MAKALAH PELAPUKAN

30
MAKALAH PELAPUKAN, EROSI, TANAH, SUNGAI, LAUT Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran IPA Disusun Oleh: Dandi Faturohman Ahmad Maulana Yandi

description

MAKALAH PELAPUKAN

Transcript of MAKALAH PELAPUKAN

Page 1: MAKALAH PELAPUKAN

MAKALAH

PELAPUKAN, EROSI, TANAH, SUNGAI, LAUT

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran IPA

Disusun Oleh:

Dandi Faturohman

Ahmad Maulana

Yandi

Kelas X TKR

SMK AL FARIZI BANTARUJEG

2016

Page 2: MAKALAH PELAPUKAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami

berhasil menyelesaikan tugas makalah sosiologi yang berjudul “Pelapukan, Erosi,

Tanah, Sungai, Laut” tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari

kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh

karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat

membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami

berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Amin.

Bantarujeg, Februari 2016

 

Penyusun

i

Page 3: MAKALAH PELAPUKAN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................iDAFTAR ISI..........................................................................................................iiBAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................11.2 Rumusan Masalah..........................................................................................11.3 Tujuan.............................................................................................................1

BAB II PELAPUKAN...........................................................................................22.1 Pengertian Pelapukan.....................................................................................22.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan...............................................22.3 Jenis-jenis pelapukan......................................................................................3

BAB III EROSI......................................................................................................63.1 Pengertian Erosi Dan Macam-Macam Erosi..................................................63.2 Bentuk-Bentuk Erosi......................................................................................6

BAB IV TANAH.....................................................................................................84.1 Pengertian Dan Definisi Tanah......................................................................8

BAB V SUNGAI...................................................................................................105.1 Pengertian dan Jenis - Jenis Sungai..............................................................105.2 Proses Terbentuknya Sungai........................................................................105.3 Jenis-Jenis Sungai.........................................................................................105.4 Morfologi Sungai.........................................................................................125.5 Manfaat Sungai.............................................................................................12

BAB VI LAUT......................................................................................................136.1 Pengertian dan Jenis Laut.............................................................................136.2 Air Laut........................................................................................................136.3 Jenis-Jenis Laut............................................................................................146.4 Pengukuran Kedalaman Laut.......................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

ii

Page 4: MAKALAH PELAPUKAN

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBumi adalah planet tempat tinggal makhluk hidup beserta isinya.

Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan yang terkandung di dalamnya. Permukaan bumi yang kita tempati untuk tinggal ini tersusun atas batuan-batuan. Batuan terjadi dengan berbagai cara. Mulai dari magma cair yang kemudian membeku karena pengaruh suhu, atau juga fosil hewan atau tumbuhan yang membatu setelah jutaan tahun akibat panas dan tekanan di dalam bumi. Seiring dengan berjalannya waktu, batuan tersebut menjadi lapuk oleh air, angin, dan oleh faktor-faktor kimiawi dan biologis lainnya. Adapun yang dapat ditelusuri lebih dalam pada makalah ini adalah mengenai pelapukan yang terjadi di bumi.

1.2 Rumusan MasalahAdapun Rumusan Masalah dalam pembuatan makalah ini adalah

membahas tentang pengertian Pelapukan, Erosi, Tanah, Sungai, Laut

1.3 TujuanAdapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui

pengertian Pelapukan, Erosi, Tanah, Sungai, Laut

1

Page 5: MAKALAH PELAPUKAN

BAB IIPELAPUKAN

2.1 Pengertian PelapukanPelapukan adalah peristiwa penghancuran massa batuan, baik

secara fisika, kimiawi, maupun secara biologis. Proses pelapukan batuan membutuhkan waktu yang sangatlama. Semua proses pelapukan umumnya dipengaruhi oleh cuaca. Batuan yang telah mengalami proses pelapukan akan berubah menjadi tanah. Apabila tanah tersebut tidak bercampur dengan mineral lainnya, maka tanah tersebut dinamakan tanah mineral.

