MAKALAH P2K3

27
DISUSUN OLEH : ELIS SEPIANESI (10101001019) LIONITA SIMANJUNTAK (10101001021) BAGUS YUSRO B (10101001022) RIZKA I STI QOMARYA ( 10101001023) MONA E LIZABETH S ( 101 010 010 26) M.AZIZ HAS YIM (10 101 001 027 ) RINI ANDRIANI ( 10101001028) AMANDA AGUSTINA ( 10101001052) DELLA AGUSTINA ( 10101001049) STEVANI EKA PURNAMA (10101001056) BAEL NOPRIDO ( 10101001060) OKTIZA LANTARI ( 10101001062) SONDANG VALENTINE (10101001074 ) MATA KULIAH : SISTEM MANAJEMEN K3 DOSEN : ANISYAH, S.KM, M.Sc FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013 KATA PENGANTAR P2K3 Page 1

Transcript of MAKALAH P2K3

Page 1: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 1/27

DISUSUN OLEH :

ELIS SEPIANESI (10101001019) LIONITA SIMANJUNTAK (10101001021)

BAGUS YUSRO B (10101001022) RIZKA ISTI QOMARYA (10101001023)

MONA ELIZABETH S (10101001026) M.AZIZ HASYIM (10101001027)

RINI ANDRIANI (10101001028) AMANDA AGUSTINA (10101001052)

DELLA AGUSTINA (10101001049) STEVANI EKA PURNAMA (10101001056)

BAEL NOPRIDO (10101001060) OKTIZA LANTARI (10101001062)

SONDANG VALENTINE (10101001074)

MATA KULIAH : SISTEM MANAJEMEN K3

DOSEN : ANISYAH, S.KM, M.Sc

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013

KATA PENGANTAR 

P2K3 Page 1

Page 2: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 2/27

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,

karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.

Dalam makalah ini kami membahas “Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(P2K3) ”.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai Ilmu Kesehatan

Masyarakat khususnya P2K3 itu sendiri dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas

mahasiswa yang mengikuti mata kuliah “Sistem Manajemen K3”.

Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan,

koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam kami sampaikan kepada:

• Dosen Pembimbing Mata Kuliah “Sistem Manajemen K3”

• Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan dalam pembuatan

makalah ini.

• Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu dalam membantu penyelesaian

makalah ini.

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.

Palembang, April 2013

Hormat Kami,

Penyusun

DAFTAR ISI

P2K3 Page 2

Page 3: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 3/27

Kata Pengantar ..................................................................................................i

Daftar Isi ..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ..........................................................................................1

1.2. Tujuan .......................................................................................................3

1.3. Rumusan Masalah .....................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian P2K3 .......................................................................................4

2.2. Dasar Hukum P2K3 ..................................................................................4

2.3. Tujuan Pembentukan dan Pelaksanaan P2K3 ...........................................5

2.4. Syarat Pembentukan P2K3 ........................................................................7

2.5. Syarat Keanggotaan P2K3 ........................................................................8

2.6. Stuktur Organisasi P2K3 .........................................................................12

2.7. Program Kerja P2K3 ...............................................................................16

2.8. Peran dan Fungsi P2K3 ...........................................................................20

2.9. Langkah-langkah Pembentukan P2K3…………………………………..23

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ............................................................................................ 25

3.2. Saran ........................................................................................................25

Daftar Pustaka ................................................................................................26

BAB I

PENDAHULUAN

P2K3 Page 3

Page 4: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 4/27

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai Negara yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan yang

senantiasa selalu berkembang meluas memasuki seluruh bidang dan sector kegiatan,

termasuk pula sector industri. Dengan keadaan demikian, maka akan terdapat lebih banyak 

lagi sumber-sumber bahaya baru di tempat kerja, yang semua itu merupakan tantangan baru

dan menuntut adanya peningkatan usaha keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka

meningkatkan perlindungan dan perawatan tenaga kerja. Selanjutnya, dengan aturan-aturan

yang lebih maju akan dicapai keamanan yang baik dan realistis, yang merupakan faktor yang

sangat penting dalam memberikan rasa aman, tentram dan meningkatkan kegiatan dan

kegairahan kerja pada tenaga kerja yang bersangkutan. Dalam praktek dan pengalaman perlu

dirasakan adanya pengaturan yang baik sebelum perusahaan-perusahaan didirikan ataudibangun untuk merubah dan merombak kembali apa yang dibangun dan apa yang telah

terpasang di dalamnya, guna memenuhi persyaratan-persyaratan kesempatan kerja yang

 bersangkutan.

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ialah suatu badan yang

dibentuk disuatu perusahaan untuk membantu melaksanakan dan menangani usaha-usaha

keselamatan dan kesehatan kerja yang keanggotaannya terdiri dari unsur pengusaha dan

tenaga kerja. Sejalan dengan langkah pembangunan negara dewasa ini, menuju negara

Industri yang maju dan mandiri; proses ini ditandai antara lain dengan mekanisme,

elektrifikasi dan modernisasi.

Dalam keadaan demikian maka penggunaan mesin – mesin, pesawat – pesawat,

instalasi – instalasi modern serta pemakaian bahan berbahaya semakin meningkat. Hal

tersebut disamping memberi kemudahan proses produksi dapat pula menambah jumlah dan

ragam sumber bahaya di tempat kerja, hal ini akan terjadi pula lingkungan kerja yang

kurang memenuhi syarat, proses dan sifat pekerjaan yang berbahaya, serta peningkatan

intensitas kerja operasional tenaga kerja.

Masalah tersebut diatas akan sangat mempengaruhi dan mendorong peningkatan

 jumlah maupun tingkat keseriusan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran,

 peledakan maupun pencemaran lingkungan.

Oleh karena itu, K3 yang merupakan salah satu bagian perlindungan tenaga kerja

 perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Untuk itu semua pihak yang terlibat dalam usaha

 produksi khususnya para pengusaha dan tenaga kerja diharapkan dapat memahami dan

menerapkan K3 di tempat kerja masing – masing. Agar terdapat keseragaman dalam

P2K3 Page 4

Page 5: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 5/27

 pengertian, pemahaman dan persepsi K3 maka perlu adanya suatu pelatihan yang

dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan.

