Makalah Pajak Penerangan Jalan 2

13
MAKALAH PAJAK PENERANGAN JALAN MATA KULIAH PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH DOSEN PENGAMPU: OLEH : KELOMPOK 10 1. Moch Arif B NIM : B.231.13.0013 2. Ninik Budianti NIM : B.231.13.0216 3. Anselmus Retmono Ari A NIM : B.231.13.0258 4. Noor Hafidzah NIM : B.231.13.0259 5. Imam Safii NIM : B.231.13.0298

description

pajak daerah

Transcript of Makalah Pajak Penerangan Jalan 2

MAKALAH

MAKALAHPAJAK PENERANGAN JALAN

MATA KULIAHPAJAK DAN RETRIBUSI DAERAHDOSEN PENGAMPU:

OLEH :KELOMPOK 10

1. Moch Arif BNIM : B.231.13.00132. Ninik BudiantiNIM : B.231.13.02163. Anselmus Retmono Ari ANIM : B.231.13.02584. Noor HafidzahNIM : B.231.13.02595. Imam SafiiNIM : B.231.13.0298

PROGAM STUDI S1 AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS SEMARANG2015

KATA PENGANTAR Puji SyukurPuji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan kasih-Nya kepada kami.Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Adapun judul makalah ini adalahPajak Penerangan Jalan.Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas pembelajaran Pajak dan Retribusi Daerah yang bertujuan untuk mengetahuidasar- dasar Pajak Penerangan Jalan.Penulisan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa fakultas ekonomi khususnya Program studi Akuntansi.Akhirnya pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu saya menyelesaikan makalah ini. Dengan hati yang ikhlas, pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada:1. Yang teristimewa kepada Tuhan Yang Maha Esa2. Kepada dosen pembimbing yang telah memberikan dorongan dan semangat selama penyelesaian makalah ini3. Kepada orangtua yang selalu mendukung kami dalam penyelesaian tugas ini4. Kepada teman-teman yang telah memberikan inspirasi kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Meskipun kami berusaha semaksimalmungkin, tetapi kami menyadari bahwa makalahini masih jauh dari harapan, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifatmembangun untuk kesempurnaan makalah ini.

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPajak Penerangan Jalan merupakan pungutan daerah atas penggunaan tenaga listrik baik untuk industri maupun non industri. Dengan melihat semakin baiknya Perekonomian Kabupaten atau Kota maka tidaklah heran jika pemasukan pemerintah daerah dari sektor Pajak Daerah juga meningkat, tidak terkecuali Pajak Penerangan Jalan. Meningkatnya Pajak Penerangan Jalan lebih terpengaruh oleh bertambahnya pengguna listrik sebagai contoh sumber listrik yang sudah mulai terjangkau ke daerah-daerah terpencil di kabupaten maupun di kota kota besar yang menyebabkan bertambahnya pengguna listrik.Dengan demikian pemerintah Kabupaten atau Kota agar dapat memaksimalkan penerimaan Pajak Penerangan Jalan maka perlu bekerjasama dengan instansi terkait dalam hal ini PLN untuk menyediakan sumber listrik untuk rumah-rumah yang belum terjangkau listrik sama sekali. Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap terhadap PAD relatif besar dibandingkan dengan pendapatan daerah lainnya yang berasal dari Pajak Daerah. Evaluasi terhadap penerimaan Pajak Penerangan Jalan perlu dilakukan untuk mengetahui apakah target penerimaan Pajak Penerangan Jalan untuk tahun-tahun sebelumnya dapat tercapai dan mengetahui jumlah realisasi yang diperoleh. Serta mengetahui perkembangan penerimaan Pajak Penerangan Jalan dan kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah.B. Rumusan Masalah1. Mengetahui Pengertian dan Dasar hukum Pajak Penerangan Jalan.2. Mengetahui Objek, Subjek, dan Wajib Pajak Penerangan Jalan.3. Dasar Pengenaan, Tarif Pajak, dan Cara perhitungan Pajak Penerangan Jalan.

