makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

download makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

of 37

Transcript of makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    1/37

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Air bersih adalah kebutuhan penting dalam kehidupan manusia. Penyediaan

    kebutuhan air bersih bagi masyarakat merupakan tugas dari PDAM, yang

    merupakan perusahaan milik daerah yang bergerak dibidang pengolahan dan

     pendistribusian air bersih. Proses pengolahan air bersih di PDAM dilakukan secara

    fisika dan kimia. Koagulasi dan flokulasi dan sedimentai merupakan beberapa

     proses yang terjadi di unit aselator, yang dilakukan untuk mendapatkan air bersih

    dengan memanfaatkan prinsip sifat  –   sifat kolid. Bahan  –   bahan yang biasa

    digunakan adalah tawas, karbon aktif, klorin, kapur tohor dan pasir.

    Mayonaise, yang dikenal juga dengan mayo, merupakan salah satu contoh

    koloid. Makanan satu ini sangat bermanfaat membantu para ibu untuk

    mengistimewakan masakannya. Mayonaise sangat digemari oleh anak  –   anak

    sampai orang tua karena mayonaise sangat cocok untuk dikonsumsi untuk

    menemani masakan yang kita masak seperti masakan kentang goreng.

    Belakangan ini perkembangan ilmu dan teknlogi pangan kian pesat.

    Berbagai produk pangan olahan mampu dihasilkan guna memenuhi permintaan

    konsumen yang makin beragam. Sekarang ini tidaklah sulit menemukan es krim,

    susu, roti yang teksturnya lembut, mayonaise, margarin, mentega dan berbagai

     produk olahan lainnya. Pengembangan produk pangan baru berbasis emulsi ini

    tidak lepas dari peran ganda si emulsifier, yang dapat menggabungkan antara

    minyak dengan air dan juga menjaga agar kestabilan emulsi dapat berlangsung

    dalam waktu yang lama.

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    2/37

    2

    1.2 Definisi Masalah

    Definisi masalah yang diangkat pada makalah ini tentang koloid, emulsi,

    emulsifier dalam industri maupun kehidupan sehari-hari. Dengan dibahasnya

    masalah ini penulis berharap pembaca dapat mengetahui dan memahami koloid,

    emulsi dan emulsifier dengan baik.

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    3/37

    3

    BAB II

    ISI

    2.1 Teori Dasar

    Koloid  memiliki beberapa sifat khusus yang bisa diamati, dan hampir

    seluruh sifat ini bisa diaplikasikan untuk memudahkan kehidupan manusia sehari-

    hari. Beberapa dari sifat tersebut adalah:

    a.)  Adsorpsi : peristiwa permukaan di mana suatu zat dapat menarik zat lain untuk

    menempel di permukaannya

     b.)  Elektroforesis :  partikel koloid yang bermuatan listrik dan dapat bergerak

    dalam medan listrik

    c.)  Dialisis : suatu proses pemisahan koloid dari zat lain

    d.)  Koagulasi : penggumpalan partikel koloid

    e.)  Gerak Brown :gerakan partikel koloid yang acak

    f.)  Efek Tyndall : kemampuan partikel koloid menyerap energi cahaya

    Salah satu aplikasi yang sangat umum bagi koloid ini adalah penjernihan air

    menggunakan koagulan dan flokulan.

    Emulsi adalah suatu dispersi atau suspensi suatu cairan dalam cairan yang

    lain dimana molekul-molekul kedua cairan tersebut tidak saling berbaur tetapi

    saling bergerak antagonik. Emulsi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu fase

    terdispersi, fase pendispersi, dan emulsifier. Faktor-faktor stabilitas emulsi adalah

    sbb: 

      Suhu

      Ukuran partikel

     

     pH dan kekuatan ion

      Keberadaan zat padat

      Jenis emulsifier yang digunakan

    Emulsifier adalah bahan yang menjaga agar fase terdispersi tetap

    terdispersi dalam fase pendispersi. Emulsifier dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu

    emulsifier alami dan buatan.

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    4/37

    4

    2.2 Jawaban Pemicu

    Berikut ini adalah jawaban pertanyaan dari pemicu a, b dan c

    2.2.1 Pemicu A

    1. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang koloid dan jelaskan j uga jenis –  jenis

    dispersi koloid serta berikan contohnya. Tul iskan rujukan anda berdasarkan

    buku Kimia F isika yang anda gunakan.

    Jawaban : Rujukan yang digunakan Buku Kimia Fisika untuk Universitas

     pengarang Tony Bird

    Diameter partikel koloid berkisar antara 10 A° sampai 10000 A°. Partikel –  

     partikel yang mempunyai diameter lebih kecil daripada 10 A akan membentuk

    larutan sejati sedangkan partikel  –  partikel dengan diameter lebih besar daripada

    10000 A akan membentuk suspensi yang secara cepat akan terpisah kedalam dua

    fasa.

    Penggolongan koloid yang lebih umum adalah sebagai berikut :

    a.) 

    Dispersi koloid

    Terdiri dari zat  –  zat yang tidak larut dengan partikel  –  partikel yang terdiri dari

    gabungan banyak molekul misalnya dispersi koloid minyak dalam air

     b.) 

    Larutan makromolekul

    Berupa larutan dengan zat terlarut yang berat molekulnya tinggi misalnya protein ,

    karbohidrat., polivinil klorida.

    c.)  Koloid Asosiasi

    Terdiri dari larutan zat  –   zat yang larut dengan berat molekul rendah tetapi

    membentuk agregat  –   agregat membentuk partikel berukuran koloid misanya

    larutan sabun dan detergant. 

    Koloid selalu terdiri dari dua fasa yaitu fasa terdispersi yang terdiri dari partikel  –   partikel berukuran koloid dan medium terdispersi yang merupakan

    medium tempat partikel –  partikel koloid tersebut tersebar

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    5/37

    5

    Tabel 1. Klasifikasi Sistem Koloid

    Jenis Sistem Fase terdispersi Fasa Pendispersi Contoh

    Busa Gas Cairan Busa Sabun

    Busa Padat Gas Padat Polistirena

    Aerosol Cair Cairan Gas Spray serangga

    Emulsi Cairan Cairan Air dalam minyak

    Emulsi Padat / Gel Cairan Padat Margarin

    Aerosol Padat Padat Gas Debu, Asap

    Sol Padat Cairan Pasta gigi,

    Sol Padat Padat Padat Gelas berwarna

    2. F lokulasi merupakan proses reversibel, sedangkan koagulasi dan i reversibel.

    Dapatkah Anda menjelaskan tentang proses koagulasi dan flokulasi pada

    pengolahan air bersih ?

    Jawaban: Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

    adanya air, maka segala kegiatan aktivitas manusia akan terganggu. Selain

    digunakan untuk minum, air juga dipakai manusia untuk memasak, mandi,

    mencuci, dan masih banyak lagi fungsi air bagi manusia. Karena itu keberadaan air

    ,terutama air bersih sangat penting bagi manusia. Ketersediaan air baik secara

    kuantitas, kualitas, mauupun kontinuitas sangat diperlukan bagi kelangsungan

    hidup manusia.

