Makalah nira

22
MAKALAH PENGETAHUAN BAHAN PANGAN NIRA Dosen Pembimbing: Ir. Moh. Sabariman Disusun oleh : Kelompok 7 Aprilisa Siwi Lestari (2013340003) Firda Shabrina (2013340054) Puteri Maulani (2013340056) UNIVERSITAS SAHID JAKARTA TAHUN 2013 JAKARTA

Transcript of Makalah nira

Page 1: Makalah nira

MAKALAH

PENGETAHUAN BAHAN PANGAN

NIRA

Dosen Pembimbing: Ir. Moh. Sabariman

Disusun oleh :

Kelompok 7

Aprilisa Siwi Lestari (2013340003)

Firda Shabrina (2013340054)

Puteri Maulani (2013340056)

UNIVERSITAS SAHID JAKARTATAHUN 2013

JAKARTA

Page 2: Makalah nira

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan bimbingan-Nya penulis

dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat terselesikan

karena usaha dan kerjasama penulis serta kemahakuasaan-Nya.

Makalah ini berjudul “NIRA” yang merupakan salah satu hasil perkebunan. Makalah

ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan Pangan (PBP) serta

menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah ini,

khususnya mengetahui manfaat hasil perkebunan, seperti Nira dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing kami, Bapak Moh.

Sabariman yang telah memberikan tugas ini, sehingga kami dapat menambah wawasan lebih

luas tentang Pengetahuan Bahan Pangan khususnya Nira.

Penulis merasa makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kami akan menerima

kritik dan saran dari semua pihak yang akan membantu penyempurnaan pembuatan makalah

ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk rekan-rekan mahasiswa serta dapat

menambah ilmu tentang bahan pangan.

Jakarta, Desember 2013

Penyusun,

i

Page 3: Makalah nira

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ iii

BAB I....................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2 Tujuan....................................................................................................................................1

BAB II...................................................................................................................................................2

PEMBAHASAN...................................................................................................................................2

2.1 Nira........................................................................................................................................2

2.2 Sumber Nira...........................................................................................................................2

2.3 Nira Aren (Arenga pinnata merr)..........................................................................................4

2.4 Hasil produk nira aren............................................................................................................6

2.5 Sifat Fisik dan Kimia nira......................................................................................................7

2.6 Kerusakan nira.......................................................................................................................8

2.7 Pengawetan nira.....................................................................................................................9

BAB III................................................................................................................................................10

PENUTUP...........................................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................10

Daftar Pustaka.....................................................................................................................................11

Lampiran.............................................................................................................................................12

ii

Page 4: Makalah nira

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan hasil pertanian, salah satunya

adalah komoditi hasil perkebunan yang keberadaannya dibutuhkan oleh masyarakat untuk

diolah dan dikonsumsi. Komoditi hasil perkebunan dapat dibagi menjadi tiga kelompok,

yaitu kelempok bahan pangan (nira dan penghasil minyak), kelompok bahan penyegar

(teh, kopi, dan coklat), dan kelompok bahan non pangan (karet dan kina).

Kelompok komoditi hasil perkebunan yang akan dibahas adalah kelompok bahan

pangan, salah satunya adalah nira. Nira adalah cairan yang dikeluarkan dari bunga

beberapa tanaman penghasil nira. Nira dapat dihasilkan dari beberapa tanaman seperti

aren, kelapa, tebu, buah lontar, saga, dll. Nira mengandung gula yang cukup besar

sehingga dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi produk tertentu. Oleh karena itu, dalam

prosesnya dibutuhkan penanganan yang baik agar tidak terjadi kontaminasi dan kerusakan

pada nira.

Pembahasan nira kali ini akan fokus pada nira yang dihasilkan oleh tanaman aren

karena tanaman tersebut banyak dikenal sebagai penghasil nira dan dimanfaatkan sebagai

bahan baku pembuatan gula merah yang umum digunakan oleh masyarakat.

1.2 Tujuan

Mengetahui tanaman penghasil nira.

Mengetahui manfaat nira dalam kehidupan sehari-hari.

Mengetahui keadaan fisik dan komposisi kimia nira.

Mengetahui penangan sebelum panen hingga pasca panen.

