Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

83
Tugas Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika Pendekatan Pembelajaran DISUSUN OLEH : Aditin Putria (06111008028) Bagus Satria (06111008026) Dirga Permana (06111008027) Meta Apriani (06111008030) Dosen Pengasuh : Prof’.Dr.Zulkardi, M.i,Kom., M.Sc. Meryansumayeka, S.Pd., M.Sc.

description

Tugas Mata Kuliah Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika,berisikan teori pendekatan pembelajaran beserta contoh RPP nya

Transcript of Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

Page 1: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

Tugas

Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika

Pendekatan Pembelajaran

DISUSUN OLEH :

Aditin Putria (06111008028) Bagus Satria (06111008026) Dirga Permana (06111008027) Meta Apriani (06111008030)

Dosen Pengasuh :

Prof’.Dr.Zulkardi, M.i,Kom., M.Sc.Meryansumayeka, S.Pd., M.Sc.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2012/2013

Page 2: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.

Tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen

pembimbing mata kuliah Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika

yang telah memberikan tugas untuk menyusun makalah ini, sehingga dapat

menambah wawasan penyusun dan menambah ruang baca baru bagi seluruh

pembaca.

Penyusun sangat menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat

banyak kesalahan. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik maupun sarannya.

Sehingga di kemudian hari dapat menyusun lebih baik lagi. Semoga makalah ini

dapat digunakan dengan baik dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Mengetahui

Dosen pembimbing Palembang, November 2012

Prof’.Dr.Zulkardi, M.i,Kom., M.Sc.Meryansumayeka, S.Pd., M.Sc.

Penyusun

Page 3: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI...........................................................................................................2

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang.......................................................................................3

2. Tujuan....................................................................................................4

3. Manfaat.................................................................................................4

4. Rumusan Masalah..................................................................................4

B. ISI DAN PEMBAHASAN

1. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran............................................5

2.1. Pendekatan

Konstruktivisme.....................................................5

2.2. Pendekatan Problem

Solving.....................................................9

2.3. Pendekatan

Kontekstual...........................................................13

2.4. Pendekatan

PMRI....................................................................19

C. PENUTUP

a. Kesimpulan........................................................................................ 28

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................29

LAMPIRAN..............................................................................................31

Page 4: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pembelajaran matematika sekolah saat ini masih merupakan salah satu

topik yang menjadi fokus perhatian para ahli pendidikan matematika. Hal

ini dikarenakan masih banyak persoalan-persoalan dalam pembelajaran

matematika di sekolah. Banyaknya permasalahan itu antara lain adalah

metode pembelajaran yang digunakan dipandang belum sesuai untuk

diterapkan pada proses pembelajaran.

Selain itu guru-guru belum banyak tahu tentang model-model

pembelajaran yang mengoptimalkan aktivitas siswa, sehingga mereka

hanya menggunakan pembelajaran secara konvensional. Pada hal, banyak

model-model pembelajaran yang telah dikembangkan atau ditemukan para

ahli dan peneliti yang dapat melibatkan aktivitas siswa secara fisik

maupun mental, seperti model pembelajaran problem solving,

pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran kontekstual, dan lain-lain,

walaupun belum ditemukan model pembelajaran matematika yang secara

khusus memperhatikan kemampuan berpikir kritis dan kecerdasan

emosional disamping peningkatan hasil belajar matematika siswa.

Sehingga, tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa salah satu faktor yang

mengakibatkan kurangnya kemampuan siswa dalam matematika antara

lain disebabkan cara mengajar yang dilakukan guru masih menggunakan

pembelajaran konvensional, lebih menekankan pada latihan mengerjakan

soal-soal rutin atau drill dan kurang melibatkan aktivitas mental siswa.

Page 5: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

Beragam metode dan penemuan-penemuan yang melahirkan berbagai

pendekatan pembelajaran dikembangkan guna mendukung proses

pembelajaran matematika tersebut.Hal ini sesuai dengan tujuan umum

diberikan matematika di jenjang persekolahan yaitu mempersiapkan siswa

agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan

dunia yang selalu berubah dan berkembang melalui latihan bertindak atas

dasar pemikiran secara logis, kritis, cermat, jujur, efektif dan dapat

menggunakan pola pikir matematis dalam kehidupan sehari-hari dan

dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan (Depdiknas, 2004).

2. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah

1. Memenuhi tugas mata kuliah dasar-dasar dan proses pembelajaran

matematika

2. Mengetahui cara-cara pembelajaran dengan pendekatan kontruktivisme,

problem solving, kontekstual, dan pmri

3. Manambah pehaman tentang peran guru sebagai pendidik

3. Manfaat

Adapaun manfaat dari penulisan makalah ini adalah

1. Dapat terpenuhinya tugas mata kuliah dasar-dasar dan proses pembelajaran

matematika

2. Dapat bertambahnya pengetahuan mahasiswa khususnya mahasiswa

pendidikan matematika tentang cara-cara pembelajaran dengan pendekatan

kontruktivisme, problem solving, kontekstual, dan PMRI

3. Dapat meningkatkan kualitas dan peran guru dalam pembelajaran

4. Rumusan Masalah

Page 6: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

1. Apa pendekatan pembelajaran itu?

2. Apa saja pendekatan pembelajaran itu ?

3. Bagaimana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan tersebut?

B. ISI DAN PEMBAHASAN

1. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran

1.1. Pendekatan Konstruktivisme

1.1.1 Teori Konstruksivisme

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan

bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri” (Von

Glasersfeld dalam Solha, 2011). Dalam proses konstruksi itu, menurut

Von Glasserfeld (dalam Solha, 2011) diperlukan beberapa kemampuan

berikut :

a. Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali

pengalaman.

b. Kemampuan membandingkan, mengambil keputusan (justifikasi)

mengenai persamaan dan perbedaan.

c. Kemampuan untuk lebih menyukai pengalaman yang satu daripada

yang lain.

Konstruktivisme memandang bahwa pengetahuan itu tidak dapat

ditransmisi langsung oleh guru ke dalam pikiran siswa.Menurut Driver dan

Bell,(dalam Solha,2011) untuk menkontruksi makna baru,siswa harus

mempunyai pengalaman mengadakan kegiatan

mengamati,menebak,berbuat dan mencoba bahkan mampu menjawab

pertanyaan “mengapa”.

Pemahaman dapat dibangun oleh siswa sendiri secara aktif dan kreatif, hal

ini sesuai dengan pendapat para ahli konstruktivisme, Whatley, Gunstone

Page 7: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

&Gray (dalam Nizarwati, 2009) mengatakan bahwa pengetahuan tidak

diterima siswa secara pasif, melainkan dikonstruksi secara aktif oleh

siswa, gagasan-gagasan atau pemikiran-pemikiran guru tidak dapat

dipindahkan langsung kepada siswa melainkan siswa sendirilah yang harus

aktif membentuk pemikiran atau gagasan tersebut dalam otaknya.

Matthews (Nizarwati, 2009) membedakan dua tradisi besar dari

konstruktivisme, yaitu pertama konstruktivisme psikologis, bertitik tolak

dari perkembangan psikologis anak dalam membangun pengetahuannya.

Kedua, konstruktivisme sosiologis lebih

mendasarkan pada masyarakatlah yang membangun pengetahuan.

Konstruktivisme psikologis bercabang dua, yaitu Konstruktivisme

personal, di kenal dengan sebutan konstruktivisme Piaget, dan

konstruktivisme yang lebih sosial di kenal dengan sebutan konstruktivisme

Vygotsky, sedangkan konstruktivisme sosiologis berdiri sendiri.

2.1.1 Pengertian Pendekatan Konstruksivisme

Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan pembelajaran yang

memberikan kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman

siswa melalui berbagai kegiatan dan hasil yang benar sesuai dengan

perkembangan yang dilalui siswa. Dan sebagai salah satu pendekatan

pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan pemahaman siswa,

pendekatan kontruktivisme menekankan terbangunnya pemahaman sendiri

secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan terdahulu dan

dari pengalaman belajar yang bermakna (Muslich, 2007). Novak dan

Gowin, 1985 (dalam Sa’dijah, 2006) menjelaskan bahwa salah satu faktor

penting yang dapat mempengaruhi belajar anak adalah apa yang telah

diketahui dan dialaminya. Hal ini sesuai dengan pandangan

konstruktivisme bahwa guru perlu memberi kesempatan kepada siswa

untuk membangun sendiri pengetahuannya secara aktif dengan

memperhatikan pengetahuan awal siswa.

Page 8: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

2.1.3. Prinsip-prinsip pembelajaran konstruksivisme

Suparno (dalam Nizarwati,2011) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip

yang sering diambildari konstruktivisme antara lain:

(1) pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif

(2) tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa

(3) mengajar adalah membantu siswa belajar

(4) tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir

(5) kurikulum menekankan partisipasi siswa

(6) guru adalah fasilitator.