    Air yang tidak bersih mengandung kuman-kuman penyakit yang apabila

    masuk ke dalam tubuh manusia dapat menyebabkan penyakit. Karena itu terdapat

     peraturan pemerintah mengenai kriteria-kriteria air untuk memberikan standar pada

    air sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi manusia bila digunakan atau pun

    dikonsumsi. Dengan adanya peraturan tersebut diharapkan bahwa air yang akan

    digunakan atau dikonsumsi sudah memenuhi standar sehingga tidak menyebabkan

    kerugian dan penyakit pada manusia.

    Oleh karena itu perlu dilakukan suatu upaya untuk mengatasi keterbatasan

    air bersih akibat pencemaran air yang terjadi dan juga agar air yang akan digunakan

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    6/37

    6

    telah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Upaya yang dapat dilakukan adalah

    dengan melakukan pengolahan air dari air yang tercemar yang tidak layak untuk

    digunakan menjadi air bersih yang dapat digunakan manusia untuk melakukan

    segala aktivitasnya. Salah satu cara pengolahan air bersih yaitu dengan proses

    koagulasi-flokulasi. 

    Koagulasi dan flokulasi merupakan salah satu cara pengolahan air untuk

    menghilangkan zat-zat yang berbahaya dalam air untuk menghasilkan air bersih

    yang bisa digunakan manusia. Koagulasi adalah proses destabilisasi koloid dan

     partikel-partikel yang ada di dalam air sehingga membentuk flok dengan

    melakukan penambahan bahan kimia (koagulan) dan proses pengadukan cepat.

    Proses koagulasi ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel kecil yang

    tidak dapat mengendap dengan sendirinya. Sedangkan flokulasi adalah proses

     penggabungan flok-flok yang dihasilkan dari proses koagulasi menjadi flok yang

    lebih besar sehingga membuat partikel-partikel tersebut dapat mengendap.

    Penggabungan flok-flok tersebut disebabkan karena proses pengadukan lambat.

    Karena itu koagulasi dan flokulasi adalah proses yang terjadi berurutan dan tidak

    dapat dipisahkan.

    Air baku dari air permukaan sering mengandung bahan-bahan yang tersusun

    oleh partikel koloid yang tidak bisa diendapkan secara alamiah dalam waktu

    singkat. Partikel-partikel koloid dibedakan berdasarkan ukuran. Jarak ukurannya

    antara 0,001 mikron (10-6 mm) sampai 1 mikron (10-3 mm). Partikel yang

    ditemukan dalam kisaran ini meliputi (1) partikel anorganik, seperti serat asbes,

    tanah liat, dan lanau/silt, (2) presipitat koagulan, dan (3) partikel organik, seperti

    zat humat, virus, bakteri, dan plankton. Dispersi koloid mempunyai sifat

    memendarkan cahaya. Sifat pemendaran cahaya ini terukur sebagai satuankekeruhan. Koloid merupakan partikel yang tidak dapat mengendap secara alami

    karena adanya stabilitas suspensi koloid. Stabilitas koloid terjadi karena gaya tarik

    van der Waal's dan gaya tolak/repulsive elektrostatik serta gerak brown. Kestabilan

    koloid dapat dikurangi dengan proses koagulasi (proses destabilisasi) melalui

     penambahan bahan kimia dengan muatan berlawanan. Terjadinya muatan pada

     partikel menyebabkan antar partikel yang berlawanan cenderung bergabung

    membentuk inti flok. 

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    7/37

    7

    Proses koagulasi selalui diikuti oleh proses flokulasi, yaitu penggabungan inti

    flok atau flok kecil menjadi flok yang berukuran besar. Tahap awal dimulai dengan

     proses koagulasi, koagulasi melibatkan netralisasi dari muatan partikel dengan

     penambahan elektrolit. Dalam hal ini bahan yang ditambahkan biasanya disebut

    sebagai koagulan atau dengan jalan mengubah pH yang dapat menghasilkan

    agregat/kumpulan partikel yang dapat dipisahkan. Hal ini dapat terjadi karena elektrolit

    atau konsentrasi ion yang ditambahkan cukup untuk mengurangi tekanan

    elektrostatis di antara kedua partikel. Agregat yang terbentuk akan saling menempel

    dan menyebabkan terbentuknya partikel yang lebih besar yang dinamakan

    mikroflok, dimana mikroflok ini tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.

    Pengadukan cepat untuk mendispersikan koagulan dalam larutan dan mendorong

    terjadinya tumbukan partikel sangat diperlukan untuk memperoleh proses koagulasi

    yang bagus. Biasanya proses koagulasi ini membutuhkan waktu sekitar 1-3 menit. 

    Tahap selanjutnya dari proses koagulasi adalah proses flokulasi. Flokulasi

    disebabkan oleh adanya penambahan sejumlah kecil bahan kimia yang disebut

    sebagai flokulan (Rath & Singh, 1997). Mikroflok yang terbentuk pada saat proses

    koagulasi sebagai akibat penetralan muatan, akan saling bertumbukan dengan

    adanya pengadukan lambat. Tumbukan tersebut akan menyebabkan mikroflok

     berikatan dan menghasilkan flok yang lebih besar. Pertumbuhan ukuran flok akan

    terus berlanjut dengan penambahan flokulan atau polimer dengan bobot molekul

    tinggi. Polimer tersebut menyebabkan terbentuknya jembatan, mengikat flok,

    memperkuat ikatannya serta menambah berat flok sehingga meningkatkan rate

     pengendapan flok. Waktu yang dibutuhkan untuk proses flokulasi berkisar antara

    15-20 menit hingga 1 jam. 

    Proses koagulasi-flokulasi terjadi pada unit pengaduk cepat dan pengaduklambat . Pada bak pengaduk cepat, dibubuhkan bahan kimia (disebut koagulan).

    Pengadukan cepat dimaksudkan agar koagulan yang dibubuhkan dapat tercampur

    secara merata/homogen. Pada bak pengaduk lambat, terjadi pembentukan flok yang

     berukuran besar hingga mudah diendapkan pada bak sedimentasi. Berikut ini

    digaram alir pengolahan air bersih dengan metode koagulasi –  flokulasi.

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    8/37

    8

    Gambar 1. Diagram Alir Pengolahan Air Bersih

    Jenis –  jenis koagulan yang dapat dipakai untuk pengolahan air bersih antara

    lain :

    Tabel 2. Beberapa Jenis Koagulan pada Pengolahan Air

    Pemilihan koagulan dan kadarnya membutuhkan studi laboratorium atau

     pilot plant (menggunakan jar test apparatus) untuk mendapatkan kondisi optimum

    sedangkan jenis flokulan yang digunakan dapat berupa flokulan anorganik dan

    organik. Flokulan organik dapat berupa polimer alami dan sintetik. Sebagian

    flokulan polimer sintetik lebih efektif daripada yang alami karena tidak perlu

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    9/37

    9

    mengatur pH media, sludge lebih sedikit, pengendapan lebih kuat sedangkan

    flokulan anorganik menghasilkan banyak sludge pada proses. Salah satu contoh

     polimer sintetik yaitu poliakrilamida.

    Polimer alami biasanya starch atau apti lebih mudah terurai, mudah didapat,

    harga murah dan tidak tahan lama.

