Makalah Pendidikan Agama Islam

17
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MASYARAKAT MADANI Oleh 1. Elisnawati 2. Nurul Badriah 3. Sri Hartati 4. Tiara Adelina Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Bahasa dan Seni

Transcript of Makalah Pendidikan Agama Islam

Page 1: Makalah Pendidikan Agama Islam

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MASYARAKAT MADANI

Oleh

1. Elisnawati

2. Nurul Badriah

3. Sri Hartati

4. Tiara Adelina

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Jurusan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sriwijaya

Page 2: Makalah Pendidikan Agama Islam

Masyarakat Madani

1. Pendahuluan

Salah satu upaya gerakan tarbiyah yang menekanka kepada pendidikan Iindividu,

keluarga dan masyarakat adalah terciptanya masyarakat madani. Tarbiyah yang

komponennya antara lain menyemarakkan membaca dan mengkaji Al Quran, tazkiyatun

nafs atau pembersihan jiwa dan kemudian menyebarkan serta mendakwahkan apa yang

telah dipelajari dalam Islam.

Sedangkan masyarakat madani merupakan pola yang diterapkan semasa Rasulullah

SAW di Madinah dimana komunitas Islam hidup dalam damai dengan komunitas

lainnya seperti Yahudi dan Nasrani. Masyarakat Madani ini yang mayoritas Muslim

mengatur tata masyarakat yang berlandaskan kepada keluhuran Islam. Perangkat ajaran

Islam inilah yang kemudian melahirkan masyarakat ideal dimana saat itu Rasulullah

menjadi panutan dan pimpinan umat.

2. Masyarakat Madani

2.1. Konsep Masyarakat Madani

Dalam mendefenisikan tema masyarakat madani sangat bergantung pada kondisi

sosio kultural suatu bangsa, karena bagaimanapun konsep masyarakat madani

merupakan bangunan konsep yang lahir dari sejarah pergaulan bangsa Eropa Barat.

Zbiqniew Ran mendefenisikan masyarakat madani, dengan latar belakang

kaitannya pada kawasan Eropa Timur dan Uni Soviet, ia mengatakan bahwa yang

dimaksud dengan masyarakat madani adalah merupakan suatu masyarakat yang

berkembang dari sejarah, yang mengendalikan ruang dimana individu dan perkumpulan

Page 3: Makalah Pendidikan Agama Islam

tempat mereka bergabung, bersaing satu sama lain guna mencapai nilai – nilai yang

mereka yakini. Ruang ini timbul diantara hubungan – hubungan yang merupakan hasil

komitmen keluarga dan hubungan – hubungan yang menyangkut kewajiban mereka

terhadap negara. Oleh karenanya, maka yang dimaksud masyarakat madani adalah

sebuah ruang yang bebas dari pengaruh keluarga dan kekuasaan negara, dan pengaruh

kekuasaan keluarga dan negara dalam masyarakat madani ini diekspresikan dalam

gambar ciri – cirinya, yakni individualisme, pasar (market) dan pluralisme. Batasan

yang dikemukakan oleh RAU ini menekankan pada adanya ruang hidup dalma

kehidupan sehari – hari serta memberikan integrasi sistem nilai yang harus ada dalam

masyarakat madani, yakni individualisme pasar (market) dan pluralisme.

Konsep yang dikemukakan oleh Kim Sunhuhyuk dalam konteks Korea Selatan,

ia menyatakan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat madani adalah suatu satuan

yang terdiri dari kelompok – kelompok yang secara mandiri menghimpun dirinya dan

gerakan – gerakan dalam masyarakat yang secara relatif otonom dari negara, yang

merupakan satuan – satuan dasar dari (re) produksi dan masyarakat politik yang mampu

melakukan kegiatan politik dalam suatu ruang publik, guna menyatakan kepedulian

mereka dan memajukan kepentingan – kepentingan mereka menurut prinsip – prinsip

pluralisme dan pengelolaan yang mandiri.

Pada makna diatas menggambarkan adanya organisasi masyarakat yang secara

tidak langsung mempunyai polusi yang otonom dari pengaruh dan kekuasaan negara.

Eksistensi, organisasi – organisasi ini mengisyaratkan adanya ruang publik (publik

sphere) yang memungkinkan untuk menuangkan kepentingan – kepentingan tertentu

dengan maksud – maksud tertentu pula.

