MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam menaruh perhatian yang besar terhadap dunia kesehatan. Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran islam yang selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik dan halal menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakan salah satu penentu sehat tidaknya seseorang. Makanan merupakan salah satu ilmu dalam bidang Kesehatan Masyarakat yaitu pada Gizi. Menurut oleh Professor Winslow dari Yale University, kesehatan masyarakat merupakan ilmu dan Seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat. Pada kesempatan ini, saya selaku mahasiswi Universitas Hasanuddin, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Progam Studi Kesehatan Masyarakat tertarik dalam membahas tentang “Kesehatan Masyarakat dalam Perspektif Islam”. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Kesehatan Masyarakat ? 2. Apa pengertian Agama Islam ? 3. Bagaimana sejarah ilmu Kesehatan Masyarakat ? 1

Transcript of MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

Page 1: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam menaruh perhatian yang besar terhadap dunia kesehatan. Kesehatan merupakan

modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran islam

yang selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik dan halal

menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakan salah satu

penentu sehat tidaknya seseorang. Makanan merupakan salah satu ilmu dalam bidang

Kesehatan Masyarakat yaitu pada Gizi.

Menurut oleh Professor Winslow dari Yale University, kesehatan masyarakat

merupakan ilmu dan Seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan

kesehatan, melalui Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat. Pada kesempatan ini, saya

selaku mahasiswi Universitas Hasanuddin, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Progam Studi

Kesehatan Masyarakat tertarik dalam membahas tentang “Kesehatan Masyarakat dalam

Perspektif Islam”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Kesehatan Masyarakat ?

2. Apa pengertian Agama Islam ?

3. Bagaimana sejarah ilmu Kesehatan Masyarakat ?

4. Apa fungsi Agama Islam bagi Kesehatan ?

5. Bagaimana Kesehatan Masyarakat dalam Perspektif Islam ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan pembuatan makalah ini ialah :

1. Mengetahui pengertian Kesehatan Masyarakat

2. Mengetahui pengetian Agama Islam

1

Page 2: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

3. Mengetahui sejarah Kesehatan Masyarakat

4. Mengetahui fungsi Agama Islam bagi kesehatan

5. Mengetahui bagaimana Kesehatan Masyarakat dalam Perspektif Islam

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini ialah :

1. Memberikan pengetahuan tentang ilmu Kesehatan Masyarakat

2. Memberikan pengetahuan tentang Agama Islam

3. Memberikan ketertarikan pada diri dalam mempelajari ilmu Kesehatan Masyarakat

4. Membangun motivasi untuk selalu menjaga Agama Islam dari fungsi agama dalam

kesehatan

5. Mengetahui tentang Kesehatan Masyarakat dalam Perspektif Islam

2

Page 3: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Kesehatan Masyarakat dan Agama Islam

A. Pengertian Kesehatan Masyarakat

Ilmu kesehatan masyarakat (public health) menurut profesor Winslow

dari Universitas Yale (Leavel and Clark, 1958) dari adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,

memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha

masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di

masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan

medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek

sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan

yang kuat untuk menjaga kesehatannya.

Ikatan Dokter Amerika, AMA, (1948) mendefinisikan Kesehatan Masyarakat adalah

ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui

usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.

Kesehatan masyarakat adalah seni dan ilmu pencegahan penyakit, memperpanjang hidup,

dan meningkatkan kesehatan melalui upaya terorganisasi dari masyarakat.

B. Pengertian Agama Islam

Islam adalah satu-satunya agama yang diturunkan dan disyariatkan Allah subhanahu

wa ta’ala serta satu-satunya agama yang diakui dan diterima-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala

tidak akan menerima agama selainnya, dari siapapun, dimanapun dan sampai kapanpun juga.

Artinya : “Sesungguhnya Agama ( yang diridhai ) di sisi Allah hanyalah Islam “(QS.Ali-

Imran :19)

3

Page 4: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

Islam berarti penyerahan diri kepada Allah dengan beriman dan bertauhid kepadaNya

serta mengikuti syariatNya yang dibawa oleh para rosulNya.

Syaykh Muhammad al-Tamīmiy menambahkan asas makna Islam ini menjadi 3 hal, yang

diistilahkannya dengan tawhīd, ta`at dan barā`ah dari syirik, dimana dia berkata:

ك� ) ر� الش� م�ن اءة� ر �ب ال و �الط�اعة� ب ه� ل اد� �ق�ي �ن �ال ا و �د� ي �الت ��و�ح� ب لله� م� ال �س� ت �س� �ال ا ه�و م� ال �س� إل ( ا

Artinya : “Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan tauhid, tunduk dan patuh

kepada–Nya dengan keta`atan serta membebaskan diri (bara`ah) dari syirik”

Untuk beribadah kepada Alloh subhanahu wa ta’ala dan untuk mencapai keridoan-

Nya, Alloh subhanahu wa ta’ala hanya menurunkan satu agama kepada hamba-hamba-Nya,

sejak awal penciptaan manusia hingga hari kiamat kelak, yaitu agama Islam. Seluruh nabi,

dari Nabi Adam ‘alayhis salam sampai Nabi Muhammad shalallahu ‘alayhi wa sallam, hanya

membawa dan mendakwahkan agama Islam. Itulah sirotulmustaqim.

