Makalah Penanganan Dan Upaya Pengembangan Profesi Pendidik Aud

25
PENANGANAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIK AUD DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6 Nama Dosen : : 1.Suraya Atika (06141281419062) 2.Ismy Nanda Juwita (06141281419024) 3.Arta Trinanda Putri (06141281419025) 4.Mawar Vinka Putri (06141281419028) 5.Sindi Anjali Putri (06141281419066) 6.Dwi Putri Yanti (06141281419067) Dra.Yetty Rahelly M.Pd

description

penanganan dan upaya pengembangan profesi pendidik aud

Transcript of Makalah Penanganan Dan Upaya Pengembangan Profesi Pendidik Aud

Page 1: Makalah Penanganan Dan Upaya Pengembangan Profesi Pendidik Aud

PENANGANAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN

PROFESI PENDIDIK AUD

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

2014

Nama

Dosen

:

:

1. Suraya Atika (06141281419062)

2. Ismy Nanda Juwita (06141281419024)

3. Arta Trinanda Putri (06141281419025)

4. Mawar Vinka Putri (06141281419028)

5. Sindi Anjali Putri (06141281419066)

6. Dwi Putri Yanti (06141281419067)

Dra.Yetty Rahelly M.Pd

Page 2: Makalah Penanganan Dan Upaya Pengembangan Profesi Pendidik Aud

2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Atas Berkat

dan rahmatnya kami bisa menyelesaikan tugas Makalah ini dengan Tepat

waktu.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akademik Kompetensi Profesional

Pendidik AUD. Adapun topik yang dibahas didalam makalah ini adalah Penanganan

dan Upaya Pengembangan Profesi Pendidik AUD.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yetty Rahelly sebagai dosen

pembimbing yang telah membimbing kami didalam menyusun makalah ini. Kami

juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi untuk

tersajinya makalah ini.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu

dikarenakan keterbatasan yang ada. Sehingga kami sangat mengharapkan saran dan

kritik yang membangun dari pembaca.

Kiranya makalah ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita

semua.Sehingga permasalahan landasan pengembangan kurikulum dapat

terselesaikan. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Page 3: Makalah Penanganan Dan Upaya Pengembangan Profesi Pendidik Aud

3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................1

KATA PENGANTAR...........................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................3

PENDAHULUAN.................................................................................................4

A. LatarBelakang Masalah...................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................5

C. Tujuan Makalah..............................................................................................5

PEMBAHASAN....................................................................................................6

A. Upaya Mengatasi Permasalahan Profesi Pendidik PAUD............................6

B. Upaya Mengembangkan Profesi Pendidik AUD...........................................7

C. Peran HIMPAUDI dalam mengembangkan PAUD......................................10

PENUTUP.............................................................................................................15

A. Kesimpulan....................................................................................................15

B. Saran..............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

Page 4: Makalah Penanganan Dan Upaya Pengembangan Profesi Pendidik Aud

4

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah usah sadar dalam memfasilitasi

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak sejak lahir sampai dengan usia

enam tahun yang dilakukan melalui penyediaan pengalaman dan stimulasi yang kaya dan

bersifat mengembangkan secara terpadu dan menyeluruh agar anak dapat bertumbuh

kembang secara sehat dan optimal sesuai dengan nilai, norma, dan harapan masyarakat.

Dari hasil seminar tentang Pengembangan PAUD di Indonesia sepakati bahwa dalam

batasan ini ada  beberapa ungkapan pokok yang perlu dijelaskan. Pertama, PAUD

sebagai usaha sadar dalam memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

rohani anak. Ungkapan ini mengandung arti bahwa PAUD merupakan suatu aktivitas

yang dilakukan secara sengaja dalam rangka mendukung dan memperlancar

pertumbuhan dan perkembangan. Kedua, anak yang dimaksud secara kronologis dibatasi

pada anak sejak lahir hingga usia enam tahun.Ketiga, pendidikan itu dilakukan melalui

upaya penyediaan pengalaman dan perangsangan yang kaya dan bersifat

mengembangkan sehingga tecipta suatu lingkungan belajar dan perkembangan kondusif

bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. 

