Makalah No 60 Taufika Ophiyandri

20
PEMODELAN LEGER JALAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS OLEH: ELIM ANSAR G2F1 15 080 DIDIT ABDIAWAN G2F1 15 0__ MOH. JAMIL G2F1 15 047 LA TIMU G2F1 15 079 PROGRAM STUDI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH PROGRAM PASCASARJANA UNVIVERSITAS HALU OLEO

description

yes

Transcript of Makalah No 60 Taufika Ophiyandri

Page 1: Makalah No 60 Taufika Ophiyandri

PEMODELAN LEGER JALAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

OLEH:ELIM ANSAR G2F1 15 080DIDIT ABDIAWAN G2F1 15 0__MOH. JAMIL G2F1 15 047LA TIMU G2F1 15 079

PROGRAM STUDI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAHPROGRAM PASCASARJANAUNVIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI2016

Page 2: Makalah No 60 Taufika Ophiyandri

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar BelakangUU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan menjelaskan bahwa jalan sebagai bagian dari

sistem transportasi nasional mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung

bidang ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Begitu pentingnya fungsi jalan ini menuntut

pemerintah untuk mempunyai suatu strategi perencanaan dan penanganan jalan yang cepat,

tepat dan akurat. Hal ini tentu sangat memerlukan ketersediaan informasi data historis jalan

dan jembatan beserta kondisinya yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Pembuatan leger jalan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

No.37/PRT/1987 dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang akurat, lengkap, dan

mutakhir mengenai keadaan ruas jalan dengan tujuan membentuk kumpulan dokumen

berupa leger jalan yang datanya digunakan sebagai masukan untuk penyusunan rencana

dan program pembinaan jaringan jalan dan dokumennya memberikan catatan tentang data

inventaris jalan.

Leger jalan yang umum digunakan pada saat ini masih bersifat paper-based dan

belum terkomputerisasi. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat

pesat, maka penulis mencoba untuk memodelkan suatu software leger jalan yang berbasis

Sistem Informasi Geografis (SIG). Pemilihan software berbasis SIG dikarenakan data jalan

merupakan suatu data yang bersifat keruangan (spatial). Diharapkan dari pembuatan

software ini, penyediaan informasi terhadap suatu ruas jalan dapat dilakukan lebih efektif dan

efisien sehingga pengambilan keputusan penanganan suatu ruas jalan dapat dilakukan

dengan lebih cepat dan tepat.

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis tertarik untuk membuat suatu model

leger jalan berbasis Sistem Informasi Geografis, memaparkan proses pembangunannya serta

untuk mengidentifikasi kelebihannya dibandingkan leger jalan yang bersifat paper-based.

Metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah dengan mengambil suatu proyek

studi kasus pada salah satu ruas jalan negara yang ada di Propinsi Sumatera Barat.

2. Rumusan Masalah

Page 3: Makalah No 60 Taufika Ophiyandri

Rumusan Masalah dalam Makalah ini adalah bagaimana membuat suatu model leger

jalan berbasis Sistem Informasi Geografis, memaparkan proses pembangunannya serta untuk

mengidentifikasi kelebihannya dibandingkan leger jalan yang bersifat paper-based

3. Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah untuk membuat suatu model leger jalan berbasis

Sistem Informasi Geografis, memaparkan proses pembangunannya serta untuk

mengidentifikasi kelebihannya dibandingkan leger jalan yang bersifat paper-based.

BAB IIPEMBAHASAN

1. LEGER JALAN

Page 4: Makalah No 60 Taufika Ophiyandri

Pendataan leger jalan dilakukan berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum No. 37/PRT/1987 tentang Pedoman Leger Jalan. Beberapa hal yang perlu

diinventarisasi adalah sebagai berikut :

a. Identitas Ruas Jalan, yang meliputi pencatatan Nomor Kode Daearah, Nama Daerah,

Nonor dan Panjang Ruas Jalan, Nama Pengenal Jalan, Titik Awal Ruas Jalan, Titik Akhir

Ruas Jalan, Tanggal Dibuka/Ditutup untuk Lalu Lintas, dll..

