Makalah Pajak Bumi Bangunan (Yulvini Awaliyah)

24
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini kita sering mendengar istilah pembangunan nasional baik dalam mata kuliah atau media. Kita juga mengetahui bahwa pembangunan tersebut pastilah memerlukan dana yang tidak sedikit. Dalam bab ini kita akan mempelajari salah satu sumber pemasukan negara bagi pembangunan, yaitu pajak. Secara umum persepsi kita mengenai pajak adalah wujud dari seorang warga negara untuk memberikan kontribusi dalam membangun negara dengan mendapat imbalan tidak langsung. Dalam bab ini kita akan mempelajari sebagian hal yang berkaitan dengan pajak, mulai dari pengertian, jenis,fungsi,serta besaran tarif penarikan. Semua ini akan kita pelajari sebagai pengantar dalam mata kuliah ini , karena materi yang lebih lanjut akan dipelajari dalam bab-bab selanjutnya. B. TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan menulis makalah dengan mengangkat Tema mengenai “PENGERTIAN POTENSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN” ini adalah Potensi Pajak Bumi dan Bangunan 1

Transcript of Makalah Pajak Bumi Bangunan (Yulvini Awaliyah)

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGDewasa ini kita sering mendengar istilah pembangunan nasional baik dalam mata kuliah atau media. Kita juga mengetahui bahwa pembangunan tersebut pastilah memerlukan dana yang tidak sedikit. Dalam bab ini kita akan mempelajari salah satu sumber pemasukan negara bagi pembangunan, yaitu pajak. Secara umum persepsi kita mengenai pajak adalah wujud dari seorang warga negara untuk memberikan kontribusi dalam membangun negara dengan mendapat imbalan tidak langsung.Dalam bab ini kita akan mempelajari sebagian hal yang berkaitan dengan pajak, mulai dari pengertian, jenis,fungsi,serta besaran tarif penarikan. Semua ini akan kita pelajari sebagai pengantar dalam mata kuliah ini , karena materi yang lebih lanjut akan dipelajari dalam bab-bab selanjutnya.B. TUJUAN DAN MANFAATTujuan menulis makalah dengan mengangkat Tema mengenai PENGERTIAN POTENSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN ini adalah guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan dan Perpajakan.Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan pembaca tentang masalah Pajak bumi bangunan. Selain itu supaya ada kesadaran pada diri kita dan pembaca untuk tertib membayar pajak.

C. RUMUSAN MASALAH1. Bagaimana pengertian pajak ?2. Bagaimana peran serta fungsi pajak dalam pembangunan ?3. Perbedaan antara pajak, retribusi, dan sumbangan ?4. Apa saja asas-asas pemungutan pajak?5. Apa falsafah, dasar hukum dalam pemungutan pajak ?6. Bagaimana penetapan tarif pajak ?7. Bagaimana UU perpajakan itu ?

BAB IIPEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PAJAKMenurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani :Pajak adalah iuran kepada Negara yang terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan peraturan,dengan tidak dapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjk dan gunanya untuk membiayai pengeluaran pengeluaran umum berhubung dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S. H :Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.Menurut UU No. 28 Tahun 2007 :Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung.

B.PERANAN DAN FUNGSI PAJAK1.Peranan Pajak dalam PembangunanPajak sangat erat hubungannya dalam pembangunan nasional baik disektor public maupun disektor swasta. Dengan uang pajak, pemerintah dapat melaksanakan pembangunan, memperlancar roda pemerintahan, menyiapkan lapngan pekerjaan serta meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat.2.Fungsi Pajaka. Fungsi Budgetair : pajak merupakan suatu alat untuk memasukan uang sebanyak banyaknya ke kas Negara yang pada waktunya nanti akan digunakan untuk membiayai pengeluaran pengeluaran Negara.b. Fungsi Regulasi : pajak digunakan sebgai alat untuk mencapai tujuan tertentu di luar bidang keuangan.3.Pajak, Retribusi dan Sumbangana.PajakCiri ciri pajak :1) Pajak dipungut oleh Negara2)Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontra prestasi individual dari pemerintah3) Digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah4)Dipungut disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu pada seseorang.b. RetribusiMenurut Undang Undang No. 34 Tahun 2000, retribusi dibagi atas 3 golongan yaitu 1) Retribusi Jasa Umum,terdiri dari :a) Retribusi pelayanan kesehatanb) Retribusi pelayanan kebersihanc) Retribusi pelayanan pasard) Retribusi pelyanan pemakamane) Retribusi pelayanan parker ditempat umum2) Retribusi Jasa Usaha, terdiri dari :a) Retribusi pemakaian kekayaan daerahb) Retribusi pasar grosirc) Retribusi terminald) Retribusi tempat pelelangane) Retribusi tempat rekreasi dan olahraga3) Retribusi Perizinan Tertentu, terdiri dari :a) Retribusi izin mendirikan bangunanb) Retribusi tempat penjualan minuman beralkoholc) Retribusi izin gangguand) Retibusi izin trayekc. SumbanganAdalah iuran untuk orang orang atau badan tertentu yang pembayarnya tidak dapat ditunjuk atau ditentukan besarnya.

