Makalah Pencemaran Air
Click here to load reader
-
Upload
setiowagiyanto -
Category
Documents
-
view
70 -
download
0
description
Transcript of Makalah Pencemaran Air
TUGAS KELOMPOK
DAMPAK LIMBAH AIR
KELOMPOK I
1. ANWAR SYARIF
2. AHMAD ARIFIN
3. ARI AKBAR
4. DIMAS
5. DEBY
DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
NEGERI 02 KOTA BENGKULU
TAHUN 2010-11
PENCEMARAN AIR
Pendahuluan
Air memang mutlak diperlukan dalam kehidupan manusia dan mahluk hidup
lainnya. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Demikian juga dalam
kehidupan kita sehari-hari, air sangat diperlukan untuk berbagai kegiatan di dalam
rumah tangga, juga untuk pertanian, transportasi serta rekreasi. Di dalam industri, air
digunakan antara lain sebagai bahan pengolah, pendingin dan pembangkit tenaga.
Air merupakan pelarut yang baik, sehingga air di alam tidak pernah murni akan
tetapi selalu mengandung berbagai zat terlarut maupun zat tidak terlarut serta
mengandung mikroorganisme atau jasad renik.Apabila kandungan berbagai zat
maupun mikroorganisme yang terdapat di dalam air melebihi ambang batas yang
diperbolehkan, kualitas air akan terganggu, sehingga tidak bisa digunakan untuk
berbagai keperluan baik untuk air minum, mandi, mencuci atau keperluan lainya. Air
yang terganggu kualitasnya ini dikatakan sebagai air yang tercemar.
Air Yang Tercemar
Sebelum membahas tentang pencemaran air baiklah kita bicarakan terlebih
dahulu apakah pencemaran lingkungan itu? Menurut UU Republik Indonesia No 23
tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan
pencemaran lingkungan hidup yaitu; masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup,
zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Demikian
pula dengan lingkungan air yang dapat pula tercemar karena masuknya atau
dimasukannya mahluk hidup atau zat yang membahayakan bagi kesehatan. Air
dikatakan tercemar apabila kualitasnya turun sampai ke tingkat yang membahayakan
sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya.
Berdasarkan PP no 82 tahun 2001 pasal 8 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, klasifikasi dan kriteria mutu air ditetapkan menjadi 4 kelas yaitu:
Kelas 1 : Yaitu air yang dapat digunakan untuk bahan baku air minum atau
peruntukan lainnya mempersyaratkan mutu air yang sama
Kelas 2 : Air yang dapat digunakan untuk prasarana/ sarana rekreasi air, budidaya
ikan air tawar, peternakan, dan pertanian
Kelas 3 : Air yang dapat digunakan untuk budidaya ikan air tawar, peternakan dan
pertanian
Kelas 4 : Air yang dapat digunakan untuk mengairi pertanaman/ pertanian
Air Yang Tercemar > Zat Padat Terlarut
Air alam mengandung zat padat terlarut yang berasal dari mineral dan garam-garam
yang terlarut ketika air mengalir di bawah atau di permukaan tanah. Apabila air
dicemari oleh limbah yang berasal dari industri pertambangan dan pertanian,
kandungan zat padat tersebut akan meningkat. Jumlah zat padat terlarut ini dapat
digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran air. Selain jumlah, jenis zat
pencemar juga menentukan tingkat pencemaran. Air yang bersih adalah jika tingkat
D.O nya tinggi, sedangkan B.O.D dan zat padat terlarutnya rendah.
Penyebab dan Dampak Pencemaran Air
Apa sajakah sumber-sumber pencemaran air? Sumber pencemaran air yang paling
umum adalah :
Limbah Pemukiman
Limbah Pertanian
Limbah Industri
Selain itu, yang terdapat pada daerah tertentu yaitu :
Limbah Pertambangan
Penyebab dan Dampak Pencemaran Air> Limbah Pemukiman
Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan
sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat
diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan,
dan daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik sepertikertas, plastik, gelas atau
kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah-sampah ini tidak dapat
diuraikan oleh bakteri (non biodegrable). Sampah organik yang dibuang ke sungai
menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar
digunakan bakteri untuk proses pembusukannya. Apabila sampah anorganik yang
dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan menghambat proses
fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen. Tentunya anda
pernah melihat permukaan air sungai atau danau yang ditutupi buih deterjen. Deterjen
merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Pada saat ini
hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen sangat
sukar diuraikan oleh bakteri.
Sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang lama. Penggunaan deterjen
secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau.
Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan
ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air
danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan
mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis.
Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan
persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan.
Penyebab dan Dampak Pencemaran Air> Limbah Pertanian
Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat tanamannya.
Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah
pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti
ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini
menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen.
Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan
ketika terbawa aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan yang
bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya. Pestisida mempunyai sifat
relatif tidak larut dalam air, tetapi mudah larut dan cenderung konsentrasinya
meningkat dalam lemak dan sel-sel tubuh mahluk hidup disebut Biological
Amplification, sehingga apabila masuk dalam rantai makanan konsentrasinya makin
tinggi dan yang tertinggi adalah pada konsumen puncak. Contohnya ketika di dalam
tubuh ikan kadarnya 6 ppm, di dalam tubuh burung pemakan ikan kadarnya naik
menjadi 100 ppm dan akan meningkat terus sampai konsumen puncak.