Dalam UU Keselamatan Kerja, Pasal 10 (1) dinyatakan bahwa “Menteri Tenaga Kerja

 berwenang membentuk P2K3 guna memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan

 partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat kerja untuk 

melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dibidang K3, dalam rangka melancarkan usaha

 produksi.” Yang dimaksud dengan memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan

 partisipasi efektif adalah suatu bentuk keterlibatan (involvement) dari kedua belah pihak.

Sedangkan tugas dan kewajiban dari kedua belah pihak adalah melancarkan usaha produksi

melalui peningkatan kinerja K3. Dalam hal ini, P2K3 mempunyai peran central di dalam

menjamin kinerja K3 di tempat kerja.

Perubahan kinerja K3 kearah yang lebih baik akan lebih mudah dicapai apabila antara

 pengurus atau pihak manajemen dengan tenaga kerja bekerja sama (melalui forum P2K3),

saling berkonsultasi tentang potensi bahaya, mendiskusikannya dan mencari solusi atas

semua masalah K3 yang muncul di tempat kerja. P2K3 sebagai wadah forum rembuk K3

dapat membawa pengurus dan perwakilan tenaga kerja bersama-sama untuk 

mempertimbangkan isu-isu umum K3 di tempat kerja secara luas, merencanakan,

melaksanakan dan memantau program-program K3 yang telah dibuat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan

rumusan masalah dalam makalah ini,yaitu:

P2K3 Page 5

Page 6: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 6/27

1. Apakah Tujuan dibentuknya pembinaan dan pengawasan keselamatan dan kesehatan

kerja ?

2. Bagaimana stuktur organisasi yang dibuat oleh pembinaan dan pengawasan

keselamatan dan kesehatan kerja?

3. Langkah-langkah pembentukan apa saja yang akan dilakukan dalam pembinaan dan

 pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja bagi tenaga kerja?

1.3 TUJUAN MAKALAH

Tujuan umum :

1. Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar selalu terjamin

keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan peningkatkan produksi dan produktivitas kerja.

2. Perlindungan setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja agar selalu dalam

keadaan selamat dan sehat.

3. Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan

digunakan secara aman dan efisien.

Tujuan Khusus :

1. Mencegah dan atau mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan penyakit

akibat kerja.

2. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan hasil

 produksi

3. Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan penyesuaian

antara pekerja dengan manuasi atau manusia dengan pekerjaan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN P2K3

P2K3 Page 6

Page 7: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 7/27

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ialah suatu badan yang

dibentuk disuatu perusahaan untuk membantu melaksanakan dan menangani usaha-usaha

keselamatan dan kesehatan kerja yang keanggotaannya terdiri dari unsur pengusaha dan

tenaga kerja. Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah suatu badan yang dibentuk baik 

di Pusat dan Wilayah-wilayah untuk memberikan saran dan perimbangan kepada pemerintah

tentang usaha-usaha keselamatan dan kesehatan kerja.

Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah pejabat Depnaker yang

mempunyai keahlian khusus di bidang keselamatan dan kesehatan kerja dan diberi wewenang

untuk mengawasi langsung terhadap ditaatinya UU No. 1 tahun 1970 dan peraturan-peraturan

lainnya yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Ahli Keselamatan dan

Kesehatan Kerja ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Depnaker yang diberi

wewenang oleh Menteri Tenaga Kerja untuk melaksanakan sebagian dari tugas-tugas

 pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja.

2.2 DASAR HUKUM P2K3

Sebagai dasar hukum pembentukan, susunan, dan tugas Panitia Pembina Keselamatan dan

Kesehatan kerja ialah Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 10 ayat

(1), (2) dengan peraturan pelaksanaannya yaitu :

1. Keputusan Menteri Tenaga kerja No. KEP-125/MEN/82 tentang Dewan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional, Dewan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja Wilayah dan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang

disempurnakan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-155/MEN/84.

2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-04/MEN/87 tentang Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan

Kerja.

2.3 TUJUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN P2K3

Dalam Permenaker No. PER-04/MEN/1987 tentang P2K3 serta Tata Cara

Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja, Pasal 1 (d) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut P2K3 adalah

P2K3 Page 7

Page 8: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 8/27

 badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan

 pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam

 penerapan K3. Seperti apa yang tertuang di dalam UU Keselamatan Kerja, Pasal 10 (1)

dinyatakan bahwa “Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk P2K3 guna

memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau

 pengurus dan tenaga kerja dalam tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban

 bersama dibidang K3, dalam rangka melancarkan usaha produksi.” Yang dimaksud dengan

memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif adalah suatu bentuk 

keterlibatan (involvement) dari kedua belah pihak. Sedangkan tugas dan kewajiban dari

kedua belah pihak adalah melancarkan usaha produksi melalui peningkatan kinerja K3.

Dalam hal ini, P2K3 mempunyai peran central di dalam menjamin kinerja K3 di tempat

kerja.Perubahan kinerja K3 kearah yang lebih baik akan lebih mudah dicapai apabila antara

 pengurus atau pihak manajemen dengan tenaga kerja bekerja sama (melalui forum P2K3),

saling berkonsultasi tentang potensi bahaya, mendiskusikannya dan mencari solusi atas

semua masalah K3 yang muncul di tempat kerja. P2K3 sebagai wadah forum rembuk K3

dapat membawa pengurus dan perwakilan tenaga kerja bersama-sama untuk 

mempertimbangkan isu-isu umum K3 di tempat kerja secara luas, merencanakan,

melaksanakan dan memantau program-program K3 yang telah dibuat.

Setiap kegiatan dan aktivitas panitia Pembina keselamatan dan kesehatan kerja selalu

memiliki maksud dan tujuan tertentu dan pada umumnya ditujukan pada peningkatan

 produktivitas perusahaan secara menyeluruh. Namun menurut konsep manajemen modern

 perusahaan harus menjunjung tinggi keselamatan, keseatan dan kesejahteraan karyawan. Taat

azas dengan setiap prosedur operasional yang dirancang untuk Pencegahan terjadinya

kecelakaan,pencegahan terjadinya penyakit akibat kerja pencegahan/ penekanan menjadi

sekecil-kecilnya terjadinya kematian akibat kecelakaan oleh karena pekerjaan peningkatan

 produktivitas atas dasar tingkat keamanan kerja yang tinggi penghindaran pemborosan kerja,

modal, alat-alat sumber produksi lainnya sewaktu bekerja peningkatan dan pengamanan

 produksi dalam rangka industrialisasi dan pembangunan Perusahaanperusahaan kecil juga

dianjurkan secara bersama-sama mempunyai ahli K3 didalam perusahaan perlu dibentuk 

 panitia pembinaan K3. Tujuannya adalah peningkatan keselamatan dan kesehatan melalui

kerja sama Bipatriet yaitu antara pengusaha dan pekerja.

