makalah patoloagi infeksi

download makalah patoloagi infeksi

of 22

Transcript of makalah patoloagi infeksi

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar belakang

Dalam medis penyakit menular atau infeksi adalah sebuahpenyakityang disebabkan oleh sebuah agenbiologi(sepertivirus,bakteriaatauparasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan).Infeksiadalahkolonalisasiyang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme penginfeksi, ataupatogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik,gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebutperadangan. Secara umum, pathogen umumnya dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupunsebenarnya definisinya lebih luas, mencakupbakteri,parasit,fungi,virus,prion,danviroid."Kasus-kasus diare, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan demam typhoid mendominasi kasus-kasus yang datang ke Poli Penyakit Dalam bahkan sampai perlu di rawat inap di akhir tahun 2011 dan awal 2012.Ketiga penyakit ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi, baik virus (diare/ISPA) atau bakteri (demam typhoid/diare),"

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang dangkat dalam penulisan makalah ini ialah:

1. Pengertian infeksi ?2. Sumber infeksi ?

3. Rantai pertahanan ?

4. Pemeriksaan penunjang pada penyakit infeksi/diagnose ?

BAB II

PEMBAHASANPenyakit TBC2.1.1 Penyebab Penyakit TBCPenyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

BakteriMikobakterium tuberkulosa2.1.2 Cara Penularan Penyakit TBCPenyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.

SaatMikobakterium tuberkulosaberhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentukglobular(bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksiimunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadidormant(istirahat). Bentuk-bentukdormantinilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.

Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksisputum(dahak). Seseorang yang telah memproduksisputumdapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.

Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC

2.1.3 Gejala Penyakit TBC

Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.

Gejala sistemik/umum

Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.

Penurunan nafsu makan dan berat badan.

Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).

Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Gejala khusus

Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.

Kalau ada cairan dironggapleura(pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.

Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.

Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagaimeningitis(radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasiluji tuberkulinpositif. Pada anak usia 3 bulan 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.

2.1.4 Penegakan Diagnosis

Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:

Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.

Pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).

Pemeriksaan patologi anatomi (PA).

Rontgen dada (thorax photo).

Uji tuberkulin.

Hepatitis

2.2.1 Penyebab HepatitisHepatitisadalah peradangan padahatikarena toxin, sepertikimiaatau obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis".

Hepatitis biasanya terjadi karenavirus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, sepertimononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksisitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.

2.2.2 Jenis Virus Hepatitis

Virus hepatitis A

Virushepatitis Aterutama menyebar melalui vecal oral. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.

Virus hepatitis B

Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virushepatitis Bditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi di antara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau di antara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).

Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun,sirosisdankankerhati.

Virus hepatitis C

Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virushepatitis Cini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C.

Virus hepatitis D

Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virushepatitis Dini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.

Virus hepatitis E

Virushepatitis Ekadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.

Virus hepatitis G

Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini.

Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis:

Virus Mumps Virus Rubella Virus Cytomegalovirus Virus Epstein-Barr Virus Herpes2.2.3 Gejala Hepatitis

hepatitis A

Umumnya tidak ada gejala pada anak-anak. Orang dewasa mungkin mengalami gejala seperti flu dengan sakit perut, penyakit kuning, urin berwarna hitam dan mual.. hepatitis B

Mungkin tidak muncul atau muncul tiba-tiba gejala seperti flu, demam, penyakit kuning, urin berwarna hitam dan feses berwarna hitam kemerahan. Pembengkakan pada hati.

hepatitis C

Kebanyakan orang tidak memiliki gejala akut. 20 % mengalami penyakit kuning, 30% mengalami gejala seperti flu. Mengalami pembengkakan hati.

hepatitis D

Biasanya muncul secara tiba-tiba gejala seperti flu, demam, penyakit kuning, urin berwarna hitam dan feses berwarna hitam kemerahan. Pembengkakan pada hati.

hepatitis E

Biasanya muncul tiba-tiba. Umumnya tidak ada gejala pada anak-anak. Orang dewasa mungkin mengalami gejala seperti flu dengan sakit perut, penyakit kuning, urin berwarna hitam dan mual.

hepatitis G

Kebanyakan orang tidak memiliki gejala akut. Sebanyak 20 % dari penderita hepatitis C juga menderita hepatitis ini.2.2.4 Diagnosa hepatitisDitanyakan gejalanya bila ternyata ditemukan hepatitis virus maka akan dilakukan tes darah untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila terjadi hepatitis kronis, maka dianjurkan dilakukan biopsi.

pada hepatitis G Metode yang digunakan untuk mendeteksi HGV sangat komplek untuk mengetahui adanya antibodi HGV. Once antibody is present, however, the virus itself generally has disappeared, making the test too late to be of use.

