MAKALAH PAJAK BUMI BANGUNAN (YULVINI AWALIYAH).docx
-
Upload
edo-apladi -
Category
Documents
-
view
1.071 -
download
5
Transcript of MAKALAH PAJAK BUMI BANGUNAN (YULVINI AWALIYAH).docx
-
5/19/2018 MAKALAH PAJAK BUMI BANGUNAN (YULVINI AWALIYAH).docx
1/18
Potensi Pajak Bumi dan Bangunan 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini kita sering mendengar istilah pembangunan nasional baik dalam mata
kuliah atau media. Kita juga mengetahui bahwa pembangunan tersebut pastilah
memerlukan dana yang tidak sedikit. Dalam bab ini kita akan mempelajari salah satu
sumber pemasukan negara bagi pembangunan, yaitu pajak. Secara umum persepsi
kita mengenai pajak adalah wujud dari seorang warga negara untuk memberikan
kontribusi dalam membangun negara dengan mendapat imbalan tidak langsung.
Dalam bab ini kita akan mempelajari sebagian hal yang berkaitan dengan pajak,
mulai dari pengertian, jenis,fungsi,serta besaran tarif penarikan. Semua ini akan kita
pelajari sebagai pengantar dalam mata kuliah ini , karena materi yang lebih lanjut
akan dipelajari dalam bab-bab selanjutnya.
B. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan menulis makalah dengan mengangkat Tema mengenai PENGERTIAN
POTENSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN ini adalah guna memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Keuangan dan Perpajakan.
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan pembaca tentang
masalah Pajak bumi bangunan. Selain itu supaya ada kesadaran pada diri kita dan
pembaca untuk tertib membayar pajak.
-
5/19/2018 MAKALAH PAJAK BUMI BANGUNAN (YULVINI AWALIYAH).docx
2/18
Potensi Pajak Bumi dan Bangunan 2
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian pajak ?
2.
Bagaimana peran serta fungsi pajak dalam pembangunan ?3. Perbedaan antara pajak, retribusi, dan sumbangan ?
4. Apa saja asas-asas pemungutan pajak?
5. Apa falsafah, dasar hukum dalam pemungutan pajak ?
6.
Bagaimana penetapan tarif pajak ?
7. Bagaimana UU perpajakan itu ?
-
5/19/2018 MAKALAH PAJAK BUMI BANGUNAN (YULVINI AWALIYAH).docx
3/18
Potensi Pajak Bumi dan Bangunan 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PAJAK
Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani :
Pajak adalah iuran kepada Negara yang terhutang oleh yang wajib membayarnya
menurut peraturan peraturan,dengan tidak dapat prestasi kembali, yang langsung
dapat ditunjk dan gunanya untuk membiayai pengeluaran pengeluaran umum
berhubung dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Menur ut Prof. Dr . Rochmat Soemitro, S. H :
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk
membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang
merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.
Menur ut UU No. 28 Tahun 2007 :
Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung.
-
5/19/2018 MAKALAH PAJAK BUMI BANGUNAN (YULVINI AWALIYAH).docx
4/18
Potensi Pajak Bumi dan Bangunan 4
B. PERANAN DAN FUNGSI PAJAK
1.Peranan Pajak dalam Pembangunan
Pajak sangat erat hubungannya dalam pembangunan nasional baik disektor public
maupun disektor swasta. Dengan uang pajak, pemerintah dapat melaksanakan
pembangunan, memperlancar roda pemerintahan, menyiapkan lapngan pekerjaan
serta meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat.
2.Fungsi Pajak
a. Fungsi Budgetair : pajak merupakan suatu alat untuk memasukan uang sebanyak
banyaknya ke kas Negara yang pada waktunya nanti akan digunakan untuk
membiayai pengeluaranpengeluaran Negara.
b. Fungsi Regulasi : pajak digunakan sebgai alat untuk mencapai tujuan tertentu di
luar bidang keuangan.