Data teknik jalan, yang meliputi Jenis Lapis Permukaan, Lapis Pondasi Atas, lapis

Pondasi Bawah, Median, Bahu Jalan dan Trotoar. Pada data ini dilakukan pengukuran

langsung di lapangan terutama yang berkaitan dengan jenis lapis permukaan, ukuran

lebar jalan bahu jalan, median dan trotoar.

b. Bangunan Pengaman dan Pelengkap, yang meliputi pendataan terhadap jenis gorong-

gorong, saluran permanen, drainase bawah tanah, manhole, riol, bangunan penahan

tanah, kerb, penutup lereng, krib dsb.

c. Bangunan perlengkapan jalan, yang meliputi pagar pengaman jalan, dinding pengaman,

patok pemandu, marka jalan, rambu jalan, patok Damija, Rambu lalu lintas, lampu lalu

lintas, lampu penerangan, jembatan penyeberangan, shelter bis serat cermin jalan.

d. Utilitas publik diantaranya meliputi prasarana telpon/komunikasi, listrik, air, dll.

e. Data lalu lintas harian rata-rata.

Keseluruhan data tersebut di atas lalu diinput ke dalam form Kartu Jalan dan Bangunan

Pelengkap lainnya seperti yang terlihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.

Page 5: Makalah No 60 Taufika Ophiyandri

Gambar 1. Data form kartu jalan dan bangunan pelangkap lainnya

Gambar 2. Gambar situasi, profil memanjang dan profil melintang jalan

Kartu leger jalan seperti yang terlihat di atas umumnya dicetak per lembar seukuran

kertas A3 dan dijadikan sebuah buku, yang biasa disebut dengan nama buku leger jalan.

Page 6: Makalah No 60 Taufika Ophiyandri

Karena sifatnya yang masih berbentuk hardcopy dan paper-based, maka data-data yang

terkandung di dalamnya belum terkomputerisasi. Kesulitan yang ditemui dengan leger jalan

yang bersifat paper-based ini diantaranya adalah pencarian, penyortiran dan pemutakhiran

(updating) data akan membutuhkan waktu yang cukup lama.

2. PEMODELAN SIG LEGER JALANPada saat ini ketersediaan suatu data base jalan dalam bentuk suatu sistem informasi

merupakan sesuatu hal yang sangat diperlukan, untuk mendukung keputusan perencanaan

maupun penanganan suatu ruas jalan dengan cepat, tepat dan akurat. Mengingat bahwa jalan

merupakan suatu data yang bersifat keruangan (spatial), maka sistem informasi leger jalan

haruslah dibangun berbasiskan suatu sistem informasi geografis (SIG / GIS (Geographical

Information System)).

Pembangunan suatu sistem informasi geografis bukanlah suatu hal yang sederhana,

walaupun pada saat ini topik ini bukan lagi suatu hal yang baru. Kegagalan pembangunan

sebuah sistem informasi geografis sering diakibatkan oleh sistem yang dibangun belum dapat

memenuhi kebutuhan spesifik pengguna dan hanya mengandalkan software SIG yang telah

ada tanpa melakukan inovasi dan modifikasi. Pada saat ini telah tersedia banyak software

khusus mengenai SIG, diantaranya adalah ArcGIS dan Mapinfo. Pemahaman terhadap

pengoperasian software ini membutuhkan waktu dan latihan secara kontinu. Software

tersebut pada umumnya masih menggunakan Bahasa Inggris, sehingga terdapat kendala

bahasa dalam penggunaannya. Seiring dengan perkembangan teknologi ilmu komputer,

permasalahan ini mungkin dapat diatasi dengan membuat suatu program SIG yang dilengkapi

dengan suatu Graphical User Interface (GUI). GUI, dalam ilmu komputer, merupakan suatu

format tampilan yang bisa membuat pengguna untuk memilih perintah, memulai program dan

pilihan lain dengan menunjuk/mengklik suatu representasi gambar (icon).

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mencoba untuk memodelkan suatu sistem

informasi leger jalan yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan spesifik pengguna

yaitu SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat.

Pemodelan sistem informasi geografis leger jalan dilakukan pada salah satu ruas jalan negara

yang ada di Propinsi Sumatera Barat, yaitu pada ruas Manggopoh-Padang Sawah. Seperti

yang telah dijelaskan pada bagian awal tulisan ini, bahwa pembuatan buku leger jalan

mengacu pada suatu data form standar yang sudah baku, seperti yang terlihat pada Gambar

1 dan Gambar 2. Model SIG leger jalan yang akan dibangun akan menyesuaikan dengan data

form tersebut. Software SIG leger jalan yang dibangun adalah dengan menggunakan software

Page 7: Makalah No 60 Taufika Ophiyandri

khusus GIS, yaitu Mapinfo dan untuk tampilan muka (user interface) digunakan software

MapBasic.