P2K3 Page 8

Page 9: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 9/27

Sedangkan organisasi K3 terdapat pada unsur pemerintahan dalam ikatan profesi,

 badan konsultasi dimasyarakat, di perusahaan-perusahaan dan lain-lain. Program pemerintah

khususnya pembinaan dan pengawasan bersama-sama dengan praktek K3 di perusahaan-

 perusahaan isi mengisi sehingga dicapai tingkat keselamatan dan kesehatan di perusahaan

setinggi-tingginya, selain itu perusahaan dalam meningkatkan penerapan keselamatan kerja di

 perusahaannya dapat memperoleh bantuan keahlian dari badan-badan konsultan. Pada tingkat

 perusahaan, pengusaha dan pekerja adalah kunci kearah keberhasilan program K3. ikatan

 profesi meningkatkan pula profesi keselamatan kerja, agar menunjang program keselamatan

kerja.

Usaha keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mempunyai tujuan umum dan

tujuan khusus. Tujuan umum yaitu :

1. Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar selalu terjamin

keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan peningkatkan produksi

dan produktivitas kerja.

2. Perlindungan setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja agar selalu dalam

keadaan selamat dan sehat.

3. Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan

digunakan secara aman dan efisien.

Sedangkan secara khusus antara lain :

1. Mencegah dan atau mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan penyakit

akibat kerja.

2. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan hasil

 produksi.

3. Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan

 penyesuaian antara pekerja dengan manuasi atau manusia dengan pekerjaan.

2.4 SYARAT PEMBENTUKAN P2K3

Permenaker No. PER-04/MEN/1987 tentang P2K3 serta Tata Cara Penunjukan Ahli

Keselamatan Kerja Pasal 2, mensyaratkan bahwa setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu

 pengusaha atau pengurus WAJIB membentuk P2K3. Kriteria tempat kerja dimaksud ialah:

P2K3 Page 9

Page 10: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 10/27

a. Tempat kerja dimana pengusaha wajib membentuk P2K3 atau pengurus

mempekerjakan 100 orang atau lebih;

b. Setiap tempat kerja dengan criteria tertentu, pengusaha atau pengurus wajib

membentuk P2K3. Kriteria yang dimaksud adalah :

• Tempat kerja dengan ≥ 50 orang pekerja

• Tempat kerja dengan < 50 orang (tingkat bahaya sangat besar)

• Kelompok tempat kerja (centra industri kecil) dimana dipekerjakan <

50 orang

c. Panitia Pembina keselamatan dan Kesehatan Kerja dibentuk oleh pengusaha

atau pengurus dan disahkan oleh Menteri tenaga kerja atau pejabat yang

ditunjukkan.

Selanjutnya pada Pasal 3 (3) dinyatakan bahwa “P2K3 ditetapkan oleh Menteri atau

 pejabat yang ditunjuknya atas usul dari pengusaha ataua pengurus yang bersangkutan”.

Dengan demikian inisiatif pembentukan P2K3 di tempat kerja atau perusahaan harus mucul

dari pengurus atau pengusaha yang didasarakan pada kesadaran untuk memenuhi kewajiban

seperti yang ditetapkan dalam peraturan perundangan.

Terdapat beberapa hal penting sebagai dasar pertimbangan pada saat pembentukan

P2K3. Tujuan pembentukan P2K3 harus dapat menjamin bahwa organisasi yang akan

dibentuk merupakan perwakilan seluruh komponen yang ada di tempat kerja. Konsultasi

antara pihak manajemen dengan pekerja harus terfokus pada pengembangan struktur P2K3

yang betul-betul sesuai dengan kebutuhan tempat kerja atau perusahaan. Pada saat

memutuskan kebutuhan organisasi P2K3 yang sesui dengan tempat kerja atau perusahaan dandapat memenuhi tuntutan peraturan perundangan, hal-hal yang harus difikirkan antara lain

adalah :

1. Besar kecilnya tempat kerja atau perusahaan

2. Jenis operasional dan pengaturan tempat kerja

3. Potensi bahaya dan tingkat resiko yang ada di tempat kerja

P2K3 Page

10

Page 11: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 11/27

4. Calon-calon anggota dari setiap kelompok kerja yang akan mengisi struktur 

organisasi

5. Ukuran ideal organisasi yanag dapat bekerja secara efektif 

Pada perusahaan besar atau tempat kerja yang luas akan diperlukan jumlah yang lebih

 besar kelompok kerja yang akan ditunjuk. Jika P2K3 mempunyai banyak anggota maka akan

diperlukan suatu upaya atau perjuangan untuk dapat bekerja secara efektif. Untuk itu,

mungkin perlu membuat lebih dari satu organisasi K3 dan selanjutnya tinggal mengatur untuk 

langkah koordinasi diantara mereka. Hal yang perlu disadari bahwa terlalu banyak atau

terlalu sedikit anggota P2K3 akan menimbulkan suatu permasalahan, untuk itu harus dibuat

atau disusun struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

2.5 SYARAT KEANGGOTAAN P2K3

1. Keanggotaan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja terdiri atas unsur 

 pengusaha dan tenaga kerja yang susunannya terdiri dari atas ketua, sekretaris dan

anggota.

2. Sekretaris Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah Ahli Keselamatan

dan Kesehatan Kerja yg sudah mendapatkan penujukan dari Menteri atau Petugas

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan.

3. Ketua P2K3 ialah Pimpinan Perusahaan atau salah satu Pimpinan Perusahaan yang

ditunjuk (khusus untuk kelompok perusahaan/centra industri).

4. Jumlah dan susunan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

sebagai berikut :

Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 100 (seratus) orang atau lebih, jumlah anggota sekurang-kurangnya 12 (dua belas) orang terdiri dari 6 (enam)

orang mewakili pengusaha/pimpinan perusahaan dan 6 (enam) orang mewakili

tenaga kerja.

• Pengusaha yang mempunyai tenaga kerja 50 (lima puluh) orang sampai 100

(seratus) orang, jumlah anggota sekurang-kurangnya 6 (enam) orang terdiri

P2K3 Page

11

Page 12: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 12/27

dari 3 (tiga) orang mewakili pengusaha/pimpinan perusahaan dan 3 (tiga)

orang mewakili tenaga kerja.

• Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 50 (lima puluh), dengan tingkat

risiko bahaya sangat berat jumlah anggota sekurang-kurangnya 6 (enam)

orang terdiri dari 3 (tiga) orang mewakili pengusaha/pimpinan perusahaan dan

3 (tiga) orang mewakili tenaga kerja.

• Kelompok perrusahaan yang mempunyai tenaga kerja kurang 50 (lima puluh)

untuk setiap anggota kelompok, jumlah anggota sekurang-kurangnya 6 (enam)

orang terdiri dari 3 (tiga) orang mewakili pengusaha/pimpinan perusahaan dan

3 (tiga) orang mewakili tenaga kerja.

2.6 STUKTUR ORGANISASI P2K3

1. Bentuk Organisasi dan Kepengurusan

Suatu organisasi P2K3 dapat mempunyai banyak variasi tergantung pada besarnya,

 jenisnya bidang, bentuknya kegiatan dari perusahaan dan sebagainya. Kepengurusan dari

 pada organisasi P2K3 terdiri dari seorang Ketua, Wakil Ketua, seorang atau lebih

Sekretaris dan beberapa anggota yang terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja.

• Ketua dijabat oleh salah seorang Pimpinan Perusahaan (Presdir/Direktur) yang

mempunyai kewenangan dalam menetapkan kebijaksanaan di perusahaan.

• Sekretaris dijabat oleh ahli K3/Petugas K3 (Safety Officer) atau calon yang

dipersiapkan untuk menjadi Petugas K3.

• Para anggota terdiri dari wakil unit-unit kerja yang ada dalam perusahaan dan telah

memahami permasalahan K3 (akan mendapat pelatihan khusus dari Depnaker).

Anggota P2K3 :

Ditunjuk untuk mewakili pekerja & manajemen

Mewakili departemen/lokasi/divisi perusahaan

Penunjukannya berdasarkan: sukarela, pemilihan oleh pekerja atau

serikat pekerja, dan tanggung jawab (Safety Rep/Coordinator)

Bisa rotasi/bergiliran atau diganti sesuai kondisi.

P2K3 Page

12

Page 13: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 13/27

Berdasarkan Kepmenaker No. 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembina K3 dan tata cara

Penunjukan Ahli K3 pasal 3 , struktur organisasi P2K3 terdiri dari :

(1) Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunannya terdiri

dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.

(2) Sekretaris P2K3 ialah ahli Keselamatan Kerja dari perusahaan yang bersangkutan.

(3) P2K3 ditetapkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuknya atas usul dari pengusaha

atau pengurus yang bersangkutan.

Gambar 2.1 Struktur Orangisasi P2K3

Keterangan :

Ketua : Direksi

Management Representative : Direktur Operation

Sekretaris : HSE Coordinator 

Anggota tetap : HSE Field officer  

Anggota tidak tetap, merupakan anggota tambahan bergilir dan anggotanya disesuaikan

dengan focus kegiatan K3 pada tahun berjalan. Anggota tidak tetap ditunjuk oleh manajemen

secara bergilir minimal untuk waktu 6 bulan, khususnya untuk :

•  perwakilan manajemen : Kepala Bagian/Departemen

•  perwakilan karyawan : Kepala regu

•  petugas K3 khusus : safety officer lapangan

P2K3 Page

13

 ANGGOTA TIDAK TETAP

PANITIA PEMBINA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(P2K3)

KETUA

SEKRETARIS

 ANGGOTA TETAP

ANGGOTA

PENGAWAS /

TIM KHUSUS

PIC PROJECTS MANAJEMEN

KARYAWAN

Page 14: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 14/27

2. Tugas-Tugas Pengurus P2K3

Tugas-tugas Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan anggota-anggota harus diuraikan

secara jelas dalam pembagian tugas (Job Discription) sebagai berikut :

(1) Ketua

• Menetapkan jadwal dan memimpin semua rapat pleno P2K3 atau menunjuk 

anggota untuk memimpin rapat pleno.

• Menentukan langkah, policy demi tercapainya pelaksanaan program-program

P2K3.

• Mempertanggung jawabkan pelaksanaan K3 di perusahaan kepada Depnaker 

melalui perusahaan.

Mengesahkan hasil rapat P2K3 dan mendelegasikan tugas pada anggota.

• Mempertanggung jawabkan program-program P2K3 dan pelaksanaannya

kepada Direksi.

• Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program-program K3 di

 perusahaan.

(2) Wakil Ketua

• Sebagai wakil dari ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam hal ketua

 berhalangan.

(3) Sekretaris

• Membuat undangan rapat dan membuat notulennya.

• Mengelola administrasi surat-surat P2K3.

• Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3.

• Memberikan bantuan/saran-saran yang diperlukan oleh seksi-seksi, demi

suksesnya program-program K3.

• Membuat laporan ke departemen-departemen yang bersangkutan mengenai

adanya tindakan tidak aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe

condition) di tempat kerja.

• Menyebarluaskan hasil rapat kepada semua anggota P2K3.

• Membantu ketua dalam pemantauan pelaksanaan programprogram atau

rekomendasi dari P2K3.

(4) Anggota

P2K3 Page

14

Page 15: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 15/27

• Melaksanakan program-program dan bertanggung jawab hasil pelaksanaan

yang telah ditetapkan sesuai dengan lingkup kerja/bagian/seksi masing-masing.

• Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang dilaksanakan.

• Menghadiri undangan untuk kegiatan rapat P2K3.

• Berpartisipasi aktif dalam kegiatan rapat tersebut baik dalam hal penyampaian

saran atau alternatif solusi K3 dan masalahmasalah K3 (laporan bahaya,

kecelakaan, dll).

3. Tugas dan Tanggungjawab Tim P2K3

a. Tugas

1. Ikut serta secara aktif berpartisipasi serta mendorong orang lain dalam menegakan

 peraturan umum K3 dan prosedur K3.

2. Ikut serta dan mendorong orang lain dalam penanggulangan bahaya kebakaran,

 baik pencegahan maupun pemadaman kebakaran.