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukanAda empat faktor yang mempengaruhi terjadinya pelapukan batuan,

yaitu sebagai berikut:1) Keadaan struktur batuan

Struktur batuan adalah sifat fisik dan sifat kimia yang dimiliki oleh batuan. Sifat fisik batuan, misalnya warna batuan, sedangkan sifat kimia batuan adalah unsur-unsur kimia yang terkandung dalam batuan tersebut. Kedua sifat inilah yang menyebabkan perbedaan daya tahan batuan terhadap pelapukan. Batuan yang mudah lapuk misalnya batu lempeng (batuan sedimen), sedangkan batuan yang susah lapuk misalnya batuan beku.

2) Keadaan topografiTopografi muka bumi juga ikut mempengaruhi proses terjadinya

pelapukan batuan. Batuan yang berada pada lereng yang curam, cenderung akan mudah melapuk dibandingkan dengan batuan yang berada di tempat yang landai. Pada lereng yang curam, batuan akan dengan sangat mudah terkikis atau akan mudah terlapukkan karena langsung bersentuhan dengan cuaca sekitar. Tetapi pada lereng yang landai atau rata, batuan akan terselimuti oleh berbagai endapan, sehingga akan memperlambat proses pelapukan dari batuan tersebut.

3) Cuaca dan iklimUnsur cuaca dan iklim yang mempengaruhi proses pelapukan

adalah suhu udara, curah hujan, sinar matahari, angin, dan lain-lain. Pada daerah yang memiliki iklim lembab dan panas, batuan akan cepat mengalami proses pelapukan. Pergantian temperatur antara siang yang panas dan malam yang dingin akan semakin mempercepat pelapukan, apabiladibandingkan dengan daerah yang memiliki iklim dingin.

4) Keadaan vegetasiVegetasi atau tumbuh-tumbuhan juga akan mempengaruhi proses

pelapukan, sebab akar-akar tumbuhan tersebut dapat menembus celah-celah batuan. Apabila akar tersebut semakin membesar, maka kekuatannya akan semakin besar pula dalam menerobos batuan. Selain itu, serasah dedaunan yang gugur juga akan membantu mempercepat batuan melapuk. Sebab, serasah batuan mengandung zat asam arang dan humus yang dapat merusak kekuatan batuan.

2

Page 6: MAKALAH PELAPUKAN

2.3 Jenis-jenis pelapukan1) Pelapukan mekanik

Pelapukan mekanik (fisis), yaitu peristiwa hancur dan lepasnya material batuan, tanpa mengubah struktur kimiawi batuan tersebut. Pelapukan mekanik merupakan penghancuran bongkah batuan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan pelapukan mekanik, yaitu sebagai berikut.a) Akibat perbedaan temperatur

Batuan akan mengalami proses pemuaian apabila panas dan sekaligus pengerutan pada waktu dingin. Apabila proses ini berlangsung terus menerus, maka lambat laun batuan akan mengelupas, terbelah, dan pecah menjadi bongkah-bongkah kecil.

b) Akibat erosi di daerah pegunungan.Air yang membeku di sela-sela batuan volumenya akan

membesar, sehingga air akan menjadi sebuah tenaga tekanan yang merusak struktur batuan.

c) Akibat kegiatan makhluk hidup seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Akar tumbuhan akan merusak struktur batuan, begitu juga dengan hewan yang selalu membawa butir-butir batuan dari dalam tanah ke permukaan. Selain makhluk hidup dan tumbuh-tumbuhan, manusia juga memberikan andil dalam terjadinya pelapukan mekanis (fisik). Dengan pengetahuannya, batuan sebesar kapal dapat dihancurkan dalam sekejap dengan menggunakan dinamit.

d) Akibat perubahan air garam menjadi kristal

3

Page 7: MAKALAH PELAPUKAN

Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguap dan garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan pegunungan sekitarnya, terutama batuan karang.