    3. Proses pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara

    kondensasi dan cara dispersi. Jelaskan perbedaan antara kedua cara tersebut.

    Akan lebih baik j ika Anda dapat memberikan penjelasan secara visual. 

    Jawaban :  Proses pembuatan koloid dengan cara kondensasi adalah mengubah

     partikel  –  partikel larutan yang terdiri dari molekul  –  molekul ion atau ion  –   ion

    menjadi partikel koloid. Cara kondensasi ini merupakan cara kimia misalnya reaksi

    hidrolisis , reaksi dekomposisi , reaksi dekomposisi dan reaksi pergantian pelarut,

    reaksi redoks.

    a.) 

    Reaksi redoks

    Pembuatan sol belerang dari reaksi redoks antara gas H 2 S dengan larutan

    SO  2  .

    Persamaan reaksinya: 2 H 2 S (g) + SO 2 (aq) →2 H 2 O (l) + 3 S (s)

     b.)  Reaksi hidrolisis

    Pembuatan sol Fe(OH) 3 dengan penguraian garam FeCl 3 

    Persamaan reaksinya menggunakan air mendidih.

    FeCl 3 (aq) + 3 H 2 O (l) → Fe(OH) 3 (s) + 3 HCl ( aq) 

    c.)  Reaksi dekomposisi

    Pembuatan sol AgCl dari larutan AgNO  3  dengan larutan NaCl encer.

    Persamaan reaksinya: AgNO 3 (aq) + NaC1 (aq) → AgCl (s) + NaNO 3 (aq)d.)  Reaksi pergantian pelarut

    Pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam alkohol ditambah

    dengan air.

    Persamaan reaksinya: S (aq) + alkohol + air → S (s) Larutan S sol belerang 

    Pembuatan AgCl

    Persamaan reaksinya : AgNO3 (aq) + HC1 (aq) → AgCl (s) + HNO 3 (aq)

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    10/37

    10

    Proses pembuatan koloid dengan dispersi  adalah pembuatan

     partikel koloid dari partikel kasar (suspensi). Pembuatan koloid dengan

    dispersi meliputi: cara mekanik, peptisasi, busur Bredig.

    a.) 

    Proses Mekanik

     Proses mekanik  adalah proses pembuatan koloid melalui penggerusan atau

     penggilingan (untuk zat padat) serta dengan pengadukan atau pengocokan

    (untuk zat cair). Setelah diperoleh partikel yang ukurannya sesuai dengan

    ukuran koloid, kemudian didispersikan ke dalam medium(pendispersinya).

    Contoh pembuatan sol belerang.

    b.) Peptisasi

     Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dengan menggunakan zat kimia (zat

    elektrolit) untuk memecah partikel besar (kasar) menjadi partikel koloid.

    Contoh, proses pencernaan makanan dengan enzim dan pembuatan sol

     belerang dari endapan nikel sulfida, dengan mengalirkan gas asam sulfida.

    c. ) Busur Bredig

     Busur Bredig  ialah alat pemecah zat padatan (logam) menjadi partikel

    koloid dengan menggunakan arus listrik tegangan tinggi. Caranya adalah

    dengan membuat logam, yang hendak dibuat solnya, menjadi dua kawat

    yang berfungsi sebagai elektrode yang dicelupkan ke dalam air; kemudian

    diberi loncatan listrik di antara kedua ujung kawat. Logam sebagian akanmeluruh ke dalam air sehingga terbentuk sol logam. Contoh, pembuatan

    sol logam.

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    11/37

    11

    4. Parti kel koloid dapat bermuatan l istri k yang disebabkan oleh sifat  –  sif at

    parti kel koloid seperti adsorpsi, elektr oforesis, dan koagulasi. Dapatkah anda

    menjelaskan sifat –  sif at koloid tersebut dan sifat koloid lainnya ? Berikan contoh

    untuk setiap yang anda jelaskan!

    Jawaban:

    a.)  Efek Tyndall

    Efek Tyndall adalah terhamburnya cahaya oleh partikel koloid. Bila seberkas

    sinar dilewatkan pada supspensi (dispersi pasir dalam air), koloid (air teh), dan

    larutan (gula dalam air), dan dilihat tegak lurus dari arah datangnya cahaya maka

    lintasan cahaya akan terlihat jejaknya pada suspensi dan koloid, sedangkan larutantidak akan tampak sama sekali. Terlihatnya lintasan cahaya ini disebabkan cahaya

    yang dihamburkan oleh partikel-partikelnya dimana pada saat itu melewati suspensi

    atau koloid, sedangkan pada larutan tidak. Partikel koloid dan suspensinya cukup

     besar untuk dapat menghamburkan sinar, sedangkan partikel-partikel larutan

     berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat menghamburkan cahaya. Penerapan

    Efek Tyndall kehidupan sehari-hari contohnya adalah sebagai berikut :

     

    Sorot lampu mobil atau senter di udara berkabut

     

    Pada sore hari munculnya warna biru dan jingga

      Sinar matahari melalui celah-celah dari daun pada waktu pagi hari

    b.) Gerak Brown

    Gerak Brown adalah gerakan partikel koloid dengan lintasan lurus dan arah

    yang acak. Apabila dispersi koloid diamati dibawah mikroskop denganmenggunakan pembesaran tinggi, akan terlihat adanya partikel yang bergerak

    dengan arah yang acak atau tidak beraturan, gerakan-gerakan tersebut mempunyai

    lintasan lurus. Gerak Brown terjadi akibat adanya tumbukan partikel-partikel

     pendispersi terhadap partikel terdispersi, sehingga partikel terdispersi akan

    terlontar. Lontaran tersebut akan mengakibatkan partikel terdispersi menumbuk

     partikel terdispersi yang lain dan akibatnya partikel yang tertumbuk akan terlontar.

    Kejadian tersebut berulang secara terus-menerus, dan itu terjadi akibat ukuran

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    12/37

    12

     partikel terdispersi yang relatif besar dibanding medium pendispersinya. Adapun

    gerak Brown ini mengakibatkan partikel-partikel koloid relatif stabil meskipun

    ukuran yang relatif besar, sebab dengan adanya partikel yang bergerak secara terus

    menerus, pengaruh dari gaya gravitasi kurang berarti. Contoh gerak brown adalah

    terjadi pada susu dimana susu yang didiamkan pada waktu beberapa lama tidak

    akan didapati endapan hal ini disebabkan adanya gerak terus menerus secara acak

    yang dilakukan oleh partikel - partikel pada susu.

    c.)  Adsorpsi

    Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan

     partikel koloid. Adsorpsi dapat terjadi karena adanya kemampuan pada partikel

    koloid untuk menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan menarik

    tersebut, dapat terjadi karena disebabkanya adanya tegangan permukaan koloid

    yang cukup tinggi, sehingga bila ada partikel yang menempel akan cenderung

    dipertahankan pada permukaannya. Bila partikel-partikel koloid mengadsorbsi ion

    yang bermuatan positif pada permukaannya maka koloid kana menjadi bermuatan

     positif, dan sebaliknya bila yang diadsorbsi ion negatif akan menjadi bermuatan

    negatif. Selain dari ion, partikel-partikel koloid dapat menyerap muatan dari listrik

    statis, misalnya debu dapat menyerap muatan negatif atau positif dari adanya

    elektron yang berak di udara atau dari arus listrik. Dari adanya peristiwa adsorpsi

     partikel koloid yang bermuatan listrik, maka jika koloid tersebut diletakkan dalam

    medan listrik partikelnya akan bergerak menuju kutub yang bermuatan listrik yang

     berlawanan dengan muatan koloid. Contoh Adsorpsi adalah sebagai berikut :