3.Pajak, Retr ibusi dan Sumbangan
a. Pajak
Ciriciri pajak :
1) Pajak dipungut oleh Negara
2) Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontra prestasi individual
dari pemerintah
3) Digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah
-
5/19/2018 MAKALAH PAJAK BUMI BANGUNAN (YULVINI AWALIYAH).docx
5/18
Potensi Pajak Bumi dan Bangunan 5
4) Dipungut disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan
kedudukan tertentu pada seseorang.
b. Retribusi
Menurut UndangUndang No. 34 Tahun 2000, retribusi dibagi atas 3 golongan yaitu
1) Retribusi Jasa Umum,terdiri dari :
a) Retribusi pelayanan kesehatan
b) Retribusi pelayanan kebersihan
c) Retribusi pelayanan pasar
d) Retribusi pelyanan pemakaman
e) Retribusi pelayanan parker ditempat umum
2) Retribusi Jasa Usaha, terdiri dari :
a) Retribusi pemakaian kekayaan daerah
b) Retribusi pasar grosir
c) Retribusi terminal
d) Retribusi tempat pelelangan
e) Retribusi tempat rekreasi dan olahraga
3) Retribusi Perizinan Tertentu, terdiri dari :
a) Retribusi izin mendirikan bangunan
-
5/19/2018 MAKALAH PAJAK BUMI BANGUNAN (YULVINI AWALIYAH).docx
6/18
Potensi Pajak Bumi dan Bangunan 6
b) Retribusi tempat penjualan minuman beralkohol
c) Retribusi izin gangguan
d) Retibusi izin trayek
c. Sumbangan
Adalah iuran untuk orangorang atau badan tertentu yang pembayarnya tidak dapat
ditunjuk atau ditentukan besarnya.
C. ASASASAS PEMUNGUTAN PAJAK
Asas pungutan pajak dibagi dalam :
Asas Falsafah H ukum
Teoriteori pembenaran pungutan pajak :
1.
Teori Asuransi, teori ini mengtakan bahwa pajak iti diibaratkan sebagai premi yang
harus dibayar oleh setiap orang
2. Teori Kepentingan, teori ini mengatakan bahwa pembagian beban pajak harus
didasarkan atas masingmasing kepentingan orangdalam tugas pemerintah.
3. Teori gaya pikul, teori ini mengatakan bahwa setiap orang wajib membayar pajak
sesuia daya pikul masingmasing.
4. Teori Bhakti, teori ini disebut juga teori kewajiban pajak mutlak mengatakan
bahwa pembayaran pajak merupakan tanda bhakti seseorang kepada Negara.5. Teori Asas Gaya Beli, menurut teori ini pajak diibaratkan sebagai pompa yang
menyedot daya beli seseorang yang kemudian dikembalikan pada masyarakat melalui
saluran lain.
-
5/19/2018 MAKALAH PAJAK BUMI BANGUNAN (YULVINI AWALIYAH).docx
7/18
Potensi Pajak Bumi dan Bangunan 7
6. Pungutan Pajak Menurut Pancasila, menurut teori ini pungutan pajak dibenarkan.
Pembayaran pajak adalah pengorbanan setiap anggota keluarga untuk kepentingan
keluarga tanpa mendapat imbalan.
Asas yur idis
Menurut ini pungutan pajak harus didasarkan pada undang undang. Landasan
hukum pemungutan pajak di Indonesia adalah pasal 23 ayat (2)UUD 1945.
Asas Ekonomis
Asas ini menekankan pada pemikiran bahwa Negara menghendaki agar kehidupan
ekonomi terus meningkat.
Asas F inansial
Sesuai dengan fungsi budgetair maka sudah barang tentu bahwa biaya pengenaan
pajak harus sekecilkecilnya,dibandingkan dengan pendapatan.
D. FALSAFAH DAN DASAR HUKUM PEMUNGUTAN PAJAK
Terdiri dari :
1.Falsafah Pajak
Falsafah pajak sesuai dengan falsafah bangsa dan Negara itu ,karena falsafah bangsa
Indonesia adalah pancasila maka falsafah pajak di Indonesia tidak boleh bertentangan
dari pancasila dan berstandar pada pancasila.