Mengetahui proses pengawetan dan produk hasil dari bahan tersebut.

1

Page 5: Makalah nira

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Nira

Nira adalah cairan yang keluar dari bunga atau pohon penghasil nira yang disadap.

Nira sering juga disebut ‘lege’, kata ini berasal dari istilah bahasa Jawa, yaitu legi artinya

manis. Dalam keadaan segar nira mempunyai rasa yang manis, berbau harum, dan tidak

berwarna. Cairan ini biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula. Selain

digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula, nira juga digunakan sebagai bahan baku

asam cuka, minuman segar, dan minuman keras (tuak) serta pada akhir-akhir ini muncul

produk baru dari nira aren yaitu gula merah serbuk.

Dalam proses penyadapan baik sebelum ataupun sesudahnya, diperlukan

penanganan yang baik agar nira tidak mudah rusak dan terkontaminasi. Karena nira

merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri, kapang,

dan khamir. Walaupun pada saat cairan keluar dari bunga atau pohonnya dalam keadaan

steril, namun kerusakan nira dapat terjadi saat proses penyadapan, penampungan atau

penyimpanan sebelum diproduksi. Oleh karena itu diperlukan proses penanganan yang

baik untuk memperpanjang masa simpannya.

2.2 Sumber Nira

Nira dihasilkan dari beberapa tanaman, ciri tanaman yang menghasilkan nira

adalah tanaman yang berdaun hijau dan digunakan dalam metabolisme dari tanaman.

Pada tanaman tersebut nira disimpan di dalam akar, batang, bunga dan buah. Nira dalam

tanaman dapat berbentuk glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Sumber nira yang dapat

digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah:

1. Aren (Arenga pinnata merr)

Pada pohon aren niranya diperoleh dari penyadapan tangkai bunga dan dapat disadap

(diambil) niranya pada umur 5-12 tahun. Dalam sehari pohon aren dapat disadap 2

kali dan menghasilkan 300-400 liter nira.

2. Kelapa (Cocos nucifera)

Pada pohon kelapa niranya diperoleh dari penyadapan tangkai bunga dan dapat

disadap niranya pada umur 6-8 tahun. Penyadapan dilakukan sepanjang tahun selama

2

Page 6: Makalah nira

4 bulan dan menghasilkan 2 kg/hari sadap. Rendemen nira yang dijadikan gula merah

yaitu sebesar 12-18%, gula merah yang dihasilkan antara 30-40 kg/pohon/tahun.

3. Tebu (Saccharum officinarum)

Pada tanaman tebu niranya tedapadat di batangnya. Tanaman tebu yang sudah cukup

masak yaitu batangnya telah mempunyai rendemen yang tinggi, sekitar umur 12-16

bulan dan siap dipanen untuk diambil niranya.

4. Sumber nira lainnya;

Buah lontar (Barassus sp.), pada buah lontar niranya diperoleh dari penyadapan

tangkai bunga atau buah dan mulai disadap saat umur 15 tahun.

Saga (Caryota urens), pada saga niranya diperoleh dari penyadaan tangkai bunga

dan mulai disadap saat umur 10 tahun, selama 15-20 tahun.

Karma (Phoenix sy/veris), pada karma niranya diperoleh dari penyadapan pangkal

tajuk tanaman dan dapat mulai disadap pada umur 8 tahun, lama penyadapan 25-4

tahun.

Bit gula (Beta vulgaris), pada bit gula niranya diperoleh dari umbi bit gula.

Penanaman bit dengan biji dan lamanya penanaman hingg proses panen adalah 5-

6 bulan. Bit gula mengandug 13-17% sukrosa.

Sorgum (Sorgum vulgare), pada sorgum niranya diperoleh dari batang sorgum

manis varietas saccharum. Hasil niranya diolah langsung menjadi sirup.

Maple (Acer saccharum), pada maple niranya diperoleh dari penyadapan kulit

pohon maple sepanjang 7,50 cm dan letaknya 130 cm di atas tanah.

Beriku adalah tabel komposisi kimia nira dari masing-masing tanaman:

Komposisi nira tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu varietas tanaman,

umur tanaman, kesehatan tanaman, keadaan tanah, iklim, pemupukan dan pengairan.