BAB IIPEMBAHASANPajak Penerangan Jalan

A. PengertianPajak Penerangan Jalan adalah pajak atas pengunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.

B. Dasar HukumPenerangan Jalan di Kota Semarang mempunyai payung hukum dalam pemungutannya sebagai berikut:1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah danretribusi Daerah yang merupakan pengganti dari Undang-UndangNomor 34 Tahun 2000.2. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah3. Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2003 tentang Pajak Penerangan Jalan yang merupakan pengganti dari Perda Nomor 12 Tahun 2001.

C. Obyek, Subyek dan Wajib Pajak1. Objek Pajak adalah penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain.2. Listrik yang dihasilkan sendiri meliputi seluruh pembangkit listrik3. Dikecualikan dari objek Pajak adalah:Yang termasuk pengecualian pada Pajak Penerangan Jalan berdasarkan Perda Kota Semarang Nomor 4 Tahun 2003 adalah: Penggunaan tenaga listrik oleh instansi Pemerintah Pusat dan PemerintahDaerah. Penggunaan tenaga listrik pada tempat-tempat yang digunakan oleh Kedutaan, Konsulat, Perwakilan Asing dan Lembaga Internasional dengan azas timbal balik sebagaimana berlaku untuk Pajak Negara. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN dengan kapasitas kurang dari 35 KVA. Penggunaan tenaga listrik untuk sosial murni.

4. Subjek Pajak adalah Orang pribadi atau badan yang dapat menggunakan tenaga listrik.5. Wajib Pajak adalah Orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik.6. Untuk tenaga listrik yang disediakan oleh sumber lain, Wajib Pajak adalah penyedia tenaga listrik.7. Jenis pemungutan untuk Pajak Penerangan Jalan ini adalah SELF ASSESMENT (dimana WP menghitung, melaporkan dan menyetorkan sendiri pajaknya)

D. Dasar pengenaan, Tarif, Masa Pajak dan Cara Perhitungan1. Dasar pengenaan, tarif dan masa pajaka. Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Jual Tenaga Listrik (NJTL)b. NJTL ditetapkan: Untuk tenaga listrik yang berasal dari PLN dengan pembayaran : NJTL adalah jumlah tagihan biaya beban/tetap + biaya, pemakaian kWh/variabel yang ditagihkan dalam rekening listrik Untuk tenaga listrik yang dihasilkan sendiri : NJTL dihitung berdasarkan kapasitas tersedia, tingkat penggunaan listrik, jangka waktu pemakaian listrik, dan harga satuan listrik yang berlaku di wilayah daerah.

c. Tarif pajak :Untuk Penggunaan Listrik Dari Sumber Lain

Rumah Tangga Batas daya Tarif

450 - 1300 VA3%

> 1.300 - 5.500 VA5%

> 5.5006%

Bisnis

Batas DayaTarif

450 - 1.300 VA4%

> 1.300 - 200 KVA5%

> 200 KVA5%

SosialBatas Daya Tarif

450 - 1.300 va 3%

> 1.300 - 200 KVA5%

> 200 KVA7%

Industri, pertambangan minyak bumi dan gas alamBatas DayaTarif

450 - 1.300 VA2,7%

> 1.300 - 200 KVA3%

> 200 KVA3%

Untuk Penggunaan Tenaga Listrik Yang Dihasilkan Sendiri sebesar 1,5%

a. Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan kalender

2. Cara Perhitungan:Cara Perhitungan : Tarif Pajak x Dasar Pengenaan.Tarif pajak : variatif %Dasar Pengenaan : NJTL

Untuk tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, perhitungan NJTLnya adalah:1. Nilai Jual Tenaga Listrik untuk penggunaan secara murni adalah besarnya biaya pemakaian, yang dihitung dalam rupiah;2. Biaya pemakaian dihitung berdasarkan kapasitas daya dan penggunaan atau taksiran penggunaan listrik serta harga satuan listrik;3. Jika wajib pajak menggunakan alat pembangkit lebih dari 1 (satu) unit, maka nilai jual tenaga listrik dihitung secara akumulasi, kecuali apabila unit-unit pembangkit tersebut sebagian digunakan secara murni dan sebagian cadangan.4. Harga satuan listrik ditetapkan sebagai berikut:NO. Kelompok Usaha Batas Daya (KVA) Harga satuan Listrik per - KWH