Penyebab dan Dampak Pencemaran Air> Limbah Industri
Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya pencemaran air.
Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan
beracun. Menurut PP 18 tahun 99 pasal 1, limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan
atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta
kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya. Karakteristik limbah B3 adalah
korosif/ menyebabkan karat, mudah terbakar dan meledak, bersifat toksik/ beracun
dan menyebabkan infeksi/ penyakit. Limbah industri yang berbahaya antara lain yang
mengandung logam dan cairan asam. Misalnya limbah yang dihasilkan industri
pelapisan logam, yang mengandung tembaga dan nikel serta cairan asam sianida,
asam borat, asam kromat, asam nitrat dan asam fosfat. Limbah ini bersifat korosif,
dapat mematikan tumbuhan dan hewan air. Pada manusia menyebabkan iritasi pada
kulit dan mata, mengganggu pernafasan dan menyebabkan kanker.
Logam yang paling berbahaya dari limbah industri adalah merkuri atau yang
dikenal juga sebagai air raksa (Hg) atau air perak. Limbah yang mengandung
merkurei selain berasal dari industri logam juga berasal dari industri kosmetik, batu
baterai, plastik dan sebagainya. Di Jepang antara tahun 1953- 1960, lebih dari 100
orang meninggal atau cacat karena mengkonsumsi ikan yang berasal dari Teluk
Minamata. Teluk ini tercemar merkuri yang bearasal dari sebuah pabrik plastik.
Senyawa merkuri yang terlarut dalam air masuk melalui rantai makanan, yaitu mula-
mula masuk ke dalam tubuh mikroorganisme yang kemudian dimakan yang
dikonsumsi manusia. Bila merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran
pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut pada ginjal sedangkan pada anak-
anak dapat menyebabkan Pink Disease/ acrodynia, alergi kulit dan kawasaki disease/
mucocutaneous lymph node syndrome.
Penyebab dan Dampak Pencemaran Air> Limbah Pertambangan
Limbah pertambangan seperti batubara biasanya tercemar asam sulfat dan
senyawa besi, yang dapat mengalir ke luar daerah pertambangan. Air yang
mengandung kedua senyawa ini dapat berubah menjadi asam. Bila air yang bersifat
asam ini melewati daerah batuan karang/ kapur akan melarutkan senyawa Ca dan Mg
dari batuan tersebut. Selanjutnya senyawa Ca dan Mg yang larut terbawa air akan
memberi efek terjadinya AIR SADAH, yang tidak bisa digunakan untuk mencuci
karena sabun tidak bisa berbuih. Bila dipaksakan akan memboroskan sabun, karena
sabun tidak akan berbuih sebelum semua ion Ca dan Mg mengendap. Limbah
pertambangan yang bersifat asam bisa menyebabkan korosi dan melarutkan logam-
logam sehingga air yang dicemari bersifat racun dan dapat memusnahkan kehidupan
akuatik.
Selain pertambangan batubara, pertambangan lain yang menghasilkan limbah
berbahaya adalah pertambangan emas. Pertambangan emas menghasilkan limbah
yang mengandung merkuri, yang banyak digunakan penambang emas tradisional atau
penambang emas tanpa izin, untuk memproses bijih emas. Para penambang ini
umumnya kurang mempedulikan dampak limbah yang mengandung merkuri karena
kurangnya pengetahuan yang dimiliki.
Biasanya mereka membuang dan mengalirkan limbah bekas proses pengolahan
pengolahan ke selokan, parit, kolam atau sungai. Merkuri tersebut selanjutnya
berubah menjadi metil merkuri karena proses alamiah. Bila senyawa metil merkuri
masuk ke dalam tubuh manusiamelalui media air, akan menyebabkan keracunan
seperti yang dialami para korban Tragedi Minamata.
Mencegah/Mengurangi Dampak Pencemaran Air
Limbah atau bahan buangan yang dihasilkan dari semua aktifitas kehidupan
manusia, baik dari setiap rumah tangga, kegiatan pertanian, industri serta
pertambangan tidak bisa kita hindari. Namun kita masih bisa mencegah atau paling
tidak mengurangi dampak dari limbah tersebut, agar tidak merusak lingkungan yang
pada akhirnya juga akan merugikan manusia.
Untuk mencegah atau paling tidak mengurangi segala akibat yang ditimbulkan
oleh limbah berbahaya; setiap rumah tangga sebaiknya menggunakan deterjen
secukupnya dan memilah sampah organik dari sampah anorganik. Sampah organik
bisa dijadikan kompos, sedangkan sampah anorganik bisa didaur ulang. Pemerintah
bekerjasama dengan World Bank, pada saat ini tengah mempersiapkan pemberian
insentif berupa subsidi bagi masyarakat yang melakukan pengomposan sampah kota.