3

tanamanKomposisi kimia tanaman (%)

Air Karbohidrat Protein Lemak

Aren 87,20 11,28 0,20 0,02

Kelapa 84,40 14,35 0,10 0,17

Tebu 77-78 13,28 - -

Page 7: Makalah nira

Dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwa banyak tanaman sumber penghasil nira

serta komposisi nira dari masing-masing tanaman tersebut, namun saat ini akan dibahas

lebih lanjut dan lebih dalam tentang nira yang dihasilkan oleh pohon aren, mulai dari

penanganan awal sebelum penyadapan hingga hasil produksi nira tersebut.

2.3 Nira Aren (Arenga pinnata merr)

Nira dari pohon aren banyak ditemukan dan digunakan dalam pembuatan gula aren

atau gula semut. Nira aren diperoleh dengan penyadapan pada tangkai bungan dan mulai

disadap pada umur 5-12 tahun. Tiap tanaman dapat disadap selama 3 tahun, setiap

tahunnya dapat disadap 3-4 tangkai bunga. Nira aren dapat menghasilkan 300-400

liter/musim tangkai bunga (3-4 bulan) atau 900-1600 liter nira/tahun.

Pada pohon aren niranya terdapat pada tangkai bunga yang tumbuh panjang dari

pelepah daun yang berupa cabang dengan arah pertumbuhan dari atas ke bawah. Bunga

aren adalah nomoceous unisexual yaitu bunga jantan dan betinanya terpisah pada

masing-masing tongkol. Letak buga betina mulai dari bunga yang mula-mula keluar

hingga tongkol ke empat atau ke lima, sedangkan letak bunga jantan setelah tongkol ke

empat atau ke lima hingga seterusnya. Bunga yang disadap adalah bunga jantan yang

berwarna kuning kecoklatan atau coklat. Sedangkan bunga betina yang berwarna hijau

atau hijau kekuningan tidak boleh disadap karena dapat menurunkan produksi nira.

Tahap selanjutnya setelah mengetahui bagian-bagian tangkai bunga adalah proses

penyadapan nira aren. Berikut ini adalah penjelasannya:

1. Proses peningguran (pemukulan)

Proses ini dilakukan dengan memukul tangkai bunga agar pori-pori bunga membesar

dan melunakkan bunga. Hal ini dilakukan untuk menghancurkan dinding sel

sehingga cairannya bisa keluar. Alat yang digunakan dalam proses ini adalah alat

pemukul berbentuk silinder yang terbuat dari kayu pohon nangsi, mauhman, dadap

atau hanjuang. Tahap peningguran dan pengayunan ini berlangsung 3 hari sekali

selama 10 hari.

2. Pengujian

Proses ini dilakukan untuk mengetahui waktu yang tepat pada saat pemotongan atau

pemagasan, waktu yang tidak tepat dapat menyebabkan nira tidak keluar. Caranya

dengan mengiris tangkai bunga dengan pisau sadap.

9

Page 8: Makalah nira

3. Pemotongan (pemagasan)

Selain dengan cara pengujian ada cara lain untuk mengetahui kapan tangkai unga

akan di potong, yaitu dengan cara memperhatikan bentuk bunga. Pemotongan dapat

dilakukan dalam tahap bunga muda atau tua. Berikut ini adalah cara mengamati

bentuk bunga:

Tahap bunga muda

Pada tahap ini bunga berbentuk bulat dan susunan benang sarinya rapi dan pendek.

Bunga tersebut dapat dipagas jika warna bunganya terlihat gumircak bodas dan

setelah dilakukan pengujian tidak kelur air maka waktu pemagasan ditunggu

hingga berwarna gumircak koneng. Jika warna bunga sudah tumi odeng muda

sampai ligar maka waktu pemagasan sudah lewat dan tidak dapat dilakukan

pemagasan. Sehingga harus menunggu muncul bunga lainnya.

Tahap bunga tua

Pada tahap ini bunga berbentuk lonjong dan benang sarinya tersusun tidak teratur.