C. ASASASAS PEMUNGUTAN PAJAKAsas pungutan pajak dibagi dalam :Asas Falsafah HukumTeori teori pembenaran pungutan pajak :1. Teori Asuransi, teori ini mengtakan bahwa pajak iti diibaratkan sebagai premi yang harus dibayar oleh setiap orang2. Teori Kepentingan, teori ini mengatakan bahwa pembagian beban pajak harus didasarkan atas masing masing kepentingan orangdalam tugas pemerintah.3. Teori gaya pikul, teori ini mengatakan bahwa setiap orang wajib membayar pajak sesuia daya pikul masing masing.4. Teori Bhakti, teori ini disebut juga teori kewajiban pajak mutlak mengatakan bahwa pembayaran pajak merupakan tanda bhakti seseorang kepada Negara.5. Teori Asas Gaya Beli, menurut teori ini pajak diibaratkan sebagai pompa yang menyedot daya beli seseorang yang kemudian dikembalikan pada masyarakat melalui saluran lain.6. Pungutan Pajak Menurut Pancasila, menurut teori ini pungutan pajak dibenarkan. Pembayaran pajak adalah pengorbanan setiap anggota keluarga untuk kepentingan keluarga tanpa mendapat imbalan.Asas yuridisMenurut ini pungutan pajak harus didasarkan pada undang undang. Landasan hukum pemungutan pajak di Indonesia adalah pasal 23 ayat (2)UUD 1945.Asas EkonomisAsas ini menekankan pada pemikiran bahwa Negara menghendaki agar kehidupan ekonomi terus meningkat.Asas FinansialSesuai dengan fungsi budgetair maka sudah barang tentu bahwa biaya pengenaan pajak harus sekecil kecilnya,dibandingkan dengan pendapatan.

D. FALSAFAH DAN DASAR HUKUM PEMUNGUTAN PAJAKTerdiri dari :1.Falsafah Pajak Falsafah pajak sesuai dengan falsafah bangsa dan Negara itu ,karena falsafah bangsa Indonesia adalah pancasila maka falsafah pajak di Indonesia tidak boleh bertentangan dari pancasila dan berstandar pada pancasila.

2.Dasar Hukum Pemungutan PajakDasar hokum pemungutan pajak di Indonesia adalah pasal 23 ayat (2) UUD1945 yaitu Segala pajak untuk keperluan Negara berdasarkan undang undang . Jadi, setiap pajak yang dipungut pemerintah harus berdasarkan undang undang dan undang undang tersebut harus disetujui DPR.

E. PENGGOLONGAN ATAU PEMBEDAAN PAJAKPara ahli mengadakan penggolongan pembedaan pajak menurut susut pandang masing-masing, yang pada umumnya adalah sebagai berikut:1. Pajak langsung dan pajak tidak langsunga. Pajak langsungPajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan/ digeserkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib pajakyang bersangkutan. Contoh: pajak penghasilan dan pajak bumi dan bangunan.b. Pajak tidak langsungPajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan/ digeserkan kepada pihak lain. Contoh: pajak hotel dan restoran, PPN dan PPn-PM, Bea materai, cukai, dsb.