Di Indonesia, terma masayarakat madani di terjemahkan secara berbeda-beda

seperti masyarakat madani sendiri, masyarkat sipil, masyarakat kewargaan, masyarakat

warga dan civil sosiety (tanpa diterjemahkan).

Page 4: Makalah Pendidikan Agama Islam

Masyarakat madani, sebagai terjemahan istilah civil society, pertama kali

digunakna oleh Pato Seri Anwar Ibrahim dalam Ceramahnya pada Simposium National

dalam rangka forum Ilmiah pada acara festifal Isiqlal, 26 September 1995 di Jakara.

Konsep ini hendak menunjukkan bahwa masyarakat memiliki peradaban maju.

Upaya untuk mengaktualisasikan demokrasi dan masyarakat madani di

Indonesia melalui pendidikan kelihatannya masih harus menempuh jalan panjang.

Pendidikan haruslah melakukan reorientasi dan berusaha menerapkan paradigma baru

pendidikan nasional, yang tujuan akhirnya adalah pembentukan masyarakat Indonesia

yang demokratis dan berpegang teguh pada nilai – nilai civilitty (Keadaan).

Apabila ingin membangun suatu tatanan masyarakat yang demokratis maka

setiap warga negara haruslah melalui karakter atau jiwa yang demokratis pula. Sebagai

warga negara yang demokratis, hendaknya memiliki rasa hormat terhadap sesama warga

negara terutama dalam konteks adanya Pluralitas masyarakat Indonesia yang terdiri dari

berbagai etnis, suku, ras, keyakinan, agama, dan ideologi politik. Selain itu, sebagai

warga negara yang demokrat, seorang warga negara juga dituntut untuk turut

bertanggungjawab menjaga keharmonisan hubungan antar etnis serta keteraturan dan

keertiban negara yang berdiri diatas pluralitas tersebut. Setiap warga negara yang

demokrat harus bersikap kritis terhadap kenyataan membuka diskusi dan dialog,

bersikap terbuka, rasional, adil dan jujur. Dalam paham civil society, rakyat bukanlah

subordinat negara melainkan partner yang setara masyarakat mempunyai peranan yang

dalam segala hal.

Dalam konsep islam masyarakat madani adalah masyarakat yang dicontohkan

pada zaman Rasulullah SAW. Pembahasan tentang masyarakat madani dalam islam ini

akan dibahas lebih lengkap pada prisip masyarakat madani.

Page 5: Makalah Pendidikan Agama Islam

2.2. Karakteristik Masyarakat Madani

Adapun karakteristiknya pertama, Free Public Sphere adalah adanya ruang

publik yang bebas sebagai sarana dalam mengemukakan pendapat. Pada ruang publik

yang bebaslah individu dalam posisinya yang setara mampu melakukan transaksi –

transaksi wacana dan praksis politik tanpa mengalami distorsi dan kehawatiran.

Persyarat ini dikemukakan oleh Arendit dan Habermal lebih lanjut dikatakan bahwa

ruang publik secara teoritis bisa diartikan sebagai wilayah dimana masyarakat sebagai

warga negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik. Warga negara

berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat berserikat,

berkumpul serta mempublikasikan informasi kepada publik.

Kedua, Demokrasi merupakan satu entitas yang menajdi penegak wacana

masyarakat madani, diaman dalam menjalani kehidupan, warga negara memiliki

kebebasan penuh untuk meyakinkan aktifitas kesehariannya, termasuk berinteraksi

dengan lingkungannya. Demokrasi berarti masyarakat dapat berlaku santun dalam pola

hubungan berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya dengan tidak mempertimbangkan

suku, ras, dan agama. Prasarat demokratis ini banyak di kemukakan oleh para pakar

yang mengkaji fenomena masyarakat madani. Bahkan demokrasi merupakan salah satu

syarat mutlak bagi penegakan masyarakat madani.