2.1.4 Karakteristik Pendekatan Konstruktivisme

Dari teori – teori tentang konstruktivisme diatas dapat disimpulkan

bahwa karakteristik pendekatan pembelajaran konstruktivisme

sebagai berikut :

a) Mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal yang telah

dimiliki siswa sehingga pengetahuan akan dikonstruksi siswa secara

bermakna.Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan pengalaman

belajar yang sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki siswa.

b) Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistik dan

relevan, sehingga siswa terlibat secara emosional dan sosial.

Dengan demikian diharapkan matematika menjadi menarik baginya

dan mereka termotivasi untuk belajar. Hal ini dapat dilakukan

dengan cara menyediakan tugas – tugas matematika yang

berhubungan dalam kehidupan sehari – hari.

c) Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar. Hal ini dapat

dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka, menyediakan

masalah yang dapat diselesaikan dengan berbagai cara atau yang

tidak hanya mempunyai satu jawaban yang benar.

Page 9: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

d) Mendorong terjadinya interaksi dan kerjasama dengan orang lain

atau lingkungannya, mendorong terjadinya diskusi terhadap

pengetahuan baru.

e) Mendorong penggunaan berbagai representasi atau media.

f) Mendorong peningkatan kesadaran siswa dalam proses

pembentukan pengetahuan melalui refleksi diri. Dalam hal ini

penting bagi siswa perlu didorong kemampuannya untuk

menjelaskan mengapa atau bagaimana memecahkan suatu masalah

atau menganalisis bagaimana proses mereka mengkonstruksi

pengetahuan, demikian juga mengkomunikasikan baik lisan maupun

tulisan tentang apa yang sudah dan yang belum diketahuinya.

2.1.5 Perangkat pembelajaran konstruktivisme

Dengan demikian perangkat pembelajaran dan pelaksanaan

pembelajaran matematika menggunakan pendekatan

konstruktivisme.Menurut Nurhadi (2003), Driver & Oldam (dalam

Nizarwati, 2009) sebagai berikut :

1) Tahap I. Pengaktifan pengetahuan prasyarat.

Pada tahap ini siswa diingatkan kembali pengetahuan prasyaratnya

untuk mempermudah pemahaman materi berikutnya dengan cara

guru memberikan beberapa pertanyaan yang menggali pengetahuan

prasyaratnya.

2) Tahap II. Pemerolehan pengetahuan baru.

Pada tahap ini siswa diberikan permasalahan yang akan

didiskusikan secara kelompok untuk mencoba mencari jawaban

dan memberikan kesempatan mereka menemukan gagasan –

gagasan. Kemudian hasilnya didiskusikan.

3) Tahap III. Pengumpulan ide

Page 10: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

Pada tahap ini siswa melakukan diskusi kelas untuk mengumpulkan ide –

ide mereka dengan kelompok lain siswa diminta untuk mengkonstruksi

gagasan dari setiap kelompok untuk disepakati dan benar, guru bertindak

sebagai fasilitator dalam mengkonstruksi gagasan baru tersebut.

4) Tahap IV. Pemantapan Ide

Pada tahap ini maka siswa diminta untuk menyelesaikan masalah

matematika yang diberikan ( kuis / tes / soal latihan) yang sudah

disiapkan guru untuk memantapkan pengetahuan siswa yang sudah

dibangun

5) Tahap V. Refleksi

Pada tahap ini siswa diarahkan membuat rangkuman materi yang sudah

dipelajari dan guru mengecek kebenaran konsep tersebut dengan

mengajukan pertanyaan – pertanyaan kemudian guru memberi tugas PR

secara individu yang akan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya dan

hasilnya dinilai untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa

terhadap konsep tersebut.

1.2. Pendekatan Problem Solving

1.2.1. Teori Problem Solving

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah, ditetapkan salah satu tujuan mata

pelajaran matematika agar peserta didik memiliki kemampuan

memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika,menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh. Pemahaman konsep merupakan

salah satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan

dapat tercapai dalam belajar matematika yaitu dengan

Page 11: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari,

menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep

algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan

masalah (Depdiknas, 2003). Dalam Jurnal Pendidikan Matematika

Volume 3. NO. 2 Desember 2009.

1.2.2 Pembelajaran Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk

menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan

dalam upaya mengatasi situasi yang baru. Pemecahan masalah

tidak sekedar sebagai bentuk kemampuan menerapkan aturan-

aturan yang telah dikuasai melalui kegiatan-kegiatan belajar

terdahulu, melainkan lebih dari itu,merupakan proses untuk

mendapatkan seperangkat aturan yang lebih tinggi. Apabila

seseorang telah mendapatkan suatu kombinasi perangkat aturan

yang terbukti dapat dioperasikan sesuai dengan situasi yang sedang

dihadapi maka ia tidak saja dapat memecahkan suatu

masalah,melainkan juga telah berhasil menemukan sesuatu yang

baru. Sesuatu yang dimaksud adalah perangkat prosedur atau

strategi yang memungkinkan seseorang dapat meningkatkan

kemandirian dalam pikir ( Gegne dalam Indah 2011 : 12 )

Hakikat pemecahan masalah adalah melakukan operasi prosedural

urutan tindakan,tahap demi tahap secara sistematis,sebagai

pemula(novice) memecahkan suatu masalah (Wena 2011 : 52 )

Menurut Wardhani (dalam Indah 2011 : 13) “pemecahan masalah

adalah proses penerapan pengetahuan yang telah diperoleh

sebelumnya dalam situasi baru yang belum diketahui.

Page 12: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

Wankat dan Oreovocz ( dalam Made 2011 : 53)

mengklasifikasikan lima tingkat taksonomi pemecahan

masalah,yaitu sebagai berikut :

a. Rutin : tindakan rutin atau bersifat algoritmik yang dilakukan tanpa

membuat suatu keputusan. Beberapa operasi Matematika seperti

permasalahan kuadrat,operasi integral,analisis varians,termasuk masalah

rutin.

b. Diagnostik : Pemilihan suatu prosedur atau cara yang tepat secara rutin.

Beberapa rumus yang digunakan dalam menentukan tegangan suatu balok,

dan diagnosis adalah memilih prosedur yang tepat untuk memecahkan

masalah tersebut.

c. Strategi : Pemilihan prosedur secara rutin untuk

memecahkan suatu masalah.Strategi merupakan bagian dari tahap analisis

dan evaluasi dalam taksonomi Bloom.

d. Interpretasi : Kegiatan pemecahan msalah yang sesungguhnya,karena

melibatkan kegiatan mereduksi masalah yang nyata,sehingga dapat

dipecahkan.

e. Generalisasi : Pengembangan prosedur yang bersifat rutin untuk

memecahkan masalah baru.

Tanpa dipungkiri salam suatu sistem pembelajaran peran guru sangat

dibutuhkan sebagai fasilitator siswa untuk dapat mengembangkan

kemampuan-kemampuan yang telah mereka miliki agar ada manfaatnya di

kemudian hari. Secara operasional dan ringkas kegiatan guru dan siswa

selama proses pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut :

Page 13: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

Sumber : Wankat dan Oreovocz (dalam Wena 2011 : 58-59)

1.2.2. Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika

No.

Tahap Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Saya mampu/bisa Membangkitkan motivasi dan membangun keyakinan diri sendiri

Menumbuhkan motivasi belajar dan keyakinan diri dalam menyelesaikan permasalahan

2 Mendefinisikan Membimbing membuat daftar hal yang tidak diketahui dalam suatu permasalahan

Menganalisis dan membuat daftar hal yang diketahui dan tidak diketahui dalam suatu permasalahan

3 Mengeksplorasi Merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan membimbing unruk menganalisis dimensi-dimensi permasalahan yan dihadapi

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada guru,untuk melakukan pengkajian lebih dalam terhadap permasalahan-permasalahan yang dibahas

4 Merencanakan Membimbing mengembangkan cara berfikir logis siswa untuk menganalisis masalah

Berlatih mengembangkan cara berpikir logis untuk menganalisis masalah yang dihadapi

5 Mengerjakan Membimbing siswa secara matematis untuk memperkirakan jawaban yang mungkin untuk memecahkan masalah yang dihadapi

Mencari berbagai alternatif pemecahan masalah

6 Mengoreksi kembali

Membimbing siswa untuk mengecek kembali jawaban yang dibuat

Mengecek kebenaran jawaban yang ada

7 Generalisasi Membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan :

- Apa yang telah saya pelajari dalam bahasan ini?

- Bagaimana agar pemecahan yang dilakukan bisa lebih efisien?

- Jika pemecahan yang dilakukan masih kurang benar,apa yang harus saya lakukan?

