merupakan komunitas yang mendiami wilayah tertentu.

Masyarakat adalah makhluk sosial yang saling berinteraksi dan berhubungan

serta memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang kuat untuk mencapai tujuan

dalam hidupnya. Masyarakat merupakan sekumpulan individu-individu yang

didalamnya terdapat norma-norma yang harus dijaga dan dijalankan.

Nelayan dapat diartikan sebagai orang yang hasil mata pencaharian

utamanya berasal dari menangkap ikan di laut. Nelayan di dalam Ensiklopedi

Indonesia dinyatakan sebagai orang-orang yang secara aktif melakukan

kegiatan penangkapan ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung

sebagai mata pencahariannya. Nelayan merupakan suatu pekerjaan

menangkap ikan di laut yang dilakukan oleh seseorang. Kebanyakan orang

yang bekerja sebagai nelayan adalah masyarakat yang tinggal di desa pesisir.

Nelayan dikategorikan sebagai seseorang yang pekerjaannya

menangkap ikan dengan menggunakan alat tangkap yang sederhana, mulai

dari pancing, jala dan jaring, bagan, bubu sampai dengan perahu atau jukung

yang dilengkapi dengan alat tangkap ikan.

Masyarakat nelayan merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja

mencari ikan di laut yang menggantungkan hidup terhadap hasil laut yang tidak

menentu dalam setiap harinya. Masyarakat nelayan cenderung atau bahkan

sering diindentikkan dengan mempunyai sifat keras dan terbuka terhadap

perubahan. Sebagian besar masayarakat nelayan adalah masyarakat yang

mempunyai kesejahteraan rendah dan pendapatan yang tidak menentu.

Komunitas desa pesisir, khususnya nelayan tradisional pada dasarnya

adalah kelompok masyarakat yang kehidupannya sangat bergantung pada hasil

laut. Seperti juga pada masyarakat petani yang kehidupannya tergantung irama

musim, pasang surut kelangsungan hidup keluarga nelayan kecil sangat

dipengaruhi oleh musim panen dan paceklik ikan. Saat kondisi laut sedang tak

bersahabat dan ikan-ikan cenderung bersembunyi di dasar laut, maka pada saat

13

Page 13: Makalah Penelitian Via

itu pula rezeki terasa berat dan keluarga-keluarga nelayan kecil kemudian harus

hidup seperti serba irit, bahkan kekurangan.

Nelayan kecil merupakan nelayan tradisional yang mencari ikan di laut

dengan menggunakan perahu kecil dan alat tangkap yang sederhana (kail dan

jala) dan tidak banyak tersentuh oleh teknologi canggih. Wilayah perairan yang

dapat diakses oleh nelayan kecil pun tidak sejauh nelayan modern yang

menggunakan banyak teknologi canggih, nelayan kecil hanya mampu

menjangkau perairan di pinggir-pinggir pantai saja, berbeda dengan nelayan

modern yang dapat menjangkau perairan laut sampai jauh di tengah-tengah

laut. Nelayan modern acap kali mampu merespon perubahan dan sering

mensiasati kondisi over fishing, nelayan tradisional seringkali justru mengalami

proses marginalisasi.

Dengan menggunakan alat tangkap yang seadanya dan teknologi yang

sederhana, nelayan kecil hanya mampu memperoleh hasil tangkapan ikan

dalam jumlah yang sedikit pula yang hanya cukup memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari, itupun jika saat cuaca dan kondisi lautnya yang sedang bersahabat.

Itulah sebabnya peranan cuaca dan kondisi laut sangat berperan dalam aktivitas

melaut nelayan di Dusun Pulau Osi.

14

Page 14: Makalah Penelitian Via

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang diketahui mempengaruhi tingkat keselamatan kerja

nelayan di Dusun Pulau Osi antara lain faktor persiapan diri saat melaut,

faktor perahu yang digunakan dan faktor cuaca.

2. Faktor persiapan diri diketahui memiliki pengaruh yang cukup signifikan

terhadap keselamatan kerja nelayan di Dusun Pulau Osi

3. Faktor perahu diketahui memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

keselamatan kerja nelayan di Dusun Pulau Osi

4. Faktor cuaca diketahui memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

keselamatan kerja nelayan di Dusun Pulau Osi

B. Saran

1. Perlunya penyuluhan kesehatan mengenai persiapan diri dalam hal

meliputi kesehatan pribadi saat melaut dan pertolongan pertama pada

kecelakaan di laut.

2. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor lain yang tidak

penulis sajikan pada penelitian ini.

3. Perlunya penyuluhan untuk menjaga kebersihan pantai dari pelbagai

limbah, menjaga keutuhan karang dan melarang penggunaan bom ikan

dan racun ikan, karena untungnya di Pulau Osi mereka tidak pernah

menggunakan bom ikan atau racun ikan karena kedua hal ini sudah

dilarang dan akan merusak karang serta biota laut sehingga mereka

sadar bahwa penggunaan kedua hal ini akan menyulitkan kehidupan

mereka.

15

Page 15: Makalah Penelitian Via

DAFTAR PUSTAKA

1. Seri Pedoman Tatalaksana Penyakit Akibat Kerja Bagi Petugas

Kesehatan. Penyakit Akibat Kerja Karena Pajanan Hiperbarik Dan

Penyakit Lain Akibat Penyelaman. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan

Kerja Dan Olahraga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2012.

2. Commercial fishing safety. United States: Fishing Vessel Safety Forum.

[serial online] 2010 Dec [cited 2015 May 20]; [1 screen]. Available from:

URL: http://www.cdc.gov/niosh/topics/fishing/

3. Fishing Vessel Safety. United States: Journal of Safety and Security at

Sea, 2010. Vol 67(4).

4. Vann RD, Butler FK, Mitchell SJ, Moon RE. Decompression illness. Jan

8, 2011;Vol 377.

5. Shahriari A, Khooshideh M, Heidari M. Diseases treated with hyperbaric

oxygen therapy; a literature review. Medical Hypothesis, Discovery &

Innovation Interdisciplinary Journal, 2014;1(2).

6. Latham E, Byrd RP. Hyperbaric oxygen therapy. [serial online] 2014 Dec

19 [cited 2015 May 11]; [16 screens]. Available from:

URL: http://www.emedicine.medscape.com/article/1464149-overview

7. Stephenson JC. Pathophysiology, treatment and aeromedical retrieval of

SCUBA-related DCI. Journal of Military and Veteran’s Health. Apr 2009;

Vol 17(3).

16

Page 16: Makalah Penelitian Via

8. Naji Z, Siddiqui MR. Assessing the effectiveness of hyperbaric oxygen

therapy in treating disease. [serial online] 2014 Nov 24 [cited 2015 May

11]: [7 screens]. Avalaible from:

URL: http://www.webmedcentral.com/article_view/4767

9. Gupta V, Vijay S, Gupta R, Koul S. Hyperbaric oxygen therapy.

Department of Medicine Govt. Medical College, 2005; 12(1):44-47.

10.Thom SR. Hyperbaric oxygen-its mechanism and efficacy. National

Institutes of Health, 2011; 127(1):131-141.

17