Inti agama Islam adalah “berserah diri secara total kepada Alloh subhanahu wa ta’ala,

mengesakan-Nya, mengagungkan-Nya dan mencintai-Nya dengan mengikuti wahyu dan

syariat-Nya”. Hakikat sesuatu yang diajarkan oleh Islam tidak akan pernah berubah, sejak

Nabi Adam ‘alayhis salam sampai Nabi Muhammad shalallahu ‘alayhi wa sallam dan hingga

hari kiamat. Adapun syariat yang diturunkan Alloh subhanahu wa ta’ala, yaitu cara

beribadah, tempat dan kadar peribadatan serta peraturan kemasyarakatan, bahkan hukum

halal dan haram, masih bisa berbeda antara satu rosul dengan yang lainnya. Oleh karena itu,

walaupun berbeda dalam syariat di beberapa bagian detail atau rinciannya (mayoritas syari’at

global sama saja), namun aqidah para nabi dan ajaran mereka adalah sama, yaitu Islam.

1.2 Sejarah Kesehatan Masyarakat dan Fungsi Agama Islam bagi Kesehatan

A. Sejarah Kesehatan Masyarakat

Sejarah kesehatan dibagi atas dua periode yaitu :

4

Page 5: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

a. Periode sebelum Ilmu pengetahuan

Dari kebudayaan yang paling luas yakni Babylonia, Mesir, Yunani dan Roma telah

tercatat bahwa manusia telah melakukan usaha untuk menanggulangi masalah-masalah

kesehatan masyarakat dan penyakit. Telah ditemukan pula bahwa pada zaman tersebut

tercatat dokumen-dokumen tertulis, bahkan peraturan-peraturan tertulis yang mengatur

tentang pembuangan air limbah atau drainase pemukiman pembangunan kota, pengaturan air

minum, dan sebagainya.

Pada zaman ini juga diperoleh catatan bahwa telah dibangun tempat pembuangan

kotoran (latrin) umum, meskipun alasan dibuatnya latrine tersebut bukan karena kesehatan.

Dibangunnya latri umum pada saat itu bukan karena tinja atau kotoran manusia dapat

menularkan penyakit tetapi tinja menimbulkan bau tak enak dan pandangan yang tidak

menyedapkan.

Demikian juga masyarakat membuat sumur pada waktu itu dengan alasan bahwa

minum air kali yang mengalir sudah kotor itu terasa tidak enak, bukan karena minum air kali

dapat menyebabkan penyakit (Greene, 1984).

Dari dokumen lain tercatat bahwa pada zaman Romawi kuno telah dikeluarkan suatu

peraturan yang mengharuskan masyarakat mencatatkan pembangunan rumah, melaporkan

adanya binatang-binatang yang berbahaya, dan binatang-binatang piaraan yang menimbulkan

bau, dan sebagainya.

Bahkan pada waktu itu telah ada keharusan pemerintah kerajaan untuk melakukan

supervisi atau peninjauan kepada tempat-tempat minuman (public bar), warung makan,

tempat-tempat prostitusi dan sebagainya (Hanlon, 1974).

Kemudian pada permulaan abad pertama sampai kira-kira abad ke-7 kesehatan masyarakat

makin dirasakan kepentingannya karena berbagai macam penyakit menular mulai menyerang

sebagian besar penduduk dan telah menjadi epidemi bahkan di beberapa tempat telah menjadi

endemi.

5

Page 6: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

Penyakit kolera telah tercatat sejak abad ke-7 menyebar dari Asia khususnya Timur

Tengah dan Asia Selatan ke Afrika. India disebutkan sejak abad ke-7 tersebut telah menjadi

pusat endemi kolera. Disamping itu lepra juga telah menyebar mulai dari Mesir ke Asia Kecil

dan Eropa melalui para emigran.

Upaya-upaya untuk mengatasi epidemi dan endemi penyakit-penyakit tersebut, orang

telah mulai memperhatikan masalah lingkungan, terutama hygiene dan sanitasi lingkungan.

Pembuangan kotoran manusia (latrin), pengusahaan air minum yang bersih, pembuangan

sampah, ventilasi rumah telah tercatat menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pada waktu

itu.

Pada abad ke-14 mulai terjadi wabah pes yang paling dahsyat, di China dan India.

Pada tahun 1340 tercatat 13.000.000 orang meninggal karena wabah pes, dan di India, Mesir

dan Gaza dilaporkan bahwa 13.000 orang meninggal tiap hari karena pes.