3. Ikut serta aktif mencegah terjadinya kecelakaan.

4. Secara aktif memberikan laporan dan informasi tentang adanya keadaan yang

dapat membahayakan keselamatan perusahaan maupun yang dapat mencelakakan

manusia.

b. Kewajiban1. Seluruh karyawan yang ditunjuk diwajibkan mengikuti latihan pemadaman

kebakaran serta latihan K3 yang diselenggarakan oleh seksi K3.

2. Dalam hal terjadinya kecelakaan kerja, diwajibkan memberi pertolongan pertama

sesuai dengan prosedur keselamatan kerja tentang pertolongan pertama.

3. Dalam hal terjadinya kebakaran, maka setiap anggota P2K3 dan karyawan lainnya

yang ditunjuk berkewajiban untuk memadamkan kebakaran sesuai prosedur 

keselamatan kerja tentang penanggulangan bahaya kebakaran.

4. Setiap karyawan tanpa kecuali harus memelihara kebersihan lingkungan kerjanya

sehingga tercipta tempat kerja yang rapih, bersih dan menggairahkan.

Dalam hal pelanggaran terhadap peraturan umum dan prosedur K3, setiap anggota P2K3

 berkewajiban turut serta memberikan tegoran kepada setiap karyawan yang melakukan

 pelanggaran. Mencatat pelanggar, bagian/biro dimana karyawan tersebut bekerja dan

melaporkan kepada sekretaris P2K3 dan atasan langsung pelanggar.

2.7 PROGRAM KERJA P2K3P2K3 Page

15

Page 16: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 16/27

1. Safety Meeting  merupakan rapat yang membahas mengenai keseluruhan elemen

sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Rapat ini dihadiri oleh tim P2K3

(pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja), perwakilan dari setiap satuan

kerja dan jajaran manajemen untuk membahas perjalanan, perbaikan dan peluang

 peningkatan berkelanjutan dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

Bahan-bahan rapat yang dapat digunakan seperti : bukti implementasi, hasil

 pemantauan dan pengukuran kinerja, hasil  safety patrol  dan  safety audit .  Bentuk 

Safety Meeting ini diantaranya berupa :

a. Toolbox meeting merupakan pertemuan yang umumnya dilakukan pada pagi hari

sebelum dimulainya pekerjaan untuk membahas apa saja kegiatan yang akan

dilakukan hari ini kemudian review pekerjaan yang telah dilakukan kemarin, lalu

 pembagian tugas /  job desc dari supervisor kepada masing-masing pekerja

sehingga tidak ada lagi missed  saat telah bekerja di lapangan serta yang paling

 penting dari toolbox meeting ialah mengingatkan kembali kepada seluruh pekerja

mengenai Keselamatan, Kesehatan Kerja serta Lingkungan ( dalam arti lain =

 penyegaran mengenai  safety behavior ). Diikuti oleh supervisor, foreman,

engineer, HSE  serta seluruh pekerja yang terlibat dalam pekerjaan ini. Toolbox

meeting juga dapat digunakan sebagai media komunikasi untuk  sharing mengenaimasalah  safety dan isu-isu yang sedang berkembang saat ini yang berhubungan

dengan pekerjaan yang akan dilakukan. Untuk pelaksanaanya, di project

melakukan toolbox safety meeting  setiap pagi sebelum dimulainya pekerjaan.

Pendokumentasian dari setiap meeting  ini sangat penting. Bentuk - bentuk 

dokumentasi yang dapat dibuat ialah seperti foto pelaksanaan, attendance list 

semua karyawan yang mengikuti meeting ini kemudian buat notulen dari meeting 

ini, yang mengulas apa saja yang sudah dibahas kemudian siapa - siapa saja

 pembicaranya. Selain toolbox meeting  yang dilakukan setiap harinya, ada juga

weekly safety meeting dan forum meeting tiap bulannya.

b. Pre Job Safety Meeting atau biasa disingkat dengan PJSM merupakan meeting

yang dilakukan sebelum dimulai nya pekerjaan di lokasi kerja ( per job desc), jadi

ketika toolbox meeting selesai, maka pekerja di bagi menjadi beberapa kelompok 

untuk beberapa pekerjaan yang berbeda dan di lokasi pekerjaan yang berbeda -

 beda itulah juga di lakukan PJSM. PJSM ini merupakan salah satu elemnt dari izinP2K3 Page

16

Page 17: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 17/27

kerja atau Work Permit atau biasa disebut juga  Permit to Work (PTW). PJSM ini

menjelaskan semua job step dari pekerjaan yang akan dilakukan serta bahaya dan

resiko apa saja yang ada dimana pekerjaan tersebut, kemudian bagaimana

mengendalikan dan meminimalisir resiko bahaya tersebut sehingga tidak 

 berbahaya lagi bagi pekerja ketika melakukan pekerjaan tersebut. Penjelasan

mengenai resiko dan pengendaliannya dijelaskan melalui dokumen  JSA (Job

Safety Analysis) yang juga merupakan elemen dari PTW itu sendiri, termasuk 

didalamnya menjelaskan dimana lokasi muster point  terdekat ketika terjadi

emergency condition. PJSM ini harus juga terdapat dokumentasi seperti foto dan

attendance list seperti pada pelaksanaan Toolbox Meeting sebelumnya.

c. Weekly Safety Meeting  ini merupakan meeting  mingguan yang dilakukan rutin

setiap minggu dan dihadiri oleh seluruh kontraktor dan client sendiri. dalam

meeting  ini biasanya membahas apa saja yang telah dialami dalam minggu ini,

kemudian ada kejadian apa saja, termasuk jika ada sesuatu yang dapat dijadikan

lesson learns. kemudian biasanya juga ada review mengenai berapa TRR saat ini,

adakah accident  atau incident  dalam minggu ini, isu apa saja yang sedang

 berkembang mengenai aspek - aspek HSE. pertemuan mingguan ini juga

 bertujuan untuk  refreshing  karyawan setelah seminggu penuh beraktifitas, biasanya juga diberikan beberapa pertanyaan seputar HSE kemudian bagi siapa

yang dapat menjawab pertanyaan tersebut disediakan token atau hadiah dari

Client sebagai wujud apresiasi kepedulian dari pihak karyawan mengenai HSE.