-
5/19/2018 MAKALAH PAJAK BUMI BANGUNAN (YULVINI AWALIYAH).docx
8/18
Potensi Pajak Bumi dan Bangunan 8
2.Dasar Hukum Pemungutan Pajak
Dasar hokum pemungutan pajak di Indonesia adalah pasal 23 ayat (2) UUD1945
yaitu Segala pajak untuk keperluan Negara berdasarkan undang undang . Jadi,setiap pajak yang dipungut pemerintah harus berdasarkan undang undang dan
undangundang tersebut harus disetujui DPR.
E. PENGGOLONGAN ATAU PEMBEDAAN PAJAK
Para ahli mengadakan penggolongan pembedaan pajak menurut susut pandang
masing-masing, yang pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Pajak langsung dan pajak tidak langsung
a. Pajak langsung
Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan/
digeserkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib pajakyang
bersangkutan. Contoh: pajak penghasilan dan pajak bumi dan bangunan.
b. Pajak tidak langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan/
digeserkan kepada pihak lain. Contoh: pajak hotel dan restoran, PPN dan PPn-PM,
Bea materai, cukai, dsb.
-
5/19/2018 MAKALAH PAJAK BUMI BANGUNAN (YULVINI AWALIYAH).docx
9/18
Potensi Pajak Bumi dan Bangunan 9
2. Pajak objektif dan pajak subjektif
a. Pajak objektif
Pajak objektif adalah pajak yang dalam pengenaannya hanya memperhatikan sifat
objek pajaknya saja, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: pajak
hotel dan restoran, PPN dan PPn-PM, Bea materai, cukai, pajak kendaraan bermotor,
pajak radio, dan pajak bumi dan bangunan.
b. Pajak subjektif
Pajak subjektif adalah pajak yang dalam pengenaannya memperhatikan keadaan diri
wajib pajak. Contoh: pajak penghasilan.
Dalam pemungutan pajak atas pendapatan (penghasilan), dikenal adanya 3 asas,
yaitu:
1) Asas tempat tinggal
Menurut asas ini, wajib pajak yang bertempat tinggal berhak mengenakan pajak
terhadap waajib pajak tersebut atas semua penghasilan darimana saja diperoleh.
2) Asas sumber
Menurut asas ini, Negara dimana sumber penghasilan itu berada, adalah yang berhak
memungut pajak dengan tidak memperhatikan diamana wajib pajak tersebut berada.
3) Asas kebangsaan (nationaliteit)
Asas kebangsaan ini menghubungkan pengenaan pajak dengan kebangsaan dari suatu
Negara.
-
5/19/2018 MAKALAH PAJAK BUMI BANGUNAN (YULVINI AWALIYAH).docx
10/18
Potensi Pajak Bumi dan Bangunan 10
3. Pajak pusat dan pajak daerah
a. Pajak pusat
Pajak pusat atau pajak umum atau pajak Negara adalah pajak yang dipungut oleh
pemerintah pusat dan hasilnya digunakan untuk keperluan rumah tangga Negara pada
umumnya. Contoh: pajak penghasilan, PPN dan PPn-BM, Bea materai, pajak Bumi
dan Bangunan.
Pajak pusat administrasinya dikelola oleh direktorat jendral pajakdengan kantor-
kantor operasional di daerah, yaitu (1) kantor pelayanan pajak, dan (2) kantor
pelayanan pajak bumi dan bangunan.
