Makalah Pendidikan Karakter

37
MAKALAH METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENGEMBANGAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA Kelompok 9 Eprina Eksa Gutami 11301241006 Arung Mega R 11301241017 Rini Wulandari 11301241020 Arifta Nurjanah 11301241023 0

description

Makalah ini merupakan makalah tentang pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika

Transcript of Makalah Pendidikan Karakter

Page 1: Makalah Pendidikan Karakter

MAKALAH

METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENGEMBANGAN KARAKTER

MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Kelompok 9

Eprina Eksa Gutami 11301241006

Arung Mega R 11301241017

Rini Wulandari 11301241020

Arifta Nurjanah 11301241023

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2013

0

Page 2: Makalah Pendidikan Karakter

PENGEMBANGAN KARAKTER

MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

A. Pendahuluan

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.

Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi

manusia menurut ukuran normatif. Setiap individu memerlukan kemampuan

maupun karakter strategis agar sukses dalam menyelesaikan berbagai masalah dan

menghadapi berbagai tantangan, baik di dunia kerja maupun dalam kehidupan

pribadi. Untuk menggapai kesuksesan tidak hanya diperlukan kemampuan

intelektual semata, tetapi juga dibutuhkan karakter yang baik. Menyadari akan hal

tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan

sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang

berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara.

Karakter individu sangat mendukung kesuksesan di masa depan, oleh karena

itu mutlak diperlukan pendidikan karakter. Bagi Indonesia sekarang ini,

pendidikan karakter juga berarti melakukan usaha sungguh-sungguh, sitematik

dan berkelanjutan untuk membangkitkan dan menguatkan kesadaran serta

keyakinan semua orang Indonesia bahwa tidak akan ada masa depan yang lebih

baik tanpa membangun dan menguatkan karakter rakyat Indonesia. Dengan kata

lain, tidak ada masa depan yang lebih baik yang bisa diwujudkan tanpa kejujuran,

tanpa meningkatkan disiplin diri, tanpa kegigihan, tanpa semangat belajar yang

tinggi, tanpa mengembangkan rasa tanggung jawab, tanpa memupuk persatuan di

tengah-tengah kebinekaan, tanpa semangat berkontribusi bagi kemajuan bersama,

serta tanpa rasa percaya diri dan optimisme.

Institusi pendidikan memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan

karakter siswa melalui pembelajaran sebagaimana tercantum dalam UU No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang menyebutkan

bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk karakter

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

1

Page 3: Makalah Pendidikan Karakter

bangsa. Oleh karena itu diperlukan penjabarkan dan pengimplementasian dalam

praktik pembelajaran, termasuk pembelajaran matematika. Pembelajaran

matematika harus dirancang dengan baik sedemikian sehingga dapat digunakan

sebagai wahana dalam membelajarkan karakter positif siswa. Melalui

pembelajaran matematika dapat ditanamkan kepada siswa berbagai karakter

positif, seperti kemampuan berpikir kritis, logis, cermat, analitis, runtut,

sistematis, dan konsisten dalam bersikap.

B. Tinjauan Sejarah Pendidikan Karakter

Akhir-akhir ini, pendidikan karakter tengah menjadi topik perbincangan

menarik baik di sekolah-sekolah maupun di kampus-kampus. Namun, dibalik

blooming-nya pendidikan karakter, tidak banyak yang tau siapa yang mula-mula

memperkenalkan atau mencetuskan pendidikan karakter ini. Sebagian sejarawan

mengatakan bahwa pedagog Jerman FW Foerster (1869-1966) merupakan orang

yang mula-mula memperkenalkan pendidikan karakter. Foerster mengemukakan

konsep pendidikan karakter yang menekankan dimensi etis-spiritual dalam proses

pembentukan pribadi sebagai reaksinya atas kemujudan pedagogi natural

Rousseauin dan instrumentalisme pedagogis Devweyan (Agus Widodo, 2012).

Foerster (dalam Doni Koesoma A., 2009) mengungkapkan bahwa tujuan

pendidikan adalah untuk pembentukan karakter yang terwujud dalam kesatuan

esensial subjek dengan perilaku dan sikap hidup yang dimilikinya. Karakter

merupakan sesuatu yang mengualifikasi pribadi seorang. Karakter menjadi

identitas mengatasi pengalaman kontingen yang selalu berubah. Sebagai aspek

terpenting dalam pembentukan karakter, pendidikan harus mampu mendorong

anak didik melakukan proses pendakian terjal (the ascent of man). Hal itu

dikarenakan dalam diri anak didik terdapat dua dorongan untuk mempertahankan

diri dalam lingkungan eksternal yang ditandai dengan perubahan cepat, serta

dorongan mengembangkan diri atau dorongan untuk terus belajar guna mencapai

cita-cita tertentu. Ketika anak didik telah mampu menyeimbangkan dua dorongan

esensial itu, maka ia akan menjadi pribadi dengan karakter yang matang. Dari

kematangan karakter inilah, kualitas seorang pribadi diukur.