      Penjernihan air dengan menggunakan tawas

      Penjernihan air tebu dalam pembuatan gula

     

    Penyembuhan sakit perut dengan norit akibat dari bakteri patogen

     

    Pencelupan serat wol pada proses pewarnaan

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    13/37

    13

    d.)  Koagulasi

    Koagulasi adalah peristiwa penggumpalan partikel koloid. Peristiwa koagulasi pada

    koloid dapat terjadi diakibatkan oleh peristiwa mekanis atau peristiwa kimia.Peristiwa mekanis misalnya pemanasan atau pendinginan. Darah merupakan sol

     butir-butir darah merah yang terdispersi dalam plasma darah, bila dipanaskan akan

    menggumpal, sedangkan agar-agar akan mengumpal bila didinginkan. Peristiwa

    kimia yang dapat menyebabkan terjadinya koagulasi. Hal-hal yang dapat

    menyebabkan koagulasi adalah sebagai berikut :

     

    Pencampuran Koloid yang Berbeda Muatan. Bila sistem koloid yang

     berbeda muatan dicampurkan akan terjadi koagulasi dan akhirnya

    mengendap. Misalnya sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan mengalami

    koagulasi bila dicampur sol As2S3. Dengan adanya peristiwa tersebut maka

     bila anda mempunyai tinta dari merek yang berbeda, yang satu merupakan

    koloid negatif dan yang lain merupakan koloid positif, jangan sampai

    dicampurkan karena akan dapat terkoagulasi.

      Adanya Elektrolit. Bila koloid yang bermuatan positif dicampurkan

    dengan suatu larutan elektrolit maka ion-ion negatif dari larutan elektrolit

    tersebut akan segera ditarik oleh partikel-partikel koloid tersebut, dan

    akibatnya ukuran koloid menjadi sangat besar dan akan mengalami

    koagulasi. Sebaliknya, koloid negatif akan menyerap ion-ion positif dari

    suatu larutan elektrolit.

    Penerapan Koagulasi dalam kehidupan sehari-hari contohnya :

     

    Penjernihan air

      Proses penggumpalan debu atau asap pabrik

      Pengolahan karet dengan lateks

     

    Pembentukan delta di muara

      Proses penetralan partikel albuminoid dalam darah oleh ion Fe3 + atau Al3+

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    14/37

    14

    e.)  Elektroforesis

    Elektroforesis adalah Peristiwa bergeraknya partikel koloid dalam medan

    listrik. Manfaat Elektroforesis ini ada pada proses pemisahan potongan-potongan

    gen pada proses bioteknologi, penyaringan debu pabrik pada cerobong asap yang

    disebut dengan pesawat cottrel . Koloid logam atau basa umumnya mengadsorbsi

    ion-ion logam pada saat proses pembentuk sehingga akan menjadi bermuatan

     positif. As2S3 dan kelompok koloid sulfida lainnya, dimana pada umumnya

    mengadsorbsi ion negatif, sehingga akan menjadi koloid negatif.

    Penerapan Elektroforesis dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Elektroforesis 

    adalah sebagai berikut :

      Identifikasi DNA

     

    Mendeteksi kelainan genetic

      Proses penyaringan debu pabrik

    f.)  Dialisis

    Dialisis adalah menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukkan

    koloid ke dalam membran semipermeabel dengan cara memasukkan koloid ke

    dalam membran semipermeabel. Membran ini mempunyai pori-pori yang mampu

    ditembus oleh ion, tetapi tidak mampu ditembus partikel koloid. Bila kantong

    semipermeabel tersebut dimasukkan ke dalam aliran air, maka ion-ion yang keluar

    dari membran semipermeabel akan terbawa aliran air, sedangkan koloidnya masih

    tetap di dalam kantung semipermeabel. Contoh dari proses dialisis ini yaitu :

     

    Proses cuci darah

      Memisahkan ion-ion sianida dan tepung tapioka

    5. Ai r mengandung partikel  –  partikel koloid tanah l iat yang bermuatan negatif .

    Untuk keperl uan air minum. Partikel  –  partikel koloid ini harus dipisahkan,

    seperti dengan penambahan tawas Al 2 (SO 4  ) 3 . Jelaskan proses penjernihan air

    berdasarkan konsep koloid dari pemicu diatas. Sertakan gambar ataupun video

    untuk melengkapi penjelasan anda!

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    15/37

    15

    Jawaban : Pengaplikasian pengolahan air secara lengkap biasa diterapkan dalam

    industri pengolahan air bersih (PDAM). Pengolahan air bersih secara lengkap

    didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu:

    a.)  Adsorpsi

    Adsorpsi adalah penyerapan ion atau penyerapan listrik pada permukaan koloid

    (partikel-partikel koloid bermuatan listrik).

    b.)  Koagulasi

    Koagulasi adalah peristiwa pengendapan atau penggumpalan partikel koloid.

    Bahan-bahan yang diperlukan dalam proses penjernihan air antara lain :

    1. 

    Tawas (Al2(SO4)3)

    2.  Karbon Aktif

    3.  Klorin/Kaporit

    4.  Kapur Tohor

    5. 

    Pasir

    Mekanisme pengolahan air bersih di PDAM dengan menggunakan tawas :

    1. Air sungai dipompakan ke dalam bak prasedimentasi. Dalam bak prasedimentasi

    ini lumpur dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi. Lumpur yang

    mengendap dibuang dengan pompa.

    2. Kemudian air yang masih mengandung partikel –  partikel lumpur yang berukuransangat kecil sehingga tidak dapat mengendap karena pengaruh gravitasi dialirkan

    ke dalam bak ventury. Pada tahap ini air dicampur dengan Al 2(SO4)3. 18 H2O

    (tawas). Ion Al3+ yang terdapat pada tawas akan terhidroslisis membentuk partikel

    koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:

    Al3+ + 3 H2O → Al(OH)3 + 3H+ 

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    16/37

    16

    Al(OH)3 yang terbentuk akan mengabsorpsi menggumpalkan dan mengendapkan

    kotoran. Ion Al3+ akan menghilangkan muatan –  muatan negatif dari partikel koloid

    seperti tanah liat/lumpur, sehingga lumpur yang berukuran kecil menjadi flok –  flok

    yang berukuran besar (koagulasi). Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama

    dengan tawas karena pengaruh gravitasi. Selain berfungsi supaya lumpur lebih

    mudah mengendap koagulasi juga bertujuan untuk memudahkan lumpur untuk

    disaring. Selain itu, tawas yang membentuk koloid Al(OH)3  juga dapat

    mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat pencermar seperti detergen dan pestisida.