Dengue

2.3.1 Penyebab DengueDemam dengue adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam.Demam berdarah dengue/dengue hemorrhagic fever (DHF) adalah demam dengue yang disertai pembesaran hati dan manifestasi perdarahan.Pada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut dengue shock syndrome (DSS).

Demam dengue dan DHF disebabkan oleh salah satu dari 4 serotipe virus yang berbeda antigen.Virus ini adalah kelompok Flavivirus dan serotipenya adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4.Infeksi oleh salah satu jenis serotipe ini akan memberikan kekebalan seumur hidup tetapi tidak menimbulkan kekebalan terhadap serotipe yang lain. Sehingga seseorang yang hidup di daerah endemis DHF dapat mengalami infeksi sebanyak 4 kali seumur hidupnya.Dengue adalah penyakit daerah tropis dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari.Faktor resiko penting pada DHF adalah serotipe virus, dan faktor penderita seperti umur, status imunitas, dan predisposisi genetis.

2.3.2 Gejala Dengue

Infeksi oleh virus dengue menimbulkan variasi gejala mulai sindroma virus nonspesifik sampai perdarahan yang fatal.Gejala demam dengue tergantung pada umur penderita.Pada bayi dan anak-anak kecil biasanya berupa demam disertai ruam-ruam makulopapular.Pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa, bisa dimulai dengan demam ringan atau demam tinggi (>39 derajat c) yang tiba-tiba dan berlangsung selama 2 - 7 hari, disertai sakit kepala hebat, nyeri di belakang mata, nyeri sendi dan otot, mual-muntah dan ruam-ruam.Bintik-bintik perdarahan di kulit sering terjadi, kadang kadang disertai bintik-bintik perdarahan di farings dan konjungtiva.Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, tidak enak di ulu hati, nyeri di tulang rusuk kanan dan nyeri seluruh perut.Kadang-kadang demam mencapai 40 - 41 derajat c dan terjadi kejang demam pada bayi.DHF adalah komplikasi serius dengue yang dapat mengancam jiwa penderitanya, ditandai oleh :demam tinggi yang terjadi tiba-tibanmanifestasi, perdarahan, hepatomegali/pembesaran hati kadang-kadang terjadi syok manifestasi perdarahan pada dhf dimulai dari tes torniquet positif dan bintik-bintik perdarahan di kulit (ptechiae). Ptechiae ini bisa terlihat di seluruh anggota gerak, ketiak, wajah dan gusi. juga bisa terjadi perdarahan hidung, perdarahan gusi, perdarahan dari saluran cerna dan perdarahan dalam urin.

Berdasarkan gejalanya DHF dikelompokkan menjadi 4 tingkatan :

Derajat I : demam diikuti gejala tidak spesifik. satu-satunya manifestasi perdarahan adalah tes torniquet yang positif atau mudah memar.

Derajat II : gejala yang ada pada tingkat I ditambah dengan perdarahan spontan. perdarahan bisa terjadi di kulit atau di tempat lain.

Derajat III : kegagalan sirkulasi ditandai oleh denyut nadi yang cepat dan lemah, hipotensi, suhu tubuh yang rendah, kulit lembab dan penderita gelisah.

Derajat IV : syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diperiksa. fase kritis pada penyakit ini terjadi pada akhir masa demam.