Proses pembangunan leger jalan berbasis sistem informasi geografis dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Akuisis peta digital/data spatial. Ketersediaan peta digital merupakan hal terpenting untuk

pembangunan suatu sistem informasi geografis. Peta digital diperoleh dari pengukuran

langsung di lapangan, dan digambarkan dalam beberapa layer sesuai dengan klasifikasi

data yang diinginkan, seperti layer stationing jalan, layer utilitas publik, layer bangunan,

layer sungai, layer jembatan dan sebagainya..

2. Pengisian data atribut. Setelah diperoleh data spatial, maka selanjutnya dilakukan

inputting data atribut pada program MapInfo. Data atribut disesuaikan dengan data atribut

pada leger jalan paper-based, seperti isian untuk identitas ruas, data lebar jalan, jenis

perkerasan, kondis jalan, data bangunan pelengkap dan lain sebagainya.

3. Pembangunan user interface. Pada tahap ini dilakukan pembangunan bentuk tampilan

muka dari SIG leger jalan. Software yang digunakan untuk ini adalah program Visual

Basic dan Map Basic. Bentuk tampilan muka, seperti yang terlihat pada Gambar 3,

didesain sedemikian rupa sehingga familiar dengan kebiasaan pengguna selama ini, yaitu

Kartu Jalan dan Bangunan Pelengkap Lainnya.

4. Pada tahap akhir, dilakukan ujicoba running program untuk memastikan bahwa software

yang dibangung dapat berjalan sebagimana mestinya.

Secara umum program sistem informasi leger jalan yang dibuat dapat dibagi ke

dalam 3 kelompok utama (Gambar 3), yaitu Windows Peta, Tab Navigasi Peta dan Browser,

dan Tab Menu Informasi. Masing-masing fasilitas aplikasi tersebut dirancang agar saling

mendukung dan simultan secara efesien dalam pengelolaan dan penyajian informasi Leger

Jalan.

Page 8: Makalah No 60 Taufika Ophiyandri

Gambar 3. Bentuk tampilan muka SIG Leger Jalan

Penjelasan dari masing-masing aplikasi adalah sebagai berikut :

a. Windows Peta

Pada window peta semua informasi dalam aplikasi disajikan, terutama layer peruntukan

yang memiliki objek peta. Ukuran window peta dibuat tetap (fixed size) agar mudah dalam

pengoperasian dengan luas cakupan sekitar 40 % dari luas monitor.

b. Tab Navigasi Peta

Fungsi Tab Navigasi Peta adalah mengendalikan penyajian isi Window Peta secara

interaktif dan mudah. Fasilitas ini mencakup beberapa kelompok icon seperti yang terlihat

pada Gambar 1. Dengan memanfaatkan icon yang tersedia pada tab navigasi peta ini,

maka peta ini dapat diperbesar, diperkecil atatu pun digeser ke arah yang diinginkan. Icon

informasi dapat dimanfaatkan untuk menampilkan informasi yang diinginkan dengan

mengarahakn arrow pada peta, lalu klik tombol informasi tersebut, maka akan mucul

informasi yang terkandung di dalam data spatial yang diinginkan.

c. Menu Informasi

Pada Tab Menu Informasi terdapat 4 buah icon yaitu : “Data Teknik”, “Data Teknik

(Lanjutan 1)”, “Data Teknik (Lanjutan 2)”,dan “Gambar Jalan”

Windows Peta Navigasi Peta

Menu Informasi

Page 9: Makalah No 60 Taufika Ophiyandri

Beberapa contoh penggunaan Menu Informasi adalah sebagai berikut :

Data Teknik

Pada menu Data Teknik, seperti yang ditampilkan pada Gambar 4, data dapat dipilih

sesuai stationing yang diinginkan. Data yang ditampilkan pada menu ini diantaranya

adalah informasi tentang Lapis Permukaan (Lebar, Jenis dan Kondisi), Lapis Pondasi

Atas, Lapis Pondasi Bawah dan lain-lain. Data seperti ini tercantum persis sama

sebagaimana pada paper-based leger jalan.