Menurut catatan, jumlah meninggal karena wabah pes di seluruh dunia waktu itu

mencapai lebih dari 60.000.000 orang. Oleh sebab itu waktu itu disebut “the Black Death”.

Keadaan atau wabah penyakit-penyakit menular ini berlangsung sampai menjelang abad ke-

18. Disamping wabah pes, wabah kolera dan tipus masih berlangsung.

Telah tercatat bahwa pada tahun 1603 lebih dari 1 diantara 6 orang meninggal, dan

pada tahun 1663 sekitar 1 diantara 5 orang meninggal karena penyakit menular. Pada tahun

1759, 70.000 orang penduduk kepulauan Cyprus meninggal karena penyakit menular.

Penyakit-penyakit lain yang menjadi wabah pada waktu itu antara lain difteri, tipus, disentri

dan sebagainya.

Dari catatan-catatan tersebut di atas dapat dilihat bahwa masalah kesehatan

masyarakat khususnya penyebaran-penyebaran penyakit menular sudah begitu meluas dan

dahsyat, namun upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh belum

dilakukan oleh orang pada zamannya.

b. Periode Ilmu pengetahuan

Bangkitnya ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 mempunyai

dampak yang luas terhadap segala aspek kehidupan manusia, termasuk kesehatan. Kalau pada

6

Page 7: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

abad-abad sebelumnya masalah kesehatan khususnya penyakit hanya dilihat sebagai

fenomena biologis dan pendekatan yang dilakukan hanya secara biologis yang sempit, maka

mulai abad ke-19 masalah kesehatan adalah masalah yang kompleks. Oleh sebab itu

pendekatan masalah kesehatan harus dilakukan secara komprehensif, multisektoral.

Disamping itu pada abad ilmu pengetahuan ini juga mulai ditemukan berbagai macam

penyebab penyakit dan vaksin sebagai pencegah penyakit. Louis Pasteur telah berhasil

menemukan vaksin untuk mencegah penyakit cacar, Joseph Lister menemukan asam carbol

(carbolic acid) untuk sterilisasi ruang operasi dan William Marton menemukan ether sebagai

anestesi pada waktu operasi.

Penyelidikan dan upaya-upaya kesehatan masyarakat secara ilmiah mulai dilakukan

pada tahun 1832 di Inggris. Pada waktu itu sebagian besar rakyat Inggris terserang epidemi

(wabah) kolera, terutama terjadi pada masyarakat yang tinggal di perkotaan yang miskin.

Kemudian parlemen Inggris membentuk komisi untuk penyelidikan dan penanganan masalah

wabah kolera ini.

Edwin Chadwich seorang pakar sosial (social scientist) sebagai ketua komisi ini

akhirnya melaporkan hasil penyelidikannya sebagai berikut : Masyarakat hidup di suatu

kondisi sanitasi yang jelek, sumur penduduk berdekatan dengan aliran air kotor dan

pembuangan kotoran manusia. Air limbah yang mengalir terbuka tidak teratur, makanan yang

dijual di pasar banyak dirubung lalat dan kecoa. Disamping itu ditemukan sebagian besar

masyarakat miskin, bekerja rata-rata 14 jam per hari, dengan gaji yang dibawah kebutuhan

hidup. Sehingga sebagian masyarakat tidak mampu membeli makanan yang bergizi.

Laporan Chadwich ini dilengkapi dengan analisis data statistik yang bagus dan sahih.

Berdasarkan laporan hasil penyelidikan Chadwich ini, akhirnya parlemen mengeluarkan

undang-undang yang isinya mengatur upaya-upaya peningkatan kesehatan penduduk,

termasuk sanitasi lingkungan, sanitasi tempat-tempat kerja, pabrik dan sebagainya. Pada

tahun 1848, John Simon diangkat oleh pemerintah Inggris untuk menangani masalah

kesehatan penduduk (masyarakat).

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mulai dikembangkan pendidikan untuk

tenaga kesehatan yang profesional. Pada tahun 1893 John Hopkins, seorang pedagang wiski

7

Page 8: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

dari Baltimore Amerika mempelopori berdirinya universitas dan didalamnya terdapat sekolah

(Fakultas) Kedokteran.

Mulai tahun 1908 sekolah kedokteran mulai menyebar ke Eropa, Canada dan

sebagainya. Dari kurikulum sekolah-sekolah kedokteran tersebut terlihat bahwa kesehatan

masyarakat sudah diperhatikan. Mulai tahun kedua para mahasiswa sudah mulai melakukan

kegiatan penerapan ilmu di masyarakat.

Pengembangan kurikulum sekolah kedokteran sudah didasarkan kepada suatu asumsi

bahwa penyakit dan kesehatan itu merupakan hasil interaksi yang dinamis antara faktor

genetik, lingkungan fisik, lingkungan sosial (termasuk kondisi kerja), kebiasaan perorangan

dan pelayanan kedokteran / kesehatan.

