Makalah Pasar dan Lembaga Keuangan

11
TUGAS AKHIR PASAR DAN LEMBAGA KEUANGAN ANALISIS KASUS PENOLAKAN GANTI RUGI KLAIM ASURANSI OLEH: Yulianti Dwi Utami, 0605002338 Rizki Malinda IP, 0606083185 Veronica S, 0606083380 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA 2008

Transcript of Makalah Pasar dan Lembaga Keuangan

Page 1: Makalah Pasar dan Lembaga Keuangan

TUGAS AKHIR PASAR DAN LEMBAGA KEUANGAN

ANALISIS KASUS

PENOLAKAN GANTI RUGI KLAIM ASURANSI

OLEH:

Yulianti Dwi Utami, 0605002338

Rizki Malinda IP, 0606083185

Veronica S, 0606083380

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS INDONESIA

2008

Page 2: Makalah Pasar dan Lembaga Keuangan

Statement of Authorship

“Saya/kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas yang

terlampir adalah murni hasil pekerjan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang

saya/kami gunakan tanpa menebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada

mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami

menggunakannya.

Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumplkan ini dapat diperbanyak dan atau

dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Nama: Yulianti Dwi Utami

NPM: 0605002338

Tandatangan:

Nama: Veronica S

NPM: 0606083380

Tandatangan:

Nama: Rizki Malinda I P

NPM: 0606083185

Tandatangan:

Mata Ajaran : Pasar dan Lembaga Keuangan

Judul Makalah/Tugas : Analisis Kasus Penolakan Ganti Rugi Klaim Asuransi

Tanggal : 28 November 2008

Dosen : Nazif / Fazlul

Page 3: Makalah Pasar dan Lembaga Keuangan

1

DAFTAR ISI

Daftar Isi ........... 1

Bab I Pendahuluan

Latar belakang masalah ............ 2

Tujuan penulisan ............ 2

Bab II Landasan Teori

Definisi Asuransi ............ 3

Asuransi Kerugian ............ 3

Polis Asuransi ............ 3

Bab III Analisis Masalah

Profil Perusahaan ............ 5

Definisi Masalah ............ 6

Analisis Masalah ............ 6

Bab IV Kesimpulan dan Saran ............ 8

Daftar Pustaka ............ 9

Page 4: Makalah Pasar dan Lembaga Keuangan

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin banyak perusahaan asuransi (PA) yang menjalankan bisnisnya di Indonesia,

sayangnya, semakin banyak pula tuntutan-tuntutan antara klien dan PA tentang penggantian

kerugian atau klaim yang tak berujung dan tidak menemukan titik temu. Hal ini terlihat pula

dalam kasus yang penulis angkat kali ini, yaitu tentang PT Dhermawan Subekti (klien) dan

PT Jasa Raharja Putera (PA) yang bersitegang tentang masalah penolakan klaim asuransi

yang diajukan. Melalui analisa kasus, akan dibahas celah-celah yang terdapat pada polis

asuransi yang bisa berbuntut pada sidang di pengadilan.

B. Tujuan Penulisan

Memberikan gambaran singkat dan jelas tentang salah satu fenomena yang kerap

terjadi dalam dunia asuransi

Menelususi kelayakan penggantirugian klaim asuransi yang terjadi dalam kasus

Page 5: Makalah Pasar dan Lembaga Keuangan

3

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Asuransi

Dalam pasal 246 KUHD memberikan batasan perjanjian asuransi sebagai berikut;

Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung

mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk

memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, kehilangan

keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang

tidak tertentu.

Untuk sampai pada suatu keadaan dimana penanggung/perusahaan harus benar-benar

memberi ganti kerugian harus dipenuhi 3 syarat berikut ini:

1. Harus terjadi peristiwa yang tidak tertentu yang diasuransikan.

2. Pihak tertanggung harus menderita kerugian.

3. Ada hubungan sebab akibat antara peristiwa dengan kerugian.

B. Asuransi Kerugian (Non Life Insurance)

Menurut UU No.2 Tahun 1992 tentang usaha peransuransian, usaha asuransi terdiri atas:

1. Asuransi kerugian (non life insurance)

2. Asuransi jiwa (life insurance)

3. Reasuransi (reinsurance)

Usaha asuransi kerugian menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 yaitu usaha yang

memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan

tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.

C. Polis Asuransi

Ketentuan mengenai Polis Asuransi diatur dalam Pasal 255 KUHD yang menyebutkan

bahwa setiap pertanggungan harus dibuat secara tertulis dalam suatu akta yang dinamakan

polis.

Polis asuransi adalah dokumen dasar dalam melakukan suatu pertanggungan yaitu surat

permohonan tertulis atau aplikasi yang diajukan tertanggung kepada perusahaan asuransi.

Dalam aplikasi tersebut memuat informasi lengkap antara lain mengenai jenis dan jumlah

asuransi yang diinginkan, premi yang dibayarkan dan informasi lainnya mengenai timbulnya

kerugian. Informasi ini bagi perusahaan asuransi digunakan terutama untuk tujuan

underwriting dan identifikasi.