Keempat, upaya pendidikan tersebut dilakukan secara terpadu dan menyeluruh

sekurang-kurangnya mengandung dua pengertian. Secara mikro dilihat dari sisi interaksi

pendidikan dengan anak, ungkapan terpadu dan menyeluruh ini mengandung arti bahwa

layanan pendidikan yang diberikan kepada anak harus mendukung segenap aspek

perkembangan anak dan dilakukan dalam suatu kesatuan program yang utuh dan

proposional. Dan secara makro dilihat dari sisi penyelenggaraan program PAUD,

ungkapan tersebut mengandung arti bahwa program-program PAUD perlu dilakukan

secara terkoordinasi dan melibatkan berbagai pihak terkait.Terakhir, tujuan PAUD

adalah tercapainya perkembangan anak yang sehat dan optimal serta dimilikinya

kesiapan dan berbagai perangkat keterampilan hidup yang diperlukan untuk proses

perkembangan dan pendidikan anak selanjutnya. Karena anak merupakan bagian dan

sekaligus generasi penerus masyarakat, maka pertumbuhan dan perkembangan yang

diraih oleh anak tentunya harus sejalan dengan nilai-nilai, norma-norma, dan harapan

masyarakat.

Page 5: Makalah Penanganan Dan Upaya Pengembangan Profesi Pendidik Aud

5

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penanganan profesi pendidik anak usia dini?

2. Bagaimana upaya pengembangan profesi pendidik anak usia dini?

3. Tujuan Makalah

1. Dapat memahami dan mengimplementasikan penanganan permasalahan profesi

pendidik anak usia dini.

2. Dapat memahami dan mengimplementasikan pengembangan profesi pendidik anak

usia dini.

Page 6: Makalah Penanganan Dan Upaya Pengembangan Profesi Pendidik Aud

6

PEMBAHASAN

PENANGANAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN

PROFESI PENDIDIK AUD

A. Upaya Mengatasi Permasalahan Profesi Pendidik AUD

Permasalahan profesi pendidik pendidikan anak usia dini non formal terutama berkaitan

dengan kuantitas (jumlah), kualitas (mutu), relevansi (kesesuaian antara keahlian dengan

kebutuhan lapangan), penyelenggaraan pendidikan prajabatan, dan penyelenggaraan

pendidikan dalam jabatan, serta masalah organisasi profesi PAUD. Adapun upaya-upaya

yang dapat dilakukan untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut adalah:

1. Memberdayakan sumber daya manusia yang potensial yang ada di daerah setempat.

Latar belakang pendidikan calon pendidik juga harus menjadi pertimbangan, karena

penanganan anak usia dini yang berkualitas tidak dapat dilakukan oleh sembarang

orang. Yang berlatar belakang pendidikan sarjana mungkin masih sangat langka,

karena itu warga masyarakat yang berpendidikan SLTA dapat menjadi prioritas, yang

penting mereka punya keinginan dan motivasi untuk memajukan pendidikan anak usia

dini di daerahnya. Sebelum terjun mejadi pendidik, mereka perlu mendapatkan

pelatihan yang intensif sehingga mereka memiliki bekal untuk bekerja di bidang

tersebut.

2. Untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan pendidik yang saat ini sudah

menekuni bidang pendidikan anak usia dini, perlu ada penyenggaraan pendidikan dan

latihan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Pendidikan dan latihan tersebut

sebaiknya dilaksanakan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)

yang memiliki program studi yang relevan.

3. Berkaitan dengan masih rendahnya penghargaan masyarakat terhadap pendidik

PAUD non formal, hendaknya pemerintah memfasilitasi dan memberikan kesempatan

seluas-luasnya kepada para tenaga pendidik tersebut untuk dapat meningkatkan

kualifikasinya melalui jenjang pendidikan S1 dalam program studi yang relevan.

Dengan adanya peningkatan kualifikasi pendidikan ini, maka tenaga pendidik PAUD

non formal memiliki posisi yang sejajar dengan tenaga pendidik PAUD formal yang

pada gilirannya akan meningkatkan pengakuan dan penghargaan masyarakat terhadap

mereka. Peningkatan kualifikasi pendidikan tersebut tentu harus dibarengi dengan

peningkatan kesejahteraan yang lebih layak.

Page 7: Makalah Penanganan Dan Upaya Pengembangan Profesi Pendidik Aud

7

4. Dalam kaitannya dengan masih terbatasnya jumlah perguruan tinggi yang memiliki

jurusan khusus pendidikan anak usia dini, pemerintah hendaknya memberikan

peluang yang lebih besar dan mempermudah perizinan pembukaan program studi

pendidikan anak usia dini. Dengan dibukanya peluang ini maka akses warga

masyarakat khususnya lulusan SLTA untuk memasuki program studi pendidikan anak

usia dini akan semakin mudah.