- Dalam hal ini dorong siswa untuk melakukan umpan balik/refleksi dalam mengoreksi kembali kesalahan yang mungkin ada

Memilih/menentukan jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif solusi yang diperoleh

Page 14: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

Tim MKPBM UPI (2001 : 83) Pemecahan masalah merupakan bagian dari

kurikulum Matematika yang sangat penting karena dalam proses

pembelajaran maupun penyelesaiaanya,siswa dimungkinkan memperoleh

pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah

dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat rutin.

1.3. Pendekatan Kontekstual

1.3.1 Teori Kontekstual

MenurutSanjaya (2008:255) “kontekstual adalah suatu strategi

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara

penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan

menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka”. Sehubungan

dengan pendapat itu, Sanjaya juga menjelaskan lima karakteristik

penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan

kontekstual yaitu :

a) Dalam kontekstual, pembelajaran merupakan proses pengaktifan

pengetahuan yang sudah ada, artinya apa yang akan dipelajari tidak

terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari.

b) Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka

memperoleh dan menambah pengetahuan baru. Pengetahuan baru itu

dipelajari dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian

memperhatikan detailnya.

c) Pemahaman pengetahuan, artinya yang diperoleh bukan untuk dihapal

tetapi untuk dipahami dan diyakini.

d) Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut, artinya

pengetahuan dan pengalamanyang diperolehnya harus dapat

diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan

perilaku siswa.

Page 15: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

e) Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan.

Kontekstual mempunyai 7 komponen yang diterapkan dalam

pembelajaran, yaitu konstruktivisme, penemuan (Inquiry), bertanya,

masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya.

Ketujuh komponen pembelajaran dengan pendekatan kontekstual diatas

diuraikan secara rinci sebagai berikut:

1) Konstuktivisme (Contructivism)

Konstuktivisme adalah proses membangaun atau menyusun

pengetahuan baru dalam dalam struktur kognitif siswa berdasarkan

pengalaman. Berdasarkan pengertian tersebut, kontekstua pada

dasarnya mendorong siswa agar bisa mengkonstuksi pengetahuannya

melalui proses pengamatan dan pengalaman. Melalui pembelajaran

yang kontekstual siswa didorong untuk mampumengkonstuksi

pengethuan sendiri melalui pengalaman nyata.

Menurut Tati (2009:10), terdapat cara dalam memfasilitasi proses

Konstuktivisme yang dilakukan guru, yaitu:

(a) Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa dengan

memberdayakan pengetahuan dan pengalamanyang telah dimiliki

sebelumnya.

(b) Member kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan

menerapkan idenya sendiri.

(c) Mendorong siswa agar mampu menerapkan strategi dan suasana

belajar bagi diri mereka sendiri.

2) Menemukan (Inquiry)

Beajar “menemukan” merupakan proses belajar yang memungkinkan

siswa menemukan untuk dirinya melalui suatu rangkaian pengalaman

yang nyata. Proes pembelajaran dilaksanakan dengan membuat siswa

Page 16: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

melakukan beberapa aktivitas yang kemudian dapat diterima ke dalam

struktur kognitifnya. Menemukan ini bukan berarti siswa benar-benar

enemukan hal baru, akan tetapi siswa digiring untuk menemukan

sendiri konsep yang sedang dipelajarinya.

Jadi, menemukan (Inquiry) adalah proses pembelajaran didasarkan

pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara

sistematis.pengetahuan bukan hanya proses mengingat, akan tetapi

hasil dari proses menemukan.

3) Bertanya (Questioning)

Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.

Dalam proses pembelajaran melalui kontekstual, guru tidak dapat

menyampaikan materibagitu saja, akan tetapi memancing siswa dapat

menemukan sendiri. Menurut Muslich(2007:45), dalam proses

pembelajaran kegiatan bertanya berguna untuk:

(a) Menggali informasi

(b) Mengecek pemahaman siswa

(c) Membangkitkan respon siswa

(d) Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa

(e) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa

(f) Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikendaki guru

(g) Membangkitkan lebih banyak lagi pengetahuan siswa

(h) Menyegarkan kembali pengetahuan siswa

Karena itu peran bertanya sangat penting dalam pembelajaran

kontekstual untuk mendorong kemampuan berfikir siswa.

4) Masyarakat Belajar (Leraning Community)

Masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran

melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok yang

Page 17: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

anggotanya bersifat hoterogen. Artinya dalam pembentukkan

kelompok, siswa dibagi secara merata antara siswa yang memiliki

keampuan tinggi dengan kemampuan biasa. Sehingga mereka akan

saling belajar, yang cepat belajar didorong untuk membantu yang

lambat belajar, saling memberikan informasi yang diperlukan dalam

pembelajaran.

5) Pemodelan (Modeling)

Yang dimaksud dengan pemodelan adalah proses pembelajaran dengan

memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap

siswa.

Dalam pembelajaran kontekstual diperlukan adanya model untuk

mewujudkan konteks real yang dikena siswa. Model tersebutdapat

berupa benda konkorit, ilustrasi atau cara mengoperasikan sesuatu

seperti cara menyelesaikan soal, sehingga pembelajaran kontekstual

dapat berjalan degan baik.

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipeajari,

yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian

atau peristiwa pembelajaran yang dilaluinya dalam proses

pembelajaran, setiap berakhirnya proses pembelajaran, guru

memberikan kepada siswa untuk mengingat kembali apa yang telah

dipelajarinya, sehingga ia dapat menyimpulakan tentang pengalaman

belajarnya.

Dalam refleksi, siswa akan merasa memperoleh sesuatau yang berguna

bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajarinya.

7) Penilaian sebenarnya (Authentic Assesment)

Page 18: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

Dalam pembelajaran dengan kontekstual, keberhasilan pembelajaran

tidak hanya ditentukan oleh perkembangan kemampuan intelektual

saja, akan tettapi perkembangan seluruh aspek. Oleh sebab itu,

penilaian keberhasialan tidak hanya ditentukan oleh aspek hasil belajar

seperti hasil tes, akan tetapi juga proses belajar melalui penilaian

nyata. Tes hanyalah salah satu alat penilaian.

Menurut Tuti (2009:14), terdapat 6 karakteristik Authentic Assesment,

yaitu:

(1) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajarn berlangsung

(2) Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif

(3) Yang diukur kemampuan dan performen, bukan hanyamengingat

fakta

(4) Berkesinambungan,

(5) Terintegrasi

(6) Dapat digunakan sebagai umpan balik

Menurut Widdiharto (2004:23), terdapat kelebihan pembelajaran

kontekstual atara lain:

1. Siswa lebih tertarik dalam beljar karena materi yang disajikan

terkait dekat dengan kehidupan sehari-hari.

2. Materi yang disajikan lebih lama membekas dipikiran siswa karena

dilibatkan aktif dalam pembelajaran.

3. Siswa berfikir alternative dalam membuat pemodelan.

1.3.2 Implementasi Pembelajaran Kontekstual Pada Pelajaran

Matematika

Page 19: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

Kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa

saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Adapun kegiatan

pembelajaran menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

yaitu:

a. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

pemebelajaran yang ditunjuk untuk membangkitkan motivasi dan

memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran.

b. Inti

Kegiatan ini merupakan proses pembelajaran untuk mencapai

kompetensi dasar. Dengan pemberian soal yang kontekssesuai

kehidupan nyata, kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkebangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti, dalam

pembelajaran kontekstual meliputi :

Learning Community

Contructivism, Inquiryand Questioning

Modeling

c. Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri

aktivitas pembelajaran yang dapat diakukan dalam bentuk rangkuman

atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak

lanjut.MenurutHadi (dalam Widdiharto, 2004), pembelajarn

matematika yang kontekstual meliputi langkah sebagai berikut:

a. Pendahuluan

- Memulai pelajaran dengan mengajukan soal yang real bagi

siswasesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuan nya

sehingga siswa segera terlibat dalam pembelajaran secara

bermakna.

Page 20: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

- Permasalahan yang diberikan sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai dalam pelajaran tersebut.

b. Pengembangan

Kegiatan pembelajaran berlangsung secara interaktif, siswa diberi

kesempatan menjelaskan dan member alas an terhadap jawaban

yang diberikannya, memahami jawaban teman atau siswa lain,

menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap jawaban yang

diberikannhya, memahami jawaban teman atau siswa lain, member

alternative penyelesaian yang lain.

c. Penutup

- Melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh

atau terhadap hasil pelajaran.

Dengan demikian, melalui pembelajaran kontekstual dalam

pelajaran matematika membuat siswa lebih tertarik dalam belajar

matematika. Sehingga dihrapkan siswa memperoleh hasil belajar

yang lebih baik.

1.4. Pendekatan PMRI

1.4.1 Teori Pendidikan Matematika Realistik Indonesia ( PMRI )

Kata “realistik” merujuk pada pendekatan dalam pendidikan matematika

yang telah dikembangkan di Belanda selama kurang lebih 30 tahun.