Dari segi pelayanan kesehatan masyarakat, pada tahun 1855 pemerintah Amerika

telah membentuk Departemen Kesehatan yang pertama kali. Fungsi departemen ini adalah

menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi penduduk (public), termasuk perbaikan dan

pengawasan sanitasi lingkungan.

Departemen kesehatan ini sebenarnya merupakan peningkatan departemen kesehatan

kota yang telah dibentuk di masing-masing kota, seperti Baltimor telah terbentuk pada tahun

1798, South Carolina tahun 1813, Philadelphia tahun 1818, dan sebagainya.

Pada tahun 1872 telah diadakan pertemuan orang-orang yang mempunyai perhatian

kesehatan masyarakat baik dari universitas maupun dari pemerintah di kota New York.

Pertemuan tersebut menghasilkan Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (American Public

Health Association).

B. Fungsi Agama Islam bagi Kesehatan

Adapun fungsi agama bagi kesehatan sebagai berikut :

Sumber Moral

Agama memiliki fungsi yang strategis untuk menjadi sumber kekuatan moral baik

bagi pasien dalam proses penyembuhan maupun tenaga kesehatan. Bagi orang

8

Page 9: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

beragama, mereka memegang keyakinan bahwa perlakuan Tuhan sesuai dengan

persangkaan manusia kepada-Nya.

Sumber Keilmuan

Sejalan dengan agama sebagai sumber moral, agam pun dapat berperan sebagai

sumber keilmuan bagi bidang kesehatan. Konseptualitasi dan pengembangan ilmu

kesehatan atau kedokteran yang bersumber dari agama, dapat kita sebut kesehatan

profetik, dalam konteks islam disebut dengan ilmu kesehatan islami atau kedokteran

islami. Agama pun menjadi sumber informasi untuk pengembangan ilmu kesehatan

gizi (nutrisi) atau farmakoterapi herbal. Dalam islam dinyatakan bahwa makan itu

harus halal dan thayyib. Halaln artinya sehat secara psikis dan sosial (misalnya bukan

hasil mencuri), dan thayyib artinya sehat secara gizi. Praktik-praktik keagamaan

menjadi bagian dari sumber ilmu dalam mengembangkan terapi kesehatan. Tidak bisa

dipungkiri, yoga, meditasi, dan tenaga prana adalah beberapa ilmu agama yang

dikonversikan menjadi bagian dari terapi kesehatan.

Amal agama sebagai amal kesehatan

Seiring dengan pemikiran yang dikemukakan sebelumnya, bahwa pola pikir yang

dianut dalam wacana ini adalah all for health, yaitu sebuah pemikiran bahwa berbagai

hal yang dilakukan individu mulai dari bangun tidur, mandi pagi, makan, kerja, rehat

sore hari, sampai tidur lagi, bahkan selama tidur pun memiliki implikasi dan

kontribusi nyata terhadap kesehatan.

1.3 Kesehatan Masyarakat dalam Perspektif Islam

Islam merupakan agama yang sangat sempurna, islam berbeda dengan agama yang

datang sebelumnya. Islam datang sebagai agama untuk kepentingan duniawi dan ukhrawi

secara menyeluruh. Tidak terbatas jalur hubungan antara hamba dengan Tuhannya

(horisontal) saja tetapi Islam juga mengatur hubungan secara vertikal. Islam sangat

memperhatikan kondisi kesehatan sehingga dalam Al Quran dan Hadits ditemui banyak

referensi tentang sehat. Misalnya Hadits Bukhari yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas,

9

Page 10: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

Rasulullah bersabda. “Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyakan manusia

yaitu kesehatan dan waktu luang.”

Kosa kata “sehat wal afiat” dalam Bahasa Indonesia mengacu pada kondisi ragawi

dan bagian-bagiannya yang terbebas dari virus penyakit. Sehat Wal Afiat ini dapat diartikan

sebagai kesehatan pada segi fisik, segi mental maupun kesehatan masyarakat.

Sesuai dengan Sunnah Nabi inilah maka umat Islam diajarkan untuk senantiasa

mensyukuri nikmat kesehatan yang diberikan oleh Allah SWT. Bahkan bisa dikatakan

Kesehatan adalah nikmat Allah SWT yang terbesar yang harus diterima manusia dengan rasa

syukur. Bentuk syukur terhadap nikmat Allah karena telah diberi nikmat kesehatan adalah

senantiasa menjaga kesehatan. Firman Allah dalam Al Quran, “Dan (ingatlah juga), tatkala

Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah

(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku

sangat pedih” (Surah Ibrahim [14]:7).

Berdasarkan Hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Jabir dari Nabi SAW bersabda:

Setiap penyakit pasti ada obatnya, apabila obatnya itu digunakan untuk mengobatinya, maka

dapat memperoleh kesembuhan atas izin Allah SWT (HR. Muslim). Bahkan Allah SWT tidak

akan menurunkan penyakit kecuali juga menurunkan obatnya, sebagaimana hadis yang

diriwayatkan oleh  Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bersabda: Allah SWT tidak menurunkan

sakit, kecuali juga menurunkan obatnya (HR  Bukhari).

