makalah paud

21
BAB I PENDAHULUAN Psikologi perkembangan sebagai cabang ilmu psikologi penalaah berbagai perubahan intraindividual dan perubahan-perubahan interindividual yang terjadi di dalam intraindividual. Tugas dari psikologi perkembangan tidak hanya mendeskripsikan tetapi juga menjelaskan atau mengeksplikasikan perubahan-perubahan perilaku menurut tingkat usia sebagai masalah hubungan anteseden (gejala yang mendahului) dan konsekuensinya. Pengertian perkembangan berbeda dengan pertumbuhan, meskipun keduanya tidak berdiri sendiri. pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Tidak saja anak menjadi lebih besar secara fisik, tetapi ukuran dan struktur rgandalam otak meningkat. Akibat adanya pertumbuhan otak anak memiliki kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat, dan berpikir. Sedangkan perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif yang merupakan deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukkan adanya 1

Transcript of makalah paud

Page 1: makalah paud

BAB I

PENDAHULUAN

Psikologi perkembangan sebagai cabang ilmu psikologi penalaah berbagai

perubahan intraindividual dan perubahan-perubahan interindividual yang terjadi

di dalam intraindividual. Tugas dari psikologi perkembangan tidak hanya

mendeskripsikan tetapi juga menjelaskan atau mengeksplikasikan perubahan-

perubahan perilaku menurut tingkat usia sebagai masalah hubungan anteseden

(gejala yang mendahului) dan konsekuensinya.

Pengertian perkembangan berbeda dengan pertumbuhan, meskipun

keduanya tidak berdiri sendiri. pertumbuhan berkaitan dengan perubahan

kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Tidak saja anak menjadi lebih

besar secara fisik, tetapi ukuran dan struktur rgandalam otak meningkat. Akibat

adanya pertumbuhan otak anak memiliki kemampuan yang lebih besar untuk

belajar, mengingat, dan berpikir. Sedangkan perkembangan berkaitan dengan

perubahan kualitatif dan kuantitatif yang merupakan deretan progresif dari

perubahan yang teratur dan koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya

terarah, membimbing mereka maju dan bukan mundur. Teratur dan koheren

menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan yang sebelumnya dan

sesudahnya.

Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi

sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti yang dikatakan

oleh Van Den Daele “perkembangan berarti perubahan secara kualitatif”. Ini

berarti bahwa perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter dari

tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu

proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.

1

Page 2: makalah paud

BAB II

ISI

2.1.      Isu-Isu Penting Perkembangan

Isu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah  masalah yang

dikedepankan (untuk ditanggapi dsb). Isu-isu penting dalam perkembangan yaitu

masalah-masalah yang dikedepankan dalam pembahasan perkembangan individu.

Menurut Miller (1993) dalam Desmita (2006), studi psikologi

perkembangan pada dasarnya mengacu pada empat isu utama. Isu penting tersebut

antara lain :

Sifat dasar manusia    

Kualitas dan kuantitas

Natur dan nurture

 Esensi perkembangan

2.1.1.    Sifat Dasar Manusia

Pandangan para ahli tentang perkembangan, erat sekali kaitannya dengan

pandangannya mengenai sifat dasar manusia.Terdapat tiga pandangan dasar yang

relevan dengan studi psikologi perkembangan yaitu

1. Pandangan Mekanistik

Pandangan mekanistik adalah suatu pandangan yang beranggapan bahwa

semua benda di dunia, termasuk organisme hidup dapat dipahami dengan baik

sebagai mesin. Terdapat asumsi yang menyatakan bahwa semua proses, termasuk

proses psikologis, pada akhirnya dapat diredusir menjadi proses fisik dan kimiawi.

2

Page 3: makalah paud

2. Pandangan Organismik

Pandangan organismik adalah pandangan yang menganggap bahwa manusia

merupakan suatu keseluruhan (gestalt), yang lebih daripada hanya penjumlahan

dari bagian-bagiannya.

3. Pandangan Konstekstual

Pandangan ini mengungkapkan bahwa perilaku mempunyai arti hanya dalam

kaitannya dengan konteks sosial-historikal. Pandangan kontekstualis ini

dilatarbelakangi oleh filsafat pragmatisme dari William James dan George Herbert

Mead. (Disarikan dari Desmita, 2006: 29-30).

Sifat-sifat dasar manusia, kekuatan serta kelemahan dari sifat itu sendiri

adalah sebagai berikut :

1. KOLERIS

Kekuatanya:

Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif

Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan

Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target

Bebas dan mandiri

Berani menghadapi tantangan dan masalah

“Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari

ini”.

Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat

Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas

Membuat dan menentukan tujuan

Terdorong oleh tantangan dan tantang

Tidak begitu perlu teman

Mau memimpin dan mengorganisasi

3

Page 4: makalah paud

Biasanya benar dan punya visi ke depan

Unggul dalam keadaan darurat

Kelemahannya:

Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)

Senang memerintah

Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai

Menyukai kontroversi dan pertengkaran

Terlalu kaku dan kuat/ keras

Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik

Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci

Sering membuat keputusan tergesa-gesa

Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain

Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan

Workaholics (kerja adalah “tuhan”-nya)

Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf

Mungkin selalu benar tetapi tidak populer

2. MELANKOLIS:

Kekuatannya:

Analitis, mendalam, dan penuh pikiran

Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal

Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis)

Sensitif

Mau mengorbankan diri dan idealis

Standar tinggi dan perfeksionis

Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi)

Hemat

Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu

kreatif)

4

Page 5: makalah paud

Kalau sudah mulai, dituntaskan.

Berteman dengan hati-hati.

Puas di belakang layar, menghindari perhatian.

Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi

Sangat memperhatikan orang lain

Kelemahannya:

Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)

Mengingat yang negatif & pendendam

Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah

Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan

Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah

Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan

(if..if..if..)

Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan

Hidup berdasarkan definisi

Sulit bersosialisasi

Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya

Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang)

Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian)

Memerlukan persetujuan.

3. PLEGMATIS:

Kekuatannya:

Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh

Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik

Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana

Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)

Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi

Penengah masalah yg baik

5

Page 6: makalah paud

Cenderung berusaha menemukan cara termudah

Baik di bawah tekanan

Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan

Rasa humor yg tajam

Senang melihat dan mengawasi

Berbelaskasihan dan peduli

Mudah diajak rukun dan damai

Kelemahanya:

Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru

Takut dan khawatir

Menghindari konflik dan tanggung jawab

Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)

Terlalu pemalu dan pendiam

Humor kering dan mengejek (Sarkatis)

Kurang berorientasi pada tujuan

Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri

Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat

Tidak senang didesak-desak

Menunda-nunda / menggantungkan masalah.

4. SANGUINIS:

Kekuatannya:

Suka bicara

Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif

Antusias dan ekspresif

Ceria dan penuh rasa ingin tahu

Hidup di masa sekarang

Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)

6

Page 7: makalah paud

Berhati tulus dan kekanak-kanakan

Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)

Umumnya hebat di permukaan

Mudah berteman dan menyukai orang lain

Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian

Menyenangkan dan dicemburui orang lain

Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)

Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang

membosankan

Menyukai hal-hal yang spontan

KELEMAHAN:

Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)

Membesar-besarkan suatu hal / kejadian

Susah untuk diam

Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka

nge-Gank)

Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele

RKP! (Rentang Konsentrasi Pendek)

Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja

antusias)

Mudah berubah-ubah

Susah datang tepat waktu jam kantor

Prioritas kegiatan kacau

Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan

dengan tuntas

Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah

masalahnya

Egoistis

Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama

7

Page 8: makalah paud

Konsentrasi ke “How to spend money” daripada “How to earn/save

money”.

2.1.2.    Kualitas dan Kuantitas

Perkembangan adalah perubahan yang sifatnya bertahap dan merupakan

akumulasi dari perilaku dan kualitas pribadi yang sama yang sudah diperoleh

sebelumnya. Dalam proses perkembangan itu terjadi pengayaan, penambahan, dan

atau pengurangan melalui pengalaman atau interaksi individu dengan lingkungan.

Jadi disaat anak memperoleh tambahan perilaku satu keterampilan baru, ia

mengkombinasikan dan mengkombinasikan kembali perilaku atau ketrampilan

tersebut dengan yang sudah ada untuk menghasilkan perilaku atau stabilitas yang

semakin kompleks.

Dalam perkembangan bahasa, misalnya, dari mulai anak hanya bisa

mengucapkan suatu suku kata, dua kata,dan seterusnya hingga beribu – ribu kata.

Menurut pandangan ini kata pertama yang bisa diucapkan oleh anak sekalipun

sebenarnya merupakan hasil akumulasi dari pengalaman-pengalaman sebelumnya,

meskipun sebenarnya merupakan pengalaman baru. Setiap perkembangan

individu dianggap mulai suatu pola urutan perubahan yang berbeda secara

kualitatif, tidak sekedar berbeda secara kuantitatif.

Dalam hal ini perkembangan individu dianggap berlangsung melalui

terjadinya perubahan-perubahan perilaku yang relatif tiba-tiba dari suatu tahap ke

tahap berikutnya. Jadi, disini terjadi peristiwa yang relatif tajam dari tahap

perkembangan ketahap berikutnya.

2.1.3.    Natur dan nurture

Natur dan nurture merupakan isu dasar yang menjadi perdebatan sengit

dalam psikologi perkembangan. Natur (alam, sifat dasar) dapat diartikan sebagai

8

Page 9: makalah paud

sifat khas seseorang yang dibawa sejak kecil atau yang diwarisi sebagai sifat

pembawaan. Sedangkan nurture (pemeliharaan, pengasuhan) dapat diartikan

sebagai faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi individu sejak masa

pembuahan sampai selanjutnya (Chaplin, 2002).