d. Forum Monthly Meeting 

Seperti yang disebutkan dalam namanya , meeting  ini dilakukan setiap sebulan

sekali yang dihadiri oleh client  dan semua wakil management dari setiap

kontraktor yang bekerja di dalam area client  tersebut. Pertemuan ini membahas

KPI ( Key Performance Indicator ) mengenai penilaian aspek - aspek HSE yang

telah dilakukan selama ini sejauh apa. Dari hasil ini dapat diketahui juga seberapa

 besar kepedulian management kontraktor ini dalam hal HSE. Beberapa hal yang

 jadi penilaian untuk aspek HSE seperti Permit / PTW audit, yang isi nya apakah

PTW tersebut telah disusun sesuai standart dan lengkap serta implementasinya

dilapangan sudah benar atau tidak, kemudian PJSM audit, yang menilai apakah

PJSM telah dilakukan dengan benar oleh pimpinan kerja setempat serta telahP2K3 Page

17

Page 18: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 18/27

menjelaskan  job step serta bahaya - bahaya dan pengendaliaanya seperti apa,

kemudian Observation Card , kartu yang berisi mengenai mengenai  safe atau

unsafe action and condition yang diamati oleh seseorang yang kemudian dicatat

dan diobservasi oleh orang yang menulis kartu tersebut. Kemudian satu lagi yang

dibahas ialah ride along checklist yang membahas mengenai apakah pengemudi

mobil sebelum berangkat telah melakukan pengecekan pada kondisi mobil dan

semua indicator nya, ban nya juga, kemudian setelah berada di jalan apakah

mematuhi rambu - rambu yang ada serta batas kecepatan maksimal berkendara

dalam perusahaan dipatuhi atau tidak, semuanya dijelaskan dalam checklist 

tersebut. Penilaian KPI atau tingkat kepedulian manajemen dari kontraktor 

mengenai aspek HSE ini dapat dilihat dari berapa target mereka untuk melakukan

PTW audit, PJSM audit, Observation card dan  Ride along checklist  yang harus

diserahkan pada client  serta berapa persen progressnya hingga saat ini, apakah

sesuai dengan target atau malah jauh dari target tersebut.

2. Inventarisasi permasalahan K3 adalah dokumen – dokumen tentang permasalahan

terkait keselamatan dan kesehatan kerja serta sumber – sumber yang berpotensi

membahayakan para pekerja. Selain itu, inventarisasi juga terdiri dari dokumen terkait

 permasalahan K3 yang mungkin terjadi, pernah terjadi, baik yang penting maupun

yang tidak penting.

3. Identifikasi dan inventarisasi sumber bahaya adalah mengidentifikasi dan

menginventarisasi sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat kerja

maupun kerugian lainnya di tempat kerja.

4. Penerapan norma K3 adalah salah satu program kerja P2K3 yang memastikan bahwa

 perusahaan benar-benar menerapkan norma-norma K3 dengan meningkatkan

kesadaran, partisipasi dan tanggung jawab menciptakan perilaku K3 sehingga K3

 benar-benar menjadi budaya.

P2K3 Page

18

Page 19: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 19/27

5. Inspeksi/ safety patrol adalah mengadakan piket patroli harian yang berfungsi untuk 

memantau kondisi operasional yang berlangsung selama jam kerja. Safety patrol tidak 

hanya sebatas memantau saja tetapi juga memberikan himbauan dan saran kepada

 pekerja saat melakukan kegiatan yang berbahaya misalnya mengingatkan pekerja

apakah sudah menggunakan alat pengaman yang sesuai atau belum.

Safety patrol  merupakan kegiatan inspeksi K3 terencana yang dilaksanakan oleh

keterlibatan seluruh karyawan dan pihak kontraktor. Safety patrol  dapat optimal

dilakukan melalui tim lintas fungsi (dapartemen dan kontraktor). Departemen terkait

tidak diperbolehkan melakukan  safety patrol  di-areanya sendiri agar hasil yang

didapat lebih obyektif untuk perbaikan berkelanjutan. Safety patrol  dilaksanakan

sesuai rencana internal perusahaan pada daerah yang telah ditetapkan (terjadwal).

Setiap tim  safety patrol  juga dilengkapi dengan checklist  untuk objek yang akan

diinspeksi. Hasil inspeksi ini langsung dikomunikasikan dengan departemen terkait

untuk segera ditanggapi dan dibuatkan tindakan perbaikan. Status tindak lanjut dari

tindakan perbaikan akan dipantau oleh safety officer .

6. Penyelidikan dan analisa kecelakaan yaitu petugas P2K3 melakukan penyelidikan dan

analisis penyebab kecelakaan yang terjadi di perusahaan. Dan selanjutnya petugasP2K3 memberikan rekomendasi kepada pihak top manajemen untuk mencegah

kecelakaan terjadi kembali.

7. Pendidikan dan latihan meliputi melakukan training safety untuk karyawan disemua

tingkatan dan sesuai dengan kepentingan (didalam atau diluar perusahaan),

memberikan pendidikan dalam bentuk: memasang spanduk-spanduk K3, Membuat

film-film tentang K3, buletin & majalah tentang K3, serta melakukan seminar 

didalam atau diluar perusahaan dengan mengundang tenaga ahli K3. 

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat

 pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja,

hal ini dapat mendorong kemampuan karyawan untuk bekerja dengan

mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja. Materi training disesuaikan dengan

karakteristik pekerjaan yang beresiko terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.P2K3 Page

19

Page 20: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 20/27

Tujuan akhir dari  safety training  ini dapat membangkitkan dan meningkatkan

kepedulian seluruh karyawan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja dimana saja

dan dalam setiap aktivitas pekerjaannya.

8. Prosedur dan tata cara evakuasi yaitu membuat prosedur dan tata cara evakuasi dalam

keadaan darurat yang efektif dan efisien.

9. Catatan dan data K3 adalah kegiatan P2K3 untuk senantiasa menghimpun data dan

membuat catatan serta laporan terkait penerapan K3 di perusahaan.

10. Laporan pertanggungjawaban adalah laporan atas hasil kegiatan P2K3 yang dibuat

oleh ketua P2K3. Laporan pertanggungjawaban harus membuat dan menyampaikan

laporan secara reguler baik kepada pemerintah maupun kepada pimpinan perusahaan

yang bersangkutan. Laporan kegiatan P2K3 kepada pemerintah disampaiakan kepada

Kepala Dinas atau kepala Kantor yang membidangi ketenagakerjaan kabupaten atau

kota setempat dalam bentuk laporan triwulan dan ditembuskan kepada Kepala Dinas

Tenaga Kerja Propinsi dan Dewan K3 Propinsi. Sedangkan laporan kepada pimpinan

 perusahaan yang bersangkutan dibuat dan disampaikan setiap setelah diselenggarakan

 pertemuan baik pertemuan rutin maupun pertemuan khusus. Penelitian adalah

kegiatan P2K3 untuk meneliti lebih lanjut mengenai penerapan SMK3 perusahaan.