Setelah demam selama 2 - 7 hari, penurunan suhu biasanya disertai dengan tanda-tanda gangguan sirkulasi darah. penderita berkeringat, gelisah, tangan dan kakinya dingin, dan mengalami perubahan tekanan darah dan denyut nadi.Pada kasus yang tidak terlalu berat gejala-gejala ini hampir tidak terlihat, menandakan kebocoran plasma yang ringan.Bila kehilangan plasma hebat, akan terjadi syok, syok berat dan kematian bila tidak segera ditangani. Kondisi yang buruk bisa segera ditangani dengan diagnosa dini dan pemberian cairan pengganti. Trombositopeni dan hemokonsentrasi sudah dapat dideteksi sebelum demam turun dan terjadi syok.Pada penderita dengan DSS kondisinya dengan segera memburuk. Ditandai dengan nadi cepat dan lemah, tekanan darah menyempit sampai kurang dari 20 mmhg atau terjadi hipotensi. Kulit dingin, lembab dan penderita mula-mula terlihat mengantuk kemudian gelisah.Bila tidak segera ditangani penderita akan meninggal dalam 12 - 24 jam. Dengan pemberian cairan pengganti, kondisi penderita akan segera membaik.Pada syok yang berat sekalipun, penderita akan membaik dalam 2 -3 hari. Tanda-tanda adanya perbaikan adalah jumlah urine yang cukup dan kembalinya nafsu makan.Syok yang tidak dapat diatasi biasanya berhubungan dengan keadaan yang lain seperti asidosis metabolik, perdarahan hebat di saluran cerna atau organ lain. Perdarahan yang terjadi di otak akan menyebabkan penderita kejang dan jatuh dalam keadaan koma.2.3.3 Diagnosa DenguePada awal mulainya demam, dhf sulit dibedakan dari infeksi lain yang disebabkan oleh berbagai jenis virus, bakteri dan parasit.Setelah hari ketiga atau keempat baru pemeriksaan darah dapat membantu diagnosa.Diagnosa ditegakkan dari gejala klinis dan hasil pemeriksaan darah :

Trombositopeni, jumlah trombosit kurang dari 100.000 sel/mm3

Hemokonsentrasi, jumlah hematokrit meningkat paling sedikit 20% di atas rata-rata.

Hasil laboratorium seperti ini biasanya ditemukan pada hari ke-3 sampai ke-7.Kadang-kadang dari x-ray dada ditemukan efusi pleura atau hipoalbuminemia yang menunjukkan adanya kebocoran plasma.Kalau penderita jatuh dalam keadaan syok, maka kasusnya disebut sebagai Dengue Shock Syndrome (DSS).Ulkus Peptikum

2.4.1 Penyebab Ulkus Peptikum

Ulkus Peptikum adalah suatu luka terbuka yang berbentuk bundar atau oval pada lapisan lambung atau usus dua belas jari (duodenum).Ulkus pada lambung disebutulkus gastrikum, sedangkan ulkus pada usus duabelas jari disebutulkus duodenalis.

Ulkus peptikum bisa disebabkan oleh bakteri (misalnyaHelicobacter pylori) atau obat-obatan yang menyebabkan melemahnya lapisan lendir pelindung lambung dan duodenum sehingga asam lambung bisa menembus lapisan yang sensitif di bawahnya.Asam lambung dan bakteri dapat mengiritasi lapisan lambung dan duodenum serta menyebabkan terbentuknya ulkus.H. pyloribiasanya ditularkan pada masa kanak-kanak, bisa melalui makanan, air atau kontak dengan penderita infeksiH. pylori.Penyakit menular ini lebih sering ditemukan pada orang dewasa yang berumur lebih dari 60 tahun dan juga lebih sering ditemukan di Negara negara berkembang.Sebagian besar orang yang memilikiH. pyloribaru menunjukkan gejala-gejala setelah mencapai usia lanjut, mereka bahkan tidak menyadari bahwa mereka memiliki bakteri tersebut.MeskipunH.pyloribiasanya tidak menimbulkan masalah pada masa kanak-kanak, tetapi jika tidak diobati bisa menyebabkangastritis, ulkus peptikum dan bahkan kanker lambung.Para ahli sepakat bahwa penyebab utama dari ulkus peptikum pada orang dewasa adalah bakteriHelicobacter pylori, tetapi tidak semua ahli berpendapat bahwa penyebab utama dari ulkus pada masa kanak-kanak adalah bakteri tersebut.Beberapa ahli mengemukakan perbedaan antara ulkus duodenalis dan ulkus gastrikum; ulkus duodenalis biasanya disebabkan oleh infeksiHelicobacter pylori, sedangkan ulkus gastrikum memiliki penyebab yang lain.50% dari kasus disebabkan olehHelicobacter pyloridan sisanya memiliki penyebab yang tidak diketahui secara pasti. Yang pasti, ulkus peptikum jarang ditemukan pada anak-anak yang sehat.Pada beberapa kasus, penyebabnya adalah pemakaian obat. PemakaianNSAIDs(non-steroid anti inflammatory drugs, obat anti peradangan non-steroid) dosis menengah bisa menyebabkan kelainan saluran pencernaan dan perdarahan pada beberapa anak.Acetaminophen tidak menyebabkan ulkus gastrikum dan merupakan pilihan NSAIDs yang baik bagi anak-anak.