Menurut Aswadi Syuhadak dari UIN Sunan Ampel Surabaya, indikasi sakit, sembuh

dan sehat dalam bahasa Al-Qur’an, secara berurutan dapat didasarkan pada kata maradl,

syifa’ dan salim. Kata maradl dan syifa’ secara berdampingan diungkapkan dalam (QS.al-

Syu`ara’ [26/47]: 80 )         

و� ه� ف� رض�ت� م� إذ�ا و� ين ف ي�ش�

“Apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku“.

Pada ayat ini tampak dengan jelas bahwa term sakit-maradl dikaitkan dengan

manusia, sedangkan syifa’ maupun kesembuhan yang diberikan pada manusia adalah

disandarkan pada Allah SWT. Kandungan makna demikian ini juga mengantarkan pada

10

Page 11: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

sebuah pemahaman bahwa setiap ada penyakit pasti ada obatnya, dan apabila obatnya itu

sesuai penyakitnya akan memperoleh kesembuhan, dan kesembuhannya itu adalah atas izin

dari Allah SWT.

Kata salim, dapat dijadikan  rujukan bahwa makna kesehatan menunjukkan

kebersihan dan kesucian dalam diri manusia, baik jasmani maupun ruhani, lahir maupun

batin, baik tauhid rububiyah (insaniyah) maupun uluhiyah (ilahiyah) sejak dari awal

kehidupan hingga di hari kebangkitan. Istilah kesehatan jasmani dalam kajian ini lebih

difokuskan pada perilaku amal shalih dan bukan sekedar berorientasi pada bentuk jasadiyah,

badaniyah maupun harta kekakayaan, tetapi sekali lagi bahwa kesehatan jasmani di sini lebih

mengarah pada amal perbuatan yang didasarkan pada nilai-nilai ruhaniyah uluhiyah maupun

rububiyyah.

Kesehatan amaliyah inilah yang dapat bertahan hingga hari kebangkitan. Sedangkan

kesehatan jasadiyah, badaniyah maupun ekonomi dapat dipahami sebagai raga, alat atau

media yang dapat dimanfaatkan dalam mencapai kebersihan amal dengan melalui

pertimbangan tauhid rububiyah maupun uluhiyah.

Dalam konteks masyarakat muslim modern, masalah kesehatan telah menjadi urusan

publik maka terkait dengan kebijakan negara. Upaya mewujudkan perilaku sehat warga

masyarakat dalam perspektif kebijakan kesehatan antara lain: kebijakan penurunan angka

kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit; kebijakan peningkatan status gizi

masyarakat berkaitan dengan peningkatan status sosial ekonomi masyarakat; kebijakan

peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang

dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan

hidup; Kebijakan dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat melalui upaya peningkatan

pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak;

dan kebijakan peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.

Allah menyeru orang-orang beriman supaya membersihkan (menyucikan) diri

mereka, yang sesuai dengan fitrah jiwa mereka dan sunnah alam.

Mereka bertanya kepadamu tentang haidh dalam surah Al Baqarah ayat 222, yaitu :

11

Page 12: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

Katakanlah : “Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan

diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka

suci . Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan

Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai

orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Al Baqarah ayat 222)

  Kebersihan terdiri dari kebersihan personal dan juga kebersihan lingkungan.

Kebersihan personal  meliputi kebersihan badan, tangan, gigi, kuku, dan rambut. Di bawah

ini adalah beberapa ayat Al qur’an dan Hadist yang menyatakan pentingnya kebersihan

personal.

  Selain itu dalam Surah Al Maidah ayat 6 yang berbunyi :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka

basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)

kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu 12

Page 13: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh

perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang

baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak

menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni’mat-Nya

bagimu, supaya kamu bersyukur.(QS. Al Maidah ayat 6)

Ali meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda “Kunci shalat adalah bersuci

(melalui wudhu)”. Dalam kesempatan lain beliau pernah bersabda:  “ Kunci surga adalah

shalat, dan kunci shalat adalah kebersihan dan bersuci.”

Demikian juga kebersihan lingkungan, jalan, rumah, tata kota, saluran irigasi, sumur

serta tebing-tebingnya. Umat Islam sangat berhati-hati dalam menjaga lingkungan terdekat

mereka agar tetap bersih. Satu contoh tentang itu disebutkan dalam surah al-Hajj ayat 26

yaitu dimana Allah memerintahkan Nabi Ibrahim a.s. untuk memelihara Ka’bah agar tetap

bersih untuk orang-orang beriman yang berdo’a di sekitar tempat itu. Adapun surah Al Hajj

ayat 26 yaitu :

Artinya : Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat

Baitullah (dengan mengatakan): “Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan

Aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang

beribadat dan orang-orang yang ruku’ dan sujud. (Q.S Al-Hajj ayat 26).