Ketiga, toleransi meupakan sikap yang dikembangkan dalam masyarakat madani

untuk menunjukkan sikap saling menghargai dan menghormati aktivitas yang

dikemukakan orang lain. Toleransi ini memungkinkan akan adanya kesadaran masing –

masing individu untuk menghargai dan menghormati pendapat serta aktifitas yang

dilakukan oleh kelompok masyarakat yang lain berbeda. Toleransi menurut Nurcholish

Madjid merupakan persoalan ajaran dan kewajiban melaksanakan ajaran itu. Jika

toleransi menghasilkan adanya tata cara pergaulan yang “enak” anatra berbagai

kelompok yang berbeda – beda, maka hasil itu harus dipahami sebagai “hikmah” atau

“manfaat” dari pelaksanaan ajaran yang benar.

Page 6: Makalah Pendidikan Agama Islam

Azyumardi Azra pun menyebutkan bahwa masyarakat madani (civil society)

lebih dari sekedar gerakan – gerakan pro demokrasi. Masyarakat madani juga mengacu

ke hidupan yang berkualitas dan tamaadun (civil). Civilitas meniscayakan ideransi,

yakni kesediaan individu – individu untuk menerasi pandangan – pandangan politik dan

sikap sosial yang berbeda.

Empat, Pluralisme merupakan satuan prasarat penegakan masyarakat madani,

maka pluralisme harus dipahami secara mengakar dengan menciptakan sebuah tatacara

kehidupan yang menghargai dan menerima kemajemukan dalam konteks kehidupan

sehari – hari pluralisme tidak bisa dipahami hanya dengan sikap mengakui dan

menerima kenyataan masyarakat yang majemuk, tetapi harus disertai dengan sikap yang

tulus untuk menerima kenyataan pluralisme itu sebagai bernilai positifdan merupakan

rahmat Tuhan.

Menurut Nurcholis Madjid, konsep pluralisme ini merupakan prasyarat bagi

tegaknya masyarakat madani. Pluralisme menurutnya adalah pertalian sejati

kebhinekaan dalam ikatan – ikatan keadaan. Bahkan pluralisme adalah juga suatu

keharusan bagi keselamatan umat manusia antara lain melalui mekanisme pengawasan

dan pengembangan. Lebih lanjut Nurcholish mengatakan bahwa sikap penuh pengertian

kepada orang lain itu diperlukan dalam masyarakat yang majemuk, yakni masyarakat

yang tidak menolitik.

Kelima, keadilan sosial merupakan keadilan yang menyebutkan kesimbangan

dan pembagian yang proposional terhadap hak dan kewajiban setiap warga negara yang

mencakup seluruh aspek kehidupan.

Dalam pemikiran mengenai format bernegara menuju Indonesia Baru Pasca

Orde Baru (era reformasi ) teridentifikasi konsep masyarakat madani yang telah

berkembang sebagai alternatif pendekatan, karena masyarakat madani berisikan nilai –

nilai dan konsep – konsep dasar tetentu yang berguna dalam rangka pemberdayaan

masyarakat atau lebih menyeimbangkan posisi dan peran penentuan yang tetap terasa

Page 7: Makalah Pendidikan Agama Islam

pada perwujudan cita – cita berbangsa dan bernegara sebagaimana di amanatkan UUD

1945.

Adapun nilai – nilai dasar masyarakat madani antara lain adalah kebutuhan,

kemerdekaan, hak asasi dan martabat manusia, kebangsaan, demokrasi, kemajemukan,

kebersamaan, persatuan dan kesatuan, kesejahteraan, keadilan dan supermasi hukum,

dan sebagainya.

Menciptakan masyarakat madani merupakan peluang bagi agama. Menurut

Ayatullah Khomuni, ada keterkaitan erat antara agama dan politik. Masyarakat madani

dapat juga dikatakan sebagai sebuah “revolusi”.

Dalam rangka memberdayakan masyarakat untuk memikul tanggung jawab

pembangunan, peran pemerintah dapat ditingkatkan antara melalui :

1. Pengurangan hambatan dan landasan – landasan bagi kreatifikasi dan partisipasi

masyarakat.

2. Perluasan akses, pelayanan untuk menunjang berbagai kegiatan sosial dan

ekonomi masyarakat.

3. Penghargaan program untuk lebih meningkatkan kemampuan dan memberikan

kesempatan kepada masyarakat berperan aktif dalam memanfaatkan dan

mendayagunakan sumber daya produktif yang tersedia sehingga memiliki nilai

tambah tinggi, guna meningkatkan kesejahteraan mereka.