Pendekatan ini mengacu pada pendapat Freudenthal (dalam

Misdalina,2009:4) yang mengatakan bahwa matematika harus dikaitkan

dengan realita dan matematika merupakan aktivitas manusia. Ini berarti

matematika harus dekat dengan anak dan relevan dengan kehidupan nyata

sehari-hari. Dan aktivitas manusia berarti manusia harus diberikan

kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika

dengan bimbingan orang dewasa. Proses penemuan kembali tersebut harus

dikembangkan melalui penjelajahan berbagai persoalan dunia nyata.

Page 21: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

Menurut (Slettenhaar, 2000) realistik dalam hal ini dimaksudkan tidak

mengacu pada realitas tetapi pada sesuatu yang dapat dibayangkan oleh

siswa melalui penjelajahan berbagai situasi dan persoalan. Pendekatan ini

kemudian dikenal dengan RME. Berdasarkan uraian di atas, jelaslah

bahwa pembelajaran matematika dalam pendekatan matematika realistik

harus dekat dengan kehidupan sehari-hari anak dan sesuai dengan

pengalaman anak. Dan dalam kaitannya matematika sebagai kegiatan

manusia maka anak harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali

ide dan konsep matematika sebagai akibat dari pengalaman anak dalam

berinteraksi dengan dunia nyata.

Salah satu pembelajaran yang mengacu pada proses pembelajaran yang

memuat unsur konstruktif, interaktif dan reflektif adalah pembelajaran

matematika realistik, yang di negeri asalnya, Belanda, disebut Realistic

Mathematics Education (RME) dan telah berkembang sejak tahun 1970-

an. Adapun filosofi yang mendasari pembelajaran matematika realistik

adalah bahwa matematika dipandang sebagai aktivitas manusia

(Freudenthal,1991; Treffers & Goffre, 1985; Gravemeijer, 1994; Moor, E.

1994; de Lange, 1996). Sehingga matematika tersebut harus tidak

diberikan kepada siswa dalam bentuk ‘hasil-jadi’, melainkan siswa harus

mengkonstruk sendiri isi pengetahuan melalui penyelesaian masalah-

masalah kontekstual secara interaktif, baik secara informal maupun secara

formal, sehingga mereka menemukan sendiri atau dengan bantuan orang

dewasa/guru (guided reinvention), apakah jawaban mereka benar atau

salah. RME menggabungkan pandangan tentang apa itu matematika,

bagaimana siswa belajar matematika, dan bagaimana matematika harus

diajarkan. Sehingga, Freudenthal berkeyakinan bahwa siswa tidak boleh

dipandang sebagai penerima pasif matematika yang sudah jadi (passive

receivers of ready-made mathematics).

Sejak tahun 2001, Indonesia, mulai mengadaptasi dan menerapkan

RME di beberapa sekolah tingkat SD/MI, dan diberi nama Pendidikan

Page 22: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Hal ini disebabkan konsep RME

sejalan dengan kebutuhan untuk memperbaiki pendidikan matematika di

Indonesia yang didominasi oleh persoalan bagaimana meningkatkan

pemahaman siswa tentang matematika dan bagaimana mengembangkan

daya nalar yang bersifat demokratis. Beberapa hasil penelitian terhadap

pendekatan matematika realistik menemukan bahwa penalaran, prestasi

dan minat belajar matematika siswa lebih baik bila dibandingkan dengan

pembelajaran biasa (Hasratuddin, 2002; Zulkardi, 2002; Armanto, 2004;

Saragih, 2007; Arifin, 2008). Dari uraian di atas, kiranya perlu ditemu-

lakukan pembelajaran matematika melalui pendekatan matematika

realistik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kecerdasan

emosional siswa.

a. Pengertian Pendekatan PMRI

PMRI adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang akan menggiring

siswa memahami konsep matematika dengan mengkontruksi sendiri

melalui pengetahuan sebelumnya yang berhubungan dengan kehidupan

sehariharinya, menemukan sendiri konsep tersebut sehingga belajarnya

menjadi bermakna. Masalah yang timbul adalah buku matematika tentang

integral yang ada saat ini, banyak beredar dalam bentuk abstrak. Siswa

diberi materi integral dengan rumusrumus dan contoh soal, yang kemudian

siswa dilatih secara drill agar terampil menyelesaikan soal tersebut. Oleh

karena itu diperlukan masalah kontekstual yang sesuai dengan siswa itu

sendiri, sehingga siswa dapat mengkontruksi sendiri. Menurut

Gravemeijer dan Doorman (1999: 111), siswa dapat menemukan konsep

integral dengan mengkaitkannya pada materi kinematika dengan

menggunakan pendekatan matematika realistik.

b. Tahapan pembelajaran PMRI

Tahapan yang dilakukan dalam pembelajaran matematika realistik, diawali

dengan pemberian tantangan atau masalah kontekstual, memberikan

Page 23: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

kesempatan kepada siswa untuk memahami dan menyeelesaikan secara

individu atau kelompok, kemudian mendiskusikan hasil secara klasikal

sebagai refleksi. Pembelajaran matematika realistik memiliki konsep dan

paradigma yang kuat dalam proses pembelajaran yaitu adanya prinsip

reinvention. Hal ini, menunjukkan bahwa matematika itu tidak diberikan

kepada siswa sebagai sesuatu yang sudah jadi, melainkan siswa harus

mengkonstruk atau menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip atau

prosedur-prosedur matematika tersebut melalui penyelesaian

masalahmasalah kontekstual yang realistik bagi anak.

c. Karakteristik Proses Pembelajaran PMRI

Proses pembelajaran berlangsung dari situasi nyata, kemudian

mengorganisasikan, menyusun masalah, mengidentifikasi aspek-aspek

masalah secara matematis dan kemudian melalui interaksi diharapkan

siswa menemukan konsep matematis itu sendiri, yang nantinya dapat

diaplikasikannya dalam masalah dan situasi yang berbeda. Dengan

demikian, proses belajar matematika berlangsung dalam interaksi

lingkungan sosial. Pembelajaran dilakukan dengan cara diskusi kelompok

yang beranggotakan tiga sampai lima orang. Hal ini dilakukan dengan

tujuan mengaktifkan siswa secara interaktif dalam kelompok,

memudahkan peneliti/pengajar dalam memberikan bantuan melalui bentuk

pertanyaanpertanyaan (scaffolding), dan menumbuhkan pengetahuan

siswa. Starting point pembelajaran matematika realistik dalam penelitian

ini adalah memberikan masalah kontekstual berupa tantangan kepada

siswa. Masalah tersebut dapat berupa latihan, pembentukan atau penemuan

konsep, prosedur atau strategi penyelesaian nonrutin maupun aturanaturan

dalam matematika (Treffers, 1987).

Jika aksi mental siswa yang diharapkan tidak muncul dari siswa, seperti

ketidakmampuan siswa mengaitkan konsepkonsep matematika

Page 24: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

sebelumnya dengan informasi yang terdapat dalam masalah, maka guru

dapat memberikan bantuan probing secara tidak langsung, yaitu dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan berupa scaffolding kepada siswa,

sehingga terjadi interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa,

atau siswa dengan konteks masalah. Aktivitas berupa pemberian bantuan

oleh guru melalui pertanyaan-pertanyaan, akan digunakan dalam proses

pembelajaran sampai siswa memiliki kemampuan untuk melakukan

refleksi atas aksi mental yang dilakukannya, dan bukan menghakimi

maupun menghukum siswa. Fungsi guru dalam pembelajaran matematika

realistik adalah sebagai fasilitator, mediator dan harus bersikap memahami

siswa bahwa kesalahan yang dilakukan oleh siswa adalah bukan karena

kemauannya, tetapi disebabkan kekurangan informasi yang ia miliki. Jadi,

guru harus memiliki pandangan bahwa memahami berarti memaafkan

segalanya. Proses refleksi dalam pembelajaran akan diberi waktu khusus

pada kegiatan diskusi penyelesaian masalah dalam kelompok atau secara

klasikal. Hal ini dilakukan, karena pada tahap ini siswa akan berinteraksi

secara aktif dengan siswa yang lain, guru, materi dan lingkungan, sehingga

diharapkan akan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Kegiatan ini dilakukan untuk setiap topik yang diajarkan pada

pembelajaran dalam penelitian ini. Jadi, kesempatan siswa untuk

berinteraksi secara interaktif, sangat dituntut dalam pembelajaran yang

dilakukan. Hal ini bertujuan disamping untuk menemukan penyelesaian

masalah dengan cara saling berinteraksi antara anggota kelompok, guru

maupun lingkungan belajar yang nantinya diharapkan akan dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kecerdasan emosional siswa.

Dengan demikian, pemberian masalah kontekstual atau tantangan sangat

menentukan kegiatan untuk melakukan konstruksi masalah, interaksi siswa

maupun kegiatan refleksi dalam pembelajaran matematika realistik.