Pemagasan pada tahap ini tidak diperlukan uji pengirisan pada perubahan warna

tertentu (seperti pada bunga muda). Tetapi pengujian dilakukan pada saat bunga

berwarna tumi odeng muda, jika diiris keluar air maka tangkai bunga bisa langsung

dipagas dan jika air tidak keluar maka harus ditunggu hingga warnanya tumi odeng

tua hingga ligar. Setelah diuji pengirisan keluar cairan, tangkai bunga bisa

langsung dipagas. Tetapi jika tidak mengeluarkan cairan maka harus ditunggu

hingga muncul bunga yang lainnya.

Berikut ini adalah beberapa istilah tahap pertumbunhan bunga pada pohon aren:

a. Gumircak bodas : bagian dalam bunga yang berwarna putih seperti beras.

b. Gumircak koneng : bagian dalam bunga yang berwarna kuning dan berair.

c. Tumi odeng muda : bagian dalam bunga berwarna kuning muda tidak

berair tetapi kalau dipegang agak lengket.

d. Tumi odeng tua : bagian dalam bunga berwarna kuning tua.

e. Leucir : bagian dalam bunga berwarna kuning tidak berair dan

tidak lengket.

f. Hear : bagian dalam bunga sedikit berserbuk.

g. Humangit : bagian dalam bunga tercium bau harum.

h. Jumegang : bagian dalam bunga terdapat cairan seperti madu.

i. Ligar : bunga sudah tidak ada dan rontok.

9

Page 9: Makalah nira

Pada tahap a-b adalah tahap bunga muda dan tahap c-i adalah tahap bunga tua.

Gambar bunga aren dapat dilihat pada lampiran.

4. Pembungkusan

Proses pembungkusan tangkai bunga dengan ijuk agar tangkai bunga tidak diganggu

oleh tupai dan serangga. Kemudian diperiksa setiap hari, jika terdapat tetesan cairan

maka didiamkan selama 5-6 hari setelah itu ijuk dibuang dab dibungkus dengan daun

labu ataiu dadap agar air yang dikeluarkan lebih banyak, karena kedua daun tersebut

mengandung asam yang dapat menarik air. Pembungkusan berlangsung selama 3-6

hari. Proses ini dapat disebut pemokoan.

5. Pengambilan nira

Setelah nira yang keluar banyak, ujung tangkai bunga dapat diiris tipis dan cairan

nira yang keluar akan ditampung dalam lodong bambu. Nira yang diperoleh

sebaiknya langsung diproses menjadi gula atau produk lain agar hasilnya lebih baik.

Jika nira didiamkan terlebih dahulu maka akan mengalami proses fermentasi dan bila

dijadikan gula akan lembek.

2.4 Hasil produk nira aren

Umumnya nira aren dimanfaatkan menjadi gula yaitu gula aren dan gula semut. Berikut

ini adalah penjelasan pembuatn gula aren dan gula semut:

a. Gula aren cetak

Gula aren cetak atau gula merah banyak digunakan untuk bahan tambahan makanan

yaitu sebagai pemanis dalam masakan. Gula ini berasal dari nira aren yang segar,

berikut ini adalah cara pembuatannya:

Nira dengan kandungan pH 6-7 dilakukan penyaringan untuk memisahkan

dari kotoran, lalu dimasak dengan suhu 110-120C hingga kadar air nira berkurang.

Untuk memisahkan kotoran yang terdapat saat proses pemasakan dilakukan

penyaringan kembali hingga nira mengental namun tidak terdapat buih yang banyak.

Saat buihnya banyak, ditambahkan minyak kelapa, kemiri atau kacang tanah.

Kemudian dimasak hingga mengental dengan api yang kecil. Tandanya nira sudah

kental yaitu dengan meneteskan cairan nira ke dalam air. Nira yang kental terus

diaduk hingga terbentuk kristal yang meratahingga terbentuk warna coklat

kekuningan tetapi belum mengeras. Kemudian hasil pemanasan tersebut dimasukan

kedalam cetakan yang telah direndam air dingin agar mudah saat pelepasan dari

cetakannya. Gambar gula aren dapat dilihat pada lampiran.

