makalah pelapukan

25
MAKALAH PELAPUKAN DAN MANFAATNYA OLEH: KELOMPOK I 1. ADI YAHYA (F1H1 12 006) 2. WIDYA MEITA CHRISTIN (F1H1 12 009) 3. NURDIN (F1H1 12 012) 4. DENI DERMAWAN (F1H1 12 010) 5. WAODE ZAMRIANAS (F1H1 12 022)

Transcript of makalah pelapukan

Page 1: makalah pelapukan

MAKALAH

PELAPUKAN DAN MANFAATNYA

OLEH:

KELOMPOK I

1. ADI YAHYA (F1H1 12 006)

2. WIDYA MEITA CHRISTIN (F1H1 12 009)

3. NURDIN (F1H1 12 012)

4. DENI DERMAWAN (F1H1 12 010)

5. WAODE ZAMRIANAS (F1H1 12 022)

6. ILHAM (F1H1 13 055)

Page 2: makalah pelapukan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulias dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Penulis sadar

bahwa sudah pasti banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam

pembuatan makalah ini.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua yang telah

mendukung dan membantu dalam penyusunan dan pembuatan makalih ini.

Harapan penulis kedepan, dapat menyajikan makalah ini yang lebih relevan

sehingga mudah dimengerti dan dipahami bagi para pembaca. Mohon kritik dan

saran yang bersifat membangun sehingga dalam penyusunan dan pembuatan

makalah selanjutnya akan lebih baik lagi.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.

Kendari, 23 September 2013

Penulis,

Page 3: makalah pelapukan

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………...1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..1

1.3 Tujuan…………………………………………………...……….

….....1

1.4 Manfaat………………………………………………………………..2

1.5 Metode Kepenulisan…………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pelapukan………………………………………………...3

2.2 Penyebab Terjadinya Pelapukan.……………………………………3

2.3 Macam-Macam Pelapukan..…………………………………………4

2.4 Proses Pelapukan…………………………………………………….7

2.5 Proses Terbentuknya Tanah…………………………………………9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………… .13

3.2 Saran………………………………………………………………….13

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: makalah pelapukan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita hidup dipermukaan bumi yang tersusun atas batuan. Batuan

berkembang dengan berbagai cara, dari batuan panas yang muncul dari dalam

Bumi, sisa fosil hewan atau tumbuhan yang membatu setelah jutaan tahun,

serta akibat panas dan tekanan di dalam bumi. Tidak ada batuan yang abadi.

Seiring waktu batuan menjadi lapuk oleh air, angin dan kekuatan erosi lain

yang sangat besar.

Proses perombakan dan penghancuran batuan di permukaan secara

berulang-ulang akan membentuk wajah dari permukaan bumi. Proses ini tidak

terjadi sendirinya tetapi melalui berbagai proses yang panjang dengan

melibatkan beberapa bentuk tenaga geologi, yaitu tenaga endogen (berasal

dari dalam Bumi) dan tenaga endogen (berasal dari luar Bumi).

Bentuk tenaga endogen meliputi proses tektonik, vulkanik dan gempa bumi,

sedangkan bentuk tenaga eksogen meliputi pelapukan, erosi dan pengendapan

atau sedimentasi. Pada makalah ini akan dibahas secara khusus tentang

pelapukan dan manfaatnya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:

1. Apa definisi pelapukan?

2. Apa penyebab terjadinya pelapukan?

3. Bagaimana macam-macam pelapukan?

4. Bagaimana proses terjadinya jenis-jenis pelapukan?

5. Bagaimana proses terbentuknya tanah?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu:

Page 5: makalah pelapukan

1. Untuk mengetahui definisi pelapukan

2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya pelapukan

3. Untuk mengetahui macam-macam pelapukan

4. Untuk mengetahui proses terjadinya jenis-jenis pelapukan

5. Untuk mengetahui proses terbentuknya tanah

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu

1. Memenuhi tuntutan tugas dari dosen.

2. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

3. Dapat dijadikan referensi , untuk penelitian selanjutnya

1.5 Metode Kepenulisan

Adapun metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu dengan

cara mencari bahan referensi melalui internet

Page 6: makalah pelapukan

BAB II

PEMBAHASAN2.1 Pengertian Pelapukan

Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan batuan pada

kulit bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau

angin). Karena itu pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk

gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut

dalam air atau ketika lapisan Bumi maupun batuan mengalami proses

pengelupasan oleh tenaga eksogen

Pelapukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media

penghancur. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran

massa batuan melalui media penghancuran, berupa:

1.   Sinar matahari

2.   Air

3.   Gletser

4.   Reaksi kimiawi

5.   Kegiatan makhluk hidup (organisme)

2.2 Penyebab Terjadinya Pelapukan

Adapun beberapa hal yang menjadi faktor-faktor utama penyebab utama

terjadinya pelapukan, antara lain:

1.  Adanya perbedaan temperatur yang tinggi

Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau

beriklim Gurun di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat

mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan

menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin, batuan

mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat

mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak artinya ini juga sebuah

pelapukan.

Page 7: makalah pelapukan

2. Pembekuan air di dalam batuan

Jika air membeku maka volumenya akan mengembang.

Pengembangan ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batu- batuan

menjadi rusak atau pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang

beriklim sedang dengan pembekuan hebat.

3.  Berubahnya air garam menjadi kristal.

Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya

menguap dan garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam sekali dan

dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang

di daerah pantai. Hal ini menyebabkan pelapukan yang cukup.

4.  Insolasi

Amplitudo suhu yang sangat tinggi (siang sangat dan malam sangat

dingin) dapat menghancurkan batuan, misalnya batuan di daerah gurun

pasti terjadi pelapukan.

5. Perbedaan Warna Mineral

Perbedaan warna mineral pembentuk batuan meyebabkan perbedaan

pemuaian bagian-bagian batuan sehingga terjadi pelapukan.

6.  Pelapukan Kulit Bawang

Perubahan dari dingin menjadi panas menyebabkan retak mendatar.

Sebaliknya, dari panas menjadi dingin menyebabkan retak-retak menyebar

pada batuan.

2.3 Macam-macam Pelapukan

Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan

kimiawi, dan pelapukan biologis.

Pelapukan mekanis

Pelapukan mekanis atau sering disebut pelapukan fisis adalah

penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami perubahan kimiawi.

Pelapukan ini ditandai dengan adanya perubahan fisik batuan. Penghancuran

batuan ini bisa disebabkan oleh akibat pemuaian, pembekuan air, perubahan

Page 8: makalah pelapukan

suhu tiba-tiba, atau perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam.

Dalam keadaan alami, tiga faktor fisik bisa mendorong terjadinya pelapukan

jenis ini. Pertama, pembekuan air di dalam batuan mampu merusak batuan.

Air yang menyusup ke dalam batuan, mengalami pembekuan. Akibat tekanan

air yang membeku, batuan tersebut pecah. Proses ini seperti yang terjadi

ketika air laut menyusup dalam batu karang. Kristal garam yang terbentuk di

dalam batuan mampu menghancurkan batuan.

Gambar 2.3.1 Pelapukan Fisik/ Mekanik

Kedua, ketika terjadi perbedaan temperatur yang mengakibatkan batuan

mengembang saat suhu tinggi, dan mengerut saat suhu rendah. Apabila hal ini

terjadi terus-menerus akan menyebabkan permukaan batuan retak kemudian

pecah.

Page 9: makalah pelapukan

Ketiga, curah hujan yang tinggi disertai dengan intensitas sinar matahari yang

tinggi secara bergantian, membuat batuan mengerut dan mengembang hingga

akhirnya terlapuk.

Pelapukan Kimiawi

Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi akibat peristiwa kimia.