Armanto (2004), mengatakan bahwa fungsi masalah kontekstual dalam

pembelajaran matematika realistik, diawal pembelajaran berfungsi sebagai

Page 25: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

membantu pembentukan konsep, sifat atau cara pemecahan (model),

ditengah proses pembelajaran berfungsi sebagai memantapkan konsep

matematis yang sudah dibangun atau ditemukan oleh siswa, di akhir

pembelajaran berfungsi membantu siswa mengaplikasikan konsep yang

telah diperoleh.

Karakteristik inilah salah satu yang membedakan pembelajaran

matematika realistik dengan pembelajaran biasa. Pada pembelajaran biasa,

masalah (rutin) hanya berfungsi sebagai aplikasi dari suatu teori atau

formula yang diberikan. Pembelajaran mengacu pada sistem transfer of

knowledge, guru berfungsi hanya sebagai informan tunggal, dan siswa

hanya dapat mengembangkan domain kognitifnya pada tahap aplikasi

terhadap formula yang diberikan. Proses pembelajaran seperti ini tidak

mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan kecerdasan interpersonal

siswa (Atwood, 1998).

d. Model Pembelajaran PMRI

Model pembelajaran berdasarkan pendekatan realistik, model tersebut

harus merepresentasikan karakteristik PMRI baik pada tujuan, materi,

metode dan evaluasi.

i. Tujuan. Tujuan haruslah memuat tiga tahap tujuan dalam PMRI:

tahap rendah (procedural), Tahap menengah (pemecahan masalah),

and tahap tinggi (matematisasi dan generalisasi). Dua tujuan

terakhir, menekankan pada kemampuan berargumentasi,

berkomunikasi dan pembentukan sikap kritis.

ii. Materi. Desain suatu ‘open material’ yang disituasikan dalam

realitas, berangkat dan konteks yang berarti; yang membutuhkan;

keterkaitan garis pelajaran terhadap unit atau topik lain yang real

secara original seperti pecahan dan persentase; dan alat dalam

Page 26: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

bentuk model atau gambar, diagram dan situasi atau simbol yang

dihasilkan pada saat proses pembelajaran;

iii. Aktivitas. Atur aktivitas siswa sehingga mereka dapat berinteraksi

sesamanya, diskusi, negosiasi, dan kolaborasi. Pada situasi ini

mereka mempunyai kesempatan untuk bekerja, berfikir adan

berkomunikasi tentang matematika. Peranan guru hanya sebatas

fasilitator atau pembimbing.

iv. Evaluasi. Materi evaluasi harus dibuat dalam bentuk ‘open

question’ yang memancing siswa untuk menjawab secara bebas dan

menggunakan beragam strategi atau beragam jawaban atau freen

productions. Evaluasi harus mencakup formatif dan sumatif.

Gambar berikut ini adalah bagaimana semua karakterikstik PMRI

di representasikan dalam model pembelajaran.

Gambar 2. Model Pembelajaran Matematika berdasarkan Pendekatan PMRI

(Zulkardi, 2002).

e. Prinsip-prinsip PMRI

PMRI memiliki tiga prinsip utama (Zulkardi,2002), yaitu;

1) Guided Reinvention (menemukan kembali) and Progressive

Mathematization (bermatematika secara progresif)

Prinsip penemuan kembali dapat diinspirasikan melalui prosedur

penyelesaian masalah secara informal. Strategi siswa secara

Page 27: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

informal sering ditafsirkan sebagai prosedur secara formal.

Pembelajaran dimulai dengan suatu masalah yang kontekstual atau

realistik yang selanjutnya melalui aktivitas siswa diharapkan

menemukan kembali sifat, teorema, definisi, atau prosedur.

2) Didactical Phenomenology (fenomena didaktik)

Situasi yang berisikan fenomena mendidik yang dijadikan bahan

dan area aplikasi dalam pengajaran matematika haruslah berangkat

dari keadaan yang nyata terhadap siswa sebelum mencapai

tingkatan matematika secara formal.

3) Self-developed Models (pengembangan model mandiri)

Kegiatan ini berperan sebagai jembatan antara pengetahuan bagi

siswa dari situasi real ke situasi abstrak atau dari informal ke

formal matematika. Siswa membuat model sendiri dalam

menyelesaikan masalah, dengan suatu proses generalisasi dan

formalisasi, model tersebut akhirnya menjadi suatu model sesuai

penalaran matematika.

f. Konsepsi PMRI

Ada beberapa konsepsi PMRI tentan guru, siswa, dan pembelajaran

yang mempertegas bahwa konsep PMRI dapat meningkatkan

pemahaman siswa tentang matematika dan mengembangkan daya

nalar (Hadi Sutarto dalam buku Supinah 2008:20).

a) Konsepsi PMRI tentang siswa;

1. Siswa memiliki seperangkat konsep alternatif tentang ide-

ide matematika yang mempengaruhi belajar selanjutnya.

2. Siswa memperoleh pengetahuan baru dengan membentuk

pengetahuan itu untuk dirinya sendiri.

3. Pembentukan pengetahuan merupakan proses perubahan

meliputi penambahan, kreasi, modifikasi, penghalusan,

penyusunan kembali, dan penolakan.

Page 28: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

4. Pengetahuan baru yang dibangun oleh siswa untuk dirinya

sendiri berasal dari seperangkat ragam pengalaman.

5. Setiap siswa tanpa memandang ras, budaya, dan jenis

kelamin mampu memahami dan mengerjakan matematika.

a. Konsepsi PMRI tentang guru;

1. Guru hanya sebagai fasilitator dalam pembelajaran.

2. Guru harus mampu membangun pembelajaran yang

interaktif.

3. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk

secara aktif membantu siswa dalam menafsirkan persoalan

riil.

4. Guru tidak terpancing pada materi yang ada di dalam

kurikulum, tetapi aktif mengaitkan kurikulum dengan dunia

riil, baik fisik maupun sosial.

b. Konsepsi PMRI tentang pembelajaran matematika;

1. Memulai pembejaran dengan mengajukan masalah yang riil

bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat

pengetahuannya, sehingga siswa segera terlibat dalam

pembelajaran matematika.

2. Permasalahan yang diberikan tentu harus diarahkan sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran

tersebut.

3. Siswa mengembangkan model-model simbolik secara

informal terhadap permasalahan yang diajukan.

4. Pembelajaran berlangsung secara interaktif, dan melakukan

refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau hasil

pembelajaran, yaitu siswa menjelaskan dan memberikan

alasan terhadap jawaban yang diberikannya, memahami

jawaban temannya, setuju terhadap jawaban temannya,

Page 29: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

menyatakan ketidaksetujuan, mencari alternatif

penyelesaian yang lain.

C. PENUTUP

1. Kesimpulan

Berbagai pendekatan-pendekatan pembelajaran telah banyak ditemukan

serta dikembangkan oleh para ahli dan peneliti guna membantu

menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru dalam

pembelajaran di sekolah umunya,serta pembelajaran matematika

khususnya. Diantaranya pendekatan-pendekatan tersebut ada empat

pendekatan yaitu pendekatan konstruktivisme,problem solving,pendekatan

kontekstual, dan PMRI.Masing-masing pendekatan memiliki

prinsip,karakteristik,dan ciri perangkat pembelajaran sendiri. Sehingga,

berbagai pendekatan pembelajaran ini dapat dikembangkan guru guna

mendukung proses pembelajaran di kelas,terkhusus mata pelajaran

matematika. Hal ini sesuai dengan tujuan umum diberikan matematika di

jenjang persekolahan yaitu mempersiapkan siswa agar sanggup

menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan dunia yang selalu

berubah dan berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran

secara logis, kritis, cermat, jujur, efektif dan dapat menggunakan pola pikir

matematis dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai

ilmu pengetahuan.

Page 30: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

DAFTAR PUSTAKA

Ambarsari,Shinta.2012. “Kemampuan Penalaran Matematika Siswa dengan

Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia ( PMRI) di Kelas VII SMP N 6 Palembang”.Skripsi.Palembang:

Universitas Sriwijaya.

Gravemeijer, K. & Doorman, M. 1999. Context Problems in Realistic

Mathematics Education: A Calculus Course as an Example. Educational Studies

in Mathematics Vol. 39: 111-129. Kluwer Academic Publisher.

Depdiknas. 2003. Kurikulum dan Hasil Belajar: Kompetensi Dasar Mata

Pelajaran Matematika SLTP dan MTs. Balitbang Depdiknas.Jakarta.

Misdalina.2009. “PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL UNTUK

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) MENGGUNAKAN PENDEKATAN

PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI

PALEMBANG”. Palembang.Universitas Sriwijaya. www.eprint.unsri.ac.id.

Diakses tanggal 31 Oktober 2012

Muslich.2007.KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.