    Selanjutnya ditambah gas klorin (preklorinasi) yang berfungsi sebagai pembasmi

    hama (desinfektan) dan karbon aktif (bila tingkat kekeruhan air baku tinggi).Karbon aktif ini berfungsi untuk menghilangkan bau, rasa, dan zat organik yang

    terkandung dalam air baku.

    3. Air yang setengah bersih kemudian dialirkan ke dalam bak saringan pasir. Dari

     bak pasir diperoleh air yang hampir bersih, karena sisa flok akan tertahan oleh

    saringan pasir.

    4. Air dalam bak pasir dialirkan ke dalam siphon. Di dalam siphon air yang hampir

     bersih ditambahkan kapur untuk menaikkan pH dan gas klorin (post klorinasi)

    untuk mematikan hama.

    5. Air yang sudah memenuhi standar bersih dari bak siphon dialirkan ke reservoar.

    6. Air siap dikonsumsi konsumen.

    Gambar 2. Skema Penjernihan Air

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    17/37

    17

    2.2.2 Pemicu B 

    1. Campuran berdasarkan ukuran partikelnya dibedakan menjadi 3 golongan

    utama, jelaskan apa saja dan uraikan secara singkat perbedaanya!

    Jawaban: Tiga golongan campuran berdasarkan ukuran partikelnya yaitu :

    a.)  Larutan : Larutan merupakan campuran homogen yang memiliki dimensi

     berupa molekul kecil atau ion yang berdiri sendiri. Partikel ini tersebar

    merata dalam komponen lainnya sehingga tercipta satu fase homogen.

    Larutan terdiri dari satu fase sehingga ketika disaring tidak terdapat residu

     b.) 

    Koloid : Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dengan ukuran tertentu

    dengan medium pendispersi zat yang didispersikan disebut fase terdispersi

    sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersi disebut medium

     pendispersi. Koloid juga dinamakan dispersi koloid atau suspensi koloid

    adalah campuran pertengahan antara larutan sejati dan suspensinya.

    c.)  Suspensi : Suspensi merupakan sistem yang sekurang –  kurangnya terdapat

    satu komponen partikel yang relatif besar tersebut merata dalam komponen

    lainnya. Suspensi ini adalah campuran heterogen karena masih dapat

    dibedakan dari zat –  zat penyusunnya.

    2. Mayo merupakan salah satu contoh emulsi cair dalam pendispersi cair.

    Jelaskan apa maksud dari kal imat tersebut. Jelaskan juga jenis emulsi lain yang

    Anda ketahui . Bagaimana dua fase cairan yang saling tidak menyukai bisa

    bercampur selama penyimpanan? Jelaskan faktor-faktor apa s

    aja yang dapat mempengaruhi kestabilan emulsi dan bagaimana faktor-f aktor

    tersebut dapat mempengaruhi kestabilan emulsi. Berikan gambaran visual untuk

    memperjelas keterangan Anda.

    Jawaban : Mayonnaise merupakan salah satu contoh emulsi cair dalam pendispersi

    cair adalah kedua fase (baik terdispersi maupun pendispersi) berupa cairan. Fase

    terdispersi yang berupa minyak sayur dan pendispersi yang berupa asam cuka,

    keduanya berada pada fase cair. Karena inilah mayonnaise disebut sebagai

    emulsi cair. 

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    18/37

    18

    Berikut ini adalah jenis-jenis emulsi

    a.  Emulsi padat

    Merupakan emulsi yang fase pendispersinya berupa padatan dan fase

    terdispersinya berupa cairan. Contoh dari emulsi padat adalah mentega, keju,

     jeli, dan mutiara.

    b.  Emulsi cair

    Merupakan emulsi yang fase pendispersinya berupa cairan dan fase

    terdispersinya berupa cairan. Contoh dari emulsi cair adalah susu, minyak ikan,

    dan santan.

    c. 

    Emulsi gas Merupakan emulsi yang fase pendispersinya berupa gas dan fase terdispersinya

     berupa cairan. Contoh dari emulsi gas adalah obat-obat insektisida ( spray),

    kabut, dan hair spray.

    Untuk mencampurkan dua fase cairan yang saling tidak menyukai selama

     penyimpanan dibutuhkan zat yang disebut dengan emulsifier   (disebut juga

    emulgator). Emulsifier   berfungsi untuk menstabilkan emulsi, sehingga dua fase

    cairan yang saling tidak menyukai dapat bercampur menjadi satu tanpa diperlukanadanya usaha untuk mencampurkan kedua zat tersebut (seperti pengocokan).

    Emulsifier memiliki dua sisi gugus, yaitu gugus hidrofilik dan lipofilik. Hal ini

    dapat dilihat dengan contoh mayonnaise tersebut. Emulsifier dalam mayonnaise

    adalah putih telur. Putih telur ini memiliki gugus hidrofilik dan lipofilik, gugus

    hidrofilik akan mengarah kepada asam cuka sebagai fase pendispersinya, dan gugus

    lipofilik akan mengarah kepada minyak sayur sebagai fase terdispersinya.

    Perbedaan kepolaran pada asam cuka dan minyak sayur yang menyebabkan kedua

    zat tersebut tidak dapat bercampur dapat diatasi dengan putih telur tersebut sebagai

    emulsifier. Emulsifier menurunkan tegangan permukaan antara kedua zat tersebut

    sehingga kedua zat dapat bercampur.

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    19/37

    19

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi adalah

    a.)  Rendahnya tegangan antarmuka

    Tingginya tegangan antarmuka antar dua fase yang dalam keadaan normal

    membuat dua fase tidak dapat bercampur. Oleh karena itu, diperlukan emulsifier

    untuk menstabilkan emulsi yang akan terbentuk. Cara emulsifier menstabilkan

    emulsi yaitu dengan menurunkan tegangan antarmuka antara dua fase yang

    dalam keadaan normal tidak bercampur. Turunnya tegangan antarmuka pada

    salah satu fase akan membuat fase terdispersi dapat menyebar dan menjadi fase

    kontinyu. Rendahnya tegangan antarmuka membuat terbentuk dan terjaganya

    wilayah antarmuka yang besar lebih mudah. Jadi, semakin rendah tegangan

    antarmuka, semakin stabil emulsi.

    b.)  Tolakan lapisan rangkap listrik (electr ic double layer repulsion )

    Terjadinya emulsi karena adanya susunan listrik yang menyelubungi

     partikel sehingga terjadi tolak-menolak antara partikel sejenis. Terjadinya

    muatan listrik disebabkan oleh salah satu dari cara berikut:

    Terjadinya ionisasi dari molekul pada permukaan partikel.

    -  Terjadinya absorpsi ion oleh partikel dari cairan sekitarnya.

    -  Terjadinya gesekan partikel dengan cairan sekitarnya.

    Apabila gaya tolak-menolak antar partikel sejenis lebih besar daripada

    gaya tarik-menariknya (gaya Van Der Waals), maka emulsi yang terbentuk

    stabil. Adanya tolakan lapisan rangkap listrik mengurangi laju agregasi

    dan coalescence. Jadi, semakin besar tolakan lapisan rangkap listrik,

    semakin stabil emulsi.

    c.)  Kecilnya perbedaan densitas antara dua fase

    Agar terbentuk emulsi yang stabil, densitas antara dua fase tidak boleh terpaut

    terlalu jauh. Semakin besar perbedaan densitasnya, maka dua fase akan semakin

    sulit bercampur dan salah satu fasenya semakin sulit terdispersi. Kecilnya

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    20/37

    20

     perbedaan densitas antara dua fase dapat menurunkan laju creaming  dan agregasi.