2

Page 4: Makalah Pendidikan Karakter

C. Pengertian Pendidikan Karakter

Thomas (dalam Agus Widodo, 2012) mendefinisikan karakter sebagai sifat

alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral. Sifat alami itu

dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur,

bertanggung jawab, menghormati orang lain, dan karakter mulia lainnya.

Suyanto (dalam Agus Widodo, 2012) mendefinisikan karakter sebagai cara

berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan

bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.

Sementara pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu

melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan

(action). Tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif.

Tadkirotun (dalam Agus Widodo, 2012) memandang karakter mengacu

kepada serangkaian sikap (atitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations),

dan keterampilan (skills). Adapun pendidikan karakter adalah suatu sistem

penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah, yang meliputi komponen

pengetahuan, kesadaran, atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-

nilai tersebut. Secara ringkas pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai:

"The deliberate use of all dimensions of school life to foster optimal character

development".

Menurut Kemendiknas (2010), karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau

kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan

(virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang,

berpikir, bersikap, dan bertindak. Sementara pendidikan karakter adalah

pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta

didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya,

menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota

masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif.

Berbagai pendapat tersebut memiliki sudut pandang yang berbeda, meski

demikian terdapat kesamaan bahwa karakter itu mengenai sesuatu yang ada dalam

diri seseorang yang menjadi sifat seseorang tersebut. Sedangkan pendidikan

karakter adalah pendidikan yang mengembangkan karakter- karakter luhur kepada

3

Page 5: Makalah Pendidikan Karakter

anak didik sehingga mereka akan memiliki karakter luhur tersebut, menerapkan

dan mempraktikkan dalam kehidupannya, baik di dalam keluarga, sekolah, dan

masyarakat. Dengan demikian pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai

suatu penyelenggaraan pendidikan yang berlandaskan karakter.

D. Tujuan Pendidikan Karakter

Menurut Said Hamid H., dkk (2010), tujuan pendidikan budaya dan karakter

bangsa adalah sebagai berikut.

1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia

dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.

2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan

dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius.

3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai

generasi penerus bangsa.

4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri,

kreatif, dan berwawasan kebangsaan.

5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar

yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa

kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

Sofan Amri, dkk. (2011) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter

bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan

sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia

peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi

lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik juga mampu secara

mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan

menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nlai karakter dan akhlak mulia

sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Menurut Kemendiknas (2010), pendidikan karakter dilakukan dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

4

Page 6: Makalah Pendidikan Karakter

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

pendidikan karakter adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang berakhlak mulia dan mampu menggunakan, mengkaji, dan

menginternalisasi pengetahuannya dalam perilaku sehari-hari.

E. Prinsip Pendidikan Karakter

Menurut Character Education Partnership (2010), 11 prinsip pendidikan

karakter adalah sebagai berikut.

1. Komunitas sekolah mempromosikan nilai-nilai etika dan kinerja inti sebagai

landasan karakter yang baik.

2. Sekolah mendefinisikan karakter secara komprehensif mencakup pikiran,

perasaan, dan tindakan.

3. Sekolah menggunakan pendekatan yang komprehensif, disengaja, dan proaktif

untuk pengembangan karakter.

4. Sekolah menciptakan komunitas yang peduli.

5. Sekolah memberikan siswa kesempatan untuk melakukan perbuatan bermoral.

6. Sekolah menawarkan kurikulum akademik yang bermakna dan menantang

yang menghormati semua peserta didik, mengembangkan karakter mereka,

dan membantu mereka dalam mencapai keberhasilan.

7. Sekolah mendorong motivasi diri siswa.

8. Staf sekolah adalah komunitas belajar etis yang berbagi tanggung jawab atas

pendidikan karakter dan mematuhi nilai-nilai inti yang sama yang

membimbing siswa.

9. Sekolah menumbuhkan kepemimpinan bersama dan dukungan jangka panjang

dari inisiatif pendidikan karakter.

10. Sekolah melibatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam

upaya pembangunan karakter.

11. Sekolah secara teratur menilai iklim dan budaya, fungsi staf sebagai karakter

pendidik, dan sejauh mana siswa memanifestasikan karakter yang baik.

5

Page 7: Makalah Pendidikan Karakter

Menurut Said Hamid H., dkk (2010), 4 prinsip yang digunakan dalam

pengembangan pendidikan karakter bangsa adalah sebagai berikut.