2.4.2 Gejala Ulkus Peptikum

Pada bayi baru lahir, gejala awal dari ulkus peptikum bisa berupa adanya darah di dalam tinja.Jika ulkus menyebabkan terbentuknya lubang (perforasi) pada lambung atau usus halus, bayi bisa tampak kesakitan dan cenderung timbul demam.Pada bayi yang lebih tua dan anak kecil, selain di dalam tinjanya ditemukan darah, juga disertai muntah atau nyeri perut berulang.Nyeri seringkali semakin memburuk atau membaik jika anak makan. Nyeri juga menyebabkan anak terbangun dari tidurnya pada malam hari.

2.4.3 Gejala Ulkus Peptikum

Ulkus peptikum pada bayi dan anak kecil sulit untuk didiagnosis, karena anak yang masih sangat muda tidak dapat mengemukakan gejala yang dirasakannya secara tepat.Anak usia sekolah mungkin dapat menunjukkan lokasi nyeri, menjelaskan sifat nyeri dan saat timbulnya nyeri (sesudah makan atau pada waktu-waktu tertentu)

Polio (poliomeilitis)

2.5.1 Penyebab Polio

Polio (Poliomielitis) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang menyerang seluruh tubuh (termasuk otot dan saraf) dan bisa menyebabkan kelemahan otot yang sifatnya permanen, kelumpuhan atau kematian.

Penyebabnya adalah viruspolio.

Penularan virus terjadi melalui beberapa cara:- Secara langsung dari orang ke orang- Melalui percikan ludah penderita- Melalui tinja penderita.Virus masuk melalui mulut dan hidung, berkembangbiak di dalam tenggorokan dan saluran pencernaan, lalu diserap dan diserbarkan melalui sistem pembuluh darah dan pembuluh getah bening.

Resiko terjadinya polio:

Belum mendapatkan imunisasi polio

Bepergian ke daerah yang masih sering ditemukan polio

Kehamilan

Usia sangat lanjut atau sangat muda

Luka di mulut/hidung/tenggorokan (misalnya baru menjalani pengangkatan amandel atau pencabutan gigi)

Stres atau kelelahan fisik yang luar biasa (karena stres emosi dan fisik dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh).

2.5.2 Gejala Polio

Terdapat 3 pola dasar pada infeksi polio:-Infeksisubklinis-Non-paralitik-Paralitik.95% kasus merupakan infeksi subklinis.Poliomielitis klinis menyerang sistem saraf pusat (otak dankorda spinalis) serta erbagi menjadi non-paralitik serta paralitik. Infeksi klinis bisa terjadi setelah penderita sembuh dari suatu infeksi subklinis.

1. Infeksi subklinis (tanpa gejala atau gejala berlangsung selama kurang dari 72 jam)- demam ringan- sakit kepala- tidak enak badan- nyeri tenggorokan- tenggorokan tampak merah- muntah.

2. Poliomielitis non-paralitik (gejala berlangsung selama 1-2 minggu)- demam sedang- sakit kepala- kaku kuduk- muntah- diare- kelelahan yang luar biasa- rewel- nyeri atau kaku punggung, lengan, tungkai, perut- kejang dan nyeri otot- nyeri leher- nyeri leher bagian depan- kaku kuduk- nyeri punggung- nyeri tungkai (otot betis)- ruam kulit atau luka di kulit yang terasa nyeri- kekakuan otot.

3. Poliomielitis paralitik- demam timbul 5-7 hari sebelum gejala lainnya- sakit kepala- kaku kuduk dan punggung- kelemahan otot asimetrik- onsetnya cepat- segera berkembang menjadi kelumpuhan- lokasinya tergantung kepada bagian korda spinalis yang terkena- perasaan ganjil/aneh di daerah yang terkena (seperti tertusuk jarum)- peka terhadap sentuhan (sentuhan ringan bisa menimbulkan nyeri)- sulit untuk memulai proses berkemih- sembelit- perut kembung- gangguan menelan- nyeri otot- kejang otot, terutama otot betis, leher atau punggung- ngiler- gangguan pernafasan- rewel atau tidak dapat mengendalikan emosi- refleksBabinskipositif.