    Jadi, semakin kecil perbedaan densitas dua fase, semakin stabil emulsi.

    d.) 

    Kecilnya ukuran droplet dan volume fase terdispersi

    Ukuran droplet dan volume fase terdispersi berpengaruh terhadap kestabilan

    emulsi. Semakin besar ukuran droplet dan semakin banyaknya volume fase

    terdispersi, maka akan semakin besar juga peluang terbentuknya agregat. Oleh

    karena itu, semakin kecil ukuran droplet dan volume fase terdispersi maka semakin

     berkurang laju agregasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecilnya

    ukuran droplet dan volume fase terdispersi, maka semakin stabil emulsi.

    e.)  Viskositas fase pendispersi

    Tingginya viskositas fase pendispersi dapat mengurangi laju creaming  dan

    agregasi. Hal ini dikarenakan tingginya viskositas fase pendispersi akan membuat

    fase yang terdispersi dalam campuran semakin sulit bergerak. Gerak yang dimaksud

    adalah gerak partikel fase terdispersi yang cenderung berkumpul dengan partikel

    cairan sejenis dan membuat emulsi tidak stabil. Jadi, semakin tinggi viskositas fase

     pendispersi, maka semakin stabil emulsi.

    f.)  Gaya tarik-menarik fase terdispersi

    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu gaya yang menentukan

    kestabilan emulsi adalah gaya tarik-menarik antar fase terdispersi (gaya Van Der

    Waals). Semakin besar gaya tarik-menarik antar partikel fase terdispersi, maka akan

    semakin membuat emulsi tidak stabil. Hal ini dikarenakan gaya tarik-menarik antar

     partikel fase terdispersi akan meningkatkan laju agregasi dan coalescence.

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    21/37

    21

    Sebagai gambaran, perhatikan gambar berikut:

    (a) Emulsi Stabil (b) Emulsi Tidak Stabil

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi yang telah disebutkan di

    atas akan menentukan kondisi emulsi stabil (a) ataupun tidak stabil (b).

    Contoh:

    -  Pengaruh dari tegangan antarmuka

    Tingginya tegangan antarmuka akan membuat suatu emulsi menjadi tidak

    stabil (b), terlihat dari bagaimana campuran dua fase terlihat jelas terpisah.

     Namun, ketika ditambahkan emulsifier yang berfungsi menurunkan tegangan

    antarmuka maka fase terdispersi suatu emulsi dapat menyebar secara merata

    dalam fase pendispersi. Meratanya sebaran fase terdispersi (tidak berkumpul

    lagi seperti gambar (b) ini yang mengindikasikan bahwa emulsi telah menjadi

    stabil (a).

    -  Pengaruh viskositas dan gaya antar partikel fase terdispersi.

    Viskositas fase pendispersi yang tinggi akan membuat partikel fase

    terdispersi sulit untuk bergerak dalam emulsi dan sulit untuk berkumpul seperti

    gambar (b). Sehingga dengan adanya viskositas fase pendispersi yang tinggi akan

    membuat partikel terdispersi stabil menyebar merata seperti yang ditunjukkan pada

    gambar

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    22/37

    22

    3. Ada 2 tipe pembentukan emulsi , yaitu oi l in water emulsion dan water in oi l

    emulsion. Jelaskan ke dua tipe tersbut dalam bentuk diagram, simbol,

    karakter istik dan juga contohnya. Adakah metode yang dapat digunakan untuk

    membedakan antara emulsi o/w dan emulsi w/o? Jelaskan.

    a.) Emulsi air dalam minyak (W/O atau A/M)

    Emulsi ini memiliki air sebagai fase internalnya dan minyak merupakan fase

    luarnya. Emulsi tipe W/O umumnya mengandung kadar air yang kurang dari 10-

    25% dan mengandung sebagian besar fase minyak. Emulsi jenis ini dapat

    diencerkan atau bercampur dengan minyak, akan tetapi sangat sulit

     bercampur/dicuci dengan air.

    Pada fase ini, emulsi bersifat nonpolar maka molekul-molekul emulsifier tersebut

    akan teradsorpsi oleh air. Akibatnya, tegangan permukaan minyak menjadi lebih

    rendah sehingga mudah menyebar menjadi fase kontinu.

    b.)  Emulsi minyak dalam air (O/W atau M/A)

    Merupakan suatu jenis emulsi yang fase internalnya berupa minyak dan

     pendispersinya berupa air. Emulsi tipe ini umumnya mengandung kadar air yang

    lebih dari 31-41%, sehingga emulsi O/W dapat diencerkan atau bercampur dengan

    air.Pada fase ini, emulsi bersifat polar maka molekul-molekul emulsifier akan

    teradsorpsi lebih kuat oleh air dibandingkan dengan minyak. Akhirnya, tegangan

     permukaan air menjadi lebih rendah, xehingga mudah menyebar menjadi fase

    kontinyu.

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    23/37

    23

    Gambar 3. Perbedaan 0/W dan W/O

    Berikut adalah metode yang dapat digunakan untuk membedakan emulsi O/W

    dan W/O

    a. 

    PengenceranMetode ini dilakukan dengan prinsip dasar yaitu partikel fase terdispersi

     bergabung dengan partikel fase pendispersi, di mana jika fase pendispersi

     bertemu dengan sesamanya maka zat tersebut dapat mendispersi dengan

    mudahnya.

     b.  Kelarutan pewarna

    Metode ini dilakukan dengan prinsip dasar yaitu dispersi pewarna akan

    seragam ketika dilarutkan dalam emulsi jika pewarna tersebut terdapat

    dalam fase pendispersinya.

    c. 

    Arah creaming  

    Metode ini dilakukan dengan prinsip dasar yaitu dapat terpisahnya fase

    terdispersi dengan fase pendispersinya, di mana fase terdispersi akan

    memisahkan diri dari fase pendispersinya sehingga dapat diketahui jenis

    dari emulsi tersebut.

    d. 

    Hantaran listrik

    Metode ini dilakukan dengan prinsip dasar yaitu air dapat menghantarkan

    arus listrik dengan baik, sementara tidak dengan minyak. Menggunakan

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    24/37

    24

    elektroda yang dicelupkan ke dalam emulsi tersebut untuk mengetahui

    konduktivitas dari emulsi tersebut.

    Tabel 3. Metode pembeda emulsi O/W dengan W/O 

    Metode Air dalam Minyak Minyak dalam Air

    PengenceranDapat diencerkan

    dengan minyak

    Dapat diencerkan

    dengan air

    Kelarutan

    pewarna

    Dapat diwarnai dengan

    Sudan III

    Dapat diwarnai dengan

    amaranth atau metilen

     blue

    Arah creamingArah creaming ke

     bawahArah creaming ke atas

    Hantaran listrikTidak dapat

    menghantarkan listrik

    Dapat menghantarkan

    listrik

    4. Bahan dasar mayo adalah minyak nabati, tapi rasa minyak nabati dalam mayo

    ini sudah tidak ada. Dapatkah anda menjelaskan secara saintifik dan

    bagaimana setiap molekul minyak dapat dikeli li ngi oleh mikromolekul dar i

    laru tan asam?

