Makalah PBL Bioetik Claudia
-
Upload
ida-bagus-indrayana -
Category
Documents
-
view
372 -
download
17
Transcript of Makalah PBL Bioetik Claudia
-
8/10/2019 Makalah PBL Bioetik Claudia
1/11
1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Seiring perkembangan zaman yang semakin canggih dan modern, sejalan dengan
semakin berkembangnya dunia pendidikan dan kesehatan, maka semakin tinggi pula
pengharapan akan kualitas kehidupan yang lebih baik. Dibidang kesehatan sendiri,
masyarakat menginginkan agar pelayanan tenaga medis semakin ditingkatkan. Hal ini
menjadi salah satu acuan dasar mengapa dokter harus bisa berkomunikasi aktif dengan
pasien. Hubungan ini bukan sebatas hubungan pasif antara dokter dan pasien saja, melainkan
antara dokter dengan para tenaga medis lainnya juga.
Dalam menjalankan profesinya, seorang dokter dituntut agar dapat melaksanakan
kode etik kedokteran.
Tujuan
Mengetahui prinsip-prinsip dasar pada kaidah bioetik kedokteran beserta ciri-cirinya.
-
8/10/2019 Makalah PBL Bioetik Claudia
2/11
2
PEMBAHASAN
BIOETIKA
Etik atau etika berasal dari bahasa Yunani, ethos (tunggal) atau ta etha (jamak) yang
berarti watak, kebiasaan, dan adat istiadat. Etika identik dengan moralitas. Moralitas berasaldari bahasa Latin, mos (tunggal) atau mores (jamak) yangberarti adat istiadat atau kebiasaan.
Jadi etika dan moralitas mempunyai arti yang sama sebagai sistem nilai tentang bagaimana
manusia harus hidup baik, yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang konstan dan
terulang dalam kurun waktu sehingga menjadi sebuah kebiasaan.
Dalam Etika Kedokteran ada beberapa aspek kebutuhan dasar manusia, yaitu :
1. Kebutuhan Fisiologis
2.
Kebutuhan Psikologis
3.
Kebutuhan Sosial4.
Kebutuhan kreatif dan spiritual
Bioetik adalah obligasi sifat moral yang berhubungan dengan riset biologis dan
aplikasinya. Bioetika (F. Abel) adalah studi interdisipliner tentang problem yang ditimbulkan
oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran, pada skala mikro maupun makro,
termasuk dampaknya terhadap masyarakat luas serta sistem nilainya, kini dan masa
mendatang.
Di Indonesia, peraturan yang mengatur bagaimana seorang dokter harus bertindak
dan etika praktik kedokteran terdapat dalam Undang-Undang No.29 Tahun 2004. DidalamUndang-undang ini diantaranya menyatakan tugas dan tujuan seorang dokter, bagaimana
seorang dokter berani mengambil sikap untuk bertindak kepada pasien, memperlakukan
teman sejawat, dan menjaga nama baik serta wibawa sebagai seorang dokter.
Selain itu, apabila terjadi pelanggaran disiplin (serious professional misconduct)
dalam pelaksanaan praktik kedokteran diatur dalam Keputusan KKI
No.17/KKI/KEP/VIII/2006. Seorang dokter dapat dikenakan sanksi apabila tidak memenuhi :
1. Standard of care, clinical standard
2. Standard of competence
3. Standard of professional attitude
4. Aturan /ketentuan terkait dalam asuhan medis
Dalam dunia kedokteran terdapat asas-asas Etika medis yaitu : Beneficence, Non-
Maleficence (Primum non nocere), Autonomy (self-determination), dan Justice.
Keempat pedoman diatas merupakan landasan praktik dalam menjalankan profesi
sebagai seorang dokter. Berikut penjelasan lebih rinci terkait asas-asas bioetika, yaitu
beneficence, non-maleficence, autonomy, dan justice.
-
8/10/2019 Makalah PBL Bioetik Claudia
3/11
3
BENEFICENCE(provide benefit, balancing the benefit and harms)
Beneficence diartikan sebagai tindakan dokter yang selalu mengutamakan dan
menguntungkan pasien. Secara umum, ada 2 prinsip beneficence, yaitu :
1.
Prinsip positive beneficencea.
Prevent evil or harms
b.
Remove evil or arms
c.
Do or promote good
2.
Prinsip balancing of utility/proportionality
- Balancing of benefit and harm
Beneficence terbagi menjadi 2, yaitu :
1. General beneficence
-Melindungi dan mempertahankan hak yang lain
- Mencegah terjadi kerugian pada yang lain
- Menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain
2. Specific beneficence
- Menolong orang cacat
- Menyelamatkan orang dari bahaya
Beneficence mempunyai ciri-ciri seperti :
1. Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk
kepentingan orang lain)2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3. Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan
keburukannya
5. Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan-baik-minimal manusia
7. Pembatasan goal based
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/ prefensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
10.
Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14. Mengembangkan profesi secara terus-menerus
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah
16. Menerapkan Golden Rule Principle
-
8/10/2019 Makalah PBL Bioetik Claudia
4/11
4
Contoh pada skenario kasus dr. Bagus :
1. dr. Bagus bertugas hingga larut malam (memenuhi point 1, 3, 6)
2. dr. Bagus memberikan obat dan oralit (memenuhi point 4, 9, 15)
3. dr. Bagus meminimalisasi akibat buruk dengan memberi obat dan puyer
(memenuhi point 9)
4. dr. Bagus memberi obat penunjang (point 4, 9)
5. dr. Bagus mengabdi bekerja di desa tersebut (memenuhi point 1, 5, 6, 12, 14)
NON MALEFICENCE(PRIMUM NON NOCERE)
Non maleficence ditandai dengan tindakan dokter yang tidak berbuat jahat (evil) atau
membuat derita (harm) kepada pasien. Primum non nocere sendiri berarti pertama jangan
menyakiti. Jadi non-maleficence dapat diartikan sebagai tindakan dokter yang tidak
memperburuk keadaan pasien. Pasien yang berada dalam konteks ini bersifat emergensi(gawat darurat) dan membutuhkan pertolongan segera. Kewajiban non-maleficence adalah
One ought not to inflict evil or harm.
Prinsip yang dianut non-maleficence adalah prinsip double effect, dimana setiap
tindakan yang merugikan tidak selalu dianggap tindakan yang buruk. Tindakan tersebut
secara intrinsik tidak salah (setidaknya netral). Niatnya memperoleh akibat baik tak boleh
dari sebab buruk (akibat buruk tak boleh foreseen dan tolerated jadi sasaran). Akibat buruk
bukan menjadi cara untuk mencapai tujuan pokok (akibat baik). Pertimbangan yang layak
(tak ada cara lain yang lebih tepat) adalah akibat baik masih lebih besar daripada akibat
buruk.
Non-Maleficence mempunyai ciri-ciri :
1. Menolong pasien emergensi
2. Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah :
Pasien dalam keadaan amat berbahaya (darurat)
atau
Beresiko hilangnya sesuatu yang penting (gawat)
Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut
Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
Manfaat bagi pasien lebih banyak daripada kerugian dokter (hanya mengalami
resiko minimal)
3. Mengobati pasien yang luka
4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)
5. Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien
6. Tidak memandang pasien hanya sebagai obyek
7. Mengobati secara tidak proporsional
8. Tidak mencegah pasien dari bahaya
9.
Menghindari misrepresentasi dari pasien10.Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian
-
8/10/2019 Makalah PBL Bioetik Claudia
5/11
5
11.Tidak memberikan semangat hidup
12.Tidak melindungi pasien dari serangan
13.Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan/kerumah-sakitan
yang merugikan pihak pasien/keluarganya
Contoh pada skenario kasus dr. Bagus :
1. dr. Bagus menolong pasien emergensi dengan melakukan amputasi (memenuhi
point 1, 2, 3, 4, 10, 13)
2.
Tidak melindungi pasien dari serangan
AUTONOMY(SELF-DETERMINATION)
Autonomy ditandai dengan adanya sikap menghendaki, menyetujui, membenarkan,
mendukung, membela, dan membiarkan pasien memutuskan segala sesuatu demi dirinyasendiri (sebagai mahkluk bermartabat).
Pasien juga bertindak sebagai mahkluk berakal budi tidak boleh dijadikan semata-
mata alat tetapi juga tujuan. Kewajiban dokter menghormati manusia sebagai
mahkluk/pribadi yang autonom.
Prinsip autonomy adalah dasar dari doktrin informed consent. Dimana setiap tindakan
medis terhadap pasien harus mendapat persetujuan (otorisasi) dari pasien tersebut, setelah
pasien diberi informasi dan memahaminya.
Informed consent :
1. Threshold element : competence (kapasitas membuat keputusan)
2. Information elements :
Disclosure of information (kebutuhan informasi bagi reasonable pasien)
Understanding of information (irrasional atau keyakinan yang salah)
3. Consent elements :
Voluntarines (bebas dari tipuan, paksaan, dan ancaman)
Authorization(persuasi dan pemberian pendapat yang diperbolehkan)
Autonomy (self determination) mempunyai ciri-ciri :
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai mertabat manusia
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi
5.
Menjaga rahasia pasien6.
Menghargai rasionalitas pasien
-
8/10/2019 Makalah PBL Bioetik Claudia
6/11
6
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien
10.Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk
keluarga pasien sendiri11.Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non-emergensi
12.Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien
13.
Menjaga hubungan (kontrak)
Contoh pada skenario kasus dr. Bagus :
1.
Salah satu pasien dr. Bagus menyatakan bahwa dia tidak mau berobat ke Rumah
Sakit di kota (memenuhi point 1, 2, 6, 8, 9, 10)
2.
dr. Bagus menjelaskan kondisi yang sebenarnya (memenuhi point 4, 12)
3.
dr. Bagus berterus terang kepada pasien (memenuhi point 4, 12)
4.
dr. Bagus meminta agar pasien kembali datang utnuk kontrol (memenuhi point 13)
5.
dr. Bagus meminta izin pasien (informed consent) untuk melakukan amputasi
(memenuhi point 1, 7, 11, 12)
JUSTICE
Terdapat 2 istilah dalam justice, yaitu :
1.