Dalam buku ajar matakuliah Pendidikan Agama Islam Universitas Sriwijaya

karakteristik masyarakat madani ini dibagi menjadi tujuh karakteristik, yaitu:

1. Bertuhan, artinya masyarakat madani haruslah masyarkat yang beragama,

mengakui adanya Tuhan dan menempatkan hokum Tuhan sebagai landasan di

dalam kehidupan.

Page 8: Makalah Pendidikan Agama Islam

2. Damai, maksudnya di dalam kehidupan bermasyarakat masing-masing dapat

menjaga keindividuan, tidak ada masyarakat mayoritas yang menindas

masyarakat minoritas.

3. Tolong menolong tanpa memandang kelompok dan agama.

4. Toleransi, artinya setiap penduduk mempunyai privacytidak bisa diganggu oleh

siapapun, dan tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain karena Allah telah

memberikan kebebasan kepada manusia.

5. Keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam semua aspek kehidupan.

6. Berperadaban tinggi, masyakat madani adalah masyarakat yang mencintai ilmu

pengetahuan. Di dalam islam ilmu pengetahuan mempunyai peranan penting

dalam kehidupan manusia. Selain diwajibkan untuk menuntut ilmu dan

mengembangkannya, di dalam Al Qur’an menjanjikan bahwa orang-orang yang

berilmu akan ditinggikan derajatnya.

7. Berakhlak mulia, artinya masyarakat madani mengaplikasikan nilai-nilai

ketuhanan sehingga akhlak mereka tetap terjaga.

2.3. Prinsip Masyarakat Madani

Menurut al-Umari (1995), ada beberapa prinsip dasar yang dapat diidentifikasi

dalam pembentukan masyarakat madani, di antaranya adalah 1) adanaya sistem

muakhkhah (persaudaraan), 2) ikatan iman, 3) ikatan cinta, 4) persamaan si kaya dan si

miskin, dan 5) toleransi umat beragama.

Pertama, sistem muakhkhah. Muakhkhah berarti persaudaraan. Islam

memandang orang-orang muslim sebagai saudara (Q.S al-Hujurat (49):10). Membangun

suatu hubungan persaudaraan yang akrab dan tolong-menolong dalam kebaikan adalah

kewajiban bagi setiap muslim. Sistem persaudaraan ini dibangun Nabi saw. sejak beliau

masih berdomisili di Mekah atas dasar kesetiaan terhadap kebenaran dan saling

menolong. Setelah nabi saw. di Madinah, sistem ini terus dimantapkan sebagai modal

untuk membangun negara yang kuat. Persaudaraan antara kaum Muhajirin (pendatang

dari Mekah) dan Ansar (penduduk asli Madinah) segera dijalin oleh nabi saw. Sistem

Page 9: Makalah Pendidikan Agama Islam

Muakhkhah ini dirumuskan dalam perundang-undangan resmi. Perundang-undangan ini

menghasilkan hak-hak khusus di antara kedua belah pihak (Muhajirin dan Ansar) yang

menjadi saudara, sampai-sampai ada yang saling mewarisi meskipun tidak ada

hubungan kekerabatan.

Kedua, ikatan iman. Islam menjadikan ikatan iman sebagai dasar paling kuat

yang dapat mengikat masyarakat dalam keharmonisan, meskipun tetap membolehkan,

bahkan mendorong bentuk-bentuk ikatan lain, seperti kekeluargaan sepanjang tidak

bertentangan dengan prinsip agama. Masyarakat Madinah dibangun oleh Nabi saw. di

atas keimanan dan keteguhan terhadap Islam yang mengakui persaudaraan dan

perlindungan sebagai suatu yang datang dari Allah, Rasul-Nya dan kaum muslimin

semuanya.

Ketiga, ikatan cinta. Nabi saw. membangun masyarakat Madinah atas dasar

cinta dan tolong-menolong. Hubungan antara sesama mukmin berpijak atas dasar saling

menghormati. Orang kaya tidak memandang rendah orang miskin, tidak juga pemimpin

terhadap rakyatnya, atau yang kuat terhadap yang lemah. Fondasi cinta ini dapat

diperkukuh dengan saling memberikan hadiah dan kenang-kenangan. Dengan cinta

inilah masyarakat Madinah dapat membangun masyarakat yang kuat.