Isu natur dan nurture dalam psikologi perkembangan berkaitan dengan

pertanyaan apakah pengetahuan dan tingkah laku berasal dari pembawaan genetik

atau dari pengalaman yang diperoleh dari lingkungan? Untuk mengungkapkan

kedua faktor ini, digunakan banyak istilah seperti nativisme-empirisme, endogen-

eksogen, kematangan belajar, keturunan-lingkungan, biologi-kultur, diperoleh-

memperoleh, serta bakat-pengalaman (Desmita, 2006: 32).

Contoh Kasus Nature dan Nurture

Berikut ini adalah beberapa contoh kasus yang menunjukkan bahwa baik

nurture maupun nature ternyata sama-sama diperlukan dalam proses pemerolehan

bahasa      manusia.

1. Secara umum bayi memberikan reaksi dan menunjukkan aktivitas berbahasa

terhadap lingkungan di sekitarnya meskipun ia tidak menyadari aktivitas

tersebut. Ia mencoba mengeluarkan sejumlah potensi berupa bunyi bahasa

atau kata dan secara teratur ia melakukan pengulangan. Jika tidak mendapat

respon berupa pengakuan dari lingkungannya, seperti ayah, ibu atau

saudaranya, maka bayi mengubah potensi tersebut dan mengulangi proses

yang sama sampai ia mendapatkan pengakuan dari lingkungan (Pateda,

1991:102).

2.    Di sebuah desa di Perancis, pada tahun 1800, ditemukan anak laki-laki

berusia 11-12 tahun yang tinggal di hutan dan sering menyusup ke desa

untuk mencari makan. Ketika tertangkap dan dididik oleh direktur Institut

Tuna Rungu yaitu Dr. Sicard, anak tersebut tidak dapat berbicara seperti

manusia lain. Kemudian ia dididik oleh ahli lain, Jean-Marc-Gaspard Itard.

Dibawah asuhan dan didikan yang baru ini, pola laku kehidupan Victor,

nama yang diberikan pada anak laki-laki tersebut, dapat berubah namun

tetap tidak mampu menggunakan bahasa (Dardjowidjojo, 2003:236-237).

9

Page 10: makalah paud

3. Di Los Angeles, pada tahun 1970, ditemukan seorang anak perempuan yang

disekap oleh orang tuanya di gudang belakang rumahnya. Selama 13 tahun

ia tinggal dan sering disiksa ayahnya di dalam gudang tersebut, dan hanya

diberi makan namun tidak pernah diajak berbicara oleh orang tuanya.

Setelah diselamatkan, anak perempuan tersebut diberi nama Ginie kemudian

dilatih agar dapat berbahasa selama 8 tahun, namun ternyata sama halnya

dengan Victor pada kasus sebelumnya, ia tetap tidak mampu menggunakan

bahasa (Dardjowidjojo, 2003:237).

4. Di Ohio, seorang anak perempuan berusia 6,5 tahun, yaitu Isabelle, diasuh

oleh ibunya yang tuna wicara. Ia kemudian diasuh oleh Marie Mason,

seorang pimpinan rumah sakit, dengan cara yang normal, dan ternyata

Isabelle mampu menggunakan bahasa seperti anak-anak normal lainnya

(Dardjowidjojo, 2003:237).

Pada contoh kasus pertama yang berhubungan dengan bayi pada umumnya,

tampak bahwa memang manusia mempunyai bekal bawaan atau nature untuk

menguasai bahasa dan dengan dibantu nurture maupun pengaruh dari lingkungan

seperti orang tua atau saudaranya, bayi tersebut mampu mengembangkan bekal

bawaannya tersebut sampai akhirnya ia dapat menggunakan bahasa dengan

sempurna.

Sedangkan pada contoh kasus kedua dan ketiga, meskipun Victor dan

Isabelle juga memiliki kemampuan bawaan untuk menguasai bahasa atau nature,

namun karena tidak adanya pengaruh dari lingkungan semenjak mereka dilahirkan

atau nurture, Victor tinggal di hutan dan Ginie yang meskipun tinggal dengan

orangtuanya sendiri namun hanya disiksa dan tidak pernah diajak bicara, maka

usaha yang diupayakan ketika mereka telah berusia lebih dari 10 tahun agar kedua

anak tersebut dapat menggunakan bahasa menjadi sia-sia belaka.