Sebagaimana dikehendaki ayat tersebut, kebersihan lingkungan tempat suci yang

sejenis (mushala, masjid, majelis taklim, dan lainnya) harus dipelihara, terutama sekali bagi

orang-orang beriman lainnya yang hendak menunaikan ibadah untuk mendapatkan ridha

Allah.

Selain itu Islam menjelaskan berbagai cara pencegahan penyakit menular, juga

mencegah penyebarannya. Di antaranya adalah dengan karantina  penyakit. Nabi Muhammad

13

Page 14: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

SAW bersabda: “Jauhkanlah dirimu sejauh satu atau dua tombak dari orang yang

berpenyakit lepra” dan“Larilah dari penderita lepra sebagaimana kamu lari dari harimau.”

(HR. Bukhari)

Islam juga mengajarkan  prinsip-prinsip dasar pencegahan dan penanggulangan

berbagai penyakit infeksi yang membahayakan masyarakat (misalnya wabah kolera dan

cacar). Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :

“Janganlah engkau masuk ke dalam suatu daerah yang sedang terjangkit wabah, dan

bila dirimu berada di dalamnya janganlah pergi meninggalkannya.” (HR. Bukhari).

Hal ini dimaksudkan agar wabah tersebut tidak menyebar ke daerah lain, karena

apabila seseorang berada di daerah yang sedang terjangkit wabah maka kemungkinan besar ia

juga telah terserang infeksi yang dapat ia tularkan ke masyarakat sekitar.

Dalam hal nutrisi atau kesehatan makanan yang merupakan bagian dari ilmu

kesehatan masyarat, Islam pun menjelaskan tentang hal itu. Dalam kesehatan nutrisi, islam

menganjurkan terhadap pemeluknya untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang

halalan thoyyiban (halal dan baik). halal adalah suatu hal yang dibolehkan secara agama,

sedangkan thayyib adalah sesuatu yang baik pada dasarnya, tidak merusak fisik dan pikiran,

dan harus memenuhi syarat dari segi kebersihan dan kesehatannya. Allah SWT berfirman

dalam Al-Qur’an:

Artinya :  “ Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di

bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan

itu adalah musuh yang nyata bagimu ”. (Q.S Al baqarah ayat 168)

Berdasarkan ayat diatas, Islam melarang manusia untuk mengonsumsi makanan dan

minuman yg tidak halal dan tidak baik seperti bangkai, darah daging babi, minuman keras

14

Page 15: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

(khamer) binatang yang dicekik atau tercekik dan hewan ternak yang tidak disembelih

dengan menyebut nama Allah.

Islam begitu hati-hati dalam hal kesehatan nutrisi ini, karena kebersihan dan kebaikan

adalah suatu hal yang fitrah, hal yang fitrah ini akan dapat bersinergi dalam tubuh manusia

yang telah diciptkan oleh Allah dengan keadaan fitrah. Adapun pokok-pokok yang perlu

diperhatikan, antara lain :

1. Bagi kaum muslimin, makanan di samping berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan

fisik, juga berkaitan dengan ruhani, iman dan ibadah juga dengan identitas diri, bahkan

dengan perilaku. Menu makanan yang berfaedah terhadap kesehatan jasmani, seperti tumbuh-

tumbuhan, daging binatang laut, segala sesuatu yang dihasilkan dari daging, madu, kurma,

susu, dan semua yang bergizi.

Bila kita menghindari makanan-makanan yang  tidak baik (junk food), maka akan

dihasilkan tulang yang kokoh, otot yang kuat, pipa atau saluran-saluran yang bersih, otak

yang cemerlang, paru-paru dan hati yang bersih, jantung yang dapat memompa darah dengan

baik.

Jadi bagi seorang muslim makan dan makanan bukan sekedar penghilang lapar saja atau

sekedar terasa enak dilidah, tapi lebih jauh dari itu mampu menjadikan tubuhnya sehat

jasmani dan rohani sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai  “khalifah fil Ardhi”.

Rasulullah SAW pernah berkata dalam suatu hadistnya: “Seorang hamba Allah tidak akan

berpindah dua kakipun pada hari kiamat, sampai ia mampu menjawab empat hal: umurnya

bagaimana dihabiskan, pengetahuan  bagaimana diamalkan, hartanya bagaimana

dinafkahkan  serta tubuhnya bagaimana digunakan atau diboroskan” (HR.Tirmidzi).

2. Tata makanan. Islam melarang berlebih-lebihan dalam hal makanan, makan bukan

karena lapar hingga kekenangan, diet ketika sedang sakit, memerintahkan berpuasa agar usus

dan perut besarnya dapat beristirahat dan tidak berbuk dengan berlebih-lebhan atau

melampaui batas.