KOMPLIKASIKomplikasi yang paling berat adalah kelumpuhan yang menetap. Kelumpuhan terjadi sebanyak kurang dari 1 dari setiap 100 kasus, tetapi kelemahan satu atau beberapa otot, sering ditemukan.Kadang bagian dari otak yang berfungsi mengatur pernafasan terserang polio, sehingga terjadi kelemahan atau kelumpuhan pada otot dada.Beberapa penderita mengalami komplikasi 20-30 tahun setelah terserang polio. Keadaan ini disebutsindroma post-poliomielitis, yang terdiri dari kelemahan otot yang progresif, yang seringkali menyebabkan kelumpuhan.

2.5.3 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan terhadap contoh tinja untuk mencari poliovirus dan pemeriksaan terhadap darah untuk menentukan titerantibodi.Pembiakan virus diambil dari lendir tenggorokan, tinja atau cairanserebrospinal.Pemeriksan rutin terhadap cairan serebrospinal memberikan hasil yang normal atau tekanan, protein serta sel darah putihnya agak meningkat.

Meningitis2.6.1 Penyebab Meningitis KronisMeningitis Kronis adalah suatu infeksi otak yang menyebabkan peradangan di dalammeningen(selaput otak) yang berlangsung selama 1 bulan atau lebih.Meningitis kronis biasanya mengenai orang-orang yang sistem kekebalannya telah terganggu karenaAIDS, kanker, penyakit berat lainnya, obat anti-kanker atau penggunaan prednison jangka panjang.

Beberapa organisme infeksius bisa menyerang otak dan tumbuh di dalam otak, kemudian secara bertahap menyebabkan gejala-gejala dan kerusakan.Yang paling sering adalah jamurCryptococcus, virus sitomegalo, virus penyebab AIDS dan bakteri penyebabtuberkulosis,sifilisdan penyakitLyme.Beberapa penyakit non-infeksius (misalnyasarkoidosis) dan beberapa kanker bisa mengiritasi menigen dan menyebabkan meningitis kronis.Penyebab non-infeksius yang paling banyak ditemukan adalah penyebaranlimfomadan leukemiake dalam meningen.Peradangan meningen juga bisa disebabkan oleh obat-obat yang digunakan untuk mengobati kanker,obat untuk pencangkokan organ dan bahkan oleh obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen).Penyebab infekius Penyakit virus : Gondongan, Polio, Koriomeningitis limfositik, Herpes, Cacar air, Ensefalitis ekuina timur & barat, Ensefalitis St. Louis, Mononukleosis Infeksiosa, AIDS, infeksi karena virus eko, coksakie atau sitomegalo.

2.6.2 Gejala Meningitis Kronis

Gejalanya menyerupai meningitis bakterialis, tetapi penyakit ini berkembang lebih lambat, biasanya lebih dari beberapa minggu.Demam yang timbul tidak sehebat pada meningitisbakterialis.Sering terjadi sakit kepala, linglung dan bahkan sakit punggung dan kelainan saraf (misalnya kelemahan, kesemutan, mati rasa dan kelumpuhan wajah).

2.6.3 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya.Untuk memperkuat diagnosis, biasanya dilakukan pemeriksaanCT scanatauMRIkepala, yang diikuti dengan pemeriksaanpungsi lumbaldan cairan serebrospinal.Jumlah sel darah putih di dalam cairan serebrospinal lebih tinggi daripada normal, tetapi biasanya lebih rendah dibandingkan dengan pada meningitis bakterialis, serta mengandung populasi sel darah putih yang berbeda (lebih banyak limfosit).Pemerisaan mikroskopis bisa menunjukkan organisme penyebabnya.Pemeriksaan tambahan lainnya bisa dilakukan untuk mengetahui tuberkulosis, sifilis atau jamur dan virus tertentu.

Disentri Amoeba

2.7.1 Penyebab Disentri AmoebaDisentri amoeba(amoebiasis) adalah infeksi usus (usus) yang disebabkan oleh amoeba Entamoeba histolytica yang dapat menyebabkandiarebercampur dengan darah. Ada beberapa spesies yang berbeda amoeba, tapi yang paling berbahaya salah satunya seperti Entamoeba histolytica (penyebab penyakitdisentriamoeba) yang hidup terutama di daerah tropis. Spesies ini mampu melalui dinding usus dan menyebar melalui aliran darah untuk menginfeksi organ lain, seperti hati, paru-paru dan otak.

Penyebab penyakit disentri amoeba(Entamoeba histolytica) tergolong jenis spesies amoeba berbahaya, namun mikroorganisme ini menyebabkan gejala kronis yang ringan seperti tinja longgar atau berair, sakit perut, kram, kelelahan, sembelit (intermitten), diare dengan pembengkakan perut dan perut kembung.