    Mayonaise adalah sebuah jenis saus yang terbuat dari bahan utama yaitu

    minyak nabati, telur ayam, dan cuka. Mayonaise umumnya digunakan sebagai

     perasa pada makanan seperti selada atau sandwich.

    Mayonaise merupakan emulsi minyak nabati dalam asam yang distabilkan

    oleh lesitin (semacam lemak) dari kuning telur. Rasa minyak nabati dalam

    mayonaise tidak terasa meskipun mayonaise terbuat dari sebagian besar nabati.

    Hal ini dikarenakan setiap molekul minyak dikelilingi oleh mikromolekul dari

    larutan asam. Prinsipnya bukan mengemulsikan sejumlah larutan asam ke dalam

    minyak yang banyak melainkan mengemulsikan sejumlah besar minyak dalam

    sebagian kecil larutan asam.

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    25/37

    25

    5. Sistem emulsi dapat didestabil isasi melalui beberapa metode, yaitu creaming,

    f locculati on, coalescence dan Ostwald Ripening. Jelaskan secara pr insip metode- 

    metode tersebut, dan gunakan r ujukan yang sesuai .

    a.)  Metode Creaming

    Selama penyimpanan, adanya perbedaan densitas antara dua fase yang

    membuat kecenderungan fase dengan kerapatan (densitas) kecil akan naik ke

     permukaan. Creaming   dapat diatasi dengan cara agitasi atau pengadukkan.

    Contoh metode creaming adalah susu non-homogen.

    = 2 9  Dengan :

    v = laju creaming  

    r = jari-jari partikel

    ρ  = massa jenis partikel

    ρ0  = massa jenis medium terdispersi

    g = percepatan gravitasi

    η  = viskositas medium dispersi

    nilai (ρ- ρ0) negatif untuk creaming (emulsi minyak-air) tetapi positif

    untuk settling (emulsi air-minyak)

    Gambar 4. Metode Creaming

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    26/37

    26

     b.)  Metode Flocculation

     Flocculation diartikan sebagai proses dimana dua atau lebih droplet  saling

    menempel tanpa kehilangan identitas. Bersifat reversible dan dapat diatasi dengan

    cara agitasi atau pengadukkan.

    Gambar 5. Metode Flocculation

    Laju relatif flocculation dapat dihitung dengan:

    Γ = 2 4

    3  Dengan :

    Kb = tetap Boltzmann

    Γ  = temperatur (K)

    Saat nilai Γmax > 10, agregasi Brownian dapat diabaikan, ketika Γmax < 0,1, agregasi

     pengendapan dapat diabaikan.

    c.)  Metode Coalescence

    Coalescence merupakan proses ketika dua atau lebih droplet bergabung dan

    membentuk droplet yang lebih besar dan bersifat irreversible.

    Gambar 6. Metode Coalescence

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    27/37

    27

    d.)  Metode Ostwald Ripening

    Ostwald ripening   terjadi pada emulsi dimana droplet bertabrakan dengan

    yang lain dan membentuk droplet yang lebih besar dan yang lebih kecil.

    Droplet berukuran kecil cenderung menjadi makin kecil dan bersifat

    irreversible.

    Gambar 7. Metode Ostwald Ripenning

    Ostwald Rippening   atau dikenal juga dengan dispropornation  adalah

    sebuah proses yang bergantung pada difusi molekul fase terdispersi dari

     partikel kecil ke besar melalui fase pendispersi. Tekanan dari materi yang

    terdispersi lebih besar untuk ukuran partikel kecil ke ukuran partikel lebih

     besar seperti ditunjukkan oleh persamaan Laplace:

    = 2  Dengan :P = tekanan laplace

    γ  = tegangan permukaan

    r = jari-jari partikel

    Semakin tinggi volume fase terdispersi, tekanan uap relatif juga akan

    semakin tinggi (kelarutan bertambah) sesuai dengan persamaan Kelvin:

    ln ( ) =2

     

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    28/37

    28

    Dengan :

    P = tekanan uap dari partikel cairan

    P0  = tekanan uap dari cairan penampung

    γ  = tegangan permukaan

    Vm  = volume molar dari fase terdispersi

    Laju difusi mengikuti persamaan Stoke:

    = 6 

    Dengan :

    D = Koefisien difusi

    η  = viskositas fase pendispersi

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    29/37

    29

    2.2.3 Pemicu C

    1. Benarkah penggunaan emulsifier dapat digunakan untuk menstabilisasi

    emulsi? Jelaskan dan ber ikan r ujukan sebagai dasar penjelasan Anda. Ber ikan

    satu contoh emulsi f ier f ood grade, dan jelaskan proses pembuatan emulsi f ier

    tersebut.

    Ya. Emulsifier adalah suatu substansi dengan kuantitas kecil yang

    ditambahkan ketika proses persiapan emulsi berlangsung dengan tujuan

    menstabilkan emulsi. Emulsi bisa disebut tidak stabil karena kedua larutan

    cenderung untuk memisahkan diri satu sama lain. Emulsifier dapat menstabilkan

    emulsi karena emulsifier memiliki struktur molekul yang terdiri dari bagianhidrofobik dan hidrofilik.

    Contoh emulsifier food grade yaitu gelatin  . Proses pembuatan gelain dibagi

    menjadi dua, yaitu proses asam dan proses basa. Perbedaan antar kedua proses

    tersebut terletak pada proses perendamannya. Dari hasil yang terbentuk, akan

    terdapat dua tipe gelatin, yaitu gelatin tipe A dan gelatin tipe B. Bahan baku gelatin

    adalah tulang ayam. Berikut merupakan proses pembuatan gelatin.

    e.)  Degreasing : Proses penghilangan lemak dari jaringan tulang 

     b.)  Reduksi ukuran tulang: menjadi 2  –   4 cm2  , untuk memperluas luas

     permukaan tulang sehingga laju reaksi akan meningkat. 

    c.)  Demineralisasi: untuk mendapatkan “ossein” (Gelatin tipe A)

    Berlangsung selama 10-14 hari dalam wadah yang tahan asam. 

    Ca3(PO4)3 + 6HCl => CaCl2 + 2H3PO4 (Gelatin tipe B)Proses perendaman dalam basa dengan konsentrasi sebesar 5-15% selama

    3-8 minggu. 

    d.)  Ekstraksi: Proses denaturasi untuk mengubah serat kolagen yang tidak

    larut dalam air dengan penambahan senyawa pemecah ikatan hidrogen

     pada suhu kamar atau suhu yang lebih rendah. 

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    30/37

    30

    e.)  Pemakatan: Meningkatkan total solid larutan sehingga mempercepat

     proses pengeringan dengan evaporator. Pemekatan dilakukan sealam 5 jam

     pada suhu 70oC. 

    f.) 