Keempat, persamaan si kaya dan si miskin. Dalam masyarakat Madinah si kaya

dan si miskin mulai berjuang bersama atas dasar persamaan Islam dan mencegah

munculnya kesenjangan kelas dalam masyarakat.

Kelima, toleransi umat beragama. Toleransi yang dilaksanakan pada masyarakat

Madinah antara sesama agama (Islam), seperti yang dilakukan antara kaum Muhajirin

dan kaum Ansar, dan adakalanya antara kaum muslimin dengan kaum Yahudi yang

berbeda agama. Toleransi ini diikat oleh aturan-aturan yang kemudian terdokumentasi

dalam Piagam Madinah.

Page 10: Makalah Pendidikan Agama Islam

Itulah lima prinsip dasar yang dibuat oleh Nabi saw. untuk mengatur masyarakat

Madinah yang tertuang dalam suatu piagam yang kemudian dikenal dengan nama

Piagam Madinah. Masyarakat pendukung piagam ini memperlihatkan karakter

masyarakat majemuk, baik ditinjau dari segi etnis, budaya, dan agama. Di dalamnya

terdapat etnis Arab Muslim, Yahudi, dan Arab Non Muslim.

2.4. Peranan Umat Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Madani

Allah memberikan kelebihan kepada umat islam yaitu umat yang baik atau

sebaik-baiknya umat. Bila ditinjau dari kehidupan, umat islam adalah umat yang

mempunyai aturan hidup yang sempurna diantara umat lainnya. Al Qur’an dan as-

Sunnah yang dipakai sebagai sumber hokum tentu saja memberikan aturan yang

mencakup seluruh aspek kehidupan.

Umat islam dapat mewujudkan masyarakat madani apabila mau menjadikan

hukum Allah sebagai landasan dalam kehidupannya. Bila merujuk pada masyarakat

yang telah ada dalam sejarah yaitu masyarakat yang dipimpin oleh Rasulullah SAW

tentu saja islam bukan sekedar simbo-simbol semata tetapi benar-benar diaplikasikan di

dalam kehidupan. Mereka mampu menegakkan islam sebagai substansi di dalam setiap

gerak kehidupan mereka.

Contoh teladan masyarakat madani inilah yang kemudian melahirkan generasi

cemerlang sampai berakhirnya Khalifah Utsmani tahun 1924. Sebelum kekhalifahan ini

terkubur generasi umat Islam salafusaleh telah melahirkan karya-karya gemilang baik

dalam segi akhlak, keimanan, keluarga, masyarakat sampai kepada ilmu dan teknologi

yang sampai sekarang masih digunakan. Melalui perangkat tarbiyah dengan pembinaan

pribadi, keluarga dan masyarakat ini diharapkan Masyarakat Madani tercipta lagi.

Page 11: Makalah Pendidikan Agama Islam

3. Penutup

Masyarakat madani adalah merupakan suatu masyarakat yang berkembang dari

sejarah, yang mengendalikan ruang dimana individu dan perkumpulan tempat mereka

bergabung, bersaing satu sama lain guna mencapai nilai – nilai yang mereka yakini.

Adapun karakteristik masyarakat madani itu di antaranya: Free Public Sphere,

Demokrasi, toleransi, Pluralisme, dan keadilan social.

Prinsip-prinsip masyarakat madani antara lain: system persaudaraan, , ikatan

iman, ikatan cinta, persamaan si kaya dan si miskin, dan toleransi umat beragama.

Sedangkan dalam pembentukan masyarakat madani peran umat islam akan telihat jika

umat islam itu sendiri menjadikan hukum Allah sebagai landasan kehidupannya.

Daftar pustaka

Aida Imtihana, dkk. 2009. Buku Ajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)

Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum. Palembang. Unsri.

http://azai82.multiply.com/journal/item/9/

Masyarakat_Madani_dalam_Konteks_Pemikiran_Hukum_Islam (tanggal akses 17

Maret 2010)

http://fahmifathullah.ngeblogs.com/2009/11/22/prinsip-masyarakat-madani-menurut-islam

(tanggal akses 17 Maret 2010)

http://jariksumut.wordpress.com/2007/08/31/membentuk-masyarakat-madani-yang-

demokratis-harmonis-dan-partisifatif (tanggal akses 17 maret 2010)