2.8 PERAN DAN FUNGSI P2K3

1. Peran pokok Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) sebagai

 badan pertimbangan di tempat kerja ialah memberikan saran dan pertimbangan baik 

diminta maupun tidak kepada pengusaha/pengurus tempat kerja yang bersangkutan

mengenai masalah-masalah keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Fungsi Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ialah menghimpun dan

mengolah segala data dan atau permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

P2K3 Page

20

Page 21: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 21/27

di tempat kerja yang bersangkutan, serta mendorong ditingkatkannya penyuluhan,

 pengawasan, latihan dan penelitian Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Sebagai referensi tugas dan fungsi P2K3, Permenaker No. PER-04/MEN/1987

tentang P2K3 serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja Pasal 4 (1) menyatakan

 bahwa “P2K3 mempunyai TUGAS memberikan saran dan pertimbangan baik diminta

maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah K3”. selanjutnya untuk 

melaksanakan tugas-tugas tersebut, maka P2K3 mempunyai fungsi:

A. Menghimpun dan mengelola data tentang K3 di tempat kerja.

B. Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja:

• Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan

gangguan K3, termasuk bahaya kebakaran, peledakan serta cara

 penanggulangannya.

• Faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.

• Alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.

• Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan

 pekerjaannya.

C. Membantu pengusaha atau pengurus dalam:• Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja.

• Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif berbaik.

• Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap K3

• Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja

serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

• Mengembangkan penyuluhan dan penelitihan di bidang keselamatan

kerja, higene perusahaan, kesehatan kerja dan ergonomi.

• Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan

makanana di perusahaan.

• Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja.

• Mengembangkan pelayanan kesehatan kerja.

• Mengembangkan laboratorium K3, melakukan pemeriksaan

laboratorium dan melaksanakan interpretasi hasil pemeriksaan.

P2K3 Page

21

Page 22: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 22/27

• Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, higene perusahaan

dan kesehatan kerja

D. Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijakan manajemen dan pedoman

kerja dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan kerja, higene perusahaan,kesehatan kerja, ergonomi dan gizi tenaga kerja.

Fungsi Pembentukan P2K3 :

a. Mendorong kejasama manajemen dan pekerja mengenali masalah K3 dan

mencari penyelesaiannya.

 b. Menyediakan suatu forum dialog yang konstruktif dan reguler antara

Manajemen dan Pekerja tentang kepedulian mereka terhadap K3.

c. Memainkan peranan yang penting dalam pengembangan program

 pengendalian bahaya di tempat kerja.

d. Mengkomunikasikan dan menyebarluaskan informasi K3.

e. Menyampaikan rekomendasi K3 kepada Manajemen.

f. Membantu Pengusaha/Pengurus Dalam:

1. Mengevaluasi Cara Kerja,Proses dan Lingkungan Kerja.

2. Mengembangkan Sistem Pengendalian Bahaya.

3. Mengevaluasi penyebab kecelakaan.

4. Mengembangkan Penyuluhan dan Penelitian K3.

5. Memantau Gizi dan Penyelenggaraan Makanan.

6. Memeriksa Kelengkapan Peralatan K3.

7. Mengembangkan Pelayanan Kesehatan Kerja.

8. Mengembangkan Pelayanan Laboratorium K3.

9. Menyelenggarakan Administrasi K3.

P2K3 Page

22

Page 23: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 23/27

2.9 LANGKAH-LANGKAH PEMBENTUKAN P2K3

Untuk dapat pembentukan organisasi P2K3 yang baik perlu suatu langkah-langkah

efektif yang dimulai dari tahap persiapan dan dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan

 pembentukan.

TAHAP PERSIAPAN :

Internal perusahaan harus mempersiapkan pembentukan P2K3 yang meliputi hal-hal

sebagai berikut:

1. Membuat Kebijakan K3.

Pengurus harus terlebih dulu menggariskan dan menjalankan pokok-pokok kebijakan

K3 secara umum dan menetapkan maksud tujuan untuk membentuk P2K3. Kebijakan K3

tersebut lazin disebut sebagai “SAFETY AND HEALTH POLICY”. Secara garis besar 

kebijakan tersebut berupa penegasan bahwa:

• K3 merupakan salah satu faktor yang tidak dapat diabaikan dalam kelancaran

 proses produksi perusahaan.

• Pimpinan perusahaan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan usaha K3 di

 perusahaannya.

• Semua personel mulai dari top manajemen sampai garis organisasi perusahaan

 paling bawah harus memahami dan ikut aktif di dalam segala kegiatan K3

yang diselenggarakan oleh perusahaan.

2. Perlu dilakukan pembinaan dan latihan secara terus menerus untuk peningkatan

kinerja K3.

3. Pengawasan dan pelaksanaan semua ketentuan K3 yang telah digariskan.

4. Perlu penyediaan anggaran operasional yang cukup.

P2K3 Page

23

Page 24: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 24/27

5. P2K3 berfungsi sebagai penggerak dilaksanakannya K3 di perusahaan, Kebijakan K3

harus dituangkan secara tertulis. Hal ini penting bagi semua pihak yang terkait dengan

K3 perusahaan dan beberapa alasan penting seperti:

• Mempermudah pelaksanaan kebijakan K3 yang telah ditetapkan.

• Mempermudah para pengawas K3 perusahaan melaksanakan kebijakan

tersebut

• Mempermudah para pekerja untuk mematuhi peraturan K3 beserta instruksi-

instruksi teknisnya, dll.

• Inventarisasi calon anggota P2K3.

Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan calon anggota yang dapat mewakili seluruh

komponen atau unsur perusahaan. Dalam hal ini pengurus menyusun daftar calon anggota

P2K3 yang telah dipilih dan diusulkan oleh masing-masing unit kerja baik dari pihak 

 perwakilan pekerja maupun perwakilan pihak manajemen.

Konsultasi dengan pihak pemerintah, khususnya dinas atau kantor yang membidangi

ketenagakerjaan setempat untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk teknis yang diperlukan

 berkaitan dengan pembentukan P2K3.