2. Pajak objektif dan pajak subjektifa. Pajak objektifPajak objektif adalah pajak yang dalam pengenaannya hanya memperhatikan sifat objek pajaknya saja, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: pajak hotel dan restoran, PPN dan PPn-PM, Bea materai, cukai, pajak kendaraan bermotor, pajak radio, dan pajak bumi dan bangunan.b. Pajak subjektifPajak subjektif adalah pajak yang dalam pengenaannya memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: pajak penghasilan.Dalam pemungutan pajak atas pendapatan (penghasilan), dikenal adanya 3 asas, yaitu:1) Asas tempat tinggalMenurut asas ini, wajib pajak yang bertempat tinggal berhak mengenakan pajak terhadap waajib pajak tersebut atas semua penghasilan darimana saja diperoleh.2) Asas sumberMenurut asas ini, Negara dimana sumber penghasilan itu berada, adalah yang berhak memungut pajak dengan tidak memperhatikan diamana wajib pajak tersebut berada.3)Asas kebangsaan (nationaliteit)Asas kebangsaan ini menghubungkan pengenaan pajak dengan kebangsaan dari suatu Negara.3. Pajak pusat dan pajak daeraha. Pajak pusatPajak pusat atau pajak umum atau pajak Negara adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan hasilnya digunakan untuk keperluan rumah tangga Negara pada umumnya. Contoh: pajak penghasilan, PPN dan PPn-BM, Bea materai, pajak Bumi dan Bangunan.Pajak pusat administrasinya dikelola oleh direktorat jendral pajakdengan kantor-kantor operasional di daerah, yaitu (1) kantor pelayanan pajak, dan (2) kantor pelayanan pajak bumi dan bangunan.b. Pajak daerahPajak daerah atau pajak local adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah (propinsi, kota madya, kabupaten), dan hasilnya digunakan untuk membiayai keperluan ruamh tangga daerah pada umumnya.pajak daerah ditingkat propinsi dikelola oleh dinas pendapatan daerah Tk. I, sedangkan ditingkat kabupaten atau kota madya dikelola oleh dinas pendapatan daerah tingkat II. Menurut UU. No. 18 tahun 1997, tentang pajak daerah dan retribusi Daerah, sebagaimana telah diubah dengan UU no. 34 tahun 2000, jenis-jenis pajak daerah adalah :1) Pajak daerah tingkat I/ propinsi terdiri dari Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air, tarifnya 5% Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air, tarifnya 10% Pajak bahan bakar kendaraan bermotor, tarinya 5% Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan, tarifnya 20%2) Pajak daerah tingkat II/ kabupaten atau kotamadya, terdiri dari: Pajak hotel, tarinya 10% Pajak restoran, tarifnya 10% Pajak hiburan, tarifnya 35% Pajak reklame, tarifnya 25% Pajak penerangan jalan, tarifnya 10% Pajak pengambilan bahan galian golongan C, tarifnya 10% Pajak parkir, tarifnya 20%

F. TARIF DAN DASAR PENGENAAN PAJAK1. Dasar pengenaan pajakDasar pengenaan pajak (tax rate) atau objek pajak adalah keadaan, perbuatan, dan peristiwa-peristiwa hukum yang harus dikenakan pajak (taatsbestand).2. Tarif pajaka. Tarif pajak proporsional atau sepadanYaitu tariff pemungutan pajak dengan menggunakan presentase yang tetap beberapapunjumlah yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak.b. Tarif pajak degresif atau menurunYaitu tariff pemungutan pajak dengan menggunakan presentase yang semakin besarnya jumlah yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak.

Contoh:Jumalah yang kena pajakPersentase pemungutanBesarnya pajak terhutang

Rp. 10.000.000,00Rp. 30.000.000,00Rp. 50.000.000,00Rp. 70.000.000,0010%9%8%7%Rp. 1.000.000,00Rp. 2.700.000,00Rp. 4.000.000,00Rp. 4.900.000,

c. Tarif pajak progresif/meningkatYaitu tarif pemungutan pajak yang menggunakan prosentase yang semakin naik dengan semakin besarnya jumlah yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak. Menurut pasal 17 UU no. 36 tahun 2008 tarif pajak yang diterapkan atas penghasilan kena pajak bagi:1) Wajib pajak orang pribadi dalam negeri adalah sebagai berikut:Lapisan penghasilan kena pajakTariff pajak

s/d Rp. 50.000.000,00Diatas Rp. 50.000.000,00 s/d Rp. 250.000.000,00Diatas Rp. 250.000.000,00 s/d Rp. 500.000.000,00Diatas Rp. 500.000.000,005%15%25%30%

2) Wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah 28%.Baik tariff pajak degresif maupun tariff pajak progresif dapat dibedakan lagi menjadi tiga macam, yaitu: Tarif pajak degresifa) Degresif proporsionalb) Degresif prigresifc) Degresif degresif Tarif Pajak depresif atau menutunYaitu tarif pemungutan pajak dengan menggunakan prosentase yang semakin menurun dengan semakin besarnya jumlah yang digunakan debagai dasar pengenaan pajak. Tarif pajak progresifa) Progresif proporsionalb) Progresif progresifc) Progresif regresif Tarif pajak konstan atau tetapYaitu tarif pemungutan pajak dengan jumlah yang sama untuk setiap jumlah, sehingga besarnya pajak terhutang tidak tergantung pada suatu jumlah (nilai objek) yang dikenakan pajak.G. SYSTEM PEMUNGUTAN PAJAKAda tiga sistem pemungutan pajak:1. Office Assessment SystemAdalah sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak berada pada aparat pemungutan pajak. Sistem ini sering disebut sistem SKP dan pada umumnya diterapkan pada pengenaan pajak langsung.2. Self Assessment SystemYaitu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menghitung besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak berada pada wajib pajak tersebut.3. With Holding SystemYaitu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak tidak berada pada aparat pemungutan pajak maupun oleh wajib pajak, melainkan pihak ketiga yang ditunjuk oleh menteri keuangan.

H. REFORMASI DI BIDANG PERPAJAKAN.1. Undang-undang Perpajakan Nasional reformasi ada sejak tahun 1983, yaitu dengan disahkannya 5 undang-undang pajak, atau yang lebih dikenal dengan undang-undang perpajakan nasional. Kelima UU tesebut adalah :a. UU No. 6 tahun 1983, tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakanb. UU No. 7 tahun 1983, tentang Pajak Penghasilanc. UU No. 8 tahun 1983, tantang Pajak Pertambahan Nilaid. UU No. 12 tahun 1985, tentang Pajak Bumi dan Bangunane. UU No. 13 rahun 1985, tentang Bea Materai2. Perbedaan antara UU Lama dengan UU Barua. Ciri dan corak perpajakan lama:1) Tanggung jawab pemungutan terletak pada pemerintah2) System administrasi tergantung pada aparat perpajakanb. Ciri dan corak system perpajakan nasional:merupakan wujud peran serta wapa dalam pembangunan nasionaltanggung jawab pelaksanaan pajak ada pada masyarakat sendiriwp diberi kepercayaan dalam penetapan pajaknya sendiripenyempurnaan UU perpajakan ini mengacu pada kebijakan pemerintah3. Modernisasi dan reformasi Pelayanan PerpajakanModernisasi dilakukan dirjen pajak sejak 2002, srbagai langkah dalam penerapan good governance. Sebagai implikasi maka dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar sebagai pilot project. Setelah itu dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Madya dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama.

BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULANDari penjelasan materi di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pajak adalah pembayaran yang dilakukan rakyat, dan merupakan sumber dana untuk pembangunan. Selain itu pajak berbeda dengan retribusi dan sumbangan. Dalam penetapan besaran pajak harus sesuai dengan pancasila. Pajak sendiri memiliki banyak jenis dan asas yang digunakan pun beraneka ragam. Tarif pajak berbeda tergantung dasar yang digunakan. Selain itu pemerintah telah memberikan batasan segala hal yang berkaitan dengan pajak di dalam UU perpajakan nasional yang merupakan modernisasi dari UU pajak jaman kolonial.B. SARANSetelah mempelajari materi ini hendaklah kita sadar akan kewajiban kita untuk membayar pajak, agar pembangunan dapat terus berjalan.

Potensi Pajak Bumi dan Bangunan 3