Gambar 4. Tampilan menu Data Teknik

Data Teknik (Lanjutan 1)

Data Teknik (Lanjutan 1) (Gambar 5) merupakan lanjutan dari ‘Data Teknik’ , yang

menampilkan kelompok informasi tentang Bangunan Pengaman Pelengkap, seperti

Gorong-Gorong, Bangunan Penahan Tanah dan lain sebagainya.

Data Teknik (Lanjutan 2)

Gambar 6 memperlihatkan informasi yang terkandung pada Data Teknik (Lanjutan 2),

yaitu informasi Lalu Lintas Harian Rata-rata dan data Perlengkapan Jalan, seperti

Guard Rail, jumlah rambu lalu linta, dan informasi jumlah utilitas publik, seperti

saluran telpon, jaringan listrik dan sebagainya.

Page 10: Makalah No 60 Taufika Ophiyandri

Gambar 5. Tampilan menu Data Teknik (Lanjutan 1)

Page 11: Makalah No 60 Taufika Ophiyandri

Gambar 6. Tampilan menu Data Teknik (Lanjutan 2)

Page 12: Makalah No 60 Taufika Ophiyandri

Gambar Jalan

Pada menu Gambar Jalan, ditampilkan gambar situasi, potongan memanjang,

potongan melintang serta gambar tebal masing-masing lapisan jalan. Tampilan dari

peta situasi jalan dan potongan melintangnya persis sama dengan halaman depan

paper-based leger jalan. Jika data ini suatu saat diperlukan untuk pencetakan, maka

akan dapat dilakukan dengan mudah melalui perintah print, dan akan didapatkan

gambar jalan seperti yang ada pada paper-based leger jalan.

Gambar 7. Tampilan menu Gambar Jalan

Karena keseluruhan data telah tersimpan dengan baik pada suatu basis data, maka

penyortiran data akan dapat dilakukan dengan mudah, seperti pada stasioning mana saja

pada ruas Manggopoh – Padang Sawah yang lapisan permukaannya mengalami kerusakan

akan dapat ditampilkan dengan cepat. Selain menampilkan data sesuai dengan kriteria yang

diinginkan, data yang terseleksi juga akan langsung ditunjukkan posisi lokasinya pada

windows peta. Hal ini merupakan keunggulan utama dari SIG leger jalan ini, selain dapat

menampilkan data atribut juga dapat langsung menampilkan data spatialnya. Updating data

Page 13: Makalah No 60 Taufika Ophiyandri

juga dapat dilakukan dengan mudah, dengan langsung melakukan input pada software GIS

leger jalan ini, maka secara otomatis data akan ter-update.

Page 14: Makalah No 60 Taufika Ophiyandri

BAB IIIPENUTUP

1. KesimpulanKesimpulan yang dapat diitarik adalah :

1. Pembangunan software SIG leger jalan dimulai dari penyediaan data digital, baik yang

bersifat data spatial (peta jalan) maupun data atribut. Pembangunan software GIS

dibangun dengan menggunakan software MapInfo yang dilengkapi dengan suatu

tampilan muka (user interface) yang berfungsi untuk memudahkan pengguna dalam

mengoperasikan software SIG leger jalan

2. Keuntungan software SIG leger jalan dibandingkan dengan leger jalan yang bersifat

paper-based adalah penyediaan dan pencetakan data dapat dilakukan dengan lebih

cepat tanpa melibatkan banyak pihak, memungkinkannya dilakukan penyortiran data

dengan cepat sesuai dengan keinginan pengguna, dan pemutakhiran (updating) data

dapat dilakukan dengan lebih cepat dan mudah.

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: Makalah No 60 Taufika Ophiyandri

- Charter, Denny dan Irma Igtrisari, 2003, Desain dan Aplikasi GIS, Elexmedia Komputindo, Jakarta

- Daniel, Larry, Paula Loree, Angela Whitener, 1996, Inside Mapinfo Professional, Onword Press, Santa Fe.

- Kurniadi, Adi (terjemahan dari Michael Halvorson), 2000, Microsoft Visula Basic 6.0, Elexmedia Komputindo, Jakarta

- Prahasta, Eddy, 2004, Sistem Informasi Geografis, Penerbit Informatika, Bandung, 2004- Prahasta, Eddy, 2005, Aplikasi Pemograman MapINFO, Penerbit Informatika, Bandung- Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, 2004