5. Pendidikan dan pelatihan berjenjang merupakan salah satu alternative yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan tenaga pendidik PAUD. Namun

tentu saja penyelenggaraan pendidikan jenis ini harus setara dengan penyelenggaraan

jenjang S1 reguler baik dari substansi programnya maupun dari bobot atau jam

pelatihannya sehingga keikutsertaan mereka dalam pendidikan dan pelatihan ini dapat

dipertanggungjawabkan jika mereka akan mengikuti studi lanjut dalam jalur

pendidikan formal.

6. Perlu ada sosialisasi yang lebih luas dan intensif tentang organisasi profesi PAUD

kepada para pendidik PAUD non formal, sehingga keberadaan organisasi ini dapat

memberdayakan mereka secara optimal.

B. Upaya Pengembangan Profesi Pendidikan PAUD

Pengembangan profesi tenaga pendidik PAUD non formal secara garis besar dapat

dilakukan melalui dua macam jalur, yaitu jalur individual, dan jalur kelembagaan.

Jalur individual adalah usaha pengembangan profesi yang dilakukan oleh setiap orang

baik secara langsung maupun tidak langsung melaksanakan pekerjaan dan tugas

sebagai pendidik (guru, tutor, atau sebutan lainnya). Sedangkan jalur kelembagaan

adalah upaya pengembangan profesi pendidik PAUD yang diselenggarakan melalui

lembaga pendidikan formal, non formal, dan organisasi profesi.

1. Pengembangan melalui jalur individual

Upaya-upaya individual yang dapat dilakukan pendidik PAUD dalam

mengembangkan kemampuan profesional, antara lain dengan jalan:

a. Belajar mencintai pekerjaan sebagai pendidik (guru, tutor). Ini berarti bahwa

guru belajar mencari hal-hal yang positif dari pekerjaannya sebagai pendidik,

kemudian mensyukuri pekerjaan tersebut. Mencintai pekerjaan dapat terjadi

bila kita merasa dekat dan akrab dengan pekerjaan itu, lalu menghayati makna

pekerjaan itu bagi diri sendiri, bagi anak didik, bagi masyarakat dan bagi

agama.

Page 8: Makalah Penanganan Dan Upaya Pengembangan Profesi Pendidik Aud

8

b. Membaca majalah, jurnal, artikel, dan surat kabar yang relevan dengan

pendidikan anak usia dini. Kehidupan mengalami perkembangan yang sangat

pesat dalam segala bidang termasuk bidang pendidikan. Karena itu agar para

pendidik tidak tertinggal oleh perkembangan dunia pendidikan anak usia dini,

maka pendidik perlu mengikuti perkembangan tersebut secara kritis dengan

jalan membaca sumber-sumber bacaan yang tepat.

c. Belajar melalui bekerja ( learning by doing). Ini adalah cara yang sangat

efektif untuk mengembangkan kemampuan profesional. Melalui bekerja para

pendidik memperoleh pengalaman yang berharga. Darinya para pendidik juga

dapat mengkaji apakah yang kita lakukan itu sudah tepat atau belum.

Pengalaman-pengalaman tersebut dapat dijadikan dasar bagi para pendidik

untuk memperbaiki kekeliruan dan kesalahan misalnya dalam merencanakan

pembelajaran, menyajikan materi pembelajaran, menerapkan metode

pembelajaran, memilih dan menggunakan media pembelajaran, serta

mengevaluasi perkembangan anak. Demikian ketepatan dalam bekerja dapat

dijadikan dasar untuk memperkuat dan memantapkan pekerjaan tersebut.

d. Menonton film-film yang relevan dengan bidang pendidikan anak usia dini.

Dewasa ini sangat banyak film-film yang dikemas dalam Video Compact Disk

(VCD) atau sejenisnya yang disajikan demikian menarik. Media seperti itu

dapat menambah wawasan para pendidik untuk meningkatkan kemampuan

profesionalnya.

e. Belajar bersama kawan atau teman sejawat. Melalui pertemuan yang dapat

dilakukan secara rutin dan berkala, para pendidik dapat membahas

permasalahan yang ditemui di tempat kerja masing-masing. Dengan belajar

bersama teman sejawat, kita juga dapat berbagi pengalaman yang berharga

tentang masalah menghadapi anak, mengelola pembelajaran, menyusun

program pembelajaran, dan sebagainya.

f. Belajar melalui penataran, seminar, lokakarya, dan pelatihan bidang

pendidikan anak usia dini. Melalui kegiatan-kegiatan seperti ini, para pendidik

dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan keterampilan yang sangat

penting bagi peningkatan kualitas pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran

anak usia dini. Hasil-hasil pelatihan-pelatihan tersebut hendaknya dicoba

diterapkan sesuai dengan kondisi lembaga PAUD masing-masing, atau

disosialisasikan kembali kepada teman-teman yang tidak berkesempatan

Page 9: Makalah Penanganan Dan Upaya Pengembangan Profesi Pendidik Aud

9

mengikutinya sehingga akan memantapkan wawasan dan keterampilan kita.