2) Pelapukan kimiawiPelapukan kimiawi, yaitu proses pelapukan massa batuan yang

disertai dengan perubahan susunan kimiawi batuan yang lapuk tersebut. Pelapukan ini terjadi dengan bantuan air, dan dibantu dengan suhu yang tinggi. Proses yang terjadi dalam pelapukan kimiawi ini disebut dekomposisi.

Terdapat empat proses yang termasuk pada pelapukan kimia, yaitu sebagai berikut.a) Hidrasi, yaitu proses batuan yang mengikat batuan di atas

permukaan saja.b) Hidrolisa, yaitu proses penguraian air (H2O) atas unsur-

unsurnya menjadi ion-ion positif dan negatif. Jenis proses pelapukan ini terkait dengan pembentukan tanah liat.

c) Oksidasi, yaitu proses pengkaratan besi. Batuan yang mengalami proses oksidasi umumnya akan berwarna kecoklatan, sebab kandungan besi dalam batuan mengalami pengkaratan. Proses pengkaratan ini berlangsung sangat lama, tetapi pasti batuan akan mengalami pelapukan.

d) Karbonasi, yaitu pelapukan batuan oleh karbondioksida (CO2). Gas ini terkandung pada air hujan ketika masih menjadi uap air. Jenis batuan yang mudah mengalami karbonasi adalah batuan kapur. Reaksi antara CO2 dengan batuan kapur akan menyebabkan batuan menjadi rusak. Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dansuhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CaCO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. Proses pelapukan batuan secara kimiawi di daerah karst disebut kartifikasi.

Gejala atau bentuk-bentuk alam yang terjadi di daerah karst di antaranya sebagai berikut.1. Dolina

Dolina adalah lubang-lubang yang berbentuk corong. Dolina dapat terjadi karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat

4

Page 8: MAKALAH PELAPUKAN

hampir di semua bagian pegunungan kapur di Jawa bagian selatan, yaitu di Pegunungan Seribu.

2. Gua dan sungai bawah tanah

Di dalam batuan kapur biasanya terdapat celah atau retakan yang disebut diaklas. Karena proses pelarutan oleh air, maka retakan/ celah itu akan semakin membesar dan membentuk gua-gua atau lubang-lubang di dalam tanah yang sebagian di antaranya sebagai tempat mengalirnya sungai bawah tanah.

3. Stalaktit

Stalaktit adalah kerucut kapur yang menempel bergantungan pada atap gua kapur. Terbentuk dari tetesan air kapur dari atap gua, berbentuk runcing dan mempunyai lubang pipa tempat menetesnya air. Stalagmit adalah kerucut kapur berbentuk tumpul yang menempel berdiri pada dasar gua, dan tidak mempunyai lubang pipa. Contohnya, stalaktit dan stalagmit yang terdapat di kompleks Gua Buniayu dan Ciguha Sukabumi Jawa Barat, Gua Tabuhan dan Gua Gong di Pacitan, Jawa Timur serta Gua Jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah ataupun gua-gua yang ada di sekitar Maros Sulawesi Selatan.

4. Pelapukan organik (biologis)Pelapukan Organik, adalah pelapukan batuan oleh makhluk hidup.

Pelapukan jenis ini dapat bersifat kimiawi ataupun mekanis. Adapun yang menjadi pembedanya adalah subyek yang melakukannya, yaitu makhluk hidup berupa manusia, hewan ataupun tumbuhan. Contohnya lumut, cendawan ataupun bakteri yang merusak permukaan batuan.