Islam menegaskan kepada orang muslim untuk menjaga etika ketika makan. Allah

memerintahkan kita untuk makan tidak berlebih-lebihan sedangkan Rasulullah SAW

15

Page 16: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

mengatakan bahwa “perut adalah seburuk-buruk tempat untuk diisi”. Sebagian besar penyakit

bersumber dari perut. Oleh karenanya Maha Benar Allah SWT dalam Firman-Nya :

 

Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid,

makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berlebih-lebihan”. ( Q.S Al A’raaf ayat 31)

3. Mengharamkan segala sesuatu yang berbahaya bagi kesehatan, seperti banngkai,

darah, daging babi, juga khamer.

Artinya : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan)

yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang

ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan

(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi

16

Page 17: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada

hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu

janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah

Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan

telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan

tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “.

(Q.S Al Maidah ayat 3)

Berkata Nabi Muhammad  SAW :

“Setiap yang memabukkan adalah khamr, dan setiap khamr adalah haram”  (HR

Muslim).

“Rasulullah SAW melaknat tentang khamr, 10 golongan : (1) yang memerasnya, (2)

yang meminta diperaskan, (3) yang meminumnya, (4) yang membawanya, (5) yang

minta diantari, (6) yang menuangkan, (7) yang menjualnya, (8) yang makan harganya,

(9) yang membelinya dan (10) yang minta dibelikan.

Setiap makanan yang dilarang di dalam Al Quran ternyata saat ini memiliki

argumentasi ilmiah yang dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan. Makanan yang

diharamkan dapat mengganggu kesehatan manusia, baik pengaruh buruk bagi kesehatan

(kolesterol, racun) maupun mengandung berbagai penyakit yang membahayakan tubuh

(Trichina, Salmonella, cacing pita, dan lain-lain).

Serta dalam ilmu Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ), Islam pun membahasa hal

itu. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bekerja dan bekerja mestilah dilakukan

dengan niat semata-mata karena Allah untuk mendapat kebahagian hidup berupa rezeki di

dunia, disamping tidak melupakan kehidupan hari akhirat. Kerana itu dalam Islam hendaklah

menjadikan kerja sebagai ibadah bagi keberkatan rezeki yang diperolehnya, lebih-lebih lagi

sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan di akhirat yang kekal abadi. Sebagaimana dalam

Firman Allah dalam Surah Al – Qasas Ayat 77 yaitu :

17

Page 18: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

Artinya ; “ Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah

kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada

orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik padamu, dan janganlah kamu berbuat

kerusakan di bumi. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan (Q.S Al –

Qasas Ayat 77)

Begitu juga, Islam memerintahkan kita melakukan sesuatu kerja dengan cara yang

sebaik-baiknya dengan mengutamakan menjaga keselamatan dan kesehatan. Ini menepati

firman Allah dalam Surah Al Baqarah ayat 195 berbunyi :

Artinya : “Dan infakkanlah (hartamu) dijalan Allah dan janganlah kamu jatuhkan (diri

sendiri) dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah

menyukai orang-orang yang berbuat baik”.

Manusia sebagai mahluk yang diberi akal dan kemampuan dari semua mahluk hidup

ciptaanNya diberi peringatan untuk tidak melakukan kerusakan dengan perbuatannya

(perilakunya tidak aman) dimana dengan berperilaku tidak aman tersebut akan menciptakan

kondisi yang dapat membahayakan dirinya sendiri maupun terhadap orang lain dan juga

terhadap kelangsungan hidup ciptaanNya yang lain (lingkungan hidup).

Hal tersebut semua diawali karena perilaku individu maupun kelompok yang tidak

aman hingga membuat suatu kondisi atau lingkungan menjadi rusak, seperti :

18

Page 19: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

Terjadi Longsor, banjir, perubahan iklim dan cuaca (climate change), penyakit, dan

musibah alam lainnya. Bukankah Allah SWT telah menciptakan semua yang ada dijagad raya

ini dengan keseimbangan yang baik. Namun karena keserakahan, kesaliman, dan

kemaksiatan manusia yang membuat kondisi alam menjadi tidak seimbang. Bencana yang

dirasakan sekarang ini hanya sebagai teguran dan cobaan bagi umatnya. Teguran, bagi

umatnya yang tidak beriman, yang telah melakukan kerusakan, dan cobaan bagi umatnya

yang beriman. Hal ini dijelaskan dalam surah al-An’am ayat 17 yaitu :

Maksudnya : ”Dan jika Allah mengenakan (menimpa) engkau dengan bahaya bencana, maka

tidak ada sesiapapun yang dapat menghapusnya melainkan Dia sendiri dan jika ia

mengenakan (melimpahkan) engkau dengan kebaikan, maka ia adalah Maha Kuasa atas

tiap-tiap sesuatu”. ( Surah al-An’am ayat : 17)

Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi keselamatan bagi pemeluknya.