9

Page 10: Makalah nira

b. Gula semut

Perbedaan gula aren dengan gula semut adalah bentuk dari gula semut adalah bubuk

dam kadar airnya lebih kecil. Pembuatan gula semut digunakan nira yang masih

segar dan kemudian disaring. Hasil saringan tersebut dimasak padasuhu 110C

sambil terus diaduk. Pada saat mulai mendidih akan terdapat busa, busa tersebut tidak

boleh meluap oleh karena itu harus diaduk dan ditambahkan 1 sendok minyak goreng

untuk mengurangi total padatan gula semut yang dihasilkan.

Pemasakan dilanjutkan sampai warnanya sedikit tua dari gula cetak, kemudian

didinginka selama 10 menit di wajan tanpa diaduk. Kemudian dilakukan pengadukan

dengan garpu, apabila terbentuk kristal gula pengadukan dilakukan lebih cepat agar

terbentuk gula serbuk atau butiran gula, sehingga gula tersebut disebut gula semut.

Gula yang telah jadi dipidahkan ke wadah lain dan dibiarkan dingin kemudan diayak

untuk memisahkan gula dengan butiran yang kecil dan besar. Apabila gula yang

dihasilkan masih basah harus dikeringkan agar kadar airnya sesuai dengan yang

diinginkan. Gambar gula semut dapat dilihat pada lampiran.

Berikut ini adalah tabel perbedaan antara gula aren dan gula semut.

Gula aren Gula Semut

Jenis gula merah yang berbentuk cetakan batangan silinder dan cetakan setengah bola

Jenis gula merah yang berbentuk bubuk dan sering pula disebut orang sebagai gula kristal

Mengandung kadar air yaitu rata-rata97,4%

Mengandung kadar air Kadar air 2-3% dalam bentuk kemasan

Mengandung sukrosa kurang lebih 84% Mengandung sukrosa sekitar 90-94%

Sukar larut Mudah larut

2.5 Sifat Fisik dan Kimia nira

Sifat fisik

Umumnya semua nira memiliki sifat fisik yang hampir sama. Sifat fisik nira yang

penting adalah warna atau kejernihan, aroma, rasa, kotoran dan kekentalan.

1. Warna atau kejernihan, aroma dan rasa

9

Page 11: Makalah nira

Pengamatan dilakukan secara organoleptik terhadap warna atau kejernihan, aroma

dan rasa atau tngkat kemanisan nira.

2. Kotoran

Menyaring sebanyak 100ml nira dengan menggunakan kapas, kemudian diamati

kotoran yang menenpel pada kapas penyaring.

3. Kekentalan

Mengukur viskometer dengan menggunakan viskometer.

Sifat Kimia

Sifat kimia nira yang penting dengan pembuatan gula merah adalah keasaman (pH) dan

kadar gula.

1. Keasaman (pH)

Mengukur suhu nira dengan termometer kemudian pH-nya diukur dengan pH meter.

Nira dikatakan baik apabila memiliki pH sekitar 5,5-6.

2. Total asam tertitrasi

Total asam tertitrasi diujikan untuk mengetahui kadar asam organik yang terdapat

pada nira tersebut dan dinyatakan sebagai ml titrasi NaOH/100ml nira.

3. Total gula

Kadar total gula diujikan untuk mengetahui kadar total gula dalam nira tersebut.

Biasanya pengujian ini dilakukan dengan alat refraktometer dan hasilnya dinyatakan

dalam satuan Brix.

2.6 Kerusakan nira

Nira yang ada pada tangkai bunga terdapat dalam keadaan steril, namun dalam

prosesnya kerusakan nira dapat terjadi pada saat nira mulai disadap dari pohon atau pada

saat proses penyimpanan sebelum pengolahan. Apabila nira didiamkan beberapa lama

akan terjadi prses fermentasi sukrosa oleh mikroorganisme menjadi alkohol dan lama

kelamaan menjadi asam.

Reaksi yang terjadi pada saat proses fermentasi berlangsung:

1. C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6

sukrosa air glukosa fruktosa

2. C6H12O6 + Saccharomyces ellipsoides 2 C6H5OH + CO2

glukosa etanol

3. C2H5OH + O2 + Acetobacter eceti CH3COOH + H2O

9

Page 12: Makalah nira

etanol asam asetat

Pada reaksi pertama, terjadi inversi sukrosa menjadi D-glukosa dan D-fruktosa, hal

ini dapat terjadi karena aktivitas enzim fruktoforanosidase (h-fruktosidase, invertase)

yang dihasilkan mikroba. Kemudian glukosa dan fruktsa hasil inversi dengan bantuan

mikroorganisme dirubah menjadi etanol. Pada reaksi ke tiga etanol dengan bantuan

mikroorganisme dirubah menjadi asam asetat dan kecenderungan nilai pH akan turun

dan kadar gula juga akan menurun.