1. Berkelanjutan

Berkelanjutan berarti bahwa proses pengembangan nilai-nilai karakter bangsa

merupakan sebuah proses panjang, dimulai dari awal peserta didik masuk

sampai selesai dari suatu satuan pendidikan. Proses tersebut dimulai dari kelas

1 SD atau tahun pertama dan berlangsung paling tidak sampai kelas 9 atau

kelas akhir SMP. Pendidikan budaya dan karakter di SMA merupakan

kelanjutan dari proses yang telah terjadi selama 9 tahun tersebut. Sedangkan

pendidikan karakter di Perguruan tinggi merupakan penguatan dan

pemantapan pendidikan karakter yang telah diperoleh di jenjang SMA.

2. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah

Proses pengembangan nilai-nilai karakter bangsa dilakukan melalui setiap

mata pelajaran, dan dalam setiap kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.

3. Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan

Prinsip ini mengandung makna bahwa materi nilai karakter bukanlah bahan

ajar biasa, nilai-nilai itu tidak dijadikan pokok bahasan seperti halnya ketika

mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, ataupun fakta seperti dalam mata

pelajaran. Namun, materi pelajaran digunakan sebagai bahan atau media untuk

mengembangkan nilai-nilai karakter. Konsekuensi dari prinsip ini adalah nilai-

nilai karakter tidak ditanyakan dalam ulangan ataupun ujian. Meskipun

demikian, peserta didik perlu mengetahui pengertian dari suatu nilai yang

sedang mereka tumbuhkan pada diri mereka.

4. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan

Prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan nilai budaya dan karakter

bangsa dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru. Guru menerapkan

prinsip tut wuri handayani dalam setiap perilaku yang ditunjukkan kepada

peserta didik. Prinsip ini juga menyatakan bahwa proses pendidikan dilakukan

dalam suasana belajar yang menimbulkan rasa senang.

F. Pengembangan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika

6

Page 8: Makalah Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter diimplementasikan pada semua mata pelajaran, tidak

terkecuali pada mata pelajaran matematika. Porsi jam pelajaran matematika sejak

SD sampai dengan SMA diberikan lebih banyak dibandingkan dengan mata

pelajaran lain, tentu hal ini akan menjadi wahana yang tepat untuk

mengembangkan karakter pada peserta didik.

Menurut profesor matematika, Alan Schonfeld (melalui Agung Prabowo &

Pramono Sidi), dalam matematika yang penting bukanlah kemampuan, tetapi

lebih kepada sikap. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tanpa pengetahuan

awal tentang matematika yang memadai, seseorang bisa sukses dalam

matematika, asalkan ia mempunyai karakter dan sikap hidup yang mendukung

dalam belajar matematika.

Dengan mengembangkan pendidikan karakter dalam pembelajaran

matematika, maka pembelajaran matematika tidak lagi untuk mendukung

pengembangan ranah kognitif saja tetapi juga mengembangkan ranah afektif dan

psikomotorik. Pembelajaran matematika tidak hanya berfokus pada pemerolehan

pengetahuan, tetapi juga untuk mengembangkan dan membentuk karakter siswa.

Menurut Ali Mahmudi (2011), pembelajaran matematika secara implisit maupun

eksplisit, dapat membelajarkan berbagai karakter positif, seperti kemampuan

berpikir kritis, logis, cermat, analitis, runtut, sistematis, dan konsisten dalam

bersikap, bahkan untuk mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan.

Menurut Ali Mahmudi (2011), aspek-aspek karakter yang dapat

dikembangkan dalam pembelajaran matematika secara umum dapat dibedakan

menjadi dua macam, yakni aspek-aspek karakter dalam pendidikan secara umum

(juga yang berkembang secara umum di masyarakat) dan aspek-aspek karakter

dalam matematika (juga dalam pendidikan matematika). Sebagai contoh, ketika

guru mengharuskan siswa untuk bertindak jujur dalam mengerjakan tes, maka

nilai-nilai kejujuran yang berasal dari nilai-nilai pendidikan secara umum telah

dikenalkan guru kepada siswa. Sedangkan ketika siswa mendeskripsikan dan

membandingkan beberapa pembuktian yang berbeda dari suatu teorema, nilai-

nilai karakter dalam matematika telah dikenalkan dan dilatihkan pada siswa.

Dalam implementasinya, pendidikan karakter tidak diajarkan, tetapi

dikembangkan dalam pembelajaran. Tidak ada pokok bahasan khusus mengenai

7

Page 9: Makalah Pendidikan Karakter

pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika. Namun, pokok-pokok

bahasan yang terdapat dalam pembelajaran matematika digunakan sebagai bahan

atau media untuk mengembangkan nilai-nilai karakter. Guru tidak perlu

menambah jam dan mengubah pokok bahasan yang sudah ada, cukup dengan

menggunakan materi pokok bahasan tersebut untuk mengembangkan nilai-nilai

karakter.