5

Page 9: MAKALAH PELAPUKAN

BAB IIIEROSI

3.1 Pengertian Erosi Dan Macam-Macam ErosiErosi merupakan peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah dari

suatu tempat ke tempat yang lainnya oleh media alam. Di daerah beriklim basah seperti Indonesia peristiwa erosi sebagian besar disebabkan oleh air (Sitanala Arsyad, 1989:30). Erosi tanah adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin. Proses erosi ini dapat menyebabkan merosotnya produktivitas tanah, daya dukung tanah untuk produksi pertanian dan kualitas lingkungan hidup (Saifudin Sarief, 1985:9).Proses erosi merupakan kombinasi dua sub proses yaitu:1. Penghancuran struktur tanah menjadi butir-butir primer oleh energi

tumbuk butir-butir hujan yang menimpa tanah, perendaman oleh air yang tergenang (proses dispersi) dan pemindahan (pengangkutan) butir-butir tanah oleh percikan hujan.

2. Penghancuran struktur tanah diikuti pengangkutan butir-butir tanah oleh air yang mengalir di permukaan tanah. Besar erosi tergantung dari banyaknya aliran permukaan maka dengan menungkatnya aliran permukaan erosi meningkat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya erosi tanah terutama iklim, topografi, vegetasi, tanah dan manusia. Secara alami tanpa campur tangan manusia erosi dapat berjalan, tapi prosesnya seimbang dengan proses pembentukan tanah. Dampak yang ditimbulkan oleh adanya erosi dapat meliputi dua daerah yaitu dampak pada sumber kejadian erosi dan di daerah bawahnya (hilir):1. Kemunduran produktivitas tanah sebagai akibat dari tekstur, perubahan

struktur tanah yang menyebabkan kemampuan aerasi dan peresapan berkurang, berkurangnya lapisan top soil sehingga lapisan yang subur berkurang, tanah menjadi relatif kering karena kemampuan menyimpan air berkurang, mengurangi kemampuan untuk usaha pemupukan. 

2. Berkurangnya aliran air sungai-sungai dan mata air pada musim kemarau.3. Mengotori sumber air untuk minum dan keperluan rumah tangga karena

air dari sumber akan dikotori oleh pelumpuran akibat terkikisnya tanah.4. Meningkatnya bahaya banjir baik frekuensi maupun besarnya banjir.

Dalam hal ini disebabkan oleh pendangkalan sungai, saluran pembuangan sungai, muara sungai dan waduk akibat pendangkalan sedimen hasil kikisan tanah sebelah hulu (Sunu Sutikno, 1997:482).

3.2 Bentuk-Bentuk Erosi1. Erosi Lembar / Sheet Erosion / Erosi permukaan.

Erosi lembar/ sheet erosion atau erosi permukaan adalah pengangkutan lapisan tanah yang merata tebalnya dari suatu permukaan bidang tanah. Kekuatan jatuh butir-butir hujan dan aliran air dipermukaan tanah merupakan penyebab utama erosi ini. 

6

Page 10: MAKALAH PELAPUKAN

2. Erosi Alur / Riil Erosion.Yaitu erosi yang terjadi akibat terkonsentrasinya air pada tempat

terperciknya partikel-partikel tanah yang kemudian membentuk aliran ke bawah. Timpaan air hujan yang keras mempunyai daya pemecah agregat yang lebih kuat sehingga partikel tanah terpecik ke luar dari kedudukannya.

3. Erosi Parit / Gulley Erosion.Proses terjadinya sama dengan erosi alur tetapi saluran-saluran yang

terbentuk sudah sedemikian dalamnya sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa. Erosi parit yang baru terbentuk berukuran sekitar 40 cm lebar dan dalamnya sekitar 25 cm. Erosi parit yang telah lanjut dapat mencapai 30 meter dalamnya. 

4. Erosi Tebing Sungai.Erosi tebing sungai terjadi sebagai akibat pengikisan tebing oleh air

yang mengalir dari bagian atas atau oleh terjangan arus air yang kuat pada kelokan sungai. Erosi tebing akan lebih hebat jika vegetasi penutup tebing telah habis atau jika dilakukan pengelolaan terlalu dekat dengan tebing.