Pelapukan ini merupakan pelapukan dengan proses yang lebih kompleks

karena disertai dengan penambahan maupun pengurangan unsur kimia pada

batuan. Sehingga komposisinya tidak lagi seperti batuan asal. Peristiwa

seperti pelarutan batuan oleh air, oksidasi, dan hidrolisis mengakibatkan

terjadinya pelapukan secara kimiawi. Bentuk kenampakan alam hasil

pelapukan kimia salah satunya terlihat jelas di wilayah karst. Gua, uvala,

dolina, dan aliran sungai bawah tanah misalnya, terjadi karena pelarutan

tanah kapur melalui retakan-retakan (diaklas). Retakan akan semakin

membesar dan bisa membentuk gua atau lubang-lubang. Jika lubang-lubang

saling berhubungan maka sungai bawah tanah bisa terbentuk. Kenampakan

yang lain seperti adanya stalakmit, stalagtit, dan danau yang dikenal dengan

dolina.

1.    Stalaktit dan stalakmit

Stalaktit adalah kerucut yang menggantung pada dinding goa, tumbuh dari

atas ke bawah, dan biasanya runcing. Dan stalakmit adalah kerucut-kerucut

kapur yang berdiri pada dasar gua. Contohnnya stalaktit dan stalakmit di Gua

Page 10: makalah pelapukan

tabuhan dan gua Gong di Pacitan, jawa Timur serta Gua jatijajar di Kebumen,

Jawa Tengah.

2. Dolina

Dolina adalah lubang lubang yang berbentuk corong. Dolina dapat terjadi

karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat hampir di

semua bagian pegunungan kapur di Jawa bagian selatan, yaitu di pegunungan

seribu.

Pelapukan Biologis

Pelapukan biologis atau disebut juga pelapukan organis terjadi akibat

proses organis. Pelapukan ini terjadi dengan bantuan tumbuhan, hewan, dan

manusia. Pelapukan biologis bisa dikatakan lanjutan dari kedua proses

pelapukan sebelumnya. Jika lanjutan dari pelapukan fisik, maka disebut

biofisik. Apabila kelanjutan dari pelapukan kimia, maka disebut pelapukan

biokimia.

Pelapukan Biofisik Pelapukan Biokimia

a. Pelapukan oleh akar tanaman. Akar

tanaman yang menerobos ke dalam celah

atau retakan batuan mengakibatkan

batuan menjadi rapuh dan hancur.

a. Pelapukan oleh tanaman.

Asam organik yang berasal dari

tanaman mati dan akar tanaman dapat

membantu dekomposisi batuan.

b. Pelapukan oleh binatang seperti cacing

tanah dan unggas.

Binatang tersebut membantu

memperlebar dan mengikis retakan

batuan serta menyebabkan lapisan batuan

di bawah tanah terkorek dan melapuk.

b. Pelapukan oleh binatang.

Kotoran dan asam organik dari binatang

serta organisme dapat membantu

pelapukan batuan secara kimiawi.

c. Pelapukan oleh kegiatan manusia.

Pembukaan lahan untuk pertanian,

pembangunan fisik, dan kegiatan

pertambangan adalah contoh tindakan

manusia yang menyebabkan batuan di

c. Pelapukan oleh kegiatan manusia.

Industrialisasi mengakibatkan polusi

udara yang pada akhirnya dapat

menyebabkan pelapukan kimiawi.

Contoh:

Page 11: makalah pelapukan

permukaan tanah melapuk.

hujan asam disebabkan dari pembakaran

bahan bakar fosil oleh industri. Gas SO2

dan NO hasil dari pembakaran bahan

bakar fosil dapat larut dalam air hujan.

Pelarutan ini menimbulkan hujan asam

yang menyebabkan pelapukan kimia.

Gambar2.3.3 Pelapukan Biologis

2.4 Proses Pelapukan

Adapun proses yang terjadi dari berbagai jenis pelapukan yaitu

1. Proses pelapukan fisika (pelapukan mekanik)

Proses pelapukan fisika merupakan proses perubahan batuan

menjadi fragmen batuan yang berukuran lebih kecil, tanpa merubah

komposisi kimia atau mineralnya. Proses pelapukan fisika biasanya

terjadi bersama-sama dengan pelapukan kimia, kecuali pada daerah

beriklim dingin dan sangat kering.Yang termasuk proses pelapukan

fisika antara lain frost wedging, pengembangan dan penyusutan, dan

pelepasan beban pada batuan.