Berikut ini diberikan beberapa contoh pengembangan karakter dalam

pembelajaran matematika. Dalam pembelajaran matematika terdapat kesepakatan

(definisi) dan aturan (teorema) yang harus ditaati. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh Ali Mahmudi (2011), konsistensi penggunaan kesepakatan dan aturan ini erat

sekali dengan sikap dan karakter seseorang. Karakter yang dimaksud adalah taat

dan disiplin. Sementara berbagai karakter lain seperti logis, kritis, kreatif,

sistematis, konsisten, cermat, dan teliti dapat ditumbuhkan melalui penyelesaian

soal atau pemecahan masalah. Ketika dalam proses pengerjaan soal, siswa berlatih

untuk berfikir logis dan kritis. Penyelesaian soal yang memerlukan keruntutan

langkah akan mengembangkan karakter siswa dalam berfikir sistematis dan

konsisten. Selanjutnya ketika siswa mencoba menemukan cara penyelesaian yang

lain, maka secara tidak langsung karakter kritis dan kreatif akan tertanam dalam

diri siswa. Sebagai langkah terakhir setelah selesai mengerjakan soal, siswa

memastikan kebenaran jawabannya sehingga siswa dapat berlatih untuk bertindak

cermat dan teliti.

Menurut Ali Mahmudi (2011), berbagai karakter positif akan lebih efektif

ditumbuhkembangkan dalam konteks sosial, melalui diskusi kelas. Siswa akan

lebih mudah mencapai pemahaman pada banyak topik matematika jika mereka

diberikan kesempatan untuk bekerja sama secara berpasangan atau melalui diskusi

kelompok kecil. Karakter-karakter positif dalam pembelajaran matematika juga

dapat dikembangkan dengan berbagai cara lain, seperti dalam pemecahan

masalah, pengenalan karakter positif tokoh-tokoh matematika, memberikan

pertanyaan-pertanyaan terbuka, memberikan soal-soal non-rutin, dan lain

sebagainya.

Dalam mengembangkan karakter diperlukan proses panjang dan

pembiasaan. Pembiasaan juga tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya

8

Page 10: Makalah Pendidikan Karakter

keteladanan. Seorang guru atau pendidik harus mampu memberikan teladan

kepada siswanya. Pujian, teguran, penghargaan, maupun sanksi dapat menjadi

cara yang efektif untuk menguatkan karakter dalam diri siswa. Pemberian pujian

dan penghargaan kepada siswa yang berperilaku positif dapat menjadi bentuk

penyemangat dan motivator untuk menjadi lebih baik. Sedangkan teguran dan

sanksi kepada siswa yang melanggar dapat mencegah perilaku negatif. Maka dari

itu, pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika perlu dilakukan secara

konsisten agar siswa terbiasa hingga karakter-karakter tersebut melekat dalam diri

siswa.

Hal terpenting dalam pencapaian pendidikan karakter adalah tertanamnya

karakter positif dalam diri siswa. Meskipun dapat ditentukan indikator-indikator

untuk kemudian diberikan skor secara kuantitatif, namun pada dasarnya penilaian

karakter bersifat kualitatif.

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Pembelajaran matematika harus direncanakan dengan baik sehingga dapat

digunakan sebagai media dalam mengembangkan karakter positif siswa.

Berdasarkan standar proses pembelajaran pada implementasi Kurikulum 2013,

maka guru harus melaksanakan 3 tahapan yaitu:

1. kegiatan pendahuluan

2. kegiatan inti

3. kegiatan penutup.

a. Pendahuluan

1. Kegiatan yang mula-mula harus dilakukan oleh guru pada kegiatan

pendahuluan di dalam sebuah proses pembelajaran adalah

mempersiapkan siswa baik psikis maupun fisik agar dapat mengikuti

proses pembelajaran dengan baik.

2. Selanjutnya guru harus mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan

terkait materi pembelajaran baik materi yang telah siswa pelajari serta

materi-materi yang akan mereka pelajari dalam proses pembelajaran

tersebut.

9

Page 11: Makalah Pendidikan Karakter

3. Setelah memberikan pertanyaan-pertanyaan, guru kemudian mengajak siswa

untuk mencermati suatu permasalahan atau tugas yang akan dikerjakan

sehingga dengan demikian mereka akan belajar tentang suatu materi,

kemudian langsung dilanjutkan dengan menguraikan tentang tujuan

pembelajaran atau KD yang akan dicapai pada pembelajaran tersebut.