Page 6: Makalah Pasar dan Lembaga Keuangan

4

Polis asuransi terdiri atas empat bagian terpisah, yaitu:

1. Declarations

Merupakan suatu pernyataan yang bersifat informasi mengenai risiko yang akan

diasuransikan dan digunakan sebagai dasar untuk menetapkan premi dan penerbitan polis.

Deklarasi menerangkan hal-hal mengenai:Perusahaan asuransi yang bersangkutan sebagai

penanggung

a) Siapa yang ditanggung

b) Apa yang ditanggung

c) Untuk berapa lama jangka waktu pertanggungan

d) Jenis bisnis

e) Berapa banyak yang dipertanggungkan

f) Berapa besar preminya

2. Insuring Agreement

Adalah perjanjian pertanggungan yang merupakan bagian yang mengatur ketentuan kedua

pihak tertanggung dan penanggung

3. Conditions

Bagian ini mengatur ketentuan kedua pihak tertanggung dan penanggung menyetujui untuk

melakukan pemeriksaan atas suatu kejadian.

4. Exclusions

Bagian ini menyebutkan dengan jelas bahwa bentuk peril apa saja yang tidak ditutup atau di

luar penutupan pertanggungan

Biasanya dalam praktek sehari-hari, polis yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi

masih harus ditambah/diubah untuk memenuhi berbagai kebutuhan antara lain kemungkinan

adanya perubahan keadaan, pemindahan tangan nama, dan sebagainya. Setiap perubahan/

penambahan, baik yang bersifat syarat / bersifat pemberitahuan harus dicatat dalam polis

yang bersangkutan, agar perubahan ini dapat dianggap sah dan mengikat para pihak.

Page 7: Makalah Pasar dan Lembaga Keuangan

5

BAB III

ANALISIS MASALAH

A. Profil Perusahaan

Didirikan sejak tanggal 27 November 1993, PT Jasa Raharja Putera (JP-INSURANCE)

memberikan layanan asuransi kerugian dalam arti seluas-luasnya, termasuk di dalamnya

kegiatan usaha Surety Bond. JP-INSURANCE merupakan salah satu di antara sedikit

perusahaan asuransi di Indonesia yang aktif dalam pengembangan layanan Surety Bond

sebagai salah satu jenis produk baru di Indonesia dengan prospek yang sangat cerah.

JP-INSURANCE percaya, dengan didukung oleh 489 karyawan, 24 jaringan cabang

serta 53 kantor perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia, serta ditopang oleh tekad

Perusahaan untuk senantiasa menepati janji, Perusahaan akan mampu mencatat pertumbuhan

yang pesat serta menempatkan diri sebagai salah satu pemain utama di era globalisasi ini.

Dalam menjalankan roda perusahaan, manajemen berpegang teguh pada prinsip kehati-

hatian, khususnya dalam hal pengelolaan risiko, baik risiko dari akseptasi sebuah polis

maupun risiko dari penempatan dana. Hasilnya tercermin pada senantiasa positifnya hasil

underwriting serta hasil investasi perusahaan.

Sementara itu, dalam rangka mensiasati era globalisasi yang sarat akan persaingan,

Perusahaan aktif melakukan pembenahan diri. Disamping giat mensosialisasikan budaya

perusahaan serta menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bagi para karyawannya, Perusahaan

juga aktif melakukan inovasi terhadap produk-produk yang ada, sebagaimana tercermin pada

JP-ASTOR (produk asuransi kendaraan bermotor) yang diluncurkan pada tahun 1999.

Selain JP-ASTOR, Perusahaan juga meluncurkan JP-ASPRI (produk asuransi kecelakaan

pribadi), JP-GRAHA (produk asuransi kebakaran), serta JP-BONDING (produk asuransi

untuk jenis usaha surety bond) di tahun 2001. Keempat produk ini sesungguhnya hanya

merupakan bagian dari total portfolio produk Perusahaan. Adalah kebijakan manajemen

untuk menyediakan beragam layanan untuk berbagai lapisan masyarakat, sejalan dengan

tekad perusahaan untuk menjadi "one-stop insurance services company" bagi para

nasabahnya. Kebijakan ini pada dasarnya dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dan

kenyamanan kepada nasabah, karena manajemen menyadari bahwa loyalitas nasabah amat

penting demi mendukung pertumbuhan dan perkembangan perusahaan di masa datang.

Visi dan Misi Perusahaan

Visi: Menjadi perusahaan asuransi terkemuka di

Page 8: Makalah Pasar dan Lembaga Keuangan

6

Misi: Menyediakan produk tepat guna dengan pelayanan prima

B. Definisi Masalah

Terdapat konflik antara PT Dharmawan Subakti dan PT Jasa Raharja Putera mengenai

pencairan dana asuransi untuk ganti rugi akibat bencana alam yang dialami PT Dharmawan.