Jakarta:Bumi Aksara

Nizarwati.2009. “PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME UNTUK MENGAJARKAN KONSEP

PERBANDINGAN TRIGONOMETRI SISWA KELAS X

SMA”.Palembang.Universitas Sriwijaya. www.eprint.unsri.ac.id. Diakses tanggal

31 Oktober 2012.

Page 31: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

Nurbaiti, Nyayu Marisa.2009. “Penerapan Pembelajaran Kontekstual Pada

Pelajaran Matematika di kelas VII SMP Negeri 10

Palembang”.Skripsi.Palembang:Universitas Sriwijaya.

Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Taeching and Learning)

dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Wena,Made.2009.Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta:Bumi Aksara

Pratiwi, Indah Riezky.2012. “Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika di

SMAN 15 Palembang”.Skripsi.Palembang:Universitas Sriwijaya.

Sa’dijah, Cholis. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika

Beracuan Konstruktivisme untuk Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Matematika

(MATHEDU) 2(1), 111 – 122. Surabaya : Program Studi Pendidikan Matematika

PPs UNESA.

Sanjaya.2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Slettenhaar. 2000. Adapting Realistic Mathematics Education in the Indonesian

Contex. Majalah Ilmiah Himpunan Matematika Indonesia (Prosiding Konperensi

Nasional Matematika X ITB, 17-20 Juli 2000.

Solha.2011. “ Pengembangan modul berbasis pendekatan konstruktivisme pada

materi keliling dan luas lingkaran SMP Kelas VIII”.Skripsi.Palembang:

Universitas Sriwijaya.

TIM MKPBM UPI,2001. Common Text Book Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer untuk Mahasiswa,Guru Bidang Studi Matematika.Bandung:UPI.

Widdiharto.2004.Model-Model Pembelajaran Matematika SMP.Yogyakarta :

Widyaiswara PPPG Matematika

Page 32: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

Zulkardi., Developing A Learning Environment On Realistic Mathematics

Education For Indonesian Student Teachers. The Nederlands.2002.

Lampiran I RPP Pendekatan Konstruktivisme

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Nama Sekolah : SMP/MTs .....

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/2

Pertemuan Ke- : 1

Standar Kompetensi : 4.Menentukan unsur dan bagian-bagian lingkaran

Kompetensi Dasar : 4.2 Menghitung keliling dan luas lingkaran

Indikator : 4.2.1. Mampu memahami arti luas lingkaran

4.2.2. Mampu menghitung luas lingkaran

Alokasi Waktu : 2 × 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini dengan baik melalui diskusi kelompok

menggunakan pendekatan konstruktivisme, diharapkan siswa dapat :

-Memahami luas lingkaran

-Menghitung luas lingkaran

B. Materi Ajar

Luas Lingkaran

Page 33: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

Pak Budi mempunyai sumur untuk menampung air hujan,agar air di dalamnya

tidak kotor,maka Pak Budi akan menutup sumur tersebut dengan tutup yang

berbentuk lingkaran terbuat dari seng.Berapakah luas seng tersebut? Untuk

menjawab masalah ini lakukan kegiatan berikut

Alat dan bahan

Kertas,jangka,penggaris,gunting,busur derajat,pensil dan lem kertas.

1. Dengan menggunakan busur dan penggaris,lukislah sebuah lingkaran

dengan jari-jari 3 cm di kertas origami

2. Bagilah daerah lingkaran tersebut menjadi 16 juring yang kongruen (sama

besar). Kamu dapat menggunakan jangka untuk membagi sudut pusat

sama besar.

3. Arsirlah daerah setengah lingkaran

4. Guntinglah setiap juring yang telah kamu buat

5. Susun dan rekatkan menggunakan lem juring-juring tersebut di dalam

kotak yang telah disediakan di bawah ini,sedemikian hingga berbentuk

seperti segi-n,misalnya jajargenjang.

6. Tentukan luas daerah bangun yang telah kamu temukan tersebut.

Dari juring lingkaran yang sudah disusun tadi,ternyata bangun datar yang

terbentuk adalah jajargenjang dan ternyata luas kedua bangun tersebut sama.

Karena kedua bangun tersebut tersusun atas juring-juring lingkaran yang sudah di

gunting tadi. Berarti mencari luas lingkaran sama saja dengan mencari luas

bangun datar yang sudah ditemukan tadi.

Dengan : L = Luas lingkaran

Luas jajargenjang = a x t= (¼ keliling lingkaran) x (2 x jari-jari)= (¼ 2 π r2) x (2r)= ¼ x 4π r2

= π r2

Luas LingkaranL = π r2)

Page 34: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

π = 3,14 atau 22/7

r = Jari-jari lingkaran

C. Metode Pembelajaran

- Metode : Tanya jawab dan diskusi

-Pendekatan : Pembelajaran berdasarkan Konstruktivisme

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Pembelajaran

Konstruktivisme

Alokasi

Waktu

Guru menginformasikan

Standar Kompetensi, KD,

indikator dan tujuan

Pembelajaran

Guru memotivasi siswa

dengan mengemukakan

bahwa materi yang akan

dipelajari bisa ditemukan

dalam kehidupan sehari-hari

misalnya roda sepeda,jam

dinding,dll

Guru mengaktifkan

pengetahuan prasyarat yang

harus dimiliki siswa dengan

mengajukan pertanyaan-

pertanyaan sebagai berikut:

Siswa mendengarkan

dengan seksama

SK,KD,dan indikator

dan tujuan pembelajaran

yang harus mereka

capai.

Siswa memberikan

contoh lain dalam

kehidupan sehari-hari

yang berhubungan

dengan materi

lingkaran,seperti

-CD

-Biskuit

Siswa menjawab

pertanyaan yang

diberikan oleh guru dan

bertanya kembali jika

masih ada yang belum

Pengaktifan

pengetahuan

prasyarat

2 menit

2 menit

5 menit

Page 35: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

a. Apa yang dimaksud

dengan jari-jari

lingkaran?

b. Bagaimana Kita bisa

mengitung Luas

lingkaran?

jelas tentang materi

prasyarat yang diberikan

oleh guru.

Kegiatan Inti

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Pembelajaran

Konstruktivisme

Alokasi

Waktu

Menginstruksikan Siswa

untuk membentuk

kelompok 5-6 orang

berdasarkan tempat duduk

terdekat

Guru mengajak siswa untuk

membaca dan memahami

Lembar Kerja Siswa

terlebih dahulu

Guru menjelaskan prosedur

mengerjakan LKS dan

mengingatkan bahwa suatu

kelompok harus bekerja

sama dalam menyelesaikan

masalah dalam LKS

Guru mengontrol kegiatan

dan pekerjaan yang

Siswa membentuk

kelompok dan menerima

LKS mengenai luas

lingkaran

Siswa menemukan

informasi dari lembar

kerja yang telah di

berikan oleh guru

mengenai materi.

Melakukan prosedur

kegiatan pengerjaan LKS

dan bertanya jika belum

mengerti maksud dari

langkah-langkah

menghitung luas

lingkaran

Siswa berdiskusi dan

berargumen dalam

Pengelompokan

Pemerolehan

pengetahuan baru.

3 menit

5 menit

3 menit

20 menit

Page 36: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

dilakukan siswa

Guru memberikan petunjuk

terhadap masalah yang

dihadapi siswa jika

diperlukan pada saat siswa

bekerja di dalam kelompok

Guru menjawab pertanyaan

dengan cara menanyakan

kembali pertanyaan dengan

kalimat berbeda

(memberikan umpan balik)

Guru bertindak sebagai

moderator dan fasilitator

dalam mengkonstruk

gagasan baru siswa.Guru

memberikan penguatan

kelompok untuk

menemukan gagasan

tentang luas lingkaran

dengan menjawab

masalah dalam LKS.

Siswa mengaitkan

pengetahuan yang telah

dimiliki dengan

pengetahuan yang baru

diterima yaitu jari-jari

lingkaran dengan

menyelesaikan masalah

pada LKS

Siswa mengajukan

pertanyaan –pertanyaan

dalam aktivitas

pembelajaran bersama

teman sekelompoknya.