4. Terkahir, dalam kegiatan pendahuluan guru harus memberikan outline

cakupan materi serta penjelasan mengenai kegiatan belajar yang akan

dilakukan oleh siswa untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas yang

diberikan.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan Inti pada Proses Pembelajaran Kurikulum 2013

Kegiatan inti adalah suatu proses pembelajaran agar tujuan yang ingin dicapai

dapat diraih. Kegiatan inti mencakup proses-proses berikut: (1) melakukan

observasi; (2) bertanya; (3) mengumpulkan informasi; (4) mengasosiasikan

informasi-informasi yang telah diperoleh; (5) dan mengkomunikasikan hasilnya.

Berikut ini merupakan contoh penerapan dari kelima tahap kegiatan ini pada

proses pembelajaran :

1. Melakukan observasi (melakukan pengamatan)

Dalam kegiatan melakukan pengamatan, guru membuka secara luas dan bervariasi

kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan-kegitan seperti:

melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi siswa untuk

melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat,

membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. (contoh nilai

yang ditanamkan: mandiri, berfikir logis, kreatif, kerjasama).

2. Bertanya

Pada saat siswa berada pada kegiatan melakukan pengamatan, guru membuka

kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk mempertanyakan mengenai

apapun yang telah mereka lihat, mereka simak, atau mereka baca. Penting bagi

guru untuk memberikan bimbingan kepada siswa agar bisa mengajukan

pertanyaan. Pertanyaan yang dimaksud di sini berkaitan dengan pertanyaan dari

hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak baik berupa

10

Page 12: Makalah Pendidikan Karakter

fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan dapat

pula yang bersifat faktual hingga pada pertanyaan yang bersifat hipotetik. ( contoh

nilai yang ditanamkan : berani, berfikir logis, kritis, kreatif)

3. Mengumpulkan dan mengasosiasikan informasi

Adapun langkah selanjutnya yang merupakan tindak lanjut dari kegiatan bertanya

adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari beragam sumber dengan

bermacam cara. Dalam hal ini siswa boleh membaca buku yang lebih banyak,

mengamati fenomena atau objek dengan lebih teliti, atau bisa juga melaksanakan

eksperimen. Berdasarkan kegiatan-kegiatan inilah pada akhirnya akan

dikumpulkan banyak informasi.

Informasi yang banyak ini selanjutnya akan dijadikan fondasi untuk kegiatan

berikutnya yakni memproses informasi sehingga pada akhirnya siswa akan

menemukan suatu keterkaitan antara satu informasi dengan informasi lainnya,

menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai

kesimpulan dari pola yang ditemukan. ( contoh nilai yang ditanamkan : berpikir

kritis, logis, sistematis, kreatif, teliti)

4. Mengkomunikasikan hasil

Kegiatan terakhir dalam kegiatan inti yaitu membuat tulisan atau bercerita tentang

apa-apa saja yang telah mereka temukan dalam kegiatan mencari informasi,

mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan

dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut. (contoh

nilai yang ditanamkan: berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat

orang lain, bertanggung jawab)

c. Kegiatan Penutup

1. Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat

rangkuman atau simpulan pelajaran (contoh nilai yang ditanamkan:

mandiri, kerjasama, kritis, logis);

11

Page 13: Makalah Pendidikan Karakter

2. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram (contoh nilai yang

ditanamkan: jujur, mengetahuikelebihan dan kekurangan);

3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

(contoh nilai yang ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun,

kritis, logis);

4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan

tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil

belajar peserta didik; dan menyampaikan rencana pembelajaran pada

pertemuan berikutnya.

Apabila prosedur pelaksanaan pembelajaran tersebut terlaksana secara efektif

maka secara tidak langsung akan tertanam karakter – karakter yang terkandung di

dalam proses pembelajaran tersebut. Karakter – karakter tersebut akan melekat

pada diri siswa tanpa disadari.

H. Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Karakter

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Tingkat Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/2

Materi : Bangun Ruang

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

I. Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan

bagian bagiannya serta menentukan ukurannya.

II. Kompetensi Dasar : 5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan

limas serta bagian-bagiannya.

III. Indikator :

12

Page 14: Makalah Pendidikan Karakter

a. Kognitif

1. Menamai jenis-jenis polihedron.

2. Mengidentifikasi bidang sisi polihedron.

3. Menamai titik sudut polihedron.

4. Menamai rusuk polihedron.

5. Menamai bidang sisi polihedron.

6. Menentukan banyaknya titik sudut polihedron.

7. Menentukan banyaknya rusuk polihedron.

8. Menentukan banyaknya bidang sisi polihedron.

9. Menentukan banyaknya sisi pada masing-masing bidang sisi polihedron.

10. Menerapkan Formula Euler dalam menentukan banyaknya bidang sisi,

rusuk atau titik sudut polihedron.