Setelah melalui persidangan, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memutuskan penolakan

terhadap gugatan PT Dharmawan sebab klaim asuransi sudah melewati batas waktu jangka

pertanggungan. Pertanggungan itu tertuang dalam polis asuransi gempa bumi, gunung

meletus dan tsunami skedul A (sum insured basis) No. 22.00.12.06.00026/9.0004 tertanggal

30 September 2006. Polis asuransi yang bernilai Rp1,896 miliar itu jangka waktu asuransinya

terhitung sejak 10 Setember 2006 hingga 10 September 2007.

Objek tanggungan polis asuransi itu adalah bangunan hotel penggugat yang terletak di Jl.

Pariwisata No. 1 Pantai Panjang, Bengkulu. Dua hari setelah waktu pertangguhan habis, yaitu

pada 1 September 2007 Bengkulu mengalami gempa berkekuatan 7,9 skala Richter. Akibat

gempa bumi itu, hotel penggugat mengalami kerusakan, berupa bangunan cottagge, restoran,

gudang maintantenance dan fasilitas jalan. Nilai kerugian ditaksir mencapai Rp908 juta.

Penggugat lalu mengajukan klaim kerugian tersebut pada 18 September 2007.

Namun Jasaraharja Putera menolak pembayaran ganti kerugian. Dengan alasan klaim

diajukan diluar waktu tanggungan. Penolakan itu mengacu pada ketentuan due date (jangka

waktu perlindungan polis).

C. Analisis Masalah

Ada beberapa hal yang mempengaruhi penolakan klaim asuransi penggugat yang bisa

dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi penggugat dan sisi tergugat.

Dari sisi penggugat (PT Dhermawan Subekti)

1. Ketidakjujuran Nasabah

2. Adanya pengecualian oleh perusahaan dalam membayar Uang Pertanggungan

3. Nasabah terlalu lama mengajukan klaim. Umumnya, PA menetapkan batasan waktu

pengajuan klaim asuransi.

4. Syarat-syarat saat pengajuan klaim kurang lengkap

5. Tidak dibayarnya premi oleh nasabah dalam jangka waktu yang sudah ditentukan

Dari sisi tergugat (Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Putera)

1. Ketidakjujuran Agen Asuransi dalam mempresentasikan produk asuransinya

Page 9: Makalah Pasar dan Lembaga Keuangan

7

2. Perusahaannya yang bandel

Menurut peraturan PT Jasa Raharja Putera mengenai Kewajiban tertanggung bila terjadi

kebakaran/kerusakan:

1. Segera melapor kepada JP-INSURANCE

2. Menyerahkan Polis Asli beserta Berita Acara ataupun Surat Keterangan yang

menyatakan kejadian dimaksud, antara lain dari Lurah dan Polisi setempat.

3. Menyerahkan laporan terperinci yang menerangkan selengkap-lengkapnya tentang

terjadinya kebakaran/kerusakan paling lambat dalam waktu 7 (tujuh hari)

kejadian.

4. Memberikan segala keterangan dan bukti-bukti yang lain yang diminta oleh

Penanggung.

5. Agar menjaga/menyelamatkan harta benda dan atau kepentingan yang

dipertanggungkan TLO.

Pada kasus ini kami melihat bahwa Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Putera tidak

membayarkan klaim PT.Dhermawan Subekti dikarenakan perusahaan tersebut terlalu

lama mengajukan klaim, yaitu 9 hari setelah kejadian. Padahal menurut peraturan PT Jasa

Raharja Putera, laporan paling lambat diterima dalam waktu 7 hari setelah kejadian.

Hal ini juga tekait dengan pernyataan dari Jasa Raharja Putera bahwa kesepakatan periode

pertanggungan tidak didasarkan pada tanggal penandatanganan polis. Melainkan

berdasarkan poin-poin kesepakatan yang tegas disebutkan dalam polis, yaitu sejak 10

Setember 2006 hingga 10 September 2007. Ini sesuai masa pertanggungan yang

disepakati oleh para pihak ketika perjanjian asuransi ditutup.

Peristiwa tersebut kemungkinan besar disebabkan kelalaian pihak PT.Dhermawan

Subekti dalam memahami peraturan yang dibuat oleh PT Jasa Raharja Putera.

Page 10: Makalah Pasar dan Lembaga Keuangan

8

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam kasus ini, PT Dhermawan Subekti memang tidak layak untuk mendapatkan

pembayaran ganti rugi dari PT Jasa Raharja Putera.

Saran dari kami adalah seharusnya kesepakatan dalam membuat kontrak asuransi harus jelas

dan kedua pihak (PT Dhermawan Subekti dan PT Jasa Raharja Putera) harusmemahami isi dari

kontrak tersebut.

Page 11: Makalah Pasar dan Lembaga Keuangan

9

DAFTAR PUSTAKA

Siamat, D. (2001), Manajemen Lembaga Keuangan, edisi ketiga, Jakarta Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi UI

http://cms.sip.co.id/hukumonline/

http://www.jasaraharja-putera.co.id/