Justice : fairness (seseorang menerima yang selayaknya dia terima)2. Distributive Justice (distribusi sumber daya dalam masyarakat)
Justice ditandai dengan adanya sikap memberi perlakuan yang sama kepada pasien
untuk kebahagiaan pasien dan umat manusia. Tujuan justice adalah untuk menjamin nilai tak
berhingga dari setiap mahkluk (pasien) yang berakal budi (aspek sosial).
Prinsip yang dianut justice adalah :
1.
Egalitarian : equal acces to the good
2.
Libertarian : rights to social and economic liberty
3.
Utilitarian : combine of egalitarian and libertarian, to maximal public utility
Justice mempunyai ciri-ciri
1.
Memberlakukan segala sesuatu secara universal
2.
Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3.
Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
4.
Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accesbility, availability,
quality)
5. Menghargai hak hukum pasien
6.
Menghargai hak orang lain7. Menjaga kelompok rentan (yang paling merugikan)
-
8/10/2019 Makalah PBL Bioetik Claudia
7/11
7
8. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial, dll
9. Tidak melakukan penyalahgunaan
10.Memberi kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien
11.Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12.
Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secaraadil
13.Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
14.
Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah/tepat
15.
Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan
16.
Bijak dalam makroalokasi
Contoh pada skenario kasus dr. Bagus :
1.
dr. Bagus memeriksa sesuai nomor urut (memenuhi point 1, 3, 6)
2.
dr. Bagus memberi kontribusi obat sesuai kebutuhan pasien (memenuhi point 2, 4,
9, 10)
3.
dr. Bagus menghargai hak orang lain yaitu orang tua pasien (memenuhi point 3,
4, 6)
4.
dr. Bagus memilih untuk menunda antrian pada pasien ke 4 (memenuhi point 1, 2,
3, 7, 15, 16)
5.
dr. Bagus memulangkan pasien yang kondisinya sudah dipastikan benar-benar
pulih (memenuhi point 13, 16)
6.
dr. Bagus memberi surat rujukan (memenuhi point 1, 2, 14, 16)
-
8/10/2019 Makalah PBL Bioetik Claudia
8/11
8
Penutup
Prinsip dasar dalam bioetik terbagi menjadi 4 kaidah dasar, yaitu : beneficence, non-
maleficence, autonomy, dan justice. Prinsip dari beneficence adalah selalu bertindak untuk
mengutamakan pasien, prinsip non-maleficence ditandai dengan sikap tidak memperburuk
keadaan pasien, autonomy berarti membiarkan pasien menentukan keputusannya sendiri
secara rasional, dan justice artinya selalu bersikap adil kepada setiap pasien. Dalam
melaksanakan profesi sebagai seorang dokter hendaknya dapat selalu melaksanakan prinsip-
prinsip dasar bioetik ini.
Daftar Pustaka
dr. Budiman Hartono. Modul Who Am I? (Bioetika, Humaniora, dan Profesioanlisme dalam
Profesi Dokter). Ukrida Jakarta. 20011/2012.
Kamus Kedokteran Dorland edisi 31. Jakarta : EGC. 2010.
-
8/10/2019 Makalah PBL Bioetik Claudia
9/11
9
TUGAS MANDIRI
PROBLEM BASED LEARNING
BLOK I MODUL I
Nama :
CLAUDIA KRISTINA
NIM :
10-2011-003
Kelompok :
C-1
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA 2011
-
8/10/2019 Makalah PBL Bioetik Claudia
10/11
10
NIM : 102011003 Kode mata kuliah :
Nama Lengkap : CLAUDIA KRISTINA Nama mata kuliah : BIOETIKAFakultas : KEDOKTERAN Nama dosen : dr. AGUS RIYADI
Program studi : DOKTER Jumlah halaman : 8 halaman
Pernyataan Integritas AkademikSaya menyatakan bahwa karya yang saya serahkan ini bebas dari plagiasi. Bagian-bagian
yang saya kutip dari karya orang lain dan/atau yang merupakan hasil pemikiran orang lain
sudah saya berikan catatan kaki dan daftar pustaka sebagaimana layaknya sehingga tidak
menimbulkan kerancuan pada diri pembaca. Apabila di kemudian hari terbukti ada plagiasi
dalam karya ini, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku sesuai kebijakan Pusat
Pengembangan Kepribadian Ukrida dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan
Tinggi.
PRINSIP-PRINSIP DASAR BIOETIKA
-
8/10/2019 Makalah PBL Bioetik Claudia
11/11
11
Daftar isi
Nama dan pernyataan integritas
Daftar isi
Pendahuluan...............................................................................................................................1
Latar belakang............................................................................................................................1
Tujuan.........................................................................................................................................1
Pembahasan Bioetika.................................................................................................................2
Beneficence................................................................................................................................3
Non-Maleficence........................................................................................................................4
Autonomy...................................................................................................................................5
Justice.........................................................................................................................................6
Penutup.......................................................................................................................................8
Daftar Pustaka............................................................................................................................8