b. Pajak daerah
Pajak daerah atau pajak local adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
(propinsi, kota madya, kabupaten), dan hasilnya digunakan untuk membiayai
keperluan ruamh tangga daerah pada umumnya.pajak daerah ditingkat propinsi
dikelola oleh dinas pendapatan daerah Tk. I, sedangkan ditingkat kabupaten atau kota
madya dikelola oleh dinas pendapatan daerah tingkat II. Menurut UU. No. 18 tahun1997, tentang pajak daerah dan retribusi Daerah, sebagaimana telah diubah dengan
UU no. 34 tahun 2000, jenis-jenis pajak daerah adalah :
1) Pajak daerah tingkat I/ propinsi terdiri dari
Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air, tarifnya 5%
Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air, tarifnya 10%
Pajak bahan bakar kendaraan bermotor, tarinya 5% Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan, tarifnya
20%
-
5/19/2018 MAKALAH PAJAK BUMI BANGUNAN (YULVINI AWALIYAH).docx
11/18
Potensi Pajak Bumi dan Bangunan 11
2) Pajak daerah tingkat II/ kabupaten atau kotamadya, terdiri dari:
Pajak hotel, tarinya 10%
Pajak restoran, tarifnya 10% Pajak hiburan, tarifnya 35%
Pajak reklame, tarifnya 25%
Pajak penerangan jalan, tarifnya 10%
Pajak pengambilan bahan galian golongan C, tarifnya 10%
Pajak parkir, tarifnya 20%
F. TARIF DAN DASAR PENGENAAN PAJAK
1. Dasar pengenaan pajak
Dasar pengenaan pajak (tax rate) atau objek pajak adalah keadaan, perbuatan, dan
peristiwa-peristiwa hukum yang harus dikenakan pajak (taatsbestand).
2. Tarif pajak
a. Tarif pajak proporsional atau sepadan
Yaitu tariff pemungutan pajak dengan menggunakan presentase yang tetap
beberapapunjumlah yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak.
b. Tarif pajak degresif atau menurun
Yaitu tariff pemungutan pajak dengan menggunakan presentase yang semakinbesarnya jumlah yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak.
-
5/19/2018 MAKALAH PAJAK BUMI BANGUNAN (YULVINI AWALIYAH).docx
12/18
Potensi Pajak Bumi dan Bangunan 12
Contoh:
Jumalah yang kena
pajak
Persentase
pemungutan
Besarnya pajak
terhutang
Rp. 10.000.000,00
Rp. 30.000.000,00
Rp. 50.000.000,00
Rp. 70.000.000,00
10%
9%
8%
7%
Rp. 1.000.000,00
Rp. 2.700.000,00
Rp. 4.000.000,00
Rp. 4.900.000,
c. Tarif pajak progresif/meningkat
Yaitu tarif pemungutan pajak yang menggunakan prosentase yang semakin naik
dengan semakin besarnya jumlah yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak.
Menurut pasal 17 UU no. 36 tahun 2008 tarif pajak yang diterapkan atas penghasilan
kena pajak bagi:
1) Wajib pajak orang pribadi dalam negeri adalah sebagai berikut:
Lapisan penghasilan kena pajak Tariff
pajak
s/d Rp.
50.000.000,00
Diatas Rp. 50.000.000,00 s/d Rp. 250.000.000,00
Diatas Rp. 250.000.000,00 s/d Rp. 500.000.000,00
Diatas Rp. 500.000.000,00
5%
15%
25%
30%
-
5/19/2018 MAKALAH PAJAK BUMI BANGUNAN (YULVINI AWALIYAH).docx
13/18
Potensi Pajak Bumi dan Bangunan 13
2) Wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah 28%.
Baik tariff pajak degresif maupun tariff pajak progresif dapat dibedakan lagi menjadi
tiga macam, yaitu:
Tarif pajak degresif
a) Degresif proporsional
b) Degresif prigresif
c) Degresif degresif
Tarif Pajak depresif atau menutun
Yaitu tarif pemungutan pajak dengan menggunakan prosentase yang semakin
menurun dengan semakin besarnya jumlah yang digunakan debagai dasar pengenaan
pajak.
Tarif pajak progresif
a) Progresif proporsional
b) Progresif progresif
c) Progresif regresif
Tarif pajak konstan atau tetap
Yaitu tarif pemungutan pajak dengan jumlah yang sama untuk setiap jumlah, sehinggabesarnya pajak terhutang tidak tergantung pada suatu jumlah (nilai objek) yang dikenakan
pajak.