5. Longsor /LandslideLongsor adalah suatu bentuk erosi yang pengangkutan atau

pemindahan tanahnya terjadi pada suatu saat dalam volume yang besar. 6. Erosi Interal

Erosi internal adalah terangkutnya butir-butir primer kebawah kedalam celah-celah atau pori-pori tanah, sehingga tanah menjadi kedap air dan udara. Erosi ini menyebabkan menurunnya kapasitas infiltrasi tanah dengan cepat sehingga aliran permukaan meningkat yang menyebabkan erosi lembar dan erosi alur. (Sitanala Arsyad, 1989 :32)

7

Page 11: MAKALAH PELAPUKAN

BAB IVTANAH

4.1 Pengertian Dan Definisi Tanah

Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang membantu kehidupan semua mahluk hidup yang ada di bumi. Tanah sangat mendukung terhadap kehidupan tanaman yang menyediakan hara dan air di bumi. selain itu, Tanah juga merupakan tempat hidup berbagai mikroorganisme yang ada di bumi dan juga merupakan tempat berpijak bagi sebagian mahluk hidup yang ada di darat. Dari segi klimatologi , tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan mencegah terjadinya erosi. Meskipun tanah sendiri juga bisa tererosi.

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan. 

Tanah terbentuk dari proses pelapukan batuan yang dibantu oleh organisme membentuk tekstur unik yang menutupi permukaan bumi. proses pembentukan tanah ini akan membentuk lapisan-lapisan yang menutupi seluruh permukaan bumi. lapisan-lapisan yang terbentuk memiliki tekstur yang berbeda dan setiap lapisan juka akan mencerminkan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang telah terjadi selama proses pembentukannya. Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.

8

Page 12: MAKALAH PELAPUKAN

Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fase: fase padatan, fase cair, dan fase gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori. 

Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi. 

Tanah organik mempunyai warna yang gelap (hitam) dan merupakan pembentuk utama dari lahan gambut. Tanah organik ini akan terus mengalami proses panjang selama ratusan tahun untuk menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Tanah ini biasanya memiliki kandungan mineral yang rendah. Pasokan mineral yang bisa didapat oleh tanah organilk yaitu berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup.

Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur sehingga mampu menyimpan cukup air. Namun karena memiliki keasaman yang tinggi sebagian besar tanaman yang menggunakan media tanah ini tidak bisa tumbuh secara maksimal.Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung.

Dari segi warna, tanah memiliki variasai warna yang sangat beragam mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu tanah juga memiliki perbedaan warna yang sangat kontras pada setiap lapisannya sebagai akibat proses kimia. Tanah yang memiliki warna yang gelap merupakan ciri yang biasanya menandakan bahwa tanah tersebut mengandung bahan organik yang sangan tinggi. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan,belerang, dan nitrogen.Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya.

9

Page 13: MAKALAH PELAPUKAN

BAB VSUNGAI

5.1 Pengertian dan Jenis - Jenis SungaiSungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang mengalir dari tempat

yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah dan menuju atau bermuara ke laut, danau atau sungai yang lebih besar. Arus air di bagian hulu sungai (umumnya terletak di daerah pegunungan) biasanya lebih deras dibandingkan dengan arus sungai di bagian hilir. Aliran sungai seringkali berliku-liku karena terjadinya proses pengikisan dan pengendapan di sepanjang sungai. Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju Samudera, Danau atau laut, atau ke sungai yang lain. Sungai juga salah satu bagian dari siklus hidrologi.

Dengan melalui Sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau.

Air dalam Sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es / salju.

Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.

5.2 Proses Terbentuknya SungaiAir yang berada di permukaan daratan, baik air hujan, mata air,

maupun cairan gletser, akan mengalir melalui sebuah saluran menuju tempat yang lebih rendah. Mula-mula saluran yang dilalui ini relatif sempit dan pendek. Namun, secara proses alamiah aliran ini mengikis daerah-daerah yang dilaluinya. Akibatnya, saluran ini semakin lama semakin lebar dan panjang, dan terbentuklah sungai.