Siswa melakukan diskusi

kelas, membandingkan

dan mengumpulkan ide

dengan teman-temannya

dalam kelompok

lain,mengkonstruksi

gagasan-gagasannya

tentang luas lingkaran

dari setiap kelompok

untuk mendapatkan

Pengaitan

Pengumpulan ide

Pemantapan Ide

7 menit

8 menit

10 menit

Page 37: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

gagasan yang disepakati

dan benar

Kegiatan Penutup :

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Pendekatan

Konstruktivisme

Alokasi

Waktu

Membantu peserta didik

membuat

rangkuman/simpulan

pelajaran yang telah

dipelajari

Melakukan penilaian

dan/atau refleksi terhadap

kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara

konsisten dan terprogram;

memberikan sebuah soal

dan siswa diminta

mengerjakan secara

individu

Merencanakan kegiatan

tindak lanjut dalam bentuk

pembelajaran remedi,

program pengayaan,

layanan konseling dan/atau

memberikan tugas baik

tugas individual maupun

kelompok sesuai dengan

hasil belajar peserta didik;

Siswa membuat sendiri

rangkuman mengenai

hal-hal yang mereka

dapat selama

pembelajaran

Siswa mengerjakan

sebuah soal yang

diberikan guru

Siswa diberi kesempatan

untuk menilai proses

pembelajaran yang

berlangsung hari tersebut

Siswa menerima tugas

dari guru untuk

dikerjakan dan di bahas

pertemuan berikutnya

Refleksi 3 menit

10 menit

2 menit

Page 38: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

E. Alat/Bahan dan Sumber Belajar

- Penggaris dan alat tulis

- Jangka

- Kertas origami

- Gunting

- LKS

- Buku Teks

F. Penilaian Hasil Belajar

a. Proses : Observasi pada saat diskusi kelompok,mengerjakan soal-soal yang

ada di LKS

b. Hasil belajar : Kuis/Tes

No Indikator Soal Butir Soal Kunci Jawaban Skor

1 Menghitung luas lingkaran

Berapakah luas daerah lingkaran dengan panjang jari-jari 21cm Berapakah luas daerah arsiran pada bangun berikut!

14 cm

1386 cm

2.119 cm

2

5

Jumlah Skor 7

Skor maksimum 7

NILAI = Skor yang didapat x 100

Skor maksimum

Mengetahui, ........., ......, ............... 2012

Page 39: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

Kepala SMP/MTs …………….

( ..................................................... )

NIP/NIK …………..……………….

Guru Mapel Matematika.

( ...................................... )

NIP/NIK…….…………….

Lampiran II RPP Pendekatan Problem Solving

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VII

Pertemuan Ke : I

Alokasi Waktu : 2 x 40’

Standar Kompetensi

1. menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidak samaan linear satu

variable, dan perbandingan dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar

3.3 menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan aritmatika sosial yang

sederhana.

Indikator

3.3.1 menghitung nilai keseluruhan, nilai per-unit, dan nilai sebagiaan

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat melakukan simulasi aritmatika sosial tentang kegiatan

ekonomi sehari-hari

Siswa dapat menghitung nilai keseluruhan, nilai per-unit, dan nilai

sebagiaan

Page 40: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

B. Materi Pembelajaran

Harga beli, Harga jual, Untung, dan Rugi

Menghitung nilai keseluruhan, nilai per-unit, dan nilai sebagiaan

C. Metode Pembelajaran

Metode : Tanya jawab,diskusi kelompok, dan pemberian tugas

Pendekatan : Pendekatan berdasarkan Pemecahan masalah (Problem

Solving)

D. Langkah-langkah Pembelajaran

Tahapan Uraian Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan Guru menginformasikan

SK, KD, Indikator, dan

Tujuan pembelajaran

Guru memberikan

apersepsi

Siswa membentuk

kelompok berdasarkan

tempat duduk yang

terdekat, satu kelompok

terdiri dari 4 siswa dan

guru membagikan LKS

5’

5’

5’

Kegiatan Inti Siswa membahas LKS

dengan

melakukan :

Siswa menemukan

informasi dari LKS

55’

5’

Page 41: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

tentang harga beli, harga

jual, untung, rugi, nilai

keseluruhan, dan nilai per

unit

Siswa memahami masalah

dari LKS tentang nilai

keseluruhan dan nilai per

unit

Siswa merencanakan

penyelesaiaan masalah

tentang nilai keseluruhan

dan nilai per unit

Siswa menyelesaikan

masalah tentang nilai

keseluruhan dan nilai per

unit

Siswa membuat

kesimpulan dan

memeriksa kembali

langkah-langkah diatas

Guru membimbing siswa

dalam melaksanakan

kegiatan di atas

10’

20’

15’

5’

Penutup Guru memberikan tugas 10’

Sumber dan Media Pembelajaran

Lembaran LKS Buatan Guru

Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian :

Penilaian kognitif

Page 42: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

Tes tertulis

LKS

Tugas

Penilaian Afektif

Proses diskusi

Aktifitas Kelompok

Bentuk Instrumen : - Penilaian proses

- Tugas rumah

Instrumen :

Penilaian proses

Mengetahui,

Kepala SMP/MTs …………….

( ..................................................... )

NIP/NIK …………..……………….

........., ......, ............... 2012

Guru Mapel Matematika.

( ...................................... )

NIP/NIK…….…………….

Page 43: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

Lampiran III RPP Pendekatan Kontekstual

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 10 Palembang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VII / 2

Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta

menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar :6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi

dan sudutnya.

Indikator : Menjelskan jenis-jenis segitiga berdasarkan besar

sudutnya.

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat nememukan jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya.

B. Materi Pembelajaran

Jenis-jenis segitiga berdasarkan

sudutnya.

Page 44: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

Perhatikan gambar disamping, atap pada rumah membentuk suatu segitiga.

Segitiga mempunyai beberapa jenis yang dilihat dari unsur-unsurnya, antara

lain jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya. Jenis-jenis segitiga

berdasarkan besar sudutnya.

(i) Segitiga lancip

Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga

sudutnya merupakan sudut lancip, sehigga

sudut-sudut yang terdapat pada segitiga

tersebut besarnya adalah 0 ° dan 90 °. Pada

Gambar (i) di samping, ketiga sudut pada ∆

ABC adalah sudut lancip.

(ii) Segitiga tumpul

Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah

satu sudutnya merupakan sudut tumpul.

Pada gambar (ii) di samping. ∆ ABC

adalah sudut tumpul.

(iii) Segitiga siku-siku

Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu

sudutnya merupakan sudut siku-siku (besarnya 90 °

).

Pada Gambar (iii) di bawah. ∆ ABC siku-

siku di titik C.

C. Metode Pembelajaran

Metode : Tanya Jawab, diskusi kelompok, dan pemberian tugas

Pendekatan : Kontekstual

D. Langkah-langkah Pebelajaran

1. Pendahuluan (5 menit)

a. Dengan Tanya jawab diingatkan kembali tentang jenis-jenis sudut

yaitu sudut lancip, sudut tumpul, dan sudut siku-siku.

Page 45: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

b. Guru bertanya kepada siswa mengenai materi jenis sudut yang

berkaitan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran,

yaitu siswa dapat menemukan jenis-jenis segitiga berdasarkan besar

sudutnya.

2. Kegiatan Inti (55 menit)

a. Learning Community

Siswa bergabung kembali dengan kelompoknya masing-masing

sehingga tercipta suasana masyarakat belajar yang dapat

membuat siswa aktif dan diskusi bberjalan efektif.

b. Contructivism, Inquiry and Questioning

Siswa melakukan diskusi dengan anggota kelompoknya dan

guru memotivasi siswa agar dapat mengkontruksi

pengetahuannya dan melakukan Tanya jawab sehingga dapat

menemukan konsep yang diharapkan dari masalah pada LKS.

Masalah : dari Gambar padaLKS, siswa memahami gambar

dengan menemukan bentuk segitiga pada gambar.

c. Modeling

Pemodelan dilakukan oleh salah satu kelompok npada saat

melengkapi LKS 3 dengan menjelaskan cara menggambar

segitga dan menyebutkan jenis-jenis segitiga berdasarkan besar

sudutnya.

Salah satu kelompok mempersentasikan hasil kerja

kelompoknya dan kelompok lain memberikan komentar atau

pernyataan.

3. Penutup (20 menit)

a. Refleksi

Siswa menyelesaikan LKS 3 dengan cara mendiskusikannya

bersama teman sekelompoknya

Sebagai fasilisator, guru tetap mamantau suasana kelas.

Page 46: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

Salah seorang kelompok diminta menuliskan penyelesaikan

LKS di depan kelas yang kebenaran jawabannya telah diperiksa

oleh guru, sehingga kelompok lain dapat memeriksa jawaban

mereka masing-masing. Dengan begitu, siswa dapat merefleksi

kemampuan mereka.

Guru membimbing siswa dalam membuat rangkuman

berdasarkan hasil yang telah dilakukan.

Guru menggali informasi mengenai pendapat siswa selama

proses pembelajaran dan mengulang materi yang sukar

dipahami siswa.

Siswa diberikan PR sebagai tugas individu. Serta guru

menjelaskan materi yang akan dipeajari pada pertemuan

berikutnya.