TAHAP PELAKSANAAN PEMBENTUKAN :

1. Membentuk P2K3

Setelah pengurus berhasil mendapatkan dan menyusun calon anggota P2K3, maka

langkah berikutnya adalah melakukan pembentukan P2K3 secara resmi.

2. Melaporkan ke Disnakertrans setempat

Selanjutnya pimpinan perusahaan atau pengurus menyampaikan usulan pembentukan

P2K3 kepada Menteri Tenaga Kerja melalui Dinas atau Kantor yang membidangi

ketenagakerjaan setempat untuk mendapatkan pengesahan dari Menteri atau pejabat yang

ditunjuk sesuai peraturan yang berlaku.

P2K3 Page

24

Page 25: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 25/27

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) merupakan suatu badan

yang dibentuk dalam perusahaan untuk membantu melaksanakan dan menangani keselamatan

dan kesehatan kerja yang anggotanya terdiri dari unsur pengusaha dan tenaga kerja. P2K3 ini

sangat penting dan harus ada di Perusahaan supaya dapat membantu mengawasi tenaga kerja

supaya tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dan nyaman serta terjaga dalam bahaya yang

mungkin mencederai tenaga kerja ditempat kerja. Selain itu P2K3 didasari dasar hokum yang

mengatur UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja Pasal 10 ayat 1 dan 2 dengan

 pengaturan pelaksanaan keputusan menteri tenaga kerja.

Program Kerja P2K3 terdiri dari Safety meeting (membahas keseluruhan elemen

system manajemen K3), inventarilisasai permasalahan K3 (dokumen-dokumen yang berisi

 permasalahan-pemasalahan K3), identifikasi dan inventrarilisasi sumber daya yang

menimbulkan PAK dan kerugian lainnya di tempat kerja, penerapan norma K3 yang harus

dipatuhi, pendidikan dan pelatihan K3, prosedur dan tata cara evakuasi, catatan dan data K3

serta laporan pertanggungjawaban P2K3. Dari semua program Kerja P2K3 ini yang sudah

dibuat diharapkan fungsi P2K3 dalam menghimpun dan mengolah segala data dan atau

 permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja yang bersangkutan, serta

mendorong ditingkatkannya penyuluhan, pengawasan, latihan dan penelitian Keselamatan dan

Kesehatan Kerja berjalan dengan baik.

3.2 SARAN

Agar Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) berjalan dengan baik,

suatu program P2K3 harus komitmen menjalankan tugas dalam mengadakan pengawasan dan

 pemantauan disetiap lini perusahan, dan mengecek secara berkala tentang kerugian-kerugian yang

mungkin terjadi di perusahaan seperti cedera, penyakit akibat kerja. Suatu program kegiatan P2K3

harus berjalan dengan mestinya dan sesuai dengan stuktur organisasi yang jelas dan setiap tujuan

P2K3 Page

25

Page 26: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 26/27

 pembentukan dan pelaksanaan P2K3 di tempat kerja harus menggunakan langkah-langkah yang dapat

membuat perusahaan itu safety dalam keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.

DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 4 Tahun 1987. http://qshes-

safetyclub.com/idn/wp-content/uploads/group-documents/3/1300758370-

PERMENAKER41987PANITIAPEMBINAK3DANPENUNJUKANAHLIK3.pdf .

Diakses tanggal 20 April 2013.

2. Sombaji. 2002. ‘Pembinaan dan Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sebagai Upaya Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja’. Makalah Online.

Semarang: Fakultas Hukum Universitas Diponogoro.

http://eprints.undip.ac.id/20509/1/2503-ki-fh-02.pdf . Diakses tanggal 20 April 2013.3. Anonim. ‘Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)’.

http://xa.yimg.com/kq/groups/1051902/60313316/name/P2K3.PDF. Diakses tanggal

20 April 2013.

4. Wahyudin, Andin. 2012. ‘Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

P2K3’.http://safelindo.blogspot.com/2008/11/panitia-pembina-keselamatan dan.html.

Diakses tanggal 20 April 2013.

5. Efektivitas  Anggota P2K3  Dalam SMK3.

http://www.fkm.unair.ac.id/.../ EfektifitasP2K3 -dalamSMK3.pdf  diakses pada tanggal

20 April 2013.

6. Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

(P2K3)  .http://safelindo.blogspot.com/2008/11/panitia-pembina-keselamatan-

dan.html diakses pada tanggal 20 April 2013.

7. Permenaker No.4 tahun 1987, pasal 12 tentang Pelaporan Kegiatan P2K3.

http://www.qshes-safetyclub.com diakses pada tanggal 20 April 2013.

8. Program Kerja P2K3. http://jumro.blogspot.com/search/label/Program%20Kerja

%20P2K3 diakses pada tanggal 20 April 2013.

9. Safety Meeting . http://danarpradhipta.blogspot.com/2011/10/safety-meeting.html 

diakses pada tanggal 20 April 2013.

10. Safety Patrol . http://safetyonblog.blogspot.com/2010/09/safety-patrol.html diakses

 pada tanggal 20 April 2013.

11. DR. Sumakmur. PK.MSC. 1988.  Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan Kerja. CV Haji Mas Agung: Jakarta.

12.www. eprints.undip.ac.id/20509/1/2503-ki-fh-02.pdf, diakses tanggal 21 April 2013.

13.http://xa.yimg.com/kq/groups/1051902/60313316/name/P2K3.PDFhttp://safelindo.blogspot.com/2008/11/panitia-pembina-keselamatan-dan.html

14.http://raiarsa.blogspot.com/2013/01/smk3-dan-p2k3.html

15.http://safelindo.blogspot.com/2008/11/panitia-pembina-keselamatan-dan.html

16. Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan, Dirjen

Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja. (1994 / 1995)  Proyek 

P2K3 Page

26

Page 27: MAKALAH P2K3

7/16/2019 MAKALAH P2K3

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-p2k3 27/27

 Pengembangan Kondisi Lingkungan Kerja dan Perlindungan Tenaga Kerja,

 Pembinaan Operasional P2K3 –  Modul 3, Undang-undang No. 1 Tahun 1970,

Keselamatan Kerja Depnaker.

17. International Labour Office. (1994)  Pedoman Pencegahan Kecelakaan, PT. Pustaka

Binaman Pressindo, Jakarta.

18. Silalahi, B.N.B. dan Silalahi, R.B. (1995).  Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.

P2K3 Page

27