Untuk kasus keempat, yaitu Isabelle, proses pemerolehan bahasa yang

bersifat nurture yang diberikan di usia yang tergolong lebih muda daripada Victor

dan Ginie, yaitu 6,5 tahun, ternyata memberikan bantuan yang cukup besar

terhadap kemampuan bawaannya atau nature sehingga ia mampu menggunakan

10

Page 11: makalah paud

bahasa. Dengan demikian tampak bahwa antara sifat pemerolehan bahasa nature

dan nurture ternyata yang satu tidaklah lebih penting dari yang lain karena tanpa

satu sama lain, pemerolehan bahasa tidak dapat berjalan dengan baik bahkan

dapat menemui kegagalan.

2.1.4    Esensi Perkembangan

Esensi adalah inti atau hakikat. Bisa juga disebut sebagai 'hal yang pokok'

dari sesuatu. Esensi perkembangan merupakan hal pokok dari suatu

perkembangan.

Esensi perkembangan meliputi 4 bidang utama, yaitu perkembangan fisik,

emosi, kognitif, dan psikososial. Terdapat beberapa unit analisis tentang apa yang

berkembang, diantaranya struktur kognitif, struktur psikis, strategi proses

informasi, penentuan pola tindakan, eksplorasi persepsi, dan perangkat kejiwaan.

Adapun esensi perkembangan itu sendiri adalah sebagai berikut ;

1. Perkembangan Fisik (Motorik)

Perkembangan fisik (motorik) merupakan proses tumbuh kembang

kemampuan gerak seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak

merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan

sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.

Perkembangan fisik (motorik) meliputi perkembangan motorik kasar dan

motorik halus.

o Perkembangan motorik kasar

Kemampuan anak untuk duduk, berlari, dan melompat termasuk

contoh perkembangan motorik kasar. Otot-otot besar dan sebagian

atau seluruh anggota tubuh digunakan oleh anak untuk melakukan

gerakan tubuh.

11

Page 12: makalah paud

Perkembangan motorik kasar dipengaruhi oleh proses kematangan

anak. Karena proses kematangan setiap anak berbeda, maka laju

perkembangan seorang anak bisa saja berbeda dengan anak

lainnya.

o Perkembangan motorik halus

Adapun perkembangan motorik halus merupakan perkembangan

gerakan anak yang menggunakan otot-otot kecil atau sebagian

anggota tubuh tertentu.

Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh kesempatan anak

untuk belajar dan berlatih. Kemampuan menulis, menggunting, dan

menyusun balok termasuk contoh gerakan motorik halus.

2. Perkembangan Emosi

Perkembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk mencintai;

merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk

emosi lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi

dengan orangtua dan orang-orang di sekitarnya.

Emosi yang berkembang akan sesuai dengan impuls emosi yang

diterimanya. Misalnya, jika anak mendapatkan curahan kasih sayang,

mereka akan belajar untuk menyayangi.

3. Perkembangan Kognitif

Pada aspek koginitif, perkembangan anak nampak pada kemampuannya

dalam menerima, mengolah, dan memahami informasi-informasi yang

sampai kepadanya. Kemampuan kognitif berkaitan dengan perkembangan

berbahasa (bahasa lisan maupun isyarat), memahami kata, dan berbicara.

4. Perkembangan Psikososial

Aspek psikososial berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi

dengan lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa dan

bermain bersama teman-teman sebayanya.

12

Page 13: makalah paud

Dengan mengetahui aspek-aspek perkembangan anak, orangtua dan

pendidik bisa merancang dan memberikan rangsangan serta latihan agar

keempat aspek tersebut berkembang secara seimbang.

Rangsangan atau latihan tidak bisa terfokus hanya pada satu atau sebagian

aspek. Tentunya, rangsangan dan latihan tersebut diberikan dengan tetap

memerhatikan kesiapan anak, bukan dengan paksaan.

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

13

Page 14: makalah paud

Isu-isu penting dalam perkembangan yaitu masalah-masalah

yang dikedepankan dalam pembahasan perkembangan individu.

Isu penting tersebut antara lain :

Sifat dasar manusia    

Kualitas dan kuantitas

Natur dan nurture

 Esensi perkembangan

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 15: makalah paud

Afifah, Nurani. 2010. perkembangan anak. Aspek-aspek perkembangan. (Online). (http://nuraelpidia.student.umm.ac.id/category/psikologi/psikologi-perkembangan. diakses 13 maret 2012)

Ahmadi, Abu. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ferra, herawati.2011. Psikologi Perkembangan . Beberapa Isu Penting dan Prinsip-Prinsip Perkembangan. (Online). (https://technurlogy.wordpress.com/2011/01/10/beberapa-isu-penting-dan-prinsip-prinsip-perkembangan/ diakses 14 maret 2012).

Hurlock, Elizabeth. (1994). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Sisilain.2011. perkembangan. pengertian Esensi. (Online). (http://www.sisilain.net/2011/09/pengertian-esensi.htm diakses 11 maret 2012)

15