Mikroba yang terdapat pada nira adalah khamir dan bakteri. Nira yang sudah

terfermentasi akan menghasilkan toddy wine atau palm wine atau orang indonesia sering

menyebutnya “tuak”. Khamir yang terdapat pada tuk adalah S. cereviceae, sedangkan

bakteri adalah genus Lactobacillus, Acetobacter, Sarcin, Streptococcus, dll. jenis khamir

yang terdapat pada nira tergantung pada jenis khamir yang dominan dan suhu nira.

2.7 Pengawetan nira

Pada umumnya para petani telah melakukan pengawetan dengan cara secepatnya

mendidihkan nira setelah melakukan penyadapan dan dengan menambahkan bahan alami

seperti laru janggut, kulit pohon manggis, buah manggis yang masih muda, kulit pohon

kosambi, dan kayu pohon nangka. Selain itu juga digunakan kapur untuk mencegah

kerusakan nira.

Kulit pohon digunakan karena memiliki senyawa tanin yang bersifat antimikrobia,

fungisida, dan menghambat adsorpsi permukaan oleh khamir. Kapur digunakan karena

kalsium hidroksida (Ca(OH)2) yang terbentuk bersifat desinfektan, menggumpalkan

protein dan asam nukleat serta merusak dinding sel mikroba.

Keasaman nira dapat dicegah dengan menambahkan beberapa larutan tersebut yang

telah diuji di laboratorium, yaitu:

1. Garam Na/K metabisulfit 0,2-0,25%

2. N.Na benzoat 0,05-0,2%

3. Kapur 0,7-1,2%

Senyawa sulfit digunakan sebagai penawet karena dalam bentuk efektifnya, yaitu asam

sulfit tidak akan terdisosiasi pada pH dibawah 3.

9

Page 13: Makalah nira

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Nira merupakan salah satu hasil perkebunan yang termasuk pada komoditi hasil

perkebunan pangan. Nira adalah cairan yang dikeluarkan dari bunga beberapa tanaman

penghasil nira. Nira banyak dimanfaatkan sebgai bahan baku pembuatan gula, asam cuka

dan tuak. Nira dapat dihasilkan dari beberapa tanaman seperti aren, kelapa, tebu, buah

lontar, saga, dll

Salah satu tanaman yang menghasilkan nira adalah pohon aren. Nira pohon aren

banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula. Sebelum nira aren digunakan

sebagai bahan baku, untuk mendapatkan nira tersebut dilakukan beberapa proses

penanganan seperti penanganan sebelum dan sesudah penyadapan, proses pengawetan

dan pengolahan nira aren.

Selain itu nira juga memiliki sifat fisik dan kimia yang hampir sama dari semua

jenis nira. Penanganan nira setelah proses penydapan harus dilakukan dengan baik agar

tidak terjadi kerusakan dan proses fermentasi yang berlebihan pada nira . Untuk

mencegah adanya kerusakan pada nira, beberapa bahan pengawet alami dan kimia dapat

mencegah terjadinya kerusakan sehingga dapat memperpanjang umur penyimpanan nira.

10

Page 14: Makalah nira

Daftar Pustaka

Aziz, Rizqi Al. NIRA. 2010. http://rizqi-aziz.blog.unsoed.ac.id/2011/06/25/nira/. [28 mei 2013]

Deptan. 1993. http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/ppua0141.pdf. [28 mei 2013]

Nurlela, Euis. 2002. Kajian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Warna Gula Merah. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian IPB

R. Muchtadi, Tien et.al. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bandung:Alfabeta CV. hal:304-317

Tanpa nama. Tinjauan pustaka aren. Reprositori IPB.

11

Page 15: Makalah nira

Lampiran

Buah aren

Tangkai Bunga Aren

Gula aren cetak Gula semut

12