    Pengeringan: Menggunakan sinar matahari/mesin pengering dengan suhu

    32-60oC. 

    2. Bagaimana cara memperoleh kondisi emulsi yang stabil ? Perlukah anda tahu

    ukuran dan densitas partikel untuk menjaga kestabilan emulsi? Jelaskan.

    Teori Interparsial Film

    Teori ini mengatakan bahwa emulgator akan diserap pada batas antara air dan

    minyak, sehingga terbentuk lapisan film yang akan membungkus partikel fase

    dispers. Dengan terbungkusnya partikel tersebut maka usaha antara partikel yang

    sejenis untuk bergabung menjadi terhalang. Dengan kata lain fase dispers menjadi

    stabil. Untuk memberikan stabilitas maksimum pada emulsi, syarat emulgator yang

    dipakai adalah :

    .) Dapat membentuk lapisan film yang kuat tapi lunak.

    f.) Jumlahnya cukup untuk menutup semua permukaan partikel fase dispers.

    c.) Dapat membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat menutup semua

     permukaan partikel dengan segera. Ukuran dan densitas partikel perlu diketahui

    agar dapat menentukan jumlah emulgator yang diperlukan untuk menutup semua

     permukaan partikel. 

    3. Pada emulsi selama penyimpanan, banyak terjadi sedimentasi bahan padatan

    dan juga creaming. Mengapa demikian? Jelaskan apa yang ter jadi dengan

    parti kel yang berada dalam sistem emulsi .

    Berikut merupakan hal-hal yang terjadi pada partikel yang berbeda dalam sistememulsi:

    a.)Terjadi jutaan tabrakan antar partikel.

     b.)Partikel terkena gaya gravitasi sepanjang waktu

    c) Partikel selalu berger ak dan gerakan tersebut disebut dengan “ Brownian

     Movement ”

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    31/37

    31

    Gambar 7. Creaming –  Sedimentasi

    4. Laju pergerakan parti kel dalam sedimentasi dapat ditentukan dengan Hukum

    STOKE. Jelaskan prinsip-prinsip dari hukum Stoke dan berikan contoh

    penggunaan hukum tersebut.

    Pada suatu tabung yang mengandung fase terdispersi dengan massa jenis  di dalam medium dengan massa jenis  dan viskositas, . Jika  >, partikelakan bergerak turun, namun jika >  maka partikel akan bergerak naik. Partikeldengan jari-jari

     cenderung berada dibawah akibat gaya gravitasi. Kesetimbangan

    gaya-gaya ini mengikuti persamaan hukum Stoke, yaitu:

    = 2

    9  

    Hukum Stoke menggunakan prinsip ukuran partikel yang sangat kecil,

    mengurangi perbedaan densitas, dan tingkatan medium pendispersi. Contoh

     penggunaan hukum Stoke adalah pada emulsi dengan =1,1.10 /, =

    0,015 /  dengan droplet minyak berdiameter 0,5.10−   dan =0,93.10/  serta tinggi wadah 10 cm dapat diperoleh lama waktu globulaminyak bergerak ke perumusanan adalah:

    = =0,1

    ∆= 2

    12 0,5.10− 9,8 ⁄ 0,93.10 1,1.10 /

    9 0,015 ⁄  

    ∆ = 75 ℎ 

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    32/37

    32

    5. Secara pri nsip aplikasi emulsif ier sangat meluas untuk berbagai produk

    makanan ataupun produk lain. Adakah keuntungan ataupun kerugian dalam

    penggunaan emulsi fi er? Jelaskan!

    a.) Mengurangi tegangan permukaan, pada permukaan minyak dan air yang

    mendorong pembentukan emulsi dan pembentukan kesetimbangan fase antara

    minyak, air dan pengemulsi pada permukaan yang memantapkan antara emulsi

     b.) Memperbaiki tekstur produk pangan

    Gambar 8. Roti Menggunakan Emulsifier

    Gambar 9. Roti Menggunakan Tanpa Emulsifier

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    33/37

    33

    Penggunaan emulsifier pada produk makanan memiliki kekurangan dan

    keutungan tergantung intensitas penambahan emulsifier. Penggunaan kuning

    telur sebagai emulsi memberikan keuntungan seperti menghaluskan adonan,

    mengembangkan adonan , dan dapat meningkatkan citra kue menjadi gurih

    sedangan kerugian penambahan emulsifier terlalu banyak akan membuat kue

    yang dhasilkan hasil kue yang lebih berminyak seiring dengan mempengaruhi

    efek kesehatan karena kadar kolestrol juga akan meningkat.

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    34/37

    34

    BAB III

    KESIMPULAN

    Berdasarkan pembelajaran diatas dapat disimpulkan bahwa:

    1. 

    Koloid memiliki beberapa ciri khas, seperti efek Tyndall, gerak Brown,

    koagulasi, dialisis, dan elektroforesis.

    2.  Emulsi mengandung partikel di dalamnya sehingga penyimpanan menyebabkan

     partikel tersebut membentuk sedimentasi atau creaming dengan menggunakan

     prinsip pergerak an partikel dalam hukum Stoke’s. 

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    35/37

    35

    DAFTAR PUSTAKA

    Atkins, P.W. 1986. Physical Chemistry Third Edition. Oxford: Oxford University

    Press. Bird, Tony. 1987. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta: Gramedia. Robert E.

    King, Ph.D. 1984. Pennsylvania: Mack Publishing Company Jerome B. Lando dan

    Samuel H. Maron.

    Anonimous. 2013.  Properties of Colloidal Solution. [Online]. Available at:

    http://www.sciencehq.com/chemistry/properties-of-colloidal-solution.html.

    Accessed on 28 November 2015.

    Anonimous. 2013.  Purification of Colloidal Solution.  [Online]. Available at:

    http://www.sciencehq.com/chemistry/purification-of-colloidal-

    solution.html. Accessed on 1 Desember 2015.

    Anonim.  Emulsifiers in Foodd. [Online].  Availabe at:

    http://www.faia.org.uk/emulsifiers-in-food/ Accessed on 29 November 2015.

    Azhar, Rofa Yulia. 2012. Sejarah, Proses Pembuatan dan Manfaat Mayonaise.

    [Online] Terdapat di: http://www.rofayuliazhar.com/2012/06/sejarah-proses

    -pembuatan-dan-manfaat.html. [Diakses pada 1 Desember 2015].

    Hartman, R. J. 1949. Colloid Chemistry. London: Pitman & Sons.

    Levine, I.N. 2002. Physical Chemistry. 6th ed. NY: McGraw Hill Higher Education.

    Maron, S., Lando, J. 1990. Fundamentals of Physical Chemistry. London: Collian

    Macmillan Publisher.

     Ningrum, Andrianti. 2013.  Apa itu Emulsifier? [Online] Terdapat di:

    http://www.gagaspertanian.com/2013/10/apa-itu-

    emulsifier.html#axzz3rtdl1R6e [Diakses pada 1 Desember 2015].

    Winarno, F.G. 2004 Kimia Pangan dan Gizi. 4th ed. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

    Utama. 

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    36/37

    36

  • 8/18/2019 makalah PBL KOLOID 4 versi PDF.pdf

    37/37