E. Evaluasi

a. Authentic Assesment

Penilaian dalam pembelajaran kontekstual menggunakan Authentic

Assesment yang meliputi :

Evaluasi proses belajar :

- Diskusi dan presentasi

- Observasi terhadap aktivitas kelompok dan individu pada saat

menyelesaikan LKS

- Evaluasi hasil belajar : LKS dan Tes

F. Sumber Belajar

a. Buku pelajaran matematika BSE : Wintarti, dkk. 2008. Contextual

Teaching and Learning Matematika SMP Kelas VII. Jakarta : Pusat

Perbukuan Depdiknas.

b. LKS

G. Penilaian

Page 47: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

1. Teknik : Tes tertulis dan tes lisan

2. Bentuk Instrumen : Tes uraian

Lampiran IV RPP Pendekatan PMRI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP N 6 Palembang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VII / I

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi

3. menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu

variabel, dan perbandingan dalam penyelesaian masalah.

Kompetensi Dasar

3.3 Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan masalah aritmatika

social yang sederhana.

Indikator

1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan harga penjualan, harga

pembelian, untung dan rugi.

2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan diskon dan pajak

dalam ekonomi

3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bruto,netto, dan tarra.

I. Tujuan Pembelajaran

Page 48: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

1. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan harga

penjualan, harga pembelian,untung, dan rugi.

2. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan diskon

dan pajak dalam ekonomi.

3. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bruto,

netto, dan tara.

II. Materi Pembelajaran

1. Harga jual, harga beli, untung, dan rugi

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat peristiwa jual-beli

suatu barang. Pada kegiatan jual beli tersebut terdapat harga

pembelian, harga penjualan, untung atau rugi. Perhatikan masalah

dibawah ini.

Seorang pedagang buah-buahanmembeli buah rambutan dengan

harga Rp 2.750,00 per kg. selanjutnya pedagang itu menjual

dengan harga Rp 3.000,00 per kg.

Pada kegiatan jual-beli tersebut Harga pembelian adalah Rp

2.750,00 per kg dan harga penjualan adalah Rp 3.000,00.

Jadi, nilai uang dari suatu barang yang dibeli disebut harga

pembelian, sedangkan niali uang dari suatu barang yang dijual

disebut harga penjualan.

Jika seorang pedagang menjual barang dagangannya lebih dari

harga pembelian maka penjual tersebut dikatakan Untung dan jika

seorang pedagang menjual barang dagangannya kurang dari harga

pembelian maka penjual tersebut dikatakan Rugi

Untung = Harga Penjualan – Harga Pembelian

Rugi = Harga Pembelian – Harga Penjualan

2. Diskon dan Pajak dalam ekonomi

Page 49: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

a. Sebuah took kadang-kadang memberikan rabat atau diskon

untuk lebih menarik para pembelinya. Rabat atau diskon juga

disebut korting atau potongan harga. Jadi rabat atau diskon

adalah penurunan harga yang diberikan oleh penjual kepada

pembeli.

Pada akhir tahun lalu Ida pergi ke toko pakaian untuk membeli

1 (satu) stel pakaian dengan harga Rp 135.000,00. Berapa

rupiah Ida harus membayar jika toko pakaian itu memberikan

diskon sebesar 25% kepada Ida?

Diskon yang diberikan kepada Ida adalah 25%, dan jika

dibentuk dalam rupiah berarti diskon yang diterima Ida adalah

25100

x135.000 = Rp 33.750,00

Jadi diskon adalah Diskon x harga = Diskon dalam rupiah

b. Jika kita membeli suatu barang, biasanya dikenakan pajak.

Pajak tersebut ada yang sudah termasuk dalam label harga, ada

juga yang belum. Pajak tersebut disebut Pajak Pertambahan

NIlai atau disingkat PPN yang besarnya ditetapkan pemerintah

sebesar 10%.

Pada supermarket “BETA” hampr semua label harga barang

yang dijual belum termasuk PPN sebesar 10%. Jika Pak Mega

membeli sebuah TV dengan label harga sebesar Rp 1.500.00,00

berapa pajak yang harus dibayar Pak Mega?

Pajak yang harus dibayar Pak Mega

10100

x Rp 1.500 .000=Rp 150.000,00

Jadi, pajak adalah Pajak x Harga = Pajak dalam rupiah

3. Bruto, Netto, dan Tarra

Netto adalah berat barang itu tanpa berat karung/bungkusnya.

Bruto adalah berat tota, yaitu barang itu beserta berat

karung/bungkusnya. Tarra adalah berat bungkusnya saja.

Bruto = Netto + Tarra

Page 50: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

Netto = Bruto – Tarra

Tarra = Bruto – Netto

III. Strategi Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran : Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia (PMRI)

Metode Pembelajaran : Diskusi dan Presentasi

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Prinsip /

Karakteristik

PMRI

A. Pendahuluan 14 Menit

1. Guru memberikan suatu

konteks permasalhan

yang bertujuan untuk

menginformasikan

tujuan pembelajaran

Siswa

memperhatikan dan

mendengarkan

penjelasan dari

guru

2. Guru memotivasi

sisawa dengan

mengemukakan bahwa

materi yang akan

dipelajari bermanfaat

dalam kehidupan

sehari-hari

Siswa memberikan

contoh dari materi

yang akan

dipelajari yang

berhubungan

dengan kehidupan

sehari-hari

Intertwinment

3. Guru mengaktifkan

pengetahuan prasyarat

siswa dengan

mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

mengenai materi

sebelumnya

Siswa menjawab

pertanyaan yang

diberikan oleh guru

dan bertanya

kembali apabila

masih ada yang

belum jelas tentang

Page 51: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

pertanyaan yang

diajukan oleh guru

B. Kegiatan INti 57 menit

4. Guru

mengelompokkansiswa

ke dalam beberapa

kelompok. Setiap

kelompok terdiri dari 4-

5 orang dengan

komposisi kemampuan

siswa pintar, sedang,

dan kurang.

Siswa menuju

anggota

kelompoknya

masing-masing

Interaktivitas

5. Guru memberikan

sebuah masalah dengan

pendekatan PMRI untuk

membangkitkan

pemahaman siswa

terhadap materi

tersebut:

Untuk memenuhi

keutuhan warungnya

Pak Amir membeli

beras di agen Bulog

dengan harga Rp

7.510,- per kg.

kemudian Pak Amir

menjual beras itu

kembali secara eceran

di warungnya dengan

harga Tp 8.000,-

Petunjuk

Siswa membaca

dan memahami

masalah yang

diberikan

Siswa

merepresentasikan

pemikiran mereka

terhadap situasi

Masalah

kontekstual

Menggunakan

model

Guided

Page 52: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

1. Buatlah

gambaran dari

siutasi diatas

berdasarkan

pemikiran

masing-masing!

2. Perhatikan harga

penjualan dan

harga

pembelian,

apakah

pedagang

tersebut untung

atau rugi?

Berapakh

keuntungan atau

kerugian

pedagang

tersebut?

3. Jika beras dijual

dengan harga Rp

7.000,- apakah

pedagang

tersebut untung

atau rugi?

Mengapa

demikian?

berikan alas an!

4. Tuliskan deagan

bahsa kalian

sendiri

yang diberikan Reinvention/

Progressive

Mathematization

Didactical

Phenomenologi,

Kontribusi

Siswa

Konstribusi

Siswa

Self-developed

Models/

Pengembangan

model mandiri

Page 53: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

bagaimana

seseorang

dikatakan

untung dan

bagaimana

seseorang

dikatakan rugi?

5. Berdasarkan

data yang

diperoleh

buatlah rumus

untuk untung

dan rugi

6. Guru mengontrol

kegiatan dan pekerjaan

siswa. Guru

memberikan petunjuk

terhadap masalahyang

diberikan kepada siswa

jika diperlukan.

Siswa berdiskusi,

bernegosiasi, dan

beragumen dalam

kelompok untuk

menyelesaikan

masalah tersebut.

Interaktivitas

7. Guru meminta siswa

menampilkan jawaban

yang telah mereka

kerjakan di depan kelas

Salah satu siswa

dari kelompok

menuliskan

jawaban dan

mempresentasikan

jawaban mereka,

sedangkan kelopok

lain menanggapi,

menyanggah dan

memberikan

pendapat/komentar

Interaktivitas

Page 54: Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP

yang relevan

dengan pemecahan

masalah

8. Guru memberikan

arahan dan menjelaskan

cara pemecahan

masalah yang paling

tepat terhadap masalah

tersebut.

Siswa

memperhatikan

penjelasan guru.

Dan bertanya jika

ada masalah yang

belum diketahui.

Interaktivitas

C. Penutup 9 menit

9. Guru membantu siswa

merangkum mataeri

yang telah dipelajari

Siswa membuat

rangkuman materi

yang telah

dipelajari

10. Guru memberikan PR

kepada siswa yang

harus dikerjakan secara

individu

Siswa diberi PR

yang terdapat pada

bahan ajar,

dikerjakan secara

individu dan

dikumpulkan pada

pertemuan

berikutnya

11. Guru

menginformasikan

tentang materi yang

akan dipelajari di

pertemuan berikutnya.

Siswa

mendengarkan

informasi guru,

tentang materi yang

akan dipelajari di

pertemuan

berikutnya