Islam dalam Al qur’an dan hadist melarang umat untuk membuat kerusakan jangankan

kerusakan itu terjadi pada lingkungan, terhadap diri sendiri saja Allah melarangnya. Banyak

contoh seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Jelas menganiaya diri sendiri,

berperilaku tidak aman dan sehat serta menjaga Lingkungan tetap aman dan sehat, adalah

terjemahan dari segala larangan Allah swt baik, yang termaktup dalam Alquran maupun

hadist. Dengan berperilaku yang aman dan sehat kita akan menjaga lingkungan hisup kita,

karena Allah swt menciptakan alam semesta ini untuk dijaga demi kemaslahatan seluruh

umat manusia.

Hubungannya K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dengan islam adalah sama

sama mengingatkan umat manusia agar senantiasa berperilaku (berpikir dan bertindak) yang

aman dan sehat dalam bekerja ditempat kerja (dikantor, dipabrik, ditambang, dan dimana

tempat anda bekerja). Dengan berperilaku aman dan sehat akan tercipta suatu kondisi atau

lingkungan yang aman dan sehat. Dengan bekerja yang aman ditempat kerja, akan membawa

keuntungan bagi diri anda sendiri maupun perusahaan tempat kerja anda. Perusahaan anda

19

Page 20: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

sehat andapun akan tenang dalam bekerja. Karena di situ tempat anda mencari nafkah. Anda

bekerja untuk mencari nafkah, bukan bekerja untuk mendapat kecelakaan, penyakit dan

masalah. Jadi mari kita mulai sekarang bekerja dengan selamat.

Banyak ayat dalam Al-Qur’an untuk kita dianjurkan tuk senatiasa bekerja dengan

menjaga keselamatan diri sendiri, keluarga, harta benda dan lingkungan hidup ini. Karena

ingin mendapatkan hasil atau keuntungan yang banyak dari apa yang diusahakan sehingga

norma dan peringatan-peringatan akan keselamatan menjadi terlupakan. Karena ingin sesuap

nasi ada orang yang mau bekerja mempertaruhkan nyawanya, karena kurang bersyukur

dengan apa yang didapatkan ada orang melakukan hal yang menyimpang (korupsi misalnya,

mencuri, menipu dan lain sebagainya) yang mengakibatkan pada kesedihan, kesedihan

tersebut bukan hanya dialami oleh pelaku tersebut namun dialami oleh keluarganya, dan

orang lain, maupun lingkungan hidupnya. Seperti peribahasa (karena nila setitik rusak susu

sebelanga) yang maksudnya (karena perbuatan seseorang dapat merusak lingkungan

sekitarnya). Karena perbuatan seseorang dalam sebuah kelompok maka rusaklah nama

kelompok tersebut.

Jadi menjaga perilaku akan menjaga kondisi, dimana dalam suatu kondisi yang aman,

sehat dan nyaman bukan hanya seorang yang merasakan kondisi tersebut tapi semua mahluk

hidup ciptaanNya yang ingin merasakan lingkungan tersebut.

Menjaga perilaku yang aman dan sehat bukan hanya ditempat kerja, namun perilaku

tersebut selayaknya dibawa dan diawali dari Rumah tangga, dijalan raya maupun

dilingkungan rumah anda atau dilingkungan hidup lainnya.

20

Page 21: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

Ilmu kesehatan masyarakat (public health) menurut profesor Winslow

dari Universitas Yale (Leavel and Clark, 1958) dari adalah ilmu dan seni

mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental,

dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi

lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan

perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini,

pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar

setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga

kesehatannya.

Inti agama Islam adalah “berserah diri secara total kepada Alloh subhanahu wa ta’ala,

mengesakan-Nya, mengagungkan-Nya dan mencintai-Nya dengan mengikuti wahyu

dan syariat-Nya”. Hakikat sesuatu yang diajarkan oleh Islam tidak akan pernah

berubah, sejak Nabi Adam ‘alayhis salam sampai Nabi Muhammad shalallahu ‘alayhi

wa sallam dan hingga hari kiamat.

Fungsi agama terhadap kesehatan yaitu sebagai sumber moral, sumber keilmuan, dan

amal agama sebagai amal kesehatan.

Bahwa Agama Islam membantu manusia dalam menjalani hidupnya sesuai dengan

aturan yang ditetapkan Allah. Allah banyak menjelaskan hal-hal yang berkaitan

dengan manusia, salah satunya tentang ilmu kesehatan masyarakat dalam perspektif

Islam yang menjelaskan banyak hal, dimana Islam merupakan agama yang sangat

sempurna, islam berbeda dengan agama yang datang sebelumnya. Islam datang

sebagai agama untuk kepentingan duniawi dan ukhrawi secara menyeluruh. Tidak

terbatas jalur hubungan antara hamba dengan Tuhannya (horisontal) saja tetapi Islam

juga mengatur hubungan secara vertikal. Islam sangat memperhatikan kondisi

kesehatan sehingga dalam Al Quran dan Hadits ditemui banyak referensi tentang

sehat. Misalnya Hadits Bukhari yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah

21

Page 22: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

bersabda. “Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyakan manusia

yaitu kesehatan dan waktu luang.”

22

Page 23: MAKALAH AGAMA ISLAM KESMAS.doc

23