2.7.2 Gejala Disentri Amoeba

Amoeba adalah parasit yang ditemukan dalam makanan atau minuman yang tercemar. Mereka memasuki tubuh melalui mulut ketika makanan atau minuman yang tercemar ditelan, masuk kedalam system pencernaan tinggal di usus dan menyebabkan infeksi.Entamoeba histolytica sebagaipenyebab disentri amoebabisa eksis dalam dua bentuk dalam makanan yang terkontaminasi dan minuman, yaitu sebagai amoeba bebas (dikenal sebagai trophozoites) dan sebagai infektif kista, yang merupakan sekelompok amoeba dikelilingi oleh dinding pelindung yang telah berlalu (dikeluarkan) dalam tinja (manusia atau hewan).Jika seseorang menelan makanan yang terkontaminasi yang berisi amoeba bebas (trofozoit), hampir tak ada sesuatu yang mungkin terjadi karena mereka biasanya meninggal di dalam perut kerana tingkat keasaman sistem pencernaan (misalnya di lambung). Di sisi lain, kista sangat tahan terhadap isi asam lambung, dan makanan yang terkontaminasi dengan kista merupakan risiko infeksi asli sehingga dapat mengiritasi system pencernaan atau membuat seseorang terserangdisentri amoeba.Disentri amoebaditeruskan oleh kebersihan atau sanitasi yang buruk, di mana makanan yang terkontaminasi dan minuman yang dikonsumsi tanpa pemanasan yang memadai (tidak masak).

2.7.3 Diagnosa

Disentri amoebamungkin tidak menunjukkan gejala apapun selama jangka waktu yang lama (berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun). Tapi orang yang terinfeksi masih mengekskresikan kista dan, akibatnya, menginfeksi lingkungan mereka. Ketika serangan disentri amoeba, mereka merusak dinding usus besar sehingga menyebabkan ulserasi dan perdarahan.HIV/AIDS

2.8.1 Penyebab HIV/AIDS

Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu infeksi oleh salah satu dari 2 jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebutlimfosit, menyebabkanAIDS(Acquired Immunodeficiency Syndrome) dan penyakit lainnya sebagai akibat dari gangguan kekebalan tubuh.PERJALANAN PENYAKITSupaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih yang disebutlimfosit.Materi genetik virus dimasukkan ke dalam DNA sel yang terinfeksi.Di dalam sel, virus berkembangbiak dan pada akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan partikel virus yang baru.Partikel virus yang baru kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan menghancurkannya.

Virus menempel pada limfosit yang memiliki suatureseptorprotein yang disebutCD4, yang terdapat di selaput bagian luar.Sel-sel yang memiliki reseptor CD4 biasanya disebut selCD4+ataulimfosit T penolong.Limfosit T penolong berfungsi mengaktifkan dan mengatur sel-sel lainnya pada sistem kekebalan (misalnyalimfosit B,makrofagdanlimfosit T sitotoksik), yang kesemuanya membantu menghancurkan sel-sel ganas dan organisme asing.Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T penolong, sehingga terjadi kelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infeksi dan kanker.

Seseorang yang terinfeksi oleh HIV akan kehilangan limfosit T penolong melalui 3 tahap selama beberapa bulan atau tahun:

1. Seseorang yang sehat memiliki limfosit CD4 sebanyak 800-1300 sel/mL darah. Pada beberapa bulan pertama setelah terinfeksi HIV, jumlahnya menurun sebanyak 40-50%. Selama bulan-bulan ini penderita bisa menularkan HIV kepada orang lain karena banyak partikel virus yang terdapat di dalam darah. Meskipun tubuh berusaha melawan virus, tetapi tubuh tidak mampu meredakan infeksi.

2. Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus di dalam darah mencapai kadar yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita. Perusakan sel CD4+ dan penularan penyakit kepada orang lain terus berlanjut.Kadar partikel virus yang tinggi dan kadar limfosit CD4+ yang rendah membantu dokter dalam menentukan orang-orang yang beresiko tinggi menderita AIDS.

3. 1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanya menurun drastis. Jika kadarnya mencapai 200 sel/mL darah, maka penderita menjadi rentan terhadap infeksi.

Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B (limfosit yang menghasilkanantibodi) dan seringkali menyebabkan produksi antibodi yang berlebihan.Antibodi ini terutama ditujukan untuk melawan HIV dan infeksi yang dialami penderita, tetapi antibodi ini tidak banyak membantu dalam melawan berbagai infeksioportunistikpada AIDS.Pada saat yang bersamaan, penghancuran limfosit CD4+ oleh virus menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam mengenali organisme dan sasaran baru yang harus diserang.PENULARAN

Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh yang mengandung sel terinfeksi atau partikel virus.Yang dimaksud dengan cairan tubuh disini adalah darah,semen, cairan vagina, cairanserebrospinaldan air susu ibu. Dalam konsentrasi yang lebih kecil, virus juga terdapat di dalam air mata, air kemihi dan air ludah.

HIV ditularkan melalui cara-cara berikut:

Hubungan seksual dengan penderita, dimana selaput lendir mulut, vagina atau rektum berhubungan langsung dengan cairan tubuh yang terkontaminasi Suntikan atau infus darah yang terkontaminasi, seperti yang terjadi pada transfusi darah, pemakaian jarum bersama-sama atau tidak sengaja tergores oleh jarum yang terkontaminasi virus HIV

Pemindahan virus dari ibu yang terinfeksi kepada anaknya sebelum atau selama proses kelahiran atau melalui ASI.

Kemungkinan terinfeksi oleh HIV meningkat jika kulit atau selaput lendir robek atau rusak, seperti yang bisa terjadi pada hubungan seksual yang kasar, baik melalui vagina maupun melalui anus.Penelitian menunjukkan kemungkinan penularan HIV sangat tinggi pada pasangan seksual yang menderitaherpes,sifilisatau penyakit menular seksual lainnya, yang mengakibatkan kerusakan pada permukaan kulit.Penularan juga bisa terjadi padaoral seks(hubungan seksual melalui mulut), walaupun lebihjarang.Virus pada penderita wanita yang sedang hamil bisa ditularkan kepada janinnya pada awal kehamilan (melaluiplasenta) atau pada saat persalinan (melalui jalan lahir).Anak-anak yang sedang disusui oleh ibu yang terinfeksi HIV bisa tertular melalui ASI.Beberapa anak tertular oleh virus ini melalui penganiayaan seksual.HIV tidak ditularkan melalui kontak biasa atau kontak dekat yang tidak bersifat seksual di tempat bekerja, sekolah ataupun di rumah.Belum pernah dilaporkan kasus penularan HIV melalui batuk atau bersin penderita maupun melalui gigitan nyamuk.Penularan dari seorang dokter atau dokter gigi yang terinfeksi terhadap pasennya juga sangat jarang terjadi.

2.8.2 Gejala HIV/AIDS

Beberapa penderita menampakkan gejala yang menyerupaimononukleosis infeksiosadalam waktu beberapa minggu setelah terinfeksi.Gejalanya berupa demam, ruam-ruam, pembengkakan kelenjar getah bening dan rasa tidak enak badan yang berlangsung selama 3-14 hari. Sebagian besar gejala akan menghilang, meskipun kelenjar getah bening tetap membesar.

Selama beberapa tahun, gejala lainnya tidak muncul. Tetapi sejumlah besar virus segera akan ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh lainnya, sehingga penderita bisa menularkan penyakitnya.Dalam waktu beberapa bulan setelah terinfeksi, penderita bisa mengalami gejala-gejala yang ringn secara berulang yang belum benar-benar menunjukkan suatu AIDS.

Penderita bisa menunjukkan gejala-gejala infeksi HIV dalam waktu beberapa tahun sebelum terjadinya infeksi atau tumor yang khas untuk AIDS.Gejalanya berupa:- pembengkakan kelenjar getah bening- penurunan berat badan- demam yang hilang-timbul- perasaan tidak enak badan- lelah- diare berulang-anemia-thrush(infeksi jamur di mulut).Beberapa infeksi oportunistik dan kanker merupakan ciri khas dari munculnya AIDS:

1. Thrush.Pertumbuhan berlebihan jamurCandidadi dalam mulut, vagina atau kerongkongan, biasanya merupakan infeksi yang pertama muncul.Infeksi jamur vagina berulang yang sulit diobati seringkali merupakan gejala dini HIV pada wanita. Tapi infeksi seperti ini juga bisa terjadi pada wanita sehat akibat berbagai faktor seperti pil KB, antibiotik dan perubahan hormonal.