Beberapa manfaat pengomposan sampah antara lain :
Mengurangi sampah di sumbernya
Mengurangi beban volume di TPA
Mengurangi biaya pengelolaan
Menciptakan peluang kerja
Memperbaiki kondisi lingkungan
Mengurangi emisi gas rumah kaca
Penggunaan kompos mendukung; Produk organik > Green Consumerism dan
more sustain land use.
Penggunaan pupuk dan pestisida secukupnya atau memilih pupuk dan pestisida
yang mengandung bahan-bahan yang lebih cepat terurai, yang tidak terakumulasi
pada rantai makanan, juga dapat megurangi dampak pencemaran air.
Setiap pabrik / kegiatan industri sebaiknya memiliki Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL), untuk mengolah limbah yang dihasilkannya sebelum dibuang ke
lingkungan sekitar. Dengan demikian diharapkan dapat meminimalisasi limbah yang
dihasilkan atau mengubahnya menjadi limbah yang lebih ramah lingkungan.
Mengurangi penggunaan bahan-bahan berbahaya dalam kegiatan pertambangan
atau menggantinya dengan bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan. Atau
diharuskan membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah pertambangan, sehingga
limbah bisa diolah terlebih dahulu menjadi limbah yang lebih ramah lingkungan,
sebelum dibuang keluar daerah pertambangan.
Cara Memperoleh Air Bersih
Air yang kita minum harus bersih sesuai standar, demikian juga air yang kita
gunakan untuk mandi, mencuci, memasak, juga harus bersih. Bersih disini artinya
bersih dari segi fisik, kimiawi dan biologis. Bersih secara fisik artinya jernih, tidak
berwarna, tawar dan tidak berbau.
Secara kimiawi air yang kualitasnya baik adalah yang memiliki pH netral, tidak
mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) dan ion-ion logam, serta bahan
organik. Sedangkan bersih secara biologis artinya tidak mengandung mikroorganisme
seperti bakteri baik yang patogen/ menyebabkan penyakit atau yang apatogen.
Ada 2 cara untuk mendapatkan air bersih dalam skala terbatas yaitu :
Tanpa Bahan Kimia, dan
Dengan Menambahkan Bahan Kimia.
Kedua cara penjernihan air ini melalui 2 tahap, yaitu tahap pengendapan dan
tahap penjernihan. Media penyaring yang digunakan adalah; pasir, arang batok, ijuk
dan kerikil. Pada cara yang kedua, ditambahkan bahan kimia berupa tawas, kapur dan
kaporit ke dalam bak pengendap untuk membantu menggumpalkan zat kimia
pencemar.
Cara Memperoleh Air Bersih> Tanpa Bahan Kimia
Cara ini biasanya digunakan untuk sumber air terbuka dengan menggunakan 3
macam bak yaitu bak pengendap, bak penyaring dan bak penampung air bersih,
yang ukurannya tergantung volume air yang akan dialirkan. Mula-mula air dari
sumbernya dialirkan ke bak pengendap. Selanjutnya lewat saluran bambu yang pada
bagian ujungnya di beri kawat kasa, dari bak pengendap air dialirkan ke dalam bak
penyaring melalui parit yang berbelok-belok dan berbatuan untuk mendapatkan
kandungan oksigen. Atau jika tidak mungkin parit dapat diganti dengan saluran
bambu. Bak penyaring ini telah diisi dengan media penyaring, yang disusun berturut-
turut dari bagian dasar bak berupa batu setinggi 10 cm, kerikil 10 cm, pasir halus
setinggi 20 cm, arang 5 cm, ijuk 10 cm, pasir halus 15 cm dan lapisan paling atas diisi
ijuk lagi setinggi 10 cm. Setelah melewati bak penyaring air di tampung di dalam bak
penampung air bersih. Untuk keperluan minum dan masak, air ini tetap harus
dimasak agar kumannya mati.
Cara Memperoleh Air Bersih> Dengan Menambahkan Bahan Kimia
Pada cara kedua ini digunakan 2 buah Drum yang berukuran sama yang
dilengkapi dengan keran air, sebagai bak pengendap dan bak penyaring. Tinggi
keran air dari dasar drum kira-kira 5-10 cm (harus lebih tinggi dari lumpur yang akan
terkumpul). Tetapi drum bisa juga diganti dengan gentong. Setelah air kotor masuk
ke drum pengendap, masukkan 1 gr tawas/ 1 gr kapur/ 2,5 gr kaporit untuk setiap 10
liter air, lalu diaduk perlahan ke satu arah. Pengadukan sebaiknya dilakukan pada
malam hari sehingga pengendapan berlangsung sempurna pada keesokan paginya.
Pada drum yang berfungsi sebagai bak pengendap diberi media penyaring yang
terdiri dari kerikil setinggi 5 cm di bagian dasar, kemudian berturut-turut ke atas
diberi arang batok setinggi 10 cm, ijuk setinggi 10 cm dan pasir halus setinggi 20 cm.
Ketika air yang dialirkan dari drum pengendap melewati media penyaring ini, air
akan dijernihkan lagi melalui proses penyaringan. Sehingga ketika kran dibuka akan
diperoleh air yang bersih. Apabila air yang keluar dari drum kedua sudah tidak jernih,
media penyaring harus dicuci atau diganti dengan yang baru.