-
5/19/2018 MAKALAH PAJAK BUMI BANGUNAN (YULVINI AWALIYAH).docx
14/18
Potensi Pajak Bumi dan Bangunan 14
G. SYSTEM PEMUNGUTAN PAJAK
Ada tiga sistem pemungutan pajak:
1. Office Assessment System
Adalah sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan besarnya
pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak berada pada aparat pemungutan pajak.
Sistem ini sering disebut sistem SKP dan pada umumnya diterapkan pada
pengenaan pajak langsung.
2. Self Assessment System
Yaitu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menghitung besarnya pajak
yang harus dibayar oleh wajib pajak berada pada wajib pajak tersebut.
3. With Holding System
Yaitu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan besarnya pajak
yang harus dibayar oleh wajib pajak tidak berada pada aparat pemungutan pajak
maupun oleh wajib pajak, melainkan pihak ketiga yang ditunjuk oleh menteri
keuangan.
H. REFORMASI DI BIDANG PERPAJAKAN.
1. Undang-undang Perpajakan Nasional
reformasi ada sejak tahun 1983, yaitu dengan disahkannya 5 undang-undang
pajak, atau yang lebih dikenal dengan undang-undang perpajakan nasional. Kelima
UU tesebut adalah :
-
5/19/2018 MAKALAH PAJAK BUMI BANGUNAN (YULVINI AWALIYAH).docx
15/18
Potensi Pajak Bumi dan Bangunan 15
a. UU No. 6 tahun 1983, tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
b. UU No. 7 tahun 1983, tentang Pajak Penghasilan
c. UU No. 8 tahun 1983, tantang Pajak Pertambahan Nilai
d. UU No. 12 tahun 1985, tentang Pajak Bumi dan Bangunan
e. UU No. 13 rahun 1985, tentang Bea Materai
2. Perbedaan antara UU Lama dengan UU Baru
a. Ciri dan corak perpajakan lama:
1) Tanggung jawab pemungutan terletak pada pemerintah
2) System administrasi tergantung pada aparat perpajakan
b. Ciri dan corak system perpajakan nasional:
merupakan wujud peran serta wapa dalam pembangunan nasional
tanggung jawab pelaksanaan pajak ada pada masyarakat sendiri
wp diberi kepercayaan dalam penetapan pajaknya sendiri
penyempurnaan UU perpajakan ini mengacu pada kebijakan pemerintah
3. Modernisasi dan reformasi Pelayanan Perpajakan
Modernisasi dilakukan dirjen pajak sejak 2002, srbagai langkah dalam penerapan
good governance. Sebagai implikasi maka dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Wajib
-
5/19/2018 MAKALAH PAJAK BUMI BANGUNAN (YULVINI AWALIYAH).docx
16/18
Potensi Pajak Bumi dan Bangunan 16
Pajak Besar sebagai pilot project. Setelah itu dibentuk Kantor Pelayanan Pajak
Madya dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama.
-
5/19/2018 MAKALAH PAJAK BUMI BANGUNAN (YULVINI AWALIYAH).docx
17/18
Potensi Pajak Bumi dan Bangunan 17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan materi di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pajak adalah
pembayaran yang dilakukan rakyat, dan merupakan sumber dana untuk
pembangunan. Selain itu pajak berbeda dengan retribusi dan sumbangan. Dalam
penetapan besaran pajak harus sesuai dengan pancasila. Pajak sendiri memiliki
banyak jenis dan asas yang digunakan pun beraneka ragam. Tarif pajak berbeda
tergantung dasar yang digunakan. Selain itu pemerintah telah memberikan batasansegala hal yang berkaitan dengan pajak di dalam UU perpajakan nasional yang
merupakan modernisasi dari UU pajak jaman kolonial.
B. SARAN
Setelah mempelajari materi ini hendaklah kita sadar akan kewajiban kita untuk
membayar pajak, agar pembangunan dapat terus berjalan.
-
5/19/2018 MAKALAH PAJAK BUMI BANGUNAN (YULVINI AWALIYAH).docx
18/18
Potensi Pajak Bumi dan Bangunan 18