Di samping itu juga memberikan manfaat kepada orang lain.

g. Masuk sebagai anggota organisasi profesi, misalnya HIMPAUDI atau forum

PAUD dan sebagainya. Melalui cara ini, para pendidik akan semakin lebih

memantapkan profesinya sebagai pendidik.

2. Pengembangan Melalui Jalur Kelembagaan

Upaya-upaya pengembangan profesi pendidik PAUD non formal yang dapat

dilakukan melalui jalur kelembagaan antara lain:

a. Dibukanya kesempatan yang lebih terbuka dan lebih luas bagi Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) untuk menyelenggarakan Program

Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak usia Dini (PG-PAUD).

b. Lembaga Pendidikan Tenaga kependidikan (LPTK) yang telah

menyelenggarakan program studi PG-PAUD hendaknya lebih

mengintensifkan pelaksanaan proses pendidikan guru. Hal ini dapat dilakukan

antara lain dengan lebih memantapkan kurikulumnya sehingga secara

konsepsional atau teoritis sesuai dengan tingkat dan jenis kompetensi yang

dibutuhkan oleh pihak lapangan.

c. Lebih mengintensifkan kerja sama antar lembaga pendidikan

prajabatan/persiapan, lembaga pelatihan/penataran dan lembaga PAUD

sebagai medan kerja pendidik PAUD.

d. Mengaitkan penyelenggaraan pelatihan/penataran dengan peningkatan

kualifikasi pendidikan. Hasil pelatihan/penataran hendaknya dihargai seperti

pendidikan persiapan, sehingga dapat dipergunakan untuk menentukan

kewenangan akademis.

e. Lebih banyak melakukan penelitian yang berkaitan dengan profesi pendidik

PAUD, sehingga hasil temuannya dijadikan dasar untuk lebih

mengembangkan profesi pendidik PAUD tersebut.

3. Pengembangan Melalui Jalur Organisasi Profesi

Upaya-upaya yang dapat dilakukan melalui jalur organisasi profesi antara lain:

a. Secara bertahap menguatkan keanggotaan organisasi profesi pendidik PAUD

non formal. Secara bijaksana dan berangsur-angsur keanggotaan organisasi

profesi pendidik PAUD non formal ditingkatkan sehingga mempunyai

kualifikasi pendidikan formal jenjang S1 serta kemampuan nyata yang

bertingkat perguruan tinggi.

Page 10: Makalah Penanganan Dan Upaya Pengembangan Profesi Pendidik Aud

10

b. Secara berangsur-angsur dan bijaksana, diusahakan agar kode etik guru mampu

menjiwai kehidupan profesional guru.

c. Organisasi profesi hendaknya lebih intensif untuk meningkatkan usaha

memperkaya kegiatan forum-forum ilmiah yang membahas masalah- masalah

profesional pendidikan anak usia dini dan upaya pemecahannya.

C. Peran HIMPAUDI Dalam Pengembangan PAUD

1. Pengertian, Tugas, dan Fungsi HIMPAUDI

Pengertian HIMPAUDI. HIMPAUDI adalah suatu organisasi independen yang

menghimpun unsur pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini. Pendidik anak

usia dini adalah tenaga yang berperan menjadi panutan, pembimbing, pengasuh dan

fasilitator bagi anak usia dini. Pendidik bagi anak usia dini disebut pendidik (guru).

Sedangkan tenaga kependidikan adalah pengelola, pemerhati, pakar, praktisi dan

masyarakat umum lainnya yang melaksanakan program PAUD (http://www.scribd.

com/doc/9628183/HIMPAUDI-ADARTpdf).

Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) HIMPAUDI. Ada empat tugas pokok

HIMPAUDI yaitu: (i) Mensosialisaikan pentingnya pendidikan anak usia dini yang

berkualitas kepada semua lapisan masyarakat; (ii) Melakukan pembinaan dan

pengembangan organisasi secara berjenjang; (iii) Menampung, memperjuangkan dan

mewujudkan aspirasi para pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini; (iv)

Memfasilitasi pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan anak usia

dini. Fungsi HIMPAUDI yaitu: (i) Mempersatu-kan para pendidik dan tenaga

kependidikan anak usia dini di Indonesia; dan (ii) Meningkatkan kualitas pendidikan

anak usia dini sesuai dengan konsep dasar pembinaan tumbuh kembang anak secara

holistik.

Dalam AD pasal 17 diungkapkan tentang struktur organisasi HIMPAUDI

berjenjang dari tingkat pusat, tingkat wilayah, tingkat daerah, dan tingkat cabang.

Struktur organisasi tersebut dijabarkan dalam ART pasal 8 yaitu struktur pengurus

Pusat untuk tingkat Nasional, struktur pengurus Wilayah untuk tingkat Provinsi,

struktur pengurus Daerah untuk tingkat Kabupaten/Kota, dan struktur pengurus

Cabang untuk tingkat Kecamatan. Pada pasal 21 AD diungkapkan tentang

pengangkatan, pengesahan, dan pelantikan. Pengurus Pusat HIMPAUDI disahkan

oleh Musyawarah Nasional (Munas) dan pelaksanaannya diatur dalam ART. Pengurus

wilayah, daerah, dan cabang HIMPAUDI diangkat, disahkan, dan dilantik oleh

pengurus setingkat lebih tinggi dan pelaksanaanya diatur dalam ART.

Page 11: Makalah Penanganan Dan Upaya Pengembangan Profesi Pendidik Aud

11

2. Aktifitas HIMPAUDI

HIMPAUDI mempunyai aktifitas/kegiatan yang telah ditetapkan dalam Tata

Kerja HIMPAUDI (http:// www.scribd.com/doc/9628179/Himpaudi-Tata-Kerja).

Sehingga setiap HIMPAUDI di daerah harus mengikuti langkah kegiatan yang telah

ditetapkan dalam Tata Kerja tersebut. Adapun program kegiatan tersebut disusun

melalui tahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan: Setelah HIMPAUDI terbentuk serta disahkan maka untuk selanjutnya

pengurus serta anggota organisasi bersama-sama membuat perencanaan program kerja

dan sosialisasi sesuai kondisi dan kebutuhan masing-masing daerah;

b. Pelak-sanaan: Perencanaan yang sudah dibuat kemudian diimplementasikan atau

dilaksanakan melalui berbagai kegiatan yang menganut prinsip-prinsip prioritas,

efektifitas dan efisiensi;

c. Monitoring dan Evaluasi: Pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan harus dimonitor

untuk melihat apakah sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Setelah kegiatan

selesai harus dievaluasi untuk mengukur keberhasilan kegiatan. Hasil evaluasi dapat

dijadikan masukan bagi peren-canaan program berikutnya; dan

d. Pelaporan: Untuk mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan harus

membuat laporan. Laporan dibuat sebagai bentuk transparansi kepada berbagai pihak

terkait. Sehingga akuntabilitas dan kredibilitas himpunan dapat dijaga dengan baik.

Pelaporan berisi antara lain: laporan kegiatan dan pertangungjawaban keuangan.

3. Mensosialisasikan pentingnya PAUD yang berkualitas

Berbagai upaya untuk mensosialisasikan PAUD telah dilakukan oleh

HIMPAUDI baik di tingkat Pusat, propinsi, kabupaten/kota maupun kecamatan.

Dalam sosialisasi PAUD tersebut dilakukan berbagai kegiatan, yang seringkali

berkaitan dengan Hari Anak Nasional atau Hari Pendidikan Nasional atau Jambore

PAUD. Presiden RI telah mencanangkan pelaksanaan PAUD se-Indonesia, bersama

dengan puncak Hari Anak Nasional. Tentu sudah saatnya masyarakat bahu-membahu

mengembangkan PAUD, agar terwujud pendidikan berkualitas. Sebagai contoh: (i)

HIMPAUDI Wonosobo dengan kegiatan senam pinguin 1000 anak PAUD; (ii)

HIMPAUDI kota Malang dengan kegiatan menyanyi bersama, membaca syair,

menari, dan fashion show; (iii) HIMPAUDI kabupaten Kutai Kertanegara dengan

pertandingan futsal; (iv) HIMPAUDI Kota Pangkal Pinang dengan kegiatan baca

puisi, senam ceria dan tari kreasi baru yang merupakan ciptakan para guru; (v)

HIMPAUDI kota Bekasi dengan kegiatan pembuatan kreasi kupu-kupu dari

playdough; dan (vi) HIMPAUDI kabupaten Lampung Barat. Tujuan utama dari

kegiatan ini adalah dapat meningkatkan kesadaran orang tua, masyarakat dan

Page 12: Makalah Penanganan Dan Upaya Pengembangan Profesi Pendidik Aud

12

lembaga/organisasi terhadap pentingnya pembinaan pendidikan anak usia dini. Selain

itu juga untuk meningkatkan dukungan, partisipasi dan peran serta masyarakat

terhadap pengem-bangan penyelenggaraan dan pembinaan sebagai program PAUD

dan akses dan mutu layanan PAUD serta pencitraan publik terhadap PAUD. Bagi

anak sendiri kegiatan yang dilakukan HIMPAUDI ini berguna: (i) Untuk menguji

kemampuan anak dalam mengembangkan talenta, anak dapat terus melatih aspek

kemampuannya, baik motorik maupun psikologis, melatih anak menuju kemandirian

dan kedewasaan; (ii) Pemberian stimulus pengayaan pengetahuan anak, dan

pengembangan potensi serta daya kreativitas anak; (iii) Anak jadi lebih berani dan

tidak takut, dalam menghadapi berbagai persoalan, serta lebih kreatif dalam

menyikapi berbagai permasalahan; (iv) Pembentukan sikap mental dan kepribadian

anak yang berlandaskan pada nilai-nilai ajaran agama yang akan menjadi pondasi bagi

perkembangan watak dan kepribadian anak sampai mereka dewasa.

Peran HIMPAUDI dalam rencana Pemerintah akan menerapkan kebijakan

PAUD secara holistic integratif pada tahun 2009 sehingga seluruh penyelenggaraan

PAUD di Tanah Air dapat berpedoman pada suatu acuan yang sama. Dalam PAUD

holistik nantinya terdiri dari berbagai tenaga ahli, baik bidang pendidikan, kesehatan,

psikolog, ilmu gizi dan sebagainya. Pemerintah Daerah akan menjadi pelaksana utama

penyelenggaraan PAUD holistik bekerja-sama dengan HIMPAUDI dan organisasi

wanita seperti PKK dan sebagainya. Peran HIMPAUDI dengan Pemerintah tersebut

dilakukan pada saat acara dialog interaktif dalam rangka HUT ke-3 HIMPAUDI

tahun 2008.

HIMPAUDI telah menumbuhkan lembaga-lembaga PAUD hampir di tiap

desa. Sebagai contoh kota Pekalongan, Jawa Tengah yang hanya terdiri atas empat

kecamatan, kini sudah berdiri 96 lembaga PAUD (kurang lebih 90% dari wilayah

Kota Pekalongan sudah ada PAUD). Begitupula yang terjadi di kota Serang

mengalami peningkatan yang cukup pesat dari tahun sebelumnya (tahun 2009), yakni

dari sekitar 60 lembaga meningkat menjadi 185 lembaga.

Peran HIMPAUDI dalam pengelolaan, pendampingan dan pembinaan

pendidik PAUD dikemukakan dalam temuan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Pusat Penelitian Kebijakan (Penelitian tentang Kontribusi Pemerintah Daerah dalam

Perintisan dan Penguatan PAUD, tahun 2010). 1) Peran HIMPAUDI dalam

pengelolaan lembaga PAUD, khususnya dalam pengadaan pelatihan, workshop,

seminar yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi

pengelola dan pendidik PAUD. Dalam pengelolaan lembaga PAUD, HIMPAUDI

melakukan kerjasama dengan pihak lain seperti pihak PKK setempat, forum PAUD,

Page 13: Makalah Penanganan Dan Upaya Pengembangan Profesi Pendidik Aud

13

dinas pendidikan setempat, LSM (misal PLAN Indonesia), puskesmas, Pos

Yandu, SKB, IDI dan penilik PLS. Dampak kontribusi HIMPAUDI dalam

pengelolaan lembaga PAUD terlihat positif, khususnya guna meningkatkan sumber

daya manausia (pengelola dan pendidik) lembaga PAUD yang bersangkutan maupun

dalam manajemen lembaga PAUD tersebut. Oleh karena HIMPAUDI telah menjadi

wadah bagi pendidik dan pengelola PAUD, sehingga kepentingan pendidik dan

pengelola tidak terabaikan. Bahkan HIMPAUDI juga mengadakan sosialisasi

pengenalan akan pentingnya PAUD kepada para orangtua, masyarakat, mengadakan

kegiatan lomba bagi AUD, melakukan pendataan lembaga PAUD. 2) Pada peran

sebagai pendamping pendidik dan lembaga PAUD, belum seluruh HIMPAUDI

melakukan pendampingan tersebut karena keterbatasan dana dalam pendampingan.

Bagi HIMPAUDI yang pernah melakukan pendampingan, biasanya melakukan

pendampingan lembaga PAUD pada masa penguatan lembaga tersebut. Adapun

pihak/unsur lain yang terlibat dalam pendampingan, seperti forum PAUD, dinas

pendidikan, PKK, UPT dinas kecamatan (UPTD), Penilik PLS. 3) Sebagian besar

HIMPAUDI telah melakukan pembinaan pendidik dan tenaga pengelola PAUD. Jika

ada HIMPAUDI yang belum melakukannya, maka hal ini dikarenakan HIMPAUDI

tersebut baru terbentuk di daerah sampel. Pihak/ unsur lain yang terlibat dalam

pembinaan, seperti PKK, SKB,LSM (seperti PLAN Indonesia), penilik PLS, dinas

pendidikan dan kesehatan, di mana pada umumnya pembinaan dilakukan minimal 3

kali setahun. Adapun bentuk pembinaan yang dilakukan berupa pelatihan, seminar,

pelatihan dan workshop. Kegiatan ini diadakan melalui kerjasama dengan pihak dinas

pendidikan setempat (disdik kabupaten/ kota), HIMPAUDI tingkat provinsi.

Peran HIMPAUDI Dalam Pengembangan PAUD. PAUD telah dilakukan

dengan berbagai cara dan umumnya dikemas dalam bentuk kegiatan bagi anak usia

dini seperti senam, menyanyi bersama, membaca syair/puisi, menari, pembuatan

kreasi kupu-kupu dari plaudough sampai dengan pertandingan futsal. Kegiatan ini

merupakan sarana bagi pengembangan talenta AUD termasuk pengembangan potensi

dan daya kreativitas anak, pengayaan pengetahuan anak, serta melatih kemampuan

motorik dan psiskologis . Dengan atraksi yang ditunjukkan oleh anak-anak tersebut,

menyadarkan bagi orangtua dan masyarakat terhadap pentingnya pembinaan dan

dukungan terhadap penyelenggaraan PAUD. Sedangkan bagi pendidik AUD kegiatan

tersebut merupakan kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya dalam

menciptakan kreasi tarian, nyanyian, syair dan sebagainya. Selain kegiatan bagi anak,

HIMPAUDI juga melakukan sosialisasi program PAUD melalui seminar peningkatan

kualitas lembaga PAUD, dan memberikan pengarahan akan persyaratan pendirian

yang harus dipenuhi oleh lembaga PAUD.

Page 14: Makalah Penanganan Dan Upaya Pengembangan Profesi Pendidik Aud

14

Dalam pembinaan dan pengembangan organisasi, HIMPAUDI telah

melakukan pem-bentukan pengurus HIMPAUDI dari tingkat provinsi, kabupaten/kota

sampai tingkat kecamatan. Dengan terbentuknya HIMPAUDI ini berdampak pada

semakin bertambahnya jumlah tenaga pendidik PAUD yang telah bergabung. Untuk

meningkatkan kinerja bagi HIMPAUDI, telah dilakukan lomba secara berjenjang

untuk berkompetensi dalam perencanaan program, kegiatan HIMPAUDI, eksistensi

lembaga PAUD di daerahnya, tenaga pendidik dan siswa yang dimiliki di daerahnya.

Lomba ini memberi semangat bagi pendidik agar potensi-potensi dirinya berkembang

dan bermanfaat bagi anak usia dini, serta berbagi ilmu dan pengalaman bagi sesama

pendidik AUD. Selain lomba, berbagai usaha telah dilakukan HIMPAUDI antara lain

penerbitan majalah bagi pendidik, tenaga kependidikan serta orangtua dan diharapkan

memberi semangat bagi pendidik untuk mengembangkan buah pikir melalui karya

tulis.

Dalam menjalankan tugasnya untuk memper-juangkan dan mewujudkan

aspirasi para pendidik, HIMPAUDI telah memperjuangkan para pendidik untuk

memperoleh insentif, walau jumlah insentif yang diterima dari pemerintah masih

kurang dari yang diharapkan. Oleh karenanya berbagai usaha telah dilakukan

HIMPAUDI antara lain dengan pendirian kewirausaha dalam bentuk koperasi untuk

mendanai operasional HIMPAUDI dan memberi ketenangan dalam berusaha (walau

belum dapat mensejahterahkan pendidik).

Peran HIMPAUDI dalam pengembangan profesi pendidik dan tenaga

kependidikan AUD telah diwujudkan dengan berbagai upaya yaitu (i) Telah

dibukanya program S1 di perguruan tinggi yang merupakan bentuk wacana yang telah

dicetuskan dalam Workshop HIMPAUDI tahun 2007; (ii) Pelatihan dasar bagi

pendidik AUD, pelatihan konsep PAUD dan pendekatan pembelajaran AUD; (iii)

Pelatihan pengelolaan data online bagi pengurus HIMPAUDI; (iv) Seminar pola

pembelajaran tematik pada PAUD. Semua bentuk kegiatan tersebut dilakukan

HIMPAUDI dengan kerjasama dengan pihak lain seperti pihak PKK setempat, forum

PAUD, dinas pendidikan setempat, LSM (misal PLAN Indonesia), puskesmas, Pos

Yandu, SKB, IDI dan penilik PLS. Melalui pelatihan dan seminar tersebut,

kepentingan pendidik dan pengelola tidak terabaikan dalam meningkatkan mutu

PAUD.

Page 15: Makalah Penanganan Dan Upaya Pengembangan Profesi Pendidik Aud

15

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Permasalahan profesi pendidik pendidikan anak usia dini non formal terutama berkaitan

dengan kuantitas (jumlah), kualitas (mutu), relevansi (kesesuaian antara keahlian dengan

kebutuhan lapangan), penyelenggaraan pendidikan prajabatan, dan penyelenggaraan

pendidikan dalam jabatan, serta masalah organisasi profesi PAUD.

Pengembangan profesi tenaga pendidik PAUD non formal secara garis besar dapat

dilakukan melalui dua macam jalur, yaitu jalur individual, dan jalur kelembagaan. Jalur

individual adalah usaha pengembangan profesi yang dilakukan oleh setiap orang baik

secara langsung maupun tidak langsung melaksanakan pekerjaan dan tugas sebagai

pendidik (guru, tutor, atau sebutan lainnya). Sedangkan jalur kelembagaan adalah upaya

pengembangan profesi pendidik PAUD yang diselenggarakan melalui lembaga

pendidikan formal, non formal, dan organisasi profesi.

B. SARAN

Kompetensi seorang guru yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan

tugas keprofesionalan. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan

tujuan pendidikan nasional.Guru adalah pendidik, maka pendidik merupakan orang yang

bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasarannya adalah anak

didik. Anak didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan, yaitu keluarga,

sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu pengembangkan potensi guru pendidik anak

usia dini sangat penting untuk menunjang terwujudnya tujuan pendidikan anak usia dini.

Page 16: Makalah Penanganan Dan Upaya Pengembangan Profesi Pendidik Aud

16

DAFTAR PUSTAKA

Bappenas. 2009. Strategi Nasional Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif.

Jakarta: Kemneg Perencanaan Pembangunan Nasional.

Direktorat PAUD. 2002. Acuan Menu Pembelajaran pada Pendidikan Anak Dini Usia

(Menu Pembelajaran Generik). Jakarta: Depdiknas.

Direktorat PAUD. 2004. Bahan Pelatihan: Lebih Jauh tentang Sentra dan Saat Lingkaran.

Jakarta: Depdiknas.

Direktorat PAUD. 2006. Pedoman Penerapan Pendekatan “Beyond Centers and Circle

Time (BCCT)/Pendekatan Sentra dan Lingkaran dalam Pendidikan Anak Usia

Dini. Jakarta: Depdiknas.

Direktorat PAUD. 2009. Pedoman Pemberian Bantuan Bagi Forum Pendidikan Anak

Usia Dini dan Himpaudi. Jakarta: Depdiknas

Direktorat PAUD. 2010. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pos PAUD. Jakarta:

Kemdiknas.

Supriadi, Dedi. (1998). Meningkatkan Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita

Karya Nusa

Tim Dosen Mata Kuliah Dasar-Dasar Kependidikan. (1987). Dasar-dasar Pengembangan

Guru dan Profesinya dalam Dasar-dasar Kependidikan. Bandung: IKIP Bandung