5.3 Jenis-Jenis Sungaia. Menurut Jumlah Airnya

1. Sungai Permanen

10

Page 14: MAKALAH PELAPUKAN

Sungai Permanen adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap.Contoh : Sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di  Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.

1. Sungai Periodik

Sungai Periodik adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil.Contoh : Sungai Bengawan Solo dan Sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan Sungai Code di DI Yogyakarta. Sungai Brantas di Jawa Timur.

2. Sungai EpisodikSungai Episodik adalah sungai yang pada musim kemarau airnya

kering dan pada musim hujan airnya banyak.Contoh :Sungai Kalada di Pulau Sumba.

b. Menurut Pola Alirannya

1. Pola Aliran Radial (Menjari)Pola aliran ini berbentuk seperti jari, dibedakan menjadi dua yaitu

radial sentrifugal dan radial sentripetal.2. Pola Aliran Dendritik

Pola aliran ini tidak teratur, biasanya terdapat di daerah dataran atau daerah pantai.

11

Page 15: MAKALAH PELAPUKAN

3. Pola Aliran TrelisPola aliran sungai ini menyerupai sirip. Sungai semacam ini

terdapat di daerah pegunungan lipatan.4. Pola Aliran Rectanguler

Pola aliran sungai ini saling membentuk sudut siku, pada daerah patahan atau pada batuan yang tingkat kekerasannya berbeda.

5. Pola Aliran AnularPola aliran ini merupakan pola aliran yang semula merupakan

aliran radial sentrifugal, selanjutnya muncul sungai subsekuen yang sejajar, sungai obsekuen, dan resekuen. Pola aliran ini terdapat di daerah dome stadium dewasa.

5.4 Morfologi SungaiMorfologi sungai adalah ilmu yang mempelajari tentang geometri

(bentuk dan ukuran), jenis, sifat dan perilaku sungai dengan segala aspek dan perubahannya dalam dimensi ruang dan waktu. Dengan demikian, morfologi sungai ini akan menyangkut juga sifat dinamik sungai dan lingkungannya yang saling terkait.

5.5 Manfaat SungaiAir sungai dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai

keperluan,misalnya untuk mencuci, memasak, mandi, irigasi pertanian, dan sebagai sumber air minum. Hewan dan tumbuhan membutuhkan air untuk kehidupannya. Selain itu, sungai-sungai besar digunakan sebagai sarana transportasi yang menghubungkan wilayah satu dengan wilayah lainnya. Air sungai juga dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

12

Page 16: MAKALAH PELAPUKAN

BAB VILAUT

6.1 Pengertian dan Jenis LautLaut adalah kumpulan air asin yang sangat banyak dan luas di

permukaan bumi yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua dengan benua lainnya dan suatu pulau dengan pulau lainnya.

6.2 Air Laut1. Rasa Air Laut

Mungkin ketika kita membahas tentang laut, masih banyak sobat-sobat yang bertanya-tanya mengapa air laut ini rasanya asin. Nah langsung aja yuk bahas jawabannya.

Sebetulnya rasa air laut berasal dari daratan, kronologinya begini. Pada saat terjadi hujan di daratan, air akan meresap dalam tanah dan sedikit demi sedikit akan keluar lagi melalui sungai-sungai dan akhirnya mencapai laut. Nah pada saat perjalanan menuju ke laut tersebut, air dari daratan juga membawa mineral, sehingga laut dipenuhi garam-garam mineral.

Kita mengetahui laut mempunyai permukaan yang sangat luas sehingga hal ini menjadi salah satu faktor penguapan dalam jumlah besar, pada saat air laut menguap, yang menguap hanyalah air(H2O) sedangkan garam-garam mineral tetap tinggal bersama air laut, begitulah sehingga air laut rasanya asin. Kadar keasinan air laut ini dipengaruhi oleh faktor suhu, biasanya semakin panas daerah tersebut, air lautnya semakin asin.