2. Pneumonia pneumokistik.Pneumonia karena jamurPneumocystis cariniimerupakan infeksi oportunistik yang sering berulang pada penderita AIDS.Infeksi ini seringkali merupakan infeksi oportunistik serius yang pertama kali muncul dan sebelum ditemukan cara pengobatan dan pencegahannya, merupakan penyebab tersering dari kematian pada penderita infeksi HIV

3. Toksoplasmosis.Infeksi kronis olehToxoplasmasering terjadi sejak masa kanak-kanak, tapi gejala hanya timbul pada sekelompok kecil penderita AIDS.Jika terjadi pengaktivan kembali, makaToxoplasmabisa menyebabkan infeksi hebat, terutama di otak.

4. Tuberkulosis.Tuberkulosis pada penderita infeksi HIV, lebih sering terjadi dan bersifat lebih mematikan.Mikobakterium jenis lain yaituMycobacterium avium, merupakan penyebab dari timbulnya demam, penurunan berat badan dan diare pada penderita tuberkulosa stadium lanjut.Tuberkulosis bisa diobati dan dicegah dengan obat-obat anti tuberkulosa yang biasa digunakan.

5. Infeksi saluran pencernaan.Infeksi saluran pencernaan oleh parasitCryptosporidiumsering ditemukan pada penderita AIDS. Parasit ini mungkin didapat dari makanan atau air yang tercemar.Gejalanya berupa diare hebat, nyeri perut dan penurunan berat badan.

6. Leukoensefalopati multifokal progresif.Leukoensefalopati multifokal progresif merupakan suatu infeksi virus di otak yang bisa mempengaruhi fungsi neurologis penderita.Gejala awal biasanya berupa hilangnya kekuatan lengan atau tungkai dan hilangnya koordinasi atau keseimbangan.Dalam beberapa hari atau minggu, penderita tidak mampu berjalan dan berdiri dan biasanya beberapa bulan kemudian penderita akan meninggal.

7. Infeksi oleh sitomegalovirus.Infeksi ulangan cenderung terjadi pada stadium lanjut dan seringkali menyerangretinamata, menyebabkan kebutaan.Pengobatan dengan obat anti-virus bisa mengendalikan sitomegalovirus.8. Sarkoma Kaposi.Sarkoma Kaposi adalah suatu tumor yang tidak nyeri, berwarna merah sampai ungu, berupa bercak-bercak yang menonjol di kulit.Tumor ini terutama sering ditemukan pada pria homoseksual.

9. Kanker.Bisa juga terjadi kanker kelenjar getah bening (limfoma) yang mula-mula muncul di otak atau organ-organ dalam.Wanita penderita AIDS cenderung terkena kanker serviks.Pria homoseksual juga mudah terkena kanker rektum.

2.8.3 Diagnosa

Pemeriksaan yang relatif sederhana dan akurat adalah pemeriksaan darah yang disebuttes ELISA.Dengan pemeriksaan ini dapat dideteksi adanyaantiboditerhadap HIV, hasil tes secara rutin diperkuat dengan tes yang lebih akurat.Ada suatu periode (beberapa minggu atau lebih setelah terinfeksi HI) dimana antibodi belum positif. Pada periode ini dilakukan pemeriksaan yang sangat sensitif untuk mendeteksi virus, yaituantigen P24.Antigen P24 belakangan ini digunakan untuk menyaringan darah yang disumbangkan untuk keperluan transfusi.Jika hasil tes ELISA menunjukkan adanya infeksi HIV, maka pada contoh darah yang sama dilakukan tes ELISA ulangan untuk memastikannya.Jika hasil tes ELISA yang kedua juga positif, maka langkah berikutnya adalah memperkuat diagnosis dengan tes darah yang lebih akurat dan lebih mahal, yaitutes apusan Western. Tes ini juga bisam enentukan adanya antibodi terhadap HIV, tetapi lebih spesifik daripada ELISA. Jika hasil tes Western juga positif, maka dapat dipastikan orang tersebut terinfeksi HIV.BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada penyakit menular dan penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi ( seperti virus , bakteri dan parasit ) , bukan disebakan faktor fisik ( seperti luka bakar ) atau kimia ( seperti keracunan )

3.2 Saran

penyakit infeksi dapat dicegah dengan cara mempertebal sistem imun , menjaga pola makan , menjaa kebersihan lingkungan dan mengetahui tentang mutasi gen dari penyakit yang disebabkan oleh infeksi ......

Nah, semoga contohMakalah Kesehatandi atas dapat membantu jalannya perkuliahan Anda selama menjadi mahasiswa di kampus. Semoga menjadi mahasiswa yang sukes.1