Page 12: makalah pelapukan

Frost Wedging, disebabkan oleh pembekuan air di dalam

rekahan batuan. Proses ini merupakan proses pelapukan fisika

yang terpenting pada daerah yang iklimnya memungkinkan

adanya proses pencairan dan pembekuan batuan yang berulang-

ulang. Volume air akan meningkat sekitar 9% apabila

mengalami pembekuan. Peningkatan volume ini memungkinkan

untuk menjadikan rekahan batuan menjadi lebih besar.

Pengembangan dan penyusutan, Proses ini sering terjadi pada

daerah yang perbedaan temperatur antara siang dan malam

relatif besar. Pada siang hari, karena panas, batuan akan

mengembang, sedang pada malam hari temperatur turun dan

batuan mengalami penyusutan. Proses pengembangan dan

penyusutan yang terjadi berulang kali menyebabkan batuan akan

pecah.

Pelepasan beban. Proses ini terjadi karena adanya pengikisan

lapisan penutup batuan (overburden). Pelepasan beban ini

menyebabkan terjadi rekahan pada batuan yang sejajar dengan

topografi. Proses ini akan membentuk rekahan batuan seperti

perlapisan, sehingga sering disebut sheeting. Proses ini sering

terjadi pada batuan yang homogen seperti granit.

2. Proses pelapukan kimia(chemis),

Proses pelapukan kimia adalah proses pelapukan yang dapat

merubah komposisi kimia dan mineral dari batuan. Mineral penyusun

batuan akan mengalami perubahan karena persentuhannya dengan air,

oksigen dan karbon dioksida yang terdapat dalam atmosfer. Beberapa

unsur penyusun mineral akan bereaksi dan berubah menjadi larutan.

Larutan tersebut dapat mengkristal kembali dan membentuk mineral

sekunder.

3. Proses pelapukan biologis( pelapukan organik)

Pelapukan biologis disebabkan oleh makhluk hidup yang memecah

batu baik secara fisik maupun kimia. Makhluk hidup penyebab

Page 13: makalah pelapukan

pelapukan ini mencakup berbagai macam organisme dari bakteri

hingga tanaman dan hewan. Misalnya, lumut memainkan peran

penting dalam pelapukan karena mereka kaya akan agen chelating,

yang menangkap unsur-unsur logam dari batuan yang lapuk. Beberapa

lumut hidup di permukaan batu (epilithic), beberapa aktif hingga

menembus permukaan batuan / dalam batuan (endolithic), dan yang

lain hidup di cekungan dan retakan  di batu (chasmolithic).

2.5 Proses Terbentunya Tanah

Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan

fisik maupun pelapukan kimia, dan juga biologis. Dari proses pelapukan

ini, batuan akan menjadi lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap ini

batuan yang lapuk belum dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan

tanah (regolith) karena masih menunjukkan struktur batuan induk. Proses

pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan induk tanah berubah

menjadi tanah.

Curah hujan dan sinar matahari berperan penting dalam proses pelapukan

fisik, kedua faktor tersebut merupakan komponen iklim. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa salah satu faktor pembentuk tanah adalah iklim. Selain

itu, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi proses pembentukan

tanah, yaitu organisme, bahan induk, topografi, dan waktu

a. Iklim

Unsur-unsur iklim yang memengaruhi proses pembentukan tanah

terutama unsur suhu dan curah hujan.

1) Suhu/Temperatur

Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk.

Apabila fluktuasi suhu tinggi, maka proses pelapukan akan

berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah juga cepat.

2) Curah Hujan

Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian

tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah

menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).

Page 14: makalah pelapukan

b. Organisme (Vegetasi, Jasad Renik/Mikroorganisme)

Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah

dalam hal:

1) Membantu proses pelapukan baik pelapukan organik maupun

pelapukan kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang

dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan

pelapukan kimiawi terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur yang

larut oleh air.

2) Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan

dan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di

permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan

bantuan jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah.

3) Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi

di daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi

hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan

vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak

kandungan bahan organik yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa

rumput.

4) Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman

berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis tanaman cemara

akan memberi unsur-unsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif

rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara, derajat keasamannya

lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.

c. Bahan Induk

Bahan induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen

(endapan), dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi

bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah.

Tanah yang terdapat di permukaan Bumi sebagian memperlihatkan sifat

(terutama sifat kimia) yang sama dengan bahan induknya. Bahan induk

terkadang masih terlihat pada tanah baru, misalnya tanah bertekstur pasir

berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia

Page 15: makalah pelapukan

dan mineral bahan induk akan memengaruhi intensitas tingkat pelapukan

dan vegetasi di atasnya. Bahan induk yang banyak mengandung unsur

Ca akan membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula,

akibatnya pencucian asam silikat dapat dihindari dan sebagian lagi dapat

membentuk tanah yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang

kurang kandungan kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih

merah.

d. Topografi/Relief

Keadaan relief suatu daerah akan memengaruhi:

1) Tebal atau Tipisnya Lapisan Tanah

Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit, lapisan

tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar

lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi.

2) Sistem Drainase/Pengaliran

Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan

tanahnya menjadi asam.

e. Waktu

Tanah merupakan benda alam yang terus-menerus berubah, akibat

pelapukan dan pencucian yang terus-menerus. Oleh karena itu, tanah

akan menjadi semakin tua. Mineral yang banyak mengandung unsur hara

telah habis mengalami pelapukan, sehingga tinggal mineral yang sukar

lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus

berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda,

tanah dewasa, dan tanah tua.

Tanah muda ditandai oleh masih tampaknya pencampuran antara bahan

organik dan bahan mineral atau masih tampaknya struktur bahan

induknya. Contoh tanah muda adalah tanah aluvial, regosol, dan litosol.

Tanah dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tanah

muda dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses

pembentukan horizon B. Contoh tanah dewasa adalah andosol, latosol,

dan grumusol. Tanah tua proses pembentukan tanah berlangsung lebih

Page 16: makalah pelapukan

lanjut sehingga terjadi proses perubahan-perubahan yang nyata pada

perlapisan tanah. Contoh tanah pada tingkat tua adalah jenis tanah

podsolik dan latosol tua (laterit).

Lamanya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbeda-

beda. Bahan induk vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik

memerlukan waktu 100 tahun untuk membentuk tanah muda dan 1.000–

10.000 tahun untuk membentuk tanah dewasa. Dengan melihat

perbedaan sifat faktor-faktor pembentuk tanah tersebut, pada suatu

tempat tentunya akan menghasilkan ciri dan jenis tanah yang berbeda-

beda pula. Sifat dan jenis tanah sangat tergantung pada sifat-sifat faktor

pembentukan tanah. Kepulauan Indonesia mempunyai berbagai tipe

kondisi alam yang menyebabkan adanya perbedaan sifat dan jenis tanah

di berbagai wilayah, akibatnya tingkat kesuburan tanah di Indonesia juga

berbeda-beda.

Page 17: makalah pelapukan

BAB III

PENUTUP3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam penulisan makalah ini yaitu:

1. Pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi

butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air atau

ketika lapisan Bumi maupun batuan mengalami proses pengelupasan oleh

tenaga eksogen.

2. Adapun beberapa hal yang menjadi faktor-faktor utama penyebab utama

terjadinya pelapukan yaitu, adanya perbedaan temperatur yang tingg,

Pembekuan air di dalam batuan, berubahnya air garam menjadi kristal,

Insolasi, Perbedaan Warna Mineral dan Pelapukan Kulit Bawang.

3. Pelapukan fisis adalah penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami

perubahan kimiawi.

4. Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi akibat peristiwa kimia.

5. Pelapukan biologis atau disebut juga pelapukan organis terjadi akibat

proses organis

6. Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan

fisik maupun pelapukan kimia, dan juga biologis

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

saran-saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun, sangat diperlukan

demi kesempurnaan makalah ini, atas perhatianya kami mengucapkan terima

kasih.

Page 18: makalah pelapukan