1Bisnis / Niaga100 s.d 200Rp 330,00

2Bisnis / Niaga>200 RP322,00

3Industri100 s.d 200Rp 297,00

4Industri201 s.d 30.000Rp 338,00

5Industri> 30.000Rp 355,00

1. Harga Satuan Listrik ditetapkan dengan Keputusan Bupati yang sewaktu-waktu dapat berubah;2. Untuk tenaga listrik yang berasal dari alat pembangkit sendiri dengan memasang alat ukur, perhitungan biaya pemakaian sama dengan hasil perkalian jumlah KWh pemakaian tenaga listrik dengan harga satuan listrik;3. Untuk tenaga listrik yang berasal dari alat pembangkit sendiri dengan tidak memasang alat ukur, perhitungan biaya pemakaian ditetapkan dengan rumusan sebagai berikut:Biaya Pemakaian = kVA x FD x Jam Nyala x Rp/KW kVA = Kapasitas Daya FD = Faktor daya, yakni tolok ukur dlm bentuk angka yg digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan alat pembangkit listrik dalam menghasilkan tenaga listrik. Jam Nyala = Jam nyala penggunaan listrik per bulan berdasarkan hasil Pendataan ( 1 bulan dihitung 30 hari); Rp/KWh = Harga satuan listrik per kWH yang dihitung dalam rupiah dan ditetapkan dalam Keputusan Bupatia. Faktor Daya (FD) untuk penggunaan tenaga listik yang menggunakan alat ukur, ditetapkan berdasarkan data yang tertera pada alat pembangkit yang bersangkutan atau berdasarkan perhitungan/rumus, sebagai berikut:FD = KWh : kapasitas

b. Faktor Daya (FD) untuk penggunaan tenaga listrik yang tidak menggunakan alat ukur ditetapkan berdasarkan usia penggunaan pembangkit listrik

c. Bagi pembangkit tenaga listrik yang digunakan sebagai Cadangan, nilai jual tenaga listrik dihitung berdasarkan hasil perkalian antara kapasitas daya, faktor daya dan tarif biaya beban.

Contoh Perhitungan Pajak Penerangan Jalan dari Sumber LainSebuah Perusahaan Bisnis A membayar tagihan listrik dari PLN diluar pajak pada bulan Januari 2012 sebesar Rp. 10.800.000,00Daya yang dimiliki adalah 1.300 VABerapakah pajak yang harus disetorkan WP tersebut?

Cara perhitungan pajaknya:

Pajak = tarif pajak x dasar pengenaanTarif Pajak = 4%Dsr pengenaan (NJTL) = Rp. 10.800.000,00Maka Pajak yang harus dibayarkan pada bulan tersebut adalah: = 4% x Rp. 10.800.000,00 = Rp. 432.000,00

Contoh Perhitungan Pajak Penerangan Jalan dari yang dihasilkan sendiri:

Sebuah perusahaan garmen (industri), menggunakan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri (genset) secara murni tanpa alat ukur, dengan perincian sbb:

Perhitungan pajaknya adalah:N J T L = Jumlah Biaya PemakaianTarif Pajak = 1,5%

N J T L = kVA x FD x Jam Nyala x Rp/KWh = 2.115 x 0,70 x 409 x Rp. 338 = Rp. 20.667.281Pajak yg hrs dibayar = 1,5% x 20.667.281 = Rp. 3.070.009

Sebuah perusahaan textile menggunakan listrik yang dihasilkan sendiri (genset) untuk cadagan, dengan perincian sbb:

Perhitungan pajaknya adalah:

N J T L = Jumlah Biaya PemakaianTarif Pajak = 1,5%

N J T L = kVA x FD x Biaya Beban/kVA = 2.320x 0,6750 x Rp.24.750 = Rp. 38.758.500Pajak yg hrs dibayar = 1,5% x 38.758.500 = Rp. 581.377,5