Setelah membaca pertanyaan di atas, mungkin sobat telah mengetahui alasan mengapa air laut rasanya asin, namun kembali muncul pertanyaan : Kenapa Air di laut rasanya tidak asin yang padahal airnya juga berasal dari daratan?

Nah jawabannya karena permukaan air danau tidak cukup luas sehingga penguapannya tidak begitu besar, maksudnya air yang menguap dengan air yang masuk ke danau masih seimbang dan sumber mineralnya sangat terbatas, beda dengan laut yang sumber mineralnya dari berbagai penjuru dunia menjadi satu.

2. Kandungan Garam Dalam Air Laut

13

Page 17: MAKALAH PELAPUKAN

Air Laut memiliki kadar garam rata-rata 3,5 %. Artinya dalam 1 liter (1000 mL) air laut terdapat 35 garam (terutama, namun tidak seluruhnya, merupakan garam dapur (NaCl).

Walaupun kebanyakan air laut di dunia memiliki kadar garam sekitar 3,5 % air laut juga berbeda-beda kandungan garamnya. Yang Paling tawar adalah di timur Teluk Finlandia dan di utara Teluk Bothania, keduanya bagian dari laut Baltik. Yang paling asin adalah di Laut Merah, dimana suhu tinggi dan sirkulasi terbatas membuat penguapan tinggi dan sedikit masukan air dari sungai-sungai. Kadar garam di beberapa danau dapat lebih tinggi lagi.

Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah. Contohnya natrium, kalium, dan Kalsium, dll. Apabila air sungai mengalir ke lautan, air tersebut membawa garam. Ombak laut yang memukul pantai juga dapat menghasilkan garam yang terdapa pada batu-batuan. Lama kelamaan air laut menjadi asin karena banyak mengandung garam.

6.3 Jenis-Jenis Laut1. Menurut Proses Terjadinya

Ada beberapa jenis laut di bumi ini, dan menurut proses terjadinya kita mengenal adanya Laut Transgresi, Laut Ingresi, dan Laut Regresi.a. Laut Transgresi

Laut Transgresi adalah laut yang terjadi karena adanya perubahan permukaan laut secara positif (secara meluas). Perubahan permukaan ini terjadi karena naiknya permukaan air laut atau daratannya yang turun, sehingga bagian-bagian daratan yang rendah tergenang air laut. Perubahan ini terjadi pada zaman es. Contoh laut jenis ini adalah Laut Jawa, Laut Arafuru, dan Laut Utara.

b. Laut IngresiLaut Ingresi adalah laut yang terjadi karena adanya penurnan

tanah di dasar laut. Oleh karena itu laut ini sering disebut laut tanah turun. Penurunan tanah di dasar laut akan membentuk lubuk laut dan palung laut. Lubuk laut atau basin adalah penurunan di dasar laut yang berbentuk bulat. Contohnya lubuk Sulu, Lubuk Sulawesi, dan Lubuk Karibia. Sedangkan Palung Laut atau trog adalah penurunan di dasar laut yang bentuknya memanjang. Contohnya Palung Mindanau yang dalamnya 1.085 m, Palung Sunda yang dalamnya 7.450 m, dan Palung Mariana yang dalamnya 10.683 (terdalam di dunia).

c. Laut RegresiLaut Regresi adalah laut yang menyempit. Penyempitan terjadi

karena adanya pengendapan oleh batuan (pasir, lumpur, dan lain-lain) yang dibawa oleh sungai-sungai yang bermuara di laut tersebut. Penyempitan laut banyak terjadi di pantai utara pulau Jawa.

2. Menurut LetaknyaBerdasarkan letaknya, Laut dibedakan menjadi tiga, yaitu Laut Tepi,

Laut Pertengahan, dan Laut Pedalaman.