11. Menentukan hubungan antara banyaknya sisi pada setiap bidang sisi

polihedron dengan banyaknya bidang sisi dan rusuk polihedron.

b. Afektif

1. Karakter

a) Dapat dipercaya (K1)

b) Menghargai (K2)

c) Tanggung jawab individu (K3)

d) Tanggung jawab sosial (K4)

e) Adil (K5)

f) Peduli (K6)

2. Keterampilan Sosial

a) Bertanya

b) Memberikan ide atau pendapat

c) Menjadi pendengar yang baik

d) Kerja sama

IV. Tujuan Pembelajaran :

a. Kognitif

1. Diberikan berbagai macam polihedron, siswa dapat menamai semua

bangun-bangun tersebut.

13

Page 15: Makalah Pendidikan Karakter

2. Diberikan berbagai macam polihedron, siswa dapat mengidentifikasi

bidang sisi dari

3. semua polihedron yang diberikan.

4. Diberikan sebuah polihedron, siswa dapat menamai semua titik sudutnya.

5. Diberikan sebuah polihedron, siswa dapat menamai semua rusuknya.

6. Diberikan sebuah polihedron, siswa dapat menamai semua bidang sisinya.

7. Diberikan berbagai macam polihedron, siswa dapat menentukan

banyaknya titik sudut

8. dari semua polihedron yang diberikan.

9. Diberikan berbagai macam polihedron, siswa dapat menentukan

banyaknya rusuk dari

semua polihedron yang diberikan.

10. Diberikan berbagai macam polihedron, siswa dapat menentukan

banyaknya bidang sisi dari semua polihedron yang diberikan.

11. Diberikan berbagai macam polihedron, siswa dapat menentukan

banyaknya sisi pada masing-masing bidang sisi dari semua polihedron

yang diberikan.

12. Siswa dapat menerapkan Formula Euler untuk menentukan banyaknya

bidang sisi, rusuk dan titik sudut polihedron.

13. Siswa dapat menentukan hubungan antara banyaknya sisi pada setiap

bidang sisi polihedron dengan banyaknya bidang sisi dan rusuk

polihedron.

b. Afektif

1. Karakter

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, dan siswa diberi

kesempatan

melakukan penilaian diri terhadap kesadaran dalam menunjukkan karakter:

a) Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter dapat

dipercaya.

b) Diantaranya siswa jujur, mampu mengikuti komitmen, mencoba melakukan

tugas yang diberikan,menjadi teman yang baik dan membantu orang lain.

14

Page 16: Makalah Pendidikan Karakter

c) Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter menghargai.

Diantaranya

d) siswa memperlakukan teman/guru dengan baik, sopan dan hormat, peka

terhadap perasaan orang

e) lain, tidak pernah menghina atau mempermainkan teman/guru, tidak

pernah mempermalukan teman/guru.

f) Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter tanggung

jawab individu.

g) Diantaranya siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, dapat

dipercaya/diandalkan, tidak pernah membuat alasan atau menyalahkan

orang lain atas perbuatannya.

h) Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter tanggung

jawab sosial.

Diantaranya siswa mengerjakan tugas kelompok untuk kepentingan

bersama, secara suka rela membantu teman/guru.

i) Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter adil.

Diantaranya siswa

tidak pernah curang, menyontek hasil kerja siswa/kelompok lain,

bermain/berbuat berdasarkan aturan.

j) Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter peduli.

Diantaranya siswa peka terhadap perasaan orang lain, mencoba untuk

membantu siswa/guru yang membutuhkan.

2. Keterampilan Sosial

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, dan siswa diberi

kesempatan

melakukan penilaian diri terhadap kesadaran dalam menunjukkan keterampilan

sosial:

a) Dalam diskusi kelompok atau kelas, siswa aktif mengajukan pertanyaan.

b) Dalam diskusi kelompok atau kelas, siswa aktif memberikan ide atau

pendapat.

c) Dalam proses pembelajaran di kelas, siswa dapat menjadi pendengar yang

baik.

15

Page 17: Makalah Pendidikan Karakter

d) Dalam diskusi kelompok, siswa dapat bekerja sama dalam menyelesaikan

tugas

kelompok.

V. Model Pembelajaran:

Cooperative Learning

VI. Alat/Bahan:

Beberapa contoh model polihedron, alat tulis, buku pegangan siswa dan guru

matematika kelas VIII

VII. Materi Pembelajaran:

Bangun ruang balok, prisma, limas

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN Karakter/ketrampilanAlokasi

waktu

Pendahuluan 1. Melakukan pembukaan dengan

salam pembuka dan berdoa untuk

memulai pembelajaran

2. Memeriksa kehadiran peserta didik

sebagai sikap disiplin

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai

4. Melakukan apersepsi dengan

mengajukan pertanyaan untuk

memotivasi siswa melalui kegiatan

permainan tebak-tebakan, yaitu

seorang siswa diminta mengamati

sebuah bangun ruang segi-n

beraturan dan setelah itu harus

menjawab pertanyaan “yes-no

question” dari siswa lain tentang

bangun ruang tersebut dan siswa lain

diharapkan dapat menebak nama

Dengan kegiatan ini,

siswa dilatihkan untuk

menjadi pendengar

yang baik, menghargai

dan peduli terhadap

orang

lain, serta bertanggung

jawab secara individu.

Dengan kegiatan

permainan “yes-no

question”, siswa

10 menit

16

Page 18: Makalah Pendidikan Karakter

bangun ruang tersebut. Dapat

dimulai dengan bangun yang sudah

dikenal baik oleh siswa yaitu kubus.

Misalnya apakah mempunyai 12

titik, apakah bidang sisinya berupa

segi empat, dan lain-lain

5. Membentuk kelompok siswa yang

terdiri dari 4 siswa heterogen

( dengan menerapkan prinsip tidak

membedakan tingkat kemampuan

berpikir, jenis

diminta untuk aktif

bertanya,

mengemukakan

pendapat (ide), dapat

dipercaya dan

bertanggung

jawab secara individu.

Inti 1. Guru membagikan seperangkat LKS

bagun ruang

2. Siswa diminta mengerjakan

LKS Bangun Ruang secara

kelompok

3. Guru berkeliling kelas untuk

membimbing bagi siswa yang

membutuhkan bantuan

4. Siswa membaca dan mengerjakan

soal yang diberikan dengan

mendiskusikannya dengan

kelompoknya. (mengamati,

menanya, mencoba)

5. Siswa dalam setiap kelompok

diminta untuk mengamati hasil

diskusi kemudian dengan

menggunakan penalarannya, siswa

diarahkan untuk membuat

kesimpulan. (mengamati, menalar,

komunikasi)

6. Guru membantu untuk mengarahkan

Siswa dilatihkan

mampu bekerja

sama, bertanggung

jawab

secara individu dan

sosial,

dapat dipercaya, peduli

dan menghargai orang

lain

60 menit

17

Page 19: Makalah Pendidikan Karakter

siswa dalam menemukan sendiri

sifat-sifat balok, prisma, limas.

(mengamati, menalar,

menemukan)

7. Setiap kelompok diberi kesempatan

untuk mempresentasikan hasil

diskusinya di depan kelas

8. Siswa lain diberikan kesempatan

untuk menanggapi tentang hasil

presentasi baik itu berupa

pertanyaan, sanggahan, membantu

teman yang didepan apabila

mengalami kesulitan, menjawab

pertanyaan siswa yang lain dan juga

menyampaikan pendapat apabila

memiliki jawaban yang berbeda.

(menanya, komunikasi)

9. Siswa diarahkan untuk mempelajari

contoh – contoh soal yang lain di

buku sumber, contoh kasus dan

alternatif penyelesaiannya yang

terkait dengan masalah sehari – hari.

(mengamati, menalar)

10. Siswa menyimpulkan tentang sifat –

sifat polihedron dan ditulis di papan

tulis.

11. Guru membenarkan dan

menjelaskan apabila terdapat

kesalahan.

12. Siswa diberikan 2 soal tentang sifat

– sifat balok, prisma, limas secara

individual siswa diminta untuk

Dengan kegiatan

presentasi, siswa

dilatihkan untuk

beranib erpendapat, aktif

bertanya, menjadi

pendengar yang

baik, peduli, menghargai,

serta bertanggung jawab

secara sosial.

Melalui kegiatan ini,

siswa dilatihkan untuk

berpikir kritis,

mengemukakan

pendapat, menjadi

pendengar yang

baik, bertanggung jawab

secara individu dan

sosial.

18

Page 20: Makalah Pendidikan Karakter

menyelesaikannya.(menalar,

mencoba, komunikasi)

Selama pembelajaran berlangsung guru

mengamati sikap siswa dalam

pembelajaran yang meliputi sikap :

disiplin, rasa percaya diri, berperilaku

jujur, tangguh mengahadapi masalah,

tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli

lingkungan.

Penutup 1. Siswa diminta menyimpulkan materi

yang telah dipelajari.

2. Siswa diminta mengerjakan Lembar

Penilaian Bangun Ruang secara

individu

3. Guru memberikan PR kepada siswa

untuk mempelajari materi

selanjutnya.

4. Siswa diminta untuk mengisi

Lembar Penilaian Diri secara

individu

5. Guru menutup pembelajaran dengan

berdoa.

Dengan kegatan ini,

siswa dilatihkan untuk

berani

berpendapat,

menghargai orang lain,

serta bertanggung jawab

secara individu.

Dengan mengerjakan

Lembar Penilaian

Bangun Ruang, siswa

dilatihkan karakter

dapat dipercaya dan

bertanggung jawab

secara individu dan

sosial, adil .

Dengan mengisi

Lembar Penilaian Diri,

siswa dilatihkan untuk

dapat dipercaya.

10 menit

Lembar Kerja Siswa

19

Page 21: Makalah Pendidikan Karakter

Selidikilah keenam polihedron yang diberikan pada tabel. Untuk setiap bangun

ruang

tersebut, tentukan banyaknya bidang sisi, rusuk, dan titik sudut. Tulislah hasilmu

pada

tabel di bawah ini!

Polihedron BanyaknyaSisi/rusukpada tiap

bidang sisi

BanyaknyaBidang sisi

Banyaknya titik

sudut

Banyaknya

rusuk

Kubus

Limas segitiga

(tetrahedron)

Limas segiempat

Limas segilima

20

Page 22: Makalah Pendidikan Karakter

Limas segi-n

Prisma segitiga

Prisma segiempat

Prisma segilima

Prisma segi n

1) Perhatikan bangun tetrahedron pada tabel di atas. Tentukan jumlah dari

banyknya bidang

sisi dan banyaknya titik sudut. Bagaimana hubungan antara jumlah tersebut

dengan

banyaknya rusuknya?

2) Apakah hal tersebut juga berlaku untuk bangun ruang yang lain?

3) Jumlahkan banyaknya bidang sisi dan banyaknya titik sudut untuk bangun

ruang yang lain.

Bandingkan hasil penjumlahan tersebut dengan banyaknya rusuk. Apakah ada

aturan

21

Page 23: Makalah Pendidikan Karakter

yang kamu temukan yang berlaku untuk semua bangun ruang?

4) Apakah ada hubungan antara jumlah bidang, titik sudut, dan rusuk bangun

ruang?

1. Evaluasi Pencapaian Belajar

Teknik dan instrumen penilaian yang dipilih dan dilaksanakan tidak hanya

mengukur pencapaian akademik atau kognitif siswa, tetapi juga mengukur

perkembangan kepribadian siswa. Bahkan perlu diupayakan bahwa teknik

penilaian yang diaplikasikan mengembangkan kepribadian siswa sekaligus.

Tabel berikut menyajikan teknik-teknik penilaian dengan bentuk-bentuk

instrumen yang dapat dikembangkan oleh guru.

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

Tes Tertulis - pilihan ganda

- benar-salah

- menjodohkan

- pilihan singkat

Tes lisan - daftar pertanyaan

Tes kinerja - tes tulis keterampilan

- tes identifikasi

- tes simulasi

- tes uji petik kerja

Penugasan individual atau

kelompok

- pekerjaan rumah

- proyek

Observasi - lembar observasi/lembar

pengamatan

Penilaian portofolio - lembar penilaian portofolio

Jurnal - buku catatan jurnal

Penilaian diri - lembar penilaian diri/kuisioner

Penilaian antarteman - lembar penilaian antarteman

22

Page 24: Makalah Pendidikan Karakter

Di antara teknik-teknik penilaian tersebut, beberapa dapat digunakan

untuk menilai pencapaian karakter peserta didik. Teknik-teknik tersebut

terutama observasi (dengan lembar observasi atau lembar pengamatan),

penilaian diri (dengan lembar penilaian diri atau kuesioner), dan penilaian

antarteman (lembar penilaian antarteman).

Daftar Pustaka

Agung Pramono & Purnomo Sidi. 2010. Memahat Karakter Melalui Pembelajaran Matematika. [Online]. Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/PROCEEDING?UPI-UPSI/2010/Book_2/MEMAHAT_KARAKTER_MELALUI_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA.PDF. [18 November 2013].

Agus Wibowo. 2012. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Ali Mahmudi. 2011. Mengembangkan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Matematika. [Online]. Tersedia:http://eprints.uny.ac.id/7175/1/PM-10%20-%20Ali%20Mahmudi.pdf. [18 November 2013].

Character Education Partnership. 2010. 11 Principles of Effective Character Education. [Online]. Tersedia http://www.character.org/moreresources/11-principles/. [15 November 2013]

Doni Koesoma A. 2007. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Grasindo: Jakarta.

Kemendiknas. 2010. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter Tahun Anggaran 2010. Jakarta: Kemendiknas.

Muhammad Faiq.2013.Standar Proses Pembelajaran Kurikulum 2013. Tersedia

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/11/standar-proses-

pembelajaran-kurikulum.html. [ 20 Desember 2013]

Said Hamid H., dkk. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Sofan Amri, dkk. 2011. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka.

23