14

Page 18: MAKALAH PELAPUKAN

a. Laut TepiLaut Tepi adalah laut yang terletak di tepi benua (kontinen) dan

seolah-olah terpisah dari samudera luas oleh daratan pulau-pulau atau jazirah. Contohnya Laut Cina Selatan dipisahkan oleh kepulauan Indonesia dan Kepulauan Filipina

b. Laut PertengahanLaut Pertengahan adalah laut yang terletak diantara benua-

benua. Lautnya dalam dan mempunyai gugusan pulau-pulau. Contohnya Laut tengah diantara benua Afrika-Asia dan Eropa.

c. Laut PedalamanLaut pedalaman adalah laut-laut yang hampir seluruhnya

dikelilingi oleh daratan. Contohnya Laut Hitam.3. Menurut Kedalamannya

Dalam kategori ini laut dibedakan berdasarkan 4 wilayah (zona), yaitu Zona Lithoral, Zona Neritic, Zona Bathyal, dan Zona Abysal.a. Zona Lithoral

Zona ini adalah wilayah pantai atau pesisir. Di wilayah ini pada saat air pasang akan tergenang air, dan pada saat air surut berubah menjadi daratan. Oleh karena itu wilayah ini sering juga disebut Wilayah Pasang-Surut.

b. Zona NeriticZona Neritic adalah baris batas wilayah pasang surut hingga

kedalaman 150 m. Pada zona ini masih dapat ditembus oleh sinar matahari sehingga pada wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jeni kehidupan baik hewan maupun tumbuhan.

c. Zona BathyalZona Bathyal adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman

antara 150  hingga 1800 m. Wilayah ini tidak dapat tertembus sinar matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak sebanyak yang terdapat di Wilayah Neritic.

d. Zona AbysalZona Abysal adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman

lebih dari 1800 m. Di wilayah ini suhunya sangat dingin dan tidak ada tumbuh-tumbuhan. Jenis hewan yang dapat hidup di wilayah ini sangat terbatas.

6.4 Pengukuran Kedalaman LautAda dua cara yang dapat ditem[uh untuk mengukur kedalaman laut, yaitu dengan menggunakan teknik bandul timah hitam (dradloading) dan teknik Gema atau Echo Sounder atau Echoloading.1. Teknik Bandul Timah Hitam (Dradloading)

15

Page 19: MAKALAH PELAPUKAN

Teknik ini ditempuh dengan menggunakan tali panjang yang ujungnya diikat dengan bandul timah sebagai pemberat. Dari sebuah kapal tali diturunkan hingga bandul menyentuh dasar laut. Selanjutnya panjang tali diukur dan itulah kedalaman laut. Cari ini sebenarnya tidak begitu tepat karena tali tidak bisa tegak lurus akibat pengaruh arus laut. Di samping itu kadang-kadang bandul tidak sampai ke dasar laut karena tersangkut karang. Cara ini juga memerlukan waktu lama. Namun demikian cara ini memiliki kelebihan yaitu mengetahui jenis batuan di dasar laut, suhu, dan juga mengetahui apakah di dasar laut masih terdapat organisme yang bisa hidup.

2. Gema Duga (Echoloading)

Penggunaan teknik ini didasarkan pada hukum fisika tentang perambatan dan pantulan bunyi dalam air. Isyarat bunyi yang dikeluarkan dari sebuah peralatan yang dipasang di dasar kapal memiliki kecepatan merambat rata-rata1600 m/s sampai membentur dasar laut. Setelah membentur dasar laut bunyi dipantulkan dalam bentuk gema dan ditangkap melalui sebuah peralatan yang juga dipasang di dasar kapal, jarak waktu yang diperlukan untuk perambatan dan pemantulan dapat diterjemahkan sebagai kedalaman laut. Cara ini dianggap lebih praktis, cepat, dan akurat. Namun kita tidak dapat memperoleh tentang suhu, jenis batuan, dan tanda-tanda kehidupan di dasar laut.

16

Page 20: MAKALAH